Post on 04-Jul-2015
LAPORAN PELAKSANAAN IMPOR KOMPONEN ATPM
MOBIL ESEMKA
( PT Solo Manufaktur Kreasi)
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Dagang Internasional
Oleh:
Mahatma Paramanandana Pranata E0009206
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2013
Mobil menjadi sebuah simbol status tingkat ekonomi seseorang. Maka
berlomba-lombalah produsen kendaraan bermotor menciptakan mobil dengan
berbagai bentuk gaya dan rupa, dengan semua spesifikasi interior dan exterior
yang disesuaikan dengan berbagai kasta "ekonomi" masyarakat, mulai dengan
spesifikasi minimun sampai spesifikasi mewah alias luxurious.
Namun begitu, kehadiran mobil di Indonesia masih dikuasai oleh produsen
mobil luar negeri, seperti Jepang yang menguasai hampir semua lini otomotif di
Indonesia, mulai dari merk Honda, Toyota dan Daihatsu, belum lagi negara-
negara lain seperti USA dengan seri Ford nya atau negara-negara seperti Korea
dan dengan berbagai merk mobilnya yang menggambarkan betapa pasar mobil
nasional masih dikuasai produk asing.
Dengan harga yang terjangkau, pemuda-pemuda bangsa yang duduk di
bangku SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang merupakan gabungan dari 12
SMK jurusan Otomotif, di antaranya SMKN 1 Singosari (Kabupaten
Malang,Jawa Timur), SMK Warga Surakarta (Jawa Tengah), SMKN 5 Surakarta,
dan SMK Muhammadiyah 2 Borobudur (Magelang, Jawa Tengah). menggandeng
bengkel Kiat Motor Klaten untuk menciptakan sebuah mobil beraroma Indonesia,
yang kemudian di beri nama Mobil ESEMKA.
Komposisi komponen mobil Esemka didominasi komponen lokal sebesar
60%, sementara sisanya 40% memang masih diambil dari komponen luar karena
masih diimpor. Secara bertahap diharapkan akan memenuhi sasaran 95% berasal
dari komponen lokal.
Masing-masing dari komponen lokal itu terdiri dari ban, tempat duduk,
blok dan mesin. Sementara yang impor terdiri dari ICU, dan programnya.
Komponen impor itu berasal dari Jerman, China, dan Austria. Yang impor
kebanyakan adalah alat untuk memprogram injeksinya. Rata-rata dari China, tapi
kalau sisi teknologinya dari Austria.
Namun berkat motivasi untuk menyediakan mobil bagi masyarakat
Indonesia, walaupun menggunakan mesin dari KIA yang merupakan mesin yang
dulu dipakai untuk mobil Timor untuk Esemka Rajawali Generasi pertama,
namun penggabungan berbagai komponen tersebut dari tangan-tangan para siswa
SMK membuahkan produksi mobil Esemka yang memiliki kemampuan dan
design yang tak kalah dengan produk-produk luar negeri. Bahkan pihak KIA
menyebutkan bahwa mereka kini tidak tahu mesin apa yang digunakan pada
Esemka Rajawali generasi ke 2.
Mobil Esemka yang merupakan model Sport Utility Vehicle (SUV) ini memiliki
spesifikasi sebagai berikut :
Spesifikasi Esemka 1.5i Rajawali
Panjang : 5.035 mm
Lebar : 1.680 mm
Tinggi : 1.600 mm
Bahan Bakar : Bensin
kapasitas Mesin : 1.500 cc DOHC 4 silinder + 16 V Injection Water
Cooled
Transmisi : 6 (1-2-3-4-5-R)
Max Speed : 180 Km/jam
Max. Output : 105HP / 5.500 rpm
Max Torque : 145 Nm / 4.100 RPM
Power Stearing
Central Lock System
Power Windows
Parking Censor
Air Conditioner Dual Zone
Audio System + CD
Daya Tampung 7 Penumpang + Supir
Tampilan SUV Esemka Rajawali pun sangat gagah dan garang, macho sekali,
serta tidak ketinggalan jaman. Seperti perpaduan gaya antara Toyota Rush dan
Honda CRV. Bahkan saat dibandingkan dengan kedua merk tersebut, maka mobil
ini memiliki spesifikasi yang tak kalah jauh. Walau begitu, mobil ini masih
menuai berbagai kritikan dan sindiran pedas.
Merk Mobil Esemka kini dipegang oleh agen tunggal pemegang merek (ATPM)
yaitu :
Alamat : http://www.mobilsmk.com/
PT. Solo Manufaktur Kreasi.
Jl. Ki Hajar Dewantara Kentingan, Jebres, Surakarta.
Dan menurut informasi akan dijual dipasaran dengan harga :
Harga Esemka tipe Pick-Up Double Cabin (1.5i Digdaya) Rp. 75 juta s/d
95 juta.
Harga Esemka tipe SUV (1.5i Rajawali) Rp. 100 Juta s/d 125 Juta.
Latar Belakang
Impor adalah kegiatan perdagangan yang melibatkan dua negara atau
lebih, di mana negara importir mengambil atau membeli komoditi dari negara lain
ke dalam negeri dengan memenuhi syarat dari peraturan yang berlaku di
Negaranya dalam hal ini kami membahas di Indonesia melalui ATPM Merk
Mobil Esemka.
Dalam hal pembuatan mobil Esemka yang memerlukan banyak komponen,
dimana komponen-komponen itu belum seluruhnya didapatkan dari perusahaan
atau negara sendiri, tetapi juga didapat dari luar negeri (barang impor). Dalam
setiap kegiatan untuk mendapatkan barang dari luar negeri itu, suatu perusahaan
harus mengikuti prosedur yang mana telah diatur oleh Pemerintah melalui
regulasinya.
Regulasi yang disusun oleh pemerintah Indonesia memiliki berbagai
tujuan penting, diantaranya untuk melindungi pihak importir dari segala
kemungkinan buruk yang dapat terjadi ketika melakukan transaksi impor, dan
agar transaksi impor tersebut selalu berjalan dengan aturan dan batasan yang telah
ditentukan. Landasan hukum mengenai impor antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
2. Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor
141/MPP/Kep/2/2002 tanggal 6 Maret 2002 tentang NPIK
3. Keputusan Dir.Jen. Perdagangan LN Nomor 05/DJPLN/KP/II tentang
Jenis Barang Impor Tertentu yang Harus Menggunakan NPIK
4. Keppres No. 45/M/2000
5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 580/KMK.04/2003 tentang Tata
Laksana Kemudahan Impor Tujuan Ekspor dan Pengawasannya Sesuai
dengan Perubahan Pada Permen Keuangan Nomor 36/PMK.94/2005
6. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-11/BC/2006 tentang
Perubahan Ketiga atas Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor
KEP-205/BC/2003 tentang Tatalaksana Kemudahan Impor dan Tujuan
Ekspor dan Pengawasannya
7. Peraturan Direktur jenderal Bea dan Cukai Nomor P-34/BC/2007 tentang
Tata Laksana Registrasi Importir.
Dokumen dalam Proses Impor
Agar barang yag diimpor bisa masuk ke Indonesia, maka pihak importir
memerlukan beberapa dokumen pendukung. Berikut adalah dokumen yang harus
dimiliki dalam transaksi impor:
1. Angka Pengenal Impor (API)
Merupakan surat keterangan yang diberikan oleh departemen perdagangan
yang menyatakan bahwa pihak importir diizinkan untuk melakukan
transaksi impor
Jenisnya bisa dikelompokkan menjadi:
a. Angka Pengenal Impor Sementara (APIS)
b. Angka Pengenal Impor
c. Angka Pengenal Impor Terbatas
2. Pemberitahuan Barang Impor (PIB)
Merupakan salah satu dokumen wajib yang harus dimiliki oleh pihak
importir yang diterbitkan oleh Bea dan Cukai. Pengajuan dokumen bisa
dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
a. Setiap kali melakukan impor barang
b. Secara berkala dalam jangka waktu tertentu
3. Certificate of Origin
Merupakan dokumen pelengkap yang menyatakan bahwa barang tersebut
berasal dari negara eksportir
4. Commercial Invoice
Invoice (faktur) yang dibuat oleh pihak eksportir yang berfungsi sebagai
bukti penagihan kepada pihak importir. invoice berfungsi sebagai bukti
tagihan yang dibebankan kepada pembeli.sedangkan pengertian dari
commercial invoice adalah dokumen atau surat tagihanyang diterbitkan
oleh eksportir yang ditujukan kepada importir.
Isi dari commercial invoice tidak jauh berbeda dengan invoice pada
umumnya, yaitu mencantumkan sejumlah tagihan yang harus dibayarkan
kepada pihak eksportir atas barang yang dikirimkan.
Manfaat commercial invoice:
Sebagai bukti dan alat penagihan
Memudahkan kedua belah pihak dalam mengecek barang, yang
terkait:
Jumlah barang
Ukuran barang
Harga
Data pengekspor
Data pengimpor
` Hal yang Perlu Dicantumkan dalam Commercial Invoice:
Nama dan alamat pengimpor sesuai yang tercantum dalam L/C
Nama dan alamat pengekspor sesuai dengan keterangan pada L/C
Perincian yang terkait dengan komoditi ekspor-impor harus sesuai
dengan permintaan yang tercantum dalam L/C
Harus ditandatangani langsung pihak terkait (bukan stempel)
Legalisir perlu ditambahkan jika termasuk dalam persyaratan
invoice.
Dan beberapa dokumen pelengkap lainnya yang telah disebutkan dalam kontrak
penjualan dan disepakati dengan pihak eksportir.
Prosedur Importasi Komponen Mobil Esemka
Yang diijinkan untuk melakukan importasi barang hanyalah perusahaan
yang mempunyai Nomor Identitas Kepabeanan (NIK) atau Nomor Registrasi
Importir (SPR). Bila sebuah Perusahaan ingin mendapatkan fasilitas ijin impor,
maka perusahaan tersebut terlebih dahulu harus mengajukan permohonan ke
Direktorat Jendral Bea dan Cukai untuk mendapatkan NIK/ SPR. Adapun
Perusahaan yang belum mempunyai NIK/ SPR maka hanya diijinkan melakukan
importasi sekali saja.
Persyaratan tambahan yang juga harus dipenuhi perusahaan PT Solo
Manufaktur Kreasi dalam melakukan importasi adalah harus mempunyai Angka
Pengenal Impor (API) yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan. Apabila
perusahaan belum mepunyai API dan berniat melakukan importasi harus terlebih
dahulu mendapatkan persetujuan impor tanpa API. Adapun penjelasan prosedur
umum proses impor di Indonesia melalui portal INSW adalah sebagai berikut :
1. Importir mencari supplier barang sesuai dengan yang akan diimpor.
2. Setelah terjadi kesepakatan harga, importir membuka L/C di bank devisa
dengan melampirkan PO mengenai barang-barang yang mau diimpor;
kemudian antar Bank ke Bank Luar Negeri untuk menghubungi Supplier
dan terjadi perjanjian sesuai dengan perjanjian isi L/C yang disepakati
kedua belah pihak.
3. Barang–barang dari Supplier siap untuk dikirim ke pelabuhan pemuatan
untuk diajukan.
4. Supplier mengirim faks ke Importer document B/L, Inv, Packing List dan
beberapa dokumen lain jika disyaratkan (Serifikat karantina, Form E,
Form D, dsb)
5. Original dokumen dikirim via Bank / original kedua ke importir
6. Pembuatan/ pengisian dokumen PIB (Pengajuan Impor Barang). Jika
importir mempunyai Modul PIB dan EDI System sendiri maka importir
bisa melakukan penginputan dan pengiriman PIB sendiri. Akan tetapi jika
tidak mempunyai maka bisa menghubungi pihak PPJK (Pengusaha
Pengurusan Jasa Kepabeanan) untuk proses input dan pengiriman PIB nya.
7. Dari PIB yang telah dibuat, akan diketahui berapa Bea masuk, PPH dan
pajak yang lain yang akan dibayar. Selain itu Importir juga harus
mencantumkan dokumen kelengkapan yang diperlukan di dalam PIB.
8. Importir membayar ke bank devisa sebesar pajak yang akan dibayar
ditambah biaya PNBP
9. Bank melakukan pengiriman data ke Sistem Komputer Pelayanan (SKP)
Bea dan Cukai secara online melalui media Pertukaran Data Elektronik
(PDE)
10. Importir mengirimkan data Pemberitahuan Impor Barang (PIB) ke Sistem
Komputer Pelayanan (SKP) Bea dan Cukai secara online melalui media
Pertukaran Data Elektronik (PDE)
11. Data PIB terlebih dahulu akan diproses di Portal Indonesia National Single
Window (INSW) untuk proses validasi kebenaran pengisian dokumen PIB
dan proses verifikasi perijinan (Analizing Point) terkait Lartas.
12. Jika ada kesalahan maka PIB akan direject dan importir harus melakukan
pembetulan PIB dan mengirimkan ulang kembali data PIB
13. Setelah proses di portal INSW selesai maka data PIB secara otomatis akan
dikirim ke Sistem Komputer Pelayanan (SKP) Bea dan Cukai.
14. Kembali dokumen PIB akan dilakukan validasi kebenaran pengisian
dokumen PIB dan Analizing Point di SKP
15. Jika data benar akan dibuat penjaluran
16. Jika PIB terkena jalur hijau maka akan langsung keluar Surat Persetujuan
Pengeluaran Barang (SPPB)
17. Jika PIB terkena jalur merah maka akan dilakukan proses cek fisik
terhadap barang impor oleh petugas Bea dan Cukai. Jika hasilnya benar
maka akan keluar SPPB dan jika tidak benar maka akan dikenakan sanksi
sesuai undang-undang yang berlaku.
18. Setelah SPPB keluar, importir akan mendapatkan respon dan melakukan
pencetakan SPPB melalui modul PIB
19. Barang bisa dikeluarkan dari pelabuhan dengan mencantumkan dokumen
asli dan SPP..
Beberapa hal yang membuat dokumen mendapat Jalur Merah antara lain :
1. Impor baru
2. Profil Importir High Risk
3. Barang impor tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah
4. Barang Impor Sementara
5. Barang Operasional Perminyakan (BOP) golongan II
6. Ada informasi intelejen/ NHI
7. Terkena sistem acak / Random
8. Barang impor yang termasuk dalam komoditi berisiko tinggi dan/atau
berasal dari negara yang berisiko tinggi
Keterangan :
Importir dapat melacak status dokumennya secara realtime melalui portal INSW
dengan terlebih dahulu mendaftarkan usernya. Proses mendapatkan user dapat
dilihat di portal INSW (www.insw.go.id)
Berikut ini diagram dari prosedur impor di Indonesia :
Untuk lebih dapat menciptakan kepastian hukum dan kemudahan
administrasi berkaitan dengan aspek Kepabeanan bagi bentuk-bentuk dan praktik
penyelenggaraan kegiatan perdaganganinternasional yang terus berkembang maka
pemerintah Republik Indonesia telah menerbitkan Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1995 tentang Kepabeanan yang sekarang diubah melalui Undang –Undang
No 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan. Barang impor harus dibawa ke kantor
Pabean tujuan pertama melalui jalur yang ditetapkan. Pengertian jalur yang
ditetapkan adalah jalur pelayaran, jalur udara, jalan perairan daratan dan jalan
darat yang ditetapkan, artinya sarana pengangkut harus melalui jalur-jalur yang
dicantumkan dalam buku petunjuk pelayaran. Demikian pula untuk barang yang
diangkut melalui udara harus melalui jalur (koridor) ditetapkan oleh Departemen
Perhubungan, sedangkan perairan daratan dan jalan darat di perbatasan daratan
ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
Pada dasarnya barang impor hanya dapat dibongkar setelah diajukan
Pemberitahuan Pabean tentang kedatangan sarana pengangkut. Akan tetapi, dalam
hal sarana pengangkut dalam keadaan darurat seperti kebakaran, kerusakan mesin
yang tidak dapat diperbaiki, cuaca buruk atau hal –hal lain yang terjadi di luar
kemampuan manusia dapat diadakan penyimpangan dengan melakukan
pembongkaran tanpa memberitahukan terlebih dahulu kedatangan sarana
pengangkut, kemudian wajib melaporkan hal tersebut ke Kantor Pabean terdekat
atau Kantor Pabean yang paling mudah dicapai.
Penutup
Hasil Wawancara kami dengan Pejabat Humas PT Solo Manufaktur Kreasi
(SMK) Pak Sabar Budi: Produsen mobil nasional Esemka, PT Solo Manufaktur
Kreasi terus mengembangkan produknya untuk bisa dipasarkan secara massal.
Hingga April 2013, mobil Esemka buatan Solo itu sudah banyak dipesan hingga
7.000 unit. Humas Produsen Esemka Sabar Budhi mengatakan, pihaknya masih
akan terus mempromosikan mobil Esemka hingga bisa digunakan oleh seluruh
masyarakat Indonesia. Beliau menambahkan, hingga kini produsen mobil Esemka
akan berusaha untuk bisa mempromosikan produknya ke seluruh Indonesia
melalui pameran-pameran yang akan digelar di beberapa kota seperti Kediri,
Dumai, Belitung, Bengkulu, Lampung, Cirebon, dan Jakarta. Mobil Esemka
ternyata di biayai dengan system koperasi dimana setiap Sekolah SMK yang
tersebar di seluruh Indonesia menghimpun dananya sendiri sebagai biaya
operasional.
API-P adalah Yaitu izin impor yang dikeluarkan dan Khusus diberikan
kepada perusahaan Industri Non PMA/PMDN untuk menunjang kegiatan
industrinya. Sedangkan API-U adalah Yaitu Izin Impor yang dikeluarkan dan
diperuntukan kepada perusahaan Non Industri yang melakukan kegiatan impor
barang. Yang dibilang ATPM/APM belum tentu pemengang API-P, Bisa jadi
beberapa APM adalah pemegang API-U yang sebenarnya apa yang dikerjakannya
mirip mirip dengan importir umum, namun perbedaannya dengan importir umum
biasa adalah ATPM/APM ini diakui oleh prinsipal pusatnya di Negara asal produk