Penanganan sputum

Post on 01-Jun-2015

3.363 views 2 download

Transcript of Penanganan sputum

PENANGANAN SAMPEL

Cara Pengambilan SampelSPUTUM

PENDAHULUAN

Spesimen untuk Pemeriksaan Mikrobiologi -> tatacara

Pengambilan Penampungan Penyimpanan Pemberian label Cara pengiriman spesimen

Tujuan: tidak dicemari oleh bakteri lain, bakteri di dalam spesimen tidak mati

Pemberian Identitas

– Formulir permintaan pemeriksaan• Nomor urut• Nomor identitas sediaan dahak• Nama tersangka penderita• Umur dan jenis kelamin• Alamat lengkap• Nomor registrasi laboratorium

Label wadah : Tanggal pengambilan spesimen Identitas pasien (terutama nama dan nomor urut). Jenis sampel

Wadah Bermulut lebar Bertutup ulir Terbuat dari plastik Steril Tidak mudah pecah

Persiapan Penderita

Untuk memperoleh kualitas dahak yang baik maka penjelasan yang harus diberikan oleh seorang petugas laboratorium yaitu :

• Memberi penjelasan mengenai pentingnya pemeriksaan dahak, baik pemeriksaan dahak yang pertama maupun pemeriksaan dahak ulang

• Memberi penjelasan mengenai cara batuk yang benar untuk mendapatkan dahak yang kental dan purulen

PENGUMPULAN SPUTUM :

Ada 3 cara :1.Dahak semalam : dahak yg dikumpulkan selama

24 jam dirumah penderita, kmd dibawa ke laboratorium utk diperiksa.

2.Dahak pagi : dahak yg dikeluarkan pend pada waktu bangun pagi

3.Dahak sewaktu : dahak yg dihasilkan oleh penderita pada stp kunjungan.

Untuk mendptkan hsl yg sebaik2nya disarankan dahak pagi atau dahak semalam sebanyak 3-5 ml stp wadah dahak

Cara pengambilan dahak : • Pasien dalam posisi berdiri atau jika pasien

lemah, pasien boleh duduk agak condong kedepan. Pasien disuruh berkumur2 dahulu sebelum pengambilan dahak,

• Pagi hari setelah bangun tidur biasanya rangsangan batuk sangat kuat, tetapi penderita dianjurkan utk menahannya kuat2, tarik nafas dalam2.

• Kmd segera batukkan sekuat –kuatnya sampai merasakan dahak yg dibatukkan keluar dari dada bukan dari tenggorok.

Bagi pasien yg sulit mengeluarkan dahak :• Gelitik bagian anak lidah /batang tenggorok

dengan lidi kapas.• Masukkan saline/PZ dingin sebanyak 5-10

ml atau aquadest steril kedalam batang tenggorokan sedikit demi sedikit.

• Penderita disuruh menjemur diri dibawah matahari dengan posisi tidur telungkup diatas dipan dengan kedua tangan jatuh bebas dan batuk kalau dada terasa panas.

• Tampung dahak yg keluar dlm wadah yg disediakan, bersihkan bagian mulut wadah, baru ditutup setelah dipastikan yang ditampung dahak bukan liur/ludah.

Penyimpanan Spesimen

• Semua specimen harus dikirim ke laboratorium secepat mungkin segera setelah pengambilan.

• Bila hal ini tidak dapat dilakukan simpan dalam lemari es pada suhu 2-8 0C, jangan lebih dari satu malam.

• Jika tidak ada lemari es dan penundaan pengiriman sekitar lebih dari 3 hari maka harus diberi pengawet yaitu campuran dari 1 % cetyl pyridinium chloride (CPC) dan 2 % sodium choride

Pengiriman Spesimen

Sebelum pengiriman dilakukan, petugas harus meneliti kembali setiap isi kotak sediaan: • Pastikan setiap sediaan Sputum yang akan

dikirim disertai formulir yang sudah diisi lengkap

• Nomor identitas setiap sediaan harus cocok dengan nomor yang ada di dalam formulir.

PEMERIKSAAN SECARA MIKROSKOPIS

(PEMBUATAN SLIDE BTA)

PROSEDUR PENGECATAN

Setelah itu diperiksa dengan Mikroskop pada perbesaran Objektif 100x

SKALA PELAPORAN MENURUT IUATLD (International Union Against

Tuberculosis Lung Diseases)

• Laporkan BTA negatif, jika tdk ditemukan kuman dlm 100 lp.

• Laporkan BTA positif jika ditemukan kuman dg cara :– 1- 9 BTA /100 lp : laporkan jumlahnya (scanty)– 10-99 BTA/100 lp : 1 + – 1-10 BTA/lp : 2 + (Dibaca minimal

50 lap pandang)– > 10 BTA/lp : 3 + (dibaca min 20 lap

pandang)

Selain pengecatan Zielh-Nelson dapat pula dilakukan pengecatan Tan Thiam Hok (TTH) (Sebelumnya : Kinyoun Gabbet) dan Fluorochrome

Cara Kerja• Sputum dioleskan diatas objek gelas • Biarkan sampai kering -- fiksasi dengan

melewatkan diatas nyala api (tiga kali) • Letakkan objek gelas diatas rak • Tuangkan ZN A carbol fuchsin (menutupi seluruh

permukaan objek gelas)• Lewatkan diatas nyala api sampai zat warna tsb

mengeluarkan asap dan tidak sampai mendidih. Diamkan selama 5 menit

Lanjutan...

• Cuci dengan air yang mengalir • Tambah dengan larutan ZN B asam alkohol

sampai bersih (3x)• Pencucian ulang dengan air yang mengalir • Tambah larutan ZN C Methylen blue (10-20

detik)• Cuci dengan air yang mengalir dan

dikeringkan dan dilihat dibawah mikroskop.

Niacin Test

Reagensia

A. Aquadest steril atau air garam fisiologis

B. Aniline 4% didalam etanol

C. Cyanogen bromida 10% Reagen no. 2 dan no. 3 dapat

disimpan didalam lemari es Kalau terjadi perubahan buatlah

larutan yang baru

Cara Pemeriksaan

A. Tambahkan 0,5 – 1 ml aquadest/air garam steril kedalam kedalam kultur bakteri yang akan diperiksa, kultur dalam tabung Louwenstein Yensen umur 3 -4 minggu. Tusuk-tusuk koloni dan media dengan pipet pasteur/batang kaca steril.

B. Diamkan 15 menit untuk memberi kesempatan niacin yang diproduksi bakteri terextractie.

C. Ambil 0,3 – 0,5 ml cairan yang didalam tabung media, masukkan kedalam tabung reaksi kecil yang bersih.

D. Tambahkan larutan anilin dan cyanogen bromide sama banyak(hati-hati karena dapat menimbulkan gas air mata)

E. Niacin test positi(+) terjadi warna kuning

SENSITIVITY TEST

1. Metode

banyak cara yang dapat dilakukan untuk uji kepekaan M. Tbc terhadap obat-obat tubercolostatica, misalna dengan MIC (secara absolut), membandingkan dengan strain H37RV (cara ratio) dan menghitung berapa% yang resisten pada kadar obat tertinggi (cara proporsional).

Lanjutan...2. Cara Penanaman

Pelaksanaan penanaman dapat dilakukan secara langsung setelah pengolahan (untuk sputum yang BTA positif) atau secara tidak langsung (untuk sputum yang BTA negatif). Yang dimaksud secara tidak langsung yaitu bakterinya dibiarkan tumbuh dahulu pada media yang tidak mengandung obat, setelah tumbuh koloninyadibuat suspensi kemudian ditanam pada media yang mengandung obat.

Untuk metode absolut, ratio, dan proposional dapat dikerjakan sebagai berikut: Endapan yang diperoleh dari pengolahan atau suspensi koloni bakteri dari

kultur, ditanam pada 2 tabung LY yang tidak mengandung obat dan LY-LY yang mengandung obat, misalnya:

a. Streptomycin : 100 mcg/ml, 50 mcg/ml,10 mcg/ml

b. INH : 100mcg/ml, 10 mcg/ml, 1 mcg/ml

c. PAS : 100mcg/ml, 10 mcg/ml, 1 mcg/ml

d. Myambutol : 100mcg/ml, 10 mcg/ml, 1 mcg/ml

Penanaman dilakukan seperti kultur. Diusahakan volume yang ditanam pada masing-masing LY adalah sama,

kemudian diratakan pada seluruh permukaan LY Juga ditanam strain H37Rv pada media LY yang tidak mengandung obat dan

pada media LY yang mengandung obat seperti yang diatas Semuanya masuk inkubator 37oC sampai 8 minggu

Lanjutan...

3. Pembacaan

Pada minggu I dilakukan pembacaan 2 kali yaitu pada hari ke-4 dan hari ke-7 dilihat ada tidaknya pertumbuhan bakteri tbc

Pada minggu II dan seterusnya dilihat ada tidaknya pertumbuhan bakteri tbc, 1 kali tiap 1 minggu.

Lanjutan...

4. Penilaian Sensitif : Apabila pada LY yang tanpa obat

tumbuh bakteri tbc, dan pada LY yang mengandung tidak tumbuh

Resistant : Apabila pada LY yang tanpa obat tumbuh bakteri tbc, dan pada LY yang mengandung juga tumbuh

Ragu-ragu : Apabila pada LY yang tanpa obat tidak tumbuh bakteri tbc, dan pada LY yang mengandung tidak tumbuh. Ini harus diulangi

KULTURCara pengolahan Metode dengan alkali

1. kedalam tabung vacutainer/pemusing steril, masukkan 1 bagian sampel dan 1 bagian NaOH 4 % tutup rapat dengan tutup karet

2. Kocok dengan Khan Shaker 210 kocokan/menit selama 10 menit (sampai homogen)

3. Pusingkan 3000 rpm selama 5 menit

4. Supernatan di buang, sedimennya langsung ditanam atau dicuci dahilu dengan air garam steril 2 kali. Dapat juga sedimennya di netralkan dengan HCl 1 N, sebagai indikator digunakan 0,04 % fenol red

5. sedimen ini yang ditanam pada media Lauwensten Yensen atau kudo

Metode dengan Asam

1. kedalam tabung vacutainer/pemusing steril, masukkan 1 bagian sampel dan 1 bagian H2SO4 5 %, tutuplah yang rapat dengan tutup karet

2. Kocok dengan Kahn Shaker 210 kocokan/menit selama 15 menit

3. Pusingkan 3000 rpm selama 10 menit

4. Supernatan dibuang kedalam larutan desinfektan. Sedimennya di cuci dengan air garam steril 2 kali atau di netralkan dengan NaOH 4%, sebagai indikator di gunakan Fenol Red 0,04%

5. sedimen inilah yang ditanam pada Louwenstein Yensen atau Kudo

PENANAMAN 1. Media yang dipakai antara lain Lowenstain

Yensen dan Kudoh 2. Sedimen hasil pengolahan sampel diambil

dengan pipet pasteur steril, diteteskan pada permukaan media, kemudian

diratakan, atau diambil dengan lidi kapas steril lalu dipulaskan pd permukaan media sampai rata.

Setelah ditanami, tabung media ditutup rapat. Kalau screw cup cukup

dikencangkan, kalau tutup kapas, kapasnya dicelupkan dulu ke dalam solid panas.

Inkubasi dan Pembacaan

Media yang ditanami diinkubasikan pada 37oC sampai 8 minggu.

Pembacaan I dilakukan pada hari ke-5 setelah inkubasi (terutama untuk melihat adanya rapid growers)

Pembacaan II dan seterusnya dilakukan setiap 1 minggu 1 kali, sampai 8 minggu.

SEKIAN

&

TERIMA KASIH