Pemeriksaan Atas Perkiraan Laba Rugi

6
PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI A. Pendahuluan Menurut PSAK No. 1 (revisi 2009) par 9: Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan Laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Perbedaan komponen laporan keuangan antara PSAK No.1 (revisi 1998) dengan PSAK No.1 (revisi 2009), diantaranya : Menurut PSAK No. 1 (revisi 2009) par 10 : laporan keuangan yang lengkap terdiri dari : 1. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode ; 2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode; 3. Laporan perubahan ekuitas selama periode ; 4. Laporan arus kas selama periode ; 5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain ; dan 6. Laporan posisi keuangan awal periode periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos – pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos – pos dalam laporan keuangannya. Sementara komponen laporan keuangan lengkap menurut PSAK No.1 (revisi 1998) mencakup : 1. Neraca 2. Laporan Laba Rugi 3. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Laporan Arus Kas 5. Catatan Atas Laporan Keuangan Perbedaan signifikan dari komponen laporan keuangan menurut kedua PSAK No.1 (revisi 1998) dengan PSAK No.1 (revisi 2009) adalah sebagai berikut : 1. PSAK No. 1 (revisi 2009) mewajibkan entitas untuk menyusun laporan laba rugi komprehensif, yang terdiri dari informasi laba rugi yang biasa dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi menurut PSAK No.1

description

Auditing

Transcript of Pemeriksaan Atas Perkiraan Laba Rugi

Page 1: Pemeriksaan Atas Perkiraan Laba Rugi

PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI

A. Pendahuluan

Menurut PSAK No. 1 (revisi 2009) par 9: Laporan   Keuangan   adalah   suatu   penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.Tujuan   Laporan   keuangan   adalah   memberikan   informasi   mengenai   posisi   keuangan,   kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

Perbedaan komponen laporan keuangan antara PSAK No.1 (revisi 1998) dengan PSAK No.1 (revisi 2009), diantaranya :

Menurut PSAK No. 1 (revisi 2009) par 10 : laporan keuangan yang lengkap terdiri dari :1.       Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode ;2.       Laporan laba rugi komprehensif selama periode;3.       Laporan perubahan ekuitas selama periode ;4.       Laporan arus kas selama periode ;5.       Catatan   atas   laporan   keuangan,   berisi   ringkasan   kebijakan   akuntansi   penting   dan   informasi 

penjelasan lain ; dan6.       Laporan posisi keuangan awal periode periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan 

suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos – pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos – pos dalam laporan keuangannya.

Sementara komponen laporan keuangan lengkap menurut PSAK No.1 (revisi 1998) mencakup :1.       Neraca2.       Laporan Laba Rugi3.       Laporan Perubahan Ekuitas4.       Laporan Arus Kas5.       Catatan Atas Laporan Keuangan

Perbedaan   signifikan  dari   komponen   laporan  keuangan  menurut  kedua  PSAK No.1   (revisi  1998) dengan PSAK No.1 (revisi 2009)  adalah sebagai berikut :

1.       PSAK No. 1 (revisi 2009) mewajibkan entitas untuk menyusun laporan laba rugi komprehensif, yang terdiri dari informasi laba rugi yang biasa dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi menurut PSAK No.1 (revisi 1998) ditambah dengan informasi pendapatan komprehensif lain.

2.       PSAK No.1 (revisi 2009) mewajibkan entitas untuk menyusun Laporan Posisi Keuangan Awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian  kembali pos – pos laporan keuangan atau entitas mereklasifikasi pos – pos dalam   laporan   keuangannya.   Sementara   PSAK   No.1   (revisi   1998)   tidak  mensyaratkan   laporan tersebut.

Page 2: Pemeriksaan Atas Perkiraan Laba Rugi

                Sebelumnya   menurut   PSAK   No.1   (revisi   1998),   perusahaan   hanya   diwajibkan   untuk menyusun laporan laba rugi. Sementara menurut PSAK No.1 (revisi 2009), perusahaan diwajibkan untuk  menyusun   laporan   laba   rugi   komprehensif.   Untuk   itu,   perusahaan  wajib  mencantumkan komponen pendapatan komprehensif lain dalam laporan laba rugi komprehensif yang disusunnya.

Pendapatan komprehensif berarti seluruh  perubahan ekuitas pemilik perusahaan diluar dari transaksi kontribusi atau distribusi dari dan kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagaimana pemilik perusahaan.  Sebelum dikeluarkannya  PSAK  No.  1   (revisi  2009),   informasi  mengenai  pendapatan komprehensif lain disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas. Dengan adanya perubahan ini, maka para   pengguna   laporan   keuangan   dapat  mengetahui   semua   informasi  yang   berkaitan   dengan perubahan ekuitas pemilik yang bukan berasal dari kontribusi dan distribusi pemilik dalam laporan laba rugi komprehensif.

Komponen pendapatan komprehensif lain sebagaimana tercantum dalam PSAK No.1 (revisi 2009) par.07 mencakup :

1.       Perubahan dalam surplus revaluasi  (lihat PSAK 16 (revisi  2007) :  Aset Tetap dan PSAK 19 (revisi 2009) : Aset tidak berwujud )

2.       Keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui sesuai dengan PSAK 24 : Imbalan Kerja)

3.       Keuntungan dan kerugian yang timbul  dari  penjabaran  laporan keuangan darentitas asing (lihat PSAK 10 (revisi 2009) : Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing)

4.       Keuntungan  dan   kerugian  dari   pengukuran   kembali   aset   keuangan   yang   dikategorikan   sebagai ‘tersedia   untuk   dijual’   (lihat   PSAK   55   (revisi   2006)   :   Instrumen   Keuangan   :   Pengakuan   dan Pengukuran )

5.       Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55 (revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran ).

Dalam   kaitannya   dengan   format   laporan   laba   rugi   komprehensif,   entitas   dapat  menyajikan seluruh pos  penghasilan  dan beban yang diakui  dalam satu periode dengan memilih  salah satu format sebagaimana tercantum dalam PSAK No.1 (revisi 2009) par. 78 berikut :

1.       Dalam bentuk satu laporan laba rugi komrehensif, atau2.       Dalam bentuk dua laporan :-          Laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah) ; dan-          Laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen pendapatan komprehensif lain 

(laporan laba rugi komprehensif)

Jika laporan laba rugi disajikan, maka laporan tersebut merupakan bagian dari komponen laporan   keuangan   yang   lengkap   dan   disajikan   sebelum   laporan   laba   rugi   komprehensif.   Dalam kaitannya dengan total laba rugi periode berjalan atau “bottom line” laporan, dalam laporan laba rugi (PSAK No.1 (revisi 1998), total laba rugi merupakan komponen laba yang menjadi hak entitas induk,   sementara   komponen   laba   untuk   kepentingan  nonpengendali   (dahulu   istilahnya minority interests atau hak minoritas ) merupakan pengurang total laba.

Sedangkan dalam laporan laba rugi komprehensif (PSAK No. 1 (revisi 2009)), komponen laba untuk kepentingan nonpengendali  tidak  lagi  disajikan sebagai  pengurang  laba.  Setelah penyajian informasi total laba entitas, maka entitas wajib menyajikan informasi mengenai bagian laba yang 

Page 3: Pemeriksaan Atas Perkiraan Laba Rugi

dapat   diatribusikan   kepada   pemilik   entitas   induk   dan   bagian   laba   yang   dapat   diatribusikan kepentingan nonpengendali.

B. Sifat dan Contoh

Perkiraan laba rugi terdiri atas :-          Perkiraan pendapatan operasi-          Harga pokok penjualan-          Beban Operasi-          Pendapatan-          Beban diluar Operasi-          Pos Luar Biasa

Definisi Penghasilan berdasarkan Kerangka dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan  (PSAK No. 23 (revisi 2009)) sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama periode akuntans dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.Penghasilan   (income)   meliputi   pendapatan   (revenue)   maupun   keuntungan   (gain).   Pendapatan adalah   penghasilan   yang   timbul   selama   dalam   aktivitas   normal   entitas   dan   dikenal   dengan bermacam – macam sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen dan royalti.

Menurut Sukrisno Agoes (Auditing buku 2, 2013) Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

Kesimpulan dari saya, pendapatan ialah arus kas masuk yang diperoleh dari kegiatan operasional perusahaan dalam dalam suatu periode sehingga dapat meningkatkan jumlah ekuitas perusahaan.

Menurut PSAK ETAP (IAI, 2009 : 114),-          Entitas harus mengukur pendapatan beradasarkan nilai wajar atas pembayaran yang diterima atau 

masih harus diterima. Nilai wajar tersebut tidak termasuk jumlah diskon penjualan dan potongan volume.

-          Entitas   harus   mengakui   pendapatan   dari   suatu   penjualan   barang   jka   semua   kondisi   berikut terpenuhi :

1.       Entitas   telah  mengalihkan   risiko   dan  manfaat   yang   signifikan   dari   kepemilikan   barang   kepada pembeli.

2.       Entitas   tidak  mempertahankan   atau  meneruskan   baik   keterlibatan  manajerial   sampai   kepada tingkat biasanya diasosiasikan dengan kepemilikan maupun control efektif barang yang terjual.

3.       Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.4.       Ada kemungkinan   besar  manfaat   ekonomi   yang   berhubungan   dengan   transaksi   akan  mengalir 

masuk ke dalam entitas.5.       Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur secara andal.

Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal jika memenuhi semua kondisiberikut :

-          Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal

Page 4: Pemeriksaan Atas Perkiraan Laba Rugi

-          Ada kemungkinan   besar   bahwa  manfaat   ekonomis   yang   berhubungan   dengan   transaksi   akan mengalir kepada entitas

-          Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal-          Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian transaksi dapat diukur secara andal

SAK ETAP (IAI, 2009 : 121)Bunga, Royalti dan DividenEntitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari penggunaan aset oleh entitas yang lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen atas dasar yang ditetapkan ketika :

a.       ada kemungkinan bahwa manfaat  ekonomis  yang berhubungan dengan transaksi  akan mengalir entitas kepada entitas dan;

b.      jumlah pendapatan harus diukur secara andal

Entitas harus mengakui pendapatan atas dasar :a.       bunga harus diakui secara akrualb.      royalti harus diakui dengan menggunakan dasar akrual sesuai dengan substansi dari perjanjian yang 

relevanc.       dividen harus diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran telah terjadi.

C. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objektives) Perkiraan Laba Rugi

Tujuan pemeriksaan perkiraan laba rugi, ialah:1.       Untuk mengetahui apakah terdapat internal control yang baik atas pendapatan dan beban termasuk 

apakah perusahaan menggunakan acrual basis untuk mencatat pendapatan maupun beban.2.       Untuk memeriksa apakah semua pendapatan yang menjadi hak perusahaan telah dicatat di buku 

perusahaan, dan apakah pendapatan yang dicatat betul – betul merupakan hak perusahaan dengan menggunakan cut-off yang tepat.

3.       Untuk  memeriksa   apakah   semua  biaya  yang  menjadi   beban  perusahaan   telah   dicatat   di   buku perusahaan,  dan apakah semua biaya yang dicatat  betul  –  betul  merupakan beban perusahaan, dengan memperhatikan cut-off yang tepat.

4.       Untuk memeriksa apakah terdapat fluktuasi yang besar dalam perkiraan pendapatan dan beban jika dibandingkan   dengan   tahun   sebelumnya  maupun   jika   dibandingkan   bulan   per   bulan   atau   jika dibandingkan dengan anggaran pendapatan dan beban.

5.       Untuk memeriksa apakah pendapatan dan beban telah dilaporkan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS

D. Audit Prosedur Yang disarankan

1. Pelajari   dan   evaluasi internal control atas   pendapatan   dan   biaya.   (gunakan   internal   control quetionnaires, flow chart atau narrative memo)

2. Minta rincian  laporan laba rugi  untuk periode yang diperiksa dengan angka perbandingan untuk periode sebelumnya, dan lakukan analytical review procedures. Buat analisis  rasio dan hitung juga ROI dan ROE. Rasio yang dihitung untuk tahun yang diperiksa dibandingkan denga rasio tahun lalu dan rasio industri.

3. Minta   rincian   laba   rugi  untuk  periode  yang  diperiksa,   yang  dibandingkan  dengan  budget  untuk periode   yang   sama.  Hitung   variance   yang   terjadi   dalam   rupiah  maupun  persen.   Viarance   yang 

Page 5: Pemeriksaan Atas Perkiraan Laba Rugi

jumlahnya material  harus diselidiki  sebab-sebabnya.  Dari  analisis  variance tersebut kemungkinan bisa  diketahui   seandainya  perusahaan  melaporkan  angka  yang  tidak   sebenarnya  dengan   tujuan agar  tidak terjadi penyimpangan yang besar dari budget yang sudah ditetapkan. Misalnyawindow dressing penjualan, pergeseran mata anggaran atau pergeseran waktu pencatatan.

4. Minta   rincian   penjualan   menurut   jenis   barangnya   atau   menurut   area   penjualannya   yang mencantumkan  kuantitas  barang  yang  dijual  maupun  nilai  uangnya  selama setahun   (dibuat  per bulan). Kemudian bandingkan kuantitas yang dijual, secara tes basis, dengan pengeluaran barang yang tercatat pada kartu persediaan.

5. Periksa cut - off penjualan,   untuk  mengetahui   ada   atau  tidaknya   pergeseran  waktu   pencatatan penjualan.   Periksa cut-off pembelian,   untuk   mengetahui   adanya   pergeseran   waktu   pencatatan pembelian.

6. Periksa subsequent payment untuk mengetahui  kemungkinan adanya unrecorded liabilities. Periksa juga subsequent collection untuk mengetahui kemungkinan adanya unrecorded receivables.

7.  Buat   analisis   terhadap   beberapa   perkiraan   biaya   atau   pendapatan   yang   kemungkinan   bisa ditanyakan oleh pihak pajak atau diperlukan dalam pengisian SPT untuk membuat koreksi fiskal, atau yang memungkinkan timbulnya contingent liability.

8. Untuk  biaya  –  biaya  dan pendapatan  yang  ada  kaitannya  dengan pajak  harus  diperiksa  apakah peraturan perpajakan yang berlaku telah ditaati.

9. Khusus untuk biaya gaji :a.       periksa   daftar   gaji   untuk   satu   atau   beberapa   bulan,   kemudian   tes   perhitungan   PPh   21   untuk 

mengetahui apakah perhitungannya sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku.b.      Bandingkan   total   biaya   gaji   yang   tercantum  dalam  perhitungan   laba   rugi   dengan   SPT   PPh   21. 

(perhatikan apakah PPh 21 ditanggung karyawan atau perusahaan)c.       Secara tes basis bandingkan data yang ada dalam daftar gaji denganpersonnel file untuk mengetahui 

apakah jumlah gaji, status keluarga sama atau tidak.d.      Lakukan   observasi   pada   saat   pembayaran   gaji   (biasanya   dilakukan   pada   perusahaan   yang 

pegawainya sangat banyak) untuk mengetahui apakah ada pegawai yang  fiktif.10.   Periksa  apakah  penyajian  pos  –  pos   laba   rugi   sudah  sesuai  dengan Standar  Akuntansi  Keungan 

ETAP/PSAK/IFRS.