Pencegahan Gangguan Pendengaran & Ketulian

Post on 23-Oct-2015

173 views 9 download

Transcript of Pencegahan Gangguan Pendengaran & Ketulian

Disampaikan oleh :Dr. Hari Purnama Kertadikara, SpTHT-KL

RSUD. Kabupaten Bekasi

PROGRAM PENCEGAHAN GANGGUAN PENDENGARAN & KETULIAN

WHO memperkirakan pada th 2000 saja terdapat 250 juta (4,2%) penduduk dunia menderita gangguan pendengaran.

75 - 140 juta diantaranya terdapat di ASEAN

0,1 – 0,2 % bayi lahir tuli Pada saat itu Indonesia termasuk 4

negara di ASEAN dengan prevalensi ketulian cukup tinggi (4,6%)

Padahal 50 % dapat dicegah

LATAR BELAKANG

Latar Belakang

Tujuan Pembanguan Kesehatan Indonesia

“MENINGKATKAN KUALITAS SDM INDONESIA” agar :

Peran Indera Pendengaran Sangat Penting Menentukan bagi peningkatan Kualitas SDM

Cerdas

Mandiri Produktif

ResponsibleSEJ

AHTER

A

Mode informasi yang diterima

1. Mata / Penglihatan : 83.0%

2. Telinga / Pendengaran : 11.0%

3. Hidung / Penciuman : 3.5%

4. Kulit / Perabaan : 1.5%

5. Lidah / Pengecap : 1.0%

Penyerapan Informasi

1. MEMBACA : 10.0%2. MENDENGAR : 20.0%

3. MELIHAT : 30.0%4. MELIHAT + MENDENGAR : 50.0%

5. BERBICARA : 70.0%6. BERBICARA + MELAKUKAN : 90.0%

Masalah Saat Ini

Survei Kesehatan Indera Th 1993 - 1996

1. Prevalensi Ketulian 0,4 %

2. Gangguan Pendengaran 16,8 %

3. Morbiditas Telinga 18,5 %

Masalah Potensil 1. Prevalensi morbiditas paling

tinggi pada kel. Usia Sekolah ( 7-18th) Penting peranan UKS

2. Umur harapan hidup meningkat Usia Lanjut makin meningkat Peningkatan ggn pendengaran

Masalah Lain

1. Jumlah SpTHT masih kurang 2. Kurangnya sarana dan prasarana 3. Kurangnya dukungan LS kurang 4. PSP masyarakat ttg Kesh. Telinga

masih rendah

Kebijakan GlobalRekomendasi WHO

Sound Hearing 2030 : Better hearing for all

Indonesia sehat 2010

Renstranas PGPKT

WHO : 50 % Ketulian dapat dicegah(Preventable Deafness)

1. OMSK2. Tuli Kongenital3. Tuli Akibat Bising4. Presbikusis

WHO Consultation Meeting (Geneva 2000)Program Prevention of Deafness and Hearing Impairment (PDH) di tiap negara dapat menurunkan preventable deafness 50 % pada tahun 2010

50% Penyakit Penyebab Ketulian Dapat

Dicegah Melalui

Pelayanan kesehatan dasar yang memadai Promosi hidup sehat Penurunan preventable deafness 50% pada

tahun 2010Sound Hearing 2030

VISITelinga Sehat 2030

Setiap penduduk Indonesia pada tahun 2030 mempunyai telinga

yang sehat dan bisa mendengar dengan baik

MISI1. Melakukan promosi kesehatan untuk

memberdayakan masyarakat tentang pentingnya kesehatan Indera Pendengaran.

2. Melakukan deteksi dini dan menanggulangi gangguan pendengaran dan ketulian di masyarakat.

3. Pemerataan pelayanan kesehatan Indera Pendengaran yang bermutu dan terjangkau.

4. Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat dan pihak-pihak terkait di dalam dan luar negeri untuk mewujudkan Telinga Sehat 2030.

TUJUAN

Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan indera pendengaran guna mewujudkan manusia

Indonesia yang berkualitas

Tujuan Khusus

1. Meningkatnya upaya pelayanan kesehatan Indera Pendengaran

2. Tersedianya sumber dana yang memadai dari pemerintah, swasta dan masyarakat di bidang kesehatan Indera pendengaran

3. Tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan Indera Pendengaran yang bermutu dan terjangkau

4. Meningkatnya SDM (dokter spesialis THT, tenaga audiologi, tenaga ahli terapi wicara) di bidang kesehatan Indera Pendengaran dan terdistribusi secara merata.

5. Meningkatnya kepedulian masyarakat. 6. Terwujudnya Sistem Informasi dan Manajemen

(SIM) PGPKT secara nasional.

Sasaran1. Seluruh lapisan masyarakat mulai dari bayi, balita, usia

sekolah, usia produktif dan usia lanjut.

2. Semua tenaga kesehatan yang berperan dalam PGPKT seperti dokter Spesialis THT, dokter Puskesmas, dokter keluarga, perawat Puskesmas dan tenaga medik penunjang terkait.

3. Organisasi profesi terkait seperti Perhati, PPNI dll

4. LSM terkait

5. Organisasi kemasyarakatan

6. Lembaga peneliti dan pengembangan pelayanan kesehatan Indera Pendengaran.

7. Swasta yang terkait

8. Lembaga pendidikan tenaga kesehatan Indera Pendengaran

9. RS Pemerintah dan Swasta di tingkat Propinsi dan Kab/Kota.

OMSK AD, Abses Mastoid

AD

OMSK AS Maligna Fistula RA AS

OMSK AS, Abses Mastoid

AS

OMSK ASBenigna

aktif

OMSK AD Maligna + Fistula RA AD + Jar. Granulasi liang telinga

OMSK Maligna Bilateral + Abses RA ADS

Sistem Rujukan Program Pencegahan Ganguan Pendengaran & Ketulian

Yankes MasyDinkes PropinsiDinkes Kab / KotaBP4, BKMM, BKKM & BKOMPuskesmasPosyandu, PODMasyarakat

YanmedikRSU Prov. / PusatRSUD Kab / Kota BP4, BKMM, BKKM, BKOMPuskesmasPosyandu, PODMasyarakat

OMSK (Otitis media supuratif kronik)

DEFINISI Radang kronis telinga tengah dengan disertai perforasi membran timpani dan riwayat keluar sekret (otorea) dari telinga tengah lebih dari 3 bulan.PREVALENSI65 – 330 juta orang otorea39- 200 juta orang kurang pendengaran28.000 kematianPrevalensi di Indonesia 3,9 % Tinggi

(WHO)

KLASIFIKASI

OMSK dibagi menjadi 2 type, yaitu :1. Type benigna / jinak /tubotimpanik /

mucosal type2. Type ganas / maligna / atikoantral /

bone type / chronic supurative otitis media with cholesteatoma

FAKTOR YANG BERPENGARUH

Infeksi telinga berulang Multifaktor (infeksi, ggn fungsi tuba,

alergi, imunitas tubuh dan sosial ekonomi)Fokus infeksi berasal dari jaringan sekitar

hidung dan nasofaringPengobatan yang inadekwat jaringan

granulasi, polip, kantong abses yang harus dibersihkan

Eksaserbasi akut ditandai dgn sekret mukoid, mukopurulen dan otorea pulsatil

OMSK

PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN PENUNJANGDIAGNOSISPENGOBATANPENCEGAHAN

Disalin dari Helmi, OMSK-FKUI

Disalin dari Helmi, OMSK-FKUI

Dikutip dari Helmi, OMSK-FKUI

Disalin dari Helmi, OMSK-FKUI

TULI KONGENITALPREVALENSIUSIAFAKTOR YANG BERPENGARUHPEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN PENUNJANGDIAGNOSISPENCEGAHANPENGOBATAN

TULI AKIBAT BISINGPREVALENSIUSIAFAKTOR YANG BERPENGARUHPEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN PENUNJANGDIAGNOSISPENGOBATANPENCEGAHAN

PRESBIKUSISPREVALENSIUSIAFAKTOR YANG BERPENGARUHPEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN PENUNJANGDIAGNOSISPENGOBATANPENCEGAHAN

TERIMA KASIHSemoga

Bermanfaat