Post on 26-Nov-2015
description
Pedoman Penatausahaan BMN
Pendahuluan
Barang Milik Negara (BMN) menurut UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara adalah semua barang yang dibeli atau
diperoleh atas beban APBN atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah. Di dalam
penatausahaannya BMN dapat dibedakan
sebagai aset lancar dan aset tetap dan aset
tetap lainnya.
Penatausahaan BMN
adalah rangkaian
kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi,
dan pelaporan BMN sesuai ketentuan yang
berlaku (PP 38/2008)
Dasar Hukum
1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara
2. UU No. 1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara
3. Kepres No. 17 Tahun 2007 tentang
Penertiban BMN.
4. PP No. 38 Tahun 2008 tentang Perubahan
atas PP No. 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
5. PERMENKEU RI No. 171/PMK.05/2007
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat.
6. PERMENKEU RI No. 120/PMK.06/2007
tentang Penatausahaan Barang Milik
negara.
7. PERMENKUMHAM RI Nomor MHH-
01.PL.04.10 tahun 2008 tentang Pedoman
Penatausahaan BMN di lingkungan
Departemen Hukum dan HAM RI.
8. PERMENKUMHAM RI Nomor MHH-
05.PL.04.10 tahun 2009 tentang
Pembentukan Unit Penatausahaan BMN di
lingkungan Departemen Hukum dan HAM.
1 2
Pedoman Penatausahaan BMN
Tujuan
Untuk menghasilkan informasi yang diperlukan
sebagai bentuk tertib administrasi dan
pertanggungjawaban atas pengelolaan BMN
yang dikuasai oleh suatu unit organisasi.
Informasi tersebut digunakan sebagai bahan:
Penghitungan kekayaan negara;
Pengawasan BMN dan Penyusunan
kebijakan perlengkapan dalam rangka
pengelolaan BMN.
Ruang Lingkup dan Sasaran
Ruang Lingkup
mencakup semua tingkatan unit akuntansi
yang ada di lingkungan
Departemen Hukum dan
HAM RI (mengacu pada
Ps. 3 PMK 120/PMK.06 / 2007)
Sedangkan sasaran penatausahaan BMN
di lingkungan departemen Hukum dan HAM RI
meliputi :
1. BMN dari pembelian atau perolehan atas
beban APBN
2. BMN berasal dari perolehan lainnya yang
sah meliputi barang yang diperoleh dari
hibah/sumbangan/sejenisnya, diperoleh
sebagai pelaksanaan perjanjian/kontrak,
diperoleh berdasarkan ketentuan undang-
undang dan diperoleh berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.
3 4
Pedoman Penatausahaan BMN
Organisasi & Tugas
Penanggungjawab Penatausahaan BMN
1. PENANGGUNGJAWAB BMN
MENTERI Pengguna Barang
KEPALA KANTOR Kuasa Pengguna Barang
2. PELAKSANA
Petugas Verifikasi.
Petugas Administrasi / petugas
akuntansi / operator SimakBMN
Tugas dan Fungsi
Unit Penatausahaan BMN
Untuk mendukung pelaksanaan penatausahaan, sistem manajemen informasi
dan sistem akuntansi BMN maka harus
dibentuk sebuah unit penatausahaan di tiap
unit tingkatan penatausahaan BMN yang
mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut.
Tugas Pokok Penanggung jawab
Tugas pokok penanggungjawab adalah
menyelenggarakan penatausahaan dan
akuntansi BMN, dengan fungsi :
a. Menyelenggarakan sistem manajemen
informasi dan sistem akuntansi BMN,
b. Menyelenggarakan penatausahaan BMN;
c. Menyelenggarakan inventarisasi BMN;
d. Menyusun dan menyampaikan Laporan
BMN serta jurnal transaksi BMN secara
berkala.
5 6
Pedoman Penatausahaan BMN
Kegiatan Penanggung jawab
a. Menunjuk dan menetapkan Petugas
pelaksana;
b. Menyiapkan rencana dan
mengkoordinasikan pelaksanaan
manajemen informasi dan sistem akuntansi
BMN;
c. Menandatangani surat-surat untuk pihak
luar sehubungan dengan pelaksanaan
sistem;
d. Mengevaluasi hasil kerja pelaksana;
e. Mengkoordinasikan pelaksanaan
inventarisasi;
f. Menelaah Daftar Barang serta
menandatangani LKB, KIB, dan LBMN
g. Mengkoordinasikan pelaksanaan
rekonsiliasi internal dan eksternal;
h. Menyampaikan Laporan BMN dan Laporan
Hasil Inventarisasi kepada UAPPB-W atau
UAPPB-E1 untuk UAKPB Pusat dan ke
KPKNL;
i. Mengelola BMN sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Tugas Pelaksana
a. Membuat Daftar Barang, meliputi :
1) DBKP Persediaan
2) DBKP Aset Tetap
3) DBKP Aset Tetap lainnya
4) DBKP Konstruksi Dalam Pengerjaan
5) DBKP Barang Bersejarah
6) DBKP Aset Lainnya.
b. Melakukan Pembukuan BMN sbb:
1) semua BMN yang telah ada sebelum
diterbitkannya buku pedoman ini ke
dalam Buku Barang dan/atau KIB;
2) setiap mutasi BMN ke dalam Buku
Barang dan/atau KIB;
3) hasil inventarisasi ke dalam Buku
Barang dan/atau KIB;
4) Menyusun Daftar Barang yang
datanya berasal dari Buku Barang dan
KIB;
5) semua barang dan perubahannya atas
perpindahan barang antar lokasi /
ruangan ke dalam DBR/DBL.
7 8
Pedoman Penatausahaan BMN
6) perubahan kondisi barang ke dalam
Buku Barang ;
7) PNBP yang bersumber dari
pengelolaan BMN yang berada dalam
penguasaannya (jika ada).
* Pembukuan dan pencatatan BMN ke dalam
Buku Barang, KIB, DBR dan DBL dapat
menggunakan Sistem Aplikasi BMN.
c. Melakukan Inventarisasi BMN, meliputi :
1) BMN yang berada dalam penguasaan
UPKPB sekurang-kurangnya sekali
dalam 5 (lima) tahun.
2) Persediaan dan konstruksi dalam
pengerjaan setiap tahun.
d. Melakukan rekonsiliasi internal data BMN
dengan UAKPA dan/atau PPK.
e. Melakukan rekonsiliasi eksternal DBKP
pada UPKPB dengan DBKP pada KPKNL jika
diperlukan.
f. Melakukan Pelaporan BMN disertai ADK
kepada UPPB-W, UPPB-E1 (untuk UPKPB
unit pusat) dan/ atau UPPB dan tembusan
kepada KPKNL., meliputi :
1) DBKP
2) Mutasi BMN pada DBKP secara
periodik.
3) Laporan Hasil Inventarisasi BMN .
4) Laporan Barang Kuasa Pengguna
(LBKP) Semesteran dan Tahunan
secara periodik.
5) Laporan Kondisi Barang secara
periodik
6) Laporan PNBP yang bersumber dari
pengelolaan BMN kepada (jika ada)
g. Melakukan Pengamanan Dokumen dan
ADK, meliputi :
1) Menyimpan asli dokumen
kepemilikan BMN selain tanah
dan/atau bangunan yang berada
dalam penguasaan UPKPB.
2) Menyimpan salinan dokumen
kepemilikan BMN berupa tanah
dan/atau bangunan yang berada
dalam penguasaan UPKPB.
3) Menyimpan asli dan/atau copy /
salinan dokumen penatausahaan
BMN.
4) Back up file data barang.
9 10
Pedoman Penatausahaan BMN
Pembukuan BMN
Untuk mendukung keakuratan dan akuntabilitas data transaksi BMN maka UPKPB
bersama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna
Anggaran (UAKPA) dan/atau Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) melakukan rekonsiliasi secara
periodik.
Sedangkan untuk tertib administrasi
BMN maka UAKPA dan/atau PPK harus
menyampaikan dokumen pengadaan termasuk
fotocopy SPM dan SP2D kepada UPKPB.
Dokumen sumber
a. Saldo awal, menggunakan catatan, buku DBKP atau LBKP BMN periode sebelumnya
dan jika diperlukan menggunakan data
hasil inventarisasi/ opname fisik.
b. Mutasi Perolehan, menggunakan dokumen BASTB, dokumen kepemilikan
BMN yang didukung oleh dokumen
pengadaan dan /atau pemeliharaan BMN :
1) SPM /SP2D; 2) Faktur pembelian; 3) Kuitansi pembelian; 4) Surat Keterangan Penyelesaian
Pembangunan;
5) Surat Perintah Kerja (SPK); 6) Surat Perjanjian/Kontrak Kerja; 7) Dokumen pengelolaan BMN dan
dokumen lain yang sah.
c. Mutasi Perubahan seperti hasil hibah, transfer, rampasan, penyelesaian
pembangunan, reklasifikasi, renovasi
menggunakan dokumen sumber Berita
Acara Serah Terima BMN yang dilengkapi
dengan keterangan mengenai dokumen-
dokumen perolehannya yang sah.
d. Mutasi Penghapusan menggunakan dokumen sumber berupa Surat Keputusan
Penghapusan.
11 12
Pedoman Penatausahaan BMN
Prosedur Pembukuan
a. Proses pertama kali adalah membukukan dan mencatat semua BMN yang ada ke
dalam Buku Barang dan/atau KIB.
b. Proses rutin
1) Membukukan dan mencatat data
transaksi BMN dan Buku Persediaan
berdasarkan dokumen sumber.
2) Mencatat semua barang dan
perubahannya atas perpindahan
barang antar lokasi/ruangan ke dalam
Daftar Barang Ruangan (DBR)
dan/atau Daftar Barang Lainnya (DBL).
3) Membukukan dan mencatat
perubahan kondisi barang.
4) Membukukan dan mencatat PNBP
yang bersumber dari pengelolaan
BMN kedalam Buku PNBP.
5) Mengarsipkan dan mengamankan
dokumen penatausahaan secara
tertib.
c. Proses Bulanan : melakukan rekonsiliasi data transaksi BMN dengan UAKPA
dan/atau pejabat pembuat komitmen.
d. Proses Semesteran 1) Mencatat setiap perubahan data BMN
berdasarkan data dari Buku Barang
dan KIB.
2) Melakukan rekonsiliasi dengan KPKNL,
e. Proses Akhir Periode Pembukuan 1) Menginstruksikan kepada setiap
Penanggung jawab Ruangan untuk
melakukan pengecekan ulang kondisi
BMN yang berada di ruangan masing-
masing.
2) Mencatat perubahan kondisi BMN
yang telah disahkan oleh
Penanggungjawab Ruangan ke dalam
DBKP serta Buku Barang dan KIB.
3) Melakukan proses back up data dan
tutup tahun.
f. Proses Lainnya adalah membukukan dan mencatat hasil inventarisasi ke dalam Buku
Barang dan/atau Kartu Identitas Barang.
13 14
2
Pedoman Penatausahaan BMN
Jenis Transaksi BMN
a. Saldo Awal
1) Saldo akhir periode sebelumnya,
merupakan akumulasi dari seluruh
transaksi BMN periode sebelumnya
2) Koreksi saldo, merupakan koreksi
perubahan atas saldo akhir BMN
periode sebelumnya yang disebabkan :
a) adanya koreksi pencatatan atas
nilai/kuantitas BMN yang telah
dicatat dan telah dilaporkan dalam
periode sebelumnya, dan
b) penambahan/pengurangan sebagai
akibat dari pelaksanaan
inventarisasi.
b. Perolehan BMN 1) Pembelian, merupakan transaksi
perolehan BMN dari hasil pembelian.
2) Transfer Masuk, merupakan transaksi
perolehan BMN dari hasil transfer
masuk dari UPKPB yang lain dalam
satu departemen.
3) Hibah, merupakan transaksi perolehan
BMN dari hasil penerimaan dari pihak
ketiga diluar instansi.
4) Rampasan, merupakan transaksi
perolehan BMN dari hasil rampasan
berdasarkan putusan pengadilan yang
sudah mempunyai kekuatan hukum
yang sah.
5) Penyelesaian Pembangunan,
merupakan transaksi perolehan BMN
dari hasil penyelesaian pembangunan
berupa bangunan /gedung dan BMN
lainnya melalui BAST.
6) Pelaksanaan dari perjanjian/kontrak,
merupakan barang yang diperoleh dari
pelaksanaan kerjasama pemanfaatan,
bangun guna serah/bangun serah
guna, tukar menukar, dan
perjanjian/kontrak lainnya;
7) Pembatalan Penghapusan, merupakan
pencatatan BMN dari hasil pembatalan
penghapusan yang sebelumnya telah
dihapuskan / dikeluarkan dari
pembukuan.
15 16
Pedoman Penatausahaan BMN
8) Reklasifikasi Masuk, merupakan
transaksi BMN yang sebelumnya telah
dicatat dengan penggolongan dan
kodefikasi BMN yang lain.
c. Perubahan BMN
1) Pengurangan, merupakan transaksi
pengurangan kuantitas/nilai BMN
yang menggunakan satuan luas atau
satuan lain yang pengurangannya
tidak menyebabkan keseluruhan BMN
hilang.
2) Pengembangan, merupakan transaksi
pengembangan BMN yang dikapitalisir
yang mengakibatkan
pemindahbukuan dari Buku Barang
Ekstrakomptabel ke Buku Barang
Intrakomptabel atau perubahan
nilai/satuan BMN dalam Buku Barang
Intrakomptabel.
3) Perubahan Kondisi, merupakan
pencatatan perubahan kondisi BMN.
4) Revaluasi, merupakan transaksi
perubahan nilai BMN yang
dikarenakan adanya nilai baru dari
BMN yang bersangkutan sebagai
akibat dari pelaksanaan penilaian
BMN.
d. Pengurangan BMN 1) Penghapusan, merupakan transaksi
untuk menghapus BMN dari
pembukuan berdasarkan suatu surat
keputusan pengahapusan oleh instansi
yang berwenang;
2) Transfer Keluar, merupakan transaksi
penyerahan BMN dari hasil transfer
keluar dari unit lain dalam satu
departemen tanpa menerima sejumlah
sumber daya ekonomi.
3) Hibah keluar, merupakan transaksi
penyerahan BMN kepada pihak ketiga.
diluar departemen tanpa menerima
sejumlah sumber daya ekonomi.
4) Reklasifikasi Keluar, merupakan
transaksi BMN ke dalam klasifikasi
BMN yang lain. Transaksi ini berkaitan
dengan transaksi Reklasifikasi Masuk.
17 18
Pedoman Penatausahaan BMN
Keluaran dari proses pembukuan
a. Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP)
:
1) DBKP Persediaan
2) DBKP Tanah
3) DBKP Gedung dan Bangunan
4) DBKP Peralatan dan Mesin
- DBKP Alat Angkutan Bermotor
- DBKP Alat Besar
- DBKP Alat Persenjataan
- DBKP Peralatan lainnya
5) DBKP Jalan, Irigasi, dan Jaringan
6) DBKP Aset Tetap lainnya
7) DBKP Konstruksi Dalam Pengerjaan
8) DBKP Barang Bersejarah
9) DBKP Aset Lainnya.
b. Buku Barang dan Kartu Identitas
Barang meliputi :
1) Buku Barang Intra dan ekstrakomptabel
2) Buku Barang Bersejarah
3) Buku Barang Persediaan
4) Buku Barang Konstruksi Dalam
Pengerjaan
5) Kartu Identitas Barang (KIB) : Tanah;
Bangunan Gedung; KIB Bangunan Air;
KIB Alat Angkutan Bermotor; KIB Alat
Besar Darat; KIB Alat senjata
6) Daftar Barang Ruangan
7) Daftar Barang Lainnya
8) Buku Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP)
14
19 20
Pedoman Penatausahaan BMN
Inventarisasi BMN
Pengertian
Inventarisasi adalah serangkaian kegiatan
untuk melakukan pendataan, pencatatan dan
pelaporan BMN. Inventarisasi dilaksanakan
dengan maksud membandingkan catatan
BMN dengan kenyataan mengenai jumlah,
nilai, harga, kondisi dan keberadaan BMN
dalam rangka tertib administrasi BMN dan
mendukung keandalan laporan BMN.
Tujuan 1. Agar semua BMN dapat terdata dengan
baik dalam upaya mewujudkan tertib
administrasi.
2. Mempermudah pelaksanaan pengelolaan
BMN.
Ketentuan Umum
1. Inventarisasi BMN dilaksanakan sekurang-
kurangnya sekali dalam 5 tahun (sensus
barang), kecuali untuk persediaan dan KDP
dilakukan setiap tahun (Opname fisik).
2. Dalam pelaksanaan inventarisasi BMN atas
Tanah dan/atau Bangunan Idle,
Pengguna/Kuasa Pengguna Barang yang
sebelumnya menyerahkan tanah dan/atau
bangunan tersebut tetap membantu
pelaksanaan hasil inventarisasi BMN atas
Tanah dan/atau Bangunan Idle.
3. Hasil pelaksanaan inventarisasi dituangkan
dalam Berita Acara Inventarisasi.
4. Penanggungjawab inventarisasi harus
menyertakan penjelasan atas setiap
perbedaan antara data BMN dalam daftar
barang dan hasil inventarisasi.
5. Penanggungjawab pelaksanaan
inventarisasi BMN adalah Kepala kantor
sesuai penanggungjawab Unit
penatausahaan.
21 22
Pedoman Penatausahaan BMN
Tatacara Inventarisasi Dokumen sumber
1. Daftar Barang dan Buku Barang
2. Kartu Identitas Barang
3. DBR dan DBL
4. Laporan BMN Semesteran dan Tahunan
5. Dokumen kepemilikan BMN
6. Dokumen pengelolaan dan penatausahaan
7. Dokumen lainnya yang dianggap perlu
Keluaran dari inventarisasi
a. Laporan Hasil Inventarisasi BMN
b. BA hasil pelaksanaan inventarisasi BMN
c. Blanko label sementara dan permanen
d. Kertas Kerja Inventarisasi
e. Daftar Barang Hasil Inventarisasi
1) Baik dan Rusak Ringan
2) Rusak Berat
3) Tidak Diketemukan/hilang
4) Berlebih
Prosedur inventarisasi
a. Tahap persiapan
1) Dalam pelaksanaan inventarisasi, dapat
dibentuk tim inventarisasi di bawah
koordinasi UPPB-W, UPPB-E1 atau
UPPB, dan dapat dibantu oleh unit
kerja lain pada Pengguna Barang.
2) Menyusun rencana kerja pelaksanaan
inventarisasi.
3) Mengumpulkan dokumen sumber.
4) Melakukan pemetaan, yaitu :
a) Menyiapkan denah lokasi.
b) Memberi nomor/nama ruangan
dan penanggungjawab ruangan
pada denah lokasi.
5) Menyiapkan blanko label sementara
(dari kertas) yang akan ditempelkan
pada BMN yang bersangkutan.
6) Menyiapkan data awal.
7) Menyiapkan Kertas Kerja Inventarisasi
beserta tata cara pengisiannya.
23 24
Pedoman Penatausahaan BMN
b. Tahap pelaksanaan
1) Tahap pendataan
a) Menghitung jumlah barang.
b) Meneliti kondisi barang.
c) Menempelkan label registrasi
sementara pada BMN yang telah
dihitung.
d) Mencatat hasil inventarisasi pada
Kertas Kerja Inventarisasi.
2) Tahap identifikasi
a) Pemberian nilai BMN sesuai
Standar Akuntansi Pemerintahan.
b) Mengelompokkan barang dan
memberikan kode barang sesuai
penggolongan dan kodefikasi.
c) Pemisahan barang-barang
berdasarkan kategori kondisi :
i. Barang Baik dan Rusak Ringan
ii. Barang Rusak Berat / tidak
dapat dipakai lagi
d) Meneliti kelengkapan barang
dengan membandingkan data
hasil inventarisasi dan data
awal/dokumen sumber:
i. Barang yang tidak
diketemukan/hilang
ii. Barang yang berlebih.
c. Tahap pelaporan
1) Menyusun Daftar Barang Hasil
Inventarisasi (DBHI) yang telah
diinventarisasi berdasarkan data kertas
kerja dan hasil identifikasi, dengan
kriteria :
a) Barang Baik dan Rusak Ringan
b) Barang Rusak Berat/tidak dapat
dipakai lagi
c) Barang yang tidak diketemukan /
hilang
d) Barang yang berlebih.
2) Membuat surat pernyataan kebenaran
hasil pelaksanaan inventarisasi.
3) Menyusun laporan hasil inventarisasi
BMN.
4) Meminta pengesahan atas laporan
hasil inventarisasi BMN beserta DBHI
dan Berita Acara kepada penanggung
jawab UPKPB.
25 26
Pedoman Penatausahaan BMN
5) Menyampaikan laporan hasil
inventarisasi beserta kelengkapannya
kepada UPPB-W, UPPB-E1, atau UPPB
dengan tembusan kepada KPKNL.
d. Tahap tindak lanjut
1) Membukukan dan mendaftarkan data
hasil inventarisasi pada Buku Barang,
Kartu Identitas Barang (KIB) dan Daftar
Barang Kuasa Pengguna.
2) Memperbaharui DBR dan DBL sesuai
dengan hasil inventarisasi yang telah
ditetapkan oleh penanggungjawab.
3) Menempelkan blanko label permanen
pada masing-masing barang yang
diinventarisasi sesuai hasil
inventarisasi.
4) Jika diperlukan, UPKPB dapat
melakukan rekonsiliasi / pemutakhiran
data hasil inventarisasi dengan UPPB-
W, UPPB-E1 atau UPPB dan KPKNL.
5) Untuk barang yang hilang/tidak
diketemukan agar ditindaklanjuti
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
27 28
Pedoman Penatausahaan BMN
Pelaporan BMN
Pelaporan adalah kegiatan
penyampaian data dan informasi yang
dilakukan oleh unit pelaksana penatausahaan
BMN pada Pengguna Barang dan Pengelola
Barang. Pelaksana Pelaporan adalah seluruh
pelaksana penatausahaan BMN.
Batasan Penyajian Daftar BMN
1. Daftar BMN berupa persediaan untuk
tingkat UPKPB, sampai dengan sub-sub
kelompok barang.
2. Daftar BMN berupa Aset Tetap, disajikan
masing-masing tingkat organisasi
penatausahaan BMN sampai dengan sub-
sub kelompok barang.
3. Daftar BMN berupa Aset Lainnya disajikan
masing-masing tingkat organisasi
penatausahaan BMN sampai dengan sub-
sub kelompok barang.
Batasan Penyajian untuk Pelaporan BMN
1. Pelaporan BMN berupa persediaan untuk
tingkat UPKPB, sampai dengan sub
kelompok barang.
2. Pelaporan BMN berupa Aset Tetap dan
Aset Lainnya untuk tingkat UPKPB, sampai
dengan sub-sub kelompok barang.
Tatacara Pelaporan BMN
Jenis laporan
1) Daftar Barang Kuasa Pengguna (untuk
pertama kali)
2) Laporan BMN Semesteran dan Tahunan
yang masing-masing terdiri dari :
a) Laporan Persediaan
b) Laporan Aset Tetap, meliputi : Laporan
intrakomptabel, ekstrakomptabel dan
gabungan.
c) Laporan Konstruksi Dalam Pengerjaan
d) Laporan Aset Lainnya
e) Laporan Barang Bersejarah
f) Catatan Ringkas Barang (CRB)
3) Laporan mutasi BMN
29 30
Pedoman Penatausahaan BMN
4) Laporan Kondisi Barang (LKB)
5) Laporan Hasil Inventarisasi (LHI)
6) Laporan PNBP (yang bersumber dari
pengelolaan BMN)
7) Arsip Data Komputer (ADK)
Proses pelaporan
1) Proses pertama kali
Menyampaikan DBKP yang telah disahkan
oleh penanggung jawab UPKPB yang
berisi semua BMN yang ada beserta ADK-
nya untuk pertama kali kepada UPPB-W,
UPPB-E1, atau UPPB dan KPKNL.
2) Proses semesteran
a) Menyusun laporan mutasi BMN.
b) Menyusun laporan BMN.
c) Meminta pengesahan LBKPS kepada
penanggung jawab UPKPB.
d) Menyampaikan l LBKPS beserta ADK-
nya secara periodik kepada UPPB-W
atau UPPB-E1 dan/ atau UPPB dan
KPKNL
e) Menyusun Laporan PNBP yang
bersumber dari pengelolaan BMN dan
meminta pengesahan kepada
penanggung jawab UPKPB.
f) Menyampaikan Laporan PNBP
semesteran kepada UPPB-W, UPPB-E1,
atau UPPB.
3) Proses akhir tahun
a) Menyusun LBKPT yang datanya
berasal dari Buku Barang, KIB, dan
Daftar Barang.
b) Menyusun LKB
c) Meminta pengesahan LBKPT dan LKB
kepada pejabat penanggung jawab
UPKPB.
d) Menyampaikan LKB dan LBKPT beserta
ADK-nya kepada UPPB-W, UPPB-E1,
atau UPPB dan KPKNL.
4) Proses lainnya
a) Menyusun LHI dan meminta
pengesahan LHI kepada pejabat
penanggung jawab UPKPB.
b) Menyampaikan LHI BMN yang telah
disahkan oleh penanggung jawab
UPKPB kepada UPPB-W, UPPB-E1, atau
UPPB dan KPKNL.
31 32
Pedoman Penatausahaan BMN
Jadual Penyampaian Pelaporan BMN
1. Laporan BMN Semester I
Unit Penatau-sahaan
Tgl. Terima
Wkt Proses
Tgl Kirim
Wkt. kirim
UPKPB
UPPB-W
-
5 Juli
- 3 Juli
2 hari
2. Laporan BMN Semester II
Unit Penatau-sahaan
Tgl Terima
Wkt Proses
Tgl Kirim
Wkt kirim
UPKPB
UPPB-W
-
10 Jan
-
8 Jan
2 hari
3. Jadwal Penyampaian Laporan Tahunan
Unit Penatau-sahaan
Tgl Terima
Wkt Proses
Tgl Kirim
Wkt. kirim
UPKPB
UPPB-W
-
14 Jan
-
12 Jan
2 hari
Hal Daftar isi :
Bab I Pendahuluan 1
Bab II Organisasi tugas dan Penanggung
Jawab Penatausahaan BMN 5
Bab III Tugas dan Fungsi Unit Penatusahaan
BMN 6
Bab IV Pembukuan BMN 11
Bab V Inventarisasi BMN 21
Bab VI Pelaporan BMN 29
33
Pedoman Penatausahaan BMN
Buku Saku
Pedoman Penatausahaan BMN
Buku Saku
Pedoman Penatausahaan BMN
Pedoman Penatausahaan BMN
copyright :
Bagian Inventarisasi - Biro Perlengkapan
Setjen. Departemen Hukum dan HAM RI
invent_rokap@ yahoo.co.id
Invent Trendsetter
Pedoman Penatausahaan BMN
No Uraian UPT/Satker Bag. Umum Kanwil / Bag.
Perlengk. Es. 1 BIRO PERLENGKAPAN
1. Validasi saldo
awal aset tetap
yang diperoleh
s/d 31
Desember 2004
a. Melakukan inventarisasi dan penilaian;
b. pastikan bahwa seluruh BMN yang diperoleh s/d 31 Desember 2004 telah dicatat dalam LBMN Smt II 2008.
c. penilaian menggunakan harga/nilai wajar dari aset tersebut per 31 Desember 2004 disertai dengan dokumentasi mengenai perolehan harga wajar tersebut (misalnya: hasil survey harga, NJOP, dll).
d. Yakinkan bahwa angka koreksi DJKN dari hasil inventarisasi dan revaluasi tersebut telah diinput ke dalam aplikasi SIMAK BMN satker.
e. Lakukan rekonsiliasi saldo aset tetap per 31 Desember 2004 secara internal dengan Bag. Keuangan dan eksternal dengan DJKN. Yakinkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada kedua data tersebut.
a. Buat check list untuk memonitor pelaksanaan inventarisasi dan revaluasi pada satker.
b. Bukukan lampiran B A dari seluruh UPT/satker dan lakukan kompilasi atas saldo-saldo aset tetap untuk mendapatkan saldo aset tetap tingkat Kanwil/Eselon 1.
c. Verifikasi data aset tetap Kanwil/Eselon 1 per 31 Desember 2004 dan pastikan bahwa koreksi tersebut sudah seluruhnya direstore ke dalam aplikasi SABMN wilayah.
d. Bandingkan data aset tetap hasil inventarisasi dan revaluasi DJKN dengan data- yang ada di Bag Umum. Yakinkan tidak ditemukan adanya perbedaan data segi jumlah (unit) maupun nilai.
e. Lakukan rekonsiliasi internal dan eksternal tingkat wilayah/Es. 1. Yakinkan tidak ada perbedaan data.
a. Lakukan kompilasi LBMN Kanwil/Eselon 1 per 31 Desember 2008 hasil inventarisasi dan revaluasi internal/DJKN.
b. Bandingkan data tersebut dengan Laporan BMN tingkat KL per 31 Desember 2008. Jika terdapat perbedaan lakukan rekonsiliasi untuk mendapatkan saldo aset tetap yang paling benar.
c. Bandingkan data tersebut dengan data yang ada di Biro Perlengkapan. Yakinkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada kedua data tersebut.
d. Pastikan saldo aset tetap per 31 Desember 2008 hasil kompilasi LBMN Kanwil / Eselon 1 sudah sama dengan Neraca Departemen per 31 Desember 2008 Biro Keuangan.
2. Inventarisasi
aset di seluruh
a. Lakukan pendataan melalui cek fisik dan bandingkan dengan catatannya bahwa seluruh barang telah diinput,
a. Buat daftar check list untuk memonitor pelaksanaan inventarisasi
a. Lakukan kompilasi atas LBMN Kanwil/Eselon 1 per 31 Desember 2008 yang telah
Pedoman Penatausahaan BMN
No Uraian UPT/Satker Bag. Umum Kanwil / Bag.
Perlengk. Es. 1 BIRO PERLENGKAPAN
jajaran
Departemen
untuk
memastikan:
keberadaan,
kelengkapan,
hak dan
kewajiban.
b. Teliti dokumen-dokumen terkait dengan status kepemilikan barang.
c. Untuk perolehan BMN s/d 31 Desember 2004, lakukan prosedur pada point 1.
d. Untuk BMN perolehan setelah 31 Desember 2004 s/d sekarang pastikan bahwa:
Seluruh barang telah diinput SIMAK BMN satker,.
Seluruh barang telah dicatat berdasarkan dokumen sumbernya
apabila harga satuan BMN tersebut tidak diketahui maka lakukan koordinasi dengan Bagian Umum/Biro Perlengkapan untuk mendapatkan informasi harga barang tersebut.
jika sulit diperoleh, maka UPT/satker dapat melakukan penaksiran harga wajar oleh pihak yang berkompeten serta didukung dengan dokumentasi tertulis yang memadai.
e. Gunakan lampiran hasil laporan inventarisasi untuk mengoreksi angka/saldo aset tetap UPT/satker.
f. Bagi UPT/satker yang belum melakukan inventarisasi aset bersama KPKNL-DJKN, lakukan inventarisasi secara internal dengan SDM yang berkompeten
b. Bukukan lampiran BA Hasil Inventarisasi dari seluruh UPT/satker dan lakukan kompilasi saldo aset tetap untuk mendapatkan saldo aset tetap tingkat Kanwil/Eselon 1 per 31 Desember 2008.
c. Bandingkan data aset tetap Kanwil per 31 Desember 2008 hasil inventarisasi tersebut dengan LBMN tingkat UPT/Satker per 31 Desember 2008,
d. pastikan bahwa koreksi tersebut sudah seluruhnya diinput ke dalam aplikasi SABMN wilayah.
e. Bandingkan data DJKN dengan data-data aset tetap yang ada di masing-masing Bag Umum Kanwil/Eselon 1. Yakinkan tidak ditemukan adanya perbedaan data dari segi jumlah (unit) maupun nilai rupiahnya.
f. Bandingkan/lakukan rekonsiliasi saldo aset tetap Kanwil/Eselon 1 per 31 Desember 2008 yang dihasilkan dari proses inventarisasi dan revaluasi DJKN dengan saldo aset tetap yang disajikan di Neraca Kanwil/Eselon 1 per 31 Desember 2008 yang disusun oleh Bagian Keuangan Kanwil/Eselon 1 dan kompilasi Laporan BMN tingkat UPT/Satker. Yakinkan bahwa tidak
dikoreksi berdasarkan hasil inventarisasi dan revaluasi internal/DJKN.
b. Bandingkan data kompilasi tersebut dengan LBMN tingkat KL, jika terdapat perbedaan lakukan rekonsiliasi untuk mendapatkan saldo aset tetap yang paling benar.
c. Bandingkan data tersebut dengan data yang ada di Biro Perlengkapan. Yakinkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada kedua data tersebut.
d. Pastikan bahwa rincian dan saldo aset tetap per 31 Desember 2008 LBMN Kanwil / Eselon 1 sudah sama dengan yang disajikan di Neraca Kanwil/Eselon 1 per 31 Desember 2008 yang disusun Biro Keuangan.
Pedoman Penatausahaan BMN
No Uraian UPT/Satker Bag. Umum Kanwil / Bag.
Perlengk. Es. 1 BIRO PERLENGKAPAN
untuk memastikan keberadaan dan kelengkapan pencatatan seluruh aset yang dimiliki/dikuasai oleh UPT/satker.
g. Teliti apakah terdapat penghapusan /usulan penghapusan aset tetap, jika ada pastikan bahwa aset yang telah/sedang diusulkan untuk dihapus tersebut telah dikeluarkan saldo aset tetap UPT/satker.
h. Dapatkan kejelasan status kepemilikan dari barang-barang diinput dan dilaporkan dalam SABMN/SIMAK BMN. Pastikan bahwa barang-barang yang statusnya pinjam pakai (berdasarkan dokumen tertulis) tidak diinput/dicatat sebagai BMN/aset tetap UPT/satker.
i. Bandingkan saldo dan rincian aset tetap yang tercantum dalam laporan hasil inventarisasi, laporan BMN UPT/satker serta Neraca UPT/Satker per 31 Desember 2008 yang disusun oleh Bagian Keuangan. Pastikan bahwa tidak terdapat perbedaan pada ketiga data tersebut.
terdapat perbedaan pada ketiga data tersebut.
3. Stock Opname
Persediaan per
31 Desember
2008
a. Yakinkan bahwa seluruh persediaan sudah dilaporkan dan lakukan perhitungan fisik persediaan yg ada di gudang/tempat penyimpanan lainnya.
b. Pastikan bahwa:
a. Buat check list untuk memonitor pelaksanaan stock opname UPT/satker.
b. Lakukan kompilasi atas Laporan Persediaan UPT/ satker untuk
a. Lakukan kompilasi atas Laporan Persediaan seluruh Kanwil/Eselon 1 per 31 Desember 2008 untuk mendapatkan saldo persediaan tingkat
Pedoman Penatausahaan BMN
No Uraian UPT/Satker Bag. Umum Kanwil / Bag.
Perlengk. Es. 1 BIRO PERLENGKAPAN
Pesediaan sudah termasuk yang tersimpan digudang dan counter.
Persediaan obat dan alkes meliputi obat dan alkes yang belum terpakai baik di gudang maupun poliklinik.
c. Buat BA Hasil Stock opname.
d. Bandingkan hasil stock opname dengan catatan buku persediaan per tanggal dilaksanakan stock opname, bila beda lakukan rekonsiliasi.
e. Berdasarkan BA tarik mundur transaksi penerimaan dan pengeluaran barang persedian ke tanggal 31 Des 2008 (Hasil Stock Opname + Pengeluaran Barang Penerimaan Barang).
f. Bandingkan saldo hasil perhitungan tersebut dengan Lap. Persediaan per 31 Des. 2008 dan Neraca UPT/Satker per 31 Des. 2008 yang disusun oleh Bensatker. Apabila beda lakukan koreksi atas Laporan Persediaan dan Neraca UPT sesuai dengan hasil perhitungan persediaan yg melalui stock opname.
mendapatkan saldo Persediaan tingkat Kanwil/Eselon 1 per 31 Desember 2008.
c. Bandingkan Saldo Persediaan tingkat Kanwl / Es. 1 tersebut dengan kompilasi saldo akun persediaan yang disajikan di Neraca UPT/Satker. Jika beda, lakukan koreksi di Neraca UPT/Satker agar sesuai dengan angka/saldo persediaan per 31 Desember 2008 hasil stock opname.
d. Yakinkan bahwa saldo akun persediaan di Neraca tingkat Kanwil/Eselon 1 per 31 Desember 2008 yang disusun oleh Bag. Keuangan Kanwil / Eselon 1 telah sesuai dengan kompilasi nilai persediaan UPT-UPT per 31 Des. 2008 yang diperoleh melalui mekanisme stock opname.
Departemen.
b. Bandingkan saldo akun persediaan berdasarkan hasil kompilasi tersebut dengan saldo akun persediaan yang diaporkan di Neraca Departemen per 31 Desember 2008 yang disusun oleh Biro Keuangan. Pastikan bahwa tidak ada perbedaan pada kedua data persediaan tersebut.