Post on 24-Jun-2015
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
dan rahmatnyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang merupakan
Tugas mata kuliah Parasitologi I mengenai Morfologi dan Aspek Klinis dari
Filariasis ini dengan baik.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dr. Jhons .F. dan dr. Isye
yang telah membimbing sehingga dapat terelesaikannya tugas makalah ini. Tak
lupa pula kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyelesaian tugas ini sehingga tugas ini dapat selesai dengan baik dan
tepat waktu.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih belum sempurna, oleh karena itu
saran dan kritik yang dapat membangun makalah ini akan kami terima dengan
tangan terbuka.
Akhir kata, kami berharap semoga tugas ini dapat berguna di masa-masa
yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, 31 OKtober 2007
Tim Penyusun
MORFOLOGI FILARIA
Wuchereria Bancrofti
Nama lain cacing ini adalah Filaria Bancrofti. Filaria Bancroftri
mempunyai habitat di saluran dan kelenjar limfe terutama di bawah diafragma,
dan mikrofilariannya berada dalam darah. Hospes definitifnya adalah manusia.
Gambar 1. Wuchereria Bancrofti potongan melintang
Cacing dewasa berwarna putih kekuningan dan diselubungi oleh kutikula
halus. Bentuknya silindris seperti benang dan kedua ujungnya tumpul. Bagian
anterior cacing ini membengkak dengan mulut tanpa bibir atupun alat lainnya
yang langsung menuju ke esophagus dengan sebuah rongga bucal tanpa tonjolan
maupun kontriksi seperti yang dimiliki nematode pada umumnya
Cacing jantan ukurannya 40 mm x 0,1 mm dengan ujung melengkung ke
ventral. Terdapat 12 pasang papilla perianal terdiri atas 8 pasang preanal dan 4
pasang postanal, serta terdapat dua spikula dengan gubernakulum yang berbentuk
sabit.
Cacing betina berukuran (80-100) mm x (0,24-0,30) mm. Vulva terletak di
daerah servikal dengan vagina yang pendek dan sebuah segmen yang keluar dari
uterus dan selanjutnya organ genitalia ini berpasangan. Embrio terdapat di dalam
uterus dan dilapisi oleh lapisan hialin yang tipis dengan ukuran 38x25 μm.
Apabila terdorong ke bagian uterus selubungnya akan memanjang menyesuaikan
dengan bentuk embrio, sampai embrio lahir selubung akan tetap membungkus
embrio, disebut microfilaria.
Mikrofilaria bermigrasi ke saluran limfe dan darah, berukuran (244-
296)x(7,5-10) μm. Ujung anterior tumpul sedangkan ujung posterior lebih tajam,
lekuk badannya halus diselubungi kutikula halus.
Brugia Malayi
Gambar 2. Brugia Malayi potongan melintang
Brugia malayi atau filaria malayi berhabitat pada saluran dan kelenjar
limfe sedangkan mikrofilarianya terdapat dalam darah. Berbeda dengan
Wuchereria bancrofti, pada Brugia malayi terdapat hospes reservoir yaitu kera,
anjing, dan kucing serta hospes definitifnya manusia. Cacing dewasa memiliki
banyak kesamaan dengan Wuchereria bancrofti putih kekuningan, bentuknya
silindris menyerupai benang dan biasanya didapati sedang berpasangan dalam
saluran limfe yang berdilatasi. Pada ujung anterior terdapat mulut tanpa bibir
diliputi dua baris papilla dengan baris sebelah dalam 6 baris dan 4 baris sebelah
luar seperti juga pada Wuchereria bancrofti hanya saja pada Brugia malayi sedikit
lebih besar ukurannya.
Cacing jantan diliputi kutikula halus dan pada bagian kaudal terdapat
papilla adanal (3-4) buah dengan ukuran yang berbeda, di belakang anus terdapat
sepasang papilla (3-4 pasang papila adalnal, lateral, serta papila preanal yang tidak
berpasangan). Pada ujung ekor terdapat 4-6 papila yang kecil. Antara papila ini
dengan paila adanal terdapat 0-2 papila. Terdapat dua spikula yang panjangnya
tidak sama dan guberakulum yang kurang berbentuk bulan sabit daripada
Wuchereria bancrofti. Ukuran cacing ini ( 13,5-23,5) mm x (70-80) μm.
Cacing betina, vulva merupakan alur tranversal berhubungan dengan
vagina sebagai saluran yang panjang dengan dua lapis dinding, lumennya sempit.
Kemudian berhubungan dengan uterus sebelah distal yang tunggal dimana ke
sebalah proksimalnya bercabang dua. Ukurannnya (43,5-55) mm x (170) μm.
Microfilaria yang memiliki sarung lekuk badannya kaku baersudut. Intinya
berkelompok dan tidak teratur, pada bagian ekor terdapat inti. Cephalic spacenya
panjangnya dua kali lebarnya. Ukuran mikrofilarianya (170-260) x (5-6) μm.
Brugia timori
Nama lainnya adalah Timor microfilaria, habitatnya di kelenjar limfa,
tetapi pada binatang percobaan jird terdapat di paru-paru, jantung, dan pembuluh
besar seperti limfatik dari testis. Pada umur 142 hari cacing jantan terbesar
berukuran 2cmx70mm sedangkan cacing betina 3cmx100mm. Ujung anterior
keduanya melebar pada kepala yang membulat. Ekornya berbentuk seperti pita
dan agak bundar terdapat empat papilla sirkum oral yang teratur pada tiap sisinya.
Bagian dalam membentuk lingkaran. Cacing ini memiliki esophagus yang
panjangnya kurang lebih 1 mm dengan ujung yang kurang jelas diantara otot dan
kelenjar.
Gambar 3. Brugia timori potongan melintang
Cacing jantan ekornya melengkung dengan 4-5 papila adanal yang terdiri
atas subventral, sebuah preanal yang besar serta satu pasang postanal yang lebih
kecil. Terdapat pula satu pasang paila intermediate subventral serta satu pasang
papilla kaudal terminal. Pada daerah anus terdapat satu sampai lima paila lateral.
Spikula tidak sama panjang seperti pada Brugia Malayi. Kiri 400 mm dan kanan
142 mm. Bentuk seperti bulan sabit, gubernakulum 4x30 mm.
Cacing betina memiliki vuva yang terdapat di sebelah anterior dari dasar
esophagus, ovejector menyerupai buah pir dengan ukuran 160x58 mm. vagina
terletak di samping ovejektor berbentuk celah. Ekor panjangnya lebih dari 196
mm. Ditumbuhi beberapa buah kutikulum bosses. Mikrofilaria Brugia timori
dibandingkan dengan Brugia malayi bersifat periodic dan subperiodik dan
didapatkan perbedaan nyata yaitu,
- Pada pewarnaan dengan Giemsa, sarung tidak terlihat jelas.
- Perbandingan panjang dan lebar pada ruang cephalic 3:1
- Ukurannya lebih panjang Brugia Timori
Pada tetes darah tebal dengan pewarnaan Giemsa, kurang lebih 60%
microfilaria Brugia timori melepaskan sarungnya seperti yang didapatkan pada
preparat Brugia malayi dari Sulawesi yang bersifat periodic, tetapi presentae ini
lebih besar 1-2 % pada Brugia malayi dari Kalimantan yang bersifat subperiodik.
Pada preparat darah apus pada pewarnaan Giemsa, microfilaria Brugia
timori panjangnya 310 mm dibandingkan dengan Brugia malayi yang bersifat
periodic dan subperiodik 264 dan 247 mm.
Pada fiksasi dengan formalin, terdapat perbedaan yaitu, 341,300 dan 287
mm. Perbedaan lainnya adalah pada jumlah inti di ekornya. Brugia timori 5-8
buah sedangkan pada Brugia malayi 2-5 buah dengan int pada ekor di sebelah
distal lebih kecil daripada Brugia timori.
Loa-loa
Dikenal dengan Filaria oculihumani atau Filaria lacrimalis atau Filaria
oculi atau Filaria subconjunctiva. Cacing dewasa biasanya menyerupai benang
berwarna keputihan dan berhabitat dalam jaringan ikat, mengembara ke jaringan
kutis, terkadang ditemukan dalam jaringan subconjunctiva.
Gambar 4. Loa-loa potongan melintang
Cacing jantan berukuran 30-34 mm, diameter 0,35-0,43 mm, daerah
kaudal terdapat 8 pasang papilla perianal (5 pasang preanal yang besar, dan 3
pasang postanal yang kecil). Terdapat spikula 2 buah yang tidak sama panjangnya.
Cacing betina 50-70 mm dengan diameter 0,5 mm ; dan bagian vulva
terbuka di bagian servikal.
Mikrofilaria, (250-300) x (6-8,5) μm. Terselubung dan diurna. Selama fase
aktifnya terdapat di dalam darah pulmonal, sedangkan di dalam darah perifer
dalam fase pasif.
Mansonella Ozzardi
Gambar 5. Mansonella Ozzardi potongan melintang
Sinonimnya adalah Filaria ozzardi ditemukan oleh Manson pada
tahun1897. Tuan rumah perantaranya adalah simulium dan culicoides. Cacing
dewasa hidup di dalam rongga badan atara lain mesenterium atau jaringan lunak
visceral. Bentuk silindris seperti benang.
Cacing jantan ukurannya (38x0.2)mm, bagian posteriornya melengkung
dengan ujung yang membengkak.
Cacing betina ukurannya (65-81)x(0.21-0.25)mm, diliputi kutikula yang
halus, pada bagian kaudal terlihat sepasang lipatan yang mengkilat.
Mikrofilaria, tidak memiliki sarung dan di dapatkan di dalam darah perifer
dengan periodesitas nonperiodik. Terjadi 3 kali penyilihan kulit di dalam hospes
perantara.
Onchocerca Volvulus
Gambar 6. Onchocerca Volvulus potongan melintang
Sinonimnya adalah Onchocerca Caecutiens. Cacing ini, biasa ditemukan di
dalam benjolan (nodul) pada jaringan ikat subkutan, kadang-kadang terdapat di
dalam, tidak teraba dari luar. Nodul ini dapat terjadi pada setiap tempat di badan
tapi paling sering terdapat di daerah pelvi, daerah persambungan tulang panjang
dan kepala terutamadi daerah temporal dan occipital. Cacing ini dalam nodul
terdapat berpasangan dengan ketat, dapat hidup 11 tahun atau lebih, yang betina
dapat menghasilkan microfilaria selama 9-10 tahun.
Cacing dewasa, berwarna putih dengan garis transversal pada kutikula,
filiform dengan kedua ujung tumpul. Bagian anterior terdapat 8 buah papilla kecil
yang tersusun dalam dua cincin sepasang papilla lateral yang besar.
Cacing jantan, 19-42 cm x 130-210 μm, ujung posterior melengkung ke
ventral, terdapat papilla perianal dan kaudal yang jumlah dan ukurannya
bervariasi.
Cacing betina, 33,5-50 cm x 270-420 μm, vulva terbuka terletak sedikit
dibelakang bagian posterior. Di dalam uterus terdapat larva, mula-mula oval
kemudian memanjang dan akhirnya larva (microfilaria) dilahirkan dan
membesarkan diri dari sarungnya.
Microfilaria, tidak bersarung, terdapat dua ukuran yaitu 285-368 x 6-9 μm
dan 150-287 x 5-7 μm, bagian anterior dan posterior tidak berinti. Jarang
ditemukan dalam jaringan perifer, biasanya di dapat dalam kelenjar limfe dan
lapisan kulit berdekatan dengan induknya. Ditemukan pula dalam stratum
germinativum serta pada konjungtiva corneal.
Dracunculus medinensis
Gambar 7. Dracunculus medinensis potongan melintang
Nama lain dari cacing ini adalah Gordius medinensis, Vena medinesis,
Galladan, Cacing guinea, Cacing naga.
Bantuk cacing dewasa, panjang slindris, ujung anterior tumpul dan kaudal
melengung kedepan dengan kutikula halus. Anteriornya memilki pelindung
berbentuk oval, ditengahnya terdapat mulut kecil segitiga dimana dikelilingi oleh
cicin dalam dan cincin luar serta memilki 4 pasang papilla.
Cacing jantan sendiri ujung posteriornya melengkung pada bagian kaudal
terdapat 10 pasang preanal dengan 2 buah spikula hamper sama panjang dan
gubernakulumnya panjangnya 200 mm.
Cacing betina ukurannya lebih panjang daripada yang jantan, memiliki
tuba ovarii, oviduct, serta uterus yang berpasangan namun hanya memiliki satu
vagina. Pada cacing hamil tidak ditemukan vulva, cacing ini berhabitat di jaringan
ikat retroesophageal rongga badan.
Larva rhabditoid yang berukuran 500-750 μm x 15-25 μm berada pada
crustacea air tawar (Cyclops).