Post on 03-Dec-2015
BAB I
Sejarah CT-Scan
Pada awal 1900-an, radiolog Italia Alessandro Vallebona mengusulkan sebuah metode untuk
mewakili satu potongan tubuh di film radiografi. Metode ini dikenal sebagai tomography. Ide ini
didasarkan pada prinsip-prinsip sederhana geometri proyektif: bergerak serentak dan dalam arah
yang berlawanan X-ray tabung dan film, yang terhubung bersama-sama oleh sebuah batang yang
pivot point adalah fokus; gambar yang dibuat oleh titik-titik pada bidang fokus muncul lebih tajam,
sementara gambar titik-titik lain memusnahkan sebagai kebisingan. Ini hanya sedikit efektif,
seperti yang kabur hanya terjadi di "x" pesawat. Ada juga lebih kompleks perangkat yang dapat
bergerak di lebih dari satu pesawat dan melakukan lebih efektif kabur.
Tomography telah menjadi salah satu pilar Radiologic diagnosa hingga akhir 1970-an,
ketika ketersediaan minicomputer dan dari metode pemindaian aksial transversal, terakhir ini
karena karya Godfrey Hounsfield dan Afrika Selatan Allan McLeod Cormack lahir, secara
bertahap menggantikan sebagai modalitas CT.
Komersial pertama CT scanner ditemukan oleh Sir Godfrey Hounsfield di Hayes, EMI
Kerajaan Inggris di Laboratorium Penelitian Tengah menggunakan sinar-X. Idenya Hounsfield
dikandung pada tahun 1967, dan itu mengumumkan pada tahun 1972. Allan McLeod Cormack
dari Tufts University di Massachusetts secara mandiri menciptakan proses serupa, dan keduanya
Hounsfield dan Cormack berbagi Hadiah Nobel tahun 1979 dalam Kedokteran. 1971 asli paralel
160 prototipe mengambil bacaan melalui sudut 180, masing-masing 1 ° terpisah, dengan masing-
masing memindai mengambil sedikit lebih dari lima menit. Gambar dari scan ini mengambil 2,5
jam untuk diproses oleh teknik rekonstruksi aljabar pada komputer besar. Pemindai
photomultiplier memiliki satu detektor, dan dioperasikan pada Terjemahkan / Putar prinsip.
Telah menyatakan bahwa berkat keberhasilan The Beatles, EMI dapat mendanai
penelitian dan membangun model-model awal untuk penggunaan medis. produksi pertama X-ray
CT mesin (sebenarnya disebut "EMI-Scanner") adalah terbatas pada membuat bagian tomografi
otak, tapi memperoleh data gambar di sekitar 4 menit (pemindaian dua irisan yang berdekatan),
dan perhitungan waktu (menggunakan komputer mini Data General Nova) adalah sekitar 7 menit
per gambar. Scanner ini diperlukan penggunaan Perspex berisi air tangki dengan karet berbentuk
pra "kepala-topi" di bagian depan, yang tertutup kepala pasien. Tangki air ini digunakan untuk
mengurangi jangkauan dinamis mencapai detektor radiasi (antara pemindaian di luar kepala
1
dibandingkan dengan pemindaian melalui tulang tengkorak). Gambar resolusi relatif rendah, yang
terdiri dari matriks hanya 80 x 80 piksel. EMI pertama-Scanner telah terinstal di Atkinson Morley
Hospital di Wimbledon, Inggris, dan pasien pertama-scan otak dibuat dengan itu pada tahun 1972.
Di Amerika Serikat, instalasi pertama adalah di Mayo Clinic. Sebagai penghormatan terhadap
dampak sistem ini pada pencitraan medis Mayo Clinic memiliki scanner EMI dipamerkan di
Departemen Radiologi.
CT pertama sistem yang dapat membuat gambar dari setiap bagian tubuh dan tidak
memerlukan "tangki air" adalah ACTA (Automatic Computerized Transverse Axial) pemindai
yang dirancang oleh Robert S. Ledley, DDS di Georgetown University. Mesin ini mempunyai 30
photomultiplier tabung sebagai detektor dan menyelesaikan scan hanya 9 menerjemahkan /
memutar siklus, jauh lebih cepat daripada EMI-scanner. Itu menggunakan sebuah komputer mini
PDP11/34 Desember baik untuk mengoperasikan servo-mekanisme dan untuk memperoleh dan
memproses gambar. Perusahaan obat Pfizer diperoleh prototipe dari universitas, bersama dengan
hak untuk memproduksi itu. Pfizer kemudian mulai membuat salinan prototipe, menyebutnya
dengan "200FS" (artinya FS Fast Scan), yang menjual secepat mereka bisa membuat mereka. Unit
ini menghasilkan gambar dalam matriks 256 × 256, dengan definisi yang jauh lebih baik daripada
EMI-Scanner 80 × 80
2
BAB II
PENGANTAR CT SCAN
A. PENGERTIAN CT Scan
Computed Tomography (CT) adalah sinar-x dengan menggunakan teknik tomografi
dimana berkas sinar-x menembus bagian tubuh pasien dari berbagai arah
(Marthis Prokap and Michael Galanski, 2003 Chapter 1, P : 2) CT ( Computed
Tomography ) merupakan alat diagnostik sinar-x dengan metode tomografi transversal yang
akan menghasilkan gambaran irisan melintang dengan hasil tampilan dalam skala algorithma
(Grey Scale) (J.Alexander)
B. PRINSIP KERJA CT-SCAN
Tujuan utama pada CT Scan adalah untuk menghasilkan gambaran secara serial
dengan menggunakan metode tomography dimana tiap-tiap gambaran berasal dari potongan-
potongan pokok tomography ( Hounsfield, 1973 ), gambaran yang tajam dan bebas superposisi
dari kedua struktur di atas dan di bawahnya.
Computer Radiography Scanner (CT-Scanner) yang juga dikenal dengan nama
Computerized Axial Tomography (CAT), Computerized Aided Tomography (CAT)
Computerized Transvers Axial Tomography (CTAT), Recontructive Tomography (RT) dan
Computed Transmission Tomography (CTT) merupakan teknik pengambilan gambar dari
suatu objek secara sectional axial, coronal dan sagital dimana berkas sinar mengitari objek.
Adapun sinar-X yang mengalami atenuasi, setelah menembus objek diteruskan ke
detektor yang mempunyai sifat sangat sensitive dalam menangkap perbedaan atenuasi dari
sinar-X yang kemudian mengubah sinar-X tersebut menjadi signal-signal listrik. Kemudian
signal-signal listrik tersebut diperkuat oleh Photomultiplier Tube sinar-X. Data dalam bentuk
signal-signal listrik tersebut diubah kedalam bentuk digital oleh Analog to Digital Converter
(ADC), yang kemudian masuk ke dalam system computer dan diolah oleh computer.
Kemudian Data Acquistion System (DAS) melakukan pengolahan data dalam bentuk data-data
digital atau numerik.
3
Data-data inilah yang merupakan informasi komputer dengan rumus matematika atau
algoritma yang kemudian direkonstruksi dan hasil rekonstruksi tersebut ditampilkan pada layar
TV monitor berupa irisan tomography dari objek yang dikehendaki yaitu dalam bentuk gray
scale image yaitu suatu skala dari kehitaman dan keputihan. Pada CT Scanner mempunyai
koefisien atenuasi linear yang mutlak dari suatu jaringan yang diamati, yaitu berupa CT
Number. Tulang memiliki nilai besaran CT Number yang tertinggi yaitu sebesar 1000 HU
(Hounsfield Unit), dan udara mempunyai nilai CT Number yang terendah yaitu -1000 HU
(Hounsfield Unit), sedangkan sebagai standar digunakan air yang memiliki CT Number 0 HU
(Hounsfield Unit). Nilai diatas merupakan nilai pada pesawat CT yang memiliki faktor
pembesaran konstan 1000, untuk memperjelas suatu struktur yang satu dengan struktur yang
lainnya yang mempunyai nilai perbedaan koefisien atenuasi kurang dari 10% maka dapat
digunakan window width untuk memperoleh rentang yang lebih luas. ( Somatom Emotion
Application Guide, hal 11, 2005 )
C. KONFIGURASI UNIT CT-SCAN
Komponen-komponen pesawat CT Scan, meliputi :
Meja Pemeriksaan
Meja pemeriksaan merupakan tempat pasien diposisikan untuk dilakukannya pemeriksaan
CT-Scan. Bentuknya kurva dan terbuat dari Carbon Graphite Fiber. Setiap scanning satu
slice selesai, maka meja pemeriksaan akan bergeser sesuai ketebalan slice ( slice
thickness ). Meja pemeriksaan terletak dipertengahan gantry dengan posisi horizontal dan
dapat digerakkan maju, mundur, naik dan turun dengan cara menekan tombol yang
melambangkannmaju, mundur, naik, san turun yang terdapat pada gantry.
Gantry
Gantry merupakan komponen pesawat
CT-Scan yang didalamnya terdapat
tabung sinar-, filter, detektor, DAS
( Data Acquisition System ). Serta
lampu indikator untuk sentrasi. Pada
gantry ini juga dilengkapi
4
Gantry
Meja
denganindikator data digital yang memberi informasi tentang ketinggian meja pemeriksaan,
posisi objek dan kemiringan gantry.
Pada pertengahan gantry diletakkan pasien. Tabung sinar-x dan detektor yang letaknya
selalu berhadapan didalam gantry akan berputar mengelilingi objek yang akan dilakukan
scanning.
1) Tabung sinar-x
Berfungsi sebagai pembangkit
sinar-X dengan sifat:
1. Bekerja pada tegangan tinggi
diatas 100 kV
2. Ukuran focal spot kecil 10 – 1
mm
3. Tahan terhadap goncangan
2) Kolimator
Pada pesawat CT-Scan,
umumnya terdapat dua buah kolimator, yaitu:
- Kolimator pada tabung sinar-x
Fungsinya: untuk mengurangi dosis radiasi, sebagai pembatas luas lapangan penyinaran
dan mengurangi bayangan penumbra dengan adanya focal spot kecil.
- Kolimator pada detektor
Fungsinya: untuk pengarah radiasi menuju ke detektor, pengontrol radiasi hambur dan
menentukan ketebalan lapisan ( slice thickness ).
3) Detektor dan DAS ( Data Acqusition system )
Setelah sinar-x menembus objek, maka akan diterima oleh detector yang selanjutnya dan
dilakukan proses pengolahan data oleh DAS. Adapun fungsi detector dan DAS secara garis
besar adalah: untuk menangkap sinar-x yang telah menembua objek, mengubah sinar-x
dalam bentuk cahaya tampak, kemudian mengubah cahaya tampak tersebut menjadi
sinyal-sinyal electron, lalu kemudian menguatkan sinyal-sinyal electron tersebut dan
mengubah sinyal electron tersebut kedalam bentuk data digital.
5
Tabung
Detektor
DAS
Komputer
Merupakan pengendali dari
semua instrument pada CT-Scan.
Berfungsi untuk melakukan
proses scanning, rekonstruksi
atau pengolahan data,
menampilkan ( display ) gambar
serta untuk menganalisa gambar.
Adapun elemen-elemen pada
komputer adalah sebagai berikut:
1. Input Device
Adalah unit yang menterjemahkan data-data dari luar kedalam bahasa computer sehingga
dapat menjalankan program atau instruksi.
2. CPU ( Central Procesing Unit )
Merupakan pusat pengolahan dan pengelolaan dari kesseluruhan system computer yang
sedang bekerja. Terdiri atas :
- ALU ( Arithmetic Logic Unit )
Berfungsi untuk melaksanakan proses berupa arithmetic operation seperti penambahan,
pengurangan, pembagian, serta perkalian.
- Control Unit
Berfungsi untuk mengontrol keseluruhan system computer dalam melakukan
pengolahandata.
- Memory Unit
Berfungsi sebagai tempat penyimpanan data ataupun instruksi yang sedang dikerjakan.
3) Output Device
Digunakan untuk menampilkan hasil program atau instruksi sehingga dapat dengan mudah
dilihat oleh personilyang mengoperasikannya, misalnya CRT (Cathoda Ray Tube).
Layar TV Monitor
Berfungsi sebagai alat untuk menampilkan gambar dari objek yang diperiksa serta
menampilkan instruksi-instruksi atau program yang diberikan.
6
KomputerKonsol
Image Recording
Berfungsi untuk menyimpan program hasil kerja dari computer ketika melakukan scanning,
rekonstruksi dan display gambar. digunakan:
1) Magnetik Disk
Digunakan untuk penyimpanan sementara dari data atau gambaran, apabila gambaran akan
ditampilkan dan diproses. Magnetic disk dapat menyimpan dan mengirim data dengan
cepat, bentuknya berupa piringan yang dilapisi bahan ferromagnetic. Kapasitasnya sangat
besar.
2) Floppy Disk
Biasa disebut dengan disket, merupakan modifikasi dari magnetic disk, bentuknya kecil
dan fleksibel atau lentur. Floppy disk mudah dibawa dan disimpan. Kapaasitasnya relative
kecil (sekarang sudah tidak digunakan lagi).
Operator Terminal
Merupakan pusat semua kegiatan scanning atau pengoperasian system secara umum serta
berfungsi untuk merekonstruksi hasil gambaran sesuai dengan kebutuhan.
Multiformat Kamera
Digunakan untuk memperoleh gambaran permanen pada film. Pada satu film dapat
dihasilkan beberapa irisan gambar tergantung jenis pesawat CT dan film yang digunakan.
D. Teknik Pengambilan Gambar CT-Scan
1. Teknik Sequence
Pada CT-Scan tipe generasi lama proses
pengambilan gambar dengan memakai teknik
sequence yakni meja pasien bergerak maju
terlebih dahulu baru kemudian tabung sinar-x
melakukan eksposure sambil berputar
mengelilingi pasien, jadi bergerak secara
bergantian. Dengan memakai teknik sequence
ini maka waktu yang dibutuhkan untuk satu
pengambilan gambar lebih lama karena satu kali
putaran gantry hanya menghasilkan satu potongan gambar.
7
2. Teknik Spiral
Pada CT-Scan multi slice / Emotion Duo proses pengambilan gambarnya menggunakan
teknik Spiral (kontinyu) yakni meja pasien bergerak maju dan secara bersamaan tabung sinar-x
melakukan eksposure sambil mengelilingi pasien. Lamanya proses ini ditentukan oleh
beberapa luas objek yang akan diambil gambarnya, jenis organ atau jaringan. Pada tipe ini
sudah menggukan multi slice sehingga waktu yang dibutuhkan untuk satu penggambilan
gambar lebih singkat karena satu kali putaran gantry bisa mengasilkan dua atau lebih potongan
gambar dan gambar yang dihasilkan lebih detail dari pada single slice.
E. Proses Kerja CT-Scan
X-ray data irisan yang dihasilkan menggunakan sumber sinar-X yang berputar di sekitar
objek; sensor sinar-X yang diposisikan di seberang lingkaran dari sumber sinar-X. Sensor
paling awal adalah kilau detektor, dengan tabung photomultiplier gembira dengan (biasanya)
cesium iodida kristal. Cesium iodida diganti selama delapan puluhan oleh ruang ion yang berisi
gas Xenon bertekanan tinggi. Sistem ini pada gilirannya digantikan oleh sistem kilau
didasarkan pada dioda foto bukannya kilau photomultipliers dan modern bahan dengan
karakteristik lebih diinginkan. Banyak data scan progresif diambil sebagai objek secara
bertahap melewati kendaraan. Mereka digabungkan bersama-sama oleh prosedur matematika
yang dikenal sebagai rekonstruksi tomografi. Data disusun dalam sebuah matriks dalam
memori, dan masing-masing titik data adalah convolved dengan negara-negara tetangganya
benih sesuai dengan algoritma Fast Fourier Transform menggunakan teknik. Hal ini secara
dramatis meningkatkan resolusi setiap Voxel (volume elemen). Kemudian proses yang dikenal
sebagai dasarnya Proyeksi Kembali membalikkan geometri akuisisi dan menyimpan hasilnya
dalam array memori lain. Data ini kemudian dapat ditampilkan, difoto, atau digunakan sebagai
masukan untuk diproses lebih lanjut, seperti multi-planar rekonstruksi.
Mesin baru dengan sistem komputer yang lebih cepat dan strategi perangkat lunak yang lebih
baru tidak hanya dapat memproses penampang individu tetapi terus berubah penampang
sebagai kendaraan, dengan objek yang akan digambarkan, perlahan-lahan dan lancar meluncur
melalui lingkaran sinar-X. Ini disebut spiral atau spiral CT mesin. Sistem komputer mereka
mengintegrasikan data individu yang bergerak iris untuk menghasilkan informasi volumetrik
8
tiga dimensi (3D-CT scan), pada gilirannya dapat dilihat dari beberapa perspektif yang berbeda
pada workstation CT terpasang monitor. Jenis akuisisi data memerlukan kekuatan pemrosesan
yang sangat besar, karena data yang tiba di sungai yang terus-menerus dan harus diproses
secara real-time.
Dalam mesin CT konvensional, sebuah tabung sinar-X dan detektor secara fisik diputar
melingkar di belakang kain kafan (lihat gambar kanan); dalam berkas elektron tomography
(EBT) tabung jauh lebih besar dan kekuatan yang lebih tinggi untuk mendukung resolusi
temporal tinggi. Berkas elektron dibelokkan dalam saluran berongga berbentuk ruang vakum.
Sinar-X dihasilkan ketika berkas hits sasaran stasioner. Detektor juga diam. Susunan ini dapat
mengakibatkan scan sangat cepat, namun sangat mahal.
Aliran data yang mewakili intensitas yang berbeda-beda merasakan radiografi pada
detektor di sisi lingkaran selama setiap menyapu kemudian diproses komputer untuk
menghitung penampang perkiraan dari kerapatan radiografi, Hounsfield dinyatakan dalam unit.
Menyapu penutup 360 atau lebih dari 180 derajat di mesin konvensional, 220 derajat di
EBT.CT scanner dengan sampul dihapus untuk menunjukkan prinsip operasi.
CT ini digunakan dalam pengobatan sebagai alat diagnostik dan sebagai panduan untuk
prosedur intervensi. Kadang-kadang bahan kontras seperti kontras iodinated intravena
digunakan. Hal ini berguna untuk menyoroti struktur seperti pembuluh darah yang jika tidak
akan sulit untuk menggambarkan dari lingkungan mereka. Menggunakan bahan kontras juga
dapat membantu untuk memperoleh informasi tentang jaringan fungsional.
Piksel dalam gambar yang diperoleh dengan CT scan akan ditampilkan dalam hal
relatif radiodensity. Pixel itu sendiri ditampilkan sesuai dengan pelemahan rata-rata dari
jaringan (s) yang sesuai dengan pada skala dari 3.071 (paling pelemahan) untuk -1024
(setidaknya pelemahan) pada skala Hounsfield. Pixel adalah unit dua dimensi berdasarkan
ukuran matriks dan bidang pandang. Ketika ketebalan slice CT juga diperhitungkan, unit ini
dikenal sebagai Voxel, yang merupakan tiga dimensi unit. Fenomena bahwa salah satu bagian
dari detektor tidak bisa membedakan antara jaringan yang berbeda yang disebut "Partial
Volume Effect". Itu berarti bahwa jumlah besar kartilago dan lapisan tipis dari tulang kompak
yang sama dapat menyebabkan pelemahan dalam voxel sebagai tulang rawan hyperdense
sendirian. Air memiliki sebuah pelemahan dari 0 Hounsfield unit (HU) sementara udara -1.000
HU, biasanya cancellous tulang 400 HU, tulang tengkorak dapat mencapai 2000 HU atau lebih
(os temporale) dan dapat menyebabkan artefak. Atenuasi implan logam bergantung pada
nomor atom dari elemen yang digunakan: Titanium biasanya mempunyai jumlah 1000 HU,
besi baja yang bisa sepenuhnya memadamkan X-ray dan karenanya bertanggung jawab untuk
9
terkenal line-artefak di tomograms dihitung. Artefak disebabkan oleh tiba-tiba transisi antara
rendah dan tinggi densitas bahan-bahan, yang menghasilkan nilai data yang melebihi
jangkauan dinamis dari proses elektronik
F. Perkembangan CT-Scan
Perkembangan CT-Scan dari generasi ke generasi dapat dibedakan dari jumlah detektor,
system pergerakan x-ray tube dan detektor maupun luas matrix, yang dihasilkan untuk
memperoleh resolusi gambar yang dihasilkan.
1. Generasi pertama
a. Pergerakan tabung sianr-x dan detektor adalh rotate dan translate principle.
b. Singgle detector ( sodium Iodide crystal + photomultiplier tube )
c. Berkas sinar pencil beam.
d. Pergerakan rotasi 1 derajat.
e. Stasionary anode ( sirkulai air sebagai pendingin ).
f. Waktu scaning 5 menit / gambar.
g. Hanya untuk pemeriksaan brain.
h. 80 x 80 mm2 matrix format.
2. Generasi kedua
a. Pergerakan tabung sinar-x dan detektor adalah
rotate dan principle.
b. Multiplier detektor ( 30 detektor Nal +
photomultplier tube ).
c. Berkas sinar-x fan beam.
d. Pergerakan rotasi 3 derajat.
e. Stasionary anode.
f. Waktu scaning 20 detik / gambar.
g. Untuk brain scaning tetapi dapat juga digunakan
untuk seluruh tubuh.
h. Menggunakan patien coagh.
i. 160 x 160 mm2 matrix format.
10
3. Generasi ketiga
a. tube dan detektor bergrak bersamaan.
b. 825 detektor.
c. Berkas sinar Full Fan Beam.
d. Pergerakan rotasi 360 derajat.
e. Rotating anode.
f. Waktu scaning 2-4 detik / gambar.
g. Menggunakan patien coagh.
h. Pemeriksaan untuk seluruh tubuh.
i. 160 x 160 mm2 matrix format
4. Generasi keempat
a. Sumber sinar-x mengelilingi detektor.
b. 4800 detektor.
c. Berkas sinar Continous Fan.
11
d. Pergerakan rotasi 360 derajat.
e. Rotary anode.
f. Pemeriksaan untuk seluruh tubuh.
g. Menggunakan patien coagh.
h. Meja otomatis.
i. 1024 x 1024 mm2 matrix format.
5. Generasi ke lima
12
Electron Beam Computed Tomography Scanner, waktu scan 50msDigunakan untuk scan jantung.
Front view
Kualitas Gambar dalam CT-SCAN dipengaruhi oleh-oleh Beberapa Faktor :
1. Contras resolution yaitu kemampuan untuk memvisualisasikan gambaran pada derajat
kehitaman tertentu yang tergantung tebal lapisan yang discan, jumlah photon yang
dideteksi detector, ukuran layer television dan viewing resistance.
2. Spatial resolution yaitu kemampuan untuk memperoleh detail suatu gambar yang
tergantung dari ukuran geometrix ( ukuran focal spot, detektor, frekuensi, dan nilai
pembesaran ), ukuran pixel yang ditampilkan., rekonstruksi ligorithm, ketebalan lapisan
yang discan / voxel size.
3. PatientCentering yaitu posisi patien pada sentrasi, dimana objek yang akan diambil berada
pada bidang FOV ( field of view ) untuk memperoleh gambar yang optimum.
4. Patient Care yaitu kerjasama operator dengan patient.
5. Calibration yaitu kalibrasi untuk mengecek system computer dan kesiapan CT untuk
beroperasi.
6. Camera set up dan Film processing yaitu hasil akhir proses scaning dalam suatu hard coppy
atau film.
13
Side view
Bentuk alat CT-Scan :
14
SIRETOM (1974) SOMATOM Plus 4 UFC(1996)
Diagram Sistem Kontrol :
Blok Diagram Image Prosesor :
15
Blok Diagram Pre-Processor
G. Kegunaan CT Scan
CT atau CAT scan adalah tes x-ray khusus yang dapat memproduksi gambar penampang
tubuh dengan teknik menggunakan x-ray dan bantuan komputer. Gambar-gambar yang dihasilkan
memungkinkan seorang ahli radiologi, untuk melihat bagian dalam tubuh seperti Anda akan
melihat bagian dalam roti dengan cara mengirisnya . Jenis sinar-x khusus, mengambil “gambar”
dari potongan tubuh sehingga dokter Radiologi bisa melihat dengan detail pada daerah tertentu. CT
scan sering digunakan untuk mengevaluasi otak, leher, tulang belakang, dada, perut, panggul, dan
sinus.
1. CT-SCAN OTAK
Potongan axial dari OM Line/Reids base line sampai vertex, tebal potongan :4 – 5 mm
infratentorial, 8-10mm supratentorial atau semua rata 7mm. Lesi dimidline sebaiknya dibuat
potongan coronal sebagai tambahan. Kondisi tulang pada kasus trauma/ suspect fraktur tulang
kepala. Indikasi kontras: tumor, infeksi, kelainan vaskuler mencari AVM, aneurysma.
16
2. CT-SCAN HYPOFISE
Potongan coronal 1-5mm tanpa dan dengan bolus kontras, dilanjutkan dengan axial scan 2-5mm
dari OM Line sampai supraseller distren (2mm bila lesi kecil /mikroadenoma atau kelenjar
hipofise normal ; 5mm bila tumor besar/ makroadenoma) F.O.V kecil (160-200) mulai dari
procesus clinoideus anterior sampai dorsum sellae.
3. CT-SCAN TELINGA / os.PETROSUM
Teknik : High Resolusi CT / kondisi tulang
a. kasus non-tumor/trauma basis cranii: potongan axial dan coronal 2mm sejajar dengan axis
os.petrosum. mencakup seluruh tulang os.petrosum, tanpa kontras, kondisi tulang (WW dan
WL yang tinggi)
b. kasus tumor / infeksi (abses ) potongan axial 2-5mm mencakup seluruh os.petrosum tanpa
dan dengan kontras, kondisi tulang dan soft tissue. Potongan coronal 2-5mm sebagai
tambahan, dalam kondisi tulang dan soft tissue. Mencakup seluruh os.petrosum dan proses
abnormalnya.
4. CT-SCAN ORBITA
Tumor/ infeksi: Potongan axial 3-5mm dari dinding inferior sampai dinding superior cavum
orbita, sudut sejajar dengan N.opticus atau menggunakan garis infraorbito meatal line, tanpa
dan dengan kontras. Setelah itu dibuat potongan coronal 3-5mm mencakup seluruh cavum
orbita. Fractur orbita : potongan coronal dan axial 2-4mm tanpa kontras, dicetak dalam kondisi
soft tissue dan tulang pada daerah fraktur. F.O.V. kecil (160-200).
5. CT-SCAN NASOPHARYNX, LIDAH
Nasopharynx: potongan axial 3-5mm, FOV 250mm, kondisi dengan filter agak tinggi (lebih
tinggi dari otak) dan pallatum sampai sinus frontalis, sudut sejajar pallatum. Tanpa dan dengan
kontras bolus, kemudian dilanjutkan dengan potongan axial 5mm sejajar corpus vertebrae
cervicalis dari C2 s/d C6 F.O.V 200mm untuk mencari pembesaran kelenjar. Setelah itu dibuat
potongan coronal 3-5mm, tergantung besar –kecilnya kelainan dari choana sampai cervical
vertebrae sejajar dengan dinding posterior nasoprynx F.O.V. 250mm, potongan coronal
kadang perlu dibuat dalam kondisi tulang apabila ada destruksi basis cranii.
Oropharynx: sama dengan nasopharynx hanya mulainya agak rendah, garis axial dimulai dari
mandibula keatas.
Lidah: pasti harus diganjal gigi/rongga mulutnya dengan sepotong gabus,agar pada potongan
coronal lidah tidak menyatu dengan pallatum. Teknik hamper sama dengan nasopharynx,
hanya axial dan coronalnya harus mencakup seluruh daerah lidah.
17
Bila tumor diduga berada di 2/3 depan lidah lebih baik dibuat coronal dahulu tanpa dan dengan
bolus kontras, baru kemudian dibuat axialnya. Sedangkan untuk tumor dipangkal lidah,
sebaiknya dibuat axial dahulu baru cornal.Kontras diberikan pada potongan yang diperkirakan
akan memberi informasi baik.
6. CT-SCAN LARYNX / PITA SUARA
Potongan pre kontras : axial 5mm dari epiglottis sampai cincin trachea 1-2, sejajar dengan pita
suara.
Potongan dengan kontras : axial 2-3mm didaerah pita suara, mulai dari batas atas sampai batas
bawah lesi. Bila ada kelenjar membesar, dibuat potngan leher 5mm post bolus kontras (delayed
scan) F.O.V. 160-200mm, tanpa dan dengan bolus kontras.
7. CT-SCAN THYROID
Potongan axial 3-5mm dari bagian atas kelenjar thyroid samapi bagian bawah biasanya mulai
setinggi C5-6 sampai thoracic inlet, tanpa dan dengan bolus kontras, kemudian di ulang /
delayed scan untuk mendapatkan batas lesi dan tambahan informasi yang lebih baik setelah
seluruh kelenjar mengalami penyengatan merata, F.O.V. 160-200mm.
Catatan : untuk CT-Scan pita suara dan thyroid dapat dibuatkan teknik MPR (Multiplanar
Rekontruksi) untuk menghasilkan potongan coronalnya, untuk itu harus dibuat potongan 1-2mm
pada waktu bolus kontras sepanjang daerah yang diperlukan untuk potongan coronalya.
8. CT-SCAN SINUS PARANASALIS
Teknik High Resolusi
Sinusitis: Potongan coronal 2mm di1/2 bagian depan dan 4mm 1/2 bagian posterior, mulai dari
os.nasale sampai dengan nasopharynx, potongan axial dari dasar sinus maxillaries sampai sinus
frontalis 3-5mm, tanpa bahan kontras, kondisi soft tissue (WW diatas 2000, WL diatas 200)
F.O.V 200-250mm
Tumor sinus : Potongan coronal 3-5mm dari dinding depan sinus sampai nasopharynx / tumor
habis tanpa dan dengan kontras, kemudian axial 3-5mm dari dasar sinus sampai sinus frontalis /
mencakup seluruh tumor, kondisi soft tissue / tulang dan kondisi massa tumor dengan WW
yang rendah.
9. CT-SCAN THORAX
(bila memungkinkan sebaiknya dipakai teknik high resolusi). Potongan axial prekontras/ polos
dari puncak paru sampai diafragma, tebal potongan 10, index 10-15. Bolus kontras diberikan
mulai dari arkus aortae samapi hilus inferior, tebal potongan 5-8mm. Bila proses dibawah hilus
potongan post kontras diteruskan kebawah sampai mengenai seluruh proses terpotong.Kondisi
dicetak dalam 2 macam: kondisi parenkim paru dan kondisi mediastinum. Permintaan khusus
18
untuk parenkim paru dapat dibuat sbb: biasanya pada indikasi parenchymal lung disease /
emphysema. Axial scan tanpa kontras filter high resolusi, tebal potongan 2mm dengan index
potongan 8-10mm dari puncak paru sampai diafragma.
Tumor esophagus : pemeriksaan thorax scan sambil minum oral kontras sampai didapatkan
lumen tumor yang sempit / batas antara esophagus yang lebar dan yang sempit sebagai batas atas
tumor.Bolus kontras diberikan pada daerah tumor mulai batas atas sampai batas bawah, dicetak
dalam kondisi mediastinum. Potongan coronal dan sagital dapat diperoleh melalui MPR (untuk
itu perlu dibuat potongan tipis 2-3mm sewaktu dibolus).
10. CT-SCAN ABDOMEN ATAS
Potongan Axial dari diafragma sampai ginjal. Prekontras: tebal potongan 10, index 10-15mm.
Bolus kontras diberikan pada daerah yang menjadi tujuan pemeriksaan. Organ / kelainannya
yang diperiksa besar (hepar, lien): tebal potongan 10mm, index 8-12mm. Organ / kelainannya
sedang (ginjal, lambung, usus) dipakai tebal potongan 5-8mm. Organ / kelainannya kecil
(pancreas, kandung empedu,……..) tebal potongan 2-5mm. Pada kasus tertentu seperti tumor
yang hipervaskuler/hemangioma khusus untuk hepar dan ginjal, perlu dibuat delayed scan apbila
dicurigai ada kelainan pada bolus kontras.Pada alat spiral / helical CI, untuk hepar dan ginjal
sebaiknya dipakai program volume/spiral scan untuk mendapatkan dual phase(fase arterial dan
portal pada hepar atau fase cortex dan medulla pada ginjal), kemudian dibuat lagi delayed scan
untuk mendapatkan fase equilibrium(untuk hepar) dan fase excresi (untuk ginjal) dimana system
pelviocalycesnya terisi penuh. Untuk kasus CA pancreas pakai kontras negatife (minum air saja).
11. CT-SCAN ABDOMEN BAWAH / PELVIC
Potongan axial dari lumbal 5 sampai buli-buli / kelenjar prostate. Prekontras : tebal potongan
10mm. Bolus kontras didaerah yang ada kelainan, tebal potongan tergantung besar kecilnya
kelainan. Biasanya dipakai tebal potongan 5mm. Persiapan pasien sering tidak sampai mengisi
baik rectum-sigmoid, untuk itu perlu dimasukkan kontras rectum. Khusus untuk Ca cervix yang
masih stadium II-III, dibuat potongan 3mm pada waktu bolus kontras.Delayed scan kadang
diperlukan bila: batas tumor tidak jelas. Potongan koronal dan sagital dapat diperoleh melalui
teknik MPR.
12. CT-SCAN SPINE
Potongan axial F.O.V. 160mm, tanpa kontras atau dengan kontras intrathecal, disebut CT-
Myelografi. Untuk kasus HNP: potongan hanya didaerah ruang discus, sejajar dengan discus,
tebal potongan 2-4mm. Kondisi soft tissue dan tulang bila perlu. Untuk penilaian canal stenosis,
dapat dibuat satu potongan tepat ditengah korpus vertebrae, tegal lurus dengan axis corpus.
Untuk kasus tumor/spondylylitis/metastasis tulang: potongan sejajar dengan corpus vertebrae
19
didaerah yang ada kelainannya. Kondisi soft tissue dan tulang . Bila perlu (umumnya harus)
diberikan bolus kontras terutama pada kasus abses paravertebral atau untuk melihat infiltrasi
tumor kedalam canalis vertebralis.
H. Kekurangan CT- Scan
Karena CT Scan menggunakan sinar x untuk menghasilkan gambar potongan tubuh ,maka
tentu saja pasien yang sedang dalam pemeriksaan CT Scan akan terpapar dengan sinar x. CT Scan
dengan teknologi saat ini hanya akan memaparkan 4% saja dari radiasi sinar x yang dipaparkan
oleh alat Rontgen sinar x biasa. Oleh karena itu ibu hamil tak dapat melakukan pemeriksaan CT
Scan , oleh karena itu ibu hamil wajib memeberitahukan kondisi kehamilannya pada dokter
sebelum dokter merekomendasikan pemeriksaan CT Scan.
Munculnya gambaran artefak (gambaran yang seharusnya tidak ada tapi terekam). Hal ini
biasanya timbul karena pasien bergerak selama perekaman CT Scan berlangsung, pasien yang
menggunakan tambalan gigi amalgam atau sendi palsu dari logam, atau kondisi jaringan tubuh
tertentu yang mengakibatkan timbulnya gambaran artefak. Demikian penggunakan CT Scan sejak
awal sampai saat ini setelah banyak sekali kemajuan teknologi yang dicapai ,kemajuan ini dapat
sangat bermanfaat untuk dunia kedokteran dan kesehatan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Adisti Gusmavita. 2009. CT Scanner. www.kompas.co.id .update : 10 Juni 2010 pukul : 15.10 (acces online)
Harnawati . 2008. CT Scan. www.wordpass.com update : 10 Juni 2010 pukul:15.20 (acces online)
Putu Adi . 2009. Protocol pemeriksaan CT Scan . www.wordpress update : 10 Juni 2010 pukul : 15.35 (acces online)
Arie . 2010. CT Scan dan kegunaannya. www.wordpress . update : 10 Juni 2010 pukul : 15.40 (acces online)
Yanuar . 2010. Prinsip kerja CT Scan. www.wordpress . update : 10 Juni 2010 pukul : 16.00 (acces online)
21