pedoman penyusunan skripsi

99
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Tinggi adalah pendidikan tingkat lanjut yang bertujuan mencetak tenaga profesional secara akademik. Salah satu tujuan institusi Pendidikan Sarjana Strata 1 Kesehatan Masyarakat adalah menghasilkan Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) sebagai tenaga profesional bidang kesehatan yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam pengelolaan program kesehatan, mampu mengidentifikasi masalah, menganalisis, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program kesehatan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan di masyarakat. Sebagai seorang professional, setiap lulusan institusi pendidikan tinggi, harus mampu berpikir sistematis dan analitis dalam menerapkan ilmu serta profesinya di masyarakat. Ia harus mampu pola berpikir komprehensif baik melalui pendekatan deduktif maupun pendekatan induktif falam menganalisis permasalahan yang dihadapinya, sampai dengan penarikan kesimpulan serta menetapkan saran pemecahan dan penanggulangannya. Dalam rangka menanamkan pola pikir ini, maka pada periode semester akhir dari masa studinya kepada setiap mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas penulisan Karya Ilmiah yang pada pendidikan Sarjana Strata 1 disebut dengan SKRIPSI. Skripsi ini nantinya harus disajikan dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji. Penulisan Karya Tulis 1

Transcript of pedoman penyusunan skripsi

Page 1: pedoman penyusunan skripsi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Tinggi adalah pendidikan tingkat lanjut yang bertujuan

mencetak tenaga profesional secara akademik. Salah satu tujuan institusi

Pendidikan Sarjana Strata 1 Kesehatan Masyarakat adalah menghasilkan

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) sebagai tenaga profesional bidang

kesehatan yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam pengelolaan

program kesehatan, mampu mengidentifikasi masalah, menganalisis,

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program kesehatan dalam

rangka memecahkan masalah kesehatan di masyarakat.

Sebagai seorang professional, setiap lulusan institusi pendidikan tinggi,

harus mampu berpikir sistematis dan analitis dalam menerapkan ilmu serta

profesinya di masyarakat. Ia harus mampu pola berpikir komprehensif baik

melalui pendekatan deduktif maupun pendekatan induktif falam menganalisis

permasalahan yang dihadapinya, sampai dengan penarikan kesimpulan serta

menetapkan saran pemecahan dan penanggulangannya. Dalam rangka

menanamkan pola pikir ini, maka pada periode semester akhir dari masa

studinya kepada setiap mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan dan

menyelesaikan tugas penulisan Karya Ilmiah yang pada pendidikan Sarjana

Strata 1 disebut dengan SKRIPSI. Skripsi ini nantinya harus disajikan dan

dipertahankan di hadapan Tim Penguji. Penulisan Karya Tulis Ilmiah beserta

seluruh rangkaian kegiatan yang mendahului maupun yang menyertainya pada

hakikatnya merupakan penerapan metode berpikir ilmiah yang telah mereka

peroleh dari mata kuliah Metode Penelitian. Oleh karena itu kegiatan penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat dilepaskan dari penguasaan pengetahuan

tentang metode penelitian tersebut.

Penulisan karya ilmiah harus disusun menurut aturan-aturan atau kaidah

kaidah keilmuan. Untuk memperoleh keseragaman dalam pelaksanaan

penulisan karya ilmiah oleh para mahasiswa, dan untuk memudahkan para

dosen pembimbing dalam melaksanakan tugas pembimbingan, serta

memberikan acuan bagi para anggota Tim Penguji dalam melakukan penilaian,

maka Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kedokteran

1

Page 2: pedoman penyusunan skripsi

(FIK) UMS menetapkan Pedoman Penulisan Skripsi bagi mahasiswa Program

Studi Kesehatan Masyarakat.

B. Manfaat Penulisan Karya Ilmiah

1. Melatih mahasiswa untuk menyusun hasil pemikiran dan penelitian yang

telah dilakukan untuk kemudian menuangkan ke dalam bantuk Karya Ilmiah

dengan cara-cara yang lazim digunakan oleh para ilmuwan dalam dunia ilmu

pengetahuan.

2. Menambah pengetahuan orang ain, karena penempatan Karya Ilmiah di

perpustakaan akan memberi kesempatan pada setiap orang yang

berkunjung untuk membaca serta mengikuti uraian-uraian yang dikemukakan

di dalamnya.

3. Memperluas dan memperdalam pengetahuan mahasiswa tentang masalah

yang giteliti dan dibahas dalam karya ilmiah tersebut.

C. Macam-macam Karya Ilmiah

Untuk membedakan karya ilmiah berdasarkan strata pendidikan, maka nama

karya ilmiah tersebut dibagi menurut kedalaman analisisnya , yaitu sebagai

berikut:

1. Skripsi

Skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis dengan bimbingan seorang

dosen atau lebih pada masa akhi studi sebagai syarat untuk mencapai gelar

sarjana strata 1 (S 1).

2. Tesis

Tesis merupakan karya ilmiah yang bersifat lebih dalam daripada skripsi.

Biasanya bertujuan untuk mengungkap pengetahuan baru. Bahan tess

diperoleh dari penelitian yang dilakukan sendiri dan penulis diharaan secara

jelas dan tepat menyampaikan apa yang menjadi masalah penelitian, tujuan

tinjauan pustaka, metode dan prosedur yang digunakan serta hasil-hasil

yang diperoleh beserta implikasinya. Penulisan tesis merupakan salah satu

syarat untu mendapat gelas kesarjanaan strata 2 (Pascasarjana tingkat

Magister).

3. Disertasi

2

Page 3: pedoman penyusunan skripsi

Disertasi adalah karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk

mecapai gelar Doktor, kadang-kadang disebut doctoral tesis. Ruang lingkup

disertasi lebih luas dan variabel-variabel yang dipakai ebih banyak. Statu

disertasi harus didasarkan pada penemuan yang orisinil, yaitu penemuan

penulis sendiri.

Karya ilmiah yang wajib disusun oleh mahasiswa pada Program Studi Strata 1

Kesehatan Masyarakat pada akhir masa studinya adalah SKRIPSI.

D. Langkah-langkah Penulisan Skripsi

1. Memilih Topik/Tema

Pemilihan topik sangat penting dan merupaan dasar dari langkah-langkah

selanjutnya. Dalam memilih topik untuk penulisan skripsi sebaiknya hindari

masalah-masalh yang bersifat sensasional, terlalu luas atau sebaliknya teralu

sempit. Pilihlah topic yang didukung oleh cukup banyak referensi yang sesuai

dan berhubungan. Biasanya penulis akan memulainya dengan memilih topic

yang luas, kemudian mempersempit ruang lingkupnya. Dalam menentukan

batas ruang lingkup, perlu diperhatikan:

a. Panjangnya skripsi

Pemilihan topik yang terlalu luas dakan menyulitkan karena

permasalahnnya akan menjadi terlalu luas untu dapat dipercahnkan

secara mendalam. Skripsi yang tebal tidak berarti baik, yang penting

adalah isi yang padat. Sebaliknya, pemilihan topic yang terlalu sempit

akan memaksa penulis untuk memasukkan hal-hal lain di luar topik untuk

menjunjang pembahasan dalam skripsi tersebut.

b. Ketersediaan bahan referensi

Penulisan topik yang terlalu luas atau terlalu sempit akan menyulitkan

penulis dalam memperoleh baha-bahan referensi yang dibutuhkan.

Dalam mencari referensi penulis dianjurkan untuk menggunakan artike-

artikel dari jurnal ilmiah, buku terbaru, surat kabar, internet ataupun

sumber lain yang memungkinkan untuk memperoleh informasi terbaru,

penemuan dan teknik-teknik yang terbaru. Dianjurkan pula untuk mencari

referensi tidak hanya dari satu perpustakaan saja.

3

Page 4: pedoman penyusunan skripsi

2. Mengajukan judul

Proses mengajukan judul dimulai dengan membawa tulisan tangan dalam

kertas folio bergaris atau print out dalam HVS kuarto yang berisi judul-judul

sementara, masalah penelitian dan daftar referensi sebanyak minimal tujuh

buah. Referensi ditulis sesuai dengan aturan penulisan daftar pustaka. Hal-

hal yang harus diperhatikan dalam menulis judul :

a. Tidak boleh evaluasi program pemerintah

b. Boleh berupa tinjauan/ studi deskriptif asal ditulis dengan runtut.

c. Diperbolehkan memilih tema yang sama tetapi lain daerah atau tempat

penelitian

d. Bila tema dan tempat penelitian sama, maka syaratnya adalah penelitian

yang terdahulu sudah berselang waktu minimal selama dua tahun,

karena dianggap kondisi sudah berubah

e. Judul diperbolehkan dari tema kesehatan secara umum (misalkan

kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, kondisi penyakit tertentu,

pengendalian vector penyakit, teknologi pencegahan/pengendalian

penyakit dsb namun diarahkan ditinjau secara epidemiologis)

Bila judul yang diajukan sudah layak diterima maka akan mendapatkan

persetujuan koordinator skripsi.

Dalam setiap konsultasi, mahasiswa diwajibkan untuk membawa:

a. Buku konsultasi,

b. Pendoman Skripsi,

c. Hasil koreksi pembimbing pada konsultasi sebelumnya,

d. Buku atau referensi yang dikutip (minimal foto copy cover, banner,

dan halaman yang dikutip), bila diperlukan.

Bila syarat tersebut di atas tidak dipebuhi maka pemibimbing tidak akan

melayani pembimbingan skripsi saat itu, sampai mahasiswa membawa

semua syarat-syarat tersebut. Pada saat knsultas pembimbing diharapkan

dapat memberikan pertanyaa-pertanyaa yang berhubungan dengan

permasalahan yang diajukan dan harus dijawab oeh mahasiswa dengan

permasalahan yang diajukan dan haus dijawab oleh mahasiswa yang

4

Page 5: pedoman penyusunan skripsi

bersangkutan. Bila mahasiswa tidak bisa menjawab pertanyaan dengan

tepat, maka ia disarankan untuk mempelajari kembali dan sudah menguasai

ketika konsultasi berikutnya.

3. Survey pendahuluan atau pra eksperimen

Untuk memperkuat latar belakang atau argument mengenai pentingnya

penelitian tersebut dilakukan, maka penilis wajib melakukan survey

pendahuluan dan atau eksperimen pendahuluan (bila bersifat eksperimen).

Hal ini juga dimaksudkan agar mahasiswa meneliti sesuatu yang benar-

benar ada dan dengan permasalahan yang tidak dibuat-buat.

4. Menyusun proposal penelitian

Penyusunan proposal dilakukan agar kegiatan penelitian data dilaksanakan

dengan baik, cermat dan terarah. Proposal penelitian tidak bersifat kaku,

melainkan masih memnungkinkan dilakukannya perubaha, setelah melihat

serta menyesuaikan dengan kondisi di lapangan. Penyusunan proposal

penelitian dilakukan dengan memperhatikan berbagai kaidah yang telah

diperoleh mahasiswa dalam mata kuliah Metode Penelitian serta saran-

saran dari dosen pemibimbing. Mahasiswa diharapkan sesering mungkin

bertemu dengan pembimbing untuk meminimalkan kesalahan dalam

penelitian maupun penulisan skripsi.

5. Mengumpulkan data dan informasi

Mahasiswa dapat memulai mengumpulkan data dan informasi yang

diperlukan untuk penyusunan skripsi dengan berpendoman pada proposal

penelitian yang sudah disusun. Adapun syarat lain yang harus dipenuhi

adalah telah lulus ujian atau seminar proposal dan telah memperbaikinya

(bila ada revisi) yang dibuktikan dengan adanya tanda tangan pengesahan

pada halaman pernyataa persetujuan oleh kedua pembimbing dan ketua

program studi kesehatan masyarakat, serta sudah mendapatkan form ijin

penelitian sesuai format yang dicontohkan pada lampiran 2. yang selanjutnya

akan mendapatkan surat pengantar ijin penelitian dari fakultas. Form ijin

5

Page 6: pedoman penyusunan skripsi

penelitian dibuat rangkap dua, satu untuk mahasiswa dan satu lagi

dikumpulkan kepada pembimbing I.

6. Menilai materi atau bahan penelitian

Setelah referensi terkumpul, mulailah menilai, memilih dan menentukan

bahan-bahan mana yang benar-benar sesuai dengan topic. Pada tahap ini

ruang lingkup skripsi mulai benar-benar dipersempit. Seringkali pada tingkat

ini penulis merasa perlu merubah topik.

7. Penyelesaian skripsi

Pada saat menyelesikan skripsi, yang perlu diingat adalah bahwa bidang

yang situlis harus berada pada ruang lingkup ilmu kesehatan masyarakat,

sehingga penekannya juga pada imu kesehatat masyarakat (epidemiologi).

Ilmu-ilmu lainnya seperti kedoteran, hokum, gizi dan sebaginya merupakan

ilmu penunjang saja.

E. Sistematika

Dalam menyusun skripsi sebagai suatu laporan penelitian, terdapat perbedaaan

sistematika sesuai dengan jenis dan rancangan penelitian. Suatu penelitian yang

menguji hipotesis baik observasional maupun eksperimen berbeda dengan

penelitian yang tidak mennguji hipotesis. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada

table 1 berikut ini :

Tabel 1. Perbedaan Sistematika Penulisan Skripsi atau yang

menguji hipotesis (Analitik) dan yang tidak menguji hipotesis (Deskriptif)

Sistematika Penulisan Skripsi yang tidak menguji hipotesis (Deskriptif)

Sistematika Penulisan Skripsi yang menguji hipotesis (Analitik)

HALAMAN SAMPUL

ABSTRAK

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PERNYATAAN PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

BIODATA

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

HALAMAN SAMPUL

ABSTRAK

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PERNYATAAN PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

BIODATA

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

6

Page 7: pedoman penyusunan skripsi

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR SINGKATAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Masalah Penelitian

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Ruang Lingkup Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Memuat materi yag dirujuk

Point terakhir adalah kerangka teori

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

B. Subjek Penelitian

C.Waktu dan Tempat

D.Populasi dan Sampel

1. Populasi

2. Sampel

a. Jumlah sampel

b. Teknis/cara pengambilan sampel

E. Pengumpulan Data

1. Jenis Data

2. Sumber Data

3. Cara Pengumpulan Data

F. Langkah-langkah penelitian

1. Instrumen penelitian

2. Bahan

3. Jalannya Penelitian

G.Pengolahan Data

H.Analisis Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR SINGKATAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Masalah Penelitian

C. Hipotesis

D. Tujuan Penelitian

E. Manfaat Penelitian

F. Ruang Lingkup Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Memuat materi yang dirujuk

Point terakhir adalah kerangka teori

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

B. Subjek Penelitian

C. Waktu dan Tempat

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

2. Sampel

a. Jumlah sampel

b. Teknis/cara pengambilan sampel

E. Variabel Penelitian

1. Jenis Variabel

2. Kerangka Konsep

3. Definisi Operasional Variabel

F. Pengumpulan Data

1. Jenis Data

2. Sumber Data

3. Cara Pengumpulan Data

G. Langkah-langkah penelitian

1. Instrumen penelitian

2. Bahan

3. Jalannya Penelitian

H. Pengolahan Data

I. Analisis Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

7

Page 8: pedoman penyusunan skripsi

II. MEKANISME PENGAJUAN PROPOSAL DAN ATAU SKRIPSI

A. TEMA

Tema yang dapat diajukan sebagai bahan penyusunan skripsi adalah masalah-

masalah kesehatan baik berupa penyakit , masalah kesehatan lain, dan hal-hal

yang berkaitan dengan masalah tersebut.

Contoh :

a. Kejadian penyakit diare

b. Survey kondisi lingkungan yang mempengaruhi kejadian demam berdarah.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan lalu lintas.

d. Survei mikrobakteri pada jamu gendong.

B. MEKANISME PENGAJUAN PROPOSAL DAN ATAU SKRIPSI

1. Syarat Administrasi

a. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif (administrai dan akademik)

b. Mata kuliah skripsi tercantum pada KRS pada semester yang

bersangkutan (semester VII)

2. Syarat Akademik

a. Bagi mahasiswa regular (asal SMA) telah menempuh satuan kredit

semester minimal 128 sks

b. Bagi mahasiswa asal DIII (Lintas jalaur dan ekstensi minimal 36 sks)

c. Tidak sedang menjalankan sanksi akademik

d. Tidak sedang menjalani cuti akademik

e. Tidak ada nilai E (di KHS)

3. Bobot Satuan Kredit Semester

Bobot satuan kredit semester (sks) skripsi sebanyak 4 sks yang terdiri dari :

a. Seminar proposal : 2 sks

b. Penulisan skripsi : 2 sks

4. Tata Cara Pengajuan Proposal dan atau Skripsi

8

Page 9: pedoman penyusunan skripsi

a. Pengajuan Proposal

1). Mahasiswa sudah memenuhi sks untuk mengambil skripsi

2). Mahasiswa mengambil dan mengisi form pada koordinator skripsi

3). Mengajukan Tema/judul diajukan kepada coordinator skripsi

sebanyak 3 tema.

4). Pengajuan tema/judul dapat dimulai dari awal semester VI.

5). Melampirkan fotocopy KRS

6). Menunggu persetujuan dari koordinator skripsi

b. Seminar Proposal

1). Seminar proposal dilaksanakan setelah penyusunan sampai BAB III

(metode penelitian) dan disetujui oleh pembimbing I & II. Tujuannya

untuk mendapatkan masukan-masukan perbaikan, agar tidak terjadi

kesalahan dalam pengumpulan data.

2). Pelaksanaan seminar proposal tergantung dari pembimbing I & II.

3). Mahasiswa dapat mengajukan seminar proposal apabila telah

menghadiri seminar mahasiswa lain minimal 4 (empat) kali pertemuan

dan aktif dalam memberikan masukan selama seminar proposal.

4). Mahasiswa mendaftarkan diri kepada panitia skripsi untuk seminar

proposal harus melampirkan syarat-syarat yang ditentukan.

5). Proposal telah disetujui oleh Pembimbing

6). Proposal harus diserahkan ke panitia skripsi minimal 1 (satu) minggu

sebelum seminar dilaksanakan.

7). Mahasiswa wajib mengumumkan dan mengundang secara terbka

yang berisi nama mahasiswa yang akan melaksanakan seminar

proposal, waktu dan tempat seminar, pada papan pengumuman yang

disediakan fakultas, agar dapat diketahui dan dihadiri oleh mahasiswa

lain.

8). Pengumuman/ undangan terbuka ditempel minimal 3 (tiga) hari

sebelum seminar dilaksanakan.

9). Mahasiswa mengambil form nilai di panitia skripsi. Setelah seminar,

mahasiswa harus memperbaiki proposal sesuai masukan-masukan

pada saat seminar.

9

Page 10: pedoman penyusunan skripsi

10). Setelah hasil revisi/perbaikan setujui oleh pembimbing, proposal dijilid

dan dikumpulkan kepada coordinator sebagai syarat untuk

mendapatkan surat pengantar permohonan ijin penelitian.

c. Masa Berlaku Proposal

1). Proposal yang telah disetujui dan diseminarkan, diwajibkan untuk

diindak lanjuti dalam penelitian dan penulisan skripsi.

2). Apabila proposal yang telah diseminarkan tidak ditindak lanjuti

sampai 2 (dua) semester terhitung sejak proposal diseminarkan,

maka mahasiswa harus membuat proposal baru.

C. PELAKSANAAN PENELITIAN

1. Penelitian dilaksanakan setelah mendapatkan surat ijin untuk melaksanakan

penelitian.

2. Setelah melaksanakan penelitian, peneliti wajib melampirkan surat

keterangan telah melaksanakan penenlitian dari instansi atau lokasi

penelitian.

D. PEMBIMBING

1. Penentuan Pembimbing

a. Pembimbing ditunjuk oleh koordinator skripsi sesuai tema yang diajukan

oleh mahasiswa

b. Pembimbing terdiri dari pembimbing I dan pembimbing II.

c. Mahasiswa menghadap pembimbing yang ditunjuk dengan membawa

surat pengantar dari koordinator

d. Acc tema/judul tergantung pada pembimbing I yang ditunjuk koordinator

e. Setelah tema/judul di acc pembimbing I, selanjutnya mahasiswa dapat

menyusun skripsi dengan dibimbing oleh kedua pembimbing.

2. Syarat Pembimbing

a. Pembimbing I berpendidikan minimal S2

b. Pembimbing II berpendidikan minimal S1

3. Pengajuan pembimbing dari program studi kesmas atau luar FIK UMS

10

Page 11: pedoman penyusunan skripsi

a. Apabila pembimbing berasal dari luar prodi, prodi akan meminta secara

resmi kepada kepala bagian/ Ka. Prodi lain yang ditunjuk untuk menunjuk

pembimbing II

a. Apabila pembimbing berasal dari luar FIK UMS, pengajuan permohonan

secara resmi ditandatangani oleh Pembantu Dekan I.

4. Pembimbing Berhalangan

a. Pembimbing yang tidak bias melakukan pembimbingan selama minimal

2(dua) bulan karena tugas belajar maupun tgas faklutas, wajib

melaporkan kepada coordinator skripsi.

b. Koordinator skripsi menunjuk pembimbing pengganti atas dasar

pertimbanngan pembimbing yang berhalangan.

E. PEMBIMBINGAN

1. Waktu dan tempat pembimbingan ditentukan oleh dosen pembimbing atas

pertimbangan usulam mahasiswa

2. Frekuensi pembimbingan :

a. Penulisan proposal minimal 4 (empat) kali pembimbingan

b. Penulisan skripsi minimal 4 (empat) kali pembimbingan.

F. SEMINAR PROPOSAL

Prosedur pelaksanaan seminar proposal sebagai berikut:

1. Jadwal dan tempat seminar proposal ditentukan oleh panitia skripsi

2. Dihadiri minimal 10 (sepuluh) mahasiswa

3. Dihadiri minimal 1 (satu) pembimbing

4. Menyediakan minimal 12 (dua belas) eksemplar untuk dibagikan kepada

peserta seminar

5. Pelaksanaan seminar dipimpin oleh pembimbing

6. Mahasiswa mempresentasikan proposal dihadapan peserta seminar

7. Nilai seminar proposal diserahkan kepada panitia skripsi maksimal satu hari

setelah seminar dilaksanakan.

11

Page 12: pedoman penyusunan skripsi

G. UJIAN SKRIPSI

1. Syarat-syarat ujian skripsi

a. Sesuai jadwal/ batas waktu ujian yang ditentukan

b. Mendaftarkan diri ke panitia skripsi untuk melaksanakan ujian skripsi

dilengkapi dengan lampiran yang telah ditetukan oleh panitia skripsi

c. Melampirkan nukti tertulis dari pembimbing bahwa skripsi siap diuji

d. Menyerahkan skripsi 1 (satu) eksemplar ke koordinator skripsi 1 (satu)

minggu sebelum batas ujian dilaksanakan

e. Melampirkan kartu konsultasi pembimbingan

f. Melampirkan bukti lunas SPP semester yang bersangkutan

g. Mengikuti jadwal yang telah ditentukan oleh panitia skripsi

h. Telah melakukan seminar proposal, dengan menyerahkan surat

keterangan telah seminar dan kartu konsultasi

2. Pelaksanaan Ujian

a. Menggunakan sistem blok

b. Waktu dan tempat ujian ditentukan oleh panitia (koordinator) skripsi

c. Dihadiri oleh 2 (dua) pembimbing dan 1 (satu) penguji.

d. Apabila hanya ada 1 (satu) orang pembimbing yang hadir, maka ujian

masih bias dilaksanakan, dengan catatan pembimbing yang tidak hadir

wajib memberikan soal kepada pembimbing dan penguji yang hadir

sedangkan penguji yang hanya satu orang diharuskan hadir. Sedangkan

nilai sepenuhnya ditentukan oleh pembimbing dan penguji yang hadir.

3. Ketentuan kelulusan

a. Dosen pembimbing sebagai dosen penguji bertugas menilai mahasiswa

yang meliputi nilai rata-rata dari komponen :

1). Pelaksanaan penelitian

2). Penulisan skripsi

3). Penguasaan materi

b. Nilai akhir skripsi adalah rerata nilai dari seluruh komponen dan seluruh

Tim Pembimbing.

c. Metode Penilaian yang digunakan adalah nilai dengan rentang 0-4.

12

Page 13: pedoman penyusunan skripsi

d. Bobot penilaian :

Pembimbing I : 3

Pembimbing II : 3

Penguji : 4

Nilai tersebut dijulahkan kemudian dibagi 10

Hasil nilai rata-rata dikonversikan ke nilai huruf adalah :

Nilai A : ≥ 3,6 - 4,0

Nilai AB : ≥ 3,1 – 3,5

Nilai B : ≥ 2,6 – 3,0

Nilai BC : ≥ 2,1 – 2,5

Contoh :

Pembimbing I : 3,5 x 3 = 10,5

Pembimbing II : 3,5 x 3 = 10,5

Penguji : 3, 75 x 4 = 15

36,0 : 10

Maka mahasiswa tersebut mendapat nilai 3,6 atau A

Mahasiswa yang mendapatkan nilai kurang dari 2,5 atau < BC

dinyatakan tidak luluas

Mahasiswa yang tidak lulus ujian skripsi mengulang, maka

pengurusan adminisatrasi dilakukan seperti ketika mengurus

pengajuan proposal

Penguji wajib menyerahkan nilai (dalam bentuk huruf) kepada

panitia skripsi maksimal satu hari setelah ujian dilaksanakan.

4. Penyerahan skripsi

Skripsi yang telah diujikan, diserahkan ke perpustakaan sebanyak 2 (dua)

eksemplar dengan syarat :

a. Telah direvisi dan disetuji oleh pembimbing dan penguji.

b. Memenuhi ketentuan Tata Cara penulisan skripsi.

5. Jadwal Seminar Proposal Skripsi

a. Jadwal seminar proposal maupun ujian skripsi, akan dilakukan dengan

sistem blok

b. Sistem blok tersebut berlaku untuk 1 (satu) periode wisuda tertentu yang

dijadwalkan universitas.

13

Page 14: pedoman penyusunan skripsi

c. Jadwal ujian skripsi diumumkan 2 (dua) bulan sebelum wisuda yang akan

datang.

H. SANKSI

1. Mahasiswa

a. Sanksi bagi mahasiswa yang melakukan pelanggaran akademik (plagiat)

dalam penulisan proposal dan atau skripsi, mengacu pada peraturan

akademik Universitas Muhammadiyah Surakarta.

b. Sanksi bagi mahsiswa yang melakukan pelangaran administratif

(pemalsuan tanda tangan) dalam penulisan proposal dan atau skripsi,

ditentukan oleh panitia skripsi.

2. Pengajar/Pembimbing/Penguji

Pengajar/ Pembimbing/ Penguji yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil

apabila melakukan pelanggaran, sanksi mengacu pada peraturan disiplin

PNS.

Pengajar/ Pembimbing/ Penguji yang bukan berstatus sebagai PNS apabila

melakukan pelanggaran dijatuhkan sanksi berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

14

Page 15: pedoman penyusunan skripsi

III. PROPOSAL PENELITIAN

Proposal penelitian untuk skripsi terdiri atas : Bagian awal, Bagian utama,

Bagian akhir dan lampiran (instrument). Menyusun proposal berarti membuat

setengah bagian dari skripsi, yaitu dari bab I sampai bab III. Isinya hampir sama

dengan bab I, II, dan III pada skripsi, hanya kadang-kadang ada sedikit perubahan

setelah pelaksanaan penelitian/pengumpulan data di lapangan. Karena itu,

penyusunan proposal harus matang. Adapun contoh sistematika proposal skripsi

adalah:

HALAMAN COVER

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PERNYATAAN PENGESAHAN

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

A. BAGIAN AWAL

1. Halaman judul

Halaman judul memuat : Judul, Lambang Universitas Muhammadiyah

Surakarta, Nama, dan Nomor Induk Mahasiswa, Nama Pembimbing, Nama

Almamater dan waktu (tahun) pengajuan proposal penelitian.

Diatas judul dituliskan Proposal Penelitian

a. Judul penelitian hendaknya dibuat singkat, jelas dan menunjukkan

dengan tepat masalah yang hendak diteliti, tidak bermakna ganda. Judul

penelitian maksimal terdiri atas 20 (dua puluh) kata.

b. Lambang Universitas Muhammadiyah Surakarta berbentk segilima

dengan diameter sekitar 5 cm

15

Page 16: pedoman penyusunan skripsi

c. Nama mahasiswa ditulis dengan lengkap, tidak boleh disingkat,

diletakkan simetris terhadap kanan dan kiri halaman judul sesuai batas

margin.

d. Nomor Induks mahasiswa dicantumkan dibawah nama mahasiswa, tanpa

kata-kata NIM atau nomor mahasiswa.

e. Nama pembimbing ditulis lengkap pembimbing I dan pembimbing II.

f. Nama almamater meliputi : Program Studi Kesehatan Masyarakat,

Fakultas Ilmu Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

g. Waktu pengajuan ditunjukkan dengan menuliskan tahun dibawah nama

almamater.

Contoh halaman judul proposal penelitian dapat dilihat dalam lampiran 3.

2. Halaman persetujuan

Halaman persetujuan ini berisi persetujuan pembimbing I dan pembimbing II

lengkap dengan tanda tangan dan tanggal persetujuan.

Halaman persetujuan memuat : Judul, nama dan nomor mahasiswa, maksud

pengajuan proposal penelitian, tanggal diterima dan disetujui, nama dan

kedudukan pembimbing.

a. Judul Penelitian ditulis dengan huruf besar semua, kecuali bagi nama

ilmiah. Apabila judul penelitian lebih dari satu baris, susunannya diatur

seperti trapezium terbalik dengan jarak baris 1,5 spasi.

b. Nama dan nomor induks mahasiswa ditulis lengkap dan diletakkan

simetris ditengah sesuai batas margin, dengan jarak 3 spasi dari judul.

c. Maksud proposal penelitiann dinyatakan sebagai berikut : “Diajukan

sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir pada program studi

kesehatan masyarakat FIK UMS”

d. Tanggal disetujui ditulis diatas nama tim pembimbing skripsi.

e. Nama pembimbing ditulis lengkap dengan gelar dan NIP/NIK nya.

Kedudukan pembimbing dinyatakan dengan Pembimbing I dan

Pembimbing II.

Contoh halaman persetujuan proposal penelitian dapat dilihat pada

lampiran 4.

16

Page 17: pedoman penyusunan skripsi

B. BAGIAN UTAMA

Bagian utama dari proposal skripsi adalah hanya terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

Karena Bab I, II dan III pada proposal ini sama dengan yang ditulis skripsi, maka

penjelasan tentang isi bab ini langsung mengacu pada buku pedoman ini BAB III

SKRIPSI.

Pada proposal, setelah bab III ditambahkan dengan Jadual Penelitian, yaitu

Menjelaskan rencana waktu yang akan diperlukan untuk menyelesaikan

penelitian yang dilakukan meliputi penelitian pendahuluan, pengumpulan data,

pengolahan data dan penyusunan skripsi dari pengajuan sampai ujian skripsi.

C. BAGIAN AKHIR

Bagian akhir dari proposal penelitian berisi daftar pustaka yang ditulis sesuai

dengan format metode HARVARD yang dapat dilihat pada buku pedoman BAB

IV dan lampiran berisi instrument/alat yang digunakan dalam pengumpulan data.

17

Page 18: pedoman penyusunan skripsi

PROSES PENELITIAN

18

Teori Hasil Penelitian terdahulu

Pengalaman Empiris

Tujuan Khusus Tujuan KhususTujuan Umum

Masalah Penelitian

Hipotesis I

Kerangka Konsep

Kerangka teori

Hipotesis II Hipotesis III

Pengembangan Instrumen(Alat pengumpul/pengukur data)

Laporan Penelitian

Pengolahan dan analisis data

Pengumpulan Data

Page 19: pedoman penyusunan skripsi

IV. SISTEMATIKA SKRIPSI

Sama halnya dengan proposal penelitian, skripsi juga terdiri atas tiga bagian, yaitu

Bagian Awal, Bagian Utama dan Bagian Akhir, tetapi isinya lebih luas dan lengkap.

A. BAGIAN AWAL

Bagian awal mencakup halaman sampul depan, halaman judul, halaman

pengesahan, pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar

lampiran.

Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis bagian awal skripsi

1. Halaman Sampul Depan

Halaman sampul depan disebut juga cover, yang terdiri dari Hard cover

dan soft cover. Halaman sampul memuat : judul skripsi, lambang

Universitas Muhammadiyah Surakarta, nama dan nomor induk

mahasiswa, nama almamater dan tahun penyelesaian skripsi.

a. Judul skripsi dibuat sesingkat-singkatnya seperti yang sudah

diuraikan pada proposal penelitian.

b. Lambang Universitas Muhammadiyah Surakarta berbentuk segi lima

dengan diameter sekitar 5 cm

c. Nama mahasiswa yang mengajukan skripsi ditulis lengkap (tidak

boleh ada singkatan) diletakkan simetris terhadap kanan dan kiri

halaman judul sesuai batas margin.

d. Nomor Induk mahasiswa dicantumkan dibawah nama mahasiswa,

tanpa kata-kata NIM atau nomor mahasiswa.

e. Nama almamater meliputi : Program Studi Kesehatan Masyarakat,

Fakultas Ilmu Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

f. Tahun penyelesaian skripsi adalah tahun ujian skripsi terakhir dan

ditempatkan dibawah nama almamater.

g. Tulisan pada cover menggunakan huruf Arial Size 11. Tidak

diperbolehkan menggunakan tipe huruf yang berbeda, untuk

memperindah bagian-bagian tertentu. Huruf pada halaman Cover

dicetak biasa (tidak timbul).

Contoh halaman sampul depan skripsi dapat dilihat dalam lampiran 5.

19

Page 20: pedoman penyusunan skripsi

h. Punggung Skripsi ditulis secara berurutan : 2 buah garis (4,5 pt),

Skripsi, 1 Buah garis (1 pt), Judul Skripsi, 1 buah garis, Nama penulis

(U) dibawahnya ditulis NIM, 1 buah garis, tahun, 2 buah garis (4,5 pt).

Contoh punggung skripsi dapat dilihat pada lampiran 8b.

2. Abstrak

Abstrak dijilid bersama dengan Skripsi, ditempatkan setelah soft cover

sebelum halaman judul. Tidak perlu diindeks, tanpa nomor halaman,

yang berarti tidak dicantumkan dalam daftar isi. Ketentuan penulisan

abstrak sebagai berikut :

a. Abstrak ditulis dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan

Bahasa Ingris, dan merupakan uraian singkat tetapi dari isi skripsi

yang meliputi latar belakang, tujuan penelitian, metode, hasil

penelitian dan kesimpulan/saran.

b. Abstrak diketik dengan huruf Arial 11 dengan satu spasi dan

panjangnya tidak lebih dari 250 suku kata (1 lembar).

c. Pada bagian atas (center) ditulis dengan huruf capital ABSTRAK.

d. Berjarak dua spasi ke bawah ditulis berurutan nama penulis (Title

Case), titik dan angka yang menunjukkan NIM (rata kiri).

e. Di bawahnya berjarak dua spasi ditulis SKRIPSI (dalam spasi satu,

rata kanan-kiri, UPPER CASE) tanpa diakhiri tanda baca titik.

Kemudian dua spasi di bawahnya ditulis jumlah halaman permulaan

(dalam angka Romawi kecil)+ jumlah halaman isi skripsi : keterangan

ilustrasi dalam yang terdapat dalam skripsi (table, gambar, lampiran,

singkatan dll).

f. Isi abstrak yang berupa tujuan, metode, hasil-hasil yang menonjol dan

kesimpulan dari penelitian ditulis dua spasi di bawahnya (dalam satu

spasi, rata kanan kiri (Sentense case).

g. Berjarak dua spasi di bawahnya ditulis kata kunci (sentences case,

Bold) terdiri maksimal 5 suku kata atau minimal tiga kata yang diambil

dari pengertian judul yang ditulis (dari suku kata belakang ke depan

diambil dari judul).

20

Page 21: pedoman penyusunan skripsi

h. Berjarak dua spasi ke bawah, menjorok ke kanan, ditulis Pembimbing

I dan Pembimbing II sesuai contoh, diikuti nama pembimbing lengkap

dengan gelarnya (Title case, Underline) yang berjarak empat spasi

dari tulisan tulisan di atasnya. Tulislah NIK atau NIP masing-masing

pembimbing, titik, dan nomornya.

i. Selanjutnya berjarak dua spasi di bawanya di tulis sama dengan yang

terdapat di halaman …

j. Mahasiswa diwajibkan membuat abstrak sejumlah skripsi yang

dijilidnya, ditambah tiga copy untuk dibuatkan indeks.

Contoh Abstrak ada pada lampiran 6.

3. Halaman Judul

Halaman judul berisi tulisan yang sama dengan halaman sampul depan,

tetapi diketik diatas kertas putih. Halaman judul merupakan halaman

pertama skripsi (angka romawi kecil), tetapi angka “i” tidak dicetak dalam

halaman judul ini.

Contoh halaman judul ada pada lampiran 7.

4. Halaman Hak Cipta

Halaman ini ditulis bertujuan untuk melindungi hak cipta penyusun

skripsi.

Ditulis : Hak cipta skripsi ada pada penulis.

Contoh halaman hak cipta ada pada lampiran 8a.

5. Halaman Pengesahan

Ada dua halaman pengesahan yaitu sebelum ujian skripsi dan sesudah

ujian skripsi.

a. Pernyataan Persetujuan

Halaman pengesahan sebelum ujian skripsi sudah ditanda tangai

dosen pembimbing. Perntayaan ini merupakan tanda bahwa proposal

mahasiswa siap diuji. Judul ditulis dalam huruf besar dengan jarak

llima ketuk daari tepi kanan dan kiri (bold, justified). Isi jarak tulisan

pada bagian ini selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9a.

21

Page 22: pedoman penyusunan skripsi

b. Pernyataan Pengesahan

Halaman pengesahan setelah ujian skripsi dan ditandatangani oleh

kedua pembimbing dan penguji serta dilengkapi tanggal ujian. Judul

ditulis dalam huruf besar dengan jarak llima ketuk daari tepi kanan

dan kiri (bold, justified). Halaman pengesahan yang kedua inilah yang

disertakan dalam skripsi yang sudah selesai.

Contoh halaman pengesahan ada pada lampiran 9b.

6. Persembahan

Halaman persembahan dapat disertakan apabila dikehendaki oleh

penulis. Hal ini bukan merupakan suatu keharusan. Halaman motto tidak

perlu disertakan.

7. Riwayat Hidup

Pada halaman ini ditulis nama, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin,

agama, alamat dan riwayat pendidikan. Bagi penulis yang sudah berkerja

dapat disertakan riwayat pekerjaan. Riwayat pendidikan dimulai dengan

kata lulus SD X tahun Y seperti contoh pada lampiran 10. Jenis Huruf

Times New Roman size 12 spasi dua.

Contoh : Riwayat Hidup dapat dilihat pada lampiran 10.

8. Kata Pengantar

Pengantar mengandung uraian singkat tentang maksud skripsi,

penjelasan-penjelasan, dan menyatakan ucapan terima kasih kepada

pihak-pihak yan benar-benar telah membantu dalam melaksanakan

penelitian, penyususnan nasakah, bantuan keuangan dan sebagainya.

Halaman ini dimulai dengan:

a. Menuliskan kata pengantar dengan huruf capital, center dan bold

b. Disi dari kata pengantar dengan jarak empat spasi dari tulisan kata

pengantar.

c. Bahasa yang digunakan tetap bahasa Indonesia sesua dengan EYD.

22

Page 23: pedoman penyusunan skripsi

d. Tidak diperbolehkan menyebutkan nama samaran atau nama alias

dari pihak-pihk yang dibei ucapan terima kasih.

e. Dalam pengantar tidak terdapat hal-hal yang ilmiah

Contoh Kata pengantar dapat dilihat pada lampiran 11

9. Daftar Isi

Daftar isi dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh

tentang isi skripsi dan sebagai petunjuk bagi pembaca yang ingin

langsung melihat suatu bab atau anak sub judul, mendapatkan bagian

yang dicarinya tanpa harus membuka tiap-tiap halaman.

Ketentuan pembuatan daftar isi sebagai berikut :

a. Semua yang ada dalam skripsi yang dimulai dari halaman I judul)

sampai dengan lampiran, dincantumn dalam daftar isi secara

berurutan.

b. Di dalam daftar isi tertera urutan judul, sub judul dan anak sub judul

disertai dengan nomor halamannya.

c. Daftar isi diketik dengan huruf capital, center, dan bold.

d. Kata halaman ditulis si sebelah kanan bawah, berjarak baris tiga

spasi dari tulisan daftar isi, dan tiga cm dari batas tepi kanan.

e. Susunan daftar isis menyusul dua spasi di bawahnya.

f. Judul tiap bab diketik dengan huruf besar, sebentara judul sub bab

title case

g. Jarak antar bagian-bagian daftar isi adalah satu spasi.

Contoh daftar isi dapat dilihat pada lampiran12.

10. Daftar Tabel

Jika dalam skripsi terdapat banyak tabel (daftar), perlu adanya daftar

tabel yang memuat urutan judul tabel (daftar) beserta dengan nomor

halamannya. Tetapi kalau hanya ada beberapa tabel (daftar) saja, daftar

ini tidak usah dibuat. Ketentuan menyususn daftar tabel sebagai berikut :

a. Daftar tabel diketik seperti mengetik daftar isis dengan menggunakan

angka arab untuk penomoran tabel.

b. Penomoran tabel berurutan dan dimulai sejak kkemunculan pertama.

23

Page 24: pedoman penyusunan skripsi

c. Bila berganti bab baru, tidak perllu dimulai dari nomor tabel yang

baru.

d. Setelah tulisan daftar tabel (Upper case, center, bold), empat spasi di

bawahnya ditulis kata tabel (Sentence case, left) dan halaman

(sentence case, right)

e. Dua spasi di bawahna ditulis nomor tabel dan judul tabelnya.

f. Judul tabel di daftar ini haru sama dengan judul tabel dalam isi

skripsi.

g. Akhir dari judul tabel dihubungkan denga titik-titik dengan nomor

haaman dimana tabel tersebut dijumpai dalam skripsi.

h. Judul tabel yang memberikan lebih dari satu baris ditulis di bawah

kata pertama kalimat atasnya.

i. Setiap judul berspasi dan jarak antara judul adaah dua spasi.

Contoh daftar tabel dapat dilihat pada lampiran 13

11. Daftar Gambar

Daftar gambar berisi urutan judul gambar dan nomor halamannya. Perlu

tidaknya suatu daftar gambar tersendiri, sama persyaratannya dengan

daftar tabel. Contoh daftar gambar dapat dilihat pada lampiran 14

12. Daftar Lampiran

Daftar lampiran dibuat bila skripsi dilengkapi dengan lampiran dan nomor

halamannya. Tulisan daftar lampiran (upper case, center, bold) diikuti

empat spasi di bawahnya kata lampiran (sentence case, left). Dua spasi

di bawahnya ditulis nomor lampiran seperti yang terera di lampiran skripsi

tiap-tiap mahasiswa.

Contoh daftar lampiran dapat dilihat pada lampiran 15

13. Daftar Singkatan

Bila terdapat beberapa singkatan di dalam skripsi, maka perlu dibuatkan

daftar singkatannya. Pembuatan singkatan harus sesuai dengan aturan-

aturan pada EYD. Tulisan daftar singkatan (Upper case, center, bold)

diikuti empat spasi di bawahnya singatan-singkatan yang ada di dalam

24

Page 25: pedoman penyusunan skripsi

skripsi beserta kepanjangannya. Penyususnan daftar singkatan dibuat

sesuai urutan abjad. Contoh daftar singkatan dapat dilihat pada

lampiran 16

B. BAGIAN UTAMA

Bagian utama skripsi mengandung bab-bab : latar belakang, tinjauan pustaka,

cara penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran.

BAB I. PENDAHULUAN

Bab pendahuluan memuat latar belakang dan tujuan penelitian.

1. Latar Belakang

Latar belakang masalah khususnya di bidang kesehatan yang akan diteliti

dan harus ditunjang dengan data dari masalah tersebut yang diambil dari

data tingkat nasional, propinsi dan dari data masalah yang ada ditingkat

lokasi penelitian yang akan diambil, serta alasan mengapa penelitian

tersebut perlu dilakukan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun latar belakang

adalah :

Tidak terlalu luas atau melebar sehingga jauh dari konteks permasalahan

(langsung diarahkan pada masalah)

Berorientasi pada maksud dan konteks penelitian yang mungkin akan

dilakukan.

Disusun secara sistematis, ringkas dan terarah pada suatu permasalahan

yang ingin diteliti.

Pada latar belakang agar memuat :

a. Latar belakang dalam skripsi hampir sama dengan yang terdapat dalam

proposal penelitian dan mungkin sudah lebih diperluas.

b. Kalimat pengantar yang menuju pada permasalahan

c. Gambaran wilayah penelitian penelitian yang berhubungan dengan

permasalahan

d. Data pendukung yang didapat dari data sekunder, survei pendahuluan

dan atau pre eksperimen,

25

Page 26: pedoman penyusunan skripsi

e. Berbagai dampak negative bagi manusia yang ditimbulkan dari

masalah yang akan diteliti, bisa bersumber dari pendahuluan maupun

teori yang telah ada.

f. Dukungan teori yang berhubungan dengan permasalahan namun

bukan berupa definisi

g. Kalimat penegasan pemilihan tema penelitian berdasarkan uraian pada

latar belakang, tanpa menuliskan kembali judul penelitian.

h. Penulisan isi latar belakang dibuat mengerucut dari hal-hal yang

bersifat spesifik mendukung permasalahan sampai ke yang sangat

spesifik.

2. Masalah Penelitian

a. Identifikasi Masalah

Perumusan masalah memuat penjelasan mengenai alasan-alasan

mengapa masalah yang dikemukakan dalam proposal penelitian itu

dipandang menarik, penting dan perlu diteliti. Permasalahan dapat

diambil dari kondisi/ fakta/ data yang menunjukkan kesenjangan,

kelemahan, kekurangan antara apa yang diharapkan (kondisi ideal)

dengan apa yang secara nyata ada (kondisi nyata) yang perlu diungkap

untuk dicari penyebabnya dan ingin dijawab dalam penelitian. Oleh

karena itu permasalahan yang ditentukan harus berdasarkan pada

studi pendahuluan, mengarah pada penentuan variabel maupun

hipotesis penelitian

b. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dinyatakan secara singkat, jelas dan sederhana,

menungkinkan untuk diuji atau dijawab secara ilmiah dan dalam bentuk

kalimat tanya.

Masalah adalah penentu arah jalannya penelitian, karena itu masalah

harus dirumuskan secara jelas, agar arah dan tujuan penelitian tidak

kabur atau rancu. Menurut Sastroasmoro dan Ismael (1995):14)

perumusan masalah masalah penelitian harus memenuhi syaratsyarat

sebagai berikut :

26

Page 27: pedoman penyusunan skripsi

1. dikemukakan dalam kelimat tanya

2. substansi yang dimaksud hendaknya bersifat khas dan tidak

bermakna ganda

3. bila terdapat bayak pertanyaan penelitian harus dibuat dalam

kalimat yang terpisah

Banyaknya pertanyaan dalam masalah penelitian tergantung pada

luasnya ruang lingkup materi yang diteliti. Semakin luas ruang

lingkupnya maka semakin luas dan banyak pula pertanyaan penelitian

yang harus disusun.

Contoh :

Untuk penelitian deskriptif yang berjudul :

“Tinjauan Tentang Keadaan Lingkungan dan Kepadatan Rumah

pada Kejadian Penyakit Demam Berdarah di Wilayah Kerja

Puskesmas Kartasura I”

Rumusan masalah penelitiannya dapat disusun sebagai berikut:

1). Bagaimanakah keadaan lingkungan fisik rumah penduduk penderita

demam berdarah di wilayah kerja puskesmas Kartasura I ?

2). Bagaimanakah kepadatan rumah penduduk penderita penyakit

demam berdarah di wilayah kerja puskesmas Kartasura I ?

3). Adakah tempat-tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti pada

penderita demam berdarah ?

4). Apa saja jenis-jenis tempat perindukan nyamuk Aedes aegypty

pada penderita demam berdarah ?

Untuk penelitian analitik yang berjudul :

“Hubungan Kondisi Fisik Lingkungan Rumah dengan Kejadian

Penyakit Tuberculosis Paru di Kota Surakarta”

Rumusan masalah penelitiannya dapat disusun sebagai berikut:

1). Adakah ganting kaca pada rumah penduduk?

2). Bagaimana kondisi pencahayaan alami pada rumah penduduk?

3). Bagaimana kondisi lantai pada rrumah penduduk?

4). Bagaimana suhu pada rumah penduduk?

27

Page 28: pedoman penyusunan skripsi

5). Bagaimana kelembaban ruangan kamar tidur pada rumah

penduduk?

6). Bagiamana kepadatan penghuni pada rumah penduduk?

7). Adakah hubungan antara kondisi pencahayaan alami dengan

kejadian penyakit TBC?

8). Adakah hubungan antara kondisi lantai dengan kejadian penyakit

TBC?

9). Adakah hubungan suhu ruangan dengan kejadian penyakit TBC?

10). Adakah hubungan antara kelembaban ruangan kamar tidur dengan

kejadian penyakit TBC?

11). Adakah hubungan antara kepadatan penghuni rumah dengan

kejadian penyakit TBC?

3. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari masalah penelitian yang masih

harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis perlu dicantumkan khususnya

pada penelitian yang menggunakan metode analitik baik observasional

maupun eksperimental yaitu yang menguji hubungan antara variabel.

Hipotesis berisi pernyataan singkat yang mengasumsikan adanya

hubungan antara variabel yang berdasarkan atas landasan teori atau

tinjauan pustaka dan merupakan jawaban/dugaan sementara terhadap

masalah penelitian yang dihadapi dan masih harus dibuktikan

kebenarannya. Pada penelitian deskriptif dan eksploratif tidak memerlukan

hipotesis. Adapun untuk penelitian kualitatif hipotesis dapat dikemukakan

dalam bentuk pertanyaan penelitian. Hipotesis ditulis dalam bentuk

kalimat pernyataan. Pernyataan hipotesis ditulis untuk masing-

masing variabel yang dihubungkan.

Contoh salah satu pernyataan hipotesis:

“Ada hubungan antara kondisi ventilasi rumah dengan kejadian

penularan TBC paru”

28

Page 29: pedoman penyusunan skripsi

4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah pernyataan tentang apa yang dapat diperoleh dari

penelitian yang akan dilaksanakan. Rumusan tujuan penelitian sama dalam

isi dan urutan dengan masalah penelitian. Perbedaannya hanya pada

bentuk kalimatnya saja, yaitu pada masalah penelitian berupa kalimat

tanya sedangkan pada tujuan penelitian disusun dalam kalimat pernyataan.

Dalam bagian ini disebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai

meliputi :

a. Tujuan Umum: berisi tujuan keseluruhan yang ingin dicapai dalam

penelitian. Dalam pembuatan tujuan penelitian harus dinyatakan

dengan jelas sehingga mudah dipahami.

b. Tujuan Khusus: berisi tujuan spesifik yang harus disesuaikan dengan

jumlah variabel yang akan diteliti.

Contoh :

Untuk rumusan masalah dibwah ini:

“Adakah Hubungan Kondisi Fisik Lingkungan Rumah dengan

Kejadian Penyakit Tuberculosis Paru di Kota Surakarta”

Tujuan Umum penelitiannya adalah :

Mengetahui hubungan Hubungan Kondisi Fisik Lingkungan Rumah

dengan Kejadian Penyakit Tuberculosis Paru di Kota Surakarta”

Tujuan Khususnya adalah :

1. Mengetahui adanya genting kaca pada rumah penduduk?

2. Mengetahui kondisi pencahayaan alami pada rumah penduduk?

3. Mengetahui kondisi lantai pada rrumah penduduk?

4. Mengukur suhu pada rumah penduduk?

5. Mengukur kelembaban ruangan kamar tidur pada rumah penduduk?

6. Mengetahui kepadatan penghuni pada rumah penduduk?

7. Membuktikan hubungan antara kondisi pencahayaan alami dengan

kejadian penyakit TBC?

8. Membuktikan hubungan antara kondisi lantai dengan kejadian penyakit

TBC?

29

Page 30: pedoman penyusunan skripsi

9. Membuktikan hubungan suhu ruangan dengan kejadian penyakit TBC?

10. Membuktikan hubungan antara kelembaban ruangan kamar tidur

dengan kejadian penyakit TBC?

11. Membuktikan hubungan antara kepadatan penghuni rumah dengan

kejadian penyakit TBC?

5. Manfaat Penelitian

Pada bagian ini ditulis manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian yang

dipisah sesuai dengan pihak-pihak penerima manfaat tersebut, misalnya

bagi mahasiswa, masyarakat, dinas, instansi terkait dimana penelitian

dilaksanakan. Ataupun bagi perkembangan ilmu pengetahuan bila

penelitian tersebut benar-benar memberikansumbangan yang nyata

(inovatif) bagi ilmu pengetahuan. Bila hanya terdapat satu manfaat

penelitian, maka tidak perlu ditulis dengan penomoran, cukup ditulis dalam

bentuk paragraf saja.

6. Ruang lingkup

Ruang lingkup berisi pembatasan masalah yang dibahas dalam skripsi.

Dalam skripsi cukup ditulis:

Ruang Lingkup materi pada penelitian ini dibatasi pada perbahasan

mengenai……………

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Ketentuan dalam penulisan tinjauan pustaka antara lain

1. Teori yang relevan

Tinjauan pustaka isinya teori-teori yang mendasai pembahasan serta

pemecahan masalah yang akan diteliti. Pilih teori-teori ynag benar-benar

relevan dengan permasalahan yang akan diteliti, untuk menghindari jadinya

skripsi yang terlalu tebal tetapi dengan isi yang kurang bermutu dan juga

untuk menghemat biaya.

2. Kerangka Teori

Bagian terakhir dari bab II adalah adanya kerangka teori. Kerangka teori

merupakan kerangka fakir peneliti yang memuat rangkuman ilmu-ilmu atau

30

Page 31: pedoman penyusunan skripsi

teori-teori yang mendasari penelitian, termasuk di dalamnya bisa terlihat

gambaran penelitian. Berupa landasan teori atau kerangka pemikiran yang

telah dijabarkan dari referensi yang meliputi teori asli, hasil penelitian

terdahulu yang disusun sebagai tuntunan untuk memecahkan masalah

penelitian dan untuk merumuskan hipotesis. Kerangka teori berbentuk

bagan alur pemikiran. Kerangka alur pemikiran ini dapat disusun sendiri

oleh peneliti berdasarkan telaah pustaka teori dan hasil penelitian

terdahulu, maupun dari kerangka teori yang telah disusun penelitia

sebelumnya dengan modifikasi (penyempurnaan). Kerangka teori

merupakan dasar untuk membuat kerangka konsep.

3. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan penyederhanaan dari kerangka teori. Dalam

pelaksanaan kegiatan penelitian, berdasarkan kerangka teori yang ada

peneliti memilih beberapa faktor yang fisibel (dapat dilakukan) untuk diteliti

sebagai variabel penelitian. Kerangka konsep mengarahkan pada

hubungannya dengan variabel yang akan diteliti sebagai acuan dalam

penyusunan metode penelitian.

BAB III. METODE PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan cara penelitian, yang diuraikan secara rinci tentang :

rancangan penelitian, subyek/obyek penelitian, lokasi, waktu pelaksanaan,

rancangan percobaan atau teknik pengumpulan data, alat pengumpulan data,

dan analisis data. Pada bab ini, seharusnya sudah matang pada proposal

penelitian, namun kemungkinan akan ada perubahan/ perbaikan setelah

dilakukan di lapangan.

Berikut ini hal-hal yang harus dijelaskan :

1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian harus dinyatakan spesifikasinya dan selengkap-

lengkapnya menggunakan penelitian observasional seperti cross-sectional,

case control, atau eksperimental. Rancangan yang dipilih hendaknya

disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai Lebih baik bila dilengkapi

dengan bagan rancangan penelitian. Untuk penelitian di laboratorium

haruslah disebutkan asal, cara penyiapan, sifat fisis, dan susunan kimia

31

Page 32: pedoman penyusunan skripsi

bahan yang dipakai. Hal ini perlu dikemukakan agar peneliti lain yang ingin

menguji ulang penelitian itu tidak sampai salah langkah.

2. Subyek/obyek penelitian

Subjek/objek penelitian adalah manusia, benda, zat, bahan, hewan,

tumbuhan, bentuk energi panas, daya listrik, getaran, suara sdb),

ekosistem, air, tanah atau udara yang memiliki karakteristik yang diteliti.

Subjek /objek penelitian diuraikan secara ringkas dan jelas. Kata Subjek

digunakan apabila yang diteliti manusia, sedangkan objek lebih sering

digunakan apabila yang diteliti selain manusia dan biasanya pada

penelitian eksperimental.

3. Lokasi dan Waktu

Pada bagian ini sebutkan lokasi dan waktu dilaksanakan penelitian

(pengumpulan/pengambilan data). Waktu tidak perlu dirinti mulai dari

persiapan sampai penyelesaian skripsi. Jalan penelitian berupa uraian

yang lengkap dan terinci tentang langkah-langkah yan telah diambil pada

pelaksanaan penelitian termasuk cara mengumpulkan data.

4. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan kumpulan elemen-elemen atau unsur-unsur yang

akan diteliti karakteristiknya pada suatu penelitian. Populasi dan

sampel penelitian digunakan untuk penelitian yang bertujuan

menggeneralisasikan, sedangkan untuk penelitian (studi kasus) sampel

diambil dengan obyek dan subyek dari penelitian. Sebutkan secara

jelas dan lengkap kriteria unsur-unsur yang termasuk dalam angoota

populasi.

Hal ini penting untuk mengetahui bagi siapa dan dalam lingkup wilayah

mana hasil penelitian yang akan diperoleh nantinya dapat

digeneralisasi.

32

Page 33: pedoman penyusunan skripsi

b. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti dalam penelitian.

Pada bagian ini sebutkan mana yang dimaksud dengan sampel,

bagaimana cara pengambilannya, berapa besarnya proporsi sampel

yang digunakan, dan apa rumus yang digunakan untuk menentukan

besarnya sampel

Berdasarkan sifat homogenitas populasi, luasnya cakupan wilayah

pupolasi, dan waktuyang tersedia untuk pelaksanaan pengambilan

sample, dan maka perlu ditentukan salah satu teknik sampling, seperti

simple random sampling, stratified random sampling, multistage

sampling, cluster sampling, purposive sampling dll.

Uraikan secara singkat prosedur pelaksanaan pengambilan sampel

dengan salah satu teknik sampling yang telah dientukan dan mengapa

tenik tersebut yang dipilih.

5. Variabel Penelitian

Variabel penelitian hanya ditulis pada skripsi yang meneliti secara analitik

yakni menguji hubungan antar variabel baik observasional maupun

eksperimental. Variabel penelitian ditulis secara rinci sesuai kedudukan

masing-masing varibel dalam kerangka konsep, namun tidak perlu ditulis

definisi dari masing-masing jenis variabel. Misalnya :

Variabel bebas : kondisi vantilasi, suhu, kelembaban dll.

Variabel terikat : kejadian penularan penyakit TBC paru.

Variabel antara: status Gizi, Imunisasi dll

Variabel kendali dan variabel pengganngu biasanya digunakan dalam

penelitian eksperimental, yang menggambarkan variabel kondisi yang

dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan/disamakan kondisinya

pada saat perlakuan diberikan.

6. Definisi Operasional Variabel (DOV)

Definisi operasional variabel adalah rumusan dari konsep peneliti

mengenai semua variabel yang telah ditulis dalam kerangka konsep, yang

33

Page 34: pedoman penyusunan skripsi

bersifat operasional sehingga memungkinkan dilakukannya pengamatan

atau pengukuran kuantitas ataupun kualitas objek sebagai parameternya.

Definisi operasional variabel menunjukkan kategori penilaian serta skala

data yang digunakan, terutama bila variabel yang didefinisikan adalah

variabel yang diuji hipotesisnya (variabel terikat dan variabel bebas).

DOV Menjelaskan operasionalisasi ukuran dan cara pengukuran data

lapangan berdasarkan definisi yang dicari dari referensi, baik atas dasar

teori maupun hasil penelitian sebelumnya, juga menurut operasional

program, ataupun menurut indikator nasional/internasional.

7. Pengumpulan Data

a. Jenis Data

Sebutkan data-data yang akan dikumpulkan dan dianalisis, sesuai

dengan jenisnya. Data yang dituliskan di sini dapat berupa data

kualitatif maupun data kuantitatif. Data kuantitatif masih dijabarkan lagi

dalam dua bentuk, yaitu data diskrit dan data kontinyu. Definisi dari

jenis-jenis data tidak perlu diuraikan, cukup contoh-contohnya saja,

namun mahasiswa wajib memahami definisi terebut. Data-data tersebut

nantinya harus tertera pada daftar pertanyaan, kuesioner, checklist

ataupun formulir isian yang akan digunakan sebagai instruemen

pengumpulan data.

b. Sumber Data

Sumber data dapat berpa data primer, sekunder dan tertier. Sumber

data primer merupakan sumber yang memungkinkan peneliti

memperoleh data secara langsung, misalnya dengan cara penguuran

maupun pengamatan atau observasional. Sumber data sekunder

merupakan tempat atau orang dimana penulis memperoleh data dari

orang lain misalnya data demografi dari kantor kelurahan/desa, dari

BPS dll.

c. Cara Pengumpulan Data

Pada bagian ini dijelaskan teknik-teknik yang digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dapat terdiri satu cara

atau lebih tergantung pada teknik yang akan digunakan dan jenis data

34

Page 35: pedoman penyusunan skripsi

yang dikumpulkan. Contoh cara pengumpulan data adalah wawancara

langsung, pengamatan atau observasi, kuesioner pengukuran dll.

d. Alat Penelitian/Instrumen Penelitian.

Menjelaskan tentang spesifikasi alat yang digunakan dalam

pengumpulan data dan pengukuran data. Instrumen dapat berupa :

kuesioner, pedoman wawancara, pedoman observasi, chekslist,

angket, formulir isian untuk pengamatan dan pengukuran, seperti

timbangan, tensimeter dll. dan alat lain yang sesuai dengan jenis

penelitian.

8. Pengolahan Data

Pada bagian ini peneliti menguraikan secara ringkas mengenai langkah-

langkah yang dilakukan dalam mengolah data penelitian beserta contoh

data-data yang dioleh. Pengolahan data lazimnya meliputi langkah-langkah

editing, coding, entry data, tabulating, dan pembuatan grafik bila dipandang

perlu.

9. Analisis data

Analisis data yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan

penelitian untuk menjawab masalah penelitian. Mengungkapkan teknik

atau cara yang digunakan dalam analisis data disertai alasan penggunaan

cara analisis tersebut untuk menjawab masalah dan mencapai tujuan

penelitian. Analisis diuraikan secara jelas teknik analisis statistik yang

digunakan, apabila penelitian analitik kuatitatif. Sedangkan bila penelitian

kualitatif, maka diuraikan cara analisis yang dilakukan menggunakan

metode content analisis (deskripsi isi). Bentuk analisis dapat berupa :

a. Analisis Deskriptif/Univariat

Analisis ini dilakukan pada data masing-masing variabel secara

terpisah. Data yang tertera pada tabel dengan cara menguraikan nilai

persentasenya, atau menggunakan nilai-nilai statistic dekriptif (seperti

rata-rata, standar deviasi, nilai minimal dan maksimal). Sedangkan

dalam bentuk grafik dengan cara menguraikan nilai-nilai yang

35

Page 36: pedoman penyusunan skripsi

tercantum di dalamnya, membandingkan dengan standart atau teori

yang terkait.

b. Analisis Analitik

1) Analisis Bivariat

Bagi mahasiswa setingkat S1, analisis yang digunakan cukup

bivariat, namun tidak menutup kemungkinan apabila mahasiswa

sudah mampu untuk melakukan analisis multivariate.

Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hipotesis antara satu

variabel bebas dan sati variabel terikat. Bila menggunakan analisis

cara manual maka rumus pehitungannya disertakan, namun bila

menggunakan perangkat lunak computer seperti SPSS, Epiinfo

ataupun fasilitas pengolahan data lainnya, maka rumus perhitungan

tidak perlu dicantumkan, cukup dengan menuliskan nama program

dan versi yang digunakan.

Contoh analisis yang biasa digunaan adalah uji-t, uji Z, uji Chi

square, analisis varians, uji korelasi, regresi dll.

Tabel hasil pint out analisi data harus dicantumkan dalam lampiran

laporan skripsi.

2) Analisis Multivariat

Analisis ini sering digunakan untuk mahasiswa setingkat magister,

yang digunakan untuk menganalisis banyak variabel sekaligus.

Cara penulisan sama dengan pada analisis bivariat.

BAB IV. HASIL PENELITIAN

Bab ini isinya memaparkan hasil penelitian dan mengemukakan pemikiran

penulis. Hasil penelitian terdiri dari tiga bagian, yaitu : gambaran umum, hasil

penelitian dan hasil analisis data.

1. Gambaran umum

Bagian ini memaparkan gambaran lokasi penelitian yang belum

dicantumkan dalam latar belakang, data jumlah penduduk, batas-batas

wilayah dll, disesuaikan dengan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.

36

Page 37: pedoman penyusunan skripsi

Penulisannya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan, tidak

berlebihan, singkat dan padat.

2. Hasil penelitian

Hasil peneitian dibagi menjadi dua bagian, yaitu hasil penelitian variabel

utama dan hasil penelitian variabel lain. Data yang dicantumkan adalah

data yang sudah diolah saja, dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik.

Bila ada data yang diambil dari sumber sekunder, maka dibawah tabel atau

gambar harus dituliskan sumbernya.

3. Hasi analisis data

Hasil pengolahan data statistik juga dibahas pada bab ini, semua analisis

statistik dari univariat, bivariat dan multivariate (kalau ada) juga

dicantumkan. Dalam memaparkan hasil analisis statistik, pada bab ini

dibuat tabel ringkasan sesuai variabel yang dianalisis. Bukan mengcopy

tabel hasil print out analisis.

Hasil-hasil yang diperoleh kemudian dikaitkan dengan hipotesis. Hasil uji

statistik (pengujian hipotesis) dilampirkan.

Grafik dan tabel dimasukkan pada bab ini dengan memperhitungkan

tempat yang tersedia.

Dalam penelitian degan metode kualitatif, hasil penelitian harus lebih

banyak dikemukakan dengan bentuk “narasi” (kalimat), penggunaan tabel

apabila perlu saja, dan dalam hasil harus disertakan dengan tanggapan

pendapat responden melalui papara dalam “cuplikan” yang diberi kotak.

BAB V. PEMBAHASAN

Bab ini merupakan bab V skripsi. Pembahasan bertujuan untuk memberikan

arti pada hasil penelitian, menunjang atau meolak hipotesis, serta

mengembangkan teori.

Pembahasan dimulai dari halhal yang utama, dihubungkan dengan semua

variabel, termasuk gambaran umum, kemudian ditegaskan dengan interpetasi

hasil uji stattistik.

37

Page 38: pedoman penyusunan skripsi

Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan teori, hasil atau pendapat peneliti

lain dibidang tersebut yang sudah disiapan dalam bab II. Semua teori yang

dikutip di pembahasan harus ada di tinjauan pustaka. Pembahasan tidak

dengan mengulang penulisan hasil penelitian pada bab IV tetapi dengan cara

berupa penjelasan hasil yang dihubungkan dengan teori atau

dibandingkan dengan hasil penelitian yang terdahulu dan sejenis. Perlu

dikemukakan alasan mengapa hal itu bisa terjadi serta asalan kelemahan-

kelemahan dalam penelitian, mengingat rancangan penelitian biasanya cross

sectional maka ada kemungkinan hasil yang didapat belum tentu merupakan

pengaruh adanya perlakuan. Demikian juga dikemukakan adanya

kemungkinan kelemahan dari cara pengambilan sampel, proses penelitian dan

lain-lain. Hasil pengolahan data statistik juga dibandingkan dengan hasil yang

diperoleh penelitian lain yang sumbernya tercantum dalam DAFTAR

PUSTAKA.

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan saran harus dinyatakan secara terpisah.

1. Kesimpulan

Merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil

penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran hipotesis.

Kesimpulan memuat hasil penelitian secara sistematis. Semua yang tertulis

dalam tujuan penelitian perlu dicantumkan dalam kesimpulan.

2. Saran

Saran yang disampaikan dibuat secara operasional berdasarkan hasil yang

didapat selama di lapangan, juga berdasarkan pengalaman dan

pertimbangan yang rasional dari penulis. Saran ini perlu kejelasan kepada

siapa ditujukan, kepada instansi terkait, peneliti selanjutnya atau kepada

masyarakat, biasanya disesuaikan dengan sub bab manfaat penelitain.

C. BAGIAN AKHIR

Bagian ini merupakan bagian akhir yang tidak ditandai JUDUL BAB tetapi

penomoran halamannya melanjutkan nomor halaman sebelumnya. Bagian

akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.

38

Page 39: pedoman penyusunan skripsi

1. Daftar Pustaka

Daftar pustaka dalam skripsi merupakan suatu keharusan. Daftar

pustaka disusun seperti pada proposal penelitian, yaitu suatu daftar umum

yang memuat semua sumber informasi yang telah dikutip dalam KTI.

Semua pustaka yang telah dikutip dalam KTI harus dimasukkan dalam

daftar pustaka, sebaliknya tidak boleh mencantumkan pustaka yang tidak

dikutip dalam KTI ke dalam daftar pustaka. Daftar pustaka yang dikutip

diharapkan merupakan daftar pustaka terbaru (up to date), berkisar an tara

tahun ketika KTI dibuat sampai sepuluh tahun ke belakang. Ketentuan ini

tidak berlaku bila ilmu yang dirujuk belum banyak diterbitkan oleh ilmuwan

yang berkompeten.

Daftar pustaka diketik ditengah-tengah (kapital, bold). Tiga spasi di

bawahnya, dimulai dari kiri, ditulis pustaka yang dirujuk. Tiap pustaka

diketik satu spasi dan diantara dua pustaka diketik dua spasi. Baris kedua

dan seterusnya dari tiap pustaka ditulis di bawah huruf ke lima baris kalimat

di atasnya (hanging). Bila terdapat dua atau lebih pustaka yang ditulis oleh

penulis yang sarna, maka nama penulis tersebut hanya muncul pada

pustaka pertama. Pustaka kedua dan seterusnya tidak ditulis nama

pengarangnya, namun diganti dengan garis sepanjang tujuh ketuk. Pustaka

pertama tersebut dipilih berdasarkan abjad awal judul pustakanya.

2. Lampiran

Lampiran dipakai untuk menempatkan data atau keterangan lain yang

berfungsi untuk melengkapi uraian yang telah disajikan dalam bagian

utama skripsi. Yang termasuk dalam lampiran adalah:

a. Kusioner

b. Peta, gambar atau foto kegiatan penelitian

c. Rekapitulasi hasil wawancara (untuk penelitian kualitatif)

d. Surat Keterangan telah melaksanakan penelitian

e. Lampiran-lampiran lain yang terkait.

39

Page 40: pedoman penyusunan skripsi

V. TATA CARA PENULISAN SKRIPSI

Tata cara penulisan ksripsi meliputi : Bahan dn ukuran, pengetaikan,

enomoran, daftar dan gambar, bahasa dan penulisan nama.

A. BAHAN DAN UKURAN

Bahan dan ukuran mencakup : naskah, sampul, warna sampel, tulisan pada

sampul dan ukuran.

1. Naskah

Naskah dibuat di atas kerta HVS kuarto 80 gram dan tidak bolak balik.

2. Sampul

Sampul dibuat dari kerta BUFALLO atau sejenis, dan sedapat-dapatnya

diperkauat dengan karton dan dilapisi dengan plastic transparan (Jilid HARD

COVER). Tulisan yang dietak pada sampul sama dengan yang terdaat pada

halaman judul. Judul skripsi ditulis dengan huruf capital antara 16 – 20 pts

tergantung panjang pendeknya judul skripsi.

Contoh sampul ada pada lampiran 17.

Halaman punggung skripsi juga diberi skripsi logo UMS, Judul skripsi, nama,

NIM dan tahun penulisan.

Contoh halaman punggung skripsi ada pada lampiran 8b.

3. Warna sampul

Waran sampul hijau muda (telur bebek)

4. Ukuran

Ukuran naskah adalah 21 cm x 28 cm

A. PENGETIKAN

Pada pengetaikan disajikan : jenis huruf, bilangan dan satuan, jarak baris, batas

tepi, pengisian ruangan, alenia baru, pemulaan kalimat, judl dan sub judul,

perincian ke bawah dan letak simetris.

1. Jenis Huruf

a. Naskah diketik dengan huruf Arial berukuran 11 pts, dan untuk seluruh

naskah harus dipakai jenis huruf yang sama. Penggunaan huruf miring

atau persegi, tidak diperkenankan.

40

Page 41: pedoman penyusunan skripsi

b. Huruf miring untuk tujuan tertentu dinyatakan dengan pemberian garis

bawah.

c. Lambang, huruf Yunani, atau tanda-tanda yang tidak dapat diketik, harus

ditulis dengan rapi memakai tinta hitam.

2. Jarak baris

Jarak antara 2 (dua) baris dibuat 2 spasi, kecuali abstrak, kutipan langsung,

judul daftar (tabel) dan gambar yang lebih dari baris, dan dafatr pustaka,

yang dikeik dengan jarak 1 spasi ke bawah, jarak antara judul bab dan awal

teks 2 (2 spasi x 2).

3. Batas tepi

Batas-batas pengetikan, ditinjau dari tepi kertas, diatur sebagai berikut :

a. Tepi atas : 4 cm

b. Tepi bawah : 3 cm

c. Tepi kiri : 4 cm

d. Tepi kanan : 3 cm

Contoh bidang pengetikan ada pada lampiran 11.

4. Pengisian ruang

Ruangan yang terdapat pada halaman naskah harus diisi penuh, artinya

pengetikan harus dari batas tepi kiri sampai ke batas tepi kanan, dan jangan

sampai ada ruangan yang terbuang-buang, kecuali kalau akan mulai dengan

alenia baru, persamaan daftar, gambar, sub judul atau hal-hal khusus.

5. Alenia baru

Alenia baru dimulai pada ketikan ke-7 dari batas tepi kiri.

6. Permulaan Kalimat

Bilangan, lambang atau rumus kimia yang memulai suatu kalimat harus dieja,

ditulis dengan huruf misalnya : delapan orang.

7. Judul, sub judul, anak sub judul dan lain-lain

a. Judul harus dengan huruf besal (kapital) semua dan diatus supaya

simetis, jarak 4 cm dari tepi atas tanpa diakhiri dengan titik.

b. Sub judul ditulis simetris ditegah-tengah, semua kata dimulai dengan

huruf besar (kapital), kecuali kata penghubung dan kata depan, dan

semua diberi garis bawah, tanap diakhiri dengan titik. Kalimat pertama

sesudah sub judul dimulai dengan alenia baru.

41

Page 42: pedoman penyusunan skripsi

c. Anak sub judul diketik mulai batas kiri dan diberi garis bawah, tetapi

hanya huruf pertama saja yang berupa huruf capital, tanpan diakhiri

dengan titik. Kalimat pertama sesudah anak sub judul dimulai dengan

alenia baru.

d. Sub anak judul ditulis mulai dari ketikan ke7 diikuti dengan titik dan diberi

garis bawah. Kalimat pertama yang menyusul kemudian, diketik terus ke

belakang dalam satu baris dengan sub anak sub judul. Kecuali itu, sub

anak sub judul dapat juga ditulis langsung berupa kalimat, tetapi yang

berungsi sebagi sub anak sub judul ditempatkan paling depan dan diberik

garis bawah.

8. Rincian ke bawah

Jika pada penulisan naskah ada rincian yang harus disusun ke bawah,

pakailah nomor urut dengan angka atau huruf sesuai dengan derajat rincian.

Penggunaan garis penghubung (-) atau tanda Bullet lainnya yang

ditempatkan di depan rincian tidak dibenarkan.

9. Letak simetris

Gambar, tabel (daftar), persamaan, judul, dan sub judul ditulis simetris

terahadap tepi kiri dan kanan pengetikan.

B. PENOMORAN

Bagian ini dibagi menjadi Sistem penomoran bab dan sub bab, penomoran

halaman, tabel (daftar), gambar, persamaan, dan lampiran.

2. Sistem Penomoran

Pembuatan nomor dalam skripsi ditentukan dengan jenis huruf dan angka,

dengan urutan penomoran sebagi berikut :

b. Sub bab dimulai dengan huruf kapitak (bold) A diikuti tanda titik,

c. Sub-sub bab dimulai dengan angka 1 diikuti tanda titik

d. Bila ada keterangan di bawahnya yang berupa rincian, maka menggunakan

huruf kecil a diikuti dengan titik,

e. Bila dalam rincian tersebut ada rincian lagi, menggunakan angka 1) tanpa

titik sesudahnya,

f. Bila masih ada rincian lagi maka menggunakan huruf a) tanpa titik

sesudahnya,

42

Page 43: pedoman penyusunan skripsi

g. Rincian selanjutnya ditulis dengan (1) tanpa titik sesudahnya

h. Rincian selanjutnya ditulis dengan (a) tanpa titik sesudahnya

Keterangan di atas dapat digambarkan dengan sistematika seperti di bawah ini:

A.

1.

a.

1)

a)

(1)

(a)

2. Nomor Halaman

a. Bagian awal skrisi, mulai dari halaman judul sampai ke abstrak diberi

nomor halaman dengan angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv dan seterusnya).

Namun pada halaman judul nomor ini tidak dicantumkan.

b. Halaman isi yang terdiri dari bagian utama, mulai dari pendahuluan

(Bab 1) sampai ke halaman terakhir bab V, diberi nomor halaman

dengan memakai angka Arab.

c. Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan bawah, kecuali kalau

ada judul atau bab pada bagian atas halaman itu. Untuk halaman yang

demikian nomor halaman ditiadakan.

d. Nomor halaman diketik dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm

dari tepi bawah kertas. Dibelakang nomor tidak diberi titik.

e. Daftar pustaka tidak perlu diberi nomor halaman.

f. Lampiran tidak perlu diberi nomor halaman tetapi harus diberi nomor

urut dan judul.

3. Tabel (daftar)

Tabel (daftar) diberi nomor urut dengan angka Arab. Nomor dimulai dari

tabel 1, tabel 2 dan seterusnya tanpa memandang letak pada bab berapa.

43

Page 44: pedoman penyusunan skripsi

4. Gambar

Gambar dinomori dengan angka Arab, sama dengan penulisan tabel.

Penulisan Gambar dan judulnya diletakkan dibawah gambar dengan jarak

dua spasi dari gambar.

5. Persamaan

Nomor urut persamaan yang berbentuk rumus matematis, reaksi kimia dan

lain-lainnya ditulis dengan angka Arab di dalam kurung dan ditempatkan di

dekat batas tepi kanan.

CaSO4 + K2CO3 CaCO3 + K2SO4 …………….(3)

6. Lampiran

Nomor lampiran dinyatakan degan angka arab dan diketik ditengah bidang

pengetikan. Judl lampiran diketik dengan huruf kecil, kecuali awal kata

”lampiran”. Awal keterangan dan kata nama yang diketik dua spasi di

bawah baris terakhir judul lampiran.

D. DAFTAR PUSTAKA

Pengetikan Daftar Pustaka mengikuti keterangan umum yang ditetapkan : judul

DAFTAR PUSTAKA diketik secara simetris di batas atas bidang pengetikan.

Baris kedua dan selanjutnya tiap acuan dimulai tujuh ketukan (1 tab) ke dalam

dari batas kiri bidang pengetikan.

Tiap acuan yang dicantumkan dalam daftar pustaka hendaknya memberikan

data sumbernya selengkap mungkin.

1. Ketentuan Penulisan Daftar Pustaka

Prinsip penulisan daftar pustaka mengacu pada sistem penulisan Harvard.

Ketentuan Penulisan Daftar Pustaka adalah sebagai berikut :

a. Daftar pustaka disusun berdasarkan abjad nama akhir pengarang dan

tidak perlu diberi nom or urut.

b. Susunan penulisan data bibliografi untuk suatu sumber pustaka adalah

sebagai berikut: Nama akhir penulis spasi singkatan nama depan

penulis. Tahun terbit. Judul pustaka (italic). Kota terbit: nama

penerbit.

Contoh:

44

Page 45: pedoman penyusunan skripsi

Sugihastuti. 2000. Bahasa Laporan Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Lemeshow S., Hosmer J., Klar J., Lwanga S.K., Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan (Terjemahan), Yogyakarta UGM Press. 1997:21-26.

c. Bila tidak terdapat nama pengarang, maka lembaga, badan, komisi,

editor, penyunting, penerjemah dan lain-lain dapat digunakan sebagai

penggantinya.

Contoh:

Depkes RI. 1995. Pedoman Sanitasi Rumah Saki! di Indonesia. Jakarta: Depkes RI.

d. Bila nama pengganti tidak ada, maka ditulis "anonim".

Contoh:

Anonim. 2001. Pembuatan Bokhasi dari Berbagai Bahan Dasar. Jakarta: Songgo langit.

e. Bila tahun terbit tidak terdapat dalam pustaka, maka ditulis "tanpa

tahun".

Contoh:

Manggala YB. Tanpa Tahun. Briket dari Sampah Pekarangan. Surabaya: Media Pustaka.

f. Jika ada beberapa karya terbitan dalam tahun yang sarna dari seorang

penulis, sebagai pembeda digunakan huruf kecil, misalnya a, b dan c di

belakang tahun terbit.

Contoh:

Singarimbun M.1969a. Gerakan Pembatasan Kelahiran. Jakarta: Bharata.

___ . 1969b. Kontrasepsi dalam Rangka Keluarga Berencana. Jakarta: Bharata.

g. Bila yang ditulis adalah nama editornya, maka setelah nama editor

diikuti dengan tanda kurung buka ed.kurung tutup.

45

Page 46: pedoman penyusunan skripsi

Contoh:

Moeliono AM (ed.).1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

h. Bila terdapat dua pengarang maka ditulis nama belakangnya diikuti

dengan singkatan nama depan dan antara dua pengarang dipisahkan

oleh kata "dan".

Contoh:

Sastroasmoro S dan Ismael S. 1995. Dasar-Dasar Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara.

i. Bila terdapat tiga pengarang atau lebih, maka nama akhir pengarang

pertama ditulis terlebih dahulu, singkatan nama depan, tanda titik dan

singkatan dkk atau et.a!.

Contoh:

Ramlan M. dkk. 1992. Bahasa Indonesia yang Salah dan yang Benar. Yogyakarta: Andi Offset.

j. Bila buku yang dirujuk adalah terjemahan maka setelah judul, titik, ditulis

Dialihbahasakan oleh diikuti nama akhir penerjemah dan singkatan nama

depannya.

Contoh:

Lindsay D. 1988. Penuntun Penulisan Ilmiah. Dialihbahasakan oleh Achmadi SS. Jakarta: Universitas Indonesia.

k. Jika pustaka yang dirujuk series dan nomor, maka ditulis langsung

sesudah judulnya.

Contoh:

World Health Organization. 1977. Child Mental Health and Psychosocial Develeopment. Technical Report Series 613. Geneva: WHO

World Health Organization. 1984. A Programme for Controlling Acute Respiratory Infection in Children and Memorandum from WHO meeting. Bulletin WHO 62:47-68

46

Page 47: pedoman penyusunan skripsi

l. Edisi (kecuali edisi pertama) harus dituliskan dan disingkat ed.

Misalnya 2nd ed. 3rd ed. 4th ed. dan seterusnya.

Contoh:

Polprasert C. 1996. Organik Waste Recycling: technology and management. 2nd ed. Chichester: John Wiley & Sons.

Apabila buku yang dirujuk dalam bahasa Indonesia maka ditulis:

Departemen Pendidikan Nasional Indonesia. 2001. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Pustaka.

m. Penulisan pustaka berupa majalah dan jurnal ilmiah yang dicetak miring

adalah nama majalah atau jurnalnya. Urutan penulisannya adalah: nama

penulis. Tahun. Judul artikel. Nama majalah ataU jurnal (italic). Volume.

Nomor: . Tanggal Bulan Tahun: halaman.

Contoh:

Thurana YJ. 2003. Everyware in the Wareworld. Cool 'n Smart English Teen Magazine. Vol.3. NO.20. November-Desember 2003:66.

Ambarwati. 2003. Efektivitas Ketebalan Arang Batu Bara dalam Menurunkan Kadar Mangan pada Air Sumur Gali di Desa Pabelan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Infokes. Vol. 7. No.I. Maret-September 2003:48-55.

n. Pustaka yang berupa surat kabar, ditulis dengan urutan nama penulis.

Tahun. ludul artikel. Nama Surat kabar (italic). Tanggal bulan dan tahun

terbit halaman. Kolom. Bila artikel yang dikutip bersambung ke halaman

lain, maka halaman dan kolom lanjutan tidak perlu dituliskan. Contoh:

Ant/AFP. 2004. Jutaan Spesies Terancam Punah akibat Pemanasan Global. Solo Pas. 9 Januari 2004: 6. Kol. 3-4.

o. Pustaka yang diambil dari basil seminar yang tidak diterbitkan, ditulis

berurutan mulai dari: nama penulis. Tahun. Judul artikel (italic). Makalah

pada Nama seminar. Tanggal bulan dan tahun seminar. Tempat seminar:

penyelenggara.

47

Page 48: pedoman penyusunan skripsi

Contoh:

Suma'mur PK. 2004. Implementasi Hiperkes dan Keselamatan Kerja untuk Kepentingan Pekerja dan Pengusaha. Makalah pada Seminar Nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 17 Januari 2004. Surakarta: Fakultas Kedokteran UNS.

p. Pustaka yang diambil dari hasil seminar yang diterbitkan dalam

bentuk prosiding, ditulis berurutan mulai dari: nama penulis. Tahun. J

udul artikel. Dalam Nama editor (ed.). Nama prosiding (italic). Tempat

seminar. Tanggal bulan dan tahun seminar. Tempat terbit: penerbit.

Contoh:

Verdiansyah. 2003. Berbagai Metode Pembuatan Briket Bioarang~ Pembuatan Energi Alternatif Ramah Lingkungan. Dalam Kusumawardani (ed.). Prosiding Seminar Energi Nasional. Bandung 15-19 November 2003. Bandung: lnstitut Teknologi Bandung.

Payne J.F. et al. Proceedings of the water Environment Federatioan 6th

Annual Conference. 1993;9;137.

q. Pustaka yang diambil dari bagian bab suatu buku, disunting oleh editor,

penulisannya adalah: nama penulis. Tahun. Judul artikel. Dalam Nama

editor (ed.).Judul buku (italic). Tempat terbit: Penerbit.

Contoh:

Varani FT dan Bmford Jr. J1.1977. The Conversion of Feedlot Wastes into Pipeline Gas. Dalam Anderson LL dan Tillman DA. (ed.).Fuelsfrom Wastes. London: Academic Press

Gordis L., Case control and Cross-Sectional Studies in Epidemiology 2nd Ed, W.B. Saunder Company, Philadelphia, 1996. p:140-156.

r. Pustaka yang diambil dari website, ditulis dengan susunan sebagai

berikut: nama penulis. Tahun. Judul artikel (italic). Diakses: tanggal bulan

tahun. Alamat website sampai html.

Contoh:

48

Page 49: pedoman penyusunan skripsi

American Bioenergy Association. Tanpa tahun. Biomass Resources: Soil and Water Conservation. Diakses : 23 September 200l. Http://lancaster.unl.edulenviro/pestlfactsheets/l 07 -97 .htm.

Bila alamat website berubah menjadi biru atau warna lainnya, seperti

contoh di atas, maka alamat tersebut diblok kemudian pada fasilitas font

color diganti menjadi automatic (black). Hal ini bisa dilakukan melalui

toolbar atau klik Format, Font, kemudian Font color, sehingga menjadi

seperti di bawah ini:

American Bioenergy Association. Tanpa tahun. Biomass Resources:Soil and Water Conservation. Diakses : 23 September 200l. Http://lancaster.unl.eduienviro/pestifactsheets/107-97.htm .

s. Pustaka yang diambil dari KTI, skripsi, thesis atau disertasi ditulis

dengan susunan; Nama penulis. Tahun. Judul (italic) Karya Tulis Ilmiah

ISkripsilThesis/disertasi. (Karya Tulis IImiahi Skripsi IThesis Idisertasi].

Kota: Fakultas atau universitas.

Contoh:

Nerentina BS. 2002. Pengaruh Kedisiplinan Memakai Masker terhadap Kapasitas Fungsi Paru Pekerja di Bagian Weaving 1 PI: Kusumahadi Sentosa Jaten Karanganyar. (Karya Tulis Ilmiah]. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan UMS.

2. Ketentuan penulisan nama pengarang

Penulisan nama pengaranga mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk pengarang Indonesia yang menggunakan lebih dari satu bagian

nama yang bukan nama keluarga, penulisannya tetap nama akhir

mendahului nama de pan. Nama depannya disingkat tanpa didahului titik.

Contoh: Sumadi Suryabrata ditulis Suryabrata S.

b. Untuk nama akhir pengarang yang dituliskan dengan inisial dan tidak

dapat ditelusur kepanjangannya, maka namanya diurutkan pada bagian

nama yang tertulis lengkap.

Contoh: Suma'mur P.K. tetap ditulis Suma'mur PK.

c. Sebutan Sr. atau Jr. atau urutan keturunan dicantumkan setelah nama

49

Page 50: pedoman penyusunan skripsi

keluarga.

Contoh: Sri Sultan Hamengkubuwono IX ditulis menjadi

Hamengkubuwono IX, SS. Atau T.E. King Jr. menjadi King Jr.

TE.

d. Nama Cina ditulis berdasarkan nama keluarga, yaitu yang dicantumkan

di depan.

Contoh: Kwik Kian Gie menjadi Kwik KG.

e. Nama yang didahului dengan kata depan (biasanya nama Inggris, Italia,

Perancis, Spanyol) dituliskan dengan kata depannya lebih dahulu.

Contoh: M. Ou Prada ditulis Ou Prada M. atau Y.

Le Marchand-Bustel menjadi Le Marchand-Bustel Y.

f. Nama Belgia, Belanda, Jerman, dan Swedia disusun berdasarkan nama

keluarganya, bukan kata depannya. Sementara itu kata depannya tidak

perIu disingkat.

Contoh: Ruud Van Nistelrooy ditulis Nistelrooy R Van.

Atau Oscar de la Hoya ditulis menjadi Hoya 0 de la.

E. TABEL (DAFTAR DAN GAMBAR)

1. Tabel (Daftar)

a. Nomor tabel (daftar) yang diikuti dengan judul ditempatkan simetris di

atas tabel (daftar), tanpa diakhiri dengan titik.

b. Tabel (daftar) tidak boleh dipenggal, kecuali kalau memang panjang,

sehingga tidak mungkin diketk dalam satu halaman. Pada halaman

lanjutan tabel (daftar), dicantumkan nomor tabel (daftar) yang sama

dan kata lanjutan, tanpa judul.

c. Kolom-kolom diberi nama dan dijaga agar pemisahan antara yang

satu dengan lainnya cukup tegas.

d. Kalau tabel (daftar) lebih besar dari ukuran lebar kertas, sehigga

harus dibuat memanjang kertas, maka bagian atas tabel harus

terpisah di sebelah kiri kertas.

50

Page 51: pedoman penyusunan skripsi

e. Di atas da di bawah tabel (daftar) dipasang garis batas, agar terpisah

dari uaian pokok dalam makalah.

f. Tabel (daftar) diketik simetris

g. Tabel (daftar) yang lebih dari 2 halaman atau harus dilipat

ditempatkan di lampiran.

Contoh penulisan tabel ada pada lampiran 18.

2. Gambar

Bagan, grafik, peta da foto semuanya disebut gambar (tidak dibedakan).

a. Nomor gambar yang diikuti dengan judulnya diletakkan simetris dibawah

gambar tanpa diakhiri dengan titik.

b. Gambar tidak boleh dipenggal

c. Keterangan gamabr dituliskan pada tempat-tempat yang lowong di dalam

gambar dan jangan pada halaman lain.

d. Bila gambar dilukis melebar sepanjang tinggi kertas, maka bagian –

bagian atas harus diletakkan disebelah kiri kerta.

e. Ukuran gamabar (lebar dan tingginya) diusahakan supaya sewajarnya

(jangan terlalu kurus atau terlalu gemuk).

f. Skala pada grafik harus dibuat agar mudah dipakai untuk mengadakan

interpolasi atau ekstrapolasi.

g. Bagan dan grafik dibuat dengan tinta hitam yang tidak larut dalam air dan

garis lengkung grafik dibuat dengan bantuan kurve Prancis (French

curve)

h. Letak gambar diatur supaya simetris.

51

Page 52: pedoman penyusunan skripsi

V. GAYA PENULISAN DAN BAHASA LAPORAN

A. Konsistensi

Ciri penting suatu gaya menulis yang berkualitas adalah konsistensi. Pemakaian

istilah, lambang dalam tabel dan gambar, serta persamaan matematika, hams

secara konsisten dan diberi keterangan yang jelas. Misalnya dalam menunjuk

buku yang ditulis oleh tiga orang, bila mahasiswa memilih menuliskan singkatan

dkk. setelah nama belakang penulis pertama, maka sampai bagian akhir skripsi-

nya juga harus ditulis demikian. Tidak perlu menulisnya berselang-seling antara

dkk. dan et.a!. meskipun kedua-duanya betul.

B. Angka dan Lambang Bilangan

1. Penggunaan angka atau lambang pada awal kalimat hams dihindari. Bila

terpaksa maka angka tersebut ditulis menggunakan huruf, bila perlu bent uk

kalimatnya diganti sehingga angka tersebut tidak berada di awal kalimat.

Contoh:

240 kontainer sampah ditempatkan di bagian gudang.

15 orang pekerja tewas pada kecelakaan kerja di pabrik kimia tersebut.

Menjadi:

Kontainer sampah sebanyak 240 buah ditempatkan di bagian gudang.

Kecelakaan kerja di pabrik kimia tersebut menewaskan lima belas

orang pekerja.

2. Angka digunakan untuk menyatakan lambang bilangan, nomor, dan satuan

(ukuran panjang, luas, berat, satuan waktu, nilai uang, dll).

3. Penulisan larnbang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut:

a. bilangan pecahan, misalnya: seperdelapan (118), dua pertiga (2/3), satu

permill (1%0), tiga dua pertiga (32/3), satu dua persepuluh (1,2), dll.

b. Bilangan utuh, misalnya: tiga puluh, tujuh, sembilan belas, dll.

4. Penulisan lambang bilangan tingkat <lapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut: Paku Buwono X; padaawal abad XX; bab ke-2; daerah tingkat II,

kantor di tingkat kedua, kantor di tingkat II, kantor di tingkat ke-2.

5. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata harus

52

Page 53: pedoman penyusunan skripsi

ditulis dengan huruf keeuali jika beberapa lambang dipakai seeara

berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan serta diikuti satuannya.

Contoh:

T erdapat empat TPS di Kecamatan Kartasura.

Jumlah eaeing tanah pada tiap-tiap media pengomposan dibuat

seragam, yaitu sebanyak lima puluh ekor.

Dosis tawas yang dipakai pada perlakuan adalah 10 ppm, 15 ppm,

dan 20 ppm, pad a pembanding tidak diberi tawas.

Lebar lubang pembuatan kompos adalah 50 em.

6. Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian

supaya lebih mudah dibaea. Misalnya: Penduduk Indonesia berjumlah lebih

dari 120 juta orang.

7. Bilangan tidak periu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks.

C. Tanda Desimal

1. Sistem Satuan Internasional menetapkan bahwa tanda desimal dapat

dinyatakan dengan koma atau titik.

M\sa.\l\'ja:. L\ J 6 a\a.\l L\ .16

2. Bilangan desimal selalu dimulai dengan angka, bukan tanda desimal,

keeuali dalam daftar atau senarai.

3. Bilangan yang hanya berupa angka yang dituliskan dalam tabel atau daftar

dibagi menjadi kelompok-kelompok tiga angka yang dipisahkan oleh spasi

tanpa penggunaan tanda desimal.

Misalnya:

4567852 bukan 4.567.852 atau 4,567,852

784225 bukan 784.225 atau 784,225

12400 bukan 12.400 atau 12,400

D. Satuan Dasar Sistem Internasional

53

Page 54: pedoman penyusunan skripsi

Lambang satuan yang berdasarkan pada nama orang dinyatakan dengan huruf

kapital. Bentuk lengkap satuan ini ditulis dengan huruf kecil untuk

membedakannya dengan nama pribadi orang.

Misalnya :

5 A Arus 5 ampere Hukum ampere

3 C Muatan 3 coulomb Hulum coloumb

6 N Gaya 6 newton Hukum newton

100K Suhu 100 kelvin Skala suhu kelvin

E. Penulisan Kata Asing

Bila terdapat kata asing dalam KTI maka hams dimiringkan dan ditulis dengan

ejaan yang benar sesuai ketentuan yang berlaku. Pemenggalan kata asing

boleh dilakukan bila sesuai dengan kaidah yang berlaku.

F. Penulisan Kata Latin

Kata-kata dalam bahasa latin dituIis miring. Penulisan nama spesies hams

disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku untuk penulisan nama spesies.

Misalnya:

Aedes albopictus bisa disingkat A. albopictus, namun Salmonella tiphy tidak

boleh disingkat S. tiphy.

54

Page 55: pedoman penyusunan skripsi

G. Pemakaian Huruf Kapital

Huruf kapital dipakai sebagai:

1. Huruf pertama kata pada awal kalimat.

2. Huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan,

kata ganti untuk Tuhan, dan kitab suei.

Misalnya:

Allah akan menunjukkanjalan yang benar kepada hamba-Nya.

Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.

3. Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang

diikuti nama orang.

Misalnya:

Mahaputra Yamin, Sultan Hasanudin, Haji Agus Salim

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,

keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.

Misalnya:

Dia baru saja diangkat menjadi sultan.

Tahun ini ia pergi naik haji.

4. Huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang

atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi,

atau nama tempat.

Misalnya:

Presiden Habibie, Profesor Dochak, Sekretaris Jenderal Departemen

Perhubungan, Gubemur Jawa Tengah

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat

yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya:

Siapakah yang akan menjadi gubemur periode berikutnya? Kemarin

Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayorjenderal.

55

Page 56: pedoman penyusunan skripsi

5. Huruf pertama unsur-unsur nama orang.

Misalnya:

Sumakmur Prawira Kusuma, Ampere, Marie Curie

Huruf kapital tidak dipakai sebagai humf pertama nama orang yang

digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.

Misalnya:

mesin diesel, 110 volt, 15 ampere

6. Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

Misalnya:

bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku

bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.

Misalnya:

mengindonesiakan kata asing, keinggris-inggrisan

7. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.

Misalnya:

tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan A gustus, hari Jumat, hari Lebaran,

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Perang Dunia II Huruf kapital tidak

dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai

nama.

Misalnya:

Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Perlombaan senjata nuklir membawa risiko pecahnya perang dunia.

8. Huruf pertama nama geografi.

Misalnya:

Asia Tenggara, Dataran Tinggi Dieng, Sungai Serayu, Jalan Diponegoro,

Desa Ngemplak, Kabupaten Sukoharjo.

Istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri, tidak perlu

menggunakan huruf kapital.

56

Page 57: pedoman penyusunan skripsi

Misalnya:

berlayar ke teluk, pencemaran sungai, pergi ke desa

Huruf kapital juga tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang

digunakan sebagai nama jenis.

Misalnya:

garam inggris, gula jawa, talas bogor, pisang ambon

9. Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan

ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.

Misalnya:

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Koperasi, Nomor 57, Tahun 1999,

Badan Kesejahteraan lbu dan Anak, Departemen Kesehatan Huruf kapital

tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara,

lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen

resmi.

Misalnya:

menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum, menurut undang-

undang yang berlaku

10. Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempuma yang terdapat pada

nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen

resml.

Misalnya:

Perserikatan Bangsa-Bangsa, Undang-Undang Dasar Republik

Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian

H. Penulisan Kata Turunan

1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasamya.

Misalnya:

bergeletar, dike lola, mengolah, disunting

2. Jika pemuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis

serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau rnendahuluinya.

57

Page 58: pedoman penyusunan skripsi

Misalnya:

bertepuk tangan, garis bawahi, sebar luaskan,

3. Jika bentuk dasar yang berupa kata gabungan mendapat awalan dan akhiran

sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.

Misalnya:

Menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan,

penghancurleburan,

4. Jika salah satu gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan

kata itu ditulis serangkai.

Misalnya:

Aerodinamika, an/arkota, audiometri, bikarbonat, dasawarsa,

dekameter, demoralisasi, dwiwarna, in}Tastruktur, inkonvensional,

ma11canegara, subseksi, subbab, ultramodern,

Catatan:

Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital,

di antara kedua unsur itu dituliskan tanda penghubung (-).

Misalnya:

Non- Indonesia, pan- Afrikanisme

I. Gabungan Kata

1. Gabungan kata yang lazim disebut sebagai kata majemuk, terrnasuk istilah

khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.

Misalnya:

Duta besar, kambing hitam, mata pelajaran, meja tulis, model linear,

orang tua, persegi panjang, rumah sakit umum, simpang empat

2. Gabungan kata, terrnasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan

kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan

pertalian unsur yang bersangkutan.

58

Page 59: pedoman penyusunan skripsi

Misalnya:

alat pandang-dengar, anak-istri saya, buku sejarah-baru, mesinhilung

tangan, ibu-bapak kami, orang-tua muda

3. Gabungan kata berikut ini ditulis serangkai.

Misalnya:

acapkali, adakalanya, akhirulkalam, bagaimana, barangkali, bilamana,

belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti, dukacita, kacamata,

kasatmata, kilometer, manakala, olahraga, radioaktif, saputangan,

saripati, sebagaimana, sediakala, sekalipun, silaturahmi, sukacita,

sukarela,

J. Kata Depan di, ke, dan dari

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di

dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap satu kata seperti kepada,

keluar, kemari, kesampingkan, dan daripada.

Misalnya:

Jerami yang sudah kering diletakkan di atas lapisan kotoran ayam.

Air sampel dimasukkan ke dalam botol oksigen.

K. Partikel pun

Partikel pun ditulis terpisah dari kata-kata yang mendahuluinya, kecuali

kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, andaipun, alaupun,

bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun,

sungguhpun, dan walaupun.

Misalnya:

Alat yang diperlukan adalah sound level meter, lux meter, dan sling

hygrometer. Kompos dari sampah organik rumah tangga, sampah

pertanian, maupun sampah pasar memerlukan aktivator untuk

mempercepat proses pematangannya.

59

Page 60: pedoman penyusunan skripsi

L. Pemakaian Tanda Baca

1. Titik (.)

a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

b. Tanda titik dipakai unutk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya,

kecuali yang tidak menunjukkan jumlah.

Misalnya :

Desa itu berpenduduk 23.500 orang

Angka kejadian diare di desa itu sebesar 5 per 100.000 penduduk

c. Tanda titik tidak dipakai pada kahir kalimat yang meruapan judul (kepala

karangan, kepala ilustrasi dan sebagainya)

Misalnya:

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 15. Distribusi Kasus dan Kontrol Penderita Diare berdasarkan

Karakteristik Orang Tua

d. Tanda titik dipakai setelah penulisan angka yang menunjukkan ilustrasi

(tabel, gabar, peta, grafik, dll). Contohnya dapat dilihat padad poin c di

atas.

2. Tanda koma (,)

a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau

pembilangan.

Misalnya:

Data primer meliputi: Karakteristik responden, kondisi rumah, kejadian

diare.

60

Page 61: pedoman penyusunan skripsi

b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan

kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau

melainkan.

Misalnya:

Pengambilan data seharusnya sudah dimulai, tetapi responden belum

datang.

Thermometer tidak untuk mengukur kelembaban, melainkan untuk

mengukur suhu.

c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat

jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.

Misalnya:

Kalau responden tidak datang, pengambilan data tidak dimulai.

Karena oven terialu panas, gelas kimia ini pecah.

d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk

kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.

Misalnya:

Pengambilan data tidak dimulai kalau responden tidak

datang. Gelas kimia ini pecah karena oven terlalu

panas.

e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung

antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya:

oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.

61

Page 62: pedoman penyusunan skripsi

Misalnya:

Oleh karena itu, perlu ditambahkan arang batubara untuk

menurunkan kadar besi dan mangan dalam air tersebut.

Jadi, ada hubungan antara penambahan dosis kapur tohor pada litter

terhadap tingkat kepadatan lalat.

f. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya

tidak membatasi.

Misalnya:

Semua pekerja, baik laki-Iaki maupun perempuan, wajib melakukan

pemeriksaan kesehatan rutin tiap tiga bulan sekali. Sungai Pepe,

misalnya, masih banyak masyarakat yang membuang sampah ke

dalamnya.

Bandingkan dengan keterangan pembatas yang

pemakaiannya tidak diapit tanda koma:

Pekerja laki-laki dan perempuan wajib melakukan pemeriksaan

kesehatan rutin tiap tiga bulan sekali.

g. Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca, di belakang

keterangan yang terdapat pada awal kalimat.

Misalnya:

Dalam pembinaan kader sanitarian, kita memerlukan sikap yang

bersungguh-sungguh.

Bandingkan dengan:

Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan

kader sanitarian.

3. Titik dua (:)

a. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pemyataan lengkap jika

diikuti rangkaian atau pemerian.

62

Page 63: pedoman penyusunan skripsi

Misalnya:

Penelitian ini memerlukan alat-alat laboratorium: tabung reaksi, cawan

petri, pipet ukur, dan pipet gondok.

b. Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan

pelengkap yang mengakhiri pemyataan.

Misalnya:

Penelitian ini memerlukan tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur, dan

pipet gondok.

4. Tanda hubung (-)

a. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh

pergantian baris.

Misalnya:

Langkah yang perlu dilakukan adalah menambah jumlah cahaya

matahari yang masuk ke dalam ruang tidur agar tidak lembab.

Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris

atau pangkal baris.

Misalnya:

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling acak

sederhana.

b. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya

atau akhiran dengan bagian. kata di depannya pada pergantian baris.

Misalnya:

Sanitasi di Masjid Agung Surakarta secara umum sudah baik, namun

intensitas cahaya pada beberapa bagian masih kurang karena lampu-

lampu pada bagian tersebut mati. Takmir masjid mengakui kalau pe-

meliharaan lampu tidak dilakukan.

63

Page 64: pedoman penyusunan skripsi

c. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.

Misalnya:

anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan

d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan(l) se- dengan kata berikutnya

yang dimulai dengan huruf kapital, (2) ke- dengan angka, (3) angka

dengan -an, dan (4) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau

kata.

Misalnya:

Se-Indonesia, se-Jawa Barat, hari ke-2, tahun 50-an, mem-PHKkan,

hari-H, sinar-X

e. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia

dengan unsur bahasa asing.

Misalnya: di-scan, pen-tackle-an, di-smash

5. Tanda kurung (( ... ))

a. Tanda kurung mengapit nama penulis, tahun, dan halaman kutipan.

b. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

Misalnya:

Tekanan panas di bagian produksi perusahaan pengecoran logam itu

telah melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) yang telah ditetapkan.

c. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian

integral pokok pembicaraan.

Misalnya:

Penambahan stardec (salah satu merk aktivator) dapat meningkatkan

keIja bakteri dalam pembuatan kompos.

64

Page 65: pedoman penyusunan skripsi

d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan

keterangan.

Misalnya:

Kecepatan pembentukan kompos dipengaruhi oleh (a) ukuran

bahan, (b) ketinggian tumpukan, (c) kandungan elN rasio, (d)

penambahan aktivator, ... dst.

M. Penempatan

Persamaan matematika, rum us, dan tabel sederhana harus ditempatkan di

tengah-tengah kertas tik (jarak dari kanan dan kiri sarna).

N. Pemenggalan Kata

Kata-kata dapat dipisahkan sesuai dengan ketentuan-ketentuan tata bahasa.

Pemenggalan ini kadang-kadang diperlukan agar pinggir kanan menjadi selurus-

Iurusnya dan kata-kata dalam satu baris tidak terIalu renggang jaraknya. Suatu

kata pada dasar halaman tidak boleh dipenggal dan dituliskan pada halaman

berikutnya.

O. Paragraf

Awal paragraf ditulis masuk sebanyak lima ketukan atau dituIis pada ketukan

keenam (indent: special fIrst lines). Satu baris kalimat dari suatu awal paragraf

baru tidak boleh diketik pada bagian akhir suatu halaman (ditinggalkan pada

bagian bawah halaman), sebaliknya satu kalimat terakhir suatu paragraf tidak

boleh diketik pada halaman berikutnya. Sedikitnya harus ada dua baris kaIimat

untuk ditinggalkan atau dipisah di halaman berikutnya.

P. TabeI dan Gambar

Setiap ilustrasi berupa tabel dan gambar (potret, grafik, peta, dll) hams diberi

nomor urnt dalam angka Arab dan judul. Tabel dan gambar ditempatkan dalam

KTI tiga spasi di bawah dan di atas tulisan. Tabel atau gambar yang diperlukan

65

Page 66: pedoman penyusunan skripsi

dalam karangan diberi nomor Tabel 1. Gambar 1. yang berIanjut dari bab I

sampai bab V. TuIisan "Tabel 1." Ditempatkan sebaris dengan judul tabel

denganjarak dua ketukan darijudul. Judul tabel dituIis dalam spasi satu (title

case, bold, center), tidak diakhiri dengan titik dan tabel diketik dua spasi di

bawahjudul. Judul tabel dan gambar yang lebih dari satu baris diusahakan agar

simetris dan bempa piramida terbalik.

Judul tabel dan gambar haruss singkat dan tepat menjelaskan apa yang

dikemukakan dalam gambar atau tabel tersebut. Angka-angka dalam tabel dapat

disusun dalam satu atau dua spasi tergantung dari tempat, atau hurufnya

dikecilkan menjadi ukuran 10, dengan catatan tabel tidak tampak terlalu padat,

rapi, dan mudah dibaca. Bila terdapat hal-hal yang memerlukan penulisan

satuan, seperti berat, isi, panjang, dll, maka harus ditulis satuannya.

Tulisan “Gambar 1." Ditempatkan dua spasi di bawah gambar, diikuti dengan

judul gambar yang ketentuan penulisannya sama dengan judul tabeI.

Bila tabel dan gambar mempakan kutipan, sumber kutipan (nama penulis,

tahun:halaman) ditulis satu spasi di bawah tabel dan satu spasi di bawah judul

gambar. Data primer tidak perlu dituliskan sumbemya.

Tabel-tabel dapat disusun sejajar panjang atau lebar halaman. Tabel yang terlalu

luas sebaiknya disederhanakan, bila ingin diikutkan dalam bagian isi skripsi. Bila

perlu tabel yang terlalu luas dapat ditempatkan di dalam lampiran.

Tabel yang memerlukan catatan kaki ditempatkan dua spasi di bawah tabel dan

bukan di bawah halaman (footer). Tabel tidak perlu dibuat bila hanya terdiri dari

dua baris (head dan isi), tetapi cukup disajikan secara tekstuaI. Contoh penulisan

tabel dan gambar dapat dilihat pada lampiran 18.

Q. Melipat Kertas

Tabel dan gambar yang terlalu luas dan melebihi ukuran kertas (A-4) dapat

dilipat. Ada dua cara melipat kertas, yaitu :

66

Page 67: pedoman penyusunan skripsi

1. Melipat secara horizontal

Lipatlah bagian bawah kertas hingga sarna panjang dengan kertas A-4.

Potonglah lipatan tersebut 4 em dari tepi kiri untuk rnenghindari terjepitnya

lipatan pada waktu penjilidan.

2. Melipat secara vertikal

Buatlah lipatan sedernikian rupa hingga sama lebar dengan kertas A-4. Nomor

halaman harus diketik pada lipatan. Bila diperlukan lipatan kedua, buatlah lipatan

sedemikian rupa hingga tepi kanan lipatan kedua rnenyamai tepi kertas A-4.

Nomor halarnan diketik pada lipatan kedua.

67