Post on 13-Jan-2015
description
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam sebagai agama yang sempurna, mengatur semua aspek kehidupan. Memberikan
perhatian besar terhadap kelangsungan keluarga, sesuai posisinya sebagai bagian
penting dalam masyarakat. Tentu saja faktor keluarga menjadi penentu baik atau
buruknya suatu masyarakat.
Permasalahan keluarga tentu saja berkaitan erat dengan wanita dan anak-anak. Bahkan
wanita memegang peranan terhadap kelangsungan dan kesinambungan keluarga
tersebut. Perkembangan keluarga melalui proses keturunan, menjadikan wanita berada
di posisi terpenting dalam melahirkan generasi baru dari manusia.
Proses kehamilan yang sepenuhnya diemban oleh seorang calon ibu, merupakan sebuah
kerja keras dan penuh resiko. Membuat wanita berada di ambang ancaman, jika saja
permasalahan tersebut tidak mendapatkan perhatian memadai dari semua pihak.
Oleh sebab itu, Islam telah menjelaskan bagaimana seharusnya seorang wanita hamil
diperlakukan. Apa saja hak mereka, dan tentu saja kewajiban suami terhadap
pasangannya yang sedang mengandung anaknya tersebut.
Sementara itu, masalah kesehatan anak juga mendapat perhatian besar dari Islam.
Pertumbuhan dan keselamatan seorang anak di masa kecil, menentukan nasibnya di
kemudian hari.
Keselamatan dan kesehatan ibu hamil dan anak-anak merupakan tulang punggung dari
kesinambungan manusia di dunia ini. Kewajiban semua pihaklah untuk peduli terhadap
masalah tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Kehamilah Proses Alamiah Mewujudkan Keturunan ?
2. Bagaimana Proses Penciptaan Manusia Menurut Al-Quran ?
3. Bagaimana Pandangan Islam Terhadap Masa Pra-Kehamilan, Masa Hamil, Saat
Kelahiran Dan Pasca Kelahiran ?
11
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kehamilah Proses Alamiah Mewujudkan Keturunan
Allah SWT telah menciptakan manusia secara berpasangan. Ada laki-laki, ada juga
perempuan. Dengan adanya pasangan tersebut manusia dapat berketurunan dan
berkembang dari masa ke masa. Proses alami dari perkembangan manusia dalam
berketurunan adalah dengan cara berhubungan suami istri antara laki-laki dan
perempuan dalam sebuah wadah mulia dan ikatan suci yaitu pernikahan. Dari hasil
hubungan tersebut akan membuahkan janin dalam rahim sang istri. Proses kehamilan ini
merupakan suatu yang alami dan paling mudah dalam melahirkan keturunan. Bahkan
secara naluri semua makhluk hidup juga mengetahui hal tersebut.
Allah SWT berfirman:
�ق�م� �لد�ين� و�ج�ه�ك� ف�أ �يف�ا ل ن ت� ح� �ه� ف�ط�ر� �ي الل �ت ف�ط�ر� ال
�اس� �ه�ا الن �ي �د�يل� ال� ع�ل �ب ل�ق� ت �خ� �ه� ل �ك� الل �م+ الد�ين+ ذ�(ل �ق�ي ال
��(ك�ن �ر� و�ل �ث ك� �اس� أ �م+ون� ال� الن �ع�ل ي
Artinya: “Dialah yang telah menciptakan kamu dari jiwa yang satu, lalu dijadikan
darinya pasangannya, lalu melahirkan dari keduanya banyak laki-laki dan perempuan
…”(QS. Ar-rum: 30)
Kelahiran anak yang melewati proses kehamilan juga faktor yang dapat meningkatkan
rasa kasih sayang orang tua terutama ibu kepada anaknya. Kelahiran anak melewati
proses yang panjang-lebih kurang 9 bulan. Sang ibu menunggu kelahiran buah hatinya
dengan penuh harap dan bahagia. Proses keibuan pun tumbuh secara alami di samping
harus aktifitas sehari-hari. Secara tak langsung memapah calon anak yang ada dalam
kandungannya selama proses kehamilan berlangsung.
Kasih sayang orang tua terutama ibu kepada anaknya, tonggak awal dari keharmonisan
rumah tangga. Anak tumbuh sehat dan penuh perhatian dari kedua orang tuanya. Kasih
sayang itulah kunci dari keharmonisan rumah tangga. Menjadikan sebuah keluarga
kokoh dan bahagia. Selain itu, kasih sayang itu sendiri merupakan anugerah Sang
Pencipta.
11
Allah SWT berfirman:
Artinya:” Di antara tanda-tanda kebesaran Allah adalah dijadikan bagimu pasangan
dari golongan kamu sendiri, supaya kamu merasa tentram kepadanya, dan Dia
menjadikan di antara kamu rasa kasih dan sayang.” (QS. Ar-Rum)
Kasih sayang itu pulalah yang membuat anak tidak dapat melupakan kedua orang
tuanya. Bahkan ketika mereka meninggal dunia sekalipun. Sebagai rasa bakti anak
kepada orang tua Islam menganjurkan mereka untuk selalu berdoa:
Artinya: “ Ya Allah, ampunilah dosa ku dan dosa kedua orang tuaku, sebagaimana
mereka telah mendidikku di waktu kecil.”
B. Proses Penciptaan Manusia Menurut Al-Quran
Allah SWT sebagai pencipta makhluk, telah menjelaskan proses demi proses penciptaan
manusia di dalam rahim seorang perempuan. Proses perubahan janin dari setetes mani
hingga menjadi manusia yang sempurna. Sebelum teknologi berkembang, hal itu
merupakan perkara ghaib yang tidak diketahui oleh manusia, karena letaknya yang
sangat dalam. Belum ada alat yang dapat menjangkau hingga ke dalam rahim tersebut.
Walaupun begitu, Al-Quran telah berbicara tentang proses penciptaan manusia di dalam
rahim tahap demi tahap. Menakjubkan, sejak 14 abad yang lalu dan ternyata sekarang
terbukti, semua kandungan Al-Quran tersebut benar dan tidak salah sedikitpun
Allah SWT berfirman:
�ا 5ه�ا ي ي� �اس+ أ �ن� الن +م� إ �ت +ن �ب7 ف�ي ك ي �ع�ث� م�ن� ر� �ب �ا ال �ن +م� ف�إ �اك �ق�ن ل اب7 م�ن� خ� +ر� ت
�+م +ط�ف�ة7 م�ن� ث +م� ن �ق�ة7 م�ن� ث +م� ع�ل �ق�ة7 م+ض�غ�ة7 م�ن� ث ل �ر� م+خ� �ق�ة7 و�غ�ي ل �ن� م+خ� �ي +ب �ن ل
+م� �ك +ق�ر5 ل � ف�ي و�ن ح�ام ر�� اء+ م�ا األ� �ش� �ى( ن �ل �ج�ل7 إ مJى أ +م� م+س� +م� ث +خ�ر�ج+ك ط�ف�ال� ن
�+م +غ+وا ث �ل �ب �ت +م� ل د�ك �ش+ +م� أ �ك �و�ف�ى( م�ن� و�م�ن +ت +م� ي �ك د5 م�ن� و�م�ن +ر� �ى( ي �ل ذ�ل� إ ر�� أ
�ع+م+ر� �ال� ال �ي �ك �م� ل �ع�ل �ع�د� م�ن� ي 7 ب �م ل �ا ع� �ئ ي ى ش� �ر� ر�ض� و�ت� �ذ�ا ه�ام�د�ة� األ� �ا ف�إ �ن ل �ز� �ن أ
�ه�ا �ي �م�اء� ع�ل ت� ال ��ز �ت� اه�ت ب �ت� و�ر� �ت �ب �ن +ل� م�ن� و�أ و�ج7 ك �ه�يج7 ز� ب
Artinya: “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan ( dari kubur),
maka (ketahuilah) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian
dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging
yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu
11
dan kami tetap kan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah di
tentukan. Kemudian kami keluarkan kamu sebagi bayi, kemudian(dengan berangsur-
angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang di
wafatkan dan ( ada pula) di antara kamu yang di panjangkan umurnya sampai
pikun ,supaya dia tidak mengetahui lagi suatupun yang dahulu telah di ketahuinya. Dan
kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah kami turunkan air di atasnya,
hiduplah bumu itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan
yang indah.“(QS.Al-Hajj: 5)
�ا 5ه�ا ي ي� �اس+ أ �ن� الن +م� إ �ت +ن �ب7 ف�ي ك ي �ع�ث� م�ن� ر� �ب �ا ال �ن +م� ف�إ �اك �ق�ن ل اب7 م�ن� خ� +ر� ت
�+م +ط�ف�ة7 م�ن� ث +م� ن �ق�ة7 م�ن� ث +م� ع�ل �ق�ة7 م+ض�غ�ة7 م�ن� ث ل �ر� م+خ� �ق�ة7 و�غ�ي ل �ن� م+خ� �ي +ب �ن ل
+م� �ك +ق�ر5 ل � ف�ي و�ن ح�ام ر�� اء+ م�ا األ� �ش� �ى( ن �ل �ج�ل7 إ مJى أ +م� م+س� +م� ث +خ�ر�ج+ك ط�ف�ال� ن
�+م +غ+وا ث �ل �ب �ت +م� ل د�ك �ش+ +م� أ �ك �و�ف�ى( م�ن� و�م�ن +ت +م� ي �ك د5 م�ن� و�م�ن +ر� �ى( ي �ل ذ�ل� إ ر�� أ
�ع+م+ر� �ال� ال �ي �ك �م� ل �ع�ل �ع�د� م�ن� ي 7 ب �م ل �ا ع� �ئ ي ى ش� �ر� ر�ض� و�ت� �ذ�ا ه�ام�د�ة� األ� �ا ف�إ �ن ل �ز� �ن أ
�ه�ا �ي �م�اء� ع�ل ت� ال ��ز �ت� اه�ت ب �ت� و�ر� �ت �ب �ن +ل� م�ن� و�أ و�ج7 ك �ه�يج7 ز� ب
Artinya: “Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes air mani,
sesudah itu dari segumpal darah, kemudian di lahir kan kamu sebagai seorang anak.
Kemudian(kamu di biarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa ( dewasa).
Kemudian (di biarkan hidup lagi ) sampai tua. Di antara kamu ada yang di wafatkan
sebelum itu. Kami perbuat demikian supaya kamu sampai kepada ajal yang di tentukan
dan supaya kamu memahami(nya)”.(QS.Al-Mu’min: 67)
Artinya: “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati
(berasal dari tanah). Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal
darah. Lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging. Dan segumpal daging
kami jadikan tulang belulang. Lalu tulang belulan itu kami bungkus dengan daging.
Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka maha suci Allah,
pencipta yang paling baik.”(QS.Al-Mu’minun:12-14)
11
C. Pandangan Islam Terhadap Masa Pra-Kehamilan, Masa Hamil, Saat
Kelahiran Dan Pasca Kelahiran
A. PRA KEHAMILAN
Masa pra-kehamilan dapat dibagi dua bagian. Pertama masa pra-nikah dan kedua masa
pra-hamil setelah nikah ;
Pra Nikah
Berdasarkan Hadist Rasulullah SAW bahwa setiap pemuda yang sudah berkemampuan
baik dari segi fisik (jasmani dan rohani), materi dan mental untuk segera memenuhi
sunnatullah yaitu mendirikan rumah tangga (nikah).
Hadist Nabi:
Wahai sekalian pemuda, barang siapa yang telah mampu hendaklah menikah, karena
menikah itu lebih dapat menjga pandangan dan memelhara kemaluan (dari zina).
Selain itu, anjuran Rasulullah SAW bahwa seorang pemuda hendaklah memilih calon
istri yang memenuhi kriteria baik, yaitu agamanya, keturunannya, hartanya dan
kecantikannya. Di sini perlu kehati-hatian dan bukannya mengedepankan nafsu
sehingga mengabaikan faktor agama sang istri. Bahkan dalam alqur’an surah….
disebutkan bahwa menikahi seorang budak mukmin jauh lebih baik dari menikahi
wanita kafir meskipun ia sangat cantik dan kaya.
�ك�ح+وا و�ال� �ن �ات� ت ر�ك �م+ش� �ى( ال ت +ؤ�م�ن� ح� �م�ة ي �ة و�أل� �ر م+ؤ�م�ن ي �ة7 م�ن� خ� ر�ك م+ش�
�و� +م� و�ل �ك �ت ب �ع�ج� �ك�ح+وا و�ال� أ +ن �ين� ت ر�ك �م+ش� �ى( ال ت +وا ح� +ؤ�م�ن �د^ ي �ع�ب �ر م+ؤ�م�ن و�ل ي خ�
ر�ك7 م�ن� �و� م+ش� +م� و�ل �ك ب �ع�ج� �ك� أ �(ئ +ول �د�ع+ون� أ �ى ي �ل �ار� إ �ه+ الن �د�ع+و و�الل �ى ي �ل إ
�ة� ن �ج� ة� ال �م�غ�ف�ر� �ه� و�ال �ذ�ن �إ �ن+ ب �ي +ب �ه� و�ي �ات �اس� آي �لن �ه+م� ل �ع�ل ون� ل �ر+ �ذ�ك �ت ي
Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun
dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan
wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin
11
lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke
neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka
mengambil pelajaran.
(AlBaqarah: 221)
Pra – Kehamilan Setelah Nikah
(i). Memberi Nafkah Terhadap Istri.
Ayat Allah SWT dalam surah (Talaq ayat 7):
Artinya : Hendaklah orang yang mampu itu memberikan nafkah kepada istrinya
menurut kemampuannya, dan orang yang sempit rezekinya itu, hendaklah memberi
nafkah menurut (kadarnya) apa yang diberikan Allah kepadanya (Talaq: 7)
Perempuan sebagai istri berhak mendapatkan jaminan kesejahteraan. Baik berupa
sandang dan pangan yang cukup. Tidak hanya ketika istri sedang menjalani proses
reproduksi ( mengandung,melahirkan dan menyusui). Tetapi di luar masa-masa itu,
statusnya sebagai istri dan ibu dari anak-anak, harus diprhatikan pula. Hal ini di
sebutkan dalam firman Allah SWT :
Artinya: ”Di atas pundak ayah terletak tanggung jawab memberikan nafkah dan
perlindungan bagi ibu dan anak-anaknya secara makruf”. (QS.Al-Baqarah:233)
Wanita Berhak Atas Tempat Tinggal yang Layak dari Suaminya
Seorang istri membutuhkan tempat tinggal yang aman dan nyaman untuk mendukung
perkembangan psikologis. Baik bagi sang istri maupun janin yang ada di dalam
kandungannya. Dalam hal ini Islam telah mewajibkan suami untuk bertanggung jawab
atas ketersediaan rumah dan tempat tinggal yang memadai untuk istrinya, bahkan
dengan bahasa yang cukup jelas Al-Quran menyatakan:
�ف�ق� +ن �ي ع�ة7 ذ+و ل �ه� م�ن� س� ع�ت �ه� ق+د�ر� و�م�ن� س� �ي ق+ه+ ع�ل �ف�ق� ر�ز� +ن �ي م�م�ا ف�ل
�اه+ �ه+ آت �ل�ف+ ال� الل +ك �ه+ ي ا الل �ف�س� �ال� ن �اه�ا م�ا إ �ج�ع�ل+ آت ي �ه+ س� �ع�د� الل ب
ر7 ا ع+س� ر� +س� يArtinya: “ Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal menurut
kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati)
mereka…….. (S.At-Talaq:6)
11
Dalam ayat ini ada beberapa pengertian yang bisa diambil:
1. Suami harus menyediakan rumah bagi istrinya sesuai dengan kemampuannya.
2. Suami harus tinggal bersama istrinya. Tidak sering meniggalkannya kecuali
untuk keperluan yang sangat penting.Kalau dalam kondisi normal saja seorang
suami tidak boleh sembarangan meninggalkan istrinya, apalagi ketika hamil
yang sangat membutuhkan perhatian dari suaminya.
3. suami tidak boleh menyakitkan hati istri dengan tidak memberikan fasilitas yang
dibutuhkan.
(iii) Melayani istri dengan baik
Ayat allah SWT:
Dan bergaullah dengan mereka secara baik, kemudian jika tidak menyukai mereka
(bersabarlah), karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan
padanya kebaikan yang banyak (Annisa: 19)
Dari ayat di atas, suami sebagai kepala keluarga diminta selalu melayani istrinya
dengan baik, bahkan saat suami menemukan satu kelemahan dari istrinya, maka suami
harus meyakini bahwa istri masih memiliki berbagai kebaikan lainnya. Demikian juga
bagi sang istri, harus meyakini bahwa suaminya banyak kebaikan meskipun adakalanya
suami memiliki sifat yang kurang baik.
(iv). Wanita Berhak Melakukan dan Menikmati Hubungan Suami Istri
Melakukan hubungan suami-istri dalam Islam boleh dilakukan kapan saja, kecuali pada
masa datang bulan atau nifas (melahirkan). Selain dari waktu terlarang tersebut kedua
pihak baik suami maupun istri berhak melakukannya selama masih dalam ketentuan
yang ditetapkan Allah swt. Berkaitan dengan kehamilan tidak ada satu dalil pun yang
melarang pasangan suami isteri untuk melakukan hubungan tersebut.
Allah SWT berfirman:
Artinya:” Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan
saja dengan cara yang kamu sukaii.”(Al-Baqarah : 223)
Dalam melakukan hubungan intim tersebut istri berhak untuk mendapatkan kenikmatan
dan kepuasan sebagaimana yang diperoleh suaminya. Dalam hal ini Rasulullah saw
telah memberikan peringatan supaya seseorang tidak egois dalam melakukan hubungan
intim dengan melupakan pasangannya.
Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Jika seorang ( suami) di antara kalian bersetubuh dengan istrinya maka
hendaklah ia melakukan dengan sungguh-sungguh. Bila ia sudah lebih dahulu
11
mencapai orgasme sebelum istri merasakannya, hendaklah ia tidak berburu-buru
(mengeluarkan zakarnya) sampai istri terpenuhi hajatnya memperoleh orgasme”.
Dalam hadits lain Rasulullah SAW besabda:
Artinya: “Jika seorang di antara kalian hendak menggauli isrtinya maka janganlah
melakukannya seperti dua ekor unta atau keledai. Hendaklah memulainya dengan kata-
kata (rayuan) dan ciuman.”(HR.Ibnu Majah)
Isi kandungan tersebut adalah:
a) Suami istri memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kepuasan ketika melakukan
hubungan intim.
b) Dalam berhubungan intim, suami istri berperan sama-sama sebagai subjek. Tidak
adil jika yang merasakan kenikmatan hanya satu pihak,sementara yang lain kecewa.
c) Suami Istri berhak mendapatkan perlakuan yang baik dari pasangannya dalam
berhubungan intim.
B. MASA KEHAMILAN
A. Memberikan Perhatian sepenuhnya saat istri hamil
Seorang suami wajib memberikan perhatian yang lebih terhadap istrinya yang mulai
menunjukkan kehamilannya.
Ayat allah SWT:
Artinya: Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya
dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah
dicampurinya, (istrinya) mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa
ringan (beberapa waktu). Kemudian ketika dia merasa berat, keduanya (suami istri)
bermohon kepada allah, tuhan mereka (seraya berkata), “Jika engkau memberi anak
kami yang shaleh, tentunya kami akan selalu bersyukur.” (surah Al-A’raf : 189)
B. Wanita Hamil Berhak Mendapat Perlindungan dari Suami
Wanita berhak mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan yang berkaitan
dengan fungsi reproduksinya. Hak ini mutlak mengingat resiko yang sangat besar bagi
kaum ibu dalam menjalankan fungsi reproduksinya. Mulai dari menstruasi,
berhubungan seks, mengandung, melahirkan maupun menyusui.
11
Seorang wanita ketika sedang mengandung atau hamil, berhak mendapatkan berbagai
perlindungan dari suaminya. Islam telah menempatkan laki-laki (suami) sebagai
pemimpin dan pelindng dalam rumah tangga:
Ayat Allah SWT:
Artinya: “Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah
melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan
karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dan hartanya. Maka perempuan
yang shaleh adalah mereka yang taat (kepada Allah SWt) dan menjaga diri ketika
(suaminya) tidak ada, karena allah telah menjaga (mereka) (QS:An-Nisa : 34)
Sebagai pemimpin tentu saja seorang suami harus bertanggung jawab atas keselamatan
istrinya. Terutama ketika wanita dalam masa kehamilan yang menyebabkan dirinya
lemah dan semakin lemah secara fisik.
Ayat Allah SWt:
Artinya: Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah,
dan menyapihnya dalam usia dua tahun (S.Luqman;14)
Perlindungan yang diberikan suami kepada istrinya meliputi berbagai aspek.
Perlindungan dari kekerasan dalam rumah tangga dengan tidak memperlakukan istri
dengan cara kasar. Perlindungan dari kelaparan, perlindungan dari penyakit dan lain-
lain.
C. Wanita Hamil Berhak Atas Nafkah yang Memadai (Memenuhi Syarat
Kesehatan dan Gizi).
Masa kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membutuhkan makanan dengan
gizi yang cukup.Bahkan dianjurkan seorang ibu hamil untuk makan dua kali lebih
banyak dari biasanya. Dalam hal ini Islam telah mewajibkan sang suami untuk
memberikan nafkah yang layak dan memnuhi standar gizi sesuai dengan kemampuan
suami itu sendiri.
Ayat Allah SWT:
Artinya: “ Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut
kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi dari harta yang
diberikan Allah kepadanya (QS:At-Talaq: 7)
Bagi suami yang memiliki kemampuan secara ekonomi tidak boleh berlaku pelit atas
istrinya. Allah swt telah menegaskan supaya mereka memberikan nafkah sesuai dengan
kemampuannya.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
A. Memberikan Perhatian sepenuhnya saat istri hamil
Seorang suami wajib memberikan perhatian yang lebih terhadap istrinya yang
mulai menunjukkan kehamilannya.
B. Wanita Hamil Berhak Mendapat Perlindungan dari Suami
Wanita berhak mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan yang berkaitan
dengan fungsi reproduksinya. Hak ini mutlak mengingat resiko yang sangat
besar bagi kaum ibu dalam menjalankan fungsi reproduksinya. Mulai dari
menstruasi, berhubungan seks, mengandung, melahirkan maupun menyusui.
Seorang wanita ketika sedang mengandung atau hamil, berhak mendapatkan
berbagai perlindungan dari suaminya. Islam telah menempatkan laki-laki
(suami) sebagai pemimpin dan pelindng dalam rumah tangga
B. SARAN
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan.
11
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada Allah SWT, Karena atas berkat dan rahmat-Nya
penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah Agama ini. Dengan kami harapkan
kiranya makalah yang telah kami susun dapat bermanfaat bagi para pembaca atau pihak
lain yang membutuhkan informasi dalam makalah Pandangan islam Tentang
“Pandangan Islam Tentang Kehamilan”
Dalam makalah ini terdapat banyak sekali informasi mengenai nilai-nilai yang berkaitan
dan menjadi dasar dalam Kebidanan.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini jauh dari kata
sempurna,untuk itu kami berbesar hati untuk menerima segala kritik dan saran dari
berbagai pihak. Kami juga tidak lupa menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah bersedia membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata kami mohon maaf atas kekurangan serta kejanggalan baik isi maupun dalam
teknik penyusunannya.
Raha, November 2013
Penyusun
11
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan masalah..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kehamilah Proses Alamiah Mewujudkan Keturunan..................................2
B. Proses Penciptaan Manusia Menurut Al-Quran..........................................3
C. Pandangan Islam Terhadap Masa Pra-Kehamilan, Masa Hamil, Saat Kelahiran Dan Pasca Kelahiran..................................................................................................5
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................10
3.2 SARAN..............................................................................................................10
DPUSTAKA............................................................................................................11
11
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad=rja&ved=0C
G8QFjAH&url=http%3A%2F
%2Fmheldastarhealthy.blogspot.com
%2F2013%2F05%2Fmakalah-kehamilan-dengan-janin-
www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0C
CoQFjAA&url=http%3A%2F%2Fbidankreatif.blogspot.com
%2F&ei=8T2YU
www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0C
DMQFjAB&url=http%3A%2F%2Fzangpriboemi.blogspot.com
%2F2012%2F09%2Fmakalah-kehamilan-dan-persalinan-
www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0C
DwQFjAC&url=http%3A%2F%2Fwww.kehamilan9.com
%2F2012%2F05%2Fkehamilan-pengertian-definisi-
11
MAKALAH
PANDANGAN ISLAM TENTANG
KEHAMILAN
DI SUSUN OLEH:
1. ARNI ( 2013.IB.0001)
2. DEWI KUSUMA NINGSIH ( 2013.IB.0008)
TINGKAT : I A.
11
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2013 / 2014
11