Post on 20-Dec-2015
description
PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI
A. Pendahuluan
Menurut PSAK No. 1 (revisi 2009) par 9: Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.Tujuan Laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Perbedaan komponen laporan keuangan antara PSAK No.1 (revisi 1998) dengan PSAK No.1 (revisi 2009), diantaranya :
Menurut PSAK No. 1 (revisi 2009) par 10 : laporan keuangan yang lengkap terdiri dari :1. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode ;2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode;3. Laporan perubahan ekuitas selama periode ;4. Laporan arus kas selama periode ;5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi
penjelasan lain ; dan6. Laporan posisi keuangan awal periode periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan
suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos – pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos – pos dalam laporan keuangannya.
Sementara komponen laporan keuangan lengkap menurut PSAK No.1 (revisi 1998) mencakup :1. Neraca2. Laporan Laba Rugi3. Laporan Perubahan Ekuitas4. Laporan Arus Kas5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Perbedaan signifikan dari komponen laporan keuangan menurut kedua PSAK No.1 (revisi 1998) dengan PSAK No.1 (revisi 2009) adalah sebagai berikut :
1. PSAK No. 1 (revisi 2009) mewajibkan entitas untuk menyusun laporan laba rugi komprehensif, yang terdiri dari informasi laba rugi yang biasa dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi menurut PSAK No.1 (revisi 1998) ditambah dengan informasi pendapatan komprehensif lain.
2. PSAK No.1 (revisi 2009) mewajibkan entitas untuk menyusun Laporan Posisi Keuangan Awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos – pos laporan keuangan atau entitas mereklasifikasi pos – pos dalam laporan keuangannya. Sementara PSAK No.1 (revisi 1998) tidak mensyaratkan laporan tersebut.
Sebelumnya menurut PSAK No.1 (revisi 1998), perusahaan hanya diwajibkan untuk menyusun laporan laba rugi. Sementara menurut PSAK No.1 (revisi 2009), perusahaan diwajibkan untuk menyusun laporan laba rugi komprehensif. Untuk itu, perusahaan wajib mencantumkan komponen pendapatan komprehensif lain dalam laporan laba rugi komprehensif yang disusunnya.
Pendapatan komprehensif berarti seluruh perubahan ekuitas pemilik perusahaan diluar dari transaksi kontribusi atau distribusi dari dan kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagaimana pemilik perusahaan. Sebelum dikeluarkannya PSAK No. 1 (revisi 2009), informasi mengenai pendapatan komprehensif lain disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas. Dengan adanya perubahan ini, maka para pengguna laporan keuangan dapat mengetahui semua informasi yang berkaitan dengan perubahan ekuitas pemilik yang bukan berasal dari kontribusi dan distribusi pemilik dalam laporan laba rugi komprehensif.
Komponen pendapatan komprehensif lain sebagaimana tercantum dalam PSAK No.1 (revisi 2009) par.07 mencakup :
1. Perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16 (revisi 2007) : Aset Tetap dan PSAK 19 (revisi 2009) : Aset tidak berwujud )
2. Keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui sesuai dengan PSAK 24 : Imbalan Kerja)
3. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan darentitas asing (lihat PSAK 10 (revisi 2009) : Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing)
4. Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang dikategorikan sebagai ‘tersedia untuk dijual’ (lihat PSAK 55 (revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran )
5. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55 (revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran ).
Dalam kaitannya dengan format laporan laba rugi komprehensif, entitas dapat menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban yang diakui dalam satu periode dengan memilih salah satu format sebagaimana tercantum dalam PSAK No.1 (revisi 2009) par. 78 berikut :
1. Dalam bentuk satu laporan laba rugi komrehensif, atau2. Dalam bentuk dua laporan :- Laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah) ; dan- Laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen pendapatan komprehensif lain
(laporan laba rugi komprehensif)
Jika laporan laba rugi disajikan, maka laporan tersebut merupakan bagian dari komponen laporan keuangan yang lengkap dan disajikan sebelum laporan laba rugi komprehensif. Dalam kaitannya dengan total laba rugi periode berjalan atau “bottom line” laporan, dalam laporan laba rugi (PSAK No.1 (revisi 1998), total laba rugi merupakan komponen laba yang menjadi hak entitas induk, sementara komponen laba untuk kepentingan nonpengendali (dahulu istilahnya minority interests atau hak minoritas ) merupakan pengurang total laba.
Sedangkan dalam laporan laba rugi komprehensif (PSAK No. 1 (revisi 2009)), komponen laba untuk kepentingan nonpengendali tidak lagi disajikan sebagai pengurang laba. Setelah penyajian informasi total laba entitas, maka entitas wajib menyajikan informasi mengenai bagian laba yang
dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan bagian laba yang dapat diatribusikan kepentingan nonpengendali.
B. Sifat dan Contoh
Perkiraan laba rugi terdiri atas :- Perkiraan pendapatan operasi- Harga pokok penjualan- Beban Operasi- Pendapatan- Beban diluar Operasi- Pos Luar Biasa
Definisi Penghasilan berdasarkan Kerangka dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan (PSAK No. 23 (revisi 2009)) sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama periode akuntans dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.Penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain). Pendapatan adalah penghasilan yang timbul selama dalam aktivitas normal entitas dan dikenal dengan bermacam – macam sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen dan royalti.
Menurut Sukrisno Agoes (Auditing buku 2, 2013) Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Kesimpulan dari saya, pendapatan ialah arus kas masuk yang diperoleh dari kegiatan operasional perusahaan dalam dalam suatu periode sehingga dapat meningkatkan jumlah ekuitas perusahaan.
Menurut PSAK ETAP (IAI, 2009 : 114),- Entitas harus mengukur pendapatan beradasarkan nilai wajar atas pembayaran yang diterima atau
masih harus diterima. Nilai wajar tersebut tidak termasuk jumlah diskon penjualan dan potongan volume.
- Entitas harus mengakui pendapatan dari suatu penjualan barang jka semua kondisi berikut terpenuhi :
1. Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan barang kepada pembeli.
2. Entitas tidak mempertahankan atau meneruskan baik keterlibatan manajerial sampai kepada tingkat biasanya diasosiasikan dengan kepemilikan maupun control efektif barang yang terjual.
3. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.4. Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir
masuk ke dalam entitas.5. Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur secara andal.
Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal jika memenuhi semua kondisiberikut :
- Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal
- Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir kepada entitas
- Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal- Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian transaksi dapat diukur secara andal
SAK ETAP (IAI, 2009 : 121)Bunga, Royalti dan DividenEntitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari penggunaan aset oleh entitas yang lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen atas dasar yang ditetapkan ketika :
a. ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir entitas kepada entitas dan;
b. jumlah pendapatan harus diukur secara andal
Entitas harus mengakui pendapatan atas dasar :a. bunga harus diakui secara akrualb. royalti harus diakui dengan menggunakan dasar akrual sesuai dengan substansi dari perjanjian yang
relevanc. dividen harus diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran telah terjadi.
C. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objektives) Perkiraan Laba Rugi
Tujuan pemeriksaan perkiraan laba rugi, ialah:1. Untuk mengetahui apakah terdapat internal control yang baik atas pendapatan dan beban termasuk
apakah perusahaan menggunakan acrual basis untuk mencatat pendapatan maupun beban.2. Untuk memeriksa apakah semua pendapatan yang menjadi hak perusahaan telah dicatat di buku
perusahaan, dan apakah pendapatan yang dicatat betul – betul merupakan hak perusahaan dengan menggunakan cut-off yang tepat.
3. Untuk memeriksa apakah semua biaya yang menjadi beban perusahaan telah dicatat di buku perusahaan, dan apakah semua biaya yang dicatat betul – betul merupakan beban perusahaan, dengan memperhatikan cut-off yang tepat.
4. Untuk memeriksa apakah terdapat fluktuasi yang besar dalam perkiraan pendapatan dan beban jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya maupun jika dibandingkan bulan per bulan atau jika dibandingkan dengan anggaran pendapatan dan beban.
5. Untuk memeriksa apakah pendapatan dan beban telah dilaporkan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS
D. Audit Prosedur Yang disarankan
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas pendapatan dan biaya. (gunakan internal control quetionnaires, flow chart atau narrative memo)
2. Minta rincian laporan laba rugi untuk periode yang diperiksa dengan angka perbandingan untuk periode sebelumnya, dan lakukan analytical review procedures. Buat analisis rasio dan hitung juga ROI dan ROE. Rasio yang dihitung untuk tahun yang diperiksa dibandingkan denga rasio tahun lalu dan rasio industri.
3. Minta rincian laba rugi untuk periode yang diperiksa, yang dibandingkan dengan budget untuk periode yang sama. Hitung variance yang terjadi dalam rupiah maupun persen. Viarance yang
jumlahnya material harus diselidiki sebab-sebabnya. Dari analisis variance tersebut kemungkinan bisa diketahui seandainya perusahaan melaporkan angka yang tidak sebenarnya dengan tujuan agar tidak terjadi penyimpangan yang besar dari budget yang sudah ditetapkan. Misalnyawindow dressing penjualan, pergeseran mata anggaran atau pergeseran waktu pencatatan.
4. Minta rincian penjualan menurut jenis barangnya atau menurut area penjualannya yang mencantumkan kuantitas barang yang dijual maupun nilai uangnya selama setahun (dibuat per bulan). Kemudian bandingkan kuantitas yang dijual, secara tes basis, dengan pengeluaran barang yang tercatat pada kartu persediaan.
5. Periksa cut - off penjualan, untuk mengetahui ada atau tidaknya pergeseran waktu pencatatan penjualan. Periksa cut-off pembelian, untuk mengetahui adanya pergeseran waktu pencatatan pembelian.
6. Periksa subsequent payment untuk mengetahui kemungkinan adanya unrecorded liabilities. Periksa juga subsequent collection untuk mengetahui kemungkinan adanya unrecorded receivables.
7. Buat analisis terhadap beberapa perkiraan biaya atau pendapatan yang kemungkinan bisa ditanyakan oleh pihak pajak atau diperlukan dalam pengisian SPT untuk membuat koreksi fiskal, atau yang memungkinkan timbulnya contingent liability.
8. Untuk biaya – biaya dan pendapatan yang ada kaitannya dengan pajak harus diperiksa apakah peraturan perpajakan yang berlaku telah ditaati.
9. Khusus untuk biaya gaji :a. periksa daftar gaji untuk satu atau beberapa bulan, kemudian tes perhitungan PPh 21 untuk
mengetahui apakah perhitungannya sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku.b. Bandingkan total biaya gaji yang tercantum dalam perhitungan laba rugi dengan SPT PPh 21.
(perhatikan apakah PPh 21 ditanggung karyawan atau perusahaan)c. Secara tes basis bandingkan data yang ada dalam daftar gaji denganpersonnel file untuk mengetahui
apakah jumlah gaji, status keluarga sama atau tidak.d. Lakukan observasi pada saat pembayaran gaji (biasanya dilakukan pada perusahaan yang
pegawainya sangat banyak) untuk mengetahui apakah ada pegawai yang fiktif.10. Periksa apakah penyajian pos – pos laba rugi sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keungan
ETAP/PSAK/IFRS.