Post on 28-Feb-2018
7/25/2019 Pemeriksaan makroskopis (DWIKA)
1/3
A. Pemeriksaan makroskopis
Sebelum dilakukan pemeriksaan, harus diperhatikan cara pengumpulan sampel feses
yang akan diperiksa. Menurut Endarwati dalam artikel Pemeriksaan Tinja Metode ato!
at" tahun #$%#, cara persiapan dan pengumpulan sampel feses dapat dilakukan dengan&
%. Sebelum pot tinja dibagi, perlu dilakukan wawancara tentang pengetahuan cacingan
dan kebiasaan hidup sehat probandus.
#. Setelah wawancara, responden dibagikan pot tinja yang telah diberi kode dan
identitas dari pemilik sampel feses.
'. (umlah tinja yang dimasukkan ke dalam pot)kantong plastik sekitar %$$ mg *sebesar
kelereng atau ibu jari tangan+.
. Spesimen harus segera diperiksa pada hari yang sama, sebab jika tidak telur cacing
tambang akan rusak atau menetas menjadi lar-a. (ika tidak memungkinkan tinjaharus diberi formalin !%$/ sampai terendam.
0alam pemeriksaan makroskopis feses, dinilai bentuk, warna, konsistensi, bau,
darah, lendir, dan parasit *Endarwati, #$%#+.
%. 1entuk
Sampel feses memiliki bentuk silindris tak beraturan. 1entuk ini
menggambarkan feses normal. arena dari bentuk feses dapat dilihat bila ada
gangguan pada saat pengeluaran feses *Endarwati, #$%#+.
#. 2arna
Sampel feses yang diperiksa berwarna cokelat tua. 2arna feses yang normal
berkisar antara kuning cokelat dan cokelat tua. 2arna feses dapat mengalami
perubahan karena pengaruh jenis makanan, obat!obatan, atau perdarahan pada
saluran cerna *Endarwati, #$%#+.
'. onsistensi
onsistensi feses pada sampel agak padat. 3al ini menunjukkan bahwa
konsistensi feses probandus masih dalam batas normal. Pada diare konsistensi
menjadi sangat lunak atau cair, sedangkan sebaliknya tinja yang keras atau
skibala didapatkan pada konstipasi. Peragian karbohidrat dalam usus
menghasilkan tinja yang lunak dan bercampur gas. onsistensi feses padat
normal akan tetapi tidak menutup kemungkinan ada kesalahan dalam
pengambilan sampel dan proses penyimpanan sebelum dibawa ke tempat
pemeriksaan. 3al ini dikarenakan tempat pemeriksaan cukup jauh, dan tidak ada
wadah yang memadai untuk penampungan feses. Tinja normal mempunyai
konsistensi agak lunak dan bebentuk. Pada diare konsistensi menjadi sangat
lunak atau cair, sedangkan sebaliknya tinja yang keras atau skibala didapatkan
7/25/2019 Pemeriksaan makroskopis (DWIKA)
2/3
pada konstipasi. Peragian karbohidrat dalam usus menghasilkan tinja yang lunak
dan bercampur gas. *4orwin, #$$5+.
. 1au
Sampel feses memiliki bau yang khas. 1au normal fese dipengaruhi oleh "at!"at
seperti indol, skatol, dan asam butirat. 6eses abnormal memiliki bau tengik,
asam, ataupun basi. 6eses yang berbau tengik atau asam disebabkan oleh
fermentasi gula yang tidak sempurna seperti pada keadaan diare *Endarwati,
#$%#+.
. 0arah
Tidak didapatkan penampakan darah pada pemeriksaan makroskopis feses. 6eses
normal tidak mengandung darah. 1ila ada darah pada feses, perlu diperhatikan
warna darah tersebut dan apakah darah bercampur dengan tinja atau hanya pada
bagian luar feses saja *7andasoebrata, #$$8+.9. :endir
Tidak didapatkan lendir pada sampel feses. 6eses normal tidak mengandung
lender. 1ila terdapat lendir pada feses, dapat disebabkan oleh iritasi atau
inflamasi pada dinding usus. 1ila terdapat lendir pada feses, perlu diperhatikan
apakah lendir bercampur dengan deses atau hanya pada permukaan luar feses
saja. :endir yang bercampur dengan feses dapat berarti terjadi iritasi pada usus
halus. :endir yang hanya dipermukaan, dapat berarti terjadi iritasi pada usus
besar *7andasoebrata, #$$8+.
;. Parasit
Tidak ditemukan parasit pada sampel feses. 3al ini menandakan bahwa saluran
pencernaan probandus masih normal tanpa ada infeksi dari parasit
*7andasoebrata, #$$8+.
REFERENSI
4orwin, Eli"abeth (. #$$5. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3 *Alih 1ahasa &
7/25/2019 Pemeriksaan makroskopis (DWIKA)
3/3
Endarwati, 3eni. #$%#. Pemeriksaan Tinja Metode Kato-Katz. Tersedia di
>http&))habibi.staff.ub.ac.id)files)#$%#)%%)PEME=?SAA
AT.pdfB diakses tanggal 9 (uni #$%.