Post on 05-Aug-2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Tinggi adalah pendidikan tingkat lanjut yang bertujuan
mencetak tenaga profesional secara akademik. Salah satu tujuan institusi
Pendidikan Sarjana Strata 1 Kesehatan Masyarakat adalah menghasilkan
Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) sebagai tenaga profesional bidang
kesehatan yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam pengelolaan
program kesehatan, mampu mengidentifikasi masalah, menganalisis,
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program kesehatan dalam
rangka memecahkan masalah kesehatan di masyarakat.
Sebagai seorang professional, setiap lulusan institusi pendidikan tinggi,
harus mampu berpikir sistematis dan analitis dalam menerapkan ilmu serta
profesinya di masyarakat. Ia harus mampu pola berpikir komprehensif baik
melalui pendekatan deduktif maupun pendekatan induktif falam menganalisis
permasalahan yang dihadapinya, sampai dengan penarikan kesimpulan serta
menetapkan saran pemecahan dan penanggulangannya. Dalam rangka
menanamkan pola pikir ini, maka pada periode semester akhir dari masa
studinya kepada setiap mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan tugas penulisan Karya Ilmiah yang pada pendidikan Sarjana
Strata 1 disebut dengan SKRIPSI. Skripsi ini nantinya harus disajikan dan
dipertahankan di hadapan Tim Penguji. Penulisan Karya Tulis Ilmiah beserta
seluruh rangkaian kegiatan yang mendahului maupun yang menyertainya pada
hakikatnya merupakan penerapan metode berpikir ilmiah yang telah mereka
peroleh dari mata kuliah Metode Penelitian. Oleh karena itu kegiatan penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat dilepaskan dari penguasaan pengetahuan
tentang metode penelitian tersebut.
Penulisan karya ilmiah harus disusun menurut aturan-aturan atau kaidah
kaidah keilmuan. Untuk memperoleh keseragaman dalam pelaksanaan
penulisan karya ilmiah oleh para mahasiswa, dan untuk memudahkan para
dosen pembimbing dalam melaksanakan tugas pembimbingan, serta
memberikan acuan bagi para anggota Tim Penguji dalam melakukan penilaian,
maka Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kedokteran
1
(FIK) UMS menetapkan Pedoman Penulisan Skripsi bagi mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat.
B. Manfaat Penulisan Karya Ilmiah
1. Melatih mahasiswa untuk menyusun hasil pemikiran dan penelitian yang
telah dilakukan untuk kemudian menuangkan ke dalam bantuk Karya Ilmiah
dengan cara-cara yang lazim digunakan oleh para ilmuwan dalam dunia ilmu
pengetahuan.
2. Menambah pengetahuan orang ain, karena penempatan Karya Ilmiah di
perpustakaan akan memberi kesempatan pada setiap orang yang
berkunjung untuk membaca serta mengikuti uraian-uraian yang dikemukakan
di dalamnya.
3. Memperluas dan memperdalam pengetahuan mahasiswa tentang masalah
yang giteliti dan dibahas dalam karya ilmiah tersebut.
C. Macam-macam Karya Ilmiah
Untuk membedakan karya ilmiah berdasarkan strata pendidikan, maka nama
karya ilmiah tersebut dibagi menurut kedalaman analisisnya , yaitu sebagai
berikut:
1. Skripsi
Skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis dengan bimbingan seorang
dosen atau lebih pada masa akhi studi sebagai syarat untuk mencapai gelar
sarjana strata 1 (S 1).
2. Tesis
Tesis merupakan karya ilmiah yang bersifat lebih dalam daripada skripsi.
Biasanya bertujuan untuk mengungkap pengetahuan baru. Bahan tess
diperoleh dari penelitian yang dilakukan sendiri dan penulis diharaan secara
jelas dan tepat menyampaikan apa yang menjadi masalah penelitian, tujuan
tinjauan pustaka, metode dan prosedur yang digunakan serta hasil-hasil
yang diperoleh beserta implikasinya. Penulisan tesis merupakan salah satu
syarat untu mendapat gelas kesarjanaan strata 2 (Pascasarjana tingkat
Magister).
3. Disertasi
2
Disertasi adalah karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk
mecapai gelar Doktor, kadang-kadang disebut doctoral tesis. Ruang lingkup
disertasi lebih luas dan variabel-variabel yang dipakai ebih banyak. Statu
disertasi harus didasarkan pada penemuan yang orisinil, yaitu penemuan
penulis sendiri.
Karya ilmiah yang wajib disusun oleh mahasiswa pada Program Studi Strata 1
Kesehatan Masyarakat pada akhir masa studinya adalah SKRIPSI.
D. Langkah-langkah Penulisan Skripsi
1. Memilih Topik/Tema
Pemilihan topik sangat penting dan merupaan dasar dari langkah-langkah
selanjutnya. Dalam memilih topik untuk penulisan skripsi sebaiknya hindari
masalah-masalh yang bersifat sensasional, terlalu luas atau sebaliknya teralu
sempit. Pilihlah topic yang didukung oleh cukup banyak referensi yang sesuai
dan berhubungan. Biasanya penulis akan memulainya dengan memilih topic
yang luas, kemudian mempersempit ruang lingkupnya. Dalam menentukan
batas ruang lingkup, perlu diperhatikan:
a. Panjangnya skripsi
Pemilihan topik yang terlalu luas dakan menyulitkan karena
permasalahnnya akan menjadi terlalu luas untu dapat dipercahnkan
secara mendalam. Skripsi yang tebal tidak berarti baik, yang penting
adalah isi yang padat. Sebaliknya, pemilihan topic yang terlalu sempit
akan memaksa penulis untuk memasukkan hal-hal lain di luar topik untuk
menjunjang pembahasan dalam skripsi tersebut.
b. Ketersediaan bahan referensi
Penulisan topik yang terlalu luas atau terlalu sempit akan menyulitkan
penulis dalam memperoleh baha-bahan referensi yang dibutuhkan.
Dalam mencari referensi penulis dianjurkan untuk menggunakan artike-
artikel dari jurnal ilmiah, buku terbaru, surat kabar, internet ataupun
sumber lain yang memungkinkan untuk memperoleh informasi terbaru,
penemuan dan teknik-teknik yang terbaru. Dianjurkan pula untuk mencari
referensi tidak hanya dari satu perpustakaan saja.
3
2. Mengajukan judul
Proses mengajukan judul dimulai dengan membawa tulisan tangan dalam
kertas folio bergaris atau print out dalam HVS kuarto yang berisi judul-judul
sementara, masalah penelitian dan daftar referensi sebanyak minimal tujuh
buah. Referensi ditulis sesuai dengan aturan penulisan daftar pustaka. Hal-
hal yang harus diperhatikan dalam menulis judul :
a. Tidak boleh evaluasi program pemerintah
b. Boleh berupa tinjauan/ studi deskriptif asal ditulis dengan runtut.
c. Diperbolehkan memilih tema yang sama tetapi lain daerah atau tempat
penelitian
d. Bila tema dan tempat penelitian sama, maka syaratnya adalah penelitian
yang terdahulu sudah berselang waktu minimal selama dua tahun,
karena dianggap kondisi sudah berubah
e. Judul diperbolehkan dari tema kesehatan secara umum (misalkan
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, kondisi penyakit tertentu,
pengendalian vector penyakit, teknologi pencegahan/pengendalian
penyakit dsb namun diarahkan ditinjau secara epidemiologis)
Bila judul yang diajukan sudah layak diterima maka akan mendapatkan
persetujuan koordinator skripsi.
Dalam setiap konsultasi, mahasiswa diwajibkan untuk membawa:
a. Buku konsultasi,
b. Pendoman Skripsi,
c. Hasil koreksi pembimbing pada konsultasi sebelumnya,
d. Buku atau referensi yang dikutip (minimal foto copy cover, banner,
dan halaman yang dikutip), bila diperlukan.
Bila syarat tersebut di atas tidak dipebuhi maka pemibimbing tidak akan
melayani pembimbingan skripsi saat itu, sampai mahasiswa membawa
semua syarat-syarat tersebut. Pada saat knsultas pembimbing diharapkan
dapat memberikan pertanyaa-pertanyaa yang berhubungan dengan
permasalahan yang diajukan dan harus dijawab oeh mahasiswa dengan
permasalahan yang diajukan dan haus dijawab oleh mahasiswa yang
4
bersangkutan. Bila mahasiswa tidak bisa menjawab pertanyaan dengan
tepat, maka ia disarankan untuk mempelajari kembali dan sudah menguasai
ketika konsultasi berikutnya.
3. Survey pendahuluan atau pra eksperimen
Untuk memperkuat latar belakang atau argument mengenai pentingnya
penelitian tersebut dilakukan, maka penilis wajib melakukan survey
pendahuluan dan atau eksperimen pendahuluan (bila bersifat eksperimen).
Hal ini juga dimaksudkan agar mahasiswa meneliti sesuatu yang benar-
benar ada dan dengan permasalahan yang tidak dibuat-buat.
4. Menyusun proposal penelitian
Penyusunan proposal dilakukan agar kegiatan penelitian data dilaksanakan
dengan baik, cermat dan terarah. Proposal penelitian tidak bersifat kaku,
melainkan masih memnungkinkan dilakukannya perubaha, setelah melihat
serta menyesuaikan dengan kondisi di lapangan. Penyusunan proposal
penelitian dilakukan dengan memperhatikan berbagai kaidah yang telah
diperoleh mahasiswa dalam mata kuliah Metode Penelitian serta saran-
saran dari dosen pemibimbing. Mahasiswa diharapkan sesering mungkin
bertemu dengan pembimbing untuk meminimalkan kesalahan dalam
penelitian maupun penulisan skripsi.
5. Mengumpulkan data dan informasi
Mahasiswa dapat memulai mengumpulkan data dan informasi yang
diperlukan untuk penyusunan skripsi dengan berpendoman pada proposal
penelitian yang sudah disusun. Adapun syarat lain yang harus dipenuhi
adalah telah lulus ujian atau seminar proposal dan telah memperbaikinya
(bila ada revisi) yang dibuktikan dengan adanya tanda tangan pengesahan
pada halaman pernyataa persetujuan oleh kedua pembimbing dan ketua
program studi kesehatan masyarakat, serta sudah mendapatkan form ijin
penelitian sesuai format yang dicontohkan pada lampiran 2. yang selanjutnya
akan mendapatkan surat pengantar ijin penelitian dari fakultas. Form ijin
5
penelitian dibuat rangkap dua, satu untuk mahasiswa dan satu lagi
dikumpulkan kepada pembimbing I.
6. Menilai materi atau bahan penelitian
Setelah referensi terkumpul, mulailah menilai, memilih dan menentukan
bahan-bahan mana yang benar-benar sesuai dengan topic. Pada tahap ini
ruang lingkup skripsi mulai benar-benar dipersempit. Seringkali pada tingkat
ini penulis merasa perlu merubah topik.
7. Penyelesaian skripsi
Pada saat menyelesikan skripsi, yang perlu diingat adalah bahwa bidang
yang situlis harus berada pada ruang lingkup ilmu kesehatan masyarakat,
sehingga penekannya juga pada imu kesehatat masyarakat (epidemiologi).
Ilmu-ilmu lainnya seperti kedoteran, hokum, gizi dan sebaginya merupakan
ilmu penunjang saja.
E. Sistematika
Dalam menyusun skripsi sebagai suatu laporan penelitian, terdapat perbedaaan
sistematika sesuai dengan jenis dan rancangan penelitian. Suatu penelitian yang
menguji hipotesis baik observasional maupun eksperimen berbeda dengan
penelitian yang tidak mennguji hipotesis. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada
table 1 berikut ini :
Tabel 1. Perbedaan Sistematika Penulisan Skripsi atau yang
menguji hipotesis (Analitik) dan yang tidak menguji hipotesis (Deskriptif)
Sistematika Penulisan Skripsi yang tidak menguji hipotesis (Deskriptif)
Sistematika Penulisan Skripsi yang menguji hipotesis (Analitik)
HALAMAN SAMPUL
ABSTRAK
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PERNYATAAN PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
BIODATA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
HALAMAN SAMPUL
ABSTRAK
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PERNYATAAN PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
BIODATA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Masalah Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Ruang Lingkup Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Memuat materi yag dirujuk
Point terakhir adalah kerangka teori
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
B. Subjek Penelitian
C.Waktu dan Tempat
D.Populasi dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
a. Jumlah sampel
b. Teknis/cara pengambilan sampel
E. Pengumpulan Data
1. Jenis Data
2. Sumber Data
3. Cara Pengumpulan Data
F. Langkah-langkah penelitian
1. Instrumen penelitian
2. Bahan
3. Jalannya Penelitian
G.Pengolahan Data
H.Analisis Data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Masalah Penelitian
C. Hipotesis
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Ruang Lingkup Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Memuat materi yang dirujuk
Point terakhir adalah kerangka teori
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
B. Subjek Penelitian
C. Waktu dan Tempat
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
a. Jumlah sampel
b. Teknis/cara pengambilan sampel
E. Variabel Penelitian
1. Jenis Variabel
2. Kerangka Konsep
3. Definisi Operasional Variabel
F. Pengumpulan Data
1. Jenis Data
2. Sumber Data
3. Cara Pengumpulan Data
G. Langkah-langkah penelitian
1. Instrumen penelitian
2. Bahan
3. Jalannya Penelitian
H. Pengolahan Data
I. Analisis Data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
II. MEKANISME PENGAJUAN PROPOSAL DAN ATAU SKRIPSI
A. TEMA
Tema yang dapat diajukan sebagai bahan penyusunan skripsi adalah masalah-
masalah kesehatan baik berupa penyakit , masalah kesehatan lain, dan hal-hal
yang berkaitan dengan masalah tersebut.
Contoh :
a. Kejadian penyakit diare
b. Survey kondisi lingkungan yang mempengaruhi kejadian demam berdarah.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan lalu lintas.
d. Survei mikrobakteri pada jamu gendong.
B. MEKANISME PENGAJUAN PROPOSAL DAN ATAU SKRIPSI
1. Syarat Administrasi
a. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif (administrai dan akademik)
b. Mata kuliah skripsi tercantum pada KRS pada semester yang
bersangkutan (semester VII)
2. Syarat Akademik
a. Bagi mahasiswa regular (asal SMA) telah menempuh satuan kredit
semester minimal 128 sks
b. Bagi mahasiswa asal DIII (Lintas jalaur dan ekstensi minimal 36 sks)
c. Tidak sedang menjalankan sanksi akademik
d. Tidak sedang menjalani cuti akademik
e. Tidak ada nilai E (di KHS)
3. Bobot Satuan Kredit Semester
Bobot satuan kredit semester (sks) skripsi sebanyak 4 sks yang terdiri dari :
a. Seminar proposal : 2 sks
b. Penulisan skripsi : 2 sks
4. Tata Cara Pengajuan Proposal dan atau Skripsi
8
a. Pengajuan Proposal
1). Mahasiswa sudah memenuhi sks untuk mengambil skripsi
2). Mahasiswa mengambil dan mengisi form pada koordinator skripsi
3). Mengajukan Tema/judul diajukan kepada coordinator skripsi
sebanyak 3 tema.
4). Pengajuan tema/judul dapat dimulai dari awal semester VI.
5). Melampirkan fotocopy KRS
6). Menunggu persetujuan dari koordinator skripsi
b. Seminar Proposal
1). Seminar proposal dilaksanakan setelah penyusunan sampai BAB III
(metode penelitian) dan disetujui oleh pembimbing I & II. Tujuannya
untuk mendapatkan masukan-masukan perbaikan, agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengumpulan data.
2). Pelaksanaan seminar proposal tergantung dari pembimbing I & II.
3). Mahasiswa dapat mengajukan seminar proposal apabila telah
menghadiri seminar mahasiswa lain minimal 4 (empat) kali pertemuan
dan aktif dalam memberikan masukan selama seminar proposal.
4). Mahasiswa mendaftarkan diri kepada panitia skripsi untuk seminar
proposal harus melampirkan syarat-syarat yang ditentukan.
5). Proposal telah disetujui oleh Pembimbing
6). Proposal harus diserahkan ke panitia skripsi minimal 1 (satu) minggu
sebelum seminar dilaksanakan.
7). Mahasiswa wajib mengumumkan dan mengundang secara terbka
yang berisi nama mahasiswa yang akan melaksanakan seminar
proposal, waktu dan tempat seminar, pada papan pengumuman yang
disediakan fakultas, agar dapat diketahui dan dihadiri oleh mahasiswa
lain.
8). Pengumuman/ undangan terbuka ditempel minimal 3 (tiga) hari
sebelum seminar dilaksanakan.
9). Mahasiswa mengambil form nilai di panitia skripsi. Setelah seminar,
mahasiswa harus memperbaiki proposal sesuai masukan-masukan
pada saat seminar.
9
10). Setelah hasil revisi/perbaikan setujui oleh pembimbing, proposal dijilid
dan dikumpulkan kepada coordinator sebagai syarat untuk
mendapatkan surat pengantar permohonan ijin penelitian.
c. Masa Berlaku Proposal
1). Proposal yang telah disetujui dan diseminarkan, diwajibkan untuk
diindak lanjuti dalam penelitian dan penulisan skripsi.
2). Apabila proposal yang telah diseminarkan tidak ditindak lanjuti
sampai 2 (dua) semester terhitung sejak proposal diseminarkan,
maka mahasiswa harus membuat proposal baru.
C. PELAKSANAAN PENELITIAN
1. Penelitian dilaksanakan setelah mendapatkan surat ijin untuk melaksanakan
penelitian.
2. Setelah melaksanakan penelitian, peneliti wajib melampirkan surat
keterangan telah melaksanakan penenlitian dari instansi atau lokasi
penelitian.
D. PEMBIMBING
1. Penentuan Pembimbing
a. Pembimbing ditunjuk oleh koordinator skripsi sesuai tema yang diajukan
oleh mahasiswa
b. Pembimbing terdiri dari pembimbing I dan pembimbing II.
c. Mahasiswa menghadap pembimbing yang ditunjuk dengan membawa
surat pengantar dari koordinator
d. Acc tema/judul tergantung pada pembimbing I yang ditunjuk koordinator
e. Setelah tema/judul di acc pembimbing I, selanjutnya mahasiswa dapat
menyusun skripsi dengan dibimbing oleh kedua pembimbing.
2. Syarat Pembimbing
a. Pembimbing I berpendidikan minimal S2
b. Pembimbing II berpendidikan minimal S1
3. Pengajuan pembimbing dari program studi kesmas atau luar FIK UMS
10
a. Apabila pembimbing berasal dari luar prodi, prodi akan meminta secara
resmi kepada kepala bagian/ Ka. Prodi lain yang ditunjuk untuk menunjuk
pembimbing II
a. Apabila pembimbing berasal dari luar FIK UMS, pengajuan permohonan
secara resmi ditandatangani oleh Pembantu Dekan I.
4. Pembimbing Berhalangan
a. Pembimbing yang tidak bias melakukan pembimbingan selama minimal
2(dua) bulan karena tugas belajar maupun tgas faklutas, wajib
melaporkan kepada coordinator skripsi.
b. Koordinator skripsi menunjuk pembimbing pengganti atas dasar
pertimbanngan pembimbing yang berhalangan.
E. PEMBIMBINGAN
1. Waktu dan tempat pembimbingan ditentukan oleh dosen pembimbing atas
pertimbangan usulam mahasiswa
2. Frekuensi pembimbingan :
a. Penulisan proposal minimal 4 (empat) kali pembimbingan
b. Penulisan skripsi minimal 4 (empat) kali pembimbingan.
F. SEMINAR PROPOSAL
Prosedur pelaksanaan seminar proposal sebagai berikut:
1. Jadwal dan tempat seminar proposal ditentukan oleh panitia skripsi
2. Dihadiri minimal 10 (sepuluh) mahasiswa
3. Dihadiri minimal 1 (satu) pembimbing
4. Menyediakan minimal 12 (dua belas) eksemplar untuk dibagikan kepada
peserta seminar
5. Pelaksanaan seminar dipimpin oleh pembimbing
6. Mahasiswa mempresentasikan proposal dihadapan peserta seminar
7. Nilai seminar proposal diserahkan kepada panitia skripsi maksimal satu hari
setelah seminar dilaksanakan.
11
G. UJIAN SKRIPSI
1. Syarat-syarat ujian skripsi
a. Sesuai jadwal/ batas waktu ujian yang ditentukan
b. Mendaftarkan diri ke panitia skripsi untuk melaksanakan ujian skripsi
dilengkapi dengan lampiran yang telah ditetukan oleh panitia skripsi
c. Melampirkan nukti tertulis dari pembimbing bahwa skripsi siap diuji
d. Menyerahkan skripsi 1 (satu) eksemplar ke koordinator skripsi 1 (satu)
minggu sebelum batas ujian dilaksanakan
e. Melampirkan kartu konsultasi pembimbingan
f. Melampirkan bukti lunas SPP semester yang bersangkutan
g. Mengikuti jadwal yang telah ditentukan oleh panitia skripsi
h. Telah melakukan seminar proposal, dengan menyerahkan surat
keterangan telah seminar dan kartu konsultasi
2. Pelaksanaan Ujian
a. Menggunakan sistem blok
b. Waktu dan tempat ujian ditentukan oleh panitia (koordinator) skripsi
c. Dihadiri oleh 2 (dua) pembimbing dan 1 (satu) penguji.
d. Apabila hanya ada 1 (satu) orang pembimbing yang hadir, maka ujian
masih bias dilaksanakan, dengan catatan pembimbing yang tidak hadir
wajib memberikan soal kepada pembimbing dan penguji yang hadir
sedangkan penguji yang hanya satu orang diharuskan hadir. Sedangkan
nilai sepenuhnya ditentukan oleh pembimbing dan penguji yang hadir.
3. Ketentuan kelulusan
a. Dosen pembimbing sebagai dosen penguji bertugas menilai mahasiswa
yang meliputi nilai rata-rata dari komponen :
1). Pelaksanaan penelitian
2). Penulisan skripsi
3). Penguasaan materi
b. Nilai akhir skripsi adalah rerata nilai dari seluruh komponen dan seluruh
Tim Pembimbing.
c. Metode Penilaian yang digunakan adalah nilai dengan rentang 0-4.
12
d. Bobot penilaian :
Pembimbing I : 3
Pembimbing II : 3
Penguji : 4
Nilai tersebut dijulahkan kemudian dibagi 10
Hasil nilai rata-rata dikonversikan ke nilai huruf adalah :
Nilai A : ≥ 3,6 - 4,0
Nilai AB : ≥ 3,1 – 3,5
Nilai B : ≥ 2,6 – 3,0
Nilai BC : ≥ 2,1 – 2,5
Contoh :
Pembimbing I : 3,5 x 3 = 10,5
Pembimbing II : 3,5 x 3 = 10,5
Penguji : 3, 75 x 4 = 15
36,0 : 10
Maka mahasiswa tersebut mendapat nilai 3,6 atau A
Mahasiswa yang mendapatkan nilai kurang dari 2,5 atau < BC
dinyatakan tidak luluas
Mahasiswa yang tidak lulus ujian skripsi mengulang, maka
pengurusan adminisatrasi dilakukan seperti ketika mengurus
pengajuan proposal
Penguji wajib menyerahkan nilai (dalam bentuk huruf) kepada
panitia skripsi maksimal satu hari setelah ujian dilaksanakan.
4. Penyerahan skripsi
Skripsi yang telah diujikan, diserahkan ke perpustakaan sebanyak 2 (dua)
eksemplar dengan syarat :
a. Telah direvisi dan disetuji oleh pembimbing dan penguji.
b. Memenuhi ketentuan Tata Cara penulisan skripsi.
5. Jadwal Seminar Proposal Skripsi
a. Jadwal seminar proposal maupun ujian skripsi, akan dilakukan dengan
sistem blok
b. Sistem blok tersebut berlaku untuk 1 (satu) periode wisuda tertentu yang
dijadwalkan universitas.
13
c. Jadwal ujian skripsi diumumkan 2 (dua) bulan sebelum wisuda yang akan
datang.
H. SANKSI
1. Mahasiswa
a. Sanksi bagi mahasiswa yang melakukan pelanggaran akademik (plagiat)
dalam penulisan proposal dan atau skripsi, mengacu pada peraturan
akademik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
b. Sanksi bagi mahsiswa yang melakukan pelangaran administratif
(pemalsuan tanda tangan) dalam penulisan proposal dan atau skripsi,
ditentukan oleh panitia skripsi.
2. Pengajar/Pembimbing/Penguji
Pengajar/ Pembimbing/ Penguji yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil
apabila melakukan pelanggaran, sanksi mengacu pada peraturan disiplin
PNS.
Pengajar/ Pembimbing/ Penguji yang bukan berstatus sebagai PNS apabila
melakukan pelanggaran dijatuhkan sanksi berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
14
III. PROPOSAL PENELITIAN
Proposal penelitian untuk skripsi terdiri atas : Bagian awal, Bagian utama,
Bagian akhir dan lampiran (instrument). Menyusun proposal berarti membuat
setengah bagian dari skripsi, yaitu dari bab I sampai bab III. Isinya hampir sama
dengan bab I, II, dan III pada skripsi, hanya kadang-kadang ada sedikit perubahan
setelah pelaksanaan penelitian/pengumpulan data di lapangan. Karena itu,
penyusunan proposal harus matang. Adapun contoh sistematika proposal skripsi
adalah:
HALAMAN COVER
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PERNYATAAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. BAGIAN AWAL
1. Halaman judul
Halaman judul memuat : Judul, Lambang Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Nama, dan Nomor Induk Mahasiswa, Nama Pembimbing, Nama
Almamater dan waktu (tahun) pengajuan proposal penelitian.
Diatas judul dituliskan Proposal Penelitian
a. Judul penelitian hendaknya dibuat singkat, jelas dan menunjukkan
dengan tepat masalah yang hendak diteliti, tidak bermakna ganda. Judul
penelitian maksimal terdiri atas 20 (dua puluh) kata.
b. Lambang Universitas Muhammadiyah Surakarta berbentk segilima
dengan diameter sekitar 5 cm
15
c. Nama mahasiswa ditulis dengan lengkap, tidak boleh disingkat,
diletakkan simetris terhadap kanan dan kiri halaman judul sesuai batas
margin.
d. Nomor Induks mahasiswa dicantumkan dibawah nama mahasiswa, tanpa
kata-kata NIM atau nomor mahasiswa.
e. Nama pembimbing ditulis lengkap pembimbing I dan pembimbing II.
f. Nama almamater meliputi : Program Studi Kesehatan Masyarakat,
Fakultas Ilmu Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
g. Waktu pengajuan ditunjukkan dengan menuliskan tahun dibawah nama
almamater.
Contoh halaman judul proposal penelitian dapat dilihat dalam lampiran 3.
2. Halaman persetujuan
Halaman persetujuan ini berisi persetujuan pembimbing I dan pembimbing II
lengkap dengan tanda tangan dan tanggal persetujuan.
Halaman persetujuan memuat : Judul, nama dan nomor mahasiswa, maksud
pengajuan proposal penelitian, tanggal diterima dan disetujui, nama dan
kedudukan pembimbing.
a. Judul Penelitian ditulis dengan huruf besar semua, kecuali bagi nama
ilmiah. Apabila judul penelitian lebih dari satu baris, susunannya diatur
seperti trapezium terbalik dengan jarak baris 1,5 spasi.
b. Nama dan nomor induks mahasiswa ditulis lengkap dan diletakkan
simetris ditengah sesuai batas margin, dengan jarak 3 spasi dari judul.
c. Maksud proposal penelitiann dinyatakan sebagai berikut : “Diajukan
sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir pada program studi
kesehatan masyarakat FIK UMS”
d. Tanggal disetujui ditulis diatas nama tim pembimbing skripsi.
e. Nama pembimbing ditulis lengkap dengan gelar dan NIP/NIK nya.
Kedudukan pembimbing dinyatakan dengan Pembimbing I dan
Pembimbing II.
Contoh halaman persetujuan proposal penelitian dapat dilihat pada
lampiran 4.
16
B. BAGIAN UTAMA
Bagian utama dari proposal skripsi adalah hanya terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
Karena Bab I, II dan III pada proposal ini sama dengan yang ditulis skripsi, maka
penjelasan tentang isi bab ini langsung mengacu pada buku pedoman ini BAB III
SKRIPSI.
Pada proposal, setelah bab III ditambahkan dengan Jadual Penelitian, yaitu
Menjelaskan rencana waktu yang akan diperlukan untuk menyelesaikan
penelitian yang dilakukan meliputi penelitian pendahuluan, pengumpulan data,
pengolahan data dan penyusunan skripsi dari pengajuan sampai ujian skripsi.
C. BAGIAN AKHIR
Bagian akhir dari proposal penelitian berisi daftar pustaka yang ditulis sesuai
dengan format metode HARVARD yang dapat dilihat pada buku pedoman BAB
IV dan lampiran berisi instrument/alat yang digunakan dalam pengumpulan data.
17
PROSES PENELITIAN
18
Teori Hasil Penelitian terdahulu
Pengalaman Empiris
Tujuan Khusus Tujuan KhususTujuan Umum
Masalah Penelitian
Hipotesis I
Kerangka Konsep
Kerangka teori
Hipotesis II Hipotesis III
Pengembangan Instrumen(Alat pengumpul/pengukur data)
Laporan Penelitian
Pengolahan dan analisis data
Pengumpulan Data
IV. SISTEMATIKA SKRIPSI
Sama halnya dengan proposal penelitian, skripsi juga terdiri atas tiga bagian, yaitu
Bagian Awal, Bagian Utama dan Bagian Akhir, tetapi isinya lebih luas dan lengkap.
A. BAGIAN AWAL
Bagian awal mencakup halaman sampul depan, halaman judul, halaman
pengesahan, pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar
lampiran.
Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis bagian awal skripsi
1. Halaman Sampul Depan
Halaman sampul depan disebut juga cover, yang terdiri dari Hard cover
dan soft cover. Halaman sampul memuat : judul skripsi, lambang
Universitas Muhammadiyah Surakarta, nama dan nomor induk
mahasiswa, nama almamater dan tahun penyelesaian skripsi.
a. Judul skripsi dibuat sesingkat-singkatnya seperti yang sudah
diuraikan pada proposal penelitian.
b. Lambang Universitas Muhammadiyah Surakarta berbentuk segi lima
dengan diameter sekitar 5 cm
c. Nama mahasiswa yang mengajukan skripsi ditulis lengkap (tidak
boleh ada singkatan) diletakkan simetris terhadap kanan dan kiri
halaman judul sesuai batas margin.
d. Nomor Induk mahasiswa dicantumkan dibawah nama mahasiswa,
tanpa kata-kata NIM atau nomor mahasiswa.
e. Nama almamater meliputi : Program Studi Kesehatan Masyarakat,
Fakultas Ilmu Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
f. Tahun penyelesaian skripsi adalah tahun ujian skripsi terakhir dan
ditempatkan dibawah nama almamater.
g. Tulisan pada cover menggunakan huruf Arial Size 11. Tidak
diperbolehkan menggunakan tipe huruf yang berbeda, untuk
memperindah bagian-bagian tertentu. Huruf pada halaman Cover
dicetak biasa (tidak timbul).
Contoh halaman sampul depan skripsi dapat dilihat dalam lampiran 5.
19
h. Punggung Skripsi ditulis secara berurutan : 2 buah garis (4,5 pt),
Skripsi, 1 Buah garis (1 pt), Judul Skripsi, 1 buah garis, Nama penulis
(U) dibawahnya ditulis NIM, 1 buah garis, tahun, 2 buah garis (4,5 pt).
Contoh punggung skripsi dapat dilihat pada lampiran 8b.
2. Abstrak
Abstrak dijilid bersama dengan Skripsi, ditempatkan setelah soft cover
sebelum halaman judul. Tidak perlu diindeks, tanpa nomor halaman,
yang berarti tidak dicantumkan dalam daftar isi. Ketentuan penulisan
abstrak sebagai berikut :
a. Abstrak ditulis dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan
Bahasa Ingris, dan merupakan uraian singkat tetapi dari isi skripsi
yang meliputi latar belakang, tujuan penelitian, metode, hasil
penelitian dan kesimpulan/saran.
b. Abstrak diketik dengan huruf Arial 11 dengan satu spasi dan
panjangnya tidak lebih dari 250 suku kata (1 lembar).
c. Pada bagian atas (center) ditulis dengan huruf capital ABSTRAK.
d. Berjarak dua spasi ke bawah ditulis berurutan nama penulis (Title
Case), titik dan angka yang menunjukkan NIM (rata kiri).
e. Di bawahnya berjarak dua spasi ditulis SKRIPSI (dalam spasi satu,
rata kanan-kiri, UPPER CASE) tanpa diakhiri tanda baca titik.
Kemudian dua spasi di bawahnya ditulis jumlah halaman permulaan
(dalam angka Romawi kecil)+ jumlah halaman isi skripsi : keterangan
ilustrasi dalam yang terdapat dalam skripsi (table, gambar, lampiran,
singkatan dll).
f. Isi abstrak yang berupa tujuan, metode, hasil-hasil yang menonjol dan
kesimpulan dari penelitian ditulis dua spasi di bawahnya (dalam satu
spasi, rata kanan kiri (Sentense case).
g. Berjarak dua spasi di bawahnya ditulis kata kunci (sentences case,
Bold) terdiri maksimal 5 suku kata atau minimal tiga kata yang diambil
dari pengertian judul yang ditulis (dari suku kata belakang ke depan
diambil dari judul).
20
h. Berjarak dua spasi ke bawah, menjorok ke kanan, ditulis Pembimbing
I dan Pembimbing II sesuai contoh, diikuti nama pembimbing lengkap
dengan gelarnya (Title case, Underline) yang berjarak empat spasi
dari tulisan tulisan di atasnya. Tulislah NIK atau NIP masing-masing
pembimbing, titik, dan nomornya.
i. Selanjutnya berjarak dua spasi di bawanya di tulis sama dengan yang
terdapat di halaman …
j. Mahasiswa diwajibkan membuat abstrak sejumlah skripsi yang
dijilidnya, ditambah tiga copy untuk dibuatkan indeks.
Contoh Abstrak ada pada lampiran 6.
3. Halaman Judul
Halaman judul berisi tulisan yang sama dengan halaman sampul depan,
tetapi diketik diatas kertas putih. Halaman judul merupakan halaman
pertama skripsi (angka romawi kecil), tetapi angka “i” tidak dicetak dalam
halaman judul ini.
Contoh halaman judul ada pada lampiran 7.
4. Halaman Hak Cipta
Halaman ini ditulis bertujuan untuk melindungi hak cipta penyusun
skripsi.
Ditulis : Hak cipta skripsi ada pada penulis.
Contoh halaman hak cipta ada pada lampiran 8a.
5. Halaman Pengesahan
Ada dua halaman pengesahan yaitu sebelum ujian skripsi dan sesudah
ujian skripsi.
a. Pernyataan Persetujuan
Halaman pengesahan sebelum ujian skripsi sudah ditanda tangai
dosen pembimbing. Perntayaan ini merupakan tanda bahwa proposal
mahasiswa siap diuji. Judul ditulis dalam huruf besar dengan jarak
llima ketuk daari tepi kanan dan kiri (bold, justified). Isi jarak tulisan
pada bagian ini selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9a.
21
b. Pernyataan Pengesahan
Halaman pengesahan setelah ujian skripsi dan ditandatangani oleh
kedua pembimbing dan penguji serta dilengkapi tanggal ujian. Judul
ditulis dalam huruf besar dengan jarak llima ketuk daari tepi kanan
dan kiri (bold, justified). Halaman pengesahan yang kedua inilah yang
disertakan dalam skripsi yang sudah selesai.
Contoh halaman pengesahan ada pada lampiran 9b.
6. Persembahan
Halaman persembahan dapat disertakan apabila dikehendaki oleh
penulis. Hal ini bukan merupakan suatu keharusan. Halaman motto tidak
perlu disertakan.
7. Riwayat Hidup
Pada halaman ini ditulis nama, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin,
agama, alamat dan riwayat pendidikan. Bagi penulis yang sudah berkerja
dapat disertakan riwayat pekerjaan. Riwayat pendidikan dimulai dengan
kata lulus SD X tahun Y seperti contoh pada lampiran 10. Jenis Huruf
Times New Roman size 12 spasi dua.
Contoh : Riwayat Hidup dapat dilihat pada lampiran 10.
8. Kata Pengantar
Pengantar mengandung uraian singkat tentang maksud skripsi,
penjelasan-penjelasan, dan menyatakan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yan benar-benar telah membantu dalam melaksanakan
penelitian, penyususnan nasakah, bantuan keuangan dan sebagainya.
Halaman ini dimulai dengan:
a. Menuliskan kata pengantar dengan huruf capital, center dan bold
b. Disi dari kata pengantar dengan jarak empat spasi dari tulisan kata
pengantar.
c. Bahasa yang digunakan tetap bahasa Indonesia sesua dengan EYD.
22
d. Tidak diperbolehkan menyebutkan nama samaran atau nama alias
dari pihak-pihk yang dibei ucapan terima kasih.
e. Dalam pengantar tidak terdapat hal-hal yang ilmiah
Contoh Kata pengantar dapat dilihat pada lampiran 11
9. Daftar Isi
Daftar isi dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh
tentang isi skripsi dan sebagai petunjuk bagi pembaca yang ingin
langsung melihat suatu bab atau anak sub judul, mendapatkan bagian
yang dicarinya tanpa harus membuka tiap-tiap halaman.
Ketentuan pembuatan daftar isi sebagai berikut :
a. Semua yang ada dalam skripsi yang dimulai dari halaman I judul)
sampai dengan lampiran, dincantumn dalam daftar isi secara
berurutan.
b. Di dalam daftar isi tertera urutan judul, sub judul dan anak sub judul
disertai dengan nomor halamannya.
c. Daftar isi diketik dengan huruf capital, center, dan bold.
d. Kata halaman ditulis si sebelah kanan bawah, berjarak baris tiga
spasi dari tulisan daftar isi, dan tiga cm dari batas tepi kanan.
e. Susunan daftar isis menyusul dua spasi di bawahnya.
f. Judul tiap bab diketik dengan huruf besar, sebentara judul sub bab
title case
g. Jarak antar bagian-bagian daftar isi adalah satu spasi.
Contoh daftar isi dapat dilihat pada lampiran12.
10. Daftar Tabel
Jika dalam skripsi terdapat banyak tabel (daftar), perlu adanya daftar
tabel yang memuat urutan judul tabel (daftar) beserta dengan nomor
halamannya. Tetapi kalau hanya ada beberapa tabel (daftar) saja, daftar
ini tidak usah dibuat. Ketentuan menyususn daftar tabel sebagai berikut :
a. Daftar tabel diketik seperti mengetik daftar isis dengan menggunakan
angka arab untuk penomoran tabel.
b. Penomoran tabel berurutan dan dimulai sejak kkemunculan pertama.
23
c. Bila berganti bab baru, tidak perllu dimulai dari nomor tabel yang
baru.
d. Setelah tulisan daftar tabel (Upper case, center, bold), empat spasi di
bawahnya ditulis kata tabel (Sentence case, left) dan halaman
(sentence case, right)
e. Dua spasi di bawahna ditulis nomor tabel dan judul tabelnya.
f. Judul tabel di daftar ini haru sama dengan judul tabel dalam isi
skripsi.
g. Akhir dari judul tabel dihubungkan denga titik-titik dengan nomor
haaman dimana tabel tersebut dijumpai dalam skripsi.
h. Judul tabel yang memberikan lebih dari satu baris ditulis di bawah
kata pertama kalimat atasnya.
i. Setiap judul berspasi dan jarak antara judul adaah dua spasi.
Contoh daftar tabel dapat dilihat pada lampiran 13
11. Daftar Gambar
Daftar gambar berisi urutan judul gambar dan nomor halamannya. Perlu
tidaknya suatu daftar gambar tersendiri, sama persyaratannya dengan
daftar tabel. Contoh daftar gambar dapat dilihat pada lampiran 14
12. Daftar Lampiran
Daftar lampiran dibuat bila skripsi dilengkapi dengan lampiran dan nomor
halamannya. Tulisan daftar lampiran (upper case, center, bold) diikuti
empat spasi di bawahnya kata lampiran (sentence case, left). Dua spasi
di bawahnya ditulis nomor lampiran seperti yang terera di lampiran skripsi
tiap-tiap mahasiswa.
Contoh daftar lampiran dapat dilihat pada lampiran 15
13. Daftar Singkatan
Bila terdapat beberapa singkatan di dalam skripsi, maka perlu dibuatkan
daftar singkatannya. Pembuatan singkatan harus sesuai dengan aturan-
aturan pada EYD. Tulisan daftar singkatan (Upper case, center, bold)
diikuti empat spasi di bawahnya singatan-singkatan yang ada di dalam
24
skripsi beserta kepanjangannya. Penyususnan daftar singkatan dibuat
sesuai urutan abjad. Contoh daftar singkatan dapat dilihat pada
lampiran 16
B. BAGIAN UTAMA
Bagian utama skripsi mengandung bab-bab : latar belakang, tinjauan pustaka,
cara penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran.
BAB I. PENDAHULUAN
Bab pendahuluan memuat latar belakang dan tujuan penelitian.
1. Latar Belakang
Latar belakang masalah khususnya di bidang kesehatan yang akan diteliti
dan harus ditunjang dengan data dari masalah tersebut yang diambil dari
data tingkat nasional, propinsi dan dari data masalah yang ada ditingkat
lokasi penelitian yang akan diambil, serta alasan mengapa penelitian
tersebut perlu dilakukan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun latar belakang
adalah :
Tidak terlalu luas atau melebar sehingga jauh dari konteks permasalahan
(langsung diarahkan pada masalah)
Berorientasi pada maksud dan konteks penelitian yang mungkin akan
dilakukan.
Disusun secara sistematis, ringkas dan terarah pada suatu permasalahan
yang ingin diteliti.
Pada latar belakang agar memuat :
a. Latar belakang dalam skripsi hampir sama dengan yang terdapat dalam
proposal penelitian dan mungkin sudah lebih diperluas.
b. Kalimat pengantar yang menuju pada permasalahan
c. Gambaran wilayah penelitian penelitian yang berhubungan dengan
permasalahan
d. Data pendukung yang didapat dari data sekunder, survei pendahuluan
dan atau pre eksperimen,
25
e. Berbagai dampak negative bagi manusia yang ditimbulkan dari
masalah yang akan diteliti, bisa bersumber dari pendahuluan maupun
teori yang telah ada.
f. Dukungan teori yang berhubungan dengan permasalahan namun
bukan berupa definisi
g. Kalimat penegasan pemilihan tema penelitian berdasarkan uraian pada
latar belakang, tanpa menuliskan kembali judul penelitian.
h. Penulisan isi latar belakang dibuat mengerucut dari hal-hal yang
bersifat spesifik mendukung permasalahan sampai ke yang sangat
spesifik.
2. Masalah Penelitian
a. Identifikasi Masalah
Perumusan masalah memuat penjelasan mengenai alasan-alasan
mengapa masalah yang dikemukakan dalam proposal penelitian itu
dipandang menarik, penting dan perlu diteliti. Permasalahan dapat
diambil dari kondisi/ fakta/ data yang menunjukkan kesenjangan,
kelemahan, kekurangan antara apa yang diharapkan (kondisi ideal)
dengan apa yang secara nyata ada (kondisi nyata) yang perlu diungkap
untuk dicari penyebabnya dan ingin dijawab dalam penelitian. Oleh
karena itu permasalahan yang ditentukan harus berdasarkan pada
studi pendahuluan, mengarah pada penentuan variabel maupun
hipotesis penelitian
b. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dinyatakan secara singkat, jelas dan sederhana,
menungkinkan untuk diuji atau dijawab secara ilmiah dan dalam bentuk
kalimat tanya.
Masalah adalah penentu arah jalannya penelitian, karena itu masalah
harus dirumuskan secara jelas, agar arah dan tujuan penelitian tidak
kabur atau rancu. Menurut Sastroasmoro dan Ismael (1995):14)
perumusan masalah masalah penelitian harus memenuhi syaratsyarat
sebagai berikut :
26
1. dikemukakan dalam kelimat tanya
2. substansi yang dimaksud hendaknya bersifat khas dan tidak
bermakna ganda
3. bila terdapat bayak pertanyaan penelitian harus dibuat dalam
kalimat yang terpisah
Banyaknya pertanyaan dalam masalah penelitian tergantung pada
luasnya ruang lingkup materi yang diteliti. Semakin luas ruang
lingkupnya maka semakin luas dan banyak pula pertanyaan penelitian
yang harus disusun.
Contoh :
Untuk penelitian deskriptif yang berjudul :
“Tinjauan Tentang Keadaan Lingkungan dan Kepadatan Rumah
pada Kejadian Penyakit Demam Berdarah di Wilayah Kerja
Puskesmas Kartasura I”
Rumusan masalah penelitiannya dapat disusun sebagai berikut:
1). Bagaimanakah keadaan lingkungan fisik rumah penduduk penderita
demam berdarah di wilayah kerja puskesmas Kartasura I ?
2). Bagaimanakah kepadatan rumah penduduk penderita penyakit
demam berdarah di wilayah kerja puskesmas Kartasura I ?
3). Adakah tempat-tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti pada
penderita demam berdarah ?
4). Apa saja jenis-jenis tempat perindukan nyamuk Aedes aegypty
pada penderita demam berdarah ?
Untuk penelitian analitik yang berjudul :
“Hubungan Kondisi Fisik Lingkungan Rumah dengan Kejadian
Penyakit Tuberculosis Paru di Kota Surakarta”
Rumusan masalah penelitiannya dapat disusun sebagai berikut:
1). Adakah ganting kaca pada rumah penduduk?
2). Bagaimana kondisi pencahayaan alami pada rumah penduduk?
3). Bagaimana kondisi lantai pada rrumah penduduk?
4). Bagaimana suhu pada rumah penduduk?
27
5). Bagaimana kelembaban ruangan kamar tidur pada rumah
penduduk?
6). Bagiamana kepadatan penghuni pada rumah penduduk?
7). Adakah hubungan antara kondisi pencahayaan alami dengan
kejadian penyakit TBC?
8). Adakah hubungan antara kondisi lantai dengan kejadian penyakit
TBC?
9). Adakah hubungan suhu ruangan dengan kejadian penyakit TBC?
10). Adakah hubungan antara kelembaban ruangan kamar tidur dengan
kejadian penyakit TBC?
11). Adakah hubungan antara kepadatan penghuni rumah dengan
kejadian penyakit TBC?
3. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari masalah penelitian yang masih
harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis perlu dicantumkan khususnya
pada penelitian yang menggunakan metode analitik baik observasional
maupun eksperimental yaitu yang menguji hubungan antara variabel.
Hipotesis berisi pernyataan singkat yang mengasumsikan adanya
hubungan antara variabel yang berdasarkan atas landasan teori atau
tinjauan pustaka dan merupakan jawaban/dugaan sementara terhadap
masalah penelitian yang dihadapi dan masih harus dibuktikan
kebenarannya. Pada penelitian deskriptif dan eksploratif tidak memerlukan
hipotesis. Adapun untuk penelitian kualitatif hipotesis dapat dikemukakan
dalam bentuk pertanyaan penelitian. Hipotesis ditulis dalam bentuk
kalimat pernyataan. Pernyataan hipotesis ditulis untuk masing-
masing variabel yang dihubungkan.
Contoh salah satu pernyataan hipotesis:
“Ada hubungan antara kondisi ventilasi rumah dengan kejadian
penularan TBC paru”
28
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah pernyataan tentang apa yang dapat diperoleh dari
penelitian yang akan dilaksanakan. Rumusan tujuan penelitian sama dalam
isi dan urutan dengan masalah penelitian. Perbedaannya hanya pada
bentuk kalimatnya saja, yaitu pada masalah penelitian berupa kalimat
tanya sedangkan pada tujuan penelitian disusun dalam kalimat pernyataan.
Dalam bagian ini disebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai
meliputi :
a. Tujuan Umum: berisi tujuan keseluruhan yang ingin dicapai dalam
penelitian. Dalam pembuatan tujuan penelitian harus dinyatakan
dengan jelas sehingga mudah dipahami.
b. Tujuan Khusus: berisi tujuan spesifik yang harus disesuaikan dengan
jumlah variabel yang akan diteliti.
Contoh :
Untuk rumusan masalah dibwah ini:
“Adakah Hubungan Kondisi Fisik Lingkungan Rumah dengan
Kejadian Penyakit Tuberculosis Paru di Kota Surakarta”
Tujuan Umum penelitiannya adalah :
Mengetahui hubungan Hubungan Kondisi Fisik Lingkungan Rumah
dengan Kejadian Penyakit Tuberculosis Paru di Kota Surakarta”
Tujuan Khususnya adalah :
1. Mengetahui adanya genting kaca pada rumah penduduk?
2. Mengetahui kondisi pencahayaan alami pada rumah penduduk?
3. Mengetahui kondisi lantai pada rrumah penduduk?
4. Mengukur suhu pada rumah penduduk?
5. Mengukur kelembaban ruangan kamar tidur pada rumah penduduk?
6. Mengetahui kepadatan penghuni pada rumah penduduk?
7. Membuktikan hubungan antara kondisi pencahayaan alami dengan
kejadian penyakit TBC?
8. Membuktikan hubungan antara kondisi lantai dengan kejadian penyakit
TBC?
29
9. Membuktikan hubungan suhu ruangan dengan kejadian penyakit TBC?
10. Membuktikan hubungan antara kelembaban ruangan kamar tidur
dengan kejadian penyakit TBC?
11. Membuktikan hubungan antara kepadatan penghuni rumah dengan
kejadian penyakit TBC?
5. Manfaat Penelitian
Pada bagian ini ditulis manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian yang
dipisah sesuai dengan pihak-pihak penerima manfaat tersebut, misalnya
bagi mahasiswa, masyarakat, dinas, instansi terkait dimana penelitian
dilaksanakan. Ataupun bagi perkembangan ilmu pengetahuan bila
penelitian tersebut benar-benar memberikansumbangan yang nyata
(inovatif) bagi ilmu pengetahuan. Bila hanya terdapat satu manfaat
penelitian, maka tidak perlu ditulis dengan penomoran, cukup ditulis dalam
bentuk paragraf saja.
6. Ruang lingkup
Ruang lingkup berisi pembatasan masalah yang dibahas dalam skripsi.
Dalam skripsi cukup ditulis:
Ruang Lingkup materi pada penelitian ini dibatasi pada perbahasan
mengenai……………
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Ketentuan dalam penulisan tinjauan pustaka antara lain
1. Teori yang relevan
Tinjauan pustaka isinya teori-teori yang mendasai pembahasan serta
pemecahan masalah yang akan diteliti. Pilih teori-teori ynag benar-benar
relevan dengan permasalahan yang akan diteliti, untuk menghindari jadinya
skripsi yang terlalu tebal tetapi dengan isi yang kurang bermutu dan juga
untuk menghemat biaya.
2. Kerangka Teori
Bagian terakhir dari bab II adalah adanya kerangka teori. Kerangka teori
merupakan kerangka fakir peneliti yang memuat rangkuman ilmu-ilmu atau
30
teori-teori yang mendasari penelitian, termasuk di dalamnya bisa terlihat
gambaran penelitian. Berupa landasan teori atau kerangka pemikiran yang
telah dijabarkan dari referensi yang meliputi teori asli, hasil penelitian
terdahulu yang disusun sebagai tuntunan untuk memecahkan masalah
penelitian dan untuk merumuskan hipotesis. Kerangka teori berbentuk
bagan alur pemikiran. Kerangka alur pemikiran ini dapat disusun sendiri
oleh peneliti berdasarkan telaah pustaka teori dan hasil penelitian
terdahulu, maupun dari kerangka teori yang telah disusun penelitia
sebelumnya dengan modifikasi (penyempurnaan). Kerangka teori
merupakan dasar untuk membuat kerangka konsep.
3. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan penyederhanaan dari kerangka teori. Dalam
pelaksanaan kegiatan penelitian, berdasarkan kerangka teori yang ada
peneliti memilih beberapa faktor yang fisibel (dapat dilakukan) untuk diteliti
sebagai variabel penelitian. Kerangka konsep mengarahkan pada
hubungannya dengan variabel yang akan diteliti sebagai acuan dalam
penyusunan metode penelitian.
BAB III. METODE PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan cara penelitian, yang diuraikan secara rinci tentang :
rancangan penelitian, subyek/obyek penelitian, lokasi, waktu pelaksanaan,
rancangan percobaan atau teknik pengumpulan data, alat pengumpulan data,
dan analisis data. Pada bab ini, seharusnya sudah matang pada proposal
penelitian, namun kemungkinan akan ada perubahan/ perbaikan setelah
dilakukan di lapangan.
Berikut ini hal-hal yang harus dijelaskan :
1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian harus dinyatakan spesifikasinya dan selengkap-
lengkapnya menggunakan penelitian observasional seperti cross-sectional,
case control, atau eksperimental. Rancangan yang dipilih hendaknya
disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai Lebih baik bila dilengkapi
dengan bagan rancangan penelitian. Untuk penelitian di laboratorium
haruslah disebutkan asal, cara penyiapan, sifat fisis, dan susunan kimia
31
bahan yang dipakai. Hal ini perlu dikemukakan agar peneliti lain yang ingin
menguji ulang penelitian itu tidak sampai salah langkah.
2. Subyek/obyek penelitian
Subjek/objek penelitian adalah manusia, benda, zat, bahan, hewan,
tumbuhan, bentuk energi panas, daya listrik, getaran, suara sdb),
ekosistem, air, tanah atau udara yang memiliki karakteristik yang diteliti.
Subjek /objek penelitian diuraikan secara ringkas dan jelas. Kata Subjek
digunakan apabila yang diteliti manusia, sedangkan objek lebih sering
digunakan apabila yang diteliti selain manusia dan biasanya pada
penelitian eksperimental.
3. Lokasi dan Waktu
Pada bagian ini sebutkan lokasi dan waktu dilaksanakan penelitian
(pengumpulan/pengambilan data). Waktu tidak perlu dirinti mulai dari
persiapan sampai penyelesaian skripsi. Jalan penelitian berupa uraian
yang lengkap dan terinci tentang langkah-langkah yan telah diambil pada
pelaksanaan penelitian termasuk cara mengumpulkan data.
4. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi merupakan kumpulan elemen-elemen atau unsur-unsur yang
akan diteliti karakteristiknya pada suatu penelitian. Populasi dan
sampel penelitian digunakan untuk penelitian yang bertujuan
menggeneralisasikan, sedangkan untuk penelitian (studi kasus) sampel
diambil dengan obyek dan subyek dari penelitian. Sebutkan secara
jelas dan lengkap kriteria unsur-unsur yang termasuk dalam angoota
populasi.
Hal ini penting untuk mengetahui bagi siapa dan dalam lingkup wilayah
mana hasil penelitian yang akan diperoleh nantinya dapat
digeneralisasi.
32
b. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti dalam penelitian.
Pada bagian ini sebutkan mana yang dimaksud dengan sampel,
bagaimana cara pengambilannya, berapa besarnya proporsi sampel
yang digunakan, dan apa rumus yang digunakan untuk menentukan
besarnya sampel
Berdasarkan sifat homogenitas populasi, luasnya cakupan wilayah
pupolasi, dan waktuyang tersedia untuk pelaksanaan pengambilan
sample, dan maka perlu ditentukan salah satu teknik sampling, seperti
simple random sampling, stratified random sampling, multistage
sampling, cluster sampling, purposive sampling dll.
Uraikan secara singkat prosedur pelaksanaan pengambilan sampel
dengan salah satu teknik sampling yang telah dientukan dan mengapa
tenik tersebut yang dipilih.
5. Variabel Penelitian
Variabel penelitian hanya ditulis pada skripsi yang meneliti secara analitik
yakni menguji hubungan antar variabel baik observasional maupun
eksperimental. Variabel penelitian ditulis secara rinci sesuai kedudukan
masing-masing varibel dalam kerangka konsep, namun tidak perlu ditulis
definisi dari masing-masing jenis variabel. Misalnya :
Variabel bebas : kondisi vantilasi, suhu, kelembaban dll.
Variabel terikat : kejadian penularan penyakit TBC paru.
Variabel antara: status Gizi, Imunisasi dll
Variabel kendali dan variabel pengganngu biasanya digunakan dalam
penelitian eksperimental, yang menggambarkan variabel kondisi yang
dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan/disamakan kondisinya
pada saat perlakuan diberikan.
6. Definisi Operasional Variabel (DOV)
Definisi operasional variabel adalah rumusan dari konsep peneliti
mengenai semua variabel yang telah ditulis dalam kerangka konsep, yang
33
bersifat operasional sehingga memungkinkan dilakukannya pengamatan
atau pengukuran kuantitas ataupun kualitas objek sebagai parameternya.
Definisi operasional variabel menunjukkan kategori penilaian serta skala
data yang digunakan, terutama bila variabel yang didefinisikan adalah
variabel yang diuji hipotesisnya (variabel terikat dan variabel bebas).
DOV Menjelaskan operasionalisasi ukuran dan cara pengukuran data
lapangan berdasarkan definisi yang dicari dari referensi, baik atas dasar
teori maupun hasil penelitian sebelumnya, juga menurut operasional
program, ataupun menurut indikator nasional/internasional.
7. Pengumpulan Data
a. Jenis Data
Sebutkan data-data yang akan dikumpulkan dan dianalisis, sesuai
dengan jenisnya. Data yang dituliskan di sini dapat berupa data
kualitatif maupun data kuantitatif. Data kuantitatif masih dijabarkan lagi
dalam dua bentuk, yaitu data diskrit dan data kontinyu. Definisi dari
jenis-jenis data tidak perlu diuraikan, cukup contoh-contohnya saja,
namun mahasiswa wajib memahami definisi terebut. Data-data tersebut
nantinya harus tertera pada daftar pertanyaan, kuesioner, checklist
ataupun formulir isian yang akan digunakan sebagai instruemen
pengumpulan data.
b. Sumber Data
Sumber data dapat berpa data primer, sekunder dan tertier. Sumber
data primer merupakan sumber yang memungkinkan peneliti
memperoleh data secara langsung, misalnya dengan cara penguuran
maupun pengamatan atau observasional. Sumber data sekunder
merupakan tempat atau orang dimana penulis memperoleh data dari
orang lain misalnya data demografi dari kantor kelurahan/desa, dari
BPS dll.
c. Cara Pengumpulan Data
Pada bagian ini dijelaskan teknik-teknik yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dapat terdiri satu cara
atau lebih tergantung pada teknik yang akan digunakan dan jenis data
34
yang dikumpulkan. Contoh cara pengumpulan data adalah wawancara
langsung, pengamatan atau observasi, kuesioner pengukuran dll.
d. Alat Penelitian/Instrumen Penelitian.
Menjelaskan tentang spesifikasi alat yang digunakan dalam
pengumpulan data dan pengukuran data. Instrumen dapat berupa :
kuesioner, pedoman wawancara, pedoman observasi, chekslist,
angket, formulir isian untuk pengamatan dan pengukuran, seperti
timbangan, tensimeter dll. dan alat lain yang sesuai dengan jenis
penelitian.
8. Pengolahan Data
Pada bagian ini peneliti menguraikan secara ringkas mengenai langkah-
langkah yang dilakukan dalam mengolah data penelitian beserta contoh
data-data yang dioleh. Pengolahan data lazimnya meliputi langkah-langkah
editing, coding, entry data, tabulating, dan pembuatan grafik bila dipandang
perlu.
9. Analisis data
Analisis data yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
penelitian untuk menjawab masalah penelitian. Mengungkapkan teknik
atau cara yang digunakan dalam analisis data disertai alasan penggunaan
cara analisis tersebut untuk menjawab masalah dan mencapai tujuan
penelitian. Analisis diuraikan secara jelas teknik analisis statistik yang
digunakan, apabila penelitian analitik kuatitatif. Sedangkan bila penelitian
kualitatif, maka diuraikan cara analisis yang dilakukan menggunakan
metode content analisis (deskripsi isi). Bentuk analisis dapat berupa :
a. Analisis Deskriptif/Univariat
Analisis ini dilakukan pada data masing-masing variabel secara
terpisah. Data yang tertera pada tabel dengan cara menguraikan nilai
persentasenya, atau menggunakan nilai-nilai statistic dekriptif (seperti
rata-rata, standar deviasi, nilai minimal dan maksimal). Sedangkan
dalam bentuk grafik dengan cara menguraikan nilai-nilai yang
35
tercantum di dalamnya, membandingkan dengan standart atau teori
yang terkait.
b. Analisis Analitik
1) Analisis Bivariat
Bagi mahasiswa setingkat S1, analisis yang digunakan cukup
bivariat, namun tidak menutup kemungkinan apabila mahasiswa
sudah mampu untuk melakukan analisis multivariate.
Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hipotesis antara satu
variabel bebas dan sati variabel terikat. Bila menggunakan analisis
cara manual maka rumus pehitungannya disertakan, namun bila
menggunakan perangkat lunak computer seperti SPSS, Epiinfo
ataupun fasilitas pengolahan data lainnya, maka rumus perhitungan
tidak perlu dicantumkan, cukup dengan menuliskan nama program
dan versi yang digunakan.
Contoh analisis yang biasa digunaan adalah uji-t, uji Z, uji Chi
square, analisis varians, uji korelasi, regresi dll.
Tabel hasil pint out analisi data harus dicantumkan dalam lampiran
laporan skripsi.
2) Analisis Multivariat
Analisis ini sering digunakan untuk mahasiswa setingkat magister,
yang digunakan untuk menganalisis banyak variabel sekaligus.
Cara penulisan sama dengan pada analisis bivariat.
BAB IV. HASIL PENELITIAN
Bab ini isinya memaparkan hasil penelitian dan mengemukakan pemikiran
penulis. Hasil penelitian terdiri dari tiga bagian, yaitu : gambaran umum, hasil
penelitian dan hasil analisis data.
1. Gambaran umum
Bagian ini memaparkan gambaran lokasi penelitian yang belum
dicantumkan dalam latar belakang, data jumlah penduduk, batas-batas
wilayah dll, disesuaikan dengan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.
36
Penulisannya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan, tidak
berlebihan, singkat dan padat.
2. Hasil penelitian
Hasil peneitian dibagi menjadi dua bagian, yaitu hasil penelitian variabel
utama dan hasil penelitian variabel lain. Data yang dicantumkan adalah
data yang sudah diolah saja, dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik.
Bila ada data yang diambil dari sumber sekunder, maka dibawah tabel atau
gambar harus dituliskan sumbernya.
3. Hasi analisis data
Hasil pengolahan data statistik juga dibahas pada bab ini, semua analisis
statistik dari univariat, bivariat dan multivariate (kalau ada) juga
dicantumkan. Dalam memaparkan hasil analisis statistik, pada bab ini
dibuat tabel ringkasan sesuai variabel yang dianalisis. Bukan mengcopy
tabel hasil print out analisis.
Hasil-hasil yang diperoleh kemudian dikaitkan dengan hipotesis. Hasil uji
statistik (pengujian hipotesis) dilampirkan.
Grafik dan tabel dimasukkan pada bab ini dengan memperhitungkan
tempat yang tersedia.
Dalam penelitian degan metode kualitatif, hasil penelitian harus lebih
banyak dikemukakan dengan bentuk “narasi” (kalimat), penggunaan tabel
apabila perlu saja, dan dalam hasil harus disertakan dengan tanggapan
pendapat responden melalui papara dalam “cuplikan” yang diberi kotak.
BAB V. PEMBAHASAN
Bab ini merupakan bab V skripsi. Pembahasan bertujuan untuk memberikan
arti pada hasil penelitian, menunjang atau meolak hipotesis, serta
mengembangkan teori.
Pembahasan dimulai dari halhal yang utama, dihubungkan dengan semua
variabel, termasuk gambaran umum, kemudian ditegaskan dengan interpetasi
hasil uji stattistik.
37
Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan teori, hasil atau pendapat peneliti
lain dibidang tersebut yang sudah disiapan dalam bab II. Semua teori yang
dikutip di pembahasan harus ada di tinjauan pustaka. Pembahasan tidak
dengan mengulang penulisan hasil penelitian pada bab IV tetapi dengan cara
berupa penjelasan hasil yang dihubungkan dengan teori atau
dibandingkan dengan hasil penelitian yang terdahulu dan sejenis. Perlu
dikemukakan alasan mengapa hal itu bisa terjadi serta asalan kelemahan-
kelemahan dalam penelitian, mengingat rancangan penelitian biasanya cross
sectional maka ada kemungkinan hasil yang didapat belum tentu merupakan
pengaruh adanya perlakuan. Demikian juga dikemukakan adanya
kemungkinan kelemahan dari cara pengambilan sampel, proses penelitian dan
lain-lain. Hasil pengolahan data statistik juga dibandingkan dengan hasil yang
diperoleh penelitian lain yang sumbernya tercantum dalam DAFTAR
PUSTAKA.
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dan saran harus dinyatakan secara terpisah.
1. Kesimpulan
Merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil
penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran hipotesis.
Kesimpulan memuat hasil penelitian secara sistematis. Semua yang tertulis
dalam tujuan penelitian perlu dicantumkan dalam kesimpulan.
2. Saran
Saran yang disampaikan dibuat secara operasional berdasarkan hasil yang
didapat selama di lapangan, juga berdasarkan pengalaman dan
pertimbangan yang rasional dari penulis. Saran ini perlu kejelasan kepada
siapa ditujukan, kepada instansi terkait, peneliti selanjutnya atau kepada
masyarakat, biasanya disesuaikan dengan sub bab manfaat penelitain.
C. BAGIAN AKHIR
Bagian ini merupakan bagian akhir yang tidak ditandai JUDUL BAB tetapi
penomoran halamannya melanjutkan nomor halaman sebelumnya. Bagian
akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.
38
1. Daftar Pustaka
Daftar pustaka dalam skripsi merupakan suatu keharusan. Daftar
pustaka disusun seperti pada proposal penelitian, yaitu suatu daftar umum
yang memuat semua sumber informasi yang telah dikutip dalam KTI.
Semua pustaka yang telah dikutip dalam KTI harus dimasukkan dalam
daftar pustaka, sebaliknya tidak boleh mencantumkan pustaka yang tidak
dikutip dalam KTI ke dalam daftar pustaka. Daftar pustaka yang dikutip
diharapkan merupakan daftar pustaka terbaru (up to date), berkisar an tara
tahun ketika KTI dibuat sampai sepuluh tahun ke belakang. Ketentuan ini
tidak berlaku bila ilmu yang dirujuk belum banyak diterbitkan oleh ilmuwan
yang berkompeten.
Daftar pustaka diketik ditengah-tengah (kapital, bold). Tiga spasi di
bawahnya, dimulai dari kiri, ditulis pustaka yang dirujuk. Tiap pustaka
diketik satu spasi dan diantara dua pustaka diketik dua spasi. Baris kedua
dan seterusnya dari tiap pustaka ditulis di bawah huruf ke lima baris kalimat
di atasnya (hanging). Bila terdapat dua atau lebih pustaka yang ditulis oleh
penulis yang sarna, maka nama penulis tersebut hanya muncul pada
pustaka pertama. Pustaka kedua dan seterusnya tidak ditulis nama
pengarangnya, namun diganti dengan garis sepanjang tujuh ketuk. Pustaka
pertama tersebut dipilih berdasarkan abjad awal judul pustakanya.
2. Lampiran
Lampiran dipakai untuk menempatkan data atau keterangan lain yang
berfungsi untuk melengkapi uraian yang telah disajikan dalam bagian
utama skripsi. Yang termasuk dalam lampiran adalah:
a. Kusioner
b. Peta, gambar atau foto kegiatan penelitian
c. Rekapitulasi hasil wawancara (untuk penelitian kualitatif)
d. Surat Keterangan telah melaksanakan penelitian
e. Lampiran-lampiran lain yang terkait.
39
V. TATA CARA PENULISAN SKRIPSI
Tata cara penulisan ksripsi meliputi : Bahan dn ukuran, pengetaikan,
enomoran, daftar dan gambar, bahasa dan penulisan nama.
A. BAHAN DAN UKURAN
Bahan dan ukuran mencakup : naskah, sampul, warna sampel, tulisan pada
sampul dan ukuran.
1. Naskah
Naskah dibuat di atas kerta HVS kuarto 80 gram dan tidak bolak balik.
2. Sampul
Sampul dibuat dari kerta BUFALLO atau sejenis, dan sedapat-dapatnya
diperkauat dengan karton dan dilapisi dengan plastic transparan (Jilid HARD
COVER). Tulisan yang dietak pada sampul sama dengan yang terdaat pada
halaman judul. Judul skripsi ditulis dengan huruf capital antara 16 – 20 pts
tergantung panjang pendeknya judul skripsi.
Contoh sampul ada pada lampiran 17.
Halaman punggung skripsi juga diberi skripsi logo UMS, Judul skripsi, nama,
NIM dan tahun penulisan.
Contoh halaman punggung skripsi ada pada lampiran 8b.
3. Warna sampul
Waran sampul hijau muda (telur bebek)
4. Ukuran
Ukuran naskah adalah 21 cm x 28 cm
A. PENGETIKAN
Pada pengetaikan disajikan : jenis huruf, bilangan dan satuan, jarak baris, batas
tepi, pengisian ruangan, alenia baru, pemulaan kalimat, judl dan sub judul,
perincian ke bawah dan letak simetris.
1. Jenis Huruf
a. Naskah diketik dengan huruf Arial berukuran 11 pts, dan untuk seluruh
naskah harus dipakai jenis huruf yang sama. Penggunaan huruf miring
atau persegi, tidak diperkenankan.
40
b. Huruf miring untuk tujuan tertentu dinyatakan dengan pemberian garis
bawah.
c. Lambang, huruf Yunani, atau tanda-tanda yang tidak dapat diketik, harus
ditulis dengan rapi memakai tinta hitam.
2. Jarak baris
Jarak antara 2 (dua) baris dibuat 2 spasi, kecuali abstrak, kutipan langsung,
judul daftar (tabel) dan gambar yang lebih dari baris, dan dafatr pustaka,
yang dikeik dengan jarak 1 spasi ke bawah, jarak antara judul bab dan awal
teks 2 (2 spasi x 2).
3. Batas tepi
Batas-batas pengetikan, ditinjau dari tepi kertas, diatur sebagai berikut :
a. Tepi atas : 4 cm
b. Tepi bawah : 3 cm
c. Tepi kiri : 4 cm
d. Tepi kanan : 3 cm
Contoh bidang pengetikan ada pada lampiran 11.
4. Pengisian ruang
Ruangan yang terdapat pada halaman naskah harus diisi penuh, artinya
pengetikan harus dari batas tepi kiri sampai ke batas tepi kanan, dan jangan
sampai ada ruangan yang terbuang-buang, kecuali kalau akan mulai dengan
alenia baru, persamaan daftar, gambar, sub judul atau hal-hal khusus.
5. Alenia baru
Alenia baru dimulai pada ketikan ke-7 dari batas tepi kiri.
6. Permulaan Kalimat
Bilangan, lambang atau rumus kimia yang memulai suatu kalimat harus dieja,
ditulis dengan huruf misalnya : delapan orang.
7. Judul, sub judul, anak sub judul dan lain-lain
a. Judul harus dengan huruf besal (kapital) semua dan diatus supaya
simetis, jarak 4 cm dari tepi atas tanpa diakhiri dengan titik.
b. Sub judul ditulis simetris ditegah-tengah, semua kata dimulai dengan
huruf besar (kapital), kecuali kata penghubung dan kata depan, dan
semua diberi garis bawah, tanap diakhiri dengan titik. Kalimat pertama
sesudah sub judul dimulai dengan alenia baru.
41
c. Anak sub judul diketik mulai batas kiri dan diberi garis bawah, tetapi
hanya huruf pertama saja yang berupa huruf capital, tanpan diakhiri
dengan titik. Kalimat pertama sesudah anak sub judul dimulai dengan
alenia baru.
d. Sub anak judul ditulis mulai dari ketikan ke7 diikuti dengan titik dan diberi
garis bawah. Kalimat pertama yang menyusul kemudian, diketik terus ke
belakang dalam satu baris dengan sub anak sub judul. Kecuali itu, sub
anak sub judul dapat juga ditulis langsung berupa kalimat, tetapi yang
berungsi sebagi sub anak sub judul ditempatkan paling depan dan diberik
garis bawah.
8. Rincian ke bawah
Jika pada penulisan naskah ada rincian yang harus disusun ke bawah,
pakailah nomor urut dengan angka atau huruf sesuai dengan derajat rincian.
Penggunaan garis penghubung (-) atau tanda Bullet lainnya yang
ditempatkan di depan rincian tidak dibenarkan.
9. Letak simetris
Gambar, tabel (daftar), persamaan, judul, dan sub judul ditulis simetris
terahadap tepi kiri dan kanan pengetikan.
B. PENOMORAN
Bagian ini dibagi menjadi Sistem penomoran bab dan sub bab, penomoran
halaman, tabel (daftar), gambar, persamaan, dan lampiran.
2. Sistem Penomoran
Pembuatan nomor dalam skripsi ditentukan dengan jenis huruf dan angka,
dengan urutan penomoran sebagi berikut :
b. Sub bab dimulai dengan huruf kapitak (bold) A diikuti tanda titik,
c. Sub-sub bab dimulai dengan angka 1 diikuti tanda titik
d. Bila ada keterangan di bawahnya yang berupa rincian, maka menggunakan
huruf kecil a diikuti dengan titik,
e. Bila dalam rincian tersebut ada rincian lagi, menggunakan angka 1) tanpa
titik sesudahnya,
f. Bila masih ada rincian lagi maka menggunakan huruf a) tanpa titik
sesudahnya,
42
g. Rincian selanjutnya ditulis dengan (1) tanpa titik sesudahnya
h. Rincian selanjutnya ditulis dengan (a) tanpa titik sesudahnya
Keterangan di atas dapat digambarkan dengan sistematika seperti di bawah ini:
A.
1.
a.
1)
a)
(1)
(a)
2. Nomor Halaman
a. Bagian awal skrisi, mulai dari halaman judul sampai ke abstrak diberi
nomor halaman dengan angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv dan seterusnya).
Namun pada halaman judul nomor ini tidak dicantumkan.
b. Halaman isi yang terdiri dari bagian utama, mulai dari pendahuluan
(Bab 1) sampai ke halaman terakhir bab V, diberi nomor halaman
dengan memakai angka Arab.
c. Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan bawah, kecuali kalau
ada judul atau bab pada bagian atas halaman itu. Untuk halaman yang
demikian nomor halaman ditiadakan.
d. Nomor halaman diketik dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm
dari tepi bawah kertas. Dibelakang nomor tidak diberi titik.
e. Daftar pustaka tidak perlu diberi nomor halaman.
f. Lampiran tidak perlu diberi nomor halaman tetapi harus diberi nomor
urut dan judul.
3. Tabel (daftar)
Tabel (daftar) diberi nomor urut dengan angka Arab. Nomor dimulai dari
tabel 1, tabel 2 dan seterusnya tanpa memandang letak pada bab berapa.
43
4. Gambar
Gambar dinomori dengan angka Arab, sama dengan penulisan tabel.
Penulisan Gambar dan judulnya diletakkan dibawah gambar dengan jarak
dua spasi dari gambar.
5. Persamaan
Nomor urut persamaan yang berbentuk rumus matematis, reaksi kimia dan
lain-lainnya ditulis dengan angka Arab di dalam kurung dan ditempatkan di
dekat batas tepi kanan.
CaSO4 + K2CO3 CaCO3 + K2SO4 …………….(3)
6. Lampiran
Nomor lampiran dinyatakan degan angka arab dan diketik ditengah bidang
pengetikan. Judl lampiran diketik dengan huruf kecil, kecuali awal kata
”lampiran”. Awal keterangan dan kata nama yang diketik dua spasi di
bawah baris terakhir judul lampiran.
D. DAFTAR PUSTAKA
Pengetikan Daftar Pustaka mengikuti keterangan umum yang ditetapkan : judul
DAFTAR PUSTAKA diketik secara simetris di batas atas bidang pengetikan.
Baris kedua dan selanjutnya tiap acuan dimulai tujuh ketukan (1 tab) ke dalam
dari batas kiri bidang pengetikan.
Tiap acuan yang dicantumkan dalam daftar pustaka hendaknya memberikan
data sumbernya selengkap mungkin.
1. Ketentuan Penulisan Daftar Pustaka
Prinsip penulisan daftar pustaka mengacu pada sistem penulisan Harvard.
Ketentuan Penulisan Daftar Pustaka adalah sebagai berikut :
a. Daftar pustaka disusun berdasarkan abjad nama akhir pengarang dan
tidak perlu diberi nom or urut.
b. Susunan penulisan data bibliografi untuk suatu sumber pustaka adalah
sebagai berikut: Nama akhir penulis spasi singkatan nama depan
penulis. Tahun terbit. Judul pustaka (italic). Kota terbit: nama
penerbit.
Contoh:
44
Sugihastuti. 2000. Bahasa Laporan Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Lemeshow S., Hosmer J., Klar J., Lwanga S.K., Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan (Terjemahan), Yogyakarta UGM Press. 1997:21-26.
c. Bila tidak terdapat nama pengarang, maka lembaga, badan, komisi,
editor, penyunting, penerjemah dan lain-lain dapat digunakan sebagai
penggantinya.
Contoh:
Depkes RI. 1995. Pedoman Sanitasi Rumah Saki! di Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
d. Bila nama pengganti tidak ada, maka ditulis "anonim".
Contoh:
Anonim. 2001. Pembuatan Bokhasi dari Berbagai Bahan Dasar. Jakarta: Songgo langit.
e. Bila tahun terbit tidak terdapat dalam pustaka, maka ditulis "tanpa
tahun".
Contoh:
Manggala YB. Tanpa Tahun. Briket dari Sampah Pekarangan. Surabaya: Media Pustaka.
f. Jika ada beberapa karya terbitan dalam tahun yang sarna dari seorang
penulis, sebagai pembeda digunakan huruf kecil, misalnya a, b dan c di
belakang tahun terbit.
Contoh:
Singarimbun M.1969a. Gerakan Pembatasan Kelahiran. Jakarta: Bharata.
___ . 1969b. Kontrasepsi dalam Rangka Keluarga Berencana. Jakarta: Bharata.
g. Bila yang ditulis adalah nama editornya, maka setelah nama editor
diikuti dengan tanda kurung buka ed.kurung tutup.
45
Contoh:
Moeliono AM (ed.).1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
h. Bila terdapat dua pengarang maka ditulis nama belakangnya diikuti
dengan singkatan nama depan dan antara dua pengarang dipisahkan
oleh kata "dan".
Contoh:
Sastroasmoro S dan Ismael S. 1995. Dasar-Dasar Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara.
i. Bila terdapat tiga pengarang atau lebih, maka nama akhir pengarang
pertama ditulis terlebih dahulu, singkatan nama depan, tanda titik dan
singkatan dkk atau et.a!.
Contoh:
Ramlan M. dkk. 1992. Bahasa Indonesia yang Salah dan yang Benar. Yogyakarta: Andi Offset.
j. Bila buku yang dirujuk adalah terjemahan maka setelah judul, titik, ditulis
Dialihbahasakan oleh diikuti nama akhir penerjemah dan singkatan nama
depannya.
Contoh:
Lindsay D. 1988. Penuntun Penulisan Ilmiah. Dialihbahasakan oleh Achmadi SS. Jakarta: Universitas Indonesia.
k. Jika pustaka yang dirujuk series dan nomor, maka ditulis langsung
sesudah judulnya.
Contoh:
World Health Organization. 1977. Child Mental Health and Psychosocial Develeopment. Technical Report Series 613. Geneva: WHO
World Health Organization. 1984. A Programme for Controlling Acute Respiratory Infection in Children and Memorandum from WHO meeting. Bulletin WHO 62:47-68
46
l. Edisi (kecuali edisi pertama) harus dituliskan dan disingkat ed.
Misalnya 2nd ed. 3rd ed. 4th ed. dan seterusnya.
Contoh:
Polprasert C. 1996. Organik Waste Recycling: technology and management. 2nd ed. Chichester: John Wiley & Sons.
Apabila buku yang dirujuk dalam bahasa Indonesia maka ditulis:
Departemen Pendidikan Nasional Indonesia. 2001. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Pustaka.
m. Penulisan pustaka berupa majalah dan jurnal ilmiah yang dicetak miring
adalah nama majalah atau jurnalnya. Urutan penulisannya adalah: nama
penulis. Tahun. Judul artikel. Nama majalah ataU jurnal (italic). Volume.
Nomor: . Tanggal Bulan Tahun: halaman.
Contoh:
Thurana YJ. 2003. Everyware in the Wareworld. Cool 'n Smart English Teen Magazine. Vol.3. NO.20. November-Desember 2003:66.
Ambarwati. 2003. Efektivitas Ketebalan Arang Batu Bara dalam Menurunkan Kadar Mangan pada Air Sumur Gali di Desa Pabelan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Infokes. Vol. 7. No.I. Maret-September 2003:48-55.
n. Pustaka yang berupa surat kabar, ditulis dengan urutan nama penulis.
Tahun. ludul artikel. Nama Surat kabar (italic). Tanggal bulan dan tahun
terbit halaman. Kolom. Bila artikel yang dikutip bersambung ke halaman
lain, maka halaman dan kolom lanjutan tidak perlu dituliskan. Contoh:
Ant/AFP. 2004. Jutaan Spesies Terancam Punah akibat Pemanasan Global. Solo Pas. 9 Januari 2004: 6. Kol. 3-4.
o. Pustaka yang diambil dari basil seminar yang tidak diterbitkan, ditulis
berurutan mulai dari: nama penulis. Tahun. Judul artikel (italic). Makalah
pada Nama seminar. Tanggal bulan dan tahun seminar. Tempat seminar:
penyelenggara.
47
Contoh:
Suma'mur PK. 2004. Implementasi Hiperkes dan Keselamatan Kerja untuk Kepentingan Pekerja dan Pengusaha. Makalah pada Seminar Nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 17 Januari 2004. Surakarta: Fakultas Kedokteran UNS.
p. Pustaka yang diambil dari hasil seminar yang diterbitkan dalam
bentuk prosiding, ditulis berurutan mulai dari: nama penulis. Tahun. J
udul artikel. Dalam Nama editor (ed.). Nama prosiding (italic). Tempat
seminar. Tanggal bulan dan tahun seminar. Tempat terbit: penerbit.
Contoh:
Verdiansyah. 2003. Berbagai Metode Pembuatan Briket Bioarang~ Pembuatan Energi Alternatif Ramah Lingkungan. Dalam Kusumawardani (ed.). Prosiding Seminar Energi Nasional. Bandung 15-19 November 2003. Bandung: lnstitut Teknologi Bandung.
Payne J.F. et al. Proceedings of the water Environment Federatioan 6th
Annual Conference. 1993;9;137.
q. Pustaka yang diambil dari bagian bab suatu buku, disunting oleh editor,
penulisannya adalah: nama penulis. Tahun. Judul artikel. Dalam Nama
editor (ed.).Judul buku (italic). Tempat terbit: Penerbit.
Contoh:
Varani FT dan Bmford Jr. J1.1977. The Conversion of Feedlot Wastes into Pipeline Gas. Dalam Anderson LL dan Tillman DA. (ed.).Fuelsfrom Wastes. London: Academic Press
Gordis L., Case control and Cross-Sectional Studies in Epidemiology 2nd Ed, W.B. Saunder Company, Philadelphia, 1996. p:140-156.
r. Pustaka yang diambil dari website, ditulis dengan susunan sebagai
berikut: nama penulis. Tahun. Judul artikel (italic). Diakses: tanggal bulan
tahun. Alamat website sampai html.
Contoh:
48
American Bioenergy Association. Tanpa tahun. Biomass Resources: Soil and Water Conservation. Diakses : 23 September 200l. Http://lancaster.unl.edulenviro/pestlfactsheets/l 07 -97 .htm.
Bila alamat website berubah menjadi biru atau warna lainnya, seperti
contoh di atas, maka alamat tersebut diblok kemudian pada fasilitas font
color diganti menjadi automatic (black). Hal ini bisa dilakukan melalui
toolbar atau klik Format, Font, kemudian Font color, sehingga menjadi
seperti di bawah ini:
American Bioenergy Association. Tanpa tahun. Biomass Resources:Soil and Water Conservation. Diakses : 23 September 200l. Http://lancaster.unl.eduienviro/pestifactsheets/107-97.htm .
s. Pustaka yang diambil dari KTI, skripsi, thesis atau disertasi ditulis
dengan susunan; Nama penulis. Tahun. Judul (italic) Karya Tulis Ilmiah
ISkripsilThesis/disertasi. (Karya Tulis IImiahi Skripsi IThesis Idisertasi].
Kota: Fakultas atau universitas.
Contoh:
Nerentina BS. 2002. Pengaruh Kedisiplinan Memakai Masker terhadap Kapasitas Fungsi Paru Pekerja di Bagian Weaving 1 PI: Kusumahadi Sentosa Jaten Karanganyar. (Karya Tulis Ilmiah]. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan UMS.
2. Ketentuan penulisan nama pengarang
Penulisan nama pengaranga mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk pengarang Indonesia yang menggunakan lebih dari satu bagian
nama yang bukan nama keluarga, penulisannya tetap nama akhir
mendahului nama de pan. Nama depannya disingkat tanpa didahului titik.
Contoh: Sumadi Suryabrata ditulis Suryabrata S.
b. Untuk nama akhir pengarang yang dituliskan dengan inisial dan tidak
dapat ditelusur kepanjangannya, maka namanya diurutkan pada bagian
nama yang tertulis lengkap.
Contoh: Suma'mur P.K. tetap ditulis Suma'mur PK.
c. Sebutan Sr. atau Jr. atau urutan keturunan dicantumkan setelah nama
49
keluarga.
Contoh: Sri Sultan Hamengkubuwono IX ditulis menjadi
Hamengkubuwono IX, SS. Atau T.E. King Jr. menjadi King Jr.
TE.
d. Nama Cina ditulis berdasarkan nama keluarga, yaitu yang dicantumkan
di depan.
Contoh: Kwik Kian Gie menjadi Kwik KG.
e. Nama yang didahului dengan kata depan (biasanya nama Inggris, Italia,
Perancis, Spanyol) dituliskan dengan kata depannya lebih dahulu.
Contoh: M. Ou Prada ditulis Ou Prada M. atau Y.
Le Marchand-Bustel menjadi Le Marchand-Bustel Y.
f. Nama Belgia, Belanda, Jerman, dan Swedia disusun berdasarkan nama
keluarganya, bukan kata depannya. Sementara itu kata depannya tidak
perIu disingkat.
Contoh: Ruud Van Nistelrooy ditulis Nistelrooy R Van.
Atau Oscar de la Hoya ditulis menjadi Hoya 0 de la.
E. TABEL (DAFTAR DAN GAMBAR)
1. Tabel (Daftar)
a. Nomor tabel (daftar) yang diikuti dengan judul ditempatkan simetris di
atas tabel (daftar), tanpa diakhiri dengan titik.
b. Tabel (daftar) tidak boleh dipenggal, kecuali kalau memang panjang,
sehingga tidak mungkin diketk dalam satu halaman. Pada halaman
lanjutan tabel (daftar), dicantumkan nomor tabel (daftar) yang sama
dan kata lanjutan, tanpa judul.
c. Kolom-kolom diberi nama dan dijaga agar pemisahan antara yang
satu dengan lainnya cukup tegas.
d. Kalau tabel (daftar) lebih besar dari ukuran lebar kertas, sehigga
harus dibuat memanjang kertas, maka bagian atas tabel harus
terpisah di sebelah kiri kertas.
50
e. Di atas da di bawah tabel (daftar) dipasang garis batas, agar terpisah
dari uaian pokok dalam makalah.
f. Tabel (daftar) diketik simetris
g. Tabel (daftar) yang lebih dari 2 halaman atau harus dilipat
ditempatkan di lampiran.
Contoh penulisan tabel ada pada lampiran 18.
2. Gambar
Bagan, grafik, peta da foto semuanya disebut gambar (tidak dibedakan).
a. Nomor gambar yang diikuti dengan judulnya diletakkan simetris dibawah
gambar tanpa diakhiri dengan titik.
b. Gambar tidak boleh dipenggal
c. Keterangan gamabr dituliskan pada tempat-tempat yang lowong di dalam
gambar dan jangan pada halaman lain.
d. Bila gambar dilukis melebar sepanjang tinggi kertas, maka bagian –
bagian atas harus diletakkan disebelah kiri kerta.
e. Ukuran gamabar (lebar dan tingginya) diusahakan supaya sewajarnya
(jangan terlalu kurus atau terlalu gemuk).
f. Skala pada grafik harus dibuat agar mudah dipakai untuk mengadakan
interpolasi atau ekstrapolasi.
g. Bagan dan grafik dibuat dengan tinta hitam yang tidak larut dalam air dan
garis lengkung grafik dibuat dengan bantuan kurve Prancis (French
curve)
h. Letak gambar diatur supaya simetris.
51
V. GAYA PENULISAN DAN BAHASA LAPORAN
A. Konsistensi
Ciri penting suatu gaya menulis yang berkualitas adalah konsistensi. Pemakaian
istilah, lambang dalam tabel dan gambar, serta persamaan matematika, hams
secara konsisten dan diberi keterangan yang jelas. Misalnya dalam menunjuk
buku yang ditulis oleh tiga orang, bila mahasiswa memilih menuliskan singkatan
dkk. setelah nama belakang penulis pertama, maka sampai bagian akhir skripsi-
nya juga harus ditulis demikian. Tidak perlu menulisnya berselang-seling antara
dkk. dan et.a!. meskipun kedua-duanya betul.
B. Angka dan Lambang Bilangan
1. Penggunaan angka atau lambang pada awal kalimat hams dihindari. Bila
terpaksa maka angka tersebut ditulis menggunakan huruf, bila perlu bent uk
kalimatnya diganti sehingga angka tersebut tidak berada di awal kalimat.
Contoh:
240 kontainer sampah ditempatkan di bagian gudang.
15 orang pekerja tewas pada kecelakaan kerja di pabrik kimia tersebut.
Menjadi:
Kontainer sampah sebanyak 240 buah ditempatkan di bagian gudang.
Kecelakaan kerja di pabrik kimia tersebut menewaskan lima belas
orang pekerja.
2. Angka digunakan untuk menyatakan lambang bilangan, nomor, dan satuan
(ukuran panjang, luas, berat, satuan waktu, nilai uang, dll).
3. Penulisan larnbang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut:
a. bilangan pecahan, misalnya: seperdelapan (118), dua pertiga (2/3), satu
permill (1%0), tiga dua pertiga (32/3), satu dua persepuluh (1,2), dll.
b. Bilangan utuh, misalnya: tiga puluh, tujuh, sembilan belas, dll.
4. Penulisan lambang bilangan tingkat <lapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut: Paku Buwono X; padaawal abad XX; bab ke-2; daerah tingkat II,
kantor di tingkat kedua, kantor di tingkat II, kantor di tingkat ke-2.
5. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata harus
52
ditulis dengan huruf keeuali jika beberapa lambang dipakai seeara
berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan serta diikuti satuannya.
Contoh:
T erdapat empat TPS di Kecamatan Kartasura.
Jumlah eaeing tanah pada tiap-tiap media pengomposan dibuat
seragam, yaitu sebanyak lima puluh ekor.
Dosis tawas yang dipakai pada perlakuan adalah 10 ppm, 15 ppm,
dan 20 ppm, pad a pembanding tidak diberi tawas.
Lebar lubang pembuatan kompos adalah 50 em.
6. Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian
supaya lebih mudah dibaea. Misalnya: Penduduk Indonesia berjumlah lebih
dari 120 juta orang.
7. Bilangan tidak periu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks.
C. Tanda Desimal
1. Sistem Satuan Internasional menetapkan bahwa tanda desimal dapat
dinyatakan dengan koma atau titik.
M\sa.\l\'ja:. L\ J 6 a\a.\l L\ .16
2. Bilangan desimal selalu dimulai dengan angka, bukan tanda desimal,
keeuali dalam daftar atau senarai.
3. Bilangan yang hanya berupa angka yang dituliskan dalam tabel atau daftar
dibagi menjadi kelompok-kelompok tiga angka yang dipisahkan oleh spasi
tanpa penggunaan tanda desimal.
Misalnya:
4567852 bukan 4.567.852 atau 4,567,852
784225 bukan 784.225 atau 784,225
12400 bukan 12.400 atau 12,400
D. Satuan Dasar Sistem Internasional
53
Lambang satuan yang berdasarkan pada nama orang dinyatakan dengan huruf
kapital. Bentuk lengkap satuan ini ditulis dengan huruf kecil untuk
membedakannya dengan nama pribadi orang.
Misalnya :
5 A Arus 5 ampere Hukum ampere
3 C Muatan 3 coulomb Hulum coloumb
6 N Gaya 6 newton Hukum newton
100K Suhu 100 kelvin Skala suhu kelvin
E. Penulisan Kata Asing
Bila terdapat kata asing dalam KTI maka hams dimiringkan dan ditulis dengan
ejaan yang benar sesuai ketentuan yang berlaku. Pemenggalan kata asing
boleh dilakukan bila sesuai dengan kaidah yang berlaku.
F. Penulisan Kata Latin
Kata-kata dalam bahasa latin dituIis miring. Penulisan nama spesies hams
disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku untuk penulisan nama spesies.
Misalnya:
Aedes albopictus bisa disingkat A. albopictus, namun Salmonella tiphy tidak
boleh disingkat S. tiphy.
54
G. Pemakaian Huruf Kapital
Huruf kapital dipakai sebagai:
1. Huruf pertama kata pada awal kalimat.
2. Huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan,
kata ganti untuk Tuhan, dan kitab suei.
Misalnya:
Allah akan menunjukkanjalan yang benar kepada hamba-Nya.
Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
3. Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang
diikuti nama orang.
Misalnya:
Mahaputra Yamin, Sultan Hasanudin, Haji Agus Salim
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Tahun ini ia pergi naik haji.
4. Huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang
atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi,
atau nama tempat.
Misalnya:
Presiden Habibie, Profesor Dochak, Sekretaris Jenderal Departemen
Perhubungan, Gubemur Jawa Tengah
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat
yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya:
Siapakah yang akan menjadi gubemur periode berikutnya? Kemarin
Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayorjenderal.
55
5. Huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya:
Sumakmur Prawira Kusuma, Ampere, Marie Curie
Huruf kapital tidak dipakai sebagai humf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
mesin diesel, 110 volt, 15 ampere
6. Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
mengindonesiakan kata asing, keinggris-inggrisan
7. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya:
tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan A gustus, hari Jumat, hari Lebaran,
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Perang Dunia II Huruf kapital tidak
dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai
nama.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Perlombaan senjata nuklir membawa risiko pecahnya perang dunia.
8. Huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Asia Tenggara, Dataran Tinggi Dieng, Sungai Serayu, Jalan Diponegoro,
Desa Ngemplak, Kabupaten Sukoharjo.
Istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri, tidak perlu
menggunakan huruf kapital.
56
Misalnya:
berlayar ke teluk, pencemaran sungai, pergi ke desa
Huruf kapital juga tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang
digunakan sebagai nama jenis.
Misalnya:
garam inggris, gula jawa, talas bogor, pisang ambon
9. Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
Misalnya:
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Koperasi, Nomor 57, Tahun 1999,
Badan Kesejahteraan lbu dan Anak, Departemen Kesehatan Huruf kapital
tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen
resmi.
Misalnya:
menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum, menurut undang-
undang yang berlaku
10. Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempuma yang terdapat pada
nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen
resml.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
H. Penulisan Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasamya.
Misalnya:
bergeletar, dike lola, mengolah, disunting
2. Jika pemuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau rnendahuluinya.
57
Misalnya:
bertepuk tangan, garis bawahi, sebar luaskan,
3. Jika bentuk dasar yang berupa kata gabungan mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
Menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan,
penghancurleburan,
4. Jika salah satu gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan
kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
Aerodinamika, an/arkota, audiometri, bikarbonat, dasawarsa,
dekameter, demoralisasi, dwiwarna, in}Tastruktur, inkonvensional,
ma11canegara, subseksi, subbab, ultramodern,
Catatan:
Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital,
di antara kedua unsur itu dituliskan tanda penghubung (-).
Misalnya:
Non- Indonesia, pan- Afrikanisme
I. Gabungan Kata
1. Gabungan kata yang lazim disebut sebagai kata majemuk, terrnasuk istilah
khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya:
Duta besar, kambing hitam, mata pelajaran, meja tulis, model linear,
orang tua, persegi panjang, rumah sakit umum, simpang empat
2. Gabungan kata, terrnasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan
kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan
pertalian unsur yang bersangkutan.
58
Misalnya:
alat pandang-dengar, anak-istri saya, buku sejarah-baru, mesinhilung
tangan, ibu-bapak kami, orang-tua muda
3. Gabungan kata berikut ini ditulis serangkai.
Misalnya:
acapkali, adakalanya, akhirulkalam, bagaimana, barangkali, bilamana,
belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti, dukacita, kacamata,
kasatmata, kilometer, manakala, olahraga, radioaktif, saputangan,
saripati, sebagaimana, sediakala, sekalipun, silaturahmi, sukacita,
sukarela,
J. Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di
dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap satu kata seperti kepada,
keluar, kemari, kesampingkan, dan daripada.
Misalnya:
Jerami yang sudah kering diletakkan di atas lapisan kotoran ayam.
Air sampel dimasukkan ke dalam botol oksigen.
K. Partikel pun
Partikel pun ditulis terpisah dari kata-kata yang mendahuluinya, kecuali
kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, andaipun, alaupun,
bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun,
sungguhpun, dan walaupun.
Misalnya:
Alat yang diperlukan adalah sound level meter, lux meter, dan sling
hygrometer. Kompos dari sampah organik rumah tangga, sampah
pertanian, maupun sampah pasar memerlukan aktivator untuk
mempercepat proses pematangannya.
59
L. Pemakaian Tanda Baca
1. Titik (.)
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
b. Tanda titik dipakai unutk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya,
kecuali yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya :
Desa itu berpenduduk 23.500 orang
Angka kejadian diare di desa itu sebesar 5 per 100.000 penduduk
c. Tanda titik tidak dipakai pada kahir kalimat yang meruapan judul (kepala
karangan, kepala ilustrasi dan sebagainya)
Misalnya:
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 15. Distribusi Kasus dan Kontrol Penderita Diare berdasarkan
Karakteristik Orang Tua
d. Tanda titik dipakai setelah penulisan angka yang menunjukkan ilustrasi
(tabel, gabar, peta, grafik, dll). Contohnya dapat dilihat padad poin c di
atas.
2. Tanda koma (,)
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
Misalnya:
Data primer meliputi: Karakteristik responden, kondisi rumah, kejadian
diare.
60
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan
kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau
melainkan.
Misalnya:
Pengambilan data seharusnya sudah dimulai, tetapi responden belum
datang.
Thermometer tidak untuk mengukur kelembaban, melainkan untuk
mengukur suhu.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau responden tidak datang, pengambilan data tidak dimulai.
Karena oven terialu panas, gelas kimia ini pecah.
d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
Pengambilan data tidak dimulai kalau responden tidak
datang. Gelas kimia ini pecah karena oven terlalu
panas.
e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya:
oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
61
Misalnya:
Oleh karena itu, perlu ditambahkan arang batubara untuk
menurunkan kadar besi dan mangan dalam air tersebut.
Jadi, ada hubungan antara penambahan dosis kapur tohor pada litter
terhadap tingkat kepadatan lalat.
f. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
Misalnya:
Semua pekerja, baik laki-Iaki maupun perempuan, wajib melakukan
pemeriksaan kesehatan rutin tiap tiga bulan sekali. Sungai Pepe,
misalnya, masih banyak masyarakat yang membuang sampah ke
dalamnya.
Bandingkan dengan keterangan pembatas yang
pemakaiannya tidak diapit tanda koma:
Pekerja laki-laki dan perempuan wajib melakukan pemeriksaan
kesehatan rutin tiap tiga bulan sekali.
g. Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca, di belakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Dalam pembinaan kader sanitarian, kita memerlukan sikap yang
bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan:
Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan
kader sanitarian.
3. Titik dua (:)
a. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pemyataan lengkap jika
diikuti rangkaian atau pemerian.
62
Misalnya:
Penelitian ini memerlukan alat-alat laboratorium: tabung reaksi, cawan
petri, pipet ukur, dan pipet gondok.
b. Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pemyataan.
Misalnya:
Penelitian ini memerlukan tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur, dan
pipet gondok.
4. Tanda hubung (-)
a. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh
pergantian baris.
Misalnya:
Langkah yang perlu dilakukan adalah menambah jumlah cahaya
matahari yang masuk ke dalam ruang tidur agar tidak lembab.
Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris
atau pangkal baris.
Misalnya:
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling acak
sederhana.
b. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya
atau akhiran dengan bagian. kata di depannya pada pergantian baris.
Misalnya:
Sanitasi di Masjid Agung Surakarta secara umum sudah baik, namun
intensitas cahaya pada beberapa bagian masih kurang karena lampu-
lampu pada bagian tersebut mati. Takmir masjid mengakui kalau pe-
meliharaan lampu tidak dilakukan.
63
c. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan(l) se- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital, (2) ke- dengan angka, (3) angka
dengan -an, dan (4) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau
kata.
Misalnya:
Se-Indonesia, se-Jawa Barat, hari ke-2, tahun 50-an, mem-PHKkan,
hari-H, sinar-X
e. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Misalnya: di-scan, pen-tackle-an, di-smash
5. Tanda kurung (( ... ))
a. Tanda kurung mengapit nama penulis, tahun, dan halaman kutipan.
b. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Tekanan panas di bagian produksi perusahaan pengecoran logam itu
telah melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) yang telah ditetapkan.
c. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
integral pokok pembicaraan.
Misalnya:
Penambahan stardec (salah satu merk aktivator) dapat meningkatkan
keIja bakteri dalam pembuatan kompos.
64
d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan
keterangan.
Misalnya:
Kecepatan pembentukan kompos dipengaruhi oleh (a) ukuran
bahan, (b) ketinggian tumpukan, (c) kandungan elN rasio, (d)
penambahan aktivator, ... dst.
M. Penempatan
Persamaan matematika, rum us, dan tabel sederhana harus ditempatkan di
tengah-tengah kertas tik (jarak dari kanan dan kiri sarna).
N. Pemenggalan Kata
Kata-kata dapat dipisahkan sesuai dengan ketentuan-ketentuan tata bahasa.
Pemenggalan ini kadang-kadang diperlukan agar pinggir kanan menjadi selurus-
Iurusnya dan kata-kata dalam satu baris tidak terIalu renggang jaraknya. Suatu
kata pada dasar halaman tidak boleh dipenggal dan dituliskan pada halaman
berikutnya.
O. Paragraf
Awal paragraf ditulis masuk sebanyak lima ketukan atau dituIis pada ketukan
keenam (indent: special fIrst lines). Satu baris kalimat dari suatu awal paragraf
baru tidak boleh diketik pada bagian akhir suatu halaman (ditinggalkan pada
bagian bawah halaman), sebaliknya satu kalimat terakhir suatu paragraf tidak
boleh diketik pada halaman berikutnya. Sedikitnya harus ada dua baris kaIimat
untuk ditinggalkan atau dipisah di halaman berikutnya.
P. TabeI dan Gambar
Setiap ilustrasi berupa tabel dan gambar (potret, grafik, peta, dll) hams diberi
nomor urnt dalam angka Arab dan judul. Tabel dan gambar ditempatkan dalam
KTI tiga spasi di bawah dan di atas tulisan. Tabel atau gambar yang diperlukan
65
dalam karangan diberi nomor Tabel 1. Gambar 1. yang berIanjut dari bab I
sampai bab V. TuIisan "Tabel 1." Ditempatkan sebaris dengan judul tabel
denganjarak dua ketukan darijudul. Judul tabel dituIis dalam spasi satu (title
case, bold, center), tidak diakhiri dengan titik dan tabel diketik dua spasi di
bawahjudul. Judul tabel dan gambar yang lebih dari satu baris diusahakan agar
simetris dan bempa piramida terbalik.
Judul tabel dan gambar haruss singkat dan tepat menjelaskan apa yang
dikemukakan dalam gambar atau tabel tersebut. Angka-angka dalam tabel dapat
disusun dalam satu atau dua spasi tergantung dari tempat, atau hurufnya
dikecilkan menjadi ukuran 10, dengan catatan tabel tidak tampak terlalu padat,
rapi, dan mudah dibaca. Bila terdapat hal-hal yang memerlukan penulisan
satuan, seperti berat, isi, panjang, dll, maka harus ditulis satuannya.
Tulisan “Gambar 1." Ditempatkan dua spasi di bawah gambar, diikuti dengan
judul gambar yang ketentuan penulisannya sama dengan judul tabeI.
Bila tabel dan gambar mempakan kutipan, sumber kutipan (nama penulis,
tahun:halaman) ditulis satu spasi di bawah tabel dan satu spasi di bawah judul
gambar. Data primer tidak perlu dituliskan sumbemya.
Tabel-tabel dapat disusun sejajar panjang atau lebar halaman. Tabel yang terlalu
luas sebaiknya disederhanakan, bila ingin diikutkan dalam bagian isi skripsi. Bila
perlu tabel yang terlalu luas dapat ditempatkan di dalam lampiran.
Tabel yang memerlukan catatan kaki ditempatkan dua spasi di bawah tabel dan
bukan di bawah halaman (footer). Tabel tidak perlu dibuat bila hanya terdiri dari
dua baris (head dan isi), tetapi cukup disajikan secara tekstuaI. Contoh penulisan
tabel dan gambar dapat dilihat pada lampiran 18.
Q. Melipat Kertas
Tabel dan gambar yang terlalu luas dan melebihi ukuran kertas (A-4) dapat
dilipat. Ada dua cara melipat kertas, yaitu :
66
1. Melipat secara horizontal
Lipatlah bagian bawah kertas hingga sarna panjang dengan kertas A-4.
Potonglah lipatan tersebut 4 em dari tepi kiri untuk rnenghindari terjepitnya
lipatan pada waktu penjilidan.
2. Melipat secara vertikal
Buatlah lipatan sedernikian rupa hingga sama lebar dengan kertas A-4. Nomor
halaman harus diketik pada lipatan. Bila diperlukan lipatan kedua, buatlah lipatan
sedemikian rupa hingga tepi kanan lipatan kedua rnenyamai tepi kertas A-4.
Nomor halarnan diketik pada lipatan kedua.
67