Post on 01-Feb-2016
description
PEMBAHASAN OTOT TRISEPS
Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan hasil gerak reflex pada otot triseps
gerakannya positif (+). Kegiatan ini menggunakan palu reflex untuk menimbulkan
Reflex Tendon Profunda (RTP). Batang palu dipegang longgar antara ibu jari dan jari
telunjuk, yang memberikan getaran. Bagian yang akan diketuk adalah tendon, sehingga
kita harus mengetahui posisi yang tepat pada tendonnya. Gerakkan ekstremitas
diposisikan sehingga tendon sedikit meregang.
Gambar 1. Gerakan reflex Otot Triseps
Setelah melakukan percobaan, hasil yang kami dapatkan adalah respon yang
terjadi berupa adduksi (gerakan yang mendekati tubuh) dan kontraksi otot triseps. Hal
ini di sebabkan karena pada saat ketukan tendon otot triseps (rangsangan), ujung –
ujung saraf (reseptor) meneruskan pesan melalui neuron sensoris ke medulla spinalis.
Kemudian impuls diteruskan melalui interneuron (neuron asosiasi) ke neuron motorik.
Neuron motorik pada selanjutnya meneruskan impuls ke sepanjang akson lalu ke otot
triseps (efektor). Sehingga respon yang terjadi adalah adduksi (gerakan yang
mendekati tubuh) dan kontraksi otot triseps. Hal ini berarti gerakan positif (+) karena
gerakan mendekati tubuh dan proses berlangsung dengan cepat dan singkat.
Pada reflex merupakan reflex monosinaps. Gerak reflex monosinaps adalah
gerak refleks yang menghasilkan hanya satu gerakan. Gerak reflex pada setiap
indivindu berbeda-beda. Hal ini mungkin disebabkan karena gerak refleks dapat
dihambat oleh kemauan sadar, misalnya bukan saja tidak menarik tangan dari benda
panas, bahkan dengan sengaja menyentuh permukaan benda panas itu (Pearce,
2006).
Gerak reflex disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan
dan menyakitkan. Berikut skema gerak reflex : gerak reflex terjadi apabila rangsangan
yang diterima oleh saraf sensori langsung disampaikan oleh neuron perantara (neuron
penghubung). Hal ini berbeda sekali gerak dengan mekanisme gerak biasa. Gerak
biasa rangsangan akan diterima oleh saraf sensorik dan kemudian disampaikan
langsung ke otak. Dari otak kemudian dikeluarkan perintah ke saraf motori sehingga
terjadilah gerakan. Artinya pada gerak biasa gerakan itu diketahui atau dikontrol oleh
otak. Sehingga gerak biasa adalah gerak yang disadari (Prasetyo, 2009).
Ganong, F. William. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:Penerit Buku Kedokteran EGC
Pearce, Evelyn. C. (2006); “Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis”, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Guyton, Artur C. Jonh E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC
Smeltzer, C.S., Bare, G.B., (2001). Buku ajar keperawatan medical bedah Brunner &Suddarth, Edisi 8, Volume 3, Penerbit EGC: Jakarta