Post on 15-Dec-2020
BUKU 1
PEDOMAN SURVEI STATISTIK HARGA KONSUMEN
TAHUN 2009
DIREKTORAT STATISTIK HARGA
BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA
i
KATA PENGANTAR
Buku Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen ini dimaksudkan
sebagai petunjuk dan pegangan bagi pengawas dan pencacah dalam melakukan
pencacahan dan pengolahan survei statistik harga Konsumen.
Mengingat kualitas data sangat ditentukan oleh keberhasilan
pengumpulan data di lapangan, maka kepada para petugas diharapkan dapat
memahami dan mengikuti petunjuk yang telah digariskan di dalam buku ini.
Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas dan
pencacah dalam melaksanakan pengawasan dan pencacahan survei statistik
harga konsumen.
Jakarta, April 2009
Kepala Badan Pusat Statistik
DR. Rusman Heriawan NIP. 340003999
ii
DAFTAR ISI
Halaman
PENGANTAR ………………………………………………………………... i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. ii
I. PENDAHULUAN ………………………………………………………... 1
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………... 1
1.2. Cakupan IHK 2007=100 ............................................................ 2
1.3. Organisasi Lapang ………………………………………………… 3
II. METODE SAMPLING …………………………………………………. 4
2.1. Pengumpulan Data Harga Konsumen …………………………… 4
2.2. Rancangan Sampling ……………………………………………… 4
2.3. Pemilihan Kota ........................................................................... 4
2.4. Pemilihan Pasar ......................................................................... 4
2.5. Pemilihan Responden……………………………………………... 5
2.6. Pemilihan Jenis Barang (Komoditi) ………………………………. 6
2.7. Pemilihan Kualitas/Merk Setiap Jenis Barang/Jasa ……………. 6
III. PENGISIAN KUESIONER …………………………………………….. 8
3.1. Jenis Kuesioner/Daftar ……………………………………………. 8
3.2. Waktu Pencacahan/Observasi …………………………………… 11
3.3. Konsep Dan Definisi ……………………………………………….. 12
3.3.1. Harga Konsumen (HK) …………………………………….. 12
3.3.2. Satuan ............................................................................. 13
3.3.3. Jenis Barang/Jasa ........................................................... 13
3.3.4. Kualitas/Merk Barang ...................................................... 13
3.3.5. Pedagang Eceran ............................................................ 14
3.3.6. Relatif Harga ................................................................... 14
3.3.7. Nilai Konsumsi (NK) ........................................................ 14
iii
Halaman
3.3.8. Diagram Timbang ............................................................ 15
3.4. Tata Cara Pengisian Daftar ..................................................... 15
3.4.1 Cara Pengisian Daftar HK-1.1 ......................................... 15
3.4.2. Cara Pengisian Daftar HK-1.2 ......................................... 18
3.4.3. Cara Pengisian Daftar HK 2.1, HK-2.2 Dan HK 3 ........... 18
3.4.4. Cara Pengisian Daftar HK 4, HK 5 dan HK 6A, B, C ....... 18
IV. PENGOLAHAN DATA ..................................................................... 19
4.1. 4.1. Menghitung Rata-Rata Harga Kualitas/Merk Barang ................ 20
. 4.2. Menghitung Relatif Harga (RH) ................................................. 23
4.2.1. Menghitung Relatif Harga (RH) Kualitas ......................... 23
4.2.2. Menghitung Relatif Harga (RH) Komoditas ..................... 24
4.3. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Jenis Barang ......................... 25
4.4. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Sub Kelompok ....................... 27
4.5. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Kelompok …………………….. 28
4.6. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Umum .................................... 29
V. MENGHITUNG INDEKS ………………………………………………. 30
5.1. Menghitung Indeks Jenis Barang ………………………………… 30
5.2. Menghitung Indeks Sub Kelompok ………………………………. 30
5.3. Menghitung Indeks Kelompok …………………………………….. 30
5.4. Menghitung Indeks Umum ......................................................... 31
5.5. Menghitung IHK Gabungan 66 Kota .......................................... 33
5.6. Menghitung Persentase (%) Perubahan IHK ............................. 35
5.7. Menghitung Sumbangan/Andil Inflasi/Deflasi ............................. 36
VI. PENGOLAHAN TARIF LISTRIK DAN TARIF PAM ......................... 39
6.1. Penghitungan Tarif Listrik .......................................................... 39
6.2. Penghitungan Tarif PAM ............................................................ 43
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berbagai macam bencana, peristiwa ekonomi, politik, gejolak
masyarakat, dan perubahan harga barang/jasa yang cukup besar selama
beberapa tahun terakhir mengakibatkan perubahan pola konsumsi
masyarakat yang signifikan. Oleh karena itu, tersedianya data pola
konsumsi terkini sebagai bahan dasar penyusunan indeks harga
konsumen dan inflasi yang lebih baik menjadi kebutuhan yang tidak dapat
ditunda.
Paket komoditas (Commodity basket) dan diagram timbang hasil
SBH2002 yang digunakan dalam penghitungan Indeks Harga Konsumen
(IHK), sudah tidak sesuai lagi untuk menggambarkan keadaan sekarang
secara tepat yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan tersebut. Oleh
karena itu, Survei Biaya Hidup 2007 (SBH2007) yang keseluruhan
kegiatan berlangsung selama tahun 2006-2008, telah dilaksanakan untuk
menjawab kebutuhan tersebut.
Perubahan pola konsumsi maupun biaya hidup masyarakat, antara
lain disebabkan oleh beberapa faktor seperti: perubahan pendapatan
masyarakat, perubahan pola penawaran dan permintaan barang/jasa,
perubahan kualitas dan kuantitas barang/jasa, serta perubahan sikap dan
perilaku masyarakat. Kejadian di atas mampu mengubah pola pendapatan
masyarakat yang berkaitan erat dengan pola konsumsi masyarakat.
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator
ekonomi penting yang dapat memberikan informasi mengenai
perkembangan harga barang/jasa yang dibayar oleh konsumen.
Penghitungan IHK ditujukan untuk mengetahui perubahan harga dari
sekelompok tetap barang/jasa yang pada umumnya dikonsumsi
masyarakat. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menggambarkan tingkat
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 2
kenaikan (inflasi) atau tingkat penurunan (deflasi) dari barang/jasa
kebutuhan rumahtangga sehari-hari. Kenaikan atau penurunan harga
barang/jasa mempunyai kaitan yang erat sekali dengan kemampuan daya
beli dari uang yang dimiliki masyarakat, terutama mereka yang
berpenghasilan tetap. Tingkat perubahan IHK (inflasi/deflasi) yang terjadi,
dengan sendirinya mencerminkan daya beli dari uang yang dipakai
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Semakin tinggi
inflasi maka semakin rendah nilai uang dan semakin rendah daya belinya.
Adapun kegunaan data IHK antara lain :
1. Indeksasi upah/gaji.
2. Indikator moneter/perkembangan nilai uang.
3. Asumsi APBN.
4. Salah satu Indikator bagi pemerintah untuk melihat pertumbuhan
ekonomi.
5. Indeksasi nilai tambah bisnis, dll.
Badan Pusat Statistik (BPS) selalu berusaha meningkatkan
kecermatan, ketepatan dan representativeness data IHK yang disajikan
dari waktu ke waktu. Pelatihan dimaksudkan untuk menyamakan persepsi
seluruh Kepala Seksi Statistik Harga Konsumen di BPS Propinsi, Kepala
Seksi Statistik Distribusi di BPS Kabupaten/Kota dan Kepala Seksi pada
Sub Direktorat Statistik Harga Konsumen BPS Pusat serta Staf teknis dan
fungsional lainnya.
1.2. Cakupan IHK 2007=100
Pada tahun 2007 BPS telah melaksanakan SBH2007 di 66 kota, yang
terdiri dari 33 ibukota propinsi dan 33 kabupaten/kota yang
perekonomiannya relatif tinggi. Paket komoditas yang diperoleh antara
284 - 441 jenis barang/jasa dengan tahun dasar penghitungan IHK 2007 =
100, serta IHK disajikan dalam 7 kelompok dan 35 sub kelompok
pengeluaran.
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 3
1.3 . Organisasi Lapang
a. Kepala BPS Propinsi dan Kabupaten/Kota bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan pengumpulan data harga konsumen (HK)
dan pengiriman hasil observasi ke Pusat.
b. Kepala Bidang Statistik Distribusi, Kepala Seksi Statistik Harga
Konsumen & HPB dan Kepala Seksi Statistik Distribusi baik di BPS
Propinsi maupun di BPS Kabupaten/Kota bertanggung jawab atas
pengawasan/ pemeriksaan hasil pengumpulan data Harga Konsumen
dan kebenaran isiannya serta memberi petunjuk secara berkala
kepada petugas pencacah.
c. Petugas pencacah yang terdiri dari staf BPS Propinsi dan BPS
Kabupaten/Kota atau Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) yang
ditunjuk bertanggung jawab atas pelaksanaan pengumpulan data
harga konsumen di lapangan.
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 4
II. METODE SAMPLING
2.1. Pengumpulan Data Harga Konsumen
Pengumpulan data Harga Konsumen (HK) berdasarkan hasil
SBH2007 dilaksanakan di 66 kota di Indonesia. Pencacahan dilakukan di
lokasi pasar tradisional, swalayan dan outlet terpilih di kota bersangkutan
dan sekitarnya. Sasaran pencacahan data harga adalah responden atau
pedagang eceran terpilih. Cakupan materi pencacahan meliputi jenis
barang/jasa dengan kualitas yang umumnya banyak dikonsumsi
masyarakat di kota bersangkutan.
2.2. Rancangan Sampling
Rancangan sampling yang digunakan dalam penghitungan IHK mulai
dari pemilihan kota, pasar, responden, komoditi dan kualitas, umumnya
dilakukan secara purposif. Namun, hasil dari penggunaan metode
tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
2.3. Pemilihan Kota
Penghitungan IHK dilaksanakan di 66 kota (33 ibukota propinsi dan
33 kabupaten/kota). Terpilihnya kota-kota itu dikarenakan tingkat
pembangunan dibidang perekonomian relatif pesat apabila dibandingkan
dengan kota-kota lainnya. IHK memang sangat dibutuhkan untuk
mengetahui perkembangan harga konsumen yang sangat mempengaruhi
kehidupan penduduk di suatu kota.
2.4. Pemilihan Pasar
Tempat pemantauan data harga konsumen adalah pasar tradisional,
pasar swalayan dan outlet. Hal ini karena hasil SBH2007 menyatakan
bahwa sebagian masyarakat perkotaan berbelanja kebutuhan sehari-
harinya di pasar tradisional, pasar swalayan dan outlet.
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 5
Beberapa kriteria pasar sebagai tempat pemantauan data HK :
a. Relatif besar dan oleh masyarakat setempat dipakai sebagai patokan
atau pembanding baik harga, komoditi dan kualitas/merk dari pasar
lainnya di kota bersangkutan.
b. Terletak di daerah kota.
c. Berbagai komoditi dapat ditemui.
d. Banyak masyarakat berbelanja kesana.
e. Waktu keramaian berbelanja panjang
Pada pelaksanaan SBH2007 kriteria di atas digunakan sebagai
pemilihan pasar tempat pemantauan data HK. Tetapi apabila pasar
terpilih di kota bersangkutan telah berubah menurut kriteria di atas dan
perlu dilakukan penggantian atau penambahan, agar segera diusulkan ke
Pusat.
2.5. Pemilihan Responden
Responden data HK adalah pedagang yang menjual barang/jasa
kebutuhan rumahtangga secara eceran. Dalam pemantauan data harga
dari jenis barang/jasa dalam paket komoditas IHK dimana sebagian besar
dijumpai di pasar tradisional, sehingga responden adalah pedagang
eceran yang berlokasi di pasar tradisional, tetapi sebagian lagi tidak
berlokasi di pasar seperti toko : bahan bangunan, emas, alat-alat
elektronik, alat-alat rumahtangga, suku cadang kendaraan, penjual
kendaraan bermotor, bahan pelumas dan rumah makan/ warung/restoran.
Selain pedagang eceran sebagai responden data HK, juga tempat-tempat
yang memberikan pelayanan jasa seperti tempat praktek dokter, tempat
pangkas rambut, salon kecantikan, rumah sakit, jasa pengiriman barang,
penyedia jasa, pengelola parkir, pengelola jalan tol, bengkel kendaraan,
penyewa/pengontrak rumah, pembantu rumahtangga, sekolah/perguruan
tinggi, tempat kursus dan sebagainya.
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 6
Beberapa kriteria memilih pedagang sebagai responden data HK :
a. Berdagang pada tempat yang tetap/permanen/tidak berpindah-
pindah.
b. Bermacam-macam komoditi yang diperdagangkan.
c. Diperkirakan kontinuitas pencacahan HK terjamin.
d. Mudah diwawancarai, jujur dan bersahabat.
Dalam pencatatan data HK, responden dipilih sebanyak 3 - 4 responden
untuk setiap jenis barang/jasa.
2.6. Pemilihan Jenis Barang (Komoditi)
Pemilihan jenis barang/jasa (komoditas) untuk tiap kota dilakukan
berdasarkan hasil SBH2007. Dalam mengolah IHK digunakan paket
komoditas yang tetap, sehingga komoditi yang ada dalam paket
komoditas tidak dapat diganti atau dihilangkan sampai dilaksanakannya
kembali Survei Biaya Hidup. Jumlah komoditi terpilih untuk tiap kota
berkisar antara 284 untuk kota Tarakan (terendah) dan 441 untuk kota
Jakarta (tertinggi).
Beberapa kriteria pemilihan jenis barang/jasa dalam paket komoditas
adalah :
a. Jenis barang/jasa tersebut mempunyai persentase nilai konsumsi
terhadap total konsumsi rumahtangga ≥ 0,02 persen.
b. Barang/jasa tersebut dikonsumsi secara luas oleh masyarakat kota
yang bersangkutan, dan
c. Harganya dapat dipantau secara terus menerus dalam jangka waktu
yang relatif lama.
2.7. Pemilihan Kualitas/Merk Setiap Jenis Barang/Jasa
Kualitas/merk dari suatu barang/jasa yang akan diamati harganya
setiap saat, sebaiknya kualitas/merk yang banyak digemari oleh
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 7
masyarakat setempat atau banyak dikonsumsi oleh masyarakat kota yang
bersangkutan, sehingga kualitas/merk komoditi itu menjadi pilihan atau
dapat dipilih. Selain itu juga perlu diperhatikan kesinambungan
peredarannya, apabila cepat menghilang dari peredaran, segera diganti
dengan kualitas/merk yang lain dari jenis barang/jasa yang sama.
Dalam penghitungan IHK ada beberapa jenis barang/jasa yang
kualitas/merk-nya ditentukan atau dipilih berdasarkan hasil survei. Jenis
barang dimaksud adalah beras, kualitas/merk ditentukan dengan survei
volume penjualan eceran beras, sewa/kontrak rumah dengan survei sewa
dan kontrak rumah, upah pembantu rumahtangga dengan survei
pembantu rumahtangga, uang sekolah dengan survei uang sekolah.
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 8
III. PENGISIAN KUESIONER
3.1. Jenis Kuesioner/Daftar
Dalam pengumpulan data harga konsumen, ada 10 jenis
kuesioner/daftar dan beberapa kuesioner/daftar tambahan yang
digunakan dengan tujuan dan frekuensi pencacahan yang berbeda-beda.
Jenis Kuesioner/daftar tersebut adalah :
a. Daftar HK-1.1
Daftar HK-1.1 berisi jenis barang seperti beras, tepung terigu,
daging ayam kampung, daging ayam ras, daging sapi, rempela hati
ayam, susu bubuk, susu kental manis, susu untuk balita, susu untuk
bayi, telur ayam kampung, telur ayam ras, bawang merah, cabe
merah, cabe rawit, minyak goreng, gula pasir, semen, sabun cream
detergen, sabun detergen bubuk, emas perhiasan, tempe dan tahu.
Jenis barang tersebut merupakan kebutuhan pokok yang dikonsumsi
setiap hari oleh rumahtangga dan diperkirakan sering berfluktuasi
harganya setiap saat.
Waktu pencacahan dengan daftar ini adalah mingguan pada hari
Senin dan Selasa (selama 2 hari).
Catatan : apabila hari Selasa jatuh pada tanggal 1 dan hari Senin
adalah tanggal terakhir bulan sebelumnya, maka
pelaksanaan pencacahan tetap dimulai hari Senin.
b. Daftar HK-1.2
Daftar HK-1.2 berisi jenis barang seperti mie kering instant, sosis
daging sapi, ayam nugget, ikan diawetkan, ikan segar, sayur-sayuran,
kacang tanah, bawang putih, sabun cuci piring, bahan baju wanita.
Jenis barang tersebut merupakan kebutuhan konsumsi sehari-hari
rumahtangga dan harganya diperkirakan tidak begitu berfluktuasi
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 9
dibandingkan dengan isi daftar HK-1.1 di atas. Di kota Jakarta
pencacahan dengan daftar ini dilaksanakan setiap minggu dimulai
hari Selasa.
Waktu pencacahan daftar ini adalah 2 mingguan atau 2 kali dalam
sebulan pada minggu I dan minggu III. Waktu pencacahan (dalam
minggu I atau III) dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis (selama 2
hari)
Catatan: Yang disebut minggu I adalah minggu dimana tanggal 1 nya
jatuh pada hari Senin atau Selasa.
c. Daftar HK-2.1
Daftar HK-2.1 berisi jenis barang bahan makanan, makanan jadi,
minuman, rokok dan tembakau. Waktu pencacahan dengan daftar ini
dilaksanakan setiap bulan, yaitu mulai hari Selasa yang terdekat
dengan tanggal 15 sampai dengan hari Kamis (selama 3 hari).
d. Daftar HK-2.2
Daftar HK-2.2 berisi jenis barang bukan makanan, yang
termasuk dalam kelompok perumahan dan sandang. Waktu
pencacahan dengan daftar ini dilaksanakan setiap bulan, dimulai
tanggal 5 sampai dengan 15 (selama 11 hari).
e. Daftar HK-3
Daftar HK-3 berisi jenis barang, seperti bahan bangunan,
perlengkapan rumahtangga, alat elektronik, suku cadang serta jasa.
Waktu pencacahan dengan daftar ini dilaksanakan setiap bulan,
dimulai tanggal 1 sampai dengan 10 (selama 10 hari).
f. Daftar HK-4
Daftar HK-4 digunakan untuk mencatat tarip harga sewa dan
kontrak rumahtangga. Waktu pelaksanaan pencatatan tarip sewa dan
kontrak rumah adalah setiap bulan dari tanggal 1 sampai dengan 10
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 10
(selama 10 hari). Kualitas rumah yang dimonitor harga
sewa/kontraknya diperoleh dari hasil survei yang dinamakan survei
sewa dan kontrak rumah yang dilaksanakan secara insidentil.
g. Daftar HK-5
Daftar HK-5 digunakan untuk mencatat tarip/upah pembantu
rumahtangga dan baby sitter. Waktu pelaksanaan pencatatan
tarip/upah pembantu rumahtangga dan baby sitter adalah setiap
bulan dari tanggal 1 sampai dengan 10 (selama 10 hari). Kategori
pembantu rumahtangga dan baby sitter yang dimonitor juga diperoleh
dari survei pembantu rumahtangga dan baby sitter yang dilakukan
secara insidentil.
h. Daftar HK 6A, B dan C
Daftar HK-6A, 6B, dan 6C digunakan untuk mencatat tarip uang
sekolah maupun uang kuliah dalam survei uang sekolah. Waktu
pelaksanaan pencatatan uang sekolah adalah setiap bulan dari
tanggal 1 sampai dengan 10 (selama 10 hari). Daftar HK-6A
digunakan untuk mencatat uang sekolah dasar (SD) atau yang
setingkat, Daftar HK-6B digunakan untuk mencatat uang sekolah
SLTP dan SMU/SMK atau yang setingkat dan Daftar HK-6C
digunakan untuk mencatat uang kuliah tingkat perguruan tinggi dan
akademi. Kualitas sekolah yang dimonitor adalah sekolah yang
diperoleh dari hasil survei uang sekolah yang juga dilaksanakan
secara insidentil.
Setiap kuesioner yang digunakan dalam pencacahan data harga
konsumen, dari HK-1.1, HK-1.2, HK-2.1, HK-2.2, HK-3, HK-4, HK-5
dan HK-6A,B,C, selalu mengalami perbaikan (misal, penggantian
kualitas) setiap tahun, pencetakannya disesuaikan dengan keadaan
lapangan di masing-masing kota.
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 11
3.2. Waktu Pencacahan/Observasi
Waktu pencacahan atau observasi data HK untuk setiap komoditi
telah disesuaikan menurut fluktuasi harga yang sering terjadi pada akhir-
akhir ini. Komoditi tersebut telah dikelompokkan ke dalam beberapa daftar
dan waktu pencacahannya telah ditetapkan dalam mingguan, 2 mingguan
dan bulanan, kecuali untuk DKI Jakarta waktu pencacahannya ada
perlakuan khusus.
DAFTAR DAN JADWAL PENCACAHAN HK
Jenis
Daftar
Frekuensi
Pencacahan Hari Pencacahan Lamanya
HK-1.1 Mingguan Senin dan Selasa 2 hari
HK-1.2 2 mingguan Rabu dan Kamis dalam Minggu I & III 2 hari
HK-2.1 Bulanan Mulai hari Selasa yang terdekat dengan tanggal 15, sampai dengan hari kamis
3 hari
HK-2.2 Bulanan Awal bulan, tanggal 5 s.d. 15 11 hari
HK-3 Bulanan Awal bulan, tanggal 1 s.d. 10 10 hari
HK-4 Bulanan Awal bulan, tanggal 1 s.d. 10 10 hari
HK-5 Bulanan Awal bulan, tanggal 1 s.d. 10 10 hari
HK-6A,B,C Bulanan Awal bulan, tanggal 1 s.d. 10 10 hari
Selain daftar diatas, di kota Jakarta juga digunakan daftar lain, sebagai
daftar tambahan yang digunakan dalam pencacahan HK, antara lain :
Jenis Daftar tambahan
Frekuensi
Pencacahan
Komoditi yang diamati
01. Eceran Beras Harian Beras
02. Tarip Dokter Bulanan Jasa Dokter
03. Tarip Rumah Sakit Bulanan Jasa Rumah Sakit
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 12
04. Tarip Bidan Bulanan Tarip Bidan
05. Suku cadang kendaraan Bulanan Perlengkapan kendaraan
06. Harga obat dengan resep Bulanan Obat-obatan
07. Perlengkapan rumah tangga
Bulanan Perlengkapan rumahtangga
08. Tarip PAM/PDAM Bulanan Tarip PAM/PDAM
09. HK-15.1 Mingguan Bahan bangunan
10. HK-15.2 Bulanan Bahan bangunan
11. Upah Tukang Bulanan Upah tukang
3.3. Konsep Dan Definisi
Dalam pengumpulan data HK ada beberapa konsep dan definisi
yang perlu diketahui oleh petugas pencacah. Konsep dan definisi ini
sangat penting diketahui oleh petugas pencacah harga konsumen agar
data harga yang dihasilkan benar-benar data harga yang dimaksud dan
konsisten antar waktu maupun antar daerah.
3.3.1. Harga Konsumen (HK)
Harga Konsumen (HK) adalah harga transaksi yang terjadi antara
penjual (pedagang eceran) dan pembeli (konsumen) secara eceran
dengan pembayaran tunai. Eceran yang dimaksud adalah membeli suatu
barang atau jasa dengan menggunakan satuan terkecil untuk dipakai/
dikonsumsi.
Contohnya adalah sayuran dengan satuan ikat, beras dengan satuan
kg/liter, emas dengan satuan gram/suku dan sebagainya.
Dalam pencatatan data HK perlu diketahui bahwa suatu komoditi
bisa dijual dalam bentuk kemasan, misalkan dalam bentuk bungkus,
botol, pak dan sebagainya. Demikian pula ada komoditi yang langsung
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 13
dikenakan PPn atau pajak-pajak lain. Data harga yang dicatat adalah
adalah yang benar-benar biasa dibayar, tanpa melihat bentuk kemasan,
sudah dikenakan PPn atau belum dan sebagainya, sejauh satuannya
adalah standar yang biasa dijual. Namun apabila suatu komoditi dibebani
biaya tambahan lain, seperti dana, kupon, sumbangan dan sebagainya,
maka biaya tersebut tidak perlu dimasukkan ke dalam harga barang/jasa
tersebut.
3.3.2. Satuan
Satuan atau ukuran jumlah suatu barang/jasa dalam pencatatan
data HK yang dipakai adalah satuan terkecil dan standar untuk seluruh
Indonesia. Satuan standar ini telah ditentukan dalam kuesioner. Oleh
karena itu apabila suatu daerah menggunakan satuan setempat yang
berlainan dengan yang tersebut dalam kuesioner haruslah dikonversikan
ke dalam satuan standar yang dimaksud.
Contoh : kg, ons, meter, lembar, eksemplar, buah, helai, per orang, per
pasien, dan sebagainya.
3.3.3. Jenis Barang/Jasa
Barang/jasa atau komoditi yang dimaksud adalah komoditi yang
tercakup dalam paket komoditi kebutuhan rumahtangga yang termasuk
dalam diagram timbangan IHK hasil SBH2007.
3.3.4. Kualitas/Merk Barang
Kualitas atau merk barang adalah merupakan spesifikasi barang.
Satu macam barang/jasa umumnya mempunyai lebih dari satu
kualitas/merek.
Contoh:
Susu kental manis merek indomilk putih, bendera coklat, nona dan
sebagainya.
Celana dalam wanita merek diana, amo, triumph, dan sebagainya.
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 14
Bus angkutan antar propinsi kualitas Jakarta-Bogor ekonomi, Jakarta-
Bandung eksekutif, Jakarta-Bandung super eksekutif dan sebagainya.
Tarif PAM/PDAM kualitas rumahtangga sangat sederhana, sederhana,
menengah dan mewah dan sebagainya.
3.3.5. Pedagang Eceran
Pedagang eceran adalah pihak atau seseorang yang menjual
barang/jasa kepada pembeli untuk dikonsumsi sendiri, bukan untuk
diperdagangkan lagi. Tempat lokasi pedagang eceran sebagai
responden data HK biasanya di areal pasar atau sekitar pasar, tetapi
dapat juga di luar area pasar yang bersangkutan, termasuk pasar
swalayan/supermarket, toko-toko dan sejenisnya.
3.3.6. Relatif Harga
Relatif Harga atau RH adalah rasio perbandingan harga suatu
komoditi pada suatu periode waktu tertentu terhadap harga pada
periode waktu sebelumnya.
3.3.7. Nilai Konsumsi (NK)
Nilai konsumsi adalah jumlah nilai yang dikeluarkan oleh
rumahtangga untuk memperoleh suatu komoditi untuk dikonsumsi. Nilai
konsumsi suatu komoditi merupakan perkalian harga komoditi dengan
kuantitas (banyaknya) yang dikonsumsi.
Dalam penghitungan IHK ada 2 jenis nilai konsumsi, yaitu yang pertama
adalah nilai konsumsi dasar (PoQo), yang diperoleh dari hasil SBH
2007, yaitu rata-rata nilai pengeluaran rumahtangga sebulan untuk
setiap jenis barang/jasa yang dikonsumsi. Kedua, nilai konsumsi pada
bulan berjalan (PnQo).
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 15
3.3.8. Diagram Timbang
Yang dimaksud dengan diagram timbang adalah diagram yang
menunjukkan persentase nilai konsumsi tiap jenis barang/jasa terhadap
total rata-rata pengeluaran rumahtangga di suatu kota. Diagram timbang
tersebut juga mencerminkan pola konsumsi rumahtangga di kota
tersebut.
3.4. Tata Cara Pengisian Daftar
Tata cara pengisian daftar HK secara rinci dijabarkan pada bab ini.
Tata cara ini sangat penting diketahui dan dipahami pencacah data HK
maupun pengawasnya karena pengisian daftar dan pelaporan yang tidak
baku atau tidak sesuai dengan pedoman akan menyulitkan pengolahan
selanjutnya.
3.4.1. Cara Pengisian Daftar HK-1.1
Daftar ini dibagi dalam 4 blok dan blok IV terdiri dari 10 kolom.
Petunjuk pelaksanaan pencacahan terdapat di sebelah kiri halaman
pertama.
Blok (I) Keterangan Pencacahan
Isilah kotak ke 5 dan 6 sebagai nomor urut pasar observasi, sedangkan
kotak pertama s.d. ke 4 adalah kode Propinsi dan kota yang telah
tercetak. Tulislah nama pasar observasi pada baris berikutnya dengan
huruf balok.
Blok (II) : Keterangan Petugas.
Isilah nama, tanda tangan petugas pencatat dan pengawas
pada nomor urut yang telah disediakan.
Blok (III) : Catatan.
Keterangan yang sifatnya menjelaskan isian daftar untuk
keperluan pengolahan di pusat perlu ditulis di blok ini.
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 16
Contoh :
Kenaikan atau penurunan harga secara drastis.
Pergantian responden atau hilangnya kualitas/merek barang
tertentu.
Hilangnya komoditi dari peredaran.
Blok (IV) : Daftar harga
Blok ini terdiri dari 10 kolom sebagai berikut :
Kolom (1) nomor urut
Nomor urut sudah tercetak pada kuesioner.
Kolom (2) nama jenis barang
Nama jenis barang sudah tercetak
Kolom (3) kualitas/merek
Kualitas/merek sudah tercetak, tetapi disediakan baris terbuka
untuk menambah atau mengganti kualitas/merek yang sudah
tidak beredar lagi. Bila menambah atau mengganti
kualitas/merek barang, cantumkan juga harga periode
sebelumnya pada kolom catatan (blok III).
Kolom (4) Satuan
Satuan sudah tercetak untuk setiap jenis barang dan kualitas/
merek di kolom (3) dan (4). Sertakan juga satuannya pada
kolom ini, apabila ada penambahan kualitas/merek yang baru.
Kolom (5) Kode jenis barang
Kode barang sudah tercetak dan diisi oleh pusat. Apabila ada
penambahan kualitas/merek barang, pusat akan memberikan
kodenya. Kode barang terdiri dari 9 digit, yaitu :
Digit pertama adalah kode kelompok.
Digit kedua dan ketiga adalah kode sub kelompok.
Digit keempat, kelima dan keenam adalah kode jenis barang.
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 17
Digit ketujuh sampai dengan kesembilan adalah kode
kualitas/merek.
Contoh:
1 0 1 0 2 2 0 1 9
Digit pertama kode 1 adalah kelompok bahan makanan
Digit kedua dan ketiga kode 01 adalah sub kelompok padi-
padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya.
Digit keempat, kelima dan keenam kode 022 adalah komoditi
tepung terigu.
Digit ketujuh sampai kesembilan kode 019 adalah
kualitas/merek segitiga biru.
Kolom (6), (7) dan (8) Harga (Rp.)
Isikan harga hasil pencacahan pada kolom ini untuk setiap
jenis barang di kolom (2) menurut kualitas/merek barang di
kolom (3) untuk setiap responden. Harga dalam rupiah (Rp)
bilangan bulat.
Kolom (9) Rata-Rata Harga (Rp.)
Isikan rata-rata harga dari kolom (6) sampai dengan kolom
(8). Harga dalam rupiah (Rp) bilangan bulat.
Kolom (10) Perubahan Harga (persentase).
Isilah perubahan harga, bila terjadi perubahan terhadap
minggu sebelumnya, untuk setiap harga di kolom (9).
Bilangan dalam persentase.
Kualitas
Jenis barang
Sub Kelompok
Kelompok
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 18
Cara menghitung perubahan harga dengan rumus berikut :
Dimana :
Contoh :
Harga tepung terigu kualitas/merek segitiga biru pada minggu
I bulan Juni 2008 adalah Rp 13.000 per kg, sedangkan harga
pada periode sebelumnya (minggu terakhir bulan mei 2008)
adalah Rp 12.000, sehingga perubahan harga yang terjadi
adalah 8,33 persen.
3.4.2. Cara Pengisian Daftar HK-1.2
Pada prinsipnya bentuk dan cara pengisian daftar ini sama dengan
daftar HK-1.1, yang membedakan hanya periode survei dan cakupan
komoditi.
3.4.3. Cara Pengisian Daftar HK 2.1, HK-2.2 Dan HK 3
Pada prinsipnya bentuk dan cara pengisian daftar-daftar ini sama
dengan daftar sebelumnya, yang membedakan hanya periode survei
dan cakupan komoditi.
3.4.4. Cara Pengisian Daftar HK 4, HK 5 dan HK 6A, B, C akan dibahas
dalam buku pedoman STRPBS 2009
nP = Harga pada saat pencacahan
)1( nP = Harga pada periode sebelumnya
1001001001)1()1(
n
n
n
n
P
Patau
p
p
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 19
IV. PENGOLAHAN DATA
Sebagaimana telah diketahui bahwa salah satu tugas BPS adalah
mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data Indeks Harga Konsumen (IHK).
Paket komoditas yang saat ini digunakan untuk tiap kota mencakup antara 284-
441 jenis barang/jasa atau komoditi, yang terbagi dalam 7 kelompok dan 35 sub
kelompok pengeluaran konsumsi.
Untuk menghitung IHK diperlukan data harga, yaitu dari kualitas/merk
barang, yang diperoleh dari hasil pencacahan atau observasi di setiap kota (66
kota) pada pasar-pasar yang sudah ditentukan. Data harga yang diperoleh dari
lapangan harus segera dilaporkan ke Pusat untuk diolah menjadi IHK kota yang
bersangkutan dan selanjutnya digabung menjadi IHK gabungan 66 kota atau
lebih dikenal dengan IHK Nasional.
Berbagai rumus dapat dipakai untuk menghitung angka indeks , tetapi
BPS dalam mengolah IHK menggunakan rumus Laspeyres yang dimodifikasi.
Hal ini untuk memudahkan dalam penghitungan.
Secara umum menghitung IHK menggunakan rumus Laspeyres yang
dimodifikasi seperti di bawah ini:
100
1
1
)1(
)1(
k
i
oioi
k
i
oiin
in
ni
n
QP
QPP
P
I
dimana :
In = Indeks periode ke-n
Pni = Harga jenis barang i, periode ke-n
P(n-1)i = Harga jenis barang i, periode ke-(n-1)
P(n-1)i Qoi = Nilai konsumsi jenis barang i, periode ke-(n-1)
Poi Qoi = Nilai konsumsi jenis barang i pada tahun dasar
k = Jumlah jenis barang paket komoditas
……………………………….( 1 )
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 20
4.1. Menghitung Rata-Rata Harga Kualitas/Merk Barang
Sebagai langkah awal dalam penghitungan IHK adalah mendapatkan
rata-rata harga. Setiap pencacahan yang dicatat adalah harga per
kualitas/merk barang dari 3 - 4 pedagang sebagai responden. Modus harga
dari 3 - 4 responden tersebut lebih diutamakan untuk digunakan dalam
penghitungan IHK.
Apabila pencacahan harga suatu komoditas di suatu kota dengan
waktu pencacahan mingguan atau 2 mingguan dalam sebulan, maka perlu
dihitung rata-rata harganya menjadi rata-rata harga satu bulan (periode n).
Demikian juga apabila tempat pencacahan lebih dari satu pasar (k), maka
perlu dihitung rata-ratanya, sehingga rata-rata harga yang diperoleh
merupakan rata-rata harga suatu kualitas pada periode ke-n di suatu kota.
Rumus umum untuk menghitung rata-rata harga untuk suatu kualitas
periode ke-n di suatu kota seperti di bawah ini:
dimana :
Pnij = Rata-rata harga periode ke-n, komoditas i, kualitas/merek j
Pnijt = Harga periode ke-n, komoditas i, kualitas/merek j, pasar t
T = Jumlah pasar
Menghitung rata-rata harga hasil pencacahan periode mingguan
(beras), 2 mingguan (daging sapi) dan bulanan (rokok kretek) di kota
Medan bulan Maret 2009.
T
P
P
T
t
nijt
nij
1
……………………………….( 2 )
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 21
Tabel 1. Harga Beras Tertimbang Bulan Maret 2009 (Rp/Kg) *)
Kota Pasar Minggu Ke Rata-Rata
I II III IV V
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
Medan
Pusat
6677
6648 6648
6648
6648
6654
*) Untuk harga tertimbang cukup diwakili 1 pasar
Tabel 2. Harga Susu Kental Manis Bendera
Bulan Maret 2009 (Rp/Kg)
Pasar Minggu Ke
Rata-rata I III
[1] [2] [3] [4]
1. Pusat 8.000 8.000 8.000
2. Sukaramai 8.000 8.000 8.000
3. Petisah 8.000 8.000 8.000
4. Brayan 7.800 8.000 7.900
5. Aksara 8.000 8.000 8.000
Jumlah 39.800 40.000
Rata-rata Harga 7.960 8.000 7.980
Tabel 3. Harga Susu Kental Manis Indomilk
Bulan Maret 2009 (Rp/Kg)
Pasar Minggu Ke
Rata-rata I III
[1] [2] [3] [4]
1. Pusat 8.000 7.800 7.900
2. Sukaramai 7.800 7.800 7.800
3. Petisah 8.000 8.000 8.000
4. Brayan 7.800 8.000 7.900
5. Aksara 7.500 7.500 7.500
Jumlah 39.100 39.300
Rata-rata Harga 7.820 7.860 7.840
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 22
Tabel 4. Harga Susu Kental Cap Nona
Bulan Maret 2009 (Rp/Kg)
Pasar Minggu Ke
Rata-rata I II
[1] [2] [3] [4]
1. Pusat 6.500 6.500 6.500
2. Sukaramai 6.500 6.500 6.500
3. Petisah 6.500 6.500 6.500
4. Brayan 5.500 5.500 5.500
5. Aksara 6.500 6.500 6.500
Jumlah 31.500 31.500
Rata-rata Harga 6.300 6.300 6.300
Tabel 5. Harga Rokok Kretek Merk Dji Sam Soe
Bulan Maret 2009 (Rp/Bungkus)
Pasar Harga
[1] [2]
1. Pusat 7.500
2. Sukaramai 9.000
3. Petisah 9.000
4. Brayan 9.000
5. Aksara 9.000
Jumlah 43.500
Rata-rata Harga 8.700
Tabel 6. Harga Rokok Kretek Merk Gudang Garam Merah 12 Batang
Bulan Maret 2009 (Rp/Bungkus)
Pasar Harga
[1] [2]
1. Pusat 6.500
2. Sukaramai 5.500
3. Petisah 5.500
4. Brayan 5.500
5. Aksara 5.500
Jumlah 28.500
Rata-rata Harga 5.700
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 23
Tabel 7. Harga Rokok Kretek Merk Galan
Bulan Maret 2009 (Rp/Bungkus)
Pasar Harga
[1] [2]
1. Pusat 6.000
2. Sukaramai 6.500
3. Petisah 6.500
4. Brayan 6.500
5. Aksara 6.500
Jumlah 32.000
Rata-rata Harga 6.400
4.2. Menghitung Relatif Harga (RH)
Harga rata-rata suatu kualitas/merek seperti yang diperoleh dari hasil
penghitungan dengan rumus (2) di atas, bila dibandingkan dengan harga
rata-rata kualitas/merek yang sama pada periode sebelumnya, hasil
tersebut merupakan relatif harga (RH) kualitas periode ke-n. Rumus
umumnya seperti di bawah ini:
4.2.1. Menghitung Relatif Harga (RH) Kualitas
dimana :
RHni = Relatif harga periode ke-n, komoditas i, kualitas j
Pnij = Rata-rata harga periode ke-n, komoditas i, kualitas j
P(n-1)ij = Rata–rata harga periode ke-(n-1), komoditas i, kualitas j
Tabel 8. Relatif Harga Beras, Maret 2009
100)1(
ijn
nij
niP
PRH
……………………………….( 3 )
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 24
Tabel 8. Relatif Harga Beras, Maret 2009
Kota Rata-rata Harga (Rp.) Relatif Harga
(%)
Juni Juli Juli
[1] [2] [3] [4]
Medan 6.702,20 6.654,00 99,2808
4.2.2. Menghitung Relatif Harga (RH) Komoditas
dimana :
RHni = Relatif harga komoditas i, periode ke-n
RHnij = Relatif harga komoditas i, kualitas j periode ke-n
J = Banyaknya kualitas
Tabel 9. Relatif Harga Susu Kental Manis, Maret 2009
Kwalitas Rata-rata Harga (Rp) Relatip Harga
(%)
Juni Juli Juli
[1] [2] [3] [4]
Bendera 7.975 7.980 100,0627
Indomilk 7.820 7.840 100,2558
Cap Nona 6.300 6.300 100,0000
Relatif Harga 100,1062
J
RH
RH
J
j
nij
ni
1
……………………………….( 4 )
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 25
Tabel 10. Relatif Harga Rokok Kretek, Maret 2009
Kwalitas Rata-rata Harga (Rp)
Relatif Harga (%)
Juni Juli Juli
[1] [2] [3] [4]
Dji Sam Soe 8700 8700 100,0000
GG. Merah 12 5700 5700 100,0000
Galan 6400 6400 100,0000
Relatif Harga 100,0000
4.3 Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Jenis Barang
Hasil penghitungan relatif harga (RH) periode ke-n, komoditas i
dengan rumus (4) di atas, selanjutnya dikalikan dengan nilai konsumsi
periode sebelumnya komoditas yang sama dan dibagi dengan 100,
maka akan diperoleh nilai konsumsi suatu komoditas i periode ke-n :
dimana :
NKni = NIlai Konsumsi periode ke-n, komoditas i
RHni = Relatif harga periode ke-n, komoditas i
NK(n-1)i = Nilai konsumsi periode ke-(n-1), komoditas i
100
)1( inni
ni
NKRHNK
……………………………….( 5 )
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 26
Tabel 11. Nilai Konsumsi (NK) Kota Medan Maret 2009
Jenis Barang RH
Maret 2009 Nilai Konsumsi
Juni 2008 Maret 2009 [1] [2] [3] [4]
1. Beras 99,2808 204.044.59 202.577,10
2. Susu Kentakl Manis 100,1683 5.045,99 5.054,48
3. Rokok Kretek 100,0000 35.404,45 35.404,45
Pada tabel 12 di bawah ini dicontohkan nilai konsumsi untuk
komoditas beras, susu kental manis dan rokok kretek, yang setiap
bulannya dikirim ke daerah.
NILAI KONSUMSI SUB KELOMPOK, KELOMPOK DAN TOTAL UMUM
Kota : Medan
Bulan : Maret 2009
Kode Kelompok, Sub Kelompok Nilai
Jenis Barang dan Jasa Konsumsi
[1] [2] [3]
101 Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya
101001 BERAS 202.577,10 5,6562 22,6027 93,0883
101005 BIHUN 615,22 0,0172 0,0686 0,2827
101007 KETELA POHON 603,44 0,0168 0,0673 0,2773
101010 MIE BASAH 630,97 0,0176 0,0704 0,2899
101011 MIE KERING INSTANT 11.049,71 0,3085 1,2329 5,0776
101018 TEPUNG BERAS 750,36 0,021 0,0837 0,3448
101022 TEPUNG TERIGU 1.391,40 0,0388 0,1552 0,6394
105 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya
105003 MAKANAN BAYI 1.772,58 0,0495 0,1978 2,376
105006 SUSU BUBUK 20.764,99 0,5798 2,3169 27,8341
105009 SUSU KENTAL MANIS 5.054,48 0,1411 0,564 6,7752
105011 SUSU UNTUK BALITA 7.751,80 0,2164 0,8649 10,3908
105012 SUSU UNTUK BAYI 5.006,47 0,1398 0,5586 6,7108
105014 TELUR AYAM KAMPUNG 1.016,21 0,0284 0,1134 1,3622
105015 TELUR AYAM RAS 27.894,06 0,7788 3,1123 37,3902
105016 TELUR ITIK 647,04 0,0181 0,0722 0,8673
105018 TELUR PUYUH 734,16 0,0205 0,0819 0,9841
105020 SUSU UNTUK TULANG/MANULA 2.210,33 0,0617 0,2466 2,9628
105022 SUSU CAIR KEMASAN 1.750,52 0,0489 0,1953 2,3465
.
.
.203 Tembakau dan Minuman Beralkohol
203002 BIR 1.528,68 0,0427 0,3092 1,1515
203010 ROKOK KRETEK 35.404,45 0,9885 7,1612 26,6686
203011 ROKOK KRETEK FILTER 76.357,51 2,132 15,4448 57,5167
203012 ROKOK PUTIH 19.466,57 0,5435 3,9375 14,6633
Tabel 12 : PERANAN NILAI KONSUMSI SETIAP JENIS BARANG/JASA TERHADAP
[4] [5]
Total Kelompok
Persentase terhadap Nilai Konsumsi
Sub Kelompok
[6]
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 27
4.4. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Sub Kelompok
Penjumlahan dari seluruh nilai konsumsi komoditas yang tercakup
dalam satu sub kelompok, hasilnya merupakan nilai konsumsi sub
kelompok
dimana :
NKa = Nilai Konsumsi sub kelompok a
NKi = Nilai konsumsi komoditas i pada sub kelompok a
h = Banyaknya komoditas pada sub kelompok a
Tabel 13 : PERANAN NILAI KONSUMSI SETIAP JENIS BARANG/JASA TERHADAP
NILAI KONSUMSI SUB KELOMPOK, KELOMPOK DAN TOTAL UMUM
Kota : Medan
Bulan : Maret 2009
Kode Kelompok, Sub Kelompok Nilai Persentase terhadap Nilai Konsumsi
Jenis Barang dan Jasa Konsumsi Total Kelompok Sub Kelompok
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
101 Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 217,618.20 6.0761 24.2809 100
101001 BERAS 202,577.10 5.6562 22.6027 93.0883
101005 BIHUN 615.22 0.0172 0.0686 0.2827
101007 KETELA POHON 603.44 0.0168 0.0673 0.2773
101010 MIE BASAH 630.97 0.0176 0.0704 0.2899
101011 MIE KERING INSTANT 11,049.71 0.3085 1.2329 5.0776
101018 TEPUNG BERAS 750.36 0.021 0.0837 0.3448
101022 TEPUNG TERIGU 1,391.40 0.0388 0.1552 0.6394
105 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 74,602.64 2.083 8.3239 100
105003 MAKANAN BAYI 1,772.58 0.0495 0.1978 2.376
105006 SUSU BUBUK 20,764.99 0.5798 2.3169 27.8341
105009 SUSU KENTAL MANIS 5,054.48 0.1411 0.564 6.7752
105011 SUSU UNTUK BALITA 7,751.80 0.2164 0.8649 10.3908
105012 SUSU UNTUK BAYI 5,006.47 0.1398 0.5586 6.7108
105014 TELUR AYAM KAMPUNG 1,016.21 0.0284 0.1134 1.3622
105015 TELUR AYAM RAS 27,894.06 0.7788 3.1123 37.3902
105016 TELUR ITIK 647.04 0.0181 0.0722 0.8673
105018 TELUR PUYUH 734.16 0.0205 0.0819 0.9841
105020 SUSU UNTUK TULANG/MANULA 2,210.33 0.0617 0.2466 2.9628
105022 SUSU CAIR KEMASAN 1,750.52 0.0489 0.1953 2.3465
203 Tembakau dan Minuman Beralkohol 132,757.21 3.7067 26.8528 100
203002 BIR 1,528.68 0.0427 0.3092 1.1515
203010 ROKOK KRETEK 35,404.45 0.9885 7.1612 26.6686
203011 ROKOK KRETEK FILTER 76,357.51 2.132 15.4448 57.5167
203012 ROKOK PUTIH 19,466.57 0.5435 3.9375 14.6633
……………………………….( 6 )
h
i
ia NKNK1
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 28
4.5. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Kelompok
Penjumlahan dari seluruh nilai konsumsi sub kelompok yang
tercakup dalam satu kelompok, hasilnya merupakan nilai konsumsi
kelompok
s
b
bB NKNK1
dimana :
NKB = Nilai Konsumsi kelompok B
NKb = Nilai konsumsi sub kelompok pada kelompok B
s = Banyaknya sub kelompok pada kelompok B
……………………………….( 7 )
NILAI KONSUMSI SUB KELOMPOK, KELOMPOK DAN TOTAL UMUM
Kota : Medan
Bulan : Maret 2009
Kode Kelompok, Sub Kelompok Nilai
Jenis Barang dan Jasa Konsumsi
[1] [2] [3] [5]
1 BAHAN MAKANAN 896.250,94 25,0242 100,0000
101 Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 217.618,20 6,0761 24,2809 100,0000
102 Daging dan Hasil-hasilnya 95.009,47 2,6528 10,6008 100,0000
103 Ikan Segar 146.835,72 4,0998 16,3833 100,0000
104 Ikan Diawetkan 24.249,76 0,6771 2,7057 100,0000
105 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 74.602,64 2,0830 8,3239 100,0000
106 Sayur-sayuran 71.692,54 2,0017 7,9992 100,0000
107 Kacang - kacangan 22.112,95 0,6174 2,4673 100,0000
108 Buah - buahan 54.696,87 1,5272 6,1029 100,0000
109 Bumbu - bumbuan 97.856,61 2,7323 10,9184 100,0000
110 Lemak dan Minyak 87.355,15 2,4390 9,7467 100,0000
111 Bahan Makanan Lainnya 4.221,03 0,1179 0,4710 100,0000
2 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK &
TEMBAKAU
494.389,57 13,8039 100,0000
201 Makanan Jadi 280.557,00 7,8334 56,7482 100,0000
202 Minuman yang Tidak Beralkohol 81.075,36 2,2637 16,3991 100,0000
203 Tembakau dan Minuman Beralkohol 132.757,21 3,7067 26,8528 100,0000
[6][4]
Tabel 14 : PERANAN NILAI KONSUMSI SETIAP JENIS BARANG/JASA TERHADAP
Persentase terhadap Nilai Konsumsi
Total Kelompok Sub Kelompok
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 29
4.6. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Umum
Penjumlahan seluruh nilai konsumsi kelompok (7 kelompok),
hasilnya merupakan nilai konsumsi umum
dimana :
NKumum = Nilai Konsumsi umum
NKc = Nilai Konsumsi Kelompok
NILAI KONSUMSI KELOMPOK DAN TOTAL UMUM
Kota : Medan
Bulan : Maret 2009
Kode Kelompok, Sub Kelompok Nilai
Jenis Barang dan Jasa Konsumsi
[1] [2]
U M U M / T O T A L 3.581.532,80 100,0000
1 BAHAN MAKANAN 896.250,94 25,0242 100,0000
2 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK &
TEMBAKAU
494.389,57 13,8039 100,0000
3 PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS &
BAHAN BAKAR
949.623,60 26,5144 100,0000
4 SANDANG 233.957,01 6,5323 100,0000
5 KESEHATAN 130.098,06 3,6325 100,0000
6 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH
RAGA
227.317,25 6,3469 100,0000
7 TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA
KEUANGAN
649.896,37 18,1458 100,0000
[3] [4] [5]
Tabel 15 : PERANAN NILAI KONSUMSI SETIAP JENIS BARANG/JASA TERHADAP
Persentase terhadap Nilai Konsumsi
Total Kelompok
7
1c
cumum NKNK ……………………………….( 8 )
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 30
V. MENGHITUNG INDEKS
5.1. Menghitung Indeks Jenis Barang
Nilai konsumsi jenis barang i, periode n dibandingkan dengan nilai
konsumsi jenis barang i, periode dasar
100i
ni
ni
NKo
NKIHK
dimana :
IHKni = Indek Harga Konsumen jenis barang i, periode ke-n
NKni = Nilai Konsumsi jenis barang i, periode ke-n
NKoi = Nilai Konsumsi dasar jenis barang i
5.2. Menghitung Indeks Sub Kelompok
Nilai konsumsi sub kelompok, periode n dibandingkan dengan nilai
konsumsi sub kelompok yang sama, periode dasar
100a
na
na
NKo
NKIHK
dimana :
IHKna = Indek Harga Konsumen sub kelompok a, periode ke-n
NKna = Nilai Konsumsi sub kelompok a, periode ke-n
NKoa = Nilai Konsumsi dasar sub kelompok a
5.3. Menghitung Indeks Kelompok
Nilai konsumsi kelompok , periode n dibandingkan dengan nilai
konsumsi kelompok yang sama, periode dasar
……………………………….( 9 )
……………………………….( 10 )
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 31
100b
nbnb
NKo
NKIHK
dimana :
IHKnb = Indek Harga Konsumen kelompok b, periode ke-n
NKnb = Nilai Konsumsi kelompok b, periode ke-n
Nkob = Nilai Konsumsi dasar kelompok b
5.4. Menghitung Indeks Umum
Nilai konsumsi umum, periode n dibandingkan dengan nilai
konsumsi umum, periode dasar
100umum
numum
numum
NKo
NKIHK
dimana :
IHKumumn = Indek Harga Konsumen umum periode ke-n
NKumumn = Nilai Konsumsi umum, periode ke-n
Nkoumum = Nilai Konsumsi dasar umum
……………………………….( 11 )
……………………………….( 12 )
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 32
Kota : Medan
Bulan : Maret 2009
Kode Kelompok, Sub Kelompok
Jenis Barang dan Jasa
[1] [2]
U M U M / T O T A L 3214318,22 3581532,80 111,42
1 BAHAN MAKANAN 756135,01 896250,94 118,53
101 Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 189994,02 217618,20 114,54
101001 BERAS 178783,90 202577,10 113,31
101005 BIHUN 513,78 615,22 119,74
101007 KETELA POHON 398,10 603,44 151,58
101010 MIE BASAH 523,74 630,97 120,47
101011 MIE KERING INSTANT 8153,26 11049,71 135,53
101018 TEPUNG BERAS 750,36 750,36 100,00
101022 TEPUNG TERIGU 870,88 1391,40 159,77
105 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 60112,21 74602,64 124,11
105003 MAKANAN BAYI 1778,86 1772,58 99,65
105006 SUSU BUBUK 17617,93 20764,99 117,86
105009 SUSU KENTAL MANIS 4406,08 5054,48 114,72
105011 SUSU UNTUK BALITA 6769,53 7751,80 114,51
105012 SUSU UNTUK BAYI 4216,18 5006,47 118,74
105014 TELUR AYAM KAMPUNG 984,20 1016,21 103,25
105015 TELUR AYAM RAS 19418,50 27894,06 143,65
105016 TELUR ITIK 526,86 647,04 122,81
105018 TELUR PUYUH 709,86 734,16 103,42
105020 SUSU UNTUK TULANG/MANULA 2099,69 2210,33 105,27
105022 SUSU CAIR KEMASAN 1584,52 1750,52 110,48...
2 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK &
TEMBAKAU
463256,70 494389,57 106,72
201 Makanan Jadi 255564,64 280557,00 109,78
.
.
.
203 Tembakau dan Minuman Beralkohol 127422,07 132757,21 104,19203002 BIR 1166,19 1528,68 131,08
203010 ROKOK KRETEK 34013,38 35404,45 104,09203011 ROKOK KRETEK FILTER 74008,97 76357,51 103,17203012 ROKOK PUTIH 18233,53 19466,57 106,76
.
.
.
7 TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA
KEUANGAN
561646,30 649896,37 115,71
[5][4][3]
Maret 2009Tahun Dasar Maret 2009
IHKNilai Konsumsi Nilai Konsumsi
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 33
5.5. Menghitung IHK Gabungan 66 Kota
Setelah menghitung IHK untuk setiap kota, selanjutnya menghitung
IHK gabungan 66 kota atau IHK nasional.
dimana :
I 66 kota = IHK gabungan 66 kota
I k = IHK kota k
Wk = Penimbang kota k
Rumus umum di atas (13) dapat juga digunakan untuk IHK sub
kelompok maupun kelompok.
100
66
166
k
kk
kota
WI
I
……………………….( 13 )
No KOTA PENIMBANG KOTA IHK MARET 2009
(2007 = 100)
[1] [2] [3] [4]
1 BANDA ACEH 0,31 114,00
2 LHOKSEUMAWE 0,28 114,63
3 SIBOLGA 0,21 114,95
4 PEMATANG SIANTAR 0,56 112,88
5 MEDAN 4,67 112,80
6 PADANG SIDEMPUAN 0,26 115,52
7 PADANG 1,69 116,08
8 PAKANBARU 1,70 113,39
9 DUMAI 0,37 117,36
10 JAMBI 0,98 114,98
11 PALEMBANG 2,96 115,85
12 BENGKULU 0,59 116,74
13 BANDAR LAMPUNG 1,91 119,38
Tabel 17. PENGHITUNGAN IHK GABUNGAN 66 KOTA
MARET 2009
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 34
No KOTA PENIMBANG KOTA IHK MARET 2009
(2007 = 100)
[1] [2] [3] [4]
14 PANGKAL PINANG 0,34 118,14
15 BATAM 2,02 111,06
16 TANJUNG PINANG 0,45 117,09
17 JAKARTA 22,49 112,93
18 BOGOR 2,20 116,92
19 SUKABUMI 0,73 116,23
20 BANDUNG 5,38 112,82
21 CIREBON 0,78 118,25
22 BEKASI 5,26 112,72
23 DEPOK 3,76 112,92
24 TASIKMALAYA 0,52 115,97
25 PURWOKERTO 0,47 114,43
26 SURAKARTA 1,27 109,29
27 SEMARANG 3,48 113,47
28 TEGAL 0,62 113,57
29 YOGYAKARTA 1,03 113,99
30 JEMBER 0,71 115,52
31 SUMENEP 0,34 111,44
32 KEDIRI 0,69 113,22
33 MALANG 1,77 114,62
34 PROBOLINGGO 0,46 116,50
35 MADIUN 0,43 118,29
36 SURABAYA 6,47 112,50
37 SERANG 0,74 117,71
38 TANGERANG 3,94 116,00
39 CILEGON 0,69 115,78
40 DENPASAR 1,53 113,84
41 MATARAM 0,79 117,93
42 BIMA 0,21 121,78
43 MAUMERE 0,09 120,23
44 KUPANG 0,49 114,23
45 PONTIANAK 1,05 116,89
46 SINGKAWANG 0,23 116,99
47 SAMPIT 0,29 114,33
48 PALANGKA RAYA 0,36 115,43
49 BANJARMASIN 1,54 115,30
50 BALIKPAPAN 1,11 114,46
51 SAMARINDA 1,31 118,60
52 TARAKAN 0,36 123,20
53 MANADO 0,98 116,57
54 PALU 0,59 116,45
55 WATAMPONE 0,18 123,73
56 MAKASSAR 2,56 114,68
57 PAREPARE 0,22 119,97
58 PALOPO 0,19 123,40
59 KENDARI 0,43 120,96
60 GORONTALO 0,37 116,03
61 MAMUJU 0,06 118,83
62 AMBON 0,42 113,20
63 TERNATE 0,28 117,33
64 MANOKWARI 0,09 127,02
65 SORONG 0,34 131,46
66 JAYAPURA 0,40 115,25
100 114,27NASIONAL
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 35
5.6. Menghitung Persentase (%) Perubahan IHK
Persentase (%) perubahan IHK atau yang lebih dikenal dengan
inflasi atau deflasi, dapat dihitung dengan membandingkan IHK periode
ke-n dengan IHK periode sebelumnya.
Persentase (%) perubahan IHK per bulan dihitung dengan rumus :
dimana :
In = IHK periode ke-n
In-1 = IHK periode ke-(n-1)
Persentase (%) perubahan IHK menurut tahun kalender ke-n dihitung
berdasarkan metode point to point dengan dasar IHK bulan
Desember tahun ke (n-1).
Tabel 18. Persentase Perubahan IHK Serta Tahun Kalender
Kota Medan dan Nasional
(2007=100)
Kota IHK % Perubahan
Desember
2008
Feb
2009
Maret
2009
Maret
2009
Tahun
Kalender
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
MEDAN 113,76 113,07 112,80 -0,24 -0,84
NASIONAL 113,86 114,02 114,27 0,22 0,36
100)1(
)1(
n
nn
I
II
……………………………….( 14 )
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 36
5.7. Menghitung Sumbangan/Andil Inflasi/Deflasi
Besarnya nilai perubahan indeks (inflasi/deflasi) yang terjadi setiap
bulan, sesungguhnya merupakan gabungan sumbangan atau andil dari
jenis barang/jasa yang mengalami fluktuasi harga pada bulan yang
bersangkutan. Oleh karena itu, setiap komoditi yang mengalami fluktuasi
harga tersebut dapat diketahui besarnya sumbangan/andil terhadap inflasi
atau deflasi yang terjadi di suatu kota atau secara nasional.
Rumus umum untuk menghitung besarnya andil inflasi adalah :
100
% 1 niin
ni
RHNKA
dimana :
Ani = Sumbangan/andil inflasi/deflasi jenis barang i, periode n
[%NK](n-1)i = % NK jenis barang i terhadap total, periode ke n-1
RH ni = RH–100 = % perubahan harga jenis barang i,
periode ke-n
Tabel 19. Andil Komoditas Beras, Susu Kental Manis dan Rokok Kretek
Kota Medan Bulan Maret 2009
Jenis Barang
% NK thd
Total
Juni 2008
RH Maret
2009 RH Andil
[1] [2] [3] [4] [5]
Beras 5,8971 98,6061 -1,3939 -0,0822
Susu Kental Manis 0,1413 100,6835 0,0835 0,0001
Rokok Kretek 0,9978 100,0000 0,0000 0,0000
…………………….( 15 )
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 37
Persentase Sumbangan Sumbangan InflasiKota Perubahan Inflasi Penimbang Gabungan
Harga Perkota Semua Kota
[3] [4] [5] [6]
101001 BERAS 1171 BANDA ACEH 0,6159 0,0298 0,31 0,00011174 LHOKSEUMAWE -1,2527 -0,0700 0,28 -0,00021271 SIBOLGA 2,9253 0,2221 0,21 0,00051273 PEMATANG SIANTAR -1,4696 -0,1077 0,56 -0,00061275 MEDAN -1,3939 -0,0822 4,67 -0,00381277 PADANG SIDEMPUAN -0,2498 -0,0181 0,26 0,00001371 PADANG -1,8860 -0,1300 1,69 -0,00221471 PAKANBARU -0,1275 -0,0060 1,70 -0,00011473 DUMAI 0,2195 0,0097 0,37 0,00001571 JAMBI -3,2148 -0,1721 0,98 -0,00171671 PALEMBANG -2,3036 -0,1113 2,96 -0,00331771 BENGKULU -0,0691 -0,0038 0,59 0,00001871 BANDAR LAMPUNG -2,8849 -0,1767 1,91 -0,00341971 PANGKAL PINANG -2,7994 -0,1365 0,34 -0,00052171 BATAM -0,1840 -0,0069 2,02 -0,00012172 TANJUNG PINANG -0,1581 -0,0069 0,45 0,00003100 DKI 1,9353 0,0481 22,49 0,01083271 BOGOR 1,1918 0,0667 2,20 0,00153272 SUKABUMI -4,5079 -0,2588 0,73 -0,00193273 BANDUNG -0,6856 -0,0307 5,38 -0,00173274 CIREBON -2,7764 -0,1577 0,78 -0,00123275 BEKASI -1,6716 -0,0781 5,26 -0,00413276 DEPOK -0,4768 -0,0195 3,76 -0,00073278 TASIKMALAYA -5,7961 -0,3783 0,52 -0,00203302 PURWOKERTO -5,6278 -0,2967 0,47 -0,00143372 SURAKARTA 0,1056 0,0059 1,27 0,00013374 SEMARANG -1,4626 -0,0660 3,48 -0,00233376 TEGAL -3,2279 -0,1786 0,62 -0,00113471 YOGYAKARTA -1,3489 -0,0425 1,03 -0,00043509 JEMBER -1,0611 -0,0618 0,71 -0,00043529 SUMENEP -1,4022 -0,0872 0,34 -0,00033571 KEDIRI -0,9923 -0,0521 0,69 -0,00043573 MALANG 0,4116 0,0178 1,77 0,00033574 PROBOLINGGO -2,2833 -0,1404 0,46 -0,00063577 MADIUN -2,5656 -0,1305 0,43 -0,00063578 SURABAYA -1,1933 -0,0429 6,47 -0,00283604 SERANG -5,6207 -0,2747 0,74 -0,00203671 TANGERANG -0,3349 -0,0157 3,94 -0,00063672 CILEGON -0,8454 -0,0455 0,69 -0,00035171 DENPASAR 0,7406 0,0352 1,53 0,00055271 MATARAM 0,1804 0,0107 0,79 0,00015272 BIMA 3,1721 0,2297 0,21 0,00055310 MAUMERE 0,1680 0,0147 0,09 0,00005371 KUPANG 0,0199 0,0016 0,49 0,00006171 PONTIANAK -0,1873 -0,0086 1,05 -0,00016172 SINGKAWANG 0,8839 0,0494 0,23 0,00016202 SAMPIT 2,3627 0,1112 0,29 0,00036271 PALANGKARAYA 0,7050 0,0349 0,36 0,00016371 BANJARMASIN 1,7302 0,0849 1,54 0,00136471 BALIKPAPAN 0,2102 0,0096 1,11 0,00016472 SAMARINDA 0,3975 0,0174 1,31 0,00026473 TARAKAN -0,0125 -0,0007 0,36 0,00007171 MANADO -0,1440 -0,0108 0,98 -0,00017271 PALU -1,9279 -0,1177 0,59 -0,00077311 BONE 2,0001 0,1352 0,18 0,00027371 MAKASAR 1,0134 0,0478 2,56 0,00127372 PARE-PARE -3,1595 -0,1710 0,22 -0,00047373 PALOPO 4,0588 0,2392 0,19 0,00057471 KENDARI 6,2406 0,3243 0,43 0,00147571 GORONTALO -0,2700 -0,0201 0,37 -0,00017604 MAMUJU -0,6681 -0,0410 0,06 0,00008171 AMBON 0,3085 0,0164 0,42 0,00018271 TERNATE 0,0900 0,0045 0,28 0,00009105 MANOKWARI 0,5615 0,0322 0,09 0,00009171 SORONG 0,1067 0,0068 0,34 0,00009471 JAYAPURA -0,0262 -0,0012 0,40 0,0000
TOTAL -0,0222(Dibulatkan = -0,02 )
Jenis Barang
[1] [2]
Tabel 20. SUMBANGAN INFLASI DAN PERSENTASE PERUBAHANNYA
MENURUT JENIS BARANG GABUNGAN 66 KOTA
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 38
Persentase Sumbangan Sumbangan InflasiKota Perubahan Inflasi Penimbang Gabungan
Harga Perkota Semua Kota
[3] [4] [5] [6]
105009 SUSU KENTAL 1174 LHOKSEUMAWE 0,1086 0,0001 0,28 0,0000
MANIS 1275 MEDAN 0,6835 0,0010 4,67 0,0000
1371 PADANG -0,9905 -0,0010 1,69 0,0000
1571 JAMBI 0,3080 0,0008 0,98 0,0000
1871 BANDAR LAMPUNG 1,0690 0,0040 1,91 0,0001
1971 PANGKAL PINANG -0,3222 -0,0006 0,34 0,0000
2171 BATAM -0,1723 -0,0005 2,02 0,0000
2172 TANJUNG PINANG 2,5003 0,0081 0,45 0,0000
3100 DKI 0,1240 0,0002 22,49 0,0000
3272 SUKABUMI 0,6395 0,0021 0,73 0,0000
3273 BANDUNG -0,2842 -0,0004 5,38 0,0000
3275 BEKASI 0,0675 0,0002 5,26 0,0000
3276 DEPOK 0,0949 0,0003 3,76 0,0000
3278 TASIKMALAYA 0,0439 0,0001 0,52 0,0000
3302 PURWOKERTO 0,1601 0,0003 0,47 0,0000
3372 SURAKARTA 0,0590 0,0001 1,27 0,0000
3374 SEMARANG -0,0841 -0,0001 3,48 0,0000
3376 TEGAL 0,1404 0,0003 0,62 0,0000
3471 YOGYAKARTA 0,0541 0,0001 1,03 0,0000
3571 KEDIRI -0,5707 -0,0008 0,69 0,0000
3574 PROBOLINGGO 0,0748 0,0001 0,46 0,0000
3577 MADIUN 0,0854 0,0001 0,43 0,0000
3578 SURABAYA -0,3066 -0,0002 6,47 0,0000
3604 SERANG -0,4167 -0,0013 0,74 0,0000
3671 TANGERANG 0,2000 0,0009 3,94 0,0000
5171 DENPASAR 0,5696 0,0002 1,53 0,0000
9471 JAYAPURA -0,2440 -0,0008 0,40 0,0000TOTAL 0,0001
ROKOK KRETEK 1273 PEMATANG SIANTAR 2,6944 0,0489 0,56 0,0003
1277 PADANG SIDEMPUAN 0,6314 0,0142 0,26 0,0000
2171 BATAM 3,9626 0,0325 2,02 0,0007
3271 BOGOR 0,9143 0,0205 2,2 0,0005
3272 SUKABUMI 2,4109 0,0697 0,73 0,0005
3275 BEKASI 1,3848 0,0174 5,26 0,0009
3278 TASIKMALAYA 0,3005 0,0067 0,52 0,0000
3372 SURAKARTA 0,4237 0,0058 1,27 0,0001
3376 TEGAL 0,7563 0,0206 0,62 0,0001
3471 YOGYAKARTA 0,3653 0,0033 1,03 0,0000
3571 KEDIRI 1,5268 0,0138 0,69 0,0001
3577 MADIUN 0,8909 0,0139 0,43 0,0001
:
:
3578 SURABAYA 0,2746 0,0024 6,47 0,0002
3604 SERANG 1,9149 0,0423 0,74 0,0003
3671 TANGERANG 8,5737 0,1017 3,94 0,0040
5271 MATARAM 0,7105 0,0061 0,79 0,0000
6202 SAMPIT 1,9502 0,0165 0,29 0,0000
7311 BONE 2,8847 0,0447 0,18 0,0001
7372 PARE-PARE 2,0222 0,0185 0,22 0,0000
7373 PALOPO 0,8060 0,0074 0,19 0,0000
7571 GORONTALO 5,8780 0,0672 0,37 0,0002
7604 MAMUJU 1,7825 0,0136 0,06 0,0000
9105 MANOKWARI -1,0028 -0,0060 0,09 0,0000
TOTAL 0,0081
(Dibulatkan = 0,00 )
(Dibulatkan = 0,01 )
Jenis Barang
[1] [2]
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 39
VI. PENGOLAHAN TARIF LISTRIK DAN TARIF PAM
6.1. Penghitungan Tarif Listrik
Salah satu komoditas IHK yang penting adalah tarif listrik yang
respondennya adalah Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) di masing-
masing kota. Tarif yang dimaksud adalah tarif langganan rumahtangga setiap
bulannya. Apabila tidak dapat dinyatakan dalam satuan Watt (VA) sebagai
langganan, hendaknya dicatat tarif dalam satuan KWH (Kilo Watt/Jam).
Golongan rumahtangga yang digunakan dalam penghitungan tarif listrik adalah
golongan pelanggan R1 (450 VA, 900 VA, 1300 VA, dan 2200 VA), R2 (2201
VA) dan R3 (6601 VA).
Sebelum tarif listrik diisi dalam daftar HK-3, terlebih dahulu dihitung tarif
listrik rumahtangga secara umum. Tahapan penghitungannya adalah sebagai
berikut :
a. Hitung biaya-biaya untuk ketiga golongan pelanggan (R1, R2 dan R3)
yang terdiri dari :
- Biaya Beban (BB)
- Biaya Penerangan Jalan Umum (BPJU)
- Biaya pemakaian Blok I (450 VA s.d. 2.200 VA)
- Biaya pemakaian Blok II (450 VA s.d. 2.200 VA)
- Biaya pemakaian Blok III (450 VA s.d. 2.200 VA) selebihnya.
Biaya pemakaian per Kwh untuk masing-masing kota berbeda.
b. Jumlahkan biaya untuk masing-masing golongan pelanggan. Jumlah
biaya ini merupakan rata-rata jumlah biaya yang dibayarkan oleh
rumahtangga untuk masing-masing golongan pelanggan setiap bulannya.
Hitung penimbang masing-masing golongan pelanggan tarif berdasarkan
banyaknya pelanggan.
c. Hitung rata-rata tertimbang untuk mendapatkan tarif langganan
rumahtangga secara umum untuk pengisian ke daftar HK-3.
Catatan :
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 40
- Penghitungan tarif listrik dilakukan apabila terjadi perubahaN tarif.
- Dalam penghitungan perubahan tarif, harus diperoleh pula data jumlah
pelanggan dan rata-rata pemakaian untuk masing-masing golongan
pelanggan.
Contoh penghitungan tarif listrik
1. R1 (450 VA)
Daya : 450 VA
Jumlah Pelanggan : 1 197 754 Rt
Rata-rata pemakaian : 125 Kwh
Biaya Beban (BB) = 000.12
0001
450 = 5 400
Blok I = 30 x 172 = 5 160
Blok II = 30 x 380 = 11 400
Blok III = (125 – 60) x 530 34 450
Jumlah = 56 410
BPJU = 3 % x Rp. 56 410 = 1 692
Jumlah yang dibayarkan Rp. 58 102
2. R1 (900 VA)
Daya : 900 VA
Jumlah Pelanggan : 470 030 Rt
Rata-rata pemakaian
: 195 Kwh
Biaya Beban (BB) = 00023
0001
900
= 20 700
Blok I = 20 x 310 = 6 200
Blok II = 40 x 490 = 19 600
Blok III = (195 – 60) x 530 = 71 550
Rp. 118 050
BPJU = 3 % x Rp. 118 050 = 3 542
Jumlah yang dibayarkan Rp. 121 592
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 41
3. R1 (1300 VA)
Daya : 1 300 VA
Jumlah Pelanggan : 560 065 Rt
Rata-rata pemakaian
: 537 Kwh
Biaya Beban = 30500
0001
3001 = 39 650
Blok I = 20 x 395 = 7 900
Blok II = 40 x 490 = 19 600
Blok III = (537 - 60) x 530 = 252 810
Rp. 319 960
BPJU = 3 % x Rp. 319 960 = 9 599
Jumlah yang dibayarkan Rp. 310 361
4. R1 (2200 VA)
Daya : 2 200 VA
Jumlah Pelanggan : 250 653 Rt
Rata-rata pemakaian
: 575 Kwh
Biaya Beban = 50030
0001
2002 = 67 100
Blok I = 20 x 400 = 8 000
Blok II = 40 x 490 = 19 600
Blok III = (575 - 60) x 530 = 272 950
Rp. 367 650
BPJU = 3 % x Rp. 367 650 = 11 030
Jumlah yang dibayarkan Rp. 378 680
5. R2 (2201 VA)
Daya : 2201 VA
Jumlah Pelanggan : 113 159 Rt
Rata-rata pemakaian : 632 Kwh
Biaya Beban (BB) = 50031
0001
2012
= 69 332
Biaya Pemakaian = 632 x 575 = 363 400
Rp. 432 732
BPJU = 3 % x Rp. 432 732 = 12 982
Jumlah yang dibayarkan Rp. 445 714
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 42
6. R3 (6601 VA)
Daya : 6601 VA
Jumlah Pelanggan : 32 002 Rt
Rata-rata pemakaian : 1 571 Kwh
Biaya Beban (BB) = 26034
0001
6016 = 226 150
Biaya Pemakaian = 1 571 x 621 = 975 591
Rp. 1 201 741
BPJU = 3 % x Rp. 1 201 741 = 36 052
Jumlah yang dibayarkan Rp. 1 237 793
a. Penimbang (W)
Golongan Jumlah Rt W
[1] [2] [3] [4]
R1 450 VA 1 197 754 45,65
900 VA 470 030 17,92
1300 VA 560 065 21,35
2200 VA 250 653 9,55
R2 2201 VA 113 159 4,31
R3 6601 VA 32 002 1,22
Jumlah 2 623 663 100.00
Golongan W Pn Pn x W
[1] [2] [3] [4]
R1 450 VA 45,65 58 102 2 652 356,30
900 VA 17,92 121 592 2 178 928,64
1300 VA 21,35 310 361 6 626 207,35
2200 VA 9,55 378 680 3 616 394,00
R2 2201 VA 4,31 445 714 1 921 027,34
R3 6601 VA 1,22 1237 793 1 510 107,46
Jumlah 100 18 505 021,09
Rata-rata 185 050,21
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 43
6.2. Penghitungan Tarif PAM
Sebelum tarif PAM diisikan ke dalam daftar HK-3, terlebih dahulu dihitung
untuk mencari tarif PAM rumahtangga secara umum. Tahapan
penghitungannya adalah sebagai berikut;
a. Hitung biaya-biaya untuk golongan pelanggan (II, III A, III B dan IV A)
yang terdiri dari :
Biaya Beban (BB) Pelanggan
Biaya Pemakaian (BP), 0 – 10 m3 dan 11 – 20 m
3
Biaya pemakaian selebihnya dari 20 m3 (BPL)
b. Jumlahkan biaya untuk masing-masing golongan pelanggan. Jumlah
biaya ini merupakan rata-rata jumlah biaya yang dibayarkan oleh
rumahtangga untuk masing-masing golongan pelanggan setiap bulannya.
Hitung penimbang masing-masing golongan pelanggan tarif berdasarkan
banyaknya pelanggan.
c. Hitung rata-rata tertimbang untuk mendapatkan tarif langganan
rumahtangga secara umum untuk pengisian ke daftar HK-3.
Catatan :
1. Penghitungan tarif PAM dilakukan apabila terjadi perubahan tarif.
2. Dalam penghitungan perubahan tarif, harus diperoleh pula data jumlah
pelanggan dan rata-rata pemakaian untuk masing-masing golongan
pelanggan.
b.
c.
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 44
Contoh penghitungan tarif PAM
a. Tarip sebelum ada kenaikan
1. Kelompok II
Jumlah Pelanggan : 46 334 Rt
Rata-rata pemakaian : 23,07 m3
Biaya Beban (BB) = 1 660,00
Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 375,00 = 3 750,00
Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 375,00 = 3 750,00
BPL = 3,07 x Rp. 850,00 = 2 610,00
Jumlah yang dibayarkan Rp. 11 770,00
2. Kelompok III A
Jumlah Pelanggan : 255 409 Rt
Rata-rata pemakaian : 20,55 m3
Biaya Beban (BB) = 5 585,00
Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 995,00 = 9 950,00
Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 995,00 = 9 950,00
BPL = 0,55 x Rp. 1 275,00 = 701,25
Jumlah yang dibayarkan Rp. 26 186,25
3. Kelompok III B
Jumlah Pelanggan : 124 562 Rt
Rata-rata pemakaian : 25,379 m3
Biaya Beban (BB) = 5 585,00
Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 995,00 = 9 950,00
Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 995,00 = 9 950,00
BPL = 5,379 x Rp. 1 600,00 = 8 606,40
Jumlah yang dibayarkan Rp. 34 091,40
4. Kelompok IV A
Jumlah Pelanggan : 62 853 Rt
Rata-rata pemakaian : 30,92 m3
Biaya Beban (BB) = 9 910,00
Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 1 660,00 = 16 600,00
Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 1 660,00 = 16 600,00
BPL = 10,92 x Rp. 2 475,00 = 27 027,00
Jumlah yang dibayarkan Rp. 70 137,00
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 45
b. Tarip Baru (ada kenaikan tarif)
1. Kelompok II
Jumlah Pelanggan : 46 334 Rt
Rata-rata pemakaian : 23,07 m3
Biaya Beban (BB) = = 1 660,00
Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 375,00 = 3 750,00
Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 375,00 = 3 750,00
BPL = 3,07 x Rp. 850,00 = 2 610,00
Jumlah yang dibayarkan Rp. 11 770,00
2. Kelompok III A
Jumlah Pelanggan : 255 409 Rt
Rata-rata pemakaian : 20,55 m3
Biaya Beban (BB) = 6 640,00
Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 1 350,00 = 10 350,00
Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 1 330,00 = 13 300,00
BPL = 0,55 x Rp. 1 560,00 = 858,00
Jumlah yang dibayarkan Rp. 31 148,00
3. Kelompok III B
Jumlah Pelanggan : 124 562 Rt
Rata-rata pemakaian : 25,379 m3
Biaya Beban (BB) = = 7 550,00
Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 1 335,00 = 13 350,00
Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 1 520,00 = 15 200,00
BPL = 5,379 x Rp. 2 100,00 = 11 296,00
Jumlah yang dibayarkan Rp. 47 396,00
4. Kelompok IV A
Jumlah Pelanggan : 62 853 Rt
Rata-rata pemakaian : 30,92 m3
Biaya Beban (BB) = 14 190,00
Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 2 500,00 = 25 000,00
Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 2 500,00 = 25 000,00
BPL = 10,92 x Rp. 3 500,00 = 38 220,00
Jumlah yang dibayarkan Rp. 102 410,00
Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 46
Penimbang (W)
Golongan Jumlah RT W
II 36334 7,58
III A 255409 53,30
III B 124562 26,00
IV A 62853 13,12
Jumlah 479158 100,00
Golongan W P(n-1) P(n-1) X W Pn Pn X W
II 7,58 11.770,00 89.250,56 11.770,00 89.250,56
III A 53,30 26.186,25 1.395.824,33 31.148,00 1.660.304,02
III B 26,00 34.091,40 886.240,65 47.396,00 1.232.107,27
IV A 13,12 70.137,00 920.014,04 102.410,00 1.343.351,41
Jumlah 100,00 3.291.329,57 4.325.013,25
32.913,30 43.250,13
131,41
Rata-rata Tarif
Relatif Harga