Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium

Post on 23-Jul-2015

66 views 14 download

Transcript of Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium

Peluang Perhutanan Sosial dan Hutan Adat dalam Mendukung Moratorium

Disampaikan dalam Diskusi Terbatas

“Melanjutkan Moratorium untuk Melindungi Hutan Indonesia”

Hotel Aryaduta, Pekanbaru | Selasa, 5 Mei 2015

JIKALAHARI 2015

APA ITU MORATORIUM (DEFINISI)

• Moratorium = penundaan (dari bahasa latin, morari yang berarti penundaan) adalah otorisasi legal untuk menunda kewajiban tertentu selama batas waktu yang ditentukan

• Undang-undang moratorium umumnya ditetapkan pada saat terjadinya tekanan berat secara politik atau komersial, misalnya, pada saat Perang Jerman-Perancis, pemerintah Perancis mengundangkan undang-undang moratorium

• Moratorium adalah keputusan berdaulat dari sebuah pemerintahan untuk menunda “ sesuatu” (misal pembayaran utang, jika pembayaran tersebut dapat mengakibatkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki terhadap kesejahteraan rakyatnya)….. Demikian pula terhadap pengelolaan sumberdayanya….

Point Penting dalam Inpres 10 Tahun 2011

PERTAMA : Mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing untuk mendukung penundaan pemberian izin baru hutan alam primer dan lahan gambut yang berada di hutan konservasi, hutan lindung, hutan produksi (hutan produksi terbatas, hutan produksi biasa/tetap, hutan produksi yang dapat dikonversi) dan area penggunaan lain sebagaimana tercantum dalam Peta Indikatif Penundaan Izin Baru yang menjadi Lampiran Instruksi Presiden.

KEDUA: Penundaan pemberian izin baru sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA berlaku bagi penggunaan kawasan hutan alam primer dan lahan gambut, dengan pengecualian diberikan kepada:A.Permohonan yang telah mendapat persetujuan prinsip dari Menteri Kehutanan;B.Pelaksanaan pembangunan nasional yang bersifat vital, yaitu: geothermal , minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, lahan untuk padi dan tebu;C.Perpanjangan izin pemanfaatan hutan dan/atau penggunaan kawasan hutan yang telah ada sepanjang izin di bidang usahanya masih berlaku; danD.Restorasi ekosistem.

RENCANA PENGHANCURAN HUTAN RIAU AKAN TERUS BERLANJUT SEPERTI BIASANYA

RENCANA PENGHANCURAN HUTAN RIAU AKAN TERUS BERLANJUT SEPERTI BIASANYA

• SK.6315/Menhut-II/2012 Luas Moratorium Riau : 2.384.999.42 Ha

• Efektifitas moratorium pada Areal Hutan Alam hanya 42,5 Ribu hectare, karena 837 Ribu hectare merupakan Kawasan HL & KSPA dan 1,5 Juta hectare areal Gambut yang masuk dalam PIPIB Lahan Gambut ternyata sudah dilindungi berdasarkan Undang-Undang.

• Hutan alam Riau tersisa yang tidak masuk dalam moratorium hutan dan lahan gambut 972 Ribu ha

• 195 Ribu hektare kawasan HTI yang terlibat Kasus Korupsi Kehutanan tidak masuk dalam moratorium. Bahkan 20 Ribu Ha lahan yang tidak terdaftar dalam data kehutanan tidak masuk dalam PIPIB (revisi 3)

Pengelolaan Hutan oleh masyarakat RiauHutan Adat Rumbio, Hutan Buluh Cina, Hutan danau naga sakti dan Hutan desa Segamai - serapung,

Photo: gurindam12.com

Photo: gurindam12.com

Hutan Danau Naga Sakti

KANAL BLOKING HD Segamai & Serapung

Photo: Mitra Insani

Pengukuran Gambut dan Reboisasi HD Segamai & Serapung

Dari 1,25 Juta ha yang dicadangkan hanya 0,99 % (12.000 ha) dicadangkan

khusus untuk rakyat

Dari 12.000 yang dicadangkan untuk rakyat, 70% luasan kawasan telah dirampok untuk

kepentingan pencitraan industri kertas, melalui korporasi konservasi

Sumber : Jikalahari diolah dari data kemenhut

CONTOH KASUS SEMENANJUNG KAMPAR

Pernberian Hak Pengelolaan Hutan Desa (HPHD) Segamai dan Serapung

PP 15/2010 ttg Penyelenggaraan Penataan Ruang, Pasal 24 huruf (4) Apabila rencana umum tata ruang tidak dapat ditetapkan hingga berakhirnya batas waktu penyusunan dan penetapan sebagairnana dimaksud pada ayat (3), Pemerintah dan pernerintah daerah tidak menerbitkan dan/atau memperbaharui izin pernanfaatan ruang di wilayahnya .

Catatan Penting selama Inpres No.10 Tahun 2011 Berjalan• Selama bebrapa kali perbaikan PIPIB hanya memberikan kesempatan

kepada investor untuk memutihkan kesalahan yg sudah dilakukan• Tidak ada penghentian/jeda penebangan hutan bagi yang sudah dapat

izin konsesi (RKT/IPK)• Tidak ada tindakan tegas atas pelanggara yang dilakukan oleh

perusahaan yang sudah menanaman membuka perkebunan atau tambang di areal hutan dan gambut

• Pemberian izin perkebunan sawit tetap Berlangsung• Tidak ada perlindungan jelas untuk hak kelola hutan-tanah masyarakat

dalam praktek Inpres No.10 Tahun 2011• Pengawasan yang dilakukan oleh beberapa kementrian yang terkait

belum memberikan partisipasi publik yang optimal

Catatan penting untuk menjadi bagian dalam perpanjangan moratorium:

1. Melakukan audit terhadap izin pemanfaatan hutan dan atau penggunaan kawasan hutan;

2. Menghentikan pemberian perpajangan izin atas pemanfaatan hutan dan/atau penggunaan kawasan hutan;

3. Restorasi ekosistem tanpa menghilangkan hak kelola dan akses masyarakat yang tinggal didalam atau sekitar kawasan hutan.

4. Keterbukaan informasi dan data setiap sektor terkait tentang pengunaan dan status lahan.

5. Perlu penjelasan detail tentang hal-hal yang dikecualikan.

Perpanjangan Moratorium diharapkan dapat untuk:1.Menhambat Deforestasi;2.Mencegah Kejahatan Sistematis di Sektor Kehutanan;3.Menselaraskan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW);4.Mengurangi Potensi Konflik Sosial antara Perusahaan dan Masyarakat lokal dan masyarakat adat;