Post on 13-Dec-2020
74
BAB VI. KONSEP PERANCANGAN
1. KONSEPSI DASAR
Suatu komplek bandar udara merupakan wadah kegiatan bagi angkutan
udara dengan terminal sebagai pusat kegiatan utamanya.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari kegiatan perhubungan udara se
cara keseluruhan yang bertujuan untuk meraperlancar arus penumpang dan
barang dengan cepat, jelas dan aman.
Terminal udara intemasional merupakan pintu gerbang bagi masuknya
bangsa-bangsa asing dari berbagai profesi, jadi terminal tersebut harus
dapat menunjukkan ekspresi wajah Indonesia, dalam hal ini adalah Bali.
2. PERANCANGAN SITE
2.1. Sirkulasi Dalam Site
Pencapaian dari gerbang bandara ke terminal melalui satu jalan yang
terdiri dari pengunjung, staff maupun servis dan hanya dibedakan jalur
jalannya.
Peletakkan tempat parkir didepan terminal yang dapat dicapai sebelum a-
tau sesudah menurunkan penumpang di teras bangunan.
Untuk sirkulasi gedung W I P ( existing ) tetap melalui jalur jalan yang
sama hanya area parkirnya yang tersendiri.
75
Sirkulasi taxi tidak dibedakan, raempunyai area parkir tersendiri yang
menyatu sehingga raemudahkan pengawasan dan pemanggilannya.
2.2. Orientasi Bangunan
Orientasi bangunan diarahkan pada dua daerah pencapaian yaitu :
- Ke arah utara, sebagai orientasi pada daerah darat.
- Ke arah selatan, sebagai orientasi pada daerah udara.
2.3. Zoning
Zoning pada lantai pertama terdiri dari Departure dan Arrival yang
masing-masing mempunyai kegiatan sendiri.
Sesuai dengan prinsip terminal internasional bahwa sirkulasi anta
ra penumpang yang berangkat dengan yang datang tidak boleh bertemu, ma-
ka zone keberangkatan dipisahkan dengan zone kedatangan.
Dengan demikian massa terminal terdiri dari dua bangunan yang dihubung-
kan dengan suatu connecting space sebagai pengikatnya.
3. FILOSOFI DESAIK
Dengan akan dihubungkannya kedua gedung tersebut maka karakter se-
luruh gedung tersebut seharusnya didesain dengan cermat.
Secara umum pendekatan pendekatan filosofi desain ini adalah mengkombi-
nasikan konsep terminal yang linear ( sesuai dengan kesimpulan pada bab
Studi Perancangan ) dengan karakter arsitektural tradisional Eali yang
multi units untuk seluruh gedung.
Pendekatan desain ini merupakan suatu masalah penggabungan dua prinsip
yang bertentangan.
76
Sebagai suatu gedung terminal berkonsep lin ear akan menunjukkn". kecen-
derangan yang lebih mengarah pada satu t i t ik berat gedung yang neder -
hana. Mai ini merupakan pemecahan masalah desain secara logika dan fung
sional.
Pada s is i lain gedung tersebut diharapkan dapat raengekpresikan karak -
te r is tik Bali yang ditekankan pada kesatuan dari fmulti units' dan ke-
satuan gedung dengan adanya 'ruang tengah' yang taapaknya sang:;t ber-
tentangan dengan konsep gedung terminal pada umumnya.
Untuk itu , diputuskan bahua pemecahan raasalah tersebut adalah dengan
mengkonbinasikan kedua konsep yang bertentangan tad i.
Secara garis besar pezecahannya adalah dengan menganggap bah’-:. gedung
terrebut merupakan gedung dengan satu t i t ik berat, yang kemudien diper-
lunak dengan nemasukkan elemen-elemen arsitekturB ali dalam gedung te r -
sebut pada bagian-bagian tertentu seperti skylight, la n ta i, 1 -n g lt-la -
ngit, pintu-p:.ntu dan la in -la in .
penempatan elemen t,radisional ini dilakukan dengan cara-cara • “ton
untuk jiiemberi kesan Bali dalas gedung tersebut.
Untuk mengadaptasi karakter tradisional Bali pada gedung tersebut, pe-
mecahannya berdasarkan pada hal-hal berikut :
a . Menyediakan sup . lu pusat kegiatan bagi seluruh gedung yang n bcr-
fungsi sebagai tempat untuk pertunjukan upacara selamat datan':.
Ruang ini harjs mengekpresikan pemandangan budaya Bali sekuat itungkin ,
seperti Pura yang dalam komplek budaya Bali merupakan simbol :.elanat da
tang bagi seorang tamu dengan menggunakan elemen-elemen seperti Candi
Bentar, Bale Kulkul, Tembok Penyengker, Paduraksa dan juga ko-.a;n.
Pusat kegiatan ini juga memungkinkan untuk d ilih at dari seluruh penju.ru
gedung in i dan direfleksilcan oleh sebuah kola.".
77
b. Untuk raenciptakan keadaan yang akan raemberi rasa kekaguman terhadap
gedung tersebut, sedapat mungkin raengekploitasi segala kemungkinan un
tuk mendapatkan suasana Bali sebaik mungkin.
Untuk mendapatkan suasana harmonis dengan budaya Bali, gedung ini dide
sain menjadi 3 bagian tingkatan seperti 1Nista','Madya1 dan 1Utama1 a~
tau kaki, badan dan kepala.
Adaptasinya pada gedung tersebut adalah :
- Lantai dasar sebagai kaki atau pondasi.
- Lantai kedua sebagai badan, diekpresikan dengan Tembok Penyengker dan
diaksentuasi dengan elemen-elernen Paduraksa.
- Langit-langit/atap sebagai kepala, diekpresikan dengan atap model Ba
li sebagai langit-langit.
Seluruh lingkungan ini sangat perlu mendapat karakter arsitektural Bali.
Jadi motif dindingnya diaesain sehingga sesuai dengan pola budaya Bali.
Tembok-tembok tersebut juga dapat berfungsi sebagai Tembok Penyengker
atau tembok pembatas antara ruang di dalam.
c. Seraua pintu masuk ditandai dengan tersedianya eleraen-elemen Angkul-
Angkul yang biasanya digunakan di pintu masuk rumah adat Bali, sehingga
akan menciptakan suasana Bali, dan juga lebih memudahkan para penumpang.
Kepala
Badan
Kaki
78
<EH
aCo
I 5
Jk
g a m b a r
ZONING
79
8¥<
CM
M<Eh<iJ
§Q
AJ k
ZONING
g a m b a r
80
4- PERANCANGAN BANGUNAN
4*1. Daerah darat
4.1.1. Sistem Sirkulasi.
- sistem jalan 1 level dengan pemisahan antara jalur Icenaaraan datang
dan pergi.
- Sistem parkir tegak lurus untuk jenis sedan dengan jalan parkir untuk
dua arah.
- Sistem parkir aenyuaut ( 45 ) untuk jenis bus.
4.1.2. Sistem penerangan.
- disediakan rambu-rambu lalu-lintas dan penempatan penjaga di tempat-
tempat tertentu.
- daerah parlcir disediakan lampu penerangan.
4.2. Daerah Terminal ( Interface )
4.2.1. Konsep Operasi Terminal.
- Konfigurasi terminal adalah sistem Linear.
- Sistem operasi perusahaan penerbangan adalah Sentralisasi.
- Sistem lantai bangunan adalah Sistem Dua Lantai Sebagian.
- Sistem pengambilan barang dengan Amoeba Conveyor.
4.2.2. Program Ruang
a. Departure
81
a. Departure.
- Check-in lobby = 1.100 m2
- Check-in counter dan ticket = 190 m2
- Departure hall = 350 ia2
- Immigration counter = 100 m2
- Departure lounge = 1.400 zt2
- Gate lounge = 2.130 ~2
- Security chsck = 24-5 m2
- Duty free shop & concession = 300 m2
- Bank, AQ & ?Q, storage, bar = 335 *a2
- Toilet = 225 ®2
mechani cal, PABX 346 m2
- Office/ airline office = 1.060 m2
- Bus gate h a ll, crew, worker room = 320 m2
- Restaurant = 475 m2
- Corridor, s ta irs , escalator = 375 m2
Baggage make up - 500 m2
b. Arrival
- Arrival hall & arriv a l plaza = 1.512 n2
Baggage claim & customs counter = 1.502 m2
- AQ, PQ, Quarantine lab = 175 m2
- Customs off, immigration office = 160 m2
- Hotel, bank, ta x i , lo s t & found = 175 m2
- S tairs , escalator, corridor = 350 m2
- Baggage break down area = 200 m2
- Air Side Corridor = 790 m2
- Toilet = 125 m2
- mechanical, worker room = 175 m2
- Aviobridge = 240 m2
82
Jumlah luas terminal yang direncanakan ( tidak termasuk public hall ) a-
dalah = 14-355 m2.
Sedangkan raenurut perhitungan dari PCI luasan terminal yang dibutuhkan -
adalah 15.800 m2.
Karena perbedaan kedua luasan tersebut tidak lebih dari 10 %, maka luas
an yang didapat ini dipakai sebagai dasar perencanaan fisik selanjutnya.
Luasan total terminal ( termasuk public hall ) adalah :
= 19.355 m2.
4*2.3. Teknis Bangunan
- Penerangan.
Pada siang hari menggunakan penerangan alam pada ruang-ruang terten-
tu.
Pada malam hari baik didalam maupun diluar terminal menggunakan pene
rangan buatan.
- Penghawaan.
Dipakai penghawaan buatan untuk seluruh ruangan kecuali ruang-ruang
servis dan public hall.
- Struktur dan Bahan.
Sistem struktur yang digunakan untuk bangunan terminal adalah portal,
karena merupakan sistem yang sederhana dan mudah pelaksanaannya.
Bahan yang dipakai untuk konstruksi bangunan adalah beton bertulang.
Untuk atap bangunan sebagian menggunakan plat beton bertulang dan se-
bagian lagi dengan kuda-kuda berangka pipa baja.
Sebagai penutup atap digunakan genteng Bali
- Modul Bangunan.
Modul dasar bangunan 10 cm, jarak an tar kolom merupakan kelipatan da
ri modul dasar.
83
U -2.U . Perlengkapan Bangunan.
a. Listrik.
Tenaga listrik untuk gedung terminal diperoleh dari PLN melalui gar-
du induk bandar udara.
Disediakan generator untuk digunakan pada saat dibutuhkan.
b. Komunikasi dan Informasi.
Telepon dengan sistem PABX yang dapat menghubungkan ruang-ruang di
dalam terminal dan hubungan keluar terminal.
Untuk informasi terutama bagi para penumpang, menggunakan sound sis
tem untuk ruang-ruang umum dan papan elektrik yang ditempatkan di -
tempat yang mudah dilihat baik oleh penumpang maupun pengunjung.
c. Sistem Distribusi Air Bersih.
Menggunakan sistem down feed yang dibantu dengan pompa distribusi a-
gar didapat tekanan air yang ideal.
d. Sistem Penghawaan.
Sistem penghawaan menggunakan sistem berpendingin air
e. Sistem Pencegahan Xebakaran.
Dengan fire hose dan fire extinguiser dilengkapi dengan detektor a -
sap dan panas.
f. Penangkal Petir.
Memakai sistem Franklin dan dipasang pada atap tertinggi dibeberapa
tempat sesuai dengan radiusnya.
g. Sistem Pembuangan Air Hujan.
Air hujan dari atap genteng langsung turun ke plat beton atap atau
ke tanah. Dari atap beton disalurkan melalui talang vertikal yang di
tempatkan didalam kolom dan ditampung oleh bak kontrol, lalu dibuang
kesaluran luar.
Untuk air hujan pada tempat parkir dan apron disalurkan melalui sa-
luran tertutup dan diteruskan ke saluran utama.
84
SKEMA SISTEM LISTRIK
Untuk beban penerangan diperkirakan sebesar + 10 watt/m2.
Untuk beban daya yang digunakan untuk menjalankan mesin-mesin
seperti AC, pompa dan lain-lain adalah 100 % dari beban pene-
rangan keseluruhan.
Luas bangunan yang menggunakan daya listrik diperkirakan :
+ 20.4-00 m2.
Beban listrik yang dibutuhkan :
- untuk penerangan 20.400 X 10 = 204.000 watt.
- untuk AC, pompa dan lain-lain = 204.000 watt.
= 408.000 watt.
Jadi beban tenaga listrik yang dibutuhkan :
+ 408 kva.
SKEMA SISTEM LISTRIK
g-a m b a r
85
f
AiLSKEMA SISTEM INFORMASI DAN KEAMANAH
r a m b a r
86
Skema sistem distrib usi a ir bersih.
doritandon induk
->— y---
meter-*
Kebutuhan air bersih untuk bangunan terminal udara diperkirakan
sebanyak 45 liter/hari/orang.
Jumlah pemakai bangunan + 1000 Orang.
Air bersih yang harus disediakan :
- untuk kebutuhan sehari-hari 1000 X 45
- untuk persediaan pemadas kebakaran
+ 100 % ( lruliah sains lingkungan )
Kebutuhan a ir sehari
Kapasitas tandon = 90 a.' ?
I
/
A
SKEMA SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH
g - a m b a r
= 45.000 liter.
= 45.000 l i t e r .
= 90.000 l i t e r .
tandon dr
pompa
t• distnbu i air
distribusi untuk kebakaran
87
Skema sistem penghawaan.
•uan^
ahu
compressorc tower
evaporator■ O r
condensor
klep
Perhitungan perkiraan be'ban pendinginan :
Beban pendinginan untuk terminal penumpang udara diperkirakan
sebesar + 20 Btuh/sq.ft. ( lap. tugas akhir Anis Suryono, ITS )
Luas lantai yang dikondisikan + 14.000 m2 = 150.700 sq.ft.
Beban pendingin yang dibutuhkan - 150.700 I 20 Btuh.
= 3.014.000 Btuh.
1 ton pendingin = 12.000 Btuh.
Jadi beban pendingin yang dibutuhkan : + 252 ton.
£
ASKEMA SISTEM PENGHAWAAN
g-am bar
Penangkal p etir
Peaadam kebakaran
JSISTEM PENANGKAL PETIR
SISTEK PEMADAM KEBAKARAN
g - a m b a r
89
Skema pembuangan a ir kotor dan kotoran.
Skema pembuangan a ir kotor dan kotoran dari pesawat.
f j a m b a r
SKEMA SISTEM PEMBUANGAN
90
Skema sistem pembuangan sampah..
It 2shaft sampah
bak sampah H ---------------- -̂----- ruang penampungan di lantai bawah mobil sampah
it 1
Skema sistem pembuangan air hujan.
f
i
S K E M A S I S T E M P E M B U A N G A N
g ' a m b a r
91
h. Saluran Air Kotor dan Kotoran.
Melalui saluran tertutup, air kotor langsung keresapan, sedangkan ko
toran disalurkan ke septictank kemudian keresapan.
TJntuk air kotor dan kotoran dari pesawat terbang setelab dihisap dan
di tampung kemudian dipompa untuk dibuang ke sewage treatment plant.
i. Pembuangan Sampah.
Sampah dikumpulkan di bak-bak sampah yang tersebar didalam dan dilu
ar terminal, kemudian dikumpulkan diruang penampungan, dan selanjut-
nya secara berkala diambil oleh truk sampah bandar udara.
Sedangkan sampah dari pesawat terbang diangkut dengan kendaraan sam-
pah sebelum dikumpulkan di tempat penampungan, kemudian secara ber
kala diambil oleh truk sampah bandar udara.
4.2.5. Pengamanan Khusus.
Untuk pencegahan terhadap masuknya obat-obat terlarang setiap penumpang
intemasional yang datang diharuskan melalui jalur khusus yang pada sa-
lah satu sisinya "dijaga" oleh anjing pelacak narkotik ( narco dog )
dan alarm.
Pengoperasian sistem ini dilakukan dengan cara tertentu sehingga anjing
pelacak dan alarm tidak terlihat dari jalur yang dilevati penumpang.
4-3. Daerah Udara
4.3.1. Sirkulasi.
92
- Sistem parkir pesawat adalah Nose In.
- Parkir pesawat pada apron diatur oleh petugas apron.
- Sistem pemindahan penumpang dari terminal kepesawat atau sebaliknya -
menggunakan aviobridge, atau pada keadaan tertentu dapat menggunakan
bus.
- Sirkulasi kendaraan yang masuk dan keluar pada daerah apron dapat me
la lu i pintu masuk utama kedaerah udara, ( rnisalnya mobil ambulance,
dan la in -la in ) .
4.3.2. Perlengkapan.
- Disediakan tanda/rambu untuk pesawat udara pada runway, taxiway dan-
apron seperti lampu, nomor dan la in -la in .
- khusus untuk apron menggunakan penerangan yang berkekuatan besar.