Post on 11-Sep-2015
description
Slide 1
Pembimbing :Dr. A. Budi Sulistya, Sp.THT-KL
Kelompok 1 :Nyoman Aditya Sindunata 20110710072Kharisma Albert Purwoko 112013208Mathilda Theresia Kinsal 1310221038
Problem Based LearningKasus 1Pasien, Laki-laki, 50 thKeluhan Utama : Benjolan di leher kanan atas (jugularis superior) sejak 4 bulan laluMakin membesar
Keluhan Tambahan : keluar cairan dari telinga kanan sejak 3 bulan laluSekarang masih keluar cairan
ANAMNESISIdentitas
Nama: Tn. XJenis Kelamin: Laki-lakiUmur: 50 tahunSuku Bangsa: Status Pernikahan:Alamat: Pekerjaan :
Benjolan leher kanan atas (Jugularis Superior)4 bulan laluMakin membesar
LimfadenitisInfeksiKongenitalTumor ?Sifat : jumlah batas,mobilitasprogressivitasMalignaBenigna PrimerMetastasisNeoplasmaTraumaAbsesMalignaPrimer :LimfomaSarkomaCa Kel. LiurCa. Tiroid
Metastasis :Tentukan tu primerOrgan-organ lain
BenignaLipomaVaskuler (paraganglioma)Neoplasma Nervus Perifer (Schwannoma, Neurofibroma)
Keluar cairan dari telinga kanan sejak 3 bulan laluSekarang masih keluar cairan
Benjolan leher kanan atas (Jugularis Superior)4 bulan laluMakin membesar
Karsinoma Nasofaring + Gejala TelingaWarna, konsistensi, bau, jumlah, awal seperti apa ?Otitis Media ?Gejala Hidung :Rhinorea + epistaksisHidung tersumbatPost nasal dripKarsinoma Nasofaring + Gejala Telinga :TinitusGangguan pendengaranotalgiaGejala Mata :Sakit kepalaDiplopiaPtosisTrismusParese LidahParese nervus kranial lainnyaRiwayat Penyakit DahuluInfeksi Mononukleosis
Riwayat Penyakit KeluargaMenderita Keganasan (t.u Ca Nasofaring)Riwayat Sosial Lingkungan dan KebiasaanTempat tinggal dan PekerjaanMerokok, penggunaan alkoholMakanan berpengawet (diasinkan)
Working Diagnosis :Karsinoma NasofaringDifferential Diagnosis :LimfomaSarcomaFibrosarkomaRabdomiosarkomaNeoplasma leher jinak LipomaNeurofibromaCa kel. LiurCa. tiroidPemeriksaan Penunjang (1)Pemeriksaan LaboratoriumDarah rutin : Hb, Ht, Eritrosit, Leukosit, TrombositFungsi Hati : ALT,AST metastasis hatiFungsi Ginjal : Ureum, KreatininAsam Urat tumor bertumbuh cepatSerologiEpstein-Barr Virus (EBV) titers : IgA dan IgGEBV-DNA plasmaPemeriksaan Penunjang (2)Endoskopi Nasofaringoskopi
Pemeriksaan Penunjang (3)RadiologiCT-Scan :Kepala dan leher batasan tumor, erosi basis cranii, limfadenopati leherThorax metastasis jauhMRI kepala batasan tumorBone Scan / Scintigraphy metastasis tulangPET tumor nasofaring residu / berulangCT-Scan Nasopharynx
Bone Scan / Scintigraphy
NormalMetastasisPET Scan
Pemeriksaan Penunjang (4)BiopsiLesi primerKGB leherAnatomi Hidungcreated by rolandaHIDUNG LUAR (Nasus eksternus): dorsum nasiapeks nasiradiks nasiala nasiHIDUNG DALAM (Nasus internus): rongga hidung septum nasiSINUS PARANASALES: sinus frontalissinus maksilarissinus (sel-sel) ethmoidalissinus sfenoidalis
HIDUNG LUAR (Nasus eksternus)created by rolandadorsum nasi apeks nasi radiks nasi ala nasi
HIDUNG DALAM (Nasus Internus)created by rolandaCavum nasi (rongga hidung)Ataplamina cribriformis os ethmoidale, disini terdapat n. olfaktoriusDasar processus palatinus os maxilla dan the lamina horizontalis os palatinaOs nasaleOs vomerHIDUNG DALAMcreated by rolanda
Os maxillarisOs nasaleOs frontalisKonka inferiorKonka mediaSeptum nasiCavum nasiHIDUNG DALAM (Nasus Internus)created by rolandaCavum nasi (rongga hidung)Trdpt tonjolan & lipatan selaput lendir hidung, yg disbt konka, tdd : konka nasalis inferior konka nasalis media konka nasalis superiorMeatus nasi inferior ruang antara dasar cavum nasi dg konka nasalis inferiorMeatus nasi media ruang antara konka nasalis inferior dg mediaMeatus nasi superior ruang antara konka nasalis media dg superior
Meatus nasi inferiorkonka nasi inferiorkonka nasi mediameatus nasi mediaHIDUNG DALAM (Nasus Internus)created by rolandaSeptum nasiLamina perpendicularis os ethmoidalisOs vomerCartilago septi nasi
25
26
ARTERI PADA SEPTUM DAN DINDING RONGGA HIDUNG:Arteri penting : etmoidalis anterior(EA) dan etmoidalis posterior(EP), Sfenopalatina(SfP), palatina mayor(PM). Pleksus Kiesselbach di area Little di bagian depanseptum nasiEAEPSfPPM SINUS PARANASALISDisekitar rongga hidung trdpt rongga2 => sinus paranasalisTdd :Sinus frontalisSinus maksilaris Sinus sfenoidalisSinus ethmoidalis
FISIOLOGI HIDUNG
FUNGSI HIDUNG :1. OLFAKTORI2.RESPIRATORI3. FILTRASI4. AIR CONDITIONING5. VOCAL RESONANCE6.PROSES BICARA7.REFLEK NASAL29FISIOLOGI SINUS PARANASAL
PENGATUR KONDISI UDARAPENAHAN SUHUKESEIMBANGAN KEPALARESONANSI SUARAPEREDAM PERUBAHAN TEKANANPRODUKSI MUKUSFISIOLOGI HIDUNGcreated by rolanda
FISIOLOGI HIDUNGAlat pencium trdpt dlm rongga hidung dr ujung saraf otak nervus olfaktoriusSerabut saraf ini timbul pd bag atas selaput lendir hidung => area olfaktoriaN. olfaktorius dilapisi oleh sel2 yg sangat khusus yg mengeluarkan fibril2 yg halus, terjalin dg serabut2 dr bulbus olfaktoriusBulbus olfaktorius mrpkan lanjutan dr bagian otak yg ujung2 akhirnya menembus lempeng kribiformis dasar tulang otak (os ethmoidalis) yg berlubang2N. olfaktorius terletak pd os ethmoidalis
FISIOLOGI HIDUNGcreated by rolandaDari bulbus olfaktorius, penciuman dihantarkan melalui traktus olfaktorius menuju pusat olfaktoria pd otak bagian lobus temporalis, tempat penciuman ditafsirkan
FISIOLOGI HIDUNGBau yg masuk ke rongga hidung akan merangsang n. olfaktorius di bulbus olfaktoriusIndera bau bergerak lewat traktus olfaktorius dg perantaraan stasiun penghubung hingga mencapai daerah penerima akhir dlm pusat olfaktorius pd lobus temporalis di otak besar tempat penafsiran bau tsb. Rasa penciuman dirangsang oleh gas yg masuk dan akan mudah hilang pd bau yg sama dlm waktu lama
created by rolanda
FISIOLOGI HIDUNGRangsangan reseptor hanya berespon thd senyawa2 yg kontak dg epitel olfaktorius dan dilarutkan dlm lapisan tipis mukus yg menutupinyaAmbang olfaktorius yg menggambarkan sensitivitas hebat reseptor olfaktorius thd sejumlah senyawa yg dpt dicium pd konsentrasi >500pg/L diubah 30% dr sebelum dpt dideteksi.Molekul penghasil bau mengandung 3-20 atom karbon yg memiliki bau yg berbeda
FISIOLOGI HIDUNGcreated by rolandaManusia dpt membedakan 2000-4000 bau yg berbeda & menghasilkan pola ruang yg berbeda dr peningkatan aktivitas metabolik di dlm olfaktoriaBau khusus bergantung pd pola ruang perangsangan reseptor dlm membran mukosa olfaktoriusBila seseorang scr kontinyu terpapar pd bau yg paling tdk disukai, mk perserpsi bau menurun lalu berhenti. Ini disebabkan oleh adaptasi yg cukup cepat yg timbul dlm sistem olfaktorius
FISIOLOGI HIDUNGIndera penciuman :Akan melemah bila selaput lendir hidung sangat kering, terlalu basah, atau membengkak spt saat influenza Akan menghilang akibat cedera pd kepalaBatas ambang meningkat seiring pertambahan usia
FISIOLOGI HIDUNGAnosmia = tidak adanya indera penciumanHiposmia = pengurangan sensitivitas olfaktoriusDisosmia = indera penciuman berubah
Terima Kasih