Post on 09-Aug-2015
PEMERIKSAAN APOLIPOPROTEIN B DENGAN APO B AUTO N “DAIICHI”
TEKNOLOGI LABORATORIUM KESEHATANFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
KELOMPOK IV
1. ERPI NURDIN2. RESTY REZANIA3. RINCE MATAHERU4. SISKA ASIKU5. YONDRI N. TASIDJAWA6. KATRINA7. FITRIANA8. WAHYUDI9. PATRIS MALOLOK10. ARMY DWI ISRAYANTI11. ANSELMUS SENG KOEN
• Lipoprotein terdiri dari lipid dan protein• Apo B merupakan struktural utama protein.• Apoliprotein berperan penting dalam jalur
metabolisme protein.• Apoliprotein merupakan protein struktur
utama dari kilomikron, VLDL, dan LDL.• 98% dari massa total protein LDL merupakan
apoliprotein B
PENDAHULUAN
• Kit Apo B auto N “DAIICHI” menggunakan metode Immunoassay Turbidimetric (TIA).
• Menggunakan hasil yang cepat dan akurat mendeteksi tingkat Apo B serum secara Analyzer.
Tujuan pemeriksaan Apo B
• Pemeriksaan Apo B berguna untuk diagnosis pada gangguan metabolismelipoprotein
• Untuk memperkirakan resiko penyakit koroner dan untuk memperkirakan respon terhadap terapi penurunan sistem imun.
Komposisi Kit
• Buffer : Buffer (100 mmol/L, pH 7,2) MACROGOL 4000• Antibodi Antihuman Apo B polyclonal antibodi (dari
kambing) : 10 U/ml
Kegunaan Kit
• Mengukur konsentrasi Apo B dalam serum / plasma.
Metode Pemeriksaan• Metode Pemeriksaan : Immunoturbidimetri
• Prinsip : Adanya reaksi antigen-antibodi yang terjadi antara Apo B
dalam serum dalam serum dan anti human Apo B antibodi, yang dapat menimbulkan kekeruhan. Konsentrasi Apo B dapat diperoleh dengan menentukan kekeruhan yang ditimbulkan. Metode ini menggunakan pemeriksaan blanko dan sampel tes.
• Reaksi Apo B + Antihuman Apo B antibodi Presipitasi
antigen-antibodi Pengukuran absorbansi
Karasteristik
• Tidak memerlukan pengenceran sampel tes• Memungkinkan pengukuran yang cepat dan
akurat• Metode singel-Chennel auto-Blank• Tidak memerlukan Preparasi Reagen• Memberikan sensitivitas tinggi dengan
reproduksibiliti yang baik.
Preparasi Kit
• Reagen 1 : Berisi larutan Buffer yang sesuai (botol pink-capped)
• Reagen 2 : Berisi antibodi yang dibutuhkan (botol blue-capped)
Prosedur
• Apo B N “DAIICHI” sebagai berisikan reagen untuk pengukuran Apo B serum sesuai prinsip antigen-antibodi.
• Contoh Alat Analizer Automatik: HITACHI 717 (HITACHI 7150)
• Perhatikan petunjuk manual ketika menggunakan kit pada alat Analizer Automatik.
Petunjuk Penggunaan Alat Analizer Automatik
a. Setelah masuk pada parameter pemeriksaan pada tabel program analizer, ikuti prosedur analitik sesuai petunjuk otomatisnya.
Sampel : 3 uL + Reagen 1:300 uL37oC
5 menit
Pengukuran Abs. I
+ Reagen 2 : 100 uL
37oC
5 menit
Pengukuran Abs. II
Abs. I, II : Perbedaan Absorbansi antara 700 nm dan 340 nm
Standar : Apo Auto N “DAIICHI” Calibrator
Reagen blanko : Salin / NaCl 0,9 %
b. Pengaturan Kondisi parameter alat HITACHI 717 (7150)
STABILITAS SAMPEL DAN REAGEN
• Pengambilan darah dilakukan setelah puasa dan separat serum atau plasma segera setelah pengambilan darah.
Stabilitas Sampel :• Gunakan serum atau plasma yg masih segar atau baru untuk pengukuran.• Jika plasma darah tidak dapat diukur pada hari itu serum atau plasma dapat
disimpan pada suhu 2oC atau 10oC dan diukur tidak melewat dari 2 minggu.
Stabilitas Reagen :• Menghindari terbukanya reagen pada sinar matahari secara
langsung.
Unsur interfensi di dalam sampel yang tidak memberikan efek pada hasil pemeriksaan Apo B yaitu :
1.Bilirubin hingga 40 mg/dL2.Hemoglobin hingga 500 mg/dL3.Intralipos hingga 20 %
NILAI RUJUKAN
105 mg/dL
Atau Laki-laki : 73 – 109 mg/dLPerempuan : 66 – 101 mg/dL
• Sensitifitas : Reagen Blanko/kontrol : kurang dari 0,20 A
• Sensitivitas : 0,18-1.36 A per 100 mg/dL apoliprotein B
• Spesifisitas : 90-110 %
• Reproduksibiliti : Koefisien Korelasi (CV) / Faktor kesalahan : kurang dari 5 %
• Batas Deteksi : 0 – 200 mg/dL
• Koefisien korelasi : r = 0,980 ( n = 50, serum)
• Regresi Linier : y = 0,96x + 6.0
Tindakan Pencegahan
1. Sampel segera ditangani dengan hati2 untuk menghindari terjadinya infeksi.
2. Simpan reagen pada suhu 2-10 0C. Hindari pembekuan. Jangan digunakan reagen jika beku secara tidak sengaja, karna itu mungkin dapat membuat kualitas reagen memburuk dan menghasilkan hasil yang salah.
3. NaN3 digunakan dalam setiap reagen sebagai pengawet (1 kali pakai)
THANK’S FOR UR ATTANTION