Post on 06-Feb-2018
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 1
MODUL MATERI UJIAN DINAS DAN
UJIAN PENYESUAIAN KEPANGKATAN (UPKP)
PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI
PEMBINAAN JIWA KORPS, KODE ETIK, DISIPLIN,
DAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS
2014
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Mata pelajaran ini membahas Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai
Negeri Sipil, Disiplin PNS, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS.
B. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta diharapkan memahami makna
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS, Disiplin PNS, dan Penilaian Prestasi
Kerja PNS serta dapat menerapkannya dalam rangka pelaksanaan tugas di unit
kerja dan di kehidupan sehari-hari.
C. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah mempelajari modul ini, para peserta mampu :
1. Menjelaskan secara garis besar apa yang dimaksud Pembinaan Jiwa Korps
dan Kode Etik PNS sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004,
Disiplin PNS sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010, dan
Penilaian Prestasi Kerja PNS sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun
2011;
2. Menjelaskan mengenai pengertian Jiwa Korps PNS, tujuan pembinaan Jiwa
Korps, ruang lingkup pembinaan Jiwa Korps, nilai-nilai dasar PNS, etika PNS,
kode etik PNS dan penegakan kode etik PNS, budaya organisasi, dan
KORPRI;
3. Menjelaskan pengertian disiplin PNS, kewajiban dan larangan PNS,
pelanggaran dan jenis hukuman disiplin, tata cara pemanggilan, pemeriksaan,
penjatuhan dan penyampaian hukuman disiplin, upaya administratif, dan
berlakunya hukuman disiplin; dan
4. Menjelaskan pengertian penilaian prestasi kerja PNS, prinsip penilaian prestasi
kerja, sasaran kerja pegawai (SKP), ketentuan umum penyusunan SKP, unsur-
unsur SKP, cara penilaian prestasi kerja, pelaksanaan penilaian SKP, penilaian
perilaku kerja, pejabat penillai, atasan pejabat penilai, dan pelaksanaan
penilaian, serta keberatan atas hasil penilaian prestasi kerja.
D. Materi Bahasan
Materi bahasan mata pelajaran ini terdiri dari 3 (tiga) kegiatan belajar yaitu :
1. Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS;
2. Disiplin PNS; dan
3. Penilaian Prestasi Kerja PNS.
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 3
BAB II
PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
A. Pengertian Jiwa KORPS
Jiwa Korps PNS adalah rasa kesatuan dan persatuan, kebersamaan, kerjasama,
tanggung jawab, dedikasi, disiplin, kreativitas, kebanggaan, dan rasa memiliki
organisasi PNS dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Pembinaan Jiwa Korps PNS dimaksudkan untuk meningkatkan
perjuangan, pengabdian, kesetiaan, dan ketaatan PNS kepada Negara Kesatuan
dan Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
B. Tujuan Pembinaan Jiwa KORPS
Pembinaan Jiwa Korps PNS bertujuan untuk :
1. Membina karakter/watak, memelihara persatuan dan kesatuan secara
kekeluargaan guna mewujudkan kerjasama dan pengabdian kepada
masyarakat serta meningkatkan kemampuan dan keteladanan PNS.
2. Mendorong etos kerja PNS untuk mewujudkan PNS bermutu tinggi dan
bertanggung jawab sebagai unsur aparatur negara dan abdi masyarakat.
3. Menumbuhkan dan meningkatkan semangat, kesadaran, dan wawasan
kebangsaan PNS sehingga dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
C. Ruang Lingkup Pembinaan Jiwa KORPS
Ruang lingkup pembinaan Jiwa Korps PNS mencakup :
1. Peningkatan etos kerja dalam rangka mendukung produktivitas kerja dan
profesionalitas PNS serta berpartisipasi dalam penyusunan kebijakan
Pemerintah yang terkait dengan PNS.
2. Peningkatan kerjasama antara PNS untuk memelihara dan memupuk
kesetiakawanan dalam rangka meningkatkan Jiwa Korps PNS.
3. Perlindungan terhadap hak-hak sipil atau kepentingan PNS sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan tetap mengedepankan
kepentingan rakyat, bangsa, dan negara.
D. NIlai-Nilai Dasar
Nilai-nilai dasar yang harus dijunjung tinggi oleh PNS meliputi :
1. Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan UUD 1945;
3. Semangat nasionalisme;
4. Mengutamakan kepentingan negara di atas pribadi atau golongan;
5. Ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;
6. Penghormatan terhadap hak asasi manusia;
7. Tidak diskriminatif;
8. Profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi; dan
9. Semangat Jiwa Korps.
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 4
E. Etika Pegawai Negeri Sipil
Dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari setiap PNS wajib
bersikap dan berpedoman pada etika sebagai berikut :
1. Etika dalam bernegara, meliputi :
a. Melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan UUD 1945;
b. Mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara;
c. Menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan menaati semua peraturan perundang-undangan yang
berlaku dalam melaksanakan tugas;
d. Akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan
yang bersih dan berwibawa;
e. Tanggap, terbuka, jujur, dan akurat, serta tepat waktu dalam melaksanakan
setiap kebijakan dan program Pemerintah;
f. Menggunakan atau memanfaatkan semua sumber daya Negara secara
efisien dan efektif; dan
g. Tidak memberikan kesaksian palsu atau keterangan tidak benar.
2. Etika dalam berorganisasi, meliputi :
a. Melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan;
b. Menjaga informasi yang bersitat rahasia;
c. Melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan pejabat berwenang;
d. Membangun etos kerja untuk meningkatkan kinerja organisasi;
e. Menjalin kerjasama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait
dalam rangka pencapaian tujuan;
f. Memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas;
g. Patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja;
h. Mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka
peningkatan kinerja organisasi; dan
i. Berorientasi pada upaya peningkatan kualitas kerja.
3. Etika dalam bermasyarakat, meliputi :
a. Mewujudkan pola hidup sederhana;
b. Memberikan pelayanan dengan empati, hormat, dan santun tanpa pamrih
dan tanpa unsur pemaksaan;
c. Memberikan pelayanan cepat, tepat, terbuka, adil, tidak diskriminatif;
d. Tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat; dan
e. Berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
4. Etika terhadap diri sendiri, meliputi :
a. Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi tidak benar;
b. Bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan;
c. Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok, golongan;
d. Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan,
keterampilan, dan sikap;
e. Memiliki daya juang yang tinggi;
f. Memelihara kesehatan jasmani dan rohani;
g. Menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga; dan
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 5
h. Berpenampilan sederhana, rapih, dan sopan.
5. Etika terhadap sesama PNS, meliputi :
a. Saling menghormati sesama warga negara yang memeluk agama/
kepercayaan yang berlainan;
b. Memelihara rasa persatuan dan kesatuan sesama PNS;
c. Saling menghormati antara teman sejawat, baik secara vertikal maupun
horisontal dalam suatu unit kerja, instansi, antar instansi;
d. Menghargai perbedaan pendapat;
e. Menjunjung tinggi harkat dan martabat PNS;
f. Menjaga dan menjalin kerjasama yang kooperatif sesama PNS; dan
g. Berhimpun dalam satu wadah Korps PNS Republik Indonesia yang
menjamin terwujudnya solidaritas dan soliditas semua PNS dalam
memperjuangkan hak-haknya.
F. Kode Etik dan Penegakan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil
Kode Etik PNS adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan PNS dalam
melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari. PNS yang melakukan
pelanggaran kode etik dikenakan sanksi moral secara tertulis yang dinyatakan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian berupa pernyataan tertutup atau terbuka dan
menyebutkan jenis pelanggaran. Selain dikenakan sanksi moral, dapat dikenakan
tindakan administratif sesuai peraturan perundang undangan atas rekomendasi
Majelis Kode Etik.
Majelis Kehormatan Kode Etik PNS adalah lembaga non struktural instansi
pemerintah yang ditetapkan Pejabat Pembina Kepegawaian dan bertugas
melakukan penegakan pelaksanaan serta menyelesaikan pelanggaran kode etik.
Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah memeriksa PNS yang disangka
melanggar kode etik dengan diberi kesempatan membela diri. Keputusan Majelis
Kode Etik secara musyawarah mufakat, apabila tidak tercapai dengan suara
terbanyak dan bersifat final. Majelis Kode Etik wajib menyampaikan keputusan
hasil sidang kepada Pejabat yang berwenang sebagai bahan dalam memberikan
sanksi moral dan/atau sanksi lainnya.
G. Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan nilai-nilai yang diyakini, dihayati, dan diamalkan oleh
seluruh anggota organisasi untuk melaksanakan tugas. Nilai-nilai luhur yang hidup
dan tumbuh kembang dalam organisasi menjadi semangat bagi seluruh anggota
organisasi dalam berkarsa dan berkarya. Budaya Badan POM terdiri dari :
1. Profesional : menegakkan profesionalisme dengan integritas, obyektivitas,
ketekunan, dan komitmen yang tinggi.
2. Kredibel : dapat dipercaya dan diakui oleh masyarakat luas, nasional, dan
internasional.
3. Cepat tanggap : antisipasif dan responsif dalam mengatasi masalah.
4. Kerjasama tim : mengutamakan keterbukaan, saling percaya, dan komunikasi
yang baik.
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 6
5. Inovatif : mampu melakukan pembaruan sesuai ilmu pengetahuan dan
teknologi terkini.
H. Pengertian Korps Pegawai Republik Indonesia
Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) adalah suatu wadah menghimpun
seluruh Pegawai Republik Indonesia yang bersifat demokratis, bebas, aktif,
profesional, netral, produktif, dan akuntabel. KORPRI dibentuk pada tanggal 29
Nopember 1971 dengan Keputusan Presiden Nomor 82 Tahun 1971 berdasarkan
Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
I. Visi, Misi dan Fungsi KORPRI
Visi KORPRI adalah terwujudnya organisasi KORPRI yang kuat, netral, demokratis,
untuk membangun Jiwa Korps (KORSA) Pegawai Republik Indonesia dan
mensejahterakan anggota dan keluarganya.
Misi KORPRI :
1. Mewujudkan organisasi KORPRI yang kuat, berwibawa, dan mencakup seluruh
tingkat kepengurusan;
2. Membangun solidaritas dan soliditas pegawai Republik Indonesia sebagai
perekat dan alat pemersatu bangsa dan negara;
3. Mewujudkan kesejahteraan, penghargaan, pengayoman, perlindungan hukum
untuk meningkatkan harkat dan martabat anggota;
4. Membangun pegawai Republik Indonesia yang bertakwa, profesional, disiplin,
bebas KKN, dan mampu melaksanakan tugas kepemerintahan;
5. Mewujudkan KORPRI yang netral dan bebas dari pengaruh politik.
KORPRI berfungsi :
1. Sebagai satu-satunya wadah berhimpunnya seluruh anggota;
2. Membina dan meningkatkan Jiwa Korps (Korsa);
3. Sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan negara;
4. Sebagai wadah untuk peningkatan kesejahteraan dan memberikan
penghargaan bagi anggota;
5. Sebagai pengayom, pelindung, pemberi bantuan hukum bagi anggota;
6. Meningkatkan harkat dan martabat anggota;
7. Meningkatkan ketakwaan, kejujuran, keadilan, disiplin, profesionalisme;
8. Mewujudkan kepemerintahan yang baik.
J. Keanggotaan KORPRI
Anggota KORPRI terdiri atas :
1. Anggota Biasa, yaitu :
a. PNS Republik Indonesia;
b. Pegawai BUMN dan BUMD, Badan Hukum Milik Negara dan/atau
Pendidikan, Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Daerah, Badan Layanan
Umum Pusat dan Daerah, Badan Otorita, dan Pengelola Kawasan Ekonomi
Khusus;
c. Aparatur Pemerintah Desa dan/atau nama lain dari desa.
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 7
2. Anggota Luar Biasa, yaitu Pensiunan PNS Republik Indonesia, BUMN dan
BUMD, Badan Hukum Milik Negara dan/atau Pendidikan, Lembaga Penyiaran
Publik Pusat dan Daerah, Badan Layanan Umum Pusat dan Daerah, Badan
Otorita, dan Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus.
3. Anggota Kehormatan, yaitu para Penasihat KORPRI di semua tingkat
kepengurusan dan seseorang yang berjasa kepada KORPRI yang dipilih
selektif dan ditetapkan Dewan Pengurus KORPRI Nasional.
Hak Anggota
1. Anggota Biasa, mempunyai hak :
a. Memilih dan dipilih dalam kepengurusan;
b. Mengajukan pendapat dan saran untuk kemajuan organisasi;
c. Mendapat perlindungan dan pembelaan atas perlakuan tidak adil;
d. Mendapat pendampingan dan bantuan hukum;
e. Memperoleh kesejahteraan sesuai kemampuan organisasi; dan
f. Memperoleh perlakuan yang adil dan perlindungan dari intervensi politik
dalam menjalankan tugas-tugas kedinasan.
2. Anggota Luar Biasa, mempunyai hak :
a. Mengajukan pendapat dan saran untuk kemajuan organisasi; dan
b. Mendapat pendampingan dan bantuan hukum.
3. Anggota Kehormatan, mempunyai hak :
a. Mengajukan pendapat dan saran untuk kemajuan organisasi; dan
b. Mendapat pendampingan dan bantuan hukum.
Kewajiban Anggota
1. Anggota Biasa, mempunyai kewajiban untuk:
a. Menaati anggaran dasar dan rumah tangga, peraturan organisasi;
b. Menjaga netralitas, solidaritas, dan soliditas anggota;
c. Membela dan menjunjung tinggi organisasi;
d. Menjaga dan meningkatkan moral anggota dan etika organisasi;
e. Menghadiri rapat, pertemuan, serta kegiatan organisasi; dan
f. Membayar iuran anggota.
2. Anggota Luar Biasa, mempunyai kewajiban untuk:
a. Menaati anggaran dasar dan rumah tangga, peraturan organisasi;
b. Menjaga netralitas, solidaritas, dan soliditas anggota;
c. Membela dan menjunjung tinggi organisasi;
d. Menjaga dan meningkatkan moral anggota dan etika organisasi; dan
e. Menghadiri rapat, pertemuan, serta kegiatan organisasi.
3. Anggota Kehormatan, mempunyai kewajiban untuk:
a. Menaati anggaran dasar dan rumah tangga, peraturan organisasi;
b. Menjaga netralitas, solidaritas, dan soliditas anggota;
c. Membela dan menjunjung tinggi organisasi;
d. Menjaga dan meningkatkan moral anggota dan etika organisasi; dan
e. Menghadiri rapat, pertemuan, serta kegiatan organisasi.
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 8
K. Kepengurusan dan Masa Jabatan KORPRI
Pengurus KORPRI terdiri dari Dewan dan Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI.
Dewan Pengurus KORPRI bersifat kolektif yang dipilih anggota berdasarkan
musyawarah sesuai tingkat kepengurusan. Masa jabatan Dewan Pengurus
KORPRI 5 (lima) tahun sedangkan masa jabatan Sekretaris Dewan Pengurus
KORPRI sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tingkat
kepengurusan KORPRI dan wilayah kerja :
1. Dewan Pengurus KORPRI Nasional mempunyai wilayah kerja meliputi seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2. Dewan Pengurus KORPRI Kementerian/Lembaga Pemerintah Non
Kementerian/Kesekretariatan Lembaga Negara meliputi Kementerian, Lembaga
Pemerintah Non Kmenterian, Keskretariatan Lembaga Negara;
3. Dewan Pengurus KORPRI BUMN, Badan Hukum Milik Negara dan/atau
Pendidikan, Lembaga Penyiaran Publik Pusat, Badan Layanan Umum Pusat,
Badan Otorita, dan Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus mempunyai wilayah
kerja di masing-masing instansi;
4. Dewan Pengurus KORPRI pada Markas Besar TNI dan Kepolisian Negara RI
berkedudukan di Markas Besar TNI dan Kepolisian Negara RI mempunyai
wilayah kerja di masing-masing instansi;
5. Dewan Pengurus KORPRI Provinsi mempunyai wilayah kerja meliputi wilayah
Provinsi yang bersangkutan;
6. Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten/Kota mempunyai wilayah kerja meliputi
wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
Latihan Soal
1. Peraturan yang mengatur mengenai Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik
Pegawai Negeri Sipil yaitu :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990
b. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004
c. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
d. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011
2. Di bawah ini yang bukan termasuk dari Etika Pegawai Negeri Sipil yaitu :
a. Etika dalam bernegara
b. Etika dalam berorganisasi
c. Etika dalam bermasyarakat
d. Etika dalam kepemerintahan
3. Masa jabatan dari Dewan Pengurus KORPRI adalah selama :
a. 3 (tiga) tahun
b. 5 (lima) tahun
c. 7 (tujuh) tahun
d. 10 (sepuluh) tahun
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 9
BAB III
DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
A. Pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari
larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau
peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman
disiplin. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS
yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin
PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja. Pejabat Pembina
Kepegawaian (PPK) adalah PPK Pusat, PPK Daerah Provinsi, dan PPK Daerah
Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan
yang mengatur wewenang pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian PNS.
B. Kewajiban dan Larangan Pegawai Negeri Sipil serta Pelanggaran dan Jenis
Hukuman Disiplin
1. Pelanggaran Terhadap Kewajiban
No Kewajiban Tingkat Hukuman/Jenis Pelanggaran
Ringan Sedang Berat
1 mengucapkan
sumpah/janji PNS;
apabila tanpa
alasan yang sah
2 mengucapkan
sumpah/janji jabatan;
apabila tanpa
alasan yang sah
3 setia dan taat
sepenuhnya kepada
Pancasila, UUD
Negara Republik
Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan
Republik Indonesia,
dan Pemerintah;
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
unit kerja
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
instansi ybs
apabila
pelanggaran
berdampak negatif
pada Pemerintah
dan/atau negara
4 menaati segala
ketentuan peraturan
perundang-undangan;
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
unit kerja
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
instansi ybs
apabila
pelanggaran
berdampak negatif
pada Pemerintah
dan/atau negara
5 melaksanakan tugas
kedinasan yang
dipercayakan kepada
PNS dengan penuh
pengabdian,
kesadaran, dan
tanggung jawab;
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
unit kerja
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
instansi ybs
apabila
pelanggaran
berdampak negatif
pada Pemerintah
dan/atau negara
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 10
No Kewajiban Tingkat Hukuman/Jenis Pelanggaran
Ringan Sedang Berat
6 menjunjung tinggi
kehormatan negara,
Pemerintah, dan
martabat PNS;
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
unit kerja
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
instansi ybs
apabila
pelanggaran
berdampak negatif
pada Pemerintah
dan/atau negara
7 mengutamakan
kepentingan negara
daripada kepentingan
sendiri, seseorang,
dan/atau golongan;
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
unit kerja
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
instansi ybs
apabila
pelanggaran
berdampak negatif
pada Pemerintah
dan/atau negara
8 memegang rahasia
jabatan yang menurut
sifatnya atau menurut
perintah harus
dirahasiakan;
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
unit kerja
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
instansi ybs
apabila
pelanggaran
berdampak negatif
pada Pemerintah
dan/atau negara
9 bekerja dengan jujur,
tertib, cermat, dan
bersemangat untuk
kepentingan negara;
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
unit kerja
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
instansi ybs
apabila
pelanggaran
berdampak negatif
pada Pemerintah
dan/atau negara
10 melaporkan dengan
segera kepada
atasannya apabila
mengetahui ada hal
yang dapat
membahayakan atau
merugikan negara atau
Pemerintah terutama di
bidang keamanan,
keuangan, dan materiil;
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
unit kerja
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
instansi ybs
apabila
pelanggaran
berdampak negatif
pada Pemerintah
dan/atau negara
11 masuk kerja dan
menaati ketentuan jam
kerja;
- dihitung secara
kumulatif sampai
dengan akhir tahun
berjalan yaitu mulai
bulan Januari s.d.
Desember tahun
yang bersangkutan
- …..
a. 5 hari kerja
(teguran
lisan)
b. 6-10 hari
kerja
(teguran
tertulis)
c. …..
a. 16-20 hari
kerja
(penundaan
KGB selama 1
tahun)
b. ….
a. 31-35 hari kerja
(penurunan
pangkat
setingkat lebih
rendah selama 3
tahun)
b. ….
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 11
No Kewajiban Tingkat Hukuman/Jenis Pelanggaran
Ringan Sedang Berat
keterlambatan masuk
kerja dan/atau pulang
cepat dihitung secara
kumulatif dan
dikonversi7½ jam
sama dengan 1 (satu)
hari tidak masuk kerja
11-15 hari kerja
(pernyata an
tidak puas
secara tertulis)
c. 21-25 hari
kerja
(penundaan
Kenaikan
Pangkat
selama 1
tahun)
26-30 hari kerja
(penurunan
pangkat setingkat
lebih rendah
selama 1 tahun)
c. 36-40 hari kerja
(pemindahan
dalam rangka
penurunan
jabatan
setingkat lebih
rendah)
d. 41-45 hari kerja
(pembebasan
dari jabatan)
46 hari kerja atau
lebih
(pemberhentian
dengan hormat
tidak atas
permintaan sendiri
atau tidak dengan
hormat sebagai
PNS)
12 mencapai sasaran
kerja pegawai yang
ditetapkan;
pencapaian
sasaran kerja
pada akhir tahun
25% s.d. 50%
pencapaian
sasaran kerja pada
akhir tahun kurang
dari 25%
13 menggunakan dan
memelihara barang-
barang milik negara
dengan sebaik-
baiknya;
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
unit kerja
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
instansi ybs
apabila
pelanggaran
berdampak negatif
pada Pemerintah
dan/atau negara
14 memberikan pelayanan
sebaik-baiknya kepada
masyarakat;
apabila
pelayanan tidak
sesuai
perundang-
undangan
apabila
pelayanan tidak
sesuai
perundang-
undangan
apabila pelayanan
tidak sesuai
perundang-
undangan
15 membimbing bawahan
dalam melaksanakan
tugas;
apabila
pelanggaran
tidak sengaja
apabila
pelanggaran
sengaja
16 memberikan
kesempatan kepada
bawahan untuk
mengembangkan karir;
apabila
pelanggaran
tidak sengaja
apabila
pelanggaran
sengaja
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 12
No Larangan Tingkat Hukuman/Jenis Pelanggaran
Ringan Sedang Berat
17 menaati peraturan
kedinasan yang
ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang;
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
unit kerja
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
instansi ybs
apabila
pelanggaran
berdampak negatif
pada Pemerintah
dan/atau negara
2. Pelanggaran Terhadap Larangan
No Larangan Tingkat Hukuman/Jenis Pelanggaran
Ringan Sedang Berat
1 menyalahgunakan
wewenang;
menyalahgunakan
wewenang
2 menjadi perantara untuk
mendapatkan
keuntungan pribadi
dan/atau orang lain
dengan menggunakan
kewenangan orang lain;
menjadi perantara
untuk mendapatkan
keuntungan pribadi
dan/atau orang lain
dengan menggunakan
kewenangan orang lain
3 tanpa izin Pemerintah
menjadi pegawai atau
bekerja untuk negara lain
dan/atau lembaga atau
organisasi internasional;
tanpa izin Pemerintah
menjadi pegawai atau
bekerja untuk negara
lain dan/atau lembaga
atau organisasi
internasional
4 bekerja pada perusahaan
asing, konsultan asing,
atau lembaga swadaya
masyarakat asing;
bekerja pada
perusahaan asing,
konsultan asing, atau
lembaga swadaya
masyarakat asing
5 memiliki, menjual,
membeli, menggadaikan,
menyewakan, atau
meminjamkan barang
bergerak atau tidak,
dokumen atau surat
berharga milik negara
secara tidak sah;
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
unit kerja
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
instansi ybs
apabila pelanggaran
berdampak negatif
pada Pemerintah
dan/atau negara
6 melakukan kegiatan
bersama dengan atasan,
teman sejawat, bawahan,
atau orang lain di dalam
maupun di luar ….
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
unit kerja
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
instansi ybs
apabila pelanggaran
berdampak negatif
pada Pemerintah
dan/atau negara
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 13
No Larangan Tingkat Hukuman/Jenis Pelanggaran
Ringan Sedang Berat
lingkungan kerjanya
dengan tujuan untuk
keuntungan pribadi,
golongan, atau pihak
lain, yang secara
langsung atau tidak
langsung merugikan
negara;
6 melakukan kegiatan
bersama dengan atasan,
teman sejawat, bawahan,
atau orang lain di dalam
maupun di luar
lingkungan kerjanya
dengan tujuan untuk
keuntungan pribadi,
golongan, atau pihak
lain, yang secara
langsung atau tidak
langsung merugikan
negara;
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
unit kerja
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
instansi ybs
apabila
pelanggaran
berdampak negatif
pada Pemerintah
dan/atau negara
7 memberi atau
menyanggupi akan
memberi sesuatu kepada
siapapun baik secara
langsung atau tidak
langsung dan dengan
dalih apapun untuk
diangkat dalam jabatan;
memberi atau
menyanggupi akan
memberi sesuatu
kepada siapapun
baik secara
langsung atau
tidak langsung dan
dengan dalih
apapun untuk
diangkat dalam
jabatan
8 menerima hadiah atau
suatu pemberian apa
saja dari siapapun juga
yang berhubungan
dengan jabatan dan/atau
pekerjaannya;
menerima hadiah
atau suatu
pemberian apa
saja dari siapapun
juga yang
berhubungan
dengan jabatan
dan/atau
pekerjaannya
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 14
No Larangan Tingkat Hukuman/Jenis Pelanggaran
Ringan Sedang Berat
9 bertindak semena-mena
terhadap bawahan;
apabila
pelanggaran
tidak sengaja
apabila
pelanggaran
sengaja
10 melakukan tindakan atau
tidak melakukan tindakan
yang dapat menghalangi
atau mempersulit salah
satu pihak yang dilayani
sehingga mengakibatkan
kerugian bagi yang
dilayani;
apabila
pelayanan tidak
sesuai
perundang-
undangan
apabila
pelayanan tidak
sesuai
perundang-
undangan
apabila pelayanan
tidak sesuai
perundang-
undangan
11 menghalangi berjalannya
tugas kedinasan;
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
unit kerja
apabila
pelanggaran
berdampak
negatif pada
instansi ybs
apabila
pelanggaran
berdampak negatif
pada Pemerintah
dan/atau negara
12 memberikan dukungan
kepada calon Presiden/
Wakil Presiden, DPR,
DPD, atau DPRD dengan
cara:
a. ikut serta sebagai
pelaksana kampanye;
b. menjadi peserta
kampanye dengan
menggunakan atribut
partai atau atribut
PNS;
c. sebagai peserta
kampanye dengan
mengerahkan PNS
lain; dan/atau
d. sebagai peserta
kampanye dengan
menggunakan fasilitas
negara
a. ikut serta
sebagai
pelaksana
kampanye
b. menjadi
peserta
kampanye
menggunaka
n atribut
partai atau
atribut PNS
c. sebagai
peserta
kampanye
dengan
mengerahka
n PNS lain
sebagai peserta
kampanye dengan
menggunakan
fasilitas negara
13 memberikan dukungan
kepada calon Presiden/
Wakil Presiden dengan
cara:
mengadakan
kegiatan yang
mengarah
kepada
keberpihakan
terhadap
membuat
keputusan
dan/atau tindakan
yang
menguntungkan
atau merugikan
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 15
No Larangan Tingkat Hukuman/Jenis Pelanggaran
Ringan Sedang Berat
(1) (2) (3) (4) (5)
13 a. membuat keputusan
dan/atau tindakan
yang menguntungkan
atau merugikan salah
satu pasangan calon
selama masa
kampanye; dan/atau
b. mengadakan
kegiatan yang
mengarah kepada
keberpihakan terhadap
pasangan calon yang
menjadi peserta
pemilu sebelum,
selama, dan sesudah
masa kampanye
meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan,
seruan, atau
pemberian barang
kepada PNS dalam
lingkungan unit
kerjanya, anggota
keluarga dan
masyarakat.
pasangan calon
yang menjadi
peserta pemilu
sebelum,
selama, dan
sesudah masa
kampanye
meliputi
pertemuan,
ajakan,
himbauan,
seruan, atau
pemberian
barang kepada
PNS dalam
lingkungan unit
kerjanya,
anggota
keluarga, dan
masyarakat
salah satu
pasangan calon
selama masa
kampanye
14 memberikan dukungan
kepada calon anggota
DPD atau calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala
Daerah dengan cara
memberikan surat
dukungan disertai foto
kopi Kartu Tanda
Penduduk atau Surat
Keterangan Tanda
Penduduk sesuai
peraturan perundang-
undangan
memberikan
surat dukungan
disertai fotokopi
Kartu Tanda
Penduduk atau
Surat
Keterangan
Tanda
Penduduk
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 16
No Larangan Tingkat Hukuman/Jenis Pelanggaran
Ringan Sedang Berat
15 memberikan dukungan
kepada calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala
Daerah, dengan cara:
a. terlibat dalam
kampanye untuk
mendukung calon
Kepala/Wakil Kepala
Daerah;
b. menggunakan fasilitas
yang terkait dengan
jabatan dalam
kegiatan kampanye;
c. membuat keputusan
dan/atau tindakan
a. terlibat dalam
kampanye
untuk
mendukung
calon Kepala
Daerah/
Wakil Kepala
Daerah
b. mengadakan
kegiatan
yang
mengarah
kepada
keberpihakan
terhadap
pasangan
calon yang
a. menggunakan
fasilitas yang
terkait dengan
jabatan dalam
kegiatan
kampanye
b. membuat
keputusan
dan/atau
tindakan yang
menguntungkan
atau merugikan
salah satu
pasangan calon
selama masa
kampanye
yang menguntungkan
atau merugikan salah
satu pasangan calon
selama masa
kampanye; dan/atau
d. mengadakan kegiatan
yang mengarah
kepada keberpihakan
terhadap pasangan
calon yang menjadi
peserta pemilu
sebelum, selama, dan
sesudah masa
kampanye meliputi
pertemuan, ajakan,
himbauan, seruan,
atau pemberian
barang kepada PNS
dalam lingkungan unit
kerjanya, anggota
keluarga, dan
masyarakat
menjadi
peserta
pemilu
sebelum,
selama, dan
sesudah
masa
kampanye
meliputi
pertemuan,
ajakan,
himbauan,
seruan, atau
pemberian
barang
kepada PNS
dalam
lingkungan
unit kerjanya,
anggota
keluarga,
dan
masyarakat
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 17
PNS yang tidak menaati kewajiban dan menghindari larangan dijatuhi hukuman
disiplin. Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada PNS karena
melanggar peraturan disiplin PNS.
Tingkat dan jenis hukuman disiplin terdiri dari :
1. Hukuman disiplin ringan. Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari :
a. Teguran lisan;
b. Teguran tertulis; dan
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis.
2. Hukuman disiplin sedang. Jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari:
a. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;
b. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; dan
c. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.
3. Hukuman disiplin berat. Jenis hukuman disiplin berat terdiri dari:
a. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;
b. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah;
c. Pembebasan dari jabatan;
d. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri; dan
e. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
C. Tata Cara Pemanggilan, Pemeriksaan, Penjatuhan, dan Penyampaian
Hukuman Disiplin
Khusus pelanggaran disiplin yang ancaman hukumannya sedang dan berat, PPK
atau pejabat yang ditunjuk dapat membentuk Tim Pemeriksa yang terdiri dari
atasan langsung, unsur pengawasan, dan unsur kepegawaian atau pejabat lain
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 18
yang ditunjuk. Tim Pemeriksa tidak boleh berpangkat atau memangku jabatan lebih
rendah dari PNS yang diperiksa.
PNS yang melakukan beberapa pelanggaran disiplin, hanya dapat dijatuhi 1 (satu)
jenis hukuman disiplin terberat setelah mempertimbangkan semua pelanggaran.
PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin kemudian melakukan pelanggaran
disiplin yang sifatnya sama, dijatuhi hukuman disiplin yang lebih berat dari
hukuman disiplin terakhir yang dijatuhkan.
Pejabat yang berwenang menghukum adalah pejabat yang diberi wewenang
menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin.
Apabila tidak, pejabat tersebut dijatuhi hukuman disiplin oleh atasannya sama
dengan jenis hukuman disiplin yang seharusnya dijatuhkan kepada PNS yang
melakukan pelanggaran disiplin. Setiap penjatuhan hukuman disiplin ditetapkan
dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum dan disampaikan secara
tertutup oleh pejabat yang berwenang menghukum atau pejabat lain yang ditunjuk.
Penyampaian keputusan hukuman disiplin paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja sejak keputusan ditetapkan. Dalam hal PNS yang dijatuhi hukuman disiplin
tidak hadir saat penyampaian keputusan, maka dikirim kepada PNS yang
bersangkutan.
D. Upaya Administratif
Upaya administratif adalah prosedur yang dapat ditempuh PNS yang tidak puas
terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan, berupa :
1. Keberatan : upaya administratif yang ditempuh PNS yang tidak puas terhadap
hukuman disiplin yang dijatuhkan pejabat yang berwenang menghukum kepada
atasan pejabat yang berwenang menghukum.
2. Banding administratif : upaya administratif yang dapat ditempuh PNS yang tidak
puas terhadap hukuman disiplin pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS yang
dijatuhkan pejabat yang berwenang menghukum, kepada Badan Pertimbangan
Kepegawaian (BAPEK).
Hukuman disiplin yang tidak dapat diajukan upaya administratif adalah hukuman
disiplin yang dijatuhkan oleh :
1. Presiden;
2. PPK untuk jenis hukuman disiplin ringan, sedang, dan berat berupa:
a. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;
b. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah;
c. Pembebasan dari jabatan.
3. Pejabat yang berwenang menghukum untuk hukuman disiplin ringan.
Hukuman disiplin yang dapat diajukan keberatan yaitu :
1. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun dan penundaan
kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun yang dijatuhkan oleh Pejabat
Struktural :
a. Eselon I dan pejabat yang setara ke bawah;
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 19
b. Eselon II ke bawah di lingkungan instansi vertikal dan unit setara dengan
sebutan lain yang atasan langsungnya pejabat struktural eselon I yang
bukan PPK;
c. Eselon II ke bawah di lingkungan instansi vertikal dan unit setara dengan
sebutan lain yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada PPK;
dan
2. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun yang
dijatuhkan oleh Pejabat struktural eselon II di lingkungan instansi vertikal dan
unit setara dengan sebutan lain yang atasan langsungnya pejabat struktural
eselon I yang bukan PPK dan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada PPK.
Tata Cara Pengajuan Keberatan
Dalam hal PNS yang dijatuhi hukuman disiplin :
1. mengajukan banding administratif, gajinya tetap dibayarkan sepanjang tetap
masuk kerja dan melaksanakan tugas yang menjadi kewenangan PPK dengan
mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan kerja.
2. tidak mengajukan banding administratif, gajinya dihentikan terhitung mulai
bulan berikutnya sejak hari ke 15 (lima belas) keputusan diterima.
PNS yang sedang mengajukan upaya administratif tidak diberikan kenaikan
pangkat dan/atau kenaikan gaji berkala sampai keputusan yang mempunyai
kekuatan hukum tetap. PNS yang sedang dalam proses pemeriksaan karena
diduga melakukan pelanggaran disiplin atau sedang mengajukan upaya
administratif tidak dapat disetujui untuk pindah instansi.
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 20
E. Berlakunya Hukuman Disiplin
Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh :
1. Presiden;
2. PPK untuk jenis hukuman disiplin ringan, sedang, dan berat berupa :
a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;
b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah;
c. pembebasan dari jabatan.
3. Gubernur selaku wakil pemerintah;
4. Kepala Perwakilan Republik Indonesia; dan
5. Pejabat yang berwenang menghukum untuk jenis hukuman disiplin ringan,
mulai berlaku sejak tanggal keputusan ditetapkan.
Hukuman disiplin yang dijatuhkan pejabat selain diatas, apabila tidak diajukan
keberatan maka mulai berlaku pada hari ke 15 (lima belas) setelah keputusan
hukuman disiplin diterima namun apabila diajukan keberatan maka mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan keputusan atas keberatan.
Hukuman disiplin yang dijatuhkan PPK/Gubernur untuk hukuman disiplin berat
berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri dan
pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS, mulai berlaku pada :
1. hari ke 15 (lima belas) setelah keputusan hukuman disiplin diterima apabila
tidak diajukan banding administratif; dan
2. tanggal ditetapkan keputusan banding administratif, apabila diajukan banding
administratif.
Apabila PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tidak hadir pada waktu penyampaian
keputusan, maka berlaku pada hari ke 15 (lima belas) sejak tanggal yang
ditentukan untuk penyampaian keputusan hukuman disiplin.
Latihan Soal
1. Di bawah ini yang bukan termasuk Pejabat Pembina Kepegawaian yaitu :
a. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat
b. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Provinsi
c. Pejabat Pembina Kepegawaian Kelurahan/Desa
d. Pejabat Pembina Kepegawaian Kabupaten/Kota
2. Kewajiban dan Larangan Pegawai Negeri Sipil terdiri dari :
a. 17 kewajiban dan 17 larangan
b. 15 kewajiban dan 15 larangan
c. 17 kewajiban dan 15 larangan
d. 15 kewajiban dan 17 larangan
3. Banding administratif diajukan oleh Pegawai Negeri Sipil kepada lembaga :
a. Badan Kepegawaian Negara
b. Badan Pertimbangan Kepegawaian
c. Lembaga Administrasi Negara
d. Kementerian PAN dan RB
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 21
BAB IV
PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL
A. Pengertian Penilaian Prestasi Kerja
Berdasarkan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian ditentukan bahwa untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas
pemerintahan dan pembangunan diperlukan PNS yang profesional, bertanggung
jawab, jujur, dan adil melalui pembinaan berdasarkan sistem prestasi kerja dan
sistem karir dititikberatkan pada sistem prestasi kerja.
Penilaian prestasi kerja merupakan alat kendali agar setiap kegiatan pelaksanaan
tugas pokok oleh setiap PNS selaras dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam
Renstra dan Renja organisasi. Penilaian prestasi kerja PNS dilaksanakan oleh
pejabat penilai sekali dalam 1 (satu) tahun yang terdiri atas unsur sasaran kerja
pegawai (SKP) dengan bobot nilai 60% dan perilaku kerja dengan bobot nilai 40%.
B. Prinsip Penilaian Prestasi Kerja
1. Obyektif, yaitu penilaian sesuai keadaan sebenarnya tanpa dipengaruhi oleh
pandangan atau penilaian subjektif pribadi dari pejabat penilai.
2. Terukur, yaitu penilaian dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif.
3. Akuntabel, yaitu seluruh hasil penilaian harus dapat dipertanggung jawabkan
kepada pejabat yang berwenang.
4. Partisipatif, yaitu seluruh proses penilaian melibatkan secara aktif antara
pejabat penilai dengan PNS yang dinilai.
5. Transparan, yaitu seluruh proses dan hasil penilaian bersifat terbuka dan tidak
bersifat rahasia.
C. Sasaran Kerja Pegawai
Setiap PNS wajib menyusun SKP sebagai rancangan pelaksanaan kegiatan tugas
jabatan sesuai rincian tugas, tanggung jawab dan wewenang dalam struktur dan
tata kerja organisasi. SKP yang telah disusun merupakan hasil kesepakatan atasan
dan bawahan yang ditetapkan pejabat penilai setiap tahun. Dalam rangka
penyusunan SKP harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Jelas, kegiatan harus dapat diuraikan secara jelas.
2. Dapat diukur, kegiatan dapat diukur secara kuantitas dalam bentuk angka
(jumlah satuan) maupun kualitas (hasil kerja tidak ada kesalahan).
3. Relevan, kegiatan harus berdasar lingkup tugas jabatan masing-masing.
4. Dapat dicapai, kegiatan harus disesuaikan dengan kemampuan PNS.
5. Memiliki target waktu, kegiatan dapat ditentukan waktunya.
D. Ketentuan Umum Penyusunan Sasaran Kerja Pegawai
1. Setiap PNS harus membuat kontrak SKP termasuk pegawai yang cuti/ sakit,
tugas belajar, dan diperbantukan/dipekerjakan di instansi lain.
2. PNS yang cuti di luar tanggungan negara tidak wajib membuat SKP.
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 22
3. Perubahan kontrak kinerja perlu dilakukan apabila :
a. Perubahan organisasi yang mengakibatkan perubahan tugas fungsi;
b. Perubahan target akibat kebijakan perundang-undangan;
c. Perubahan target tahunan disebabkan capaian Renstra organisasi pada
semester I telah mencapai atau melebihi target tahunan, maka unit kerja
wajib melakukan penyesuaian atas target tahunan; dan
d. PNS yang mendapat penambahan/pengurangan pekerjaan akibat mutasi,
dipekerjakan/tugas belajar/sakit lebih dari 2 (dua) bulan.
4. Pembuatan kontrak kinerja baru bagi pegawai yang mutasi.
5. Kontrak kinerja bagi pegawai yang tugas belajar selama 6 (enam) bulan atau
lebih wajib membuat kontrak kerja dengan menggunakan bahan-bahan
penilaian prestasi akademik dari pimpinan perguruan tinggi.
E. Unsur-Unsur Sasaran Kerja Pegawai
1. Kegiatan Tugas Jabatan, yaitu harus didasarkan rincian tugas, tanggung jawab
dan wewenang jabatan sesuai yang ditetapkan struktur dan tata kerja
organisasi dan berorientasi pada hasil secara nyata dan terukur.
2. Angka Kredit, yaitu satuan nilai tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir
kegiatan yang harus dicapai pejabat fungsional dalam rangka pembinaan karier
ditetapkan jumlah angka kredit yang akan dicapai.
3. Target, yaitu harus ditetapkan target secara jelas sebagai ukuran prestasi kerja
yang meliputi aspek :
a. Kuantitas (target output) : dokumen, konsep, laporan, dll.
b. Kualitas (target kualitas) : harus memprediksi pada mutu hasil kerja yang
terbaik, nilai paling tinggi 100 (seratus).
c. Waktu (target waktu) : harus memperhitungkan waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, misal bulanan, dll.
d. Biaya (target biaya) : harus memperhitungkan berapa biaya yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam 1 (satu) tahun.
4. Tugas Tambahan, yaitu selain kegiatan tugas jabatan apabila ada tugas
tambahan terkait jabatan dapat ditetapkan menjadi tugas tambahan.
5. Kreativitas, yaitu kreativitas yang bermanfaat bagi organisasi.
F. Cara Penilaian Prestasi Kerja
1. Penilaian SKP dilakukan dengan membandingkan realisasi kerja dengan target
dari aspek kuantitas, kualitas, waktu dan/atau biaya, dikalikan 100.
2. Penilaian perilaku kerja dilakukan dengan pengamatan sesuai kriteria.
3. Penilaian prestasi kerja dilakukan dengan menggabungkan penilaian SKP
(60%) dan penilaian perilaku kerja (40%).
4. Nilai capaian prestasi kerja PNS dinyatakan dengan angka.
a. 91 keatas : sangat baik b. 76 – 90 : baik c. 61 – 75 : cukup d. 50 – 60 : kurang e. 50 kebawah : buruk
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 23
5. Penilaian SKP dapat lebih 100 dan nilai perilaku kerja paling tinggi 100.
6. SKP yang tidak tercapai karena faktor-faktor di luar kemampuan individu,
penilaian didasarkan pada pertimbangan kondisi penyebabnya.
G. Pelaksanaan Penilaian SKP
Teknis penilaian SKP sebagai berikut :
1. Penilaian capaian SKP diukur dari aspek kuantitas dengan rumus :
Penilaian dari aspek kuantitas
=
Realisasi Output (RO)
x 100
Target Output (TO)
2. Penilaian capaian SKP diukur dari aspek kualitas dengan rumus :
Penilaian dari aspek kualitas
=
Realisasi Kualitas (RK)
x 100
Target Kualitas (TK)
Target kualitas dapat dikembangkan sesuai karakteristik output pekerjaan.
3. Penilaian capaian SKP diukur dari aspek waktu dengan rumus :
Penilaian
aspek
waktu
=
Nilai Tertimbang (NT) x Target Waktu (TW) - Realisasi Waktu (RW)
x 100
Target Waktu (TW)
n = nilai koefisien = 0
Nilai tertimbang (NT) = 1,76 dan maksimal efisiensi biaya sampai 24%
4. Penilaian capaian SKP diukur dari aspek biaya dengan rumus :
Penilaian
aspek
biaya
=
Nilai Tertimbang (NT) x Target Biaya (TB) - Realisasi Biaya (RB)
x 100
Target Biaya (TB)
n = nilai koefisien = 0
Nilai tertimbang (NT) = 1,76 dan maksimal efisiensi waktu sampai 24%.
5. Merumuskan Tugas Tambahan dan Kreativitas
Tugas tambahan merupakan kegiatan pendukung tugas pokok yang oleh
pimpinan dibebankan untuk dilaksanakan. Pada akhir tahun dapat diberikan
nilai tugas tambahan paling rendah 1 (satu) dan paling tinggi 3 (tiga).
Kreativitas merupakan kemampuan menciptakan sesuatu yang baru
bermanfaat bagi organisasi. Pada akhir tahun dapat diberikan nilai kreativitas
paling rendah 3 (tiga) dan paling tinggi 12 (dua belas).
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 24
H. Penilaian Perilaku Kerja
Perilaku Kerja meliputi aspek :
1. Orientasi Pelayanan, yaitu sikap dan perilaku kerja PNS dalam memberi
pelayanan terbaik kepada yang dilayani antara lain masyarakat, atasan, rekan
sekerja, unit kerja terkait, dan/atau instansi lain.
2. Integritas, yaitu kemampuan untuk bertindak sesuai dengan nilai, norma, dan
etika dalam organisasi.
3. Komitmen, yaitu kemauan dan kemampuan menyelaraskan sikap dan tindakan
untuk mewujudkan tujuan organisasi dengan mengutamakan kepentingan dinas
daripada diri sendiri, seseorang, dan/atau golongan.
4. Disiplin, yaitu kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari
larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau
peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman
disiplin.
5. Kerjasama, yaitu kemauan dan kemampuan PNS untuk bekerjasama dengan
rekan sekerja, atasan, bawahan dalam unit kerja serta instansi lain dalam
menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang ditentukan sehingga mencapai
daya guna dan hasil guna sebesar-besarnya.
6. Kepemimpinan, yaitu kemampuan dan kemauan PNS untuk memotivasi dan
mempengaruhi bawahan atau orang lain yang berkaitan dengan bidang
tugasnya demi tercapainya tujuan organisasi.
I. Pejabat Penilai, Atasan Pejabat Penilai dan Pelaksanaan Penilaian
1. Pejabat penilai wajib melakukan penilaian prestasi kerja terhadap setiap PNS di
lingkungannya.
2. Pejabat Pembina Kepegawaian sebagai pejabat penilai dan/atau atasan
pejabat penilai yang tertinggi.
3. Pejabat penilai dalam melakukan penilaian perilaku wajib mempertimbangkan
masukan pejabat penilai lain yang setingkat.
4. Penilaian dilakukan setiap akhir bulan Desember tahun ybs atau paling lambat
akhir Januari tahun berikutnya.
5. Hasil penilaian prestasi kerja diberikan kepada PNS ybs.
6. Setelah menerima hasil penilaian, PNS yang dinilai wajib menandatangani dan
mengembalikannya kepada pejabat penilai paling lama 14 (empat belas) hari.
Apabila PNS yang dinilai tidak mau menandatangani hasil penilaian, maka hasil
tersebut dianggap sah.
7. Pejabat penilai wajib menyampaikan hasil penilaian kepada atasannya paling
lama 14 (empat belas) hari. Atasan pejabat penilai wajib memeriksa hasil
penilaian prestasi kerja. Hasil penilaian prestasi kerja berlaku setelah ada
pengesahan dari atasan pejabat penilai.
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI
Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Disiplin, dan Penilaian Prestasi Kerja PNS 25
J. Keberatan Atas Hasil Penilaian Prestasi Kerja
1. Dalam penilaian prestasi kerja akhir tahun PNS dapat mengajukan keberatan
disertai alasannya kepada atasan pejabat penilai paling lama 14 (empat belas)
hari sejak hasil penilaian prestasi kerja diterima.
2. Atasan pejabat penilai dapat mengundang pihak terkait untuk mengklarifikasi
penilaian dan berdasarkan hasil klarifikasi dapat memutuskan penilaian dan
bersifat final.
Latihan Soal
1. Yang bukan termasuk unsur-unsur sasaran kerja pegawai di bawah ini :
a. Angka Kredit
b. Tugas Tambahan
c. Kreativitas
d. Perilaku kerja
2. Kemampuan untuk bertindak sesuai dengan nilai, norma, dan etika dalam
organisasi meruapakan salah satu aspek perilaku kerja yaitu :
a. Orientasi Pelayanan
b. Integritas
c. Komitmen
d. Kerjasama
3. Target yang memprediksi pada mutu hasil kerja yang terbaik, merupakan unsur
sasaran kerja pegawai dari aspek :
a. Target Kuantitas/Output
b. Target Kualitas
c. Target Waktu
d. Target Biaya