Post on 28-Oct-2020
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -1
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN
CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1. Gambaran Umum Kota Cirebon
2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi
Kota Cirebon terletak di bagian Timur Provinsi Jawa Barat dan
berada pada jalur utama lintas Pantura. Secara geografis Kota Cirebon
berada pada posisi 108,33odan 6,41o Lintang Selatan pada Pantai Utara
Pulau Jawa bagian Barat. Bentuk wilayah memanjang dari Barat ke Timur
sekitar 8 kilometer, dan dari Utara ke Selatan sekitar 11 kilometer dengan
ketinggian dari permukaan laut 5 meter. Secara topografis, sebagian besar
wilayah Kota Cirebon merupakan dataran rendah dan sebagian kecil
merupakan wilayah perbukitan yang berada di wilayah selatan kota.
Kondisi wilayah kota yang sebagian besar berupa dataran rendah menjadi
kendala tersendiri karena kecepatan aliran air hujan yang terbuang ke
laut menjadi lambat dan sangat berpotensi menimbulkan genangan banjir
di beberapa tempat. Oleh karena itu di beberapa titik dibangun stasiun
pompa yang berfungsi mempercepat pembuangan air hujan ke laut.
Adapun luasan wilayah administrasi ± 37,35 km2 atau ± 3.735,8 hektar.
Secara geografis, Kota Cirebon dibatasi oleh :
- Sebelah Utara : Sungai Kedung Pane
- Sebelah Barat : Sungai Banjir Kanal / Kabupaten Cirebon
- Sebelah Selatan : Sungai Kalijaga
- Sebelah Timur : Laut Jawa
Sesuai dengan lokasi wilayah yang berada di tepi laut, Kota Cirebon
termasuk daerah bertemperatur udara cukup tinggi berkisar antara
23,4oC - 33,6oC dengan curah hujan per tahun sebanyak 1.732 mm, dan
116 hari hujan atau sebanyak 31,78 % per tahun. Kondisi air tanah pada
umumnya dipengaruhi oleh intrusi air laut, sehingga kebutuhan air bersih
masyarakat untuk keperluan air minum sebagian besar bersumber dari
pasokan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Cirebon yang
sumber mata airnya berasal dari Kabupaten Kuningan.
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -2
Pada umumnya tanah di Kota Cirebon adalah tanah jenis regosol
yang berasal dari endapan lava dan piroklasik (pasir, lempung, tanah liat,
breksi lumpur, dan kerikil) hasil intrusi Gunung Ciremai. Secara umum
jenis tanah yang tersebar di Kota Cirebon ini relatif mudah untuk
mengembangkan berbagai macam jenis vegetasi.
Secara umum kondisi lingkungan di Kota Cirebon dapat dibagi
menjadi dua bagian besar yaitu kawasan yang masih memiliki kualitas
lingkungan yang masih baik yaitu memiliki indikator lingkungan di bawah
ambang batas, dan kawasan yang kondisi lingkungannya telah berada di
atas ambang batas kualitas lingkungan yang diperkenankan. Kawasan
yang masih memiliki kualitas lingkungan di bawah ambang batas tersebar
di seluruh wilayah kota, ditandai dengan masih adanya kawasan ruang
terbuka hijau seperti di wilayah Argasunya, Harjamukti, wilayah
Perumnas, dan lain sebagainya. Namun yang harus menjadi perhatian
adalah kawasan-kawasan yang kondisi lingkungannya telah terjadi
penurunan kualitas. Kawasan-kawasan tersebut diantaranya adalah
kawasan bekas galian C Argasunya, kawasan-kawasan persimpangan
jalan yang padat lalulintas yaitu di sekitar area Jl. Siliwangi, Jl. Dr. Cipto
Mangunkusumo, Jl. Karanggetas, Jl. Pekiringan, Jl. Rajawali, Terminal
Bus, danJl. Pemuda – By Pass. Selain itu ada beberapa aliran sungai yang
memiliki indikator lingkungan yang telah melampaui ambang batas
(Amoniak, Deterjen, dan Pecal Coli) yaitu diantaranya di sungai Sipadu,
Sukalila, Suradinaya, Sigujeg, dan Gang Sontong.
Kota Cirebon dalam Penataan Ruang Nasional menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN) adalah sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang
merupakan salah satu pengembangan kawasan metropolitan, serta
merupakan bagian dari kawasan andalan yaitu Ciayumajakuning (Cirebon
– Indramayu – Majalengka – Kuningan) dengan sektor unggulan pertanian,
industri, perikanan, dan pertambangan.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 8 Tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Cirebon Tahun 2011-
2031, struktur ruang Kota Cirebon dibagi menjadi 4 Sub Wilayah Kota,
yaitu :
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -3
(1) Sub Wilayah Kota (SWK) I meliputi sebagian dari Kelurahan
Kesenden, Kebonbaru, Lemahwungkuk dan Pegambiran, dengan
fungsi utama pelayanan pelabuhan dan perikanan dan fungsi
pendukung, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, pendidikan,
wisata, perdagangan dan jasa, industri kecil rumah tangga, Ruang
Terbuka Hijau dan perumahan;
(2) Sub Wilayah Kota (SWK) II meliputi sebagian dari Kelurahan
Kesenden, Kebonbaru, Pekiringan, Kesambi, Kesenden, Panjunan,
Pekalangan, Jagasatru, Pulasaren, Kesambi, Drajat, Sunyaragi,
Pekiringan, Pekalipan, Lemahwungkuk, Kasepuhan, Pegambiran dan
Kecapi, dengan fungsi utama pelayanan perdagangan dan jasa dan
fungsi pendukung pemerintahan, fasilitas sosial, perumahan, wisata,
pendidikan, perkantoran dan ruang terbuka hijau.
(3) Sub Wilayah Kota (SWK) III meliputi sebagian dari Kelurahan
Sunyaragi, Karyamulya, Harjamukti, Larangan, Kecapi, dan
Pegambiran dengan fungsi utama pelayanan perumahan dan fungsi
pendukung pemerintahan, perdagangan dan jasa, wisata,
pergudangan, pemakaman, fasilitas sosial, ruang terbuka hijau,
fasilitas olah raga dan fasilitas pendidikan.
(4) Sub Wilayah Kota (SWK) IV meliputi wilayah Kelurahan Argasunya
dengan fungsi utama pelayanan pertanian campuran dan fungsi
pendukung wisata, pemakaman, agrobisnis, fasilitas sosial, ruang
terbuka hijau dan hankam.
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -4
Gambar 2.1
Peta Administrasi Kota Cirebon
Menurut hasil sensus penduduk Tahun 2013, jumlah penduduk
Kota Cirebon pada Tahun 2013 ini mencapai 304.313 ribu jiwa, dengan
komposisi 152.572 orang laki-laki dan 151.740 orang perempuan, Rasio
jenis kelamin sebesar 100,55.Rasio jenis kelamin memperlihatkan
banyaknya penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan. Rasio jenis
kelamin 100,55 artinya jumlah penduduk laki-laki sebanding dengan
penduduk perempuan.
2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Aspek kesejahteraan masyarakat terdiri dari kesejahteraan dan
pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan
olahraga.
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -5
2.1.2.1.Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan EkonomiPerkembangan
dan PertumbuhanPDRB
Perkembangan ekonomi adalah persentase perubahan angka PDRB
atas dasar harga berlaku pada tahun tertentu terhadap tahun
sebelumnya, sedangkan pertumbuhan ekonomi adalah persentase
perubahan PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada tahun tertentu
terhadap tahun sebelumnya. Angka perkembangan ekonomi
memperlihatkan kemampuan suatudaerah secara nominal dalam
berproduksi karena dipengaruhi oleh perubahan harga(inflasi) dan
perubahan jumlah produksi (output). Sedangkan angka pertumbuhan
ekonomimengindikasikan seberapa besar kemampuan suatu daerah
secara riil dalam berproduksikarena hanya dipengaruhi oleh perubahan
ouput tanpa dipengaruhi besarnya perubahanharga. Namun pada
dasarnya baik angka perkembangan maupun angka
pertumbuhan,keduanya sama-sama menunjukkan kondisi perubahan.
Secara riil PDRB berdasarkan harga berlaku untuk setiap lapangan
usaha dapat dilihatpada tabelberikut :
Tabel 2.1
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Sektor Ekonomi ) Tahun 20011-2013 (Juta Rp)
Lapangan Usaha 2011* 2012* 2013**
1 Pertanian 42.226,56 40.851,30 46.960.98
2 Pertambangan dan
Penggalian
- - -
3 Industri Pengolahan 2.660.557,91 2.896.278,61 3.172.999.05
4 Listrik, Gas dan Air Bersih
274.039,61 295.945,55 334.392.52
5 Kontruksi 776.886,43 853.419,39 936.589.41
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
4.263.719,82 4.703.237,28 5.211.901.98
7 Pengangkutan dan
Komunikasi
1.859.279,62 2.020.657,61 2.272.304.30
8 Keuangan, Sewa, dan jasa perusahaan
1.271.036,23 1.397.312,09 1.546.024.52
9 Jasa-jasa lainnya 969.308,80 1.059.197,17 1.176.981.07
Total PDRB
Adapun perkembangan PDRB atas dasar harga konstan untuk setiap
lapangan usahadapat dilihat pada tabel berikut :
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -6
Tabel 2.2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha
(Sektor Ekonomi ) Tahun 2011-2013 (Juta Rp)
Lapangan Usaha 2011* 2012* 2013**
1 Pertanian 20.765,00 19.783,06
2 Pertambangan dan
Penggalian
- - 20.008.26
3 I ndustri Pengolahan
1.568.910,21 1.661.729,07 1.749.282.61
4 Listrik, Gas dan Air Bersih
131.907.85 140.065,82 148.657.71
5 Kontruksi 309.565.84 324.889,58 347.337.44
6 Perdagangan,
Hotel dan Restoran
1.716.216.54 1.817.094.04 1.893.763.83
7 Pengangkutan dan Komunikasi
822.635.32 863.373.85 897.996.35
8 Keuangan, Sewa,
dan jasa perusahaan
496.665.31 524.425.67 552.836.66
9 Jasa-jasa lainnya 491.279.65 515.988.50 538.442.26
Total PDRB Sumber : BPS kota Cirebon *Angka Sementara
Perbandingan antara nilai PDRB perkapita atas dasar harga berlaku
antara Kota Cirebon dan Propinsi Jawa Barat Tahun 2011 - 2013 dapat
dilihat pada Tabel 2.3 berikut.
TABEL 2.3
PERBANDINGAN NILAI PDRB REKAPITA ATAS DASAR HARGA BERLAKU ANTARA KOTA CIREBON DAN PROVINSI JAWA BARAT
Tahun
Cirebon (Juta Rupiah)
Jawa barat (Juta Rupiah)
Presentase PDRB Cirebon terhadap
Jabar
2011 891.489,09 60.756.420,07 1,47
2012 1.063.435,37 69.107.119,49 1,54
2013 1.298.778,61 84.966.308,76 1,53
Sumber : BPS Kota Cirebon *)Angka Sementara
2.1.2.1.1.Laju Inflasi
Pertumbuhan ekonomi ditunjukkan oleh pertumbuhan PDRB
atas dasar harga konstan, dipakai untuk menilai tingkat keberhasilan
pembangunan di suatu daerah, secara tidak langsung menggambarkan
tingkat perubahan produksi yang terjadi di suatu daerah.
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -7
Tabel 2.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Kota Cirebon
No. Rincian Tahun
2013 2014
1. Pertumbuhan
Ekonomi 4,79 5,57
2. Inflasi 7,67 7,08
Pada Tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Kota Cirebon mulai
mengalami penurunan yang cukup berarti dibanding tahun sebelumnya
yakni Tahun 2013. Tahun 2013 laju pertumbuhan ekonomi di Kota
Cirebon sedikit mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya,
tetapi jika dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi dua tahun sebelumnya
di Kota Cirebon mengalami peningkatan.
2.1.2.2.Fokus Kesejahteraan Sosial
Pertumbuhan Ekonomi yang tinggi dan peningkatan pendapatan
perkapita merupakan suatu kemajuan, akan tetapi harus diukur dari
keberhasilan mengangkat harkat dan martabat rakyat ke tempat yang
lebih baik dan manusiawi secara keseluruhan. Ini berarti pembangunan
harus difokuskan pada manusia sebagai titik sentralnya sehingga akan
tercipta kesejahteraan sosial bagi masyarakat.Selama kurun waktu 2012-
2013 IPM Kota Cirebon mengalami kenaikan rata-rata pertahun sebesar
0,56 poin. Pada Tahun 2012 IPM Kota Cirebon sebesar 76,42 dan pada
Tahun 2013 IPM Kota Cirebon sebesar 76,98. Dari IPM yang didapat Kota
Cirebon tersebut menurut skala internasional pencapaian IPM,
menunjukkan status pembangunan manusia di Kota Cirebon sebagai
kategori menengah atas.
Secara umum perkembangan IPM Kota Cirebon dan komponennya
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -8
Tabel 2.5 IPM Kota Cirebon dan Komponennya Tahun 2011 – 2013
No Indikator Komponen IPM
2011 2012 2013
1 Angka Harapan Hidup
(AHH) 68,52 74,73 74,85
2 Angka Melek Huruf
(AMH) 97,06 98,13 98,25
3 Rata-rata Lama
Sekolah 9,75 72,67 73,00
4 Indeks Pendidikan 89,64 89,83
5 Daya Beli (ribu) 64,89 66,26
ANGKA IPM 76,42 76,98
Sumber : BPS Kota Cirebon 2013
2.1.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olah Raga
Analisis seni budaya dan olah raga dilakukan terhadap indikator
jumlah grup kesenian, jumlah klub olah raga dan jumlah gedung olah
raga.
2.1.3. Aspek Pelayanan Umum
Gambaran umum kondisi daerah aspek pelayanan umum dapat
dilihat dari 2 (dua) fokus layanan, yaitu fokus layanan urusan wajib dan
fokus layanan urusan pilihan.
a. Fokus Layanan Urusan Wajib.
Layanan urusan wajib pemerintah daerah terdiri dari 26 (dua puluh
enam) urusan yaitu :
1) Pendidikan
Sektor pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam
menentukan tingkat kualitas sumber daya manusia yang diharapkan
yaitu yang mampu melakukan inovasi, kreatifitas serta memiliki
karakter dan budi pekerti yang luhur.Gambaran umum kondisi daerah
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -9
terkait dengan urusan pendidikan salah satunya dapat dilihat dari
indikator kinerja sebagai berikut :
Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Salah satu indikator yang sering digunakan untuk mengukur
partisipasi pendidikan murid diantaranya adalah Angka Partisipasi
Sekolah (APS). Indikator ini menunjukan seberapa besar anak usia
menurut tingkat pendidikan tertentu berada dalam lingkup
pendidikan dan penyerapan dunia pendidikan formal terhadap
penduduk usia sekolah. Angka Partisipasi Sekolah dihitung
berdasarkan jumlah murid kelompok usia pendidikan yang masih
menempuh pendidikan dasar per 1.000 jumlah penduduk usia
pendidikan dasar.Berikut secara lengkap disajikan data mengenai
Angka Partisipasi Sekolah di Kota Cirebon per jenjang pendidikan
Tahun 2011 – 2013.
Tabel 2. 6
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2011-2013
Kota Cirebon
No. Jenjang Pendidikan T a h u n
2011 2012 2013
1. SD/MI
1.1 Jumlah murid SD
usia 7-12 Tahun
33.042 33.625 32.690
1.2 Jumlah murid MI usia 7-12 Tahun
2.854 3.318 3.632
1.3 Jumlah murid SMP
usia < 13 Tahun
4.562 5.612 4.806
1.4 Jumlah murid MTs usia < 13 Tahun
517 530 669
Total 40.975 43.085 41.797
1.5 Jumlah penduduk kelompok usia 7-12
Tahun
34.075
NA 38.842
Angka Partisipasi Sekolah SD/MI
120,25
107,61
2. SMP/ MTS
2.1 Jumlah murid SMP usia
13-15 Tahun
13.279 11.949 13.949
2.2 Jumlah murid MTs usia
1.870 2.238 2.574
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -10
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2013/Profil Kota Cirebon 2014 (BPS)
Secara umum, angka partisipasi sekolah dibawah nilai 100% kecuali
di daerah perkotaan angka partisipasi sekolah bisa > 100%. Hal ini
disebabkan karena adanya siswa yang berasal dari luar Kota Cirebon
tetapi bersekolah di kota, sementara siswa tersebut masih terdaftar
sebagai penduduk luar Kota Cirebon, bukan penduduk kota dimana yang
bersangkutan bersekolah.
Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah.
Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah berdasarkan
tingkat pendidikan per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan.
Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua
penduduk usia pendidikan.
Begitu pula dengan jenjang pendidikan menengah, rasio
ketersediaan sekolah untuk jenjang pendidikan menengah
mengalami kenaikan. Pada Tahun 2013 perbandingan ketersediaan
sekolah menengah di Kota Cirebon adalah 1 : 107. Angka ini
13-15 Tahun
2.3 Jumlah murid SMA/SMK < 16
Tahun
4.689 6.014 5.107
2.4 Jumlah murid MA
usia < 16 Tahun
360 495 406
Total 20.198 20.696 22.036
2.5 Jumlah penduduk kelompok usia 13-15
Tahun
16.812 NA 19.724
Angka Partisipasi Sekolah SMP/ MTS
120,14 111,72
3. SMA/SMK/MA
3.1 Jumlah murid SMA/SMK usia 16-
18 Tahun
16.220 15.245 15.532
3.2 Jumlah murid MA usia 16 – 18 Tahun
1.366 1.507 1.595
Total 17.586 17.127
3.3 Jumlah penduduk kelompok usia 16-18
Tahun
16.680
NA 19.322
Angka Partisipasi Sekolah SMA/SMK/MA
105,43
112,82
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -11
menunjukan bahwa 1 sekolah SMA/SMK/MA rata-rata menampung
107 penduduk usia 16-18 Tahun.
Tabel 2.7
Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 20011-2013 Kota Cirebon
No. Jenjang Pendidikan T a h u n
2011 2012 2013
1. SD/MI
1.1 Jumlah gedung sekolah 178 183 183
1.2
Jumlah penduduk
kelompok usia 7-12 Tahun
34.075
NA
38.842
1.3 Rasio 1 : 192 1:34
2. SMP/MTS
2.1 Jumlah gedung sekolah 52 54 56
2.2 Jumlah penduduk kelompok usia 13-15
Tahun
16.812
NA
19.724
2.3 Rasio 1 : 324 1:133
3. SMA/SMK/MA
3.1 Jumlah gedung sekolah 47 58 60
3.2 Jumlah penduduk
kelompok usia 16-18 Tahun
16.680
NA 19.322
3.3 Rasio 1 : 355 1:107
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2013/ Profil Kota Cirebon 2014 (BPS)
Rasio guru/murid.
Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru berdasarkan
jenjang pendidikan per 10.000 jumlah murid berdasarkan jenjang
pendidikan. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga
pengajar juga mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru
agar tercapai mutu pembelajaran. Berikut adalah gambaran
secara lengkap mengenai kondisi ketersediaan guru/murid di
Kota Cirebon per jenjang pendidikan selama kurun waktu Tahun
20011 – 2013.
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -12
Tabel 2.8
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Tahun 20011-2013 Kota Cirebon
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2013
Persentase Kondisi ruang kelas baik.
Ketersediaan ruang kelas yang baik merupakan salah satu
indikator dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di
Kota Cirebon. Pada Tahun 2013 ketersediaan jumlah ruang kelas
baik untuk jenjang pendidikan SD/MI mencapai 77 %, SMP/MTs
mencapai 88% sedangkan SMA/SMK/MA mencapai 96 %. Berikut
adalah gambaran mengenai kondisi ruang kelas baik di Kota
Cirebon per jenjang pendidikan selama kurun waktu Tahun 2011-
2013.
Tabel 2.9
Kondisi Ruang Kelas Baik Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kota Cirebon Tahun 2011-2013
No. Jenjang
Pendidikan
T a h u n
2011 2012 2013
1. SD/MI
1.1 Jumlah Guru 2.081 2.319 2.126
1.2 Jumlah Murid 42.087 36.322 42.203
1.3 R a s i o 1 : 20 1:20
2. SMP/ MTS
2.1 Jumlah Guru 1.447 1.467 1.414
2.2 Jumlah Murid 21.029 16.523 42.203
2.3 Rasio 1 : 15 1:15
3. SMA/SMK/MA
3.1 Jumlah guru 1.773 1.966 5.643
3.2 Jumlah murid 22.651 17.127 23.193
No. Jenjang Pendidikan Tahun
2011 2012 2013
1. SD/MI
1.1 Jumlah ruang kelas kondisi baik
871 949 949
1.2 Jumlah ruang kelas kondisi
rusak 285 285
283
1.3 Jumlah seluruh ruang kelas 1.156 1.234 1.232
1.4 % ruang kelas kondisi baik 75,35 77 77
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -13
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2013. Profil Kota Cirebon 2014 (BPS)
Persentase siswa jenjang pendidikan usia dini/TK.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)/Taman Kanak-Kanak adalah
jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang
merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak
sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang
diselenggarakan pada jalur formal, nonformal dan informal.
Angka Putus Sekolah
Angka Putus Sekolah mencerminkan anak-anak usia sekolah
yang sudah tidak bersekoah lagi atau tidak menamatkan suatu
jenjang pendidikan tertentu. Hal ini sering digunakan sebagai
salah satu indikator berhasil/tidaknya pembangunan bidang
pendidikan di suatu daerah. Data yang ada menunjukan bahwa
jumlah siswa putus sekolah di Kota Cirebon mengalami
penurunan setiap tahunnya. Pada Tahun 2013 angka putus
sekolah pada jenjang pendidikan SD/MI sebesar 0,07 % atau
menurun sebesar 0,68 % dibandingkan Tahun 2011 sebesar 0,73
%, kecuali pada Tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,40
1.5 % ruang kelas kondisi rusak 24,65 23 23
2. SMP/MTs
2.1 Jumlah ruang kelas kondisi baik
469 639 607
2.2 Jumlah ruang kelas kondisi rusak
84 83 83
2.3 Jumlah seluruh ruang kelas 553 722 690
2.4 % ruang kelas kondisi baik 84,81 89 88
2.5 % ruang kelas kondisi rusak 15,19 11 12
3. SMA/SMK/MA
3.1 Jumlah ruang kelas kondisi baik
580 668 668
3.2 Jumlah ruang kelas kondisi
rusak 41 30
30
3.3 Jumlah seluruh ruang kelas 621 698 698
3.4 % ruang kelas kondisi baik 93,40 96 96
3.5 % ruang kelas kondisi rusak 6,60 4 4
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -14
% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka putus sekolah untuk
jenjang pendidikan SMP/MTs pada Tahun 2013 sebesar 6,22 %
atau mengalami kenaikan sebesar 1,54 % dibandingkan dengan
Tahun 2011 yang mencapai 4.48 %. Begitu pula untuk jenjang
pendidikan SMA/SMK/MA setiap Tahunnya mengalami
penurunan tetapi di Tahun 2013 mengalami ada kenaikan. Angka
putus sekolah jenjang pendidikan SMA/SMK/MA pada Tahun
2013 sebesar 39,16 % atau kenaikan sebesar 1,02 %
dibandingkan kondisi Tahun 2011 yang mencapai 38,11 %
mengetahui gambaran lebih lengkap dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2.10 Angka Putus Sekolah Berdasarkan Jenjang Pendidikan
di Kota Cirebon Tahun 2011-2013
No. Jenjang
Pendidikan
T a h u n
2011 2012 2013
1. SD/MI 0,73 0,33 0,07
2. SMP/MTs 4,48 5,91 6,22
3. SMA/SMK/MA 38,11 37,12 39,16
Sumber : Indikator Makro Kota Cirebon Tahun 2009-2013, BPS : 2014.
2) Kesehatan
Gambaran umum kondsi daerah terkait dengan urusan kesehatan,
salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :
Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) per satuan balita.
Pemeliharaan kesehatan ibu dan anak sejak usia dini merupakan
suatu strategi dalam upaya pemenuhan pelayanan kesehatan
dasar yang meliputi peningkatan status kesehatan dan gizi yang
baik, lingkungan yang sehat dan aman, pengembangan
psikososial/emosi, kemampuan berbahasa dan pengembangan
kemampuan kognitif (daya pikir dan daya cipta) serta
perlindungan anak. Strategi pelayanan kesehatan dasar
masyarakat dengan fokus pada ibu dan anak seperti itu dapat
dilakukan di Posyandu.Jumlah Posyandu di Kota Cirebon pada
Tahun 2014 sebanyak 330 buah dan jumlah Balita sebanyak
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -15
22.253 jiwa. Dengan demikian rasio Posyandu terhadap Balita
mencapai 1 : 68. Hal ini berarti bahwa setiap 1 (satu) Posyandu di
Kota Cirebon melayani 68 balita.Berikut menggambarkan rasio
Posyandu terhadap balita di Kota Cirebon periode Tahun 2012 –
2014.
Tabel 2.11
Jumlah Posyandu dan Balita di Kota Cirebon
Tahun 2012 – 2014
No. Uraian Tahun
2012 2013 2014
1. Jumlah Posyandu 325 329 330
2. Jumlah Balita 22.022 21.580 22.253
3. Rasio 1.467 1.490 1.482
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon : 2013.
Sementara itu apabila dilihat dari strata Posyandu, pada Tahun
2012 dari 325 Posyandu yang termasuk Posyandu Pratama
sebanyak 9 buah, Madya 78 buah, Purnama 143 buah dan
Posyandu Mandiri 71 buah.
Rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantu
(Pustu) per satuan penduduk.
Berikut gambaran rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan
Puskesmas Pembantu terhadap jumlah penduduk di Kota Cirebon
dalam kurun waktu Tahun 2012 – 2014.
Tabel 2.12 Rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas
Pembantudi Kota Cirebon Tahun 2012-2014
No. Uraian Tahun
2012 2013 2014
1. Jumlah Puskesmas 22 22 22
2. Jumlah Balai Pengobatan
11 13 15
3. Jumlah Pustu 15 15 16
Jumlah 1 s/d 3 48 50 53
4. Jumlah penduduk 301.720 304.313 315.875
Rasio Puskesmas per satuan penduduk
0,0072 0,0072 0,0069
Rasio Balai Pengobatan
per satuan penduduk
0,0036 0,0042 0,0047
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -16
Rasio Pustu per satuan penduduk
0,005 0,0049 0,0050
Rasio Puskesmas, Balai
Pengobatan dan Pustu per satuan penduduk
0,0159 0,0164 0,0167
5. Jumlah kecamatan 5 5 5
6. Jumlah kelurahan 22 22 22
7. Rasio Puskesmas per kecamatan.
440 440 440
Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2014
Rasio Dokter per satuan penduduk.
Indikator ini dapat menggambarkan tingkat pelayanan yang dapat
diberikan oleh dokter dibandingkan jumlah penduduk yang ada.
Apabila dikaitkan dengan standar sistem pelayanan terpadu,
idealnya 1 orang dokter melayani 2.500 penduduk.
Jumlah dokter di Kota Cirebon pada Tahun 2014 sebanyak 224
orang dengan jumlah penduduk sebanyak 315.875 orang. Dari
data tersebut dapat diketahui bahwa rasio ketersediaan dokter
terhadap 1.000 jumlah penduduk mencapai 70,91. Rasio dokter
terhadap jumlah penduduk Kota Cirebon Tahun 2014 adalah 1 :
510,9, artinya rata-rata 1 orang dokter di Kota Cirebon
memberikan layanan kesehatan kepada 510 sampai 511 orang.
Tabel berikut menggambarkan rasio dokter per satuan penduduk
Kota Cirebon Tahun 2012 – 2014.
Tabel 2.13
Jumlah dan Rasio Dokter per Satuan Penduduk
Tahun 2012-2014 di Kota Cirebon
No. Uraian Tahun
2012 2013 2014
1. Jumlah dokter 227 263 224
2. Jumlah penduduk 301.720 304.313 315.875
3. Rasio dokter per
1.000 penduduk
75.2 86.4 70,91
4. Rasio dokter terhadap penduduk
0.075 0.086 0,079
Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2013
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -17
Persentase Balita dengan Gizi Kurang dan Gizi Buruk
Cakupan status gizi balita di Kota Cirebon pada Tahun 2014
berdasarkan indeks BB/U diketahui Status Gizi sangat
kurang/buruk sebanyak 236 kasus atau 1,06. Jumlah ini
meningkat apabila dibandingkan dengan Tahun 2013 dimana
status balita gizi buruk sebanyak 225 kasus.Berikut digambarkan
kondisi balita status gizi sangat kurang/gizi buruk berdasarkan
indeks BB/U di Kota Cirebon dalam kurun waktu Tahun 2012 –
2014
Tabel 2.14 Persentase Balita Gizi Baik Tahun 2012– 2014 di Kota Cirebon
No. Uraian Tahun
2012 2013 2014
1. Jumlah Balita
seluruhnya
22022 21580 22.253
2. Jumlah Balita gizi kurang
2216 2278
3. Jumlah Balita gizi
buruk
226 225 236
4. Persentase balita gizi
kurang
10,06 10,32
5. Persentase balita gizi buruk
1,03 1,02 1,06
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon.
Angka Kematian Ibu (AKI)
Jumlah kematian ibu di Kota Cirebon pada Tahun 2014 sebanyak
4 orang tidak sama dengan kondisi dari Tahun 2013, namun yang
membedakan adalah penyebab kematian ibu. Pada Tahun 2012,
kematian ibu disebabkan oleh faktor penyebab langsung, yaitu 1
orang karena eklamsia dan 2 orang mengalami pendarahan
karena atonia uteri. Sedangkan pada Tahun 2013 disebabkan
karena faktor tidak langsung, dimana 1 orang mengalami
hipertensi kronis dan 2 orang karena decomp cordis.
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -18
Tabel 2.15
Jumlah Kematian Ibu Tahun 2010 -2014 di Kota Cirebon
No. Uraian Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1. Jumlah kematian ibu
3 3 3 3 4
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon.
Angka Kematian Bayi (AKB)
Kematian bayi di Kota Cirebon pada Tahun 2013 sebanyak 39 per
5.416 lahir hidup atau mengalami penurunan sebanyak 13 orang
dari Tahun 2010 yang mencapai 52 per 5.520 lahir hidup.
Penyebab kematian terbesar disebabkan asfiksia sebanyak 13
bayi, infeksi 24 bayi dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
sebanyak 10 bayi pada Tahun 2011. Berikut digambarkan jumlah
kematian bayi di Kota Cirebon periode Tahun 2010 – 2013.
Tabel 2.16
Jumlah Kematian Bayi Tahun 2010 -2013 di Kota Cirebon
No. Uraian Tahun
2010 2011 2012 2013
1. Jumlah kematian bayi
52 67 51 39
2. Jumlah lahir hidup
5.520 5.636 5.504 5.416
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon.
3) Kependudukan dan Catatan Sipil.
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan
Kependudukan dan Catatan Sipil, salah satunya dapat dilihat dari
indikator kinerja sebagai berikut.
a. Pertumbuhan Penduduk.
Total jumlah penduduk di Kota Cirebon pada Tahun 2013 adalah
304.313 orang, naik sebanyak 2593 orang dibandingkan Tahun
2012 sebanyak 301.720 orang. Berikut digambarkan
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -19
pertumbuhan penduduk Kota Cirebon dalam kurun waktu Tahun
2009 – 2013.
Tabel 2.17 Pertumbuhan Penduduk Kota Cirebon
Tahun 2009-2013
No. Tahun
Jenis Kelamin Jumlah Laki dan
Perempuan L P P Laki-
laki Perempuan
1. 2009 148.392 155.760 304.152 1,72
2. 2010 148.600 147.789 296.389 0,86
3. 2011 150.628 149.806 300.434 1,18
4. 2012 151.273 150.447 301.720 0,42
5. 2013 152.573 151.740 304.313 0,86 Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2013,
Hasil Proyeksi angka sementara
4) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, salah satunya
dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut.
a. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintahan,
Lembaga Legislatif dan Swasta
Dalam rangka memberdayakan perempuan menuju kesetaraan
gender perlu diberikan akses seluas-luasnya terhadap kaum
perempuan untuk lebih berperan aktif di segala bidang
kehidupan. Untuk mengetahui peran aktif kaum perempuan
salah satunya dapat diukur dari partisipasi perempuan pada
lembaga pemerintah/eksekutif, legislatif maupun swasta.
Tabel 2.19
Persentase Pekerja Perempuan pada Lembaga Pemerintahan,
Lembaga Legislatif dan Swasta Tahun 2011-2014
No. Uraian Tahun
2011 2012 2013
1. Jumlah pekerja
perempuan di lembaga pemerintah
3.400 3.372 3.287
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -20
2. Jumlah pekerja perempuan di lembaga
legislatif
3 2 3
3. Jumlah pekerja perempuan di lembaga swasta
7.894 -
Jumlah 1 s/d 3 11.297 -
4. Jumlah angkatan kerja
perempuan 109.753
5. Persentase 10,29
Sumber : Dinsosnakertrans Kota Cirebon, BK-Diklat Kota Cirebon dan CDA Kota Cirebon : 2013
b. Jumlah Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak.
Jumlah kejadian kekerasan terhadap anak di Kota Cirebon pada
Tahun 2014 sebanyak 33 kasus, sama dengan Tahun 2012
sebanyak 33 kasus . Sementara untuk kekerasan terhadap
perempuan Tahun 2014 sebanyak 8 kasus, menurun sebanyak
27 kasus dibandingkan Tahun 2012. Kasus kekerasan terhadap
anak tidak menurun dibandingkan dengan Tahun 2013.
Gambaran lengkap kasus kekerasan terhadap anak dan
perempuan di Kota Cirebon dalam kurun waktu 2012 – 2014
dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut.
Tabel 2.20
Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Tahun 2012-2014 di Kota Cirebon
No. Uraian Tahun
2012 2013 2014
1. Kekerasan terhadap anak
33 32 33
2. Kekerasan terhadap perempuan
35 30 8
Jumlah 68 62 41
Sumber : Profil Kota Cirebon Tahun 2014/BPS
5) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera, salah satunya dapat dilihat dari
indikator kinerja sebagai berikut.
a. Jumlah Peserta Keluarga Berencana Aktif.
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -21
Peserta KB Aktif adalah peserta KB baru dan peserta KB lama
secara terus menerus memakai alat kontrasepsi untuk mengatur
kelahiran dan mengakhiri kesuburan. Jumlah peserta KB aktif
Tahun 2014 sebanyak 32.571 orang atau 80 % merupakan
Persentase peserta KB aktif terhadap total Pasangan Usia Subur
(PUS) sebanyak 40.707 orang, menurun sebanyak 1.045 orang
jika dibandingkan Tahun 2012 yang mencapai 33.618 orang.
Tabel 2.21
Pencapaian Peserta KB Aktif di Kota Cirebon
Tahun 2012–2014
No. Uraian T a h u n
2012 2013 2014
1. Jumlah PUS 43.066 40.446 40.707
2. Jumlah PUS peserta KB
Aktif 33.618 32.185 32.571
3. Jumlah PUS tidak ikut
KB 9.448 8.261 8136
4. Rata-rata jumlah anak
Per Keluarga 3.54 3.53 3.53
Sumber : Profil Kota Cirebon 2014/BPS
b. Persentase Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi.
Peserta KB baru adalah Pasangan Usia Subur yang baru pertama
kali menggunakan metode kontrasepsi termasuk mereka yang
pasca keguguran, setelah melahirkan atau pasca istirahat
minimal 3 bulan.Jumlah PUS Tahun 2014 sebanyak 40.707.
Cakupan peserta KB baru merupakan Persentase KB baru yang
dilayani terhadap seluruh PUS di suatu wilayah kerja tertentu.
Cakupan peserta KB baru Tahun 2014 melampaui dari target
yang ditetapkan sebesar 3.560 Capaian target ini diperoleh
melalui peningkatan ketrampilan pemberian konseling dengan
memperhatikan pola kontrasepsi yang rasional agar klien mampu
memilih alat kontrasepsi yang betul-betul efektif dan efisien
dalam mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -22
6) Sosial
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Sosial,
salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut.
a. Persentase Capaian Kinerja dan Jumlah Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Berbagai masalah kesejahteraan sosial yang berkembang di
masyarakat pada Tahun 2014 relatif masih cukup besar.
Persentase capaian kinerja dan jumlah penyandang masalah
kesejahteraan sosial di Kota Cirebon dalam kurun waktu Tahun
2011 – 2014 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.22 Capaian Kinerja dan Jumlah Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial Tahun 2011-2014 di Kota Cirebon
No. Uraian Tahun
2011 2012 2013 2014
1. Anak Balita Terlantar
a. Jumlah 227 221 265 473
b. Ditangani 6 - - 4
2. Anak Terlantar
a. Jumlah 1.709 1.659 1.000 1.067
b. Ditangani 50 - 140 1.067
3. Anak Nakal
a. Jumlah 46 44 12 30
b. Ditangani 2 - - 30
4. Anak Jalanan
a. Jumlah 187 149 189 250
b. Ditangani 90 149 172 250
5. Wanita Rawan Sosek
a. Jumlah 4.916 4.866 3.536 8.079
b. Ditangani 50 - 270 -
6. Korban tindak kekerasan
a. Jumlah 128 112 50 87
b. Ditangani 16 - 25 -
7. Lanjut usia terlantar
a. Jumlah 964 954 249 4.199
b. Ditangani 10 - 169
8. Penyandang cacat
a. Jumlah 704 693 384 1.090
b. Ditangani 11 10 162 42
9. Tuna susila
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -23
Sumber data : Profil Kota Cirebon 2014/BPS
b. Tempat Ibadah.
Jumlah mesjid di Kota Cirebon pada Tahun 2013 sebanyak 267
buah, meningkat sebanyak 3 buah dibandingkan Tahun 2012
sebanyak 264 buah. Sementara itu, jumlah gereja pada Tahun
2013 sebanyak 22 buah meningkat sebanyak 2 buah
a. Jumlah 32 36 38 18
b. Ditangani 30 34 - 14
10. Pengemis
a. Jumlah 28 30 21 26
b. Ditangani 27 25 - -
11. Gelandangan
a. Jumlah 14 8 45 42
b. Ditangani 10 7 - 18
12. Bekas warga binaan
lembaga kemasyarakatan
a. Jumlah 18 19 19 35
b. Ditangani - - - -
13. Korban penyalahgunaan
Narkoba (NAPZA)
a. Jumlah 179 159 159 165
b. Ditangani 20 - 62 6
14. Keluarga fakir miskin
a. Jumlah 66.636 66.636 66328 66.328
b. Ditangani 66.636 66.636 26.090 -
15. Rumah tidak layak huni
a. Jumlah 15.980 15.469 - -
b. Ditangani 511 533 - -
16. Keluarga bermasalah
sosial psikologis
a. Jumlah 118 118 118 42
b. Ditangani - - - -
17. Komunitas adat terpencil
a. Jumlah - - - -
b. Ditangani - - - -
18. Korban bencana alam
a. Jumlah - - - -
b. Ditangani - - -
19. Pekerja imigran terlantar
a. Jumlah - - - -
b. Ditangani - - - -
20. Penyandang HIV/AIDs
a. Jumlah 400 514 517 658
b. Ditangani 162 - 517 658
21. Keluarga rentan
a. Jumlah - - - -
b. Ditangani - - - -
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -24
dibandingkan Tahun 2012 sebanyak 20 buah dan jumlah vihara
pada Tahun 2013 sebanyak 5 buah meningkat sebanyak 1 buah
dibandingkan Tahun 2012 sebanyak 4 buah.
Tabel 2. 23 Tempat Ibadah di Kota Cirebon
Tahun 2010-2013
No. Bangunan
Tempat
Ibadah
Tahun
2010 2011 2012 2013
1. Mesjid 213 234 264 267
2. Gereja 26 28 20 22
3. Pura 1 1 1 1
4. Vihara 4 4 4 5
5. Kelenteng 1 1 1 1 Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2013/profil kota cirebon 2014/BPS
7) Investasi
Berikut ini disajikan jumlah Investor PMDN maupun PMA yang ada di
Kota Cirebon perkembangan dari Tahun 2009 sampai dengan Tahun
2012 sebagai berikut:
a. Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA)
Hasil analisis jumlah investor PMDN/PMA di provinsi dan
kabupaten/kota dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.24 Jumlah Investor PMDN/PMA Tahun 2009 -2012
Kota Cirebon
Tahun Uraian PMDN PMA Total Kenaikan
(%)
2009 Jumlah Investor 1.112 10 1.122 3
2010 Jumlah Investor 1.112 10 1.122 0
2011 Jumlah Investor 1.112 10 1.122 3
2012 Jumlah Investor 1.112 10 1.122 0
Sumber Data: BPMPP Kota Cirebon dan Dinsosnakertran Kota Cirebon diolah.
Perkembangan investor melihat kepada perusahaan berskala
nasional termasuk seluruh perusahaan yang ada perlu didata dan
dihitung sebagai bagian penanaman modal dalam negeri. Jumlah
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -25
investor sejak Tahun 2009 s/d 2012 menunjukan perkembangan
atau peningkatan jumlah dari 1.039 menjadi 1.122. Rata-rata
kenaikan sebesar 3,5 % setiap tahun. Kondisi investor perlu
disediakan ruang berusaha yang nyaman dan peningkatan fasilitas
Kota yang memadai, antara lain melalui penataan tata ruang kota
yang baik, hal ini akan meningkatkan kepercayaan pengusaha yang
mau menginvestasikan modalnya di Kota Cirebon.
b. Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)
Hasil investasi PMDN/PMA Kota Cirebon dapat disajikan dalam
tabel sebagai berikut :
Tabel 2.25
Jumlah Investasi PMDN/PMA Tahun 2010-2013 Kota Cirebon
No Tahun Jenis Penanam Modal
PMDN PMA
1. 2013 543.198.000.000 775.380.480.000
2. 2012 243.198.000.000 745.380.480.000
3. 2011 261.198.000.000 727.380.480.000
4. 2010 40.125.000.000 4.250.000.000 Sumber : Preofil Kota Cirebon Tahun 2014/BPS
8) Ketenagakerjaan.
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan
ketenagakerjaan dapat digambarkan melalui perkembangan tingkat
partisipasi angkatan kerja sebagai berikut :
Tabel 2.27
Tingkat Patisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tahun 2012-2014 Kota Cirebon
Tahun 2014
Kecamatan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Laki-laki Perempuan
Laki-
laki+Permpuan
Harjamukti 78,66 46,68 62,42
Lemahwungkuk 86,68 53,66 70,69
Pekalipan 85,53 54,89 70,26
Kesambi 77,95 46,84 62,52
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -26
Kejaksan 79,08 51,26 64,02
Kota Cirebon 81,72 48,43 64,94
Tahun 2013
Kecamatan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Laki-laki Perempuan
Laki-
laki+Permpuan
Harjamukti 97,35 43,67 61,25
Lemahwungkuk 87,44 50,20 69,36
Pekalipan 86,28 51,35 68,94
Kesambi 78,64 43,82 61,35
Kejaksan 79,78 47,95 62,82
Kota Cirebon 82,44 45,31 63,72
Tahun 2012
Kecamatan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK)
Laki-laki Perempuan Laki-
laki+Permpuan
Harjamukti 75,38 40,37 57,34
Lemahwungkuk 83,06 46,41 64,93
Pekalipan 81,96 47,47 64,54
Kesambi 74,70 40,51 57,43
Kejaksan 75,78 44,33 58,81
Kota Cirebon 77,36 42,76 59,65
Sumber : BPS Kota Cirebon/ Profil Kota Cirebon Tahun 2014
9) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri.
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Kesatuan
Bangsa dan Politik Dalam Negeri, salah satunya dapat dilihat dari
indikator kinerja sebagai berikut.
a. Rasio Jumlah LINMAS per satuan penduduk.
Jumlah Linmas di Kota Cirebon pada Tahun 2010 sebanyak 1.264
orang dengan jumlah penduduk 296.389, sehingga rasio jumlah
Linmas terhadap jumlah penduduk adalah 1 : 234,48 artinya bahwa
setiap 1 orang anggota Linmas di Kota Cirebon memiliki tugas dan
tanggungjawab memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat
sebanyak 234 sampai 235 orang.
Apabila dibandingkan dengan kelurahan yang ada, maka diketahui
bahwa pada Tahun 2010 di Kota Cirebon rata-rata per kelurahan
memiliki 57 sampai 58 anggota satuan Linmas.
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -27
Tabel 2.28
Jumlah Anggota Linmas Tahun 2009 dan 2010
di Kota Cirebon
Kesbangpol dan Poldagri Tahun 2014
10) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Otonomi
Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian, salah satunya
dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :
a. Persentase Rumah Tangga (RT) Miskin.
Kemiskinan merupakan permasalahan yang kompleks dan sangat
berpengaruh terhadap kemampuan masyarakat dalam mengakses
pelayanan sosial dasar, yaitu layanan pendidikan, layanan
kesehatan dan kemampuan daya beli masyarakat. Berdasarkan
data PSED Tahun 2010, jumlah rumah tangga miskin di Kota
Cirebon sebanyak 17.903 Rumah Tangga.
Tabel 2.29
Jumlah Rumah Tangga Miskin per Kelurahan di Kota
Cirebon Berdasarkan PSED Tahun 2010
Kode Nama Kelurahan Mendekati
Miskin Miskin
Sangat
Miskin Jumlah
3274010001 ARGASUNYA 198 814 234 1.246
3274010002 KALIJAGA 417 944 136 1.497
3274010003 HARJAMUKTI 619 477 39 1.135
3274010004 KECAPI 303 459 34 796
3274010005 LARANGAN 178 36 2 216
No. Uraian Tahun
2013 2014
1. Jumlah Linmas 1329 1464
2. Jumlah penduduk 304.313
3. Jumlah Kelurahan 22 22
4. Rasio anggota Linmas
terhadap jumlah penduduk
1 :
240,63
1 :
234,48
5. Rasio anggota Linmas per kelurahan
1 : 57,45 1: 57,45
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -28
3274020001 PEGAMBIRAN 731 1.013 53 1.797
3274020002 KESEPUHAN 662 691 46 1.399
3274020003 LEMAHWUNGKUK 161 406 49 616
3274020004 PANJUNAN 247 343 7 597
3274030001 JAGASATRU 421 394 4 819
3274030002 PULASAREN 362 188 0 550
3274030003 PEKALIPAN 242 201 4 447
3274030004 PEKALANGAN 320 391 39 750
3274040001 KARYAMULYA 143 242 7 392
3274040002 SUNYARAGI 459 456 39 954
3274040003 DRAJAT 537 254 6 797
3274040004 KESAMBI 292 214 5 511
3274040005 PEKIRINGAN 304 142 4 450
3274050001 KEJAKSAN 340 190 2 532
3274050002 KEBONBARU 240 199 3 442
3274050003 SUKAPURA 218 994 49 1.261
3274050004 KESENDEN 338 349 12 699
Total 7.732 9.394 744 17.903 Sumber : Hasil Pendataan PSED, 2010.data terbaru belum ada
11) Pemberdayaan Masyarakat dan Kelurahan.
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan
pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, salah satunya dapat
dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :
a. Jumlah LSM yang Aktif.
Besarnya jumlah LSM yang aktif dapat menggambarkan kapasitas
yang dimiliki pemerintah daerah dalam mewujudkan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan daerah sebagai upaya
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Disamping itu, banyaknya jumlah LSM juga menunjukan
ketersediaan fasilitas penunjang penyelenggaraan pemerintah
daerah untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat secara aktif
dalam pembangunan daerah.Jumlah LSM yang terdaftar di
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kota Cirebon
dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2014 jumlahnya tetap
yaitu sebanyak 78 LSM, sementara jumlah Ormas mengalami
kenaikan dari 111 pada Tahun 2008 menjadi 196 ormas pada
Tahun 2012. LSM dan Ormas tersebut diantaranya bergerak
dalam berbagai bidang kegiatan seperti bidang pendidikan,
kesehatan dan sosial. Tabel berikut menggambarkan jumlah
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -29
LSM/Yayasan dan Ormas di Kota Cirebon selama kurun waktu
Tahun 2011 – 2014.
Tabel 2.30
Jumlah LSM/Yayasan dan Ormas Tahun 2011-2014 Kota Cirebon
No. Tahun LSM/Yayasan Ormas Jumah
2. 2011 78 196 274
3. 2012 78 196 274
4. 2013
5. 2014 Sumber : Kantor Kesbangpol dan Poldagri Tahun 2014
12) Kearsipan.
Gambaran kondisi umum daerah terkait urusan kearsipan, salah
satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut.
a. Pengelolaan Arsip Secara Baku.
Arsip merupakan dokumen yang berisi data/informasi beberapa
tahun ke belakang yang keberadaannya sangat penting untuk
mengingatkan peristiwa/kejadian/kronologis penyelenggaraan
pemerintahan, oleh karena itu memerlukan pengelolaan secara
baku. Berdasarkan data dari Badan Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kota Cirebon.
13) Perpustakaan.
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan
perpustakaan, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja
sebagai berikut.
a. Jumlah Perpustakaan.
Banyaknya jumlah perpustakaan dapat menggambarkan
kapasitas yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat luas berupa bahan
pustaka kepada masyarakat pengguna perpustakaan. Selama
kurun waktu Tahun 2010 – 2013, Kota Cirebon hanya memiliki 1
(satu) buah perpustakaan milik pemerintah daerah, namun
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -30
jumlah perpustakaan lain seperti perpustakaan sekolah,
Perpustakaan Perguruan Tinggi, Perpustakaan Sekolah,
Perpustakaan Khusus serta pondok pesantren maupun
perpustakaan dinas/badan/kantor cukup banyak yaitu pada
Tahun 2013 berjumlah 316 perpustakaan.
Tabel 2.32
Jumlah Perpustakaan di Kota Cirebon
Tahun 2011-2013
No. Uraian Tahun
2010 2011 2012 2013
1. Jumlah perpustakaan
milik Pemda 1 1 1 1
2. Jumlah perpustakaan milik non Pemda
(Sekolah,perguruan Tinggi, Khusus,
pontren, skpd)
316 316 316 316
3. Total perpustakaan 317 317 317 317
Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun 2014
b. Jumlah Pengunjung Perpustakaan.
Indikator efektifitas penyediaan pelayanan perpustakaan dapat
dilihat dari banyaknya jumlah pengunjung perpustakaan yang
juga menggambarkan tingginya budaya baca masyarakat.
Jumlah pengunjung perpustakaan milik pemerintah daerah Kota
Cirebon pada Tahun 2013 sebanyak 33.313 orang menurun dari
Tahun 2011 yang berjumlah 45.846 orang. Namun pada Tahun
2011 jumlah pengunjung perpustakaan milik pemerintah daerah
mengalami Kenaikan dari Tahun 2010 sebanyak 40.277 orang
dan pada Tahun 2011 menjadi 45.846 orang .
Tabel2.33
Jumlah Pengunjung Perpustakaan di Kota Cirebon
Tahun 2010-2013
No. Uraian Tahun
2010 2011 2012 2013
1. Jumlah pengunjung perpustakaan milik
40.277 45.846 39.641 33.313
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -31
Pemda
2. Jumlah pengunjung perpustakaan milik
non Pemda
2.578 2.663 2.779 2.854
3. Jumlah total
pengunjung
42.855 48.509 42.420 36.167
Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun 2014.
c. Jumlah Ketersediaan Buku Pada Perpustakaan
Ketersediaan buku pada perpustakaan dapat menggambarkan
kapasitas yang dimiliki oleh daerah untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat umum dalam memberikan bahan pustaka
kepada pengguna perpustakaan. Pada Tahun 2013 jumlah buku
yang tersedia di perpustakaan milik Pemerintah Kota Cirebon
sebanyak 38.746 buah dengan total judul buku sebanyak 19.566
judul dengan rata-rata jumlah buku per judul sebanyak 2 buku
sampai 3 buku.
Tabel 2.34
Jumlah Ketersediaan Buku pada Perpustakaan Daerah Kota Cirebon Tahun 2010-2013
No. Uraian Tahun
2010 2011 2012 2013
1. Jumlah judul buku 18.113 19.060 19.566 19.566
2. Jumlah total buku 35.868 37.744 38.746 38.746
3. Rata-rata jumlah judul
buku
2,2 2,2 2,3 2,3
Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun 2014.
d. Jumlah Kendaraan Perpustakaan.
Dalam rangka memudahkan masyarakat untuk mengakses bahan
pustaka yang ada di perpustakaan milik pemerintah Kota
Cirebon, saat ini pemerintah Kota Cirebon telah menyediakan
kendaraan roda 4 (empat) sebanyak 2 Unit dan Roda 2 (dua)
sebanyak 2 Unit yang berfungsi sebagai perpustakaan keliling,
namun jumlahnya sejak Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2013
tidak ada penambahan.
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -32
Tabel 2.35
Jumlah Kendaraan Perpustakaan di Kota Cirebon Tahun 2010–2013
No. Uraian Tahun
2010 2011 2012 2013
1. Jumlah mobil unit
perpustakaan keliling (roda 4)
2 2 2 2
2. Jumlah kendaraan roda 2 (motor pintar)
2 2 2 2
Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun 2014
2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah
Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam
mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan
berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan dengan provinsi dan
kabupaten/kota lainnya yang berdekatan, nasional atau internasional.
Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah,
fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya
manusia.
Indikator variabel aspek daya saing daerah terdiri dari :
a. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Analisis kinerja atas aspek kemampuan ekonomi daerah dilakukan
terhadap indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita,
pengeluaran konsumsi non pangan per kapita, produktivitas total
daerah, dan nilai tukar petani.
Berikut ini disajikan beberapa indikator kinerja pada fokus kemampuan
ekonomi daerah sebagai berikut:
1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita (angka konsumsi RT
per kapita), hasil analisis konsumsi RT perkapita, dapat disajikan
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.36 Angka Konsumsi Rumah Tangga (RT) Tahun 2008-2012 Kota Cirebon
No Uraian 2009 2010 2011 2012
1. Rata-Rata Total
Pengeluaran RT 548.440 653.360 666.038 714.657
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -33
per Bulan
2. Jumlah RT
72.346 72.346 72.346 72.375
3. Total Konsumsi
(Rp)
39.677.440.240 47.267.982.560 48.185.185148 51.723.300.375
Kanaikan (%)
45 19 2 7
Sumber: Data BPS diolah.
Angka konsumsi rata-rata Rumah Tangga baik untuk makanan
maupun non makanan, sesuai tabel diatas mengalami peningkatan
signifikan pada Tahun 2009, yaitu kenaikan sebesar 45 % dari
Tahun sebelumnya. Kondisi peningkatan konsumsi ini terus
meningkat pada Tahun 2010 sebesar 10 %, sedang pada Tahun
2011 dan 2012 kenaikan hanya sebesar 2 % dan 7 %. Kenaikan nilai
konsumsi ini seiring dengan perubahan kondisi perekonomian yang
menghendaki pengeluaran lebih besar untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
Tabel 2.37 Angka Konsumsi Makanan Rumah Tangga Tahun 2008-2012
Kota Cirebon
No Uraian 2009 2010 2011 2012
1. Rata-Rata
Total Pengeluaran
untuk
Makanan RT per Bulan
214.497 300.404 320.346 324.322
2. Jumlah RT
72.346 72.346 72.346 72.375
3. Total
Konsumsi
(Rp)
15.517.999.962 21.733.027.784 23.175.751.716 23.472.804.750
Kanaikan (%)
27 40 7 1 Sumber: Data BPS diolah.
Angka konsumsi rata-rata Rumah Tangga untuk makanan, sesuai
tabel diatas mengalami peningkatan signifikan pada Tahun 2010,
yaitu kenaikan sebesar 40 % dari Tahun sebelumnya. Kondisi
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -34
peningkatan konsumsi ini terus meningkat pada Tahun 2011
sebesar 7 %, sedang pada Tahun 2012 kenaikan hanya sebesar 1 %.
Kenaikan nilai konsumsi untuk makanan meningkat tajam sesuai
perubahan kondisi perekonomian yang berbanding juga dengan
pertumbuhan penduduk dan ketersediaan pangan, sehingga
menghendaki pengeluaran lebih besar untuk memenuhi kebutuhan
makanan.
Tabel 2.38
Angka Konsumsi Non Makanan Rumah Tangga Tahun 2009-2012 Kota Cirebon
No Uraian 2009 2010 2011 2012
1. Rata-Rata
Total Pengeluaran
Non Makanan
RT per Bulan
333.943 352.956 345693 390335
2. Jumlah RT
72.346 72.346 72.346 72.375
3. Total Konsumsi
(Rp)
24.159.440.278 25.534.954.776 25.009.505.778 28.250.495.625
Kanaikan
(%)
60 6 -2 13
Sumber: Data BPS diolah.
Angka konsumsi rata-rata Rumah Tangga untuk non makanan,
sesuai tabel diatas mengalami peningkatan signifikan pada tahun
2009, yaitu kenaikan sebesar 60 % dari tahun sebelumnya. Kondisi
peningkatan konsumsi ini terus meningkat pada Tahun 2011
sebesar 7 %, sedang pada Tahun 2012 kenaikan hanya sebesar 1 %.
Kenaikan nilai konsumsi untuk makanan meningkat tajam sesuai
perubahan kondisi perekonomian yang berbanding juga
denganpertumbuhan penduduk dan ketersediaan pangan, sehingga
menghendaki pengeluaran lebih besar untuk memenuhi kebutuhan
makanan.
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -35
2) Fokus Iklim Berinvestasi.
Analisis kinerja atas iklim berinvestasi dilakukan terhadap indikator
angka kriminalitas, jumlah demo, lama proses perijinan, jumlah dan
macam pajak dan retribusi daerah, jumlah perda yang mendukung
iklim usaha. Dalam kesempatan ini dapat disajikan data angka
kriminalitas dan jumlah demo, dimana secara praktis dapat
menggambarkan iklim ketenangan lingkungan untuk berinvestasi.
a. Angka kriminalitas.
Untuk menghitung angka kriminalitas dapat disajikan dalam contoh
tabel sebagai berikut :
Tabel 2.39 Angka Kriminalitasdi Kota Cirebon 2009-2012
No Jenis Kriminal 2009 2010 2011 2012
1. Jumlah kasus narkoba 42 0 24 23
2. Jumlah kasus
pembunuhan 0 2 0 0
3. Jumlah kejahatan
seksual 9 30 27 16
4. Jumlah kasus
penganiayaan 68 46 17 85
5. Jumlah kasus pencurian 217 193 95 383
6. Jumlah kasus penipuan 109 127 111 148
7. Jumlah kasus
pemalsuan uang 2 0 0 1
8. Jumlah tindak kriminal
selama 1 Tahun 593 711 598 811
9. Jumlah penduduk 280.770 286.718 323.486 337.625
10. Angka kriminalitas
(8)/(9) 21% 25% 18% 24%
Sumber Data: Kesbangpol Kota Cirebon danPolresta Cirebon Kota diolah.
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -36
b. Jumlah Demonstrasi.
Untuk menghitung jumlah demontrasi, dapat disajikan dalam contoh
tabel sebagai berikut :
Tabel 2.40 Jumlah Demo di Kota Cirebon 2008-2012
No Uraian 2009 2010 2011 2012
1 Jumlah unjuk
rasa 71 78 87 94
Sumber Data: Kesbangpol Kota Cirebon dan Polresta Cirebon Kota diolah.
Angka demonstrasi sepanjang Tahun 2009 sampai 2012 menunjukan
angka terendah 71 demo yaitu Tahun 2009, dan angka tertinggi 94
demo yaitu Tahun 2012. Angka demo ini apabila dikaitkan dengan
jadwal pemilihan Presiden tidak terlihat adanya kaitan yang kuat dan
berpengaruh langsung. Pada Tahun 2012 terjadi peningkatan
signifikan yaitu 94 demo, yang mana pada Tahun 2012 ini juga
dipicu oleh kondisi sulit perekonomian diantaranya adanya kebijakan
kenaikan tarif dasar listrik/TDL, dan kenaikan harga BBM, serta
naiknya harga bahan makanan.
2.1.5. Kota Cirebon Sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Kota Cirebon dalam penataan ruang nasional yaitu berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional adalah sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
yang merupakan salah satu pengembangan kawasan metropolitan, serta
merupakan bagian dari kawasan andalan yaitu Ciayumajakuning (Cirebon
– Indramayu – Majalengka – Kuningan) dengan sektor unggulan pertanian,
industri, perikanan, dan pertambangan
Penetapan Kota Cirebon sebagai PKN berdasarkan karakteristik wilayah
yang merupakan:
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -37
1. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan
internasional.
2. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat
kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa
provinsi; dan/atau
3. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
Penetapan Kota Cirebon sebagai PKN dipertegas juga dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat 2009-2039. Fokus pengembangan
Kota Cirebon sebagai bagian dari Wilayah Pengembangan (WP)
Ciayumajakuning diarahkan sebagai kota inti dari PKN dengan sarana
dan prasarana yang terintegrasi dengan wilayah pengaruhnya
(hinterland), serta menjadi simpul utama pelayanan jasa dan
perdagangan, dan industri di Daerah bagian timur, serta untuk kegiatan
wisata budaya dan religi.
2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai
Tahun berjalan dan realisasi RPJMD
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai hasil evaluasi atas
kebijakan rencana pembangunan, pelaksanaan pembangunan, dan hasil
pelaksanaan pembangunan.
Metode evaluasi yang digunakan adalah dengan menggunakan :
a. Melakukan perbandingan antar dokumen, dalam hal ini yang
diperbandingkan adalah dokumen rencana dengan dokumen
penganggaran (RKPD TA. 2014 dengan APBD TA. 2014). Adapun
perbandingan antara dokumen KUA PPAS TA. 2014 dengan APBD TA.
2014 dapat mengambil hasil perbandingan RKPD dengan APBD
mengingat isi materi KUA PPAS TA. 2014 sama dengan RKPD TA.
2014.
b. Identifikasi Realisasi Target Capaian TA. 2014 sebagaimana tercantum
dalam dokumen RPJMD TA. 2008 – 2013 untuk capaian Tahun 2014.
c. Identifikasi kendala permasalahan yang muncul dari laporan evaluasi
akhir tahun dari seluruh SKPD.
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -38
2.2.1 Evaluasi Kebijakan Rencana Kerja Pembangunan Daerah
(RKPD) Tahun Anggaran 2014.
Sebagaimana disampaikan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara bahwa Rencana Kerja Pemerintah Daerah
menjadi dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD dan Prioritas Plafon
Anggaran yang kemudian menjadi acuan penyusunan APBD. Ini berarti
bahwa perencanaan dan penganggaran sebagai suatu sistem yang tidak
terpisahkan satu dengan yang lainnya. Oleh Karena itu dalam bagian ini
akan dievaluasi sejauhmana konsistensi perencanaan diterapkan dalam
penganggaran.
Dari segi waktu, dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah atau
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah disebut Rencana Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD) telah ditetapkan melalui Peraturan Walikota Nomor 31
Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon
Tahun 2014 Tanggal 24 Mei 2013. Penyelesaian dokumen rencana telah
sesuai dengan waktu yang ditetapkan dengan peraturan perundang-
undangan. Adapun Dokumen KUA PPAS Tahun 2014 ditetapkan pada 31
Juli 2013 melalui Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kota Cirebon
dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Cirebon Nomor :
903/BA.11-BAPPEDA/2013 dan Nomor : 903/BA.34-BAPPEDA/2013
tentang Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota
Cirebon Tahun Anggaran 2014 serta Nomor : 903/BA.12-BAPPEDA/2013
dan Nomor : 903/BA.35-DPRD/2013 tentang Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara Tahun Anggaran 2014.
Sementara dokumen APBD Tahun Anggaran 2014 ditetapkan
melalui Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2013 tanggal 19 Desember
2013 dan Penjabarannya melalui Peraturan Walikota Nomor 61 Tahun
2013 tanggal 30 Desember 2013. Dari segi waktu hal ini telah sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Keuangan
Daerah dalam Pasal 53 ayat (2) bahwa “Penetapan Rancangan Peraturan
Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -39
APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan selambat-
lambatnya tanggal 31 Desember Tahun anggaran sebelumnya”.
Perbandingan dokumen APBD dan RKPD/PPAS dimaksudkan
untuk melihat sejauhmana kesesuaian RKPD yang kemudian dituangkan
dalam KUA PPAS ini, diterapkan dalam Dokumen APBD. Perbandingan
antara RKPD Tahun 2014 dan APBD Tahun Anggaran 2014 dapat dilihat
pada Tabel berikut.
Tabel 2.41
Perbandingan Antara RKPD dengan APBD
Tahun Anggaran 2014
NO URUSAN / SKPD
JML KEG. DI APBD YANG SESUAI KUA
PPAS
JUMLAH TOTAL KEG. DI APBD
TINGKAT KESESUAIAN
(%)
TINGKAT PENYIMPANGAN
(%)
1 2 3 4 5= {(3)/(4)}
X100% 6 = 100% - (5)
Urusan Wajib
1.01 PENDIDIKAN
Dinas Pendidikan 67 130 51,54% 48,46%
1.02 KESEHATAN
Dinas Kesehatan 58 72 80,56% 19,44%
RSUD Gnung Jati 2 5 40,00% 60,00%
1.03 PEKERJAAN UMUM
Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral.
16 54 30% 70,37%
Kelurahan Kejaksan 0 1 0% 100,00%
Kelurahan Kesenden 0 2 0% 100,00%
Kelurahan Sukapura 0 1 0% 100,00%
Kelurahan Pekiringan 0 2 0% 100,00%
Kelurahan Lemahwungkuk 0 3 0% 100,00%
Kelurahan Panjunan 0 1 0% 100,00%
Kelurahan Pekalipan 0 1 0% 100,00%
Kelurahan Pekalangan 0 2 0% 100,00%
1.04 PERUMAHAN
Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral.
2 7 28,57% 71,43%
Dinas Kebersihan dan Pertamanan. 19 21 90,48% 9,52%
1.05 PENATAAN RUANG
Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral.
1 3 33,33% 66,67%
Badan Perenca-naan Pembangunan. 0 1 0% 100,00%
1.06 PERENCANAAN PEMBANGUNAN Badan Perencanaan Pembangunan. 48 53 90,57% 9,43%
Kec. Kejaksan. 1 1 100,00% 0,00%
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -40
NO URUSAN / SKPD
JML KEG. DI APBD YANG SESUAI KUA
PPAS
JUMLAH TOTAL KEG. DI APBD
TINGKAT KESESUAIAN
(%)
TINGKAT PENYIMPANGAN
(%)
1 2 3 4 5= {(3)/(4)}
X100% 6 = 100% - (5)
Kec. Pekalipan. 1 1 100,00% 0,00%
Kec. Kesambi. 1 1 100,00% 0,00%
Kec. Lemahwungkuk. 1 1 100,00% 0,00% Kec. Harjamukti. 1 2 50,00% 50,00%
1.07 PERHUBUNGAN
Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi.
34 50 68,00% 32,00%
1.08 LINGKUNGAN HIDUP
Kantor Lingkungan Hidup. 19 36 53% 47,22%
Dinas Kebersihan dan Pertamanan. 6 10 60% 40,00%
1.09 PERTANAHAN
Dinas Pendidikan 0 1 0% 100,00%
Sekretariat Daerah 1 1 100% 0,00%
1.10 KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL Dinas Kependudukan & Catatan Sipil. 21 43 48,84% 51,16%
1.11 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK.
Kecamatan Kesambi 0 1 0,00% 100,00%
Kelurahan Karyamulya 0 1 0,00% 100,00%
Kelurahan Kecapi 0 1 0,00% 100,00%
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.
2 5 40,00% 60,00%
1.12 KELUARGA BEREN-CANA DAN KELUAR-GA SEJAHTERA.
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.
3 5 60,00% 40,00%
1.13 SOSIAL
Dinas Sosial, Tenaga Kerja & Transmigrasi
23 33 69,70% 30,30%
1.14 KETENAGAKERJAAN
Dinas Sosial, Tenaga Kerja & Transmigrasi
3 8 37,50% 62,50%
1.15 KOPERASI DAN UKM
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah.
6 8 75,00% 25,00%
1.16 PENANAMAN MODAL
Badan Penanaman Modal dan Perijinan.
27 39 69,23% 30,77%
1.17 KEBUDAYAAN
Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata.
23 24 95,83% 4,17%
Kelurahan Kejaksan 0 1 0,00% 100,00%
1.18 KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -41
NO URUSAN / SKPD
JML KEG. DI APBD YANG SESUAI KUA
PPAS
JUMLAH TOTAL KEG. DI APBD
TINGKAT KESESUAIAN
(%)
TINGKAT PENYIMPANGAN
(%)
1 2 3 4 5= {(3)/(4)}
X100% 6 = 100% - (5)
Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata.
5 7 71,43% 28,57%
Kelurahan Harjamukti 0 1 0,00% 100,00%
1.19 KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI.
Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Linmas.
21 30 70,00% 30,00%
Satuan Polisi Pamong Praja. 24 28 85,71% 14,29%
Kantor Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran
0 1 0,00% 100,00%
1.20 OTDA, PEMERINTA-HAN UMUM, ADM. KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN.
Inspektorat 27 37 72,97% 27,03%
Sekretariat Daerah. 79 107 73,83% 26,17%
Sekretariat DPRD 33 37 89,19% 10,81%
Badan kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan.
41 42 97,62% 2,38%
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
0 1 0,00% 100,00%
Kecamatan Kejaksan 17 20 85,00% 15,00%
Kecamatan Pekalipan 22 28 78,57% 21,43%
Kecamatan Kesambi 19 21 90,48% 9,52%
Kecamatan Lemahwungkuk 19 22 86,36% 13,64%
Kecamatan Harjamukti 20 25 80,00% 20,00%
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah
52 63 82,54% 17,46%
Kelurahan Kejaksan 15 19 78,95% 21,05%
Kelurahan Kebonbaru 18 22 81,82% 18,18%
Kelurahan Kesenden 21 22 95,45% 4,55%
Kelurahan Sukapura 17 19 89,47% 10,53%
Kelurahan Kesambi 20 21 95,24% 4,76%
Kelurahan Sunyaragi 15 21 71,43% 28,57%
Kelurahan Drajat 16 17 94,12% 5,88%
Kelurahan Pekiringan 20 22 90,91% 9,09%
Kelurahan Karyamulya 10 12 83,33% 16,67%
Kelurahan lemahwungkuk 13 16 81,25% 18,75%
Kelurahan Panjunan 16 17 94,12% 5,88%
Kelurahan Kasepuhan 22 24 91,67% 8,33%
Kelurahan Pegambiran 16 21 76,19% 23,81%
Kelurahan Pekalipan 20 23 86,96% 13,04%
Kelurahan Pekalangan 21 23 91,30% 8,70%
Kelurahan Jagasatru 18 19 94,74% 5,26%
Kelurahan Pulasaren 17 20 85,00% 15,00%
Kelurahan harjamukti 18 19 94,74% 5,26%
Kelurahan Argasunya 19 21 90,48% 9,52%
Kelurahan Kalijaga 21 22 95,45% 4,55%
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -42
NO URUSAN / SKPD
JML KEG. DI APBD YANG SESUAI KUA
PPAS
JUMLAH TOTAL KEG. DI APBD
TINGKAT KESESUAIAN
(%)
TINGKAT PENYIMPANGAN
(%)
1 2 3 4 5= {(3)/(4)}
X100% 6 = 100% - (5)
Kelurahan Kecapi 16 17 94,12% 5,88%
Kelurahan Larangan 20 21 95,24% 4,76%
Kantor Penanggulangan Bencana daerah dan Pemadam Kebakaran
18 26 69,23% 30,77%
1.21 KETAHANAN PANGAN Kantor Ketahanan Pangan. 22 33 66,67% 33,33%
1.22 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA.
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
26 38 68,42% 31,58%
Kec. Kejaksan 0 3 0,00% 100,00%
Kec. Pekalipn 1 6 16,67% 83,33%
Kec. Kesambi 2 7 28,57% 71,43%
Kec. Lemahwungkuk 2 6 33,33% 66,67%
Kec. Harjamukti 0 2 0,00% 100,00%
Kelurahan Kejaksan 0 6 0,00% 100,00%
Kelurahan kebonbaru 2 10 20,00% 80,00%
Kelurahan Kesenden 1 3 33,33% 66,67%
Kelurahan Sukapura 2 4 50,00% 50,00%
Kelurahan kesambi 2 6 33,33% 66,67%
Kelurahan Sunyaragi 2 7 28,57% 71,43%
Kelurahan Drajat 2 4 50,00% 50,00%
Kelurahan Pekiringan 2 8 25,00% 75,00%
Kelurahan Karyamulya 2 6 33,33% 66,67%
Kelurahan Lemahwungkuk 1 5 20,00% 80,00%
Kelurahan Panjunan 1 4 25,00% 75,00%
Kelurahan Kasepuhan 1 3 33,33% 66,67%
Kelurahan Pegambiran 2 5 40,00% 60,00%
Kelurahan Pekalipan 1 5 20,00% 80,00%
Kelurahan Pekalangan 2 6 33,33% 66,67%
Kelurahan Jagasatru 3 5 60,00% 40,00%
Kelurahan Pulasaren 2 5 40,00% 60,00%
Kelurahan Harjamukti 2 5 40,00% 60,00%
Kelurahan Argasunya 1 5 20,00% 80,00%
Kelurahan Kalijaga 2 7 28,57% 71,43%
Kelurahan Kecapi 1 5 20,00% 80,00%
Kelurahan Larangan 2 3 66,67% 33,33%
1.23 STATISTIK Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah. 5 5 100,00% 0,00%
1.24 KEARSIPAN Badan Perpustakaan dan Kearsipan
Daerah. 32 39 82,05% 17,95%
1.25 KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Dinas Perhubungan dan Infokom. 7 11 63,64% 36,36%
Sekretariat Daerah 0 1 0,00% 100,00%
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -43
NO URUSAN / SKPD
JML KEG. DI APBD YANG SESUAI KUA
PPAS
JUMLAH TOTAL KEG. DI APBD
TINGKAT KESESUAIAN
(%)
TINGKAT PENYIMPANGAN
(%)
1 2 3 4 5= {(3)/(4)}
X100% 6 = 100% - (5)
1.26 PERPUSTAKAAN
Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah.
0 0 - -
JUMLAH A 1305 1831 71,27% 28,73%
URUSAN PILIHAN
2.01 PERTANIAN
Dinas Kelautan, Peri-kanan, Peternakan dan Pertanian.
25 43 58,14% 41,86%
2.02 KEHUTANAN
Dinas Kelautan, Perikanan, Peternakan dan Pertanian.
0 1 0,00% 100,00%
2.03 ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan,
Energi dan Sumber Daya Mineral. 0 0 - -
2.04 PARIWISATA
Dinas Pemuda, Olah-raga, Kebudayaan dan pariwisata.
3 4 75,00% 25,00%
2.05 KELAUTAN, PERIKANAN & PETERNAKAN Dinas Kelautan, Perikanan, Peternakan
dan Pertanian. 0 11 0,00% 100,00%
2.06 PERDAGANGAN
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah.
26 31 83,87% 16,13%
2.07 INDUSTRI
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah.
3 5 60,00% 40,00%
2.08 KETRANSMIGRASIAN
Dinas Sosial, Tenaga Kerja & Transmigrasi.
0 0 - -
JUMLAH B 57 95 60,00% 40,00%
Rata-rata 1362 1926 70,72% 29,28%
2.2.2. Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tahun Anggaran
2014
2.2.2.1 Target dan Realisasi Keuangan Daerah
Target dan realisasi belanja daerah Kota Cirebon dapat
disampaikan secara garis besar sebagai berikut: Realisasi belanja daerah
dalam Tahun Anggaran 2014 mencapai Rp1.194.448.622.457,00 atau
87,84 % dari jumlah belanja yang ditetapkan sebesar
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -44
Rp1.359.770.980.274,00. Dari realisasi ini terlihat target yang tidak dapat
dicapai adalah sebesar Rp165.322.357.817,00 atau 12,60 %.
Realisasi Belanja Daerah tersebut terdiri dari kelompok Belanja
Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Target dan realisasi Belanja
Daerah secara rinci dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.42
Target dan Realisasi Belanja Daerah Tahun 2014
No Uraian
Tahun Anggaran 2014 % Kontribusi
Anggaran Realisasi
BELANJA TIDAK LANGSUNG 668.295.335.008,00 591.328.067.156,00 88,48 49,51
1 Belanja Pegawai 610.512.013.522,00 539.865.445.101,00 88,43 45,20
2 Belanja Bunga - - - 0,00
3 Belanja Subsidi - - - 0,00
4 Belanja Hibah 43.964.407.112,00 41.812.871.618,00 95,11 3,50
5 Belanja Bantuan Sosial 12.337.400.000,00 9.259.782.429,00 75,05 0,78
6 Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kab/ Kota dan Pemerintah Desa
- - - 0,00
7
Belanja Bantuan Keuangan kepada Prov./Kab/Kota dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik
575.544.374,00 360.914.508,00 62,71 0,03
8 Belanja tidak teruga 905.970.000,00 29.053.500,00 3,21 0,002
9 Lain-lain - - - 0,00
BELANJA LANGSUNG 691.475.645.266,00 603.120.555.301,00 87,22 50,49
1 Belanja Pegawai 65.793.905.735,00 59.373.163.943,00 90,24 4,97
2 Belanja Barang dan Jasa 352.740.173.474,00 308.513.793.722,00 87,46 25,83
3 Belanja Modal 272.941.566.057,00 235.233.597.636,00 86,18 19,69
JUMLAH BELANJA 1.359.770.980.274,00 1.194.448.622.457,00 87,84 100,00
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -45
Grafik 2.2
Proporsi Realisasi Belanja Daerah Kota Cirebon Tahun 2014
Berdasarkan Jenis Belanja
Kontribusi Realisasi belanja berdasarkan jenis belanja daerah
terhadap total realisasi belanja daerah Tahun anggaran 2014, terlihat
sebesar 50,17% realisasi belanja bersumber dari belanja pegawai,
berikutnya sebesar 25,83% realisasi dari belanja barang dan jasa dan
sebesar 19,69% realisasi belanja modal. Sementara untuk realisasi
belanja hibah dan bantuan sosial masing-masing sebesar 3,50% dan
0,78%. Sedangkan untuk belanja bantuan keuangan kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik
sebesar 0,03% dan sisanya untuk belanja tak terduga sebesar 0,002%.
2.2.2.1.1 Belanja Tidak Langsung
Dalam perhitungan realisasi belanja tidak langsung Tahun 2014
sebesar Rp591.328.067.156.00 atau 88,48 % dari target yang ditetapkan
sebesar Rp668.295.335.008,00.
Realisasi kelompok belanja tidak langsung tersebut terdiri dari
jenis belanja sebagai berikut :
- Belanja Pegawai realisasinya mencapai Rp539.865.445.101.00 atau
88,43 %;
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -46
- Belanja Hibah realisasinya mencapai Rp41.812.871.618,00 atau 95,11
%;
- Belanja Bantuan Sosial realisasinya mencapai Rp9.259.782.429,00
atau 75,05 %.
- Belanja Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/ Kota
dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik realisasinya mencapai
Rp360.914.508,00 atau 62,71 %.
- Belanja Tidak Terduga realisasinya mencapai Rp29.053.500,00 atau
0,002 %.
Rincian realisasi Belanja Tidak Langsung per jenis dan obyek belanja
Tahun Anggaran 2014 digambarkan pada tabel II.8
Tabel 2.43
Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Tidak Langsung
Tahun Anggaran 2014
No Uraian
Tahun Anggaran 2014
% Kontribusi
Anggaran Realisasi
1 Belanja Pegawai 610.512.013.522,00 539.865.445.101,00 88,43 45,20
2 Belanja Bunga - - - 0,00
3 Belanja Subsidi - - - 0,00
4 Belanja Hibah 43.964.407.112,00 41.812.871.618,00 95,11 3,50
5 Belanja Bantuan Sosial 12.337.400.000,00 9.259.782.429,00 75,05 0,78
6 Belanja Bagi Hasil kepada
Provinsi/Kab/ Kota dan
Pemerintah Desa
- - - 0,00
7 Belanja Bantuan Keuangan
kepada Prov./Kab/Kota dan
Pemerintahan Desa dan
Partai Politik
575.544.374,00 360.914.508,00 62,71 0,03
8 Belanja tidak teruga 905.970.000,00 29.053.500,00 3,21 0,002
9 Lain-lain - - - 0,00
JUMLAH 668.295.335.008,00 591.328.067.156,00 88,48 49,51
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -47
2.2.2.1.2 Belanja Langsung
Dalam perhitungan realisasi APBD Tahun Anggaran 2014, realisasi
Belanja Langsung sebesar Rp603.120.555.301,00 atau 87,22 % dari target
anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp691.475.645.266. Realisasi
kelompok belanja langsung tersebut terdiri dari jenis belanja sebagai
berikut :
- Belanja Pegawai realisasinya mencapai Rp59.373.163.943,00 atau
90,24% (%);
- Belanja Barang dan Jasa realisasinya mencapai Rp308.513.793.722,00
atau 87,46% (%);
- Belanja Modal realisasinya mencapai Rp235.233.597.636,00 atau
86,18% (%).
Rincian realisasi Belanja Langsung per jenis dan obyek belanja
Tahun Anggaran 2014 digambarkan pada tabel II.9.
Tabel 2.44
Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung
Tahun Anggaran 2014
No Uraian Tahun Anggaran 2014
% Kontribusi Anggaran Realisasi
1 Belanja Pegawai 65.793.905.735,00 59.373.163.943,00 90,24 4,97
2 Belanja Barang dan Jasa
352.740.173.474,00 308.513.793.722,00 87,46 25,83
3 Belanja Modal 272.941.566.057,00 235.233.597.636,00 86,18 19,69
JUMLAH 691.475.645.266,00 603.120.555.301,00 87,22 50,49
Data realisasi belanja langsung berdasarkan urusan, program dan
kegiatan disajikan secara lengkap dengan analisis pencapaian dan
hambatannya pada akhir bab ini.
2.2.2.1.3 Pembiayaan Daerah
Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan
untuk menutup selisih antara Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah.
Selisih antara anggaran pendapatan daerah dan anggaran belanja daerah
dapat mengakibatkan terjadinya surplus atau defisit anggaran. Surplus
anggaran terjadi apabila anggaran pendapatan lebih besar dari pada
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -48
anggaran belanja, sedangkan defisit anggaran terjadi apabila anggaran
pendapatan lebih kecil dari pada anggaran belanja.
Apabila terjadi surplus anggaran dapat dimanfaatkan melalui
pengeluaran anggaran pembiayaan untuk transfer ke dana cadangan,
pembayaran cicilan utang, penyertaan modal (investasi) dan atau menjadi
sisa perhitungan anggaran tahun berkenaan. Sedangkan apabila terjadi
defisit anggaran ditutup/dibiayai dari sisa lebih anggaran tahun lalu,
pinjaman daerah dan atau transfer/penarikan dana cadangan daerah
yang dianggarkan pada penerimaan anggaran pembiayaan.
2.2.2.1.4 Penerimaan Pembiayaan Daerah
Dalam perhitungan realisasi APBD, realisasi penerimaan
pembiayaan daerah pada Tahun 2014, realisasi Penerimaan Pembiayaan
Daerah sebesar Rp121.590.878.070,00 atau 100,01 % dari yang
dianggarkan sebesar Rp121.576.474.720,00. Realisasi tersebut bersumber
dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya dan
penerimaan kembali investasi dana bergulir. Secara rinci penerimaan
pembiayaan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.45
Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah
Tahun Anggaran 2014
No Uraian Penerimaan Pembiayaan
% Kontribusi Anggaran Realisasi
1 Sisa lebih perhitungan anggaran 114.574.121.595,00 114.574.121.595,00 100 94,24
2 Pencairan Dana Cadangan 7.000.000.000,00 7.000.000.000,00 100 5,75
3 Penerimaaan Kembali Investasi Jangka Pendek
2.353.125,00 16.756.475,00 712,09 0,01
JUMLAH 121.576.474.720,00 121.590.878.070,00 100,01 100
2.2.2.1.5 Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Realisasi pengeluaran pembiayaan daerah pada Tahun 2014
sebesar Rp13.163.658.508,00 atau 99,39 % dari anggaran sebesar
Rp13.244.000.000,00. Secara rinci target dan realisasi pengeluaran
pembiayaan daerah selama Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut:
Pemerintah Kota Cirebon
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -49
Tabel 2.46
Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Tahun Anggaran 2014
No Uraian
Penerimaan Pembiayaan
% Kontribusi
Anggaran Realisasi
1. Penyertaan Modal
(Investasi) Daerah
13.000.000.000,00 13.000.000.000 100 98,16
2 Pembayaran Pokok Utang 244.000.000,00 163.658.508,00 67,07 1,24
JUMLAH 13.244.000.000,00 13.163.658.508,00 99,39
Realisasi pengeluaran pembiayaan daerah tersebut diantaranya
digunakan untuk Penyertaan Modal (Investasi) Daerah dan Pembayaran
Pokok Utang yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
Realisasi pengeluaran untuk penyertaan modal (Investasi) pemerintah
daerah pada Tahun 2014 mencapai Rp13.000.000.000,00 atau 100%
(%) dari yang dianggarkan, realisasi anggaran ini merupakan amanat
Peraturan Daerah untuk meningkatkan penyertaan modal pemerintah
daerah.
- Pembayaran Pokok Utang.
Pembayaran pokok utang yang jatuh tempo kepada Pemerintah
Penerusan Pinjaman (Loan) realisasinya pada Tahun 2014 realisasi
pembayaran pokok utang sebesar Rp163.658.508,00 atau 67,07 % dari
anggaran.
2.2.2.2 Analisis Capaian Target Tahunan RPJMD
Analisis capaian target tahunan RPJMD dilakukan untuk
melihat sejauhmana pelaksanaan pembangunan yang dilakukan selama
kurun waktu Tahun anggaran 2014 dapat mencapai target sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam RPJMD dan RKPD.
Gambaran tentang realisasi target Tahun anggaran 2014 untuk setiap
SKPD sesuai Lingkup Bidang Pemerintahan, Bidang Fisik, Bidang
Ekonomi, dan Bidang Sosial Budaya dapat dilihat pada Tabel 2.47
berikut ini.