Post on 19-Jun-2015
KEADAAN PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT INDONESIA
MAKALAH BAHASA INDONESIA
Disusun untuk memenuhi tugas sebagai prasyarat dalam memenuhi nilai pelajaran Bahasa Indonesia
Oleh:
Ali Anzi Muntazhar NIS 9954343934
Andi Nadya Tita Alia NIS 9966551323
Citra Fida Asteria NIS 9950423147
Sakinah Mawaddah Rahmadhania NIS 9951766169
KELAS XII IPA 1
SMA LAZUARDI GLOBAL ISLAMIC SCHOOL
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan hidayahNya kami diberikan kesehatan dan kemudahan dalam pembuatan diskusi
ini. Shalawat serta salam kami panjatkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga,
serta sahabat-sahabatnya, yang merupakan panutan bagi kita semua.
Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada orang tua, adik-
adik, dan seluruh keluarga kami, atas doa, dukungan, dan bantuannya kami dapat
menyelesaikan diskusi ini dengan baik dan maksimal. Terima kasih juga kami
ucapkan kepada Ibu Karina selaku pembimbing dan guru bahasa Indonesia yang
senantiasa membimbing dan memberikan semangat serta doanya kepada kami dalam
proses pembuatan diskusi ini. Terima kasih kepada seluruh teman-teman kami, dan
semua pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam pembuatan diskusi ini.
Tidak ada yang sempurna di dunia ini, kami sadar dalam pembuatan diskusi
ini terdapat kekurangan-kekurangan, ataupun kesalahan. Oleh karena itu kami mohon
kritik dan saran demi kesuksesan diskusi ini. Terima kasih.
Depok, 22 Oktober 2012
Penulis
ii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... iv
A. Latar Belakang...................................................................................... 1B. Rumusan Masalah...................................................................................2C. Tujuan Makalah......................................................................................2D. Manfaat Makalah....................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN....................................................................................................3
A. Deskripsi Teoritis....................................................................................3B. Pembahasan.............................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar I..................................................................................................................8
Gambar II................................................................................................................11
Gambar III...............................................................................................................12
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan listrik nasional yang terus meningkat seakan
memaksa pemerintah Indonesia untuk menambah kapasitas
produksi listrik nasional. Selain itu ketergantungan pasokan
listrik nasional kepada batu bara dan solar untuk menghidupkan
PLTU-PLTU menghabiskan uang negara karena subsidi dan
dampak lingkungannya.
Rencana pemerintah yang dilaksanakan oleh PLN untuk
membangun 44 pembangkit tenaga listrik dengan total daya
10.000 megawatt terdiri dari pembangkit tenaga uap saja,
dengan pasokan bahan bakar fosil yang terbatas dan
memunculkan banyak masalah. Dan salah satu pemecah
masalahnya adalah pembangkit tenaga nuklir dengan banyak
kelebihannya.
Di Indonesia rencana pembangunannya pun sudah
didiskusikan semenjak 1959 dengan mengadakan seminar
seminar di beberapa universitas di Yogyakarta dan Bandung.
Bahkan pada bulan Agustus tahun 1991, sebuah perjanjian
kerja tentang studi kelayakan telah ditandatangani oleh
Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan
Perusahaan Konsultan NEWJEC Inc. Tetapi karena krisis
moneter di tahun 1998 proyek tersebut gagal diselesaikan.
Total Pembangkit Tenaga Listrik Nuklir (PTLN) yang
beroperasi di dunia sekitar 437 reaktor dengan daya 371.762
v
MW dan 64 reaktor yang sedang dibangun dan di prediksi akan
terus tumbuh seiring dengan tumbuhnya kebutukan listrik di
dunia. Sehingga penggunaan tenaga nuklir sebagai pembangkit
listrik bukan mustahil, bahkan mungkin kita bisa melihatnya
dalam 5-20 tahun kedepan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui Pengaruh Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga
Nuklir (PLTN) pada kesejahteraan dan keselamatan
penduduk indonesia
2. Mengetahui Apakah Indonesia sebagai salah satu negara
dengan kebutuhan listrik terbesar di dunia berpotensi
dalam menerapkan teknologi PLTN.
3. Mengetahui bagaimana solusi yang harus ditempuh agar
Indonesia mampu menerapkan PLTN secara efisien tanpa
menimpulkan ancaman keselamatan penduduk.
D. Manfaat penelitian
1. Mengetahui dampak positif dan negatif dari pembangunan
PLTN terhadap rakyat indonesia,
2. Mengkaji berdasarkan kajian teoritis dan penelitian
peneliti-peneliti sebelumnya apakah Indonesia berpotensi
dalam menerapkan teknologi PLTN sebagai jawaban dari
masalah krisis listrik di Indonesia dengan pengembangan
yang efisien.
vi
BAB I
PENDAHULUAN
E. Latar Belakang
Kebutuhan listrik nasional yang terus meningkat seakan memaksa pemerintah
Indonesia untuk menambah kapasitas produksi listrik nasional. Selain itu
ketergantungan pasokan listrik nasional kepada batu bara dan solar untuk
menghidupkan PLTU-PLTU menghabiskan uang negara karena subsidi dan
dampak lingkungannya.
Rencana pemerintah yang dilaksanakan oleh PLN untuk membangun 44
pembangkit tenaga listrik dengan total daya 10.000 megawatt terdiri dari
pembangkit tenaga uap saja, dengan pasokan bahan bakar fosil yang terbatas dan
memunculkan banyak masalah. Dan salah satu pemecah masalahnya adalah
pembangkit tenaga nuklir dengan banyak kelebihannya.
Di Indonesia rencana pembangunannya pun sudah didiskusikan semenjak
1959 dengan mengadakan seminar seminar di beberapa universitas di Yogyakarta
dan Bandung. Bahkan pada bulan Agustus tahun 1991, sebuah perjanjian
kerja tentang studi kelayakan telah ditandatangani oleh Menteri Keuangan
vii
Republik Indonesia dengan Perusahaan Konsultan NEWJEC Inc. Tetapi
karena krisis moneter di tahun 1998 proyek tersebut gagal diselesaikan.
Total Pembangkit Tenaga Listrik Nuklir (PTLN) yang beroperasi di dunia
sekitar 437 reaktor dengan daya 371.762 MW dan 64 reaktor yang sedang
dibangun dan di prediksi akan terus tumbuh seiring dengan tumbuhnya kebutukan
listrik di dunia. Sehingga penggunaan tenaga nuklir sebagai pembangkit listrik
bukan mustahil, bahkan mungkin kita bisa melihatnya dalam 5-20 tahun kedepan.
F. Rumusan Masalah
1. Apakah keberadaan PLTN di indonesia berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat indonesia?
2. Apakah Indonesia berpotensi dalam menerapkan nuklir sebagai pembangkit tenaga listrik?
3. Bagaimana upaya agar tenaga nuklir yang digunakan dapat berlangsung dengan efisien dan aman?
G. Tujuan Penelitian
4. Mengetahui Pengaruh Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
pada kesejahteraan dan keselamatan penduduk indonesia
5. Mengetahui Apakah Indonesia sebagai salah satu negara dengan
kebutuhan listrik terbesar di dunia berpotensi dalam menerapkan teknologi
PLTN.
6. Mengetahui bagaimana solusi yang harus ditempuh agar Indonesia mampu
menerapkan PLTN secara efisien tanpa menimpulkan ancaman
keselamatan penduduk.
H. Manfaat penelitian
3. Mengetahui dampak positif dan negatif dari pembangunan PLTN terhadap
rakyat indonesia,
viii
4. Mengkaji berdasarkan kajian teoritis dan penelitian peneliti-peneliti
sebelumnya apakah Indonesia berpotensi dalam menerapkan teknologi
PLTN sebagai jawaban dari masalah krisis listrik di Indonesia dengan
pengembangan yang efisien.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Kajian teori
I. Pembangkit
Orang yang membangkitkan, atau alat untuk membangkitkan sesuatu.
II. Listrik
Daya atau kekuatan yang ditimbulkan oleh adanya pergesekan atau melalui proses
kimia, dapat digunakna untuk menghasilkan panas atau cahaya, atau untuk
menjalankan mesin.
III. Kesejahteraan
Hal atau keadaan sejahtera; keamanan, keselamatan, ketentraman.
IV. Pengaruh
ix
Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk
watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.
(http://kamusbahasaindonesia.org/)
V. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
a. Pengertian PLTN
PLTN adalah stasiun pembangkit listrik thermal dimana panas yang dihasilkan
diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_nuklir)
PLTN termasuk dalam pembangkit daya base load, yang dapat bekerja dengan
baik ketika daya keluarannya konstan . Daya yang dibangkitkan per unit pembangkit
berkisar dari 40 MWe hingga 1000 MWe. Unit baru yang sedang dibangun pada
tahun 2005 mempunyai daya 600-1200 MWe.
Reaktor nuklir yang pertama kali membangkitkan listrik adalah stasiun
pembangkit percobaan EBR-I pada 20 Desember 1951 di dekat Arco, Idaho, Amerika
Serikat. Pada 27 Juni 1954, PLTN pertama dunia yang menghasilkan listrik untuk
jaringan listrik (power grid) mulai beroperasi di Obninsk, Uni Soviet. PLTN skala
komersil pertama adalah Calder Hall di Inggris yang dibuka pada 17 Oktober 1956.
Hingga saat ini, terdapat 442 PLTN berlisensi di dunia dengan 441 diantaranya
beroperasi di 31 negara yang berbeda. Keseluruhan reaktor tersebut menyuplai 17%
daya listrik dunia (http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_nuklir).
b. Jenis – jenis PLTN
1. Reaktor Fisi
x
Reaktor daya fisi membangkitkan panas melalui reaksi fisi nuklir dari isotop
fissil uranium dan plutonium.
2. Reaktor cepat
Meski reaktor nuklir generasi awal berjenis reaktor cepat, tetapi perkembangan
reaktor nuklir jenis ini kalah dibandingkan dengan reaktor thermal.
Keuntungan reaktor cepat diantaranya adalah siklus bahan bakar nuklir yang
dimilikinya dapat menggunakan semua uranium yang terdapat dalam urainum alam,
dan juga dapat mentransmutasikan radioisotop yang tergantung di dalam limbahnya
menjadi material luruh cepat.
3. Reaktor Fusi
Fusi nuklir menawarkan kemungkinan pelepasan energi yang besar dengan hanya
sedikit limbah radioaktif yang dihasilkan serta dengan tingkat keamanan yang lebih
baik. Namun demikian, saat ini masih terdapat kendal-kendala bidang keilmuan,
teknik dan ekonomi yang menghambat penggunaan energi fusi guna pembangkitan
listrik.
c. Keuntungan dan Kerugian Pemakaian PKLN
Keuntungan PLTN dibandingkan dengan pembangkit daya utama lainnya adalah:
1. Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal). Gas
rumah kaca hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan
dan hanya sedikit menghasilkan gas).
2. Tidak mencemari udara, tidak menghasilkan gas-gas berbahaya seperti karbon
monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate,
atau asap fotokimia.
xi
3. Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal).
4. Biaya bahan bakar rendah - hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan.
5. Ketersedian bahan bakar yang melimpah, karena sangat sedikit bahan bakar
yang diperlukan.
Berikut ini berberapa hal yang menjadi kekurangan PLTN:
1. Risiko kecelakaan nuklir. Kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan
Chernobyl (yang tidak mempunyai containment building).
2. Limbah nuklir, yaitu limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dan
dapat bertahan hingga ribuan tahun. Amerika Serikat siap menampung limbah
PLTN dan Reaktor Riset. Limbah tidak harus disimpan di negara pemilik
PLTN dan Reaktor Riset. Untuk limbah dari industri pengguna zat radioaktif
dapat diolah di Instalasi Pengolahan Limbah Zat Radioaktif, seperti yang
dimiliki oleh BATAN Serpong.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_nuklir)
B. Pembahasan
Indonesia dengan jumlah total penduduk kurang lebih 250 miliyar, yaitu negara
keempat dengan penduduk terbesar di dunia, tidak dijauhkan dari krisis kebutuhan
listrik yang semakin marak ditemukan. Dengan semakin banyaknya kebutuhan yang
harus dipenuhi, masyarakat dituntut harus hemat dalam pemakaian bahan bakar. Hal
ini dilatar belakangi karena bahan bakar umum yang dipakai umumnya oleh
pemerintah adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, atau tidak dapat
digunakan kembali setelah habis karena terbatas. Ilmuan pun dituntut untuk
menghasilkan inovasi dan ide – ide baru guna menemukan sebuah teknologi yang
xii
dapat digunakan untuk menjadi bahan bakar yang tidak terbatas jumlahnya, termasuk
teknologi pembangkit tenaga listrik. Energi listrik yang dibangkitkan dari
pembakaran bahan-bahan fosil (misalkan minyak, gas, batubara) telah menyebabkan
berbagai permasalahan. Permasalahan yang ditimbulkannya semakin mendapat
perhatian yang serius. Jadi pembicaraan mengenai masalah masa depan bumi akibat
efek rumah kaca pada saat ini adalah lebih relevan dibanding menakut-nakuti
masyarakat dengan istilah nuklir.
Pembakaran bahan-bahan fosil itu menyebabkan terjadinya pelepasan gas-gas
sulfur dioksida, nitrogen oksida, maupun karbon dioksida yang antara lain
menyebabkan timbulnya hujan asam. Dari hasil pengumpulan pendapat yang baru-
baru ini diadakan di Kanada, 45% responden memberi peringkat pertama pada
masalah hujan, danau dan ekosistem lain yang rusak akibat hujan asam ini. Hujan
asam ini merubah tingkat keasaman (pH) tanah dalam hal mana pada akhirnya akan
mempengaruhi zat-zat nutrisi yang sangat diperlukan pepohonan itu. Daya rusak
hujan asam ini juga amat mempengaruhi keutuhan bangunan.
Gambar 1. Kehadiran PLTN sama sekali tidak merusak lingkungan
Akibat dari pembakaran bahan-bahan fosil ini adalah terjadinya apa yang disebut
sebagai efek rumah kaca (greenhouse effect). Terjadinya efek rumah kaca ini akan
menyebabkan naiknya suhu di permukaan bumi. Apabila efek rumah kaca ini tidak
segera diatasi akibat yang amat buruk akan dirasakan terutama kehidupan liar di bumi
xiii
serta bidang pertanian dan juga banyak bidang lain. Hal ini lebih disebabkan karena
para ilmuwan sudah tidak mampu lagi meramalkan musim-musim serta
perubahannya dan juga iklim yang ada di bumi ini karena kekacauan cuaca yang
terjadi.
Suatu tindakan perlu diambil untuk mengatasi masalah krisis tersebut, salah
satunya dengan pemilihan PLTN sebagai pembangkit energi listrik merupakan.
Secara tidak langsung keberadaan PLTN akan sangat mempengaruhi kesejahteraan
masyarakat Indonesia. Apabila penerapan dan pemanfaatan PLTN dimanfaatkan
seefisien mungkin, maka usaha tersebut akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Kebutuhan listrik terpenuhi dengan biaya yang terbilang lebih murah,
dan membantu sisi perekonomian masyarakat. Banyak sumbangan yang diberikan
PLTN dalam pelestarian lingkungan, baik bagi udara (PLTN tidak mengemisikan
asap yang mengandung oksida-oksida sulfur maupun nitrogen serta logam-logam
berat dan karbondioksida) maupun air (air lepasan PLT fosil mengandung logam-
logam berat serta zat-zat organik yang berakibat pada rusaknya ekologi danau
maupun sungai, air lepasan PLTN sama sekali tidak mengandung polutan-polutan itu)
dan tanah sebagai komponen utama lingkungan. Selain itu, PLTN tidak menyita lahan
yang luas.
Di dalam batubarapun terdapat zat-zat radioaktif seperti uranium dan thorium
meskipun dalam kadar kecil. Pada laporan tahunan mengenai keselamatan PLTN
Kanada yang diterbitkan tahun 1988, Professor Kenneth Hare yang adalah inspektur
komisi keselamatan PLTN, Ontario Hydro maupun AECL (Atomic Energy of Canada
Limited) berada dalam keadaan yang sangat baik dan sama sekali tidak mengalami
gangguan serius dengan adanya PLTN. Informasi ini didasarkan pada analisis selama
30 tahun yang dilakukan terhadap para pekerja PLTN. Hal ini diperkuat oleh laporan
komisi energi dan pertambangan Kanada yang menyatakan bahwa PLTN-PLTN di
Kanada beroperasi pada tingkat resiko paling rendah baik pada para pekerja maupun
masyarakat sekitar.
xiv
Dunia mencatat Indonesia adalah salah satu negara pertama Asia yang
mengembangkan teknologi nuklir. Pada 1954, Indonesia menciptakan momentum
dalam teknologi nuklir, dengan mendirikan Komisi Nasional Radioaktivitas dan
Energi Atom, lompatan yang jauh melampaui prestasi banyak negara
(http://monitoringmedia.wordpress.com/category/pembangunan-pltn/).
Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Rudi Rubiandini
mengatakan bahwa di Indonesia telah berdiri 3 PLTN, satu pembangkit terdapat di
Batan (Badan Tenaga Nuklir Nasional), satu di Bandung dengan daya mencapai 60
MW, dan di Serpong dengan daya 2 MW. Namun ketiga pembangkit tersebut belum
diberdayakan lebih lanjut, masih menjadi mainan para peneliti.
Indonesia dipandang cukup potensial dalam menggunakan Pembangkit Listrik
tenaga Nuklir (PLTN) walau terletak pada Ring of Fire. Hal ini dikarenakan wilayah
Indonesia yang luas sehingga masih banyak yang stabil dan aman untuk PLTN.
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Djarot S Wisnubroto,
mengungkapkan bahwa Ring of Fire terletak di pesisir barat Sumatra dan pesisir
selatan Indonesia. Namun wilayah selain itu dirasa cukup pantas sebagai lokasi
PLTN. Hingga saat ini pun BATAN masih mengkaji Pulau Bangka di timur
Sumatera yang saat ini dinilai sebagai salah satu wilayah yang cukup stabil.
Pengkajiannya masih berjalan dan dijadwalkan baru selesai pada akhir 2013.
Disamping itu Kalimantan dan banyak wilayah lainnya dinilai sangat stabil. Namun
dengan kemampuan PLTN dalam membangkitkan energi rata-rata 1.000 MW per unit
lebih sesuai dipasang di wilayah yang masyarakatnya membutuhkan listrik skala
besar seperti Jawa dan Sumatera.
(http://article.wn.com/ Indonesia_pantas_dan_butuh_tenaga_nuklir/)
Berbagai usaha dilakukan guna melindungi kesehatan dan keselamatan
masyarakat. Usaha ini dilakukan untuk menjamin agar zat radioaktif tidak terlepas ke
lingkungan, baik selama operasi maupun bila terjadi kecelakaan. Tindakan ini
xv
dilakukan supaya PLTN tetap dapat dipertahankan dalam kondisi aman. Sistem
keselamatan reaktor dapat dibagi atas 2 kategori, yaitu keselamatan terpasang dan
pertahanan berlapis. Keselamatan terpasang dirancang berdasarkan sifat-sifat alamiah
air dan uranium. Bila suhu dalam teras reaktor naik, jumlah neutron yang ditangkap
U-235, dengan kata lain jumlah reaksi pembelahan, akan berkurang. Akibatnya,
panas yang dihasilkan juga berkurang.
Pada pertahanan berlapis, PLTN punya sistem pengamanan/pertahanan berlapis-
lapis. Pertahanan satu adalah matriks bahan bakar itu sendiri. Lebih dari 99% zat hasil
belah akan tetap berada dalam matriks bahan bakar itu. Selama operasi atau bila
terjadi kecelakaan, kelongsong bahan bakar akan berfungsi sebagai penghalang kedua
untuk mencegah keluarnya zat radioaktif. Lalu, jika zat radioaktif masih bisa lolos
dari penghalang kedua, masih ada penghalang ketiga, yaitu sistem pendingin, Lepas
dari sistem pendingin, masih terdapat penghalang keempat berupa perisai biologis.
Lalu, bila zat radioaktif itu masih dapat lolos, ada penghalang kelima, yaitu sistem
pengungkung berupa pelat baja dan beton setebal 2 m.
Gambar 1. Pertahanan berlapis pada PLTN.
Selama operasi PLTN, pencemaran radioaktif pada lingkungan dapat dikatakan
tidak ada. Air sungai atau air laut yang digunakan untuk mengangkut panas dari
kondensor sama sekali tidak mengandung zat radioaktif karena tidak bercampur
dengan air pendingin yang bersirkulasi di dalam reaktor. Gas radioaktif yang dapat
xvi
keluar dari reaktor tetap terkungkung di dalam sistem pengungkung PLTN. Setelah
melalui sistem ventilasi dengan filter berlapis-lapis, gas radioaktif dikeluarkan dari
cerobong yang jumlahnya sangat kecil sehingga dampaknya terhadap lingkungan
tidak berarti.
Limbah padatnya pun tidak dibuang, melainkan disimpan dalam suatu kolom
penyimpanan elemen bakar bekas yang terletak di dalam gedung reaktor. Selanjutya,
elemen bakar bekas ini dikirim ke instalasi olah ulang. Di sini, bagian yang masih
dapat dimanfaatkan dipisahkan kembali, sedangkan bagian yang tidak dapat
dimanfaatkan dicampur dengan gelas dan dipadatkan. Setelah disimpan kira-kira 50
tahun dalam tempat penyimpanan sementara, limbah padat ini dipindahkan ke tempat
penyimpanan akhir yang berada jauh dibawah permukaan tanah, sekitar 2000 m
dalam struktur lapisan geologis. Maka, berdasarkan hal-hal tersebut, jelaslah bahwa
selama operasi PLTN tidak ada zat radioaktif yang dilepaskan ke lingkungan. Dengan
perkataan lain kehadiran PLTN sebenarnya aman bagi manusia selama
pengoperasiannya mengikuti disiplin prosedur teknis yang diharuskan. Yaitu
ditempatkan pada daerah yang stabil, atau aman gempa. Sistem pengoperasian dan
keamanan yang ketat, dengan teknis sesuai ketentuan yang ditetapkan seperti yang
diterapkan pada negara-negara yang sukses menerapkan pemakaian tenaga nuklir
(Iran, Amerika Serikat, dsb), serta Manajemen dan pengontrolan yang kritis dan
teratur (file.upi.edu/.../EFEK_RUMAH_KACA).
xvii
Gambar 2. Kehadiran PLTN sama sekali tidak membawa dampak negatif pada
kehidupan
C. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa kehadiran PLTN sebenarnya
aman bagi manusia dan sama sekali tidak ada alasan mendasar untuk menolak
kehadirannya. Dalam era tinggal landas, dengan titik berat pada industrialisasi,
pasokan listrik sangat dibutuhkan. Dengan semakin berkurangnya bahan bakar fosil
(minyak, batubara) serta tingkat pencemaran PLT batubara, PLTN merupakan pilihan
tepat untuk memenuhi kebutuhan listrik khususnya masyarakat Indonesia.
Indonesia pula sebagai negara yang kaya akan bahan bakar uranium, serta
memiliki banyak pulau atau daerah-daerah luas yang memadai dikembangkannya
PLTN, sangat berpotensi menerapkan teknologi ini dengan penerapan yang tepat dan
sesuai aturan tentunya agar manfaat didapatkan tanpa mengancam keselamatan
masyarakat.
D. Saran
Hendaknya ditambahkan pula literatur tambahan dari buku-buku menyangkut
PLTN dan penerapannya untuk memperjelas dan menguatkan hipotesis yang diteliti,
serta perlu adanya peninjauan lebih luas mengenai teori dan kondisi tempat dimana
PLTN akan digunakan di Indonesia agar proses berjalan dengan aman.
xviii
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_nuklir
http://kamusbahasaindonesia.org/
http://monitoringmedia.wordpress.com/category/pembangunan-pltn/
www.batan.go.id/
http://finance.detik.com/read/2012/09/05/174657/2009128/1034/ssst-indonesia-ternyata-punya-2-pembangkit-listrik-tenaga-nuklir
http://article.wn.com/view/2012/09/28/Indonesia_pantas_dan_butuh_tenaga_nuklir/
file.upi.edu/.../EFEK_RUMAH_KACA
xix