Post on 10-Feb-2018
7/22/2019 Pencegahan Pasien Jatuh Sebagai Strategi Keselamatan Pasien
1/17
Pencegahan Pasien Jatuh Sebagai Strategi
Keselamatan Pasien: Sebuah Sistematik
ReviewinShare
Share
Oleh : Hary Agus Sanjoto, S.Sos, MPH
Pelayanan kepada pasien di rumah sakit sudah
selayaknya merupakan pelayanan yang holistic, pelayanan yang paripurna. Mulai pasien datang,melakukan pendaftaran, pemeriksaan, hingga pasien pulang. Akan tetapi beberapa kejadian di
rumah sakit kadang tidak diperhatikan, yaitu pasien jatuh pada saat mendapatkan pelayanan di
rumah sakit. Pasien disini dapat sebagai pasien rawat jalan maupun sebagai pasien rawat inap.
Dalam pelaksanaan programpatient safety di rumah sakit, kejadian pasien jatuh merupakan salah
satu indikator berjalan tidaknya pelaksanaan program ini. Mendefinisikan pasien jatuh punmemiliki tantangan tersendiri. Miake-Lye at al. (2013) dalam National Database of Nursing
Quality Indicators mendefinisikan jatuh sebagai "an unplanned descent to the floor with or
without injury", sedangkan World Health Organization (WHO) mendefinisikan jatuh sebagai "an
event which results in a person coming to rest inadvertently on the ground or floor or somelower level".
Banyak upaya yang telah dilakukan oleh rumah sakit dalam mengurangi atau mencegah kejadianpasien jatuh. Pencegahan pasien jatuh adalah masalah yang kompleks, yang melintasi batas-batas
kesehatan, pelayanan sosial, kesehatan masyarakat dan pencegahan kecelakaan. Dalam buku"Preventing Fall s in Hospitals: A Toolkit f or Improving Quality of Care"(2013), menyebutkanbahwa di Inggris dan Wales, sekitar 152.000 jatuh dilaporkan di rumah sakit akut setiap tahun,
dengan lebih dari 26.000 dilaporkan dari unit kesehatan mental dan 28.000 dari rumah sakit
masyarakat. Beberapa kasus berakibat pada kematian, luka berat atau sedang dengan perkiraanbiaya sebesar 15 juta per tahun.
http://mutupelayanankesehatan.net/index.php/component/content/article/19-headline/532-pencegahan-pasien-jatuh-sebagai-strategi-keselamatan-pasien-sebuah-sistematik-reviewhttp://mutupelayanankesehatan.net/index.php/component/content/article/19-headline/532-pencegahan-pasien-jatuh-sebagai-strategi-keselamatan-pasien-sebuah-sistematik-reviewhttp://mutupelayanankesehatan.net/index.php/component/content/article/19-headline/532-pencegahan-pasien-jatuh-sebagai-strategi-keselamatan-pasien-sebuah-sistematik-reviewhttp://mutupelayanankesehatan.net/index.php/component/content/article/19-headline/532http://mutupelayanankesehatan.net/index.php/component/content/article/19-headline/532http://mutupelayanankesehatan.net/index.php/component/content/article/19-headline/532http://mutupelayanankesehatan.net/index.php/component/content/article/19-headline/532-pencegahan-pasien-jatuh-sebagai-strategi-keselamatan-pasien-sebuah-sistematik-reviewhttp://mutupelayanankesehatan.net/index.php/component/content/article/19-headline/532-pencegahan-pasien-jatuh-sebagai-strategi-keselamatan-pasien-sebuah-sistematik-reviewhttp://mutupelayanankesehatan.net/index.php/component/content/article/19-headline/532-pencegahan-pasien-jatuh-sebagai-strategi-keselamatan-pasien-sebuah-sistematik-review7/22/2019 Pencegahan Pasien Jatuh Sebagai Strategi Keselamatan Pasien
2/17
Bahkan dalam akreditasi international Joint Commission International (JCI), upaya
penanggulangan kejadian pasien jatuh di rumah sakit mendapatkan perhatian khusus. Hal ini
seperti disebutkan dalan section 1, chapter 1 yaitu International Patient Safety Goals (IPSG),khususnya Sasaran 6 yaitu Reduce the Risk of Patient Harm Resulting from Falls. Maksud dan
tujuan dari sasaran ke 6 dari akreditasi JCI ini adalah sebagian besar cedera pada pasien rawat
inap terjadi karena jatuh. Dalam konteks ini rumah sakit harus melakukan evaluasi risiko pasienterhadap jatuh dan segera bertindak untuk mengurangi risiko terjatuh dan mengurangi risikocedera akibat jatuh. Rumah sakit menetapkan program mengurangi risiko terjatuh berdasarkan
kebijakan dan atau prosedur yang tepat. Program ini memantau baik konsekuensi yang
diinginkan maupun tidak diinginkan dari tindakan yang diambil untuk mengurangi jatuh. Rumahsakit harus melaksanakan program ini. Maka dalam standar JCI sasaran ke 6 ini disebutkan
rumah sakit perlu menyusun cara pendekatan untuk mengurangi risiko cedera yang menimpa
pasien akibat jatuh.
Upaya-upaya untuk mengurangi kejadian pasien jatuh di rumah sakit telah banyak dilakukan.Hal ini seperti di rangkum oleh Miake-Lye at al. (2013) dalam tabel dibawah ini,
Pendidikan pada pasien, pemberian tanda beresiko pada bed pasien dan pelatihan pada para staf
merupakan intervensi yang paling efektif untuk mengurangi kejadian pasien jatuh. Lebih lanjutdalam proses implementasi intervensi-intervensi di atas, dibutuhkan struktur organisasi yang
baik, infrastruktur keamanan yang baik, budaya keselamatan pasien, kerja tim dan leadership.
Dalam buku " Preventing Fall s in H ospitals: A Toolki t for Improving Quali ty of Care"disebutkan upaya upaya untuk mengurangi terjadinya kejadian pasien terjatuh di rumah sakit,
yaitu:
Membiasakan pasien dengan lingkungan sekitarnya. Menunjukkan pada pasien alat bantu panggilan darurat. Posisikan alat bantu panggil darurat dalam jangkauan. Posisikan barang-barang pribadi dalam jangkauan pasien.
7/22/2019 Pencegahan Pasien Jatuh Sebagai Strategi Keselamatan Pasien
3/17
Menyediakan pegangan tangan yang kokoh di kamar mandi, kamar dan lorong. Posisikan sandaran tempat tidur rumah sakit di posisi rendah ketika pasien sedang
beristirahat, dan posisikan sandaran tempat tidur yang nyaman ketika pasien tidak tidur.
Posisikan rem tempat tidur terkunci pada saat berada di bangsal rumah sakit. Menjaga roda kursi roda di posisi terkunci ketika stasioner.
Gunakan alas kaki yang nyaman, baik, dan tepat pada pasien. Gunakan lampu malam hari atau pencahayaan tambahan. Kondisikan permukaan lantai bersih dan kering. Bersihkan semua tumpahan. Kondisikan daerah perawatan pasien rapi. Ikuti praktek yang aman ketika membantu pasien pada saat akan ke tempat tidur dan
meninggalkan tempat tidur.
Pernyataan yang paling ringkas, akan tetapi memiliki makna yang dalam seperti yang disarankanoleh Standart Akreditasi JCI adalah "The program is implemented". Dengan implementasi
beberapa saran dalam tulisan ini diharapkan dapat meminimalkan kejadian pasien terjatuh di
rumah sakit. Sehingga salah satu indikator patient safety dapat dilakukan.
Referensi :
Isomi M. Miake-Lye et al. (2013).Inpatient Fall Prevention Programs as a Patient Safety
Strategy. A Systematic Review. Annals of Interbal Medicine. Vol 158. No 5
Isomi M. Miake-Lye, BA; Susanne Hempel, PhD; David A. Ganz, MD, PhD; and Paul G.
Shekelle, MD, PhD, Annals of Internal Medicine Volume 158 Number 5 (Part 2), 2013
http://mutupelayanankesehatan.net/index.php/component/content/article/19-headline/532
http://mutupelayanankesehatan.net/images/2013/file/fall_prevention.pdfhttp://mutupelayanankesehatan.net/images/2013/file/fall_prevention.pdfhttp://mutupelayanankesehatan.net/images/2013/file/fall_prevention.pdfhttp://mutupelayanankesehatan.net/images/2013/file/fall_prevention.pdfhttp://mutupelayanankesehatan.net/images/2013/file/fall_prevention.pdfhttp://mutupelayanankesehatan.net/index.php/component/content/article/19-headline/532http://mutupelayanankesehatan.net/index.php/component/content/article/19-headline/532http://mutupelayanankesehatan.net/index.php/component/content/article/19-headline/532http://mutupelayanankesehatan.net/images/2013/file/fall_prevention.pdfhttp://mutupelayanankesehatan.net/images/2013/file/fall_prevention.pdf7/22/2019 Pencegahan Pasien Jatuh Sebagai Strategi Keselamatan Pasien
4/17
Pasien safety
Posted onMei 11, 2012byazmwin
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manajemen Risiko Klinik dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Keamanan seringkali didefinisikan sebagai keadaan bebas dari dari cedera fisik dan psikologis.
Keselamatan adalah suatu budaya, bukan suatu ketentuan. Di dalam lembaga pelayanan
kesehatan, lingkungan yang aman adalah suatu tempat yang meminimalkan kejadian jatuh,kecelakaan yang disebabkan klien, kecelakaan yang disebabkan prosedur, dan kecelakaan yang
disebabkan peralatan sekaligus meminimalisir bahaya yang akan terjangkit lewat infeksi
nosokomial pada pasien di rumah sakit.
Manajemen Risiko Klinis : merupakan pendekatamn aktif yang bertujuan untuk
mengidentifikasi, melakukan assessment, memilih prioritas risiko, dengan harapan mengurangirisiko negative yang terjadi pada pasien.
Gambaran tersebut menunjukan adanya sifat yang umum dan berrhubungan dengan asuransi dankemungkinan adanya kerugian yang tibul pada pasien.
Kegiatan yang dapat dilaksanakan diantaranya sebagai berikut :
1.
Adanya tim yang mengelola berbagai jenis risiko yang dapat dibagi dalam 3 jenis, yaitu :
- Risiko klinis
- Risiko non klinis
- Risiko keuangan
2. Adanya manajemen yang dilaksanakan secara jelas dan menuju manajemen yang efektifdalam mengelola berbagai risiko.
3. Adanya kebijakan dan strategi yang jelas dalam pelaksanaan manajemen yang konsisten.4.
Adanya peningkatan mutu pelayanan sebagai bagian dari mengiurangi risiko.5. Adanya kegiatan nyata yang secara jelas mengurangi efek dari risiko yang tibul.
6. Secara jelas melakukan upaya yang terkait dengan aspek hokum yang perlu do tangani.7. Adanya upaya yang d apat mengurangi risiko secara financial.8. Dilakukan upaya yang secara khusus terkait dengan sumber daya manusia karena
merupakan hal yang banyak masalah yang akan timbul.
9. Secara berkelanjutan merupakanupaya yang melakukan peningkatan manajemen secaraberkelanjutan.
http://kuatkitabersama.wordpress.com/2012/05/11/pasien-safety/http://kuatkitabersama.wordpress.com/2012/05/11/pasien-safety/http://kuatkitabersama.wordpress.com/2012/05/11/pasien-safety/http://kuatkitabersama.wordpress.com/author/azmwin/http://kuatkitabersama.wordpress.com/author/azmwin/http://kuatkitabersama.wordpress.com/author/azmwin/http://kuatkitabersama.wordpress.com/author/azmwin/http://kuatkitabersama.wordpress.com/2012/05/11/pasien-safety/7/22/2019 Pencegahan Pasien Jatuh Sebagai Strategi Keselamatan Pasien
5/17
10.kurangi stress.11.minimalkan kelelahan pada pasien.12.Kendalikan kelelahan emosi.
Segala usaha yang kita lakukan ini bertujuan untung menghindari adanya keslahan yang
dilakuakn oleh manusia / human eror, seperti :
1 . Terlambat
2. Lelah
3. Lapar
4. Marah
5. Keracunan
Keselamatan pasien di Rumah Sakit, dapat dikerjakan melalui 4 aspek mutu, yaitu:
1. Aspek klinis2. Aspek efisiensi dan efektivitas3. Aspek keselamatan pasien4. Aspek kepuasan pasien
Aspek Keselamatan Pasien dapat merupakan hal yang sederhana sampai rumit, tetapi hal ini
perlu ditelusuri agar dapat dilakukan upaya menjaga mutu dengan terarah. Upaya berikut inimerupakan langkah kuantifikasi dari berbagai hal yang berhubungan dengan keselamatan pasien,
yaitu:
1. Memberikan gambaran yang lebih terang tentang menjaga Mutu Pelayanan Rumah Sakityang terkait dengan Keselamatan Pasien.
2. Membverikan gambaran yang lebih jelas tentang indikator dari Keselamatan Pasien yangdapat dipakai sebagai pedoman.
2.2 Perkembangan Terkini dalam Patient Safety
Saat ini banyak sekali terjadi masalah di Rumah Sakit terkait dengan keselamatan pasien. Untuk
menangani masalah tersebut, Rumah Sakit harus menerapkanpatient safety untuk mengantisipasi
kecerobohan dalam pelayanan kesehatan.Patient safety merupakan sistem yang bertujuan untukmemberikan asuhan terhadap pasien secara aman sebagai upaya mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan, dalampatient safety diatur mengenai budaya aman untuk pasien. Pimpinan dan
semua karyawan di rumah sakit bersama-sama membangun budaya aman untuk keselamatan
7/22/2019 Pencegahan Pasien Jatuh Sebagai Strategi Keselamatan Pasien
6/17
pasien. Dalam konteks itu, semua insiden yang terjadi di rumah sakit dilaporkan untuk
diinvestigasi, dianalisis penyebabnya, dan ditemukan solusi perbaikannya sebagai bagian dari
proses pembelajaran di rumah sakit dan bukan sebagai bagian dari menghukum orang yangsalah.
Kasus kematian pasien bukan semata-mata kesalahan dalam pelayanan kesehatan, tetapi jugabisa akibat sistem yang kurang tepat dalam rumah sakit tersebut. Kematian merupakan salah satu
risiko sehingga harus dicegah agar tidak terjadi. Dalam kasus tersebut, rumah sakit perlu
melakukan investigasi atau penyelidikan menyeluruh terhadap perawat dan rumah sakit.Misalnya, pada kasus pasien UGD yang meninggal di rumah sakit setelah diberikan oksigen
kosong. Akibat kejadian ini pihak keluarga pasien merasa tidak dilayani dengan baik oleh pihak
rumah sakit. Sementara pihak rumah sakit menyatakan bahwa kejadian ini bukan karena
kurangnya pelayanan, namun juga dikarenakan kondisi korban saat dibawa ke rumah sakit dalamkeadaan kritis, hal tersebut dikarenakan paru-paru korban sudah rusak. Rumah sakit harus
menjalankan standar keselamatan pasien RS. Sehingga untuk mengatasi kesalahpahaman ini
pihak rumah sakit harus melakukan evaluasi atas kejadian ini, dan akan tetap meminta
keterangan mengenai prosedur perawatan pada dokter dan perawat yang menangani pasien.Karena dalam standar keselamatan pasien RS disebutkan bahwa pasien dan keluarganya
mempunyai hak mendapatkan informasi tentang hasil pelayanan termasuk hasil yang tidakdiharapkan.
Infeksi di rumah sakit atau infeksi nosokomial juga merupakan persoalan serius yang menjadi
penyebab langsung maupun tidak langsung kematian pasien. Walaupun beberapa kejadianinfeksi nosokomial tidak menyebabkan kematian pasien, namun menyebabkan pasien dirawat
lebih lama akibatnya pasien harus membayar lebih mahal.
Infeksi nosokomial yang dikenal dengan Healthcare Associated Infections (HAIs) dapat terjadi
melalui penularan dari pasien kepada petugas, dari pasien ke pasien lain, dari pasien kepadapengunjung atau keluarga maupun dari petugas kepada pasien.
2.3 Kompetensi Ners untuk Patient Safety
2.3.1Memenuhi kebutuhan dasar pasien
Kebutuhan fisiologi yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen, kelembapan yang optimum,nutrisi, dan suhu yang optimum akan mempengaruhi keamanan seseorang. Pemenuhan
kebutuhan keamanan dan keselamatan.
Faktor-faktor dari keselamatan pasien di rumah sakit meliputi:
1. OksigenOksigen merupakan kebutuhan dasar manusia, sehingga perawat harus memperhatikan akankebutuhan oksigen pasien. Setiap pasien memiliki tingkat kebutuhan oksigen yang berbeda satu
7/22/2019 Pencegahan Pasien Jatuh Sebagai Strategi Keselamatan Pasien
7/17
sama lain, sehingga pemberian bantuan oksigen disesuaikan kebutuhan, seperti: pasien yang
dalam keadaan kritis memerlukan kebutuhan oksigen yang lebih besar, sehingga perlu
pemasangan alat bantu pernafasan pada pasien tersebut.
2. NutrisiNutrisi merupakan kebutuhan dasar manusia untuk menjalankan metabolisme tubuh. Pasien yang
mempunyai tingkat penyakit tertentu mempunyai kebutuhan nutrisi berbeda-beda dengan pasien
yang lainnya. Sehingga, dalam hal ini perawat harus memperhatikan setiap asupan nutrisi pasiensesuai tingkat kebutuhan masing-masing pasien agar pasien dapat kembali ke kondisi sehat.
3. KelembapanKelembaban relatif udara dalam lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien.
Kelembaban relatif adalah jumlah uap air di udara dibandingkan dengan jumlah uap airmaksimum yang dapat dikandung oleh udara pada suhu yang sama. Jika kelembaban relatifnya
tinggi, maka kelembaban kulit akan terevaporasi dengan lambat. Jadi, pada cuaca panas, lembab,orang akan merasa tidak nyaman pada lembab dan panas. Jika kelembaban relatifnya rendahmaka kelembaban kulit akan terevaporasi dengan cepat. Hal inilah sebabnya mengapa orang
akan merasa lebih dingin dan lebih nyaman jika berada pada suhu 32,20
C dengan kelembabn
relatif 30% daripada berada pada suhu 32,20
C dengan kelembaban relatif 85%.
4. Pengurangan Bahaya FisikBahaya fisik yang ada didalam komunitas dan tempat pelayanan kesehatan menyebabkan klien
berisiko mengalami cedera. Jatuh merupakan penyebab utama kematian akibat kecelakaan pada
klien yang berusia 75 tahun atau lebih (Accident Fachts, 1993). Banyak bahaya fisik, khususnya
yang mengakibatkan jatuh, dapat diminimalkan melalui pencahayaan yang adekuat, penguranganpenghalang fisik, pengontrolan bahaya yang mungkin ada di kamar mandi, dan tindakan
pengamanan.
5. Pengurangan Transmisi PatogenPatogen adalah setiap mikroorganisme yang mampu menyebabkan penyakit. Salah satu metode
yang paling efektif untuk membatasi penyebaran patogen ialah mencuci tangan sesuai dengan
teknik aseptik. Klien harus diinstruksikan untuk mencuci tangan dengan teknik yang benar dandimotivasi untuk sering melakukannya di rumah dan di rumah sakit. Penyebaran penyakit dari
orang ke orang juga dapat dikurangi dan pada beberapa kasus dapat dicegah melalui pemberian
imunisasi. Imunisasi adalah proses yang menghasilkan atau menambah resistensi seseorangterhadap penyakit infeksi. Terdapat 2 jenis imunisasi yaitu imunisasi aktif yang diperoleh dengancara menyuntikkan sejumlah kecil organisme yang telah dilemahkan atau yang telah mati atau
toksin dari organisme tertentu yang telah dimodifikasi (toksoid) ke dalam tubuh. Sedangkan
imunisasi pasif diperoleh saat antibody yang dihasilkan oleh orang lain atau binatangdimasukkan ke dalam pembuluh darah seseorang untuk melindunginya dari patogen (Phipps,
dkk, 1995).
7/22/2019 Pencegahan Pasien Jatuh Sebagai Strategi Keselamatan Pasien
8/17
2.4 Aplikasi Patient Safetydalam Praktik Keperawatan
Akhirakhir ini banyak issue yang terjadi di kalangan konsumen kesehatan terhadap pelayanan
di Rumah Sakit tentang dokter yang jarang berada di tempat, petugas administrasi yang lamban,tentang perawat yang tidak ramah, dan sebagainya. Dari pihak Rumah Sakitpun juga telah
berusaha, untuk meningkatkan pelayanan dan penyelamatan pasien, tetapi jumlah konsumen
yang komplain tidak berkurang. Untuk memaksimalkan usaha ini diperlukan kerjasama dantanggungjawab antar tenaga medis, seperti dokter, administrasi, perawat, farmasi, ahli gizi, dan
sebagainya. Mereka bertanggung jawab tidak hanya terhadap pasien, tetapi juga terhadap
lingkungan, tatanan bisnis, fasilitas, dan tenaga kesehatran yang lain. Untuk pengaplikasianpatient safety dapat diwujudkan dalam bentuk program pengembangan keselamatan :
membangun budaya keselamatan pasien, membangun sistem pelaporan secara tertulis, uji coba
pelaksanaan keselamatan pasien, mengembangkan pelayanan primer, identifikasi atau maping
manajemen resiko.
Elemen daripatient safety :
- Kesalahan obat, penggunaan restraint, nosokomial infeksi, operasi, luka akibat tertekan,
pemberian darah/infus, resistansi kuman, program imunisasi, pencatatan dan pelaporan.
Akar Permasalahan :
- Permasalahan komunikasi, aliran informasi yang tidak adekuat, masalah manusia, issue
yang berhubungan dengan pasien, transfer pengetahuan dalam organisasi, pola traffing/ work
flow, kesalahan teknis, kebijakan dan prosedur yang kurang adekuat.
Pelayanan Keperawatan :
- Bagian integral dari pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Perawat memegang posisi
kunci karena 24 jam terus menerus berada di Rumah Sakit dengan jumlah yang relatif besar dan
kontak paling lama dengan pasien dengan resiko membuat kesalahan yang juga besar.
- Melaksanakan misi Rumah Sakit : resiko management dan Qualitypatient safety.
- Kontribusi Unik : konstan, berkelanjutan, koordinatif, dan advokatif.
Pemberian Pelayanan Kesehatan fokus pada pasien :
- Mengacu pada paradigma keperawatan
- Menentukan nilai yang dianut
- Keamanan
7/22/2019 Pencegahan Pasien Jatuh Sebagai Strategi Keselamatan Pasien
9/17
- Partisipasi
- Kontinuitas
- Wajar / sesuai
- Integritas
Sesuai dengan pasal 12 kepmenkes 148 / 2010 yang berisi :
1. Dalam melaksanakan praktii, perawat wajib untuk:1. Menghormat hak pasien.2. Melakukan rujukan.3. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang undangan.4. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien atau klien dan
pelayanan yang dibutuhkan.
5.
Meminta persetujuan tindakan keperawatan yang akan dilakukan.6. Melakukan pencatatan asuhan keperawatan secara sistematis dan7. Mematuhi standar.8. Perawat dalam menjalankan praktik senantiasa meningkatkan mutu pelayanan
profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologimelalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, yang
diselenggarakan oleh pemerintah dan oraganisasi profesi.
9. Perawat dalam menjalankan praktik wajib membantu program pemerintah dalammeningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Aspek Hukum Terhadap Patient Safety
Aspek hukum terhadap patient safety atau keselamatan pasien adalah sebagai berikut :
UU Tentang Kesehatan & UU Tentang Rumah Sakit
1. Keselamatan Pasien sebagai Isu Hukum
a. Pasal 53 (3) UU No.36/2009
Pelaksanaan Pelayanan kesehatan harus mendahulukan keselamatan nyawa pasien.
b. Pasal 32 UU No.44/2009
Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan diRumah Sakit.
c. Pasal 58 UU No.36/2009
7/22/2019 Pencegahan Pasien Jatuh Sebagai Strategi Keselamatan Pasien
10/17
1) Setiap orang berhak menuntut G.R terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau
penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam
Pelkes yang diterimanya.
2) ..tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa
atau pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.
2. Tanggung jawab Hukum Rumah sakit
a. Pasal 29b UU No.44/2009
Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit.
b. Pasal 46 UU No.44/2009
Rumah sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan ataskelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan di RS.
c. Pasal 45 (2) UU No.44/2009
Rumah sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan tugas dalam rangka menyelamatkannyawa manusia.
3. Bukan tanggung jawab Rumah Sakit
Pasal 45 (1) UU No.44/2009 Tentang Rumah sakit
Rumah Sakit Tidak bertanggung jawab secara hukum apabila pasien dan/atau keluarganya
menolak atau menghentikan pengobatan yang dapat berakibat kematian pasien setelah adanya
penjelasan medis yang kompresehensif.
4. Hak Pasien
a. Pasal 32d UU No.44/2009
Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional
b. Pasal 32e UU No.44/2009
Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasienterhindar dari kerugian fisik dan materi
c. Pasal 32j UU No.44/2009
7/22/2019 Pencegahan Pasien Jatuh Sebagai Strategi Keselamatan Pasien
11/17
Setiap pasien mempunyai hak tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan
d. Pasal 32q UU No.44/2009
Setiap pasien mempunyai hak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun
pidana
5. Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien
Pasal 43 UU No.44/2009
1) RS wajib menerapkan standar keselamatan pasien
2) Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisa, danmenetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian yang tidak
diharapkan.
3) RS melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada komite yang membidangi keselamatan
pasien yang ditetapkan oleh menteri
4) Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonym dan ditujukan untuk
mengoreksi system dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
Pemerintah bertanggung jawab mengeluarkan kebijakan tentang keselamatan pasien.
Keselamatan pasien yang dimaksud adalah suatu system dimana rumah sakit membuat asuhanpasien lebih aman. System tersebut meliputi:
a. Assessment risiko
b. Identifikasi dan pengelolaan yang terkait resiko pasien
c. Pelaporan dan analisis insiden
d. Kemampuan belajar dari insiden
e. Tindak lanjut dan implementasi solusi meminimalkan resiko
Ada pula hal penting yang harus kita perhatikan dalam aplikasi keselamatan pasien di rumas
sakit, seperti :
7/22/2019 Pencegahan Pasien Jatuh Sebagai Strategi Keselamatan Pasien
12/17
1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip.Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM),yang membingungkan staf pelaksana adalahsalah satu penyebab yang paling sering dalam kesalahan obat (medication error) dan ini
merupakan suatu keprihatinan di seluruh dunia. Dengan puluhan ribu obat yang ada saat ini di
pasar, maka sangat signifikan potensi terjadinya kesalahan akibat bingung terhadap nama merekatau generik serta kemasan. Solusi NORUM ditekankan pada penggunaan protokol untuk
pengurangan risiko dan memastikan terbacanya resep, label, atau penggunaan perintah yang
dicetak lebih dulu, maupun pembuatan resep secara elektronik.
1. Pastikan Identifikasi Pasien.Kegagalan yang meluas dan terus menerus untuk mengidentifikasi pasien secara benar sering
mengarah kepada kesalahan pengobatan, transfusi maupun pemeriksaan; pelaksanaan prosedur
yang keliru orang; penyerahan bayi kepada bukan keluarganya, dsb. Rekomendasi ditekankanpada metode untuk verifikasi terhadap identitas pasien, termasuk keterlibatan pasien dalam
proses ini; standardisasi dalam metode identifikasi di semua rumah sakit dalam suatu sistemlayanan kesehatan; dan partisipasi pasien dalam konfirmasi ini; serta penggunaan protokol untuk
membedakan identifikasi pasien dengan nama yang sama.
1. Komunikasi Secara Benar saat Serah Terima / Pengoperan Pasien.Kesenjangan dalam komunikasi saat serah terima/ pengoperan pasien antara unit-unit pelayanan,
dan didalam serta antar tim pelayanan, bisa mengakibatkan terputusnya kesinambungan layanan,pengobatan yang tidak tepat, dan potensial dapat mengakibatkan cedera terhadap pasien.
Rekomendasi ditujukan untuk memperbaiki pola serah terima pasien termasuk penggunaan
protokol untuk mengkomunikasikan informasi yang bersifat kritis; memberikan kesempatan bagi
para praktisi untuk bertanya dan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan pada saat serahterima,dan melibatkan para pasien serta keluarga dalam proses serah terima.
1. Pastikan Tindakan yang benar pada Sisi Tubuh yang benar.Penyimpangan pada hal ini seharusnya sepenuhnya dapat dicegah. Kasus-kasus denganpelaksanaan prosedur yang keliru atau pembedahan sisi tubuh yang salah sebagian besar adalah
akibat dan miskomunikasi dan tidak adanya informasi atau informasinya tidak benar. Faktor
yang paling banyak kontribusinya terhadap kesalahan-kesalahan macam ini adalah tidak ada atau
kurangnya proses pra-bedah yang distandardisasi. Rekomendasinya adalah untuk mencegahjenis-jenis kekeliruan yang tergantung pada pelaksanaan proses verifikasi prapembedahan;
pemberian tanda pada sisi yang akan dibedah oleh petugas yang akan melaksanakan prosedur;
dan adanya tim yang terlibat dalam prosedurTime out sesaat sebelum memulai prosedur untuk
mengkonfirmasikan identitas pasien, prosedur dan sisi yang akan dibedah.
1. Kendalikan Cairan Elektrolit Pekat (concentrated).Sementana semua obat-obatan, biologics, vaksin dan media kontras memiliki profil risiko, cairan
elektrolit pekat yang digunakan untuk injeksi khususnya adalah berbahaya. Rekomendasinya
7/22/2019 Pencegahan Pasien Jatuh Sebagai Strategi Keselamatan Pasien
13/17
adalah membuat standardisasi dari dosis, unit ukuran dan istilah; dan pencegahan atas campur
aduk / bingung tentang cairan elektrolit pekat yang spesifik.
1. Pastikan Akurasi Pemberian Obat pada Pengalihan Pelayanan.Kesalahan medikasi terjadi paling sering pada saat transisi / pengalihan. Rekonsiliasi(penuntasan perbedaan) medikasi adalah suatu proses yang didesain untuk mencegah salah obat
(medication errors) pada titik-titik transisi pasien. Rekomendasinya adalah menciptakan suatu
daftar yang paling lengkap dan akurat dan seluruh medikasi yang sedang diterima pasien jugadisebut sebagai home medication list, sebagai perbandingan dengan daftar saat admisi,
penyerahan dan / atau perintah pemulangan bilamana menuliskan perintah medikasi; dan
komunikasikan daftar tsb kepada petugas layanan yang berikut dimana pasien akan ditransferatau dilepaskan.
1. Hindari Salah Kateter dan Salah Sambung Slang (Tube).Slang, kateter, dan spuit (syringe) yang digunakan harus didesain sedemikian rupa agarmencegah kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) yang bisa menyebabkancedera atas pasien melalui penyambungan spuit dan slang yang salah, serta memberikan
medikasi atau cairan melalui jalur yang keliru. Rekomendasinya adalah menganjurkan perlunya
perhatian atas medikasi secara detail / rinci bila sedang mengenjakan pemberian medikasi sertapemberian makan (misalnya slang yang benar), dan bilamana menyambung alat-alat kepadapasien (misalnya menggunakan sambungan & slang yang benar).
1. Gunakan Alat Injeksi Sekali Pakai.Salah satu keprihatinan global terbesar adalah penyebaran dan HIV, HBV, dan HCV yang
diakibatkan oleh pakai ulang (reuse) dari jarum suntik. Rekomendasinya adalah penlunyamelarang pakai ulang jarum di fasilitas layanan kesehatan; pelatihan periodik para petugas di
lembaga-lembaga layanan kesehatan khususnya tentang prinsip-pninsip pengendalianinfeksi,edukasi terhadap pasien dan keluarga mereka mengenai penularan infeksi melalui
darah;dan praktek jarum sekali pakai yang aman.
1. Tingkatkan Kebersihan Tangan (Hand hygiene) untuk Pencegahan lnfeksi Nosokomial.Diperkirakan bahwa pada setiap saat lebih dari 1,4 juta orang di seluruh dunia menderita infeksiyang diperoleh di rumah-rumah sakit. Kebersihan Tangan yang efektif adalah ukuran preventif
yang pimer untuk menghindarkan masalah ini. Rekomendasinya adalah mendorong
implementasi penggunaan cairan alcohol-based hand-rubs tersedia pada titik-titik pelayantersedianya sumber air pada semua kran, pendidikan staf mengenai teknik kebarsihan taanganyang benar mengingatkan penggunaan tangan bersih ditempat kerja; dan pengukuran kepatuhan
penerapan kebersihan tangan melalui pemantauan / observasi dan tehnik-tehnik yang lain.
2.5 Cara Pelaksanaan Tujuh Langkah menuju Keselamatn Pasien Rumah Sakit
7/22/2019 Pencegahan Pasien Jatuh Sebagai Strategi Keselamatan Pasien
14/17
7 (Tujuh) langkah menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit:
1. Membangun Kesadaran Akan Nilai Keselamatan Pasien.
Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
Rumah Sakit:
Kebijakan: tindakan staf segera setelah insiden, langkah kumpul fakta, dukungan kepada staf,
pasienkeluarga
Kebijakan: peran dan akuntabilitas individual pada insiden
Menumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari insiden
Melakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian keselamatan pasien.
Tim:
Anggota mampu berbicara, peduli dan berani lapor bila ada insiden
Laporan terbuka dan terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan/solusi yang tepat.
2. Memimpin dan mendukung Staf Rumah Sakit
Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang Keselamatan Pasien di RumahSakit.
Rumah Sakit:
Ada anggota direksi yang bertanggungjawab atas keselamtan pasien.
Ada penggerak (champion) keselamatan pasien di setiap bagian.
Memprioritaskan keselamatan pasien dalam agenda rapat direksi/manajemen.
Memasukkan keselamatan pasien dalam semua program latihan staf.
Tim:
Ada penggerak dalam tim untuk memimpin Gerakan Keselamatan Pasien
Menjelaskan relevansi dan pentingnya, serta manfaat Gerakan Keselamtan Pasien
7/22/2019 Pencegahan Pasien Jatuh Sebagai Strategi Keselamatan Pasien
15/17
Menumbuhkan sikap yang menghargai pelaporan insiden.
3. Mengintegrasikan Aktivitas Pengelolaan Risiko
Mengembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko, serta melakukan identifikasi dan asesmen
hal yang potensial bermasalah.
Rumah Sakit:
Struktur dan proses manajemen risiko klinis dan non klinis, mencakup keselamatan pasien.
Mengembangkan indikator kinerja bagi sistem pengelolaan risiko.
Menggunakan informasi dari sistem pelaporan insiden dan asesmen risiko dan tingkatkan
kepedulian terhadap pasien.
Tim:
Diskusi isu keselamatan pasien dalam forum-forum, untuk umpan balik kepada manajementerkait.
Penilaian risiko pada individu pasien.
Proses asesmen risiko teratur, tentukan akseptabilitas tiap risiko dan langkah memperkecilrisiko tersebut.
4. Kembangkan Sistem Pelaporan
Memastikan staf rumah sakit agar dengan mudah dapat melaporkan kejadian/insiden, serta
rumah sakit mengatur pelaporan kepada KKP-Rumah Sakit.
Rumah Sakit:
Melengkapi rencana implementasi sistem pelaporan insiden, ke dalam maupun ke luar yang
harus dilaporkan ke KPPRSPERSI.
Tim:
Mendorong anggota untuk melaporkan setiap insiden dan insiden yang telah dicegah tetapitetap terjadi juga, sebagai bahan pelajaran yang penting.
5. Melibatkan dan Berkomunikasi dengan Pasien
Mengembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien.
Rumah Sakit:
7/22/2019 Pencegahan Pasien Jatuh Sebagai Strategi Keselamatan Pasien
16/17
Kebijakan: komunikasi terbuka tentang insiden dengan pasien dan keluarga.
Pasien dan keluarga mendapat informasi bila terjadi insiden.
Mendukung pelatihan dan memberikan dorongan semangat kepada staf agar selalu terbuka
kepada pasien dan keluarga. (dalam seluruh proses asuhan pasien).
Tim:
Menghargai dan mendukung keterlibatan pasien dan keluarga bila telah terjadi insiden.
Memprioritaskan pemberitahuan kepada pasien dan keluarga bila terjadi insiden.
Segera setelah kejadian, menunjukkan empati kepada pasien dan keluarga.
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien.
Mendorong staf rumah sakit untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan
mengapa kejadian itu timbul.
Rumah Sakit:
Staf terlatih mengkaji insiden secara tepat, mengidentifikasi sebab.
Kebijakan: kriteria pelaksanaan Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis/RCA) atau
Failure Modes & Effects Analysis (FMEA) atau metoda analisis lain, mencakup semua insiden
dan minimum 1 x per tahun untuk proses risiko tinggi.
Tim:
Mendiskusikan dalam tim pengalaman dari hasil analisis insiden.
Mengidentifikasi bagian lain yang mungkin terkena dampak dan bagi pengalaman tersebut.
7. Mencegah Cidera Melalui Implementasi Sistem Keselamatan Pasien
Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk melakukan perubahan pada
sistem pelayanan.
Rumah Sakit :
Menentukan solusi dengan informasi dari sistem pelaporan, asesmen risiko, kajian insiden,
audit serta analisis.
Solusi mencakup penjabaran ulang sistem, penyesuaian pelatihan staf dan kegiatan klinis,
penggunaan instrumen yang menjamin keselamatan pasien.
7/22/2019 Pencegahan Pasien Jatuh Sebagai Strategi Keselamatan Pasien
17/17
Asesmen risiko untuk setiap perubahan.
Mensosialisasikan solusi yang dikembangkan oleh KKPRSPERSI.
Umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yang diambil atas insiden.
Tim :
Mengembangkan asuhan pasien menjadi lebih baik dan lebih aman.
Menelaah perubahan yang dibuat tim dan pastikan pelaksanaannya.
Umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang insiden yang dilaporkan.
http://kuatkitabersama.wordpress.com/2012/05/11/pasien-safety/