PAJAK HIBURAN (Pengaturan serta Perkembangannya) · PDF file^Pajak Hiburan itu dibuat besar...

Post on 18-Feb-2018

231 views 3 download

Transcript of PAJAK HIBURAN (Pengaturan serta Perkembangannya) · PDF file^Pajak Hiburan itu dibuat besar...

PAJAK HIBURAN(Pengaturan serta

Perkembangannya)

Oleh:

Dr. Made Gde Subha Karma Resen, SH., M.Kn

Disampaikan Dalam Seminar Yang dilaksanakan PadaProgram Studi Magister (S2) Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Udayana

Rabu, 18 Oktober 2017

“Pajak Hiburan itu dibuat besar memang untuk menjadi barieragar tidak banyak masalah sosial yang terjadi sebagai dampaknegatifnya”…..jika diturunkan juga memiliki pertimbangan…

Dasar Hukum

• Pasal 23 A UUD 1945

• Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan.

• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

KEUANGAN DAERAH

4

KEUANGAN

DAERAH

APBD

SUMBER PENDAPATAN DAERAH

(1) PENDAPATAN ASLI DAERAH

a. Pajak Daerah

b. Retribusi Daerah

c. BUMD

d. lain-lain yang sah

(1) DANA PERIMBANGAN DAU,

DAK

(2) LAIN-LAIN PENDAPATAN

DAERAH YANG SAHPAJAK

DAERAH

FUNGSI PAJAK

• Pajak memiliki fungsi anggaran (budgeter)

• fungsi mengatur (regulerend).

Dampak Pengaturan Pajak

• “Politicians and public understand that the government’s fiscal choices have a direct impact on the ‘bread and butter’ issues of how much they pay in taxes and what government benefits and services they receive. On the revenue side of the government’s budget are tax receipts….”

• Kutipan di atas, menunjukkan bahwa PengaturanPerpajakan akan menimbulkan dampaklangsung/tidak langsung pd masy. Para pembuatperaturan hrs mempertimbangkan bahnyak hal, danmenyusun “kontra prestasinya” kpd masyarakat

F. BUDGETER

• F. Budgeter: pajak merupakan alternatifpenghasilan, memasukkan sebanyak2nya kekas Negara. Purely Financial Purpose.

• Revenue Adequacy

• dr pengalaman, dlm kondisi krisis ekonomi, penerimaan pajak Dalam Negeri (1999/2000, 2001) perkembangan penerimaan perpajakandidukung o/ peningkatan penerimaan pajakdalam negeri

Fokus pd F. Budgeter

• dihindari tjd kemerosotankehidupan/pertumbuhan ekonomi/economic growth (investasi dll)

• Oleh krn itu: (1) diupayakan jgn menghambatkelancaran produksi & Perdagangan, (2) jgnmenghalangi rakyat dl berusaha &jgnmerugikan kepentingan umum

F. Regulerend• Fiscal Policy as an instrument of development

must therefore have a simultaneous purpose ofdirectly finding the necessary funds for publicinvestment, or indirectly channeling privatesavings to productive sectors, as well as ofpreventing the kind of spending that impedesdevelopment. Summarily it can be stated thatfiscal policy as an instrument of developmentmust be based on a combination of progressivityin high direct and indirect taxation plus flexibilitywithin the system for exemptions and incentives tostimulate desirable private investment. (SoemitroD)

….Regulerend

• The Generally accepted goal of fiscal policy is that of attainment of greater economic stability, that is the maintenance of a reasonably stable rate of economic growth, without development of substantial unemploeyment on the one hand or of upward or downward mevement in the general price level on the other. (John. F. Due)

Meningkatkan Target Pajak?

• F. Regulerend X F. Budgeter

• Menjaga Stabilitas dan KebutuhanPeningkatan Pendapatan Daerah

• Persoalan, bagaimana meramu Diametral duakutub yang saling tarik menarik?

Pendukung Stabilitas “ekonomi”

• A flexibility tax system can also assist stabilitation of economy by acting as an automatic stabilisher: (anti-inflationary or anti deflationary fiscal tool)

• Dengan pemajakan yg fleksibel, pemerintahdapat dgn mudah melakukan penyesuaian dgnmengacu pd perkembangan ekonomi. (Fleksibel dlm pengambilan kebijakan, tarifsesuai dengan potensi daerah)

Konsideran..UU 28/2009

• pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salahsatu sumber pendapatan daerah yang penting gunamembiayai pelaksanaan pemerintahan daerah;

• dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian daerah, perlu dilakukanperluasan objek pajak daerah dan retribusi daerah dan pemberian diskresi dalam penetapan tarif;

• kebijakan pajak daerah dan retribusi daerahdilaksanakan berdasarkan prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan, peran serta masyarakat, dan akuntabilitas dengan memperhatikan potensi daerah

PAJAK DAERAHJenis Pajak provinsi

• Pajak KendaraanBermotor;

• Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;

• Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;

• Pajak Air Permukaan; dan

• Pajak Rokok.

Jenis Pajak kabupaten/kota• Pajak Hotel;• Pajak Restoran;• Pajak Hiburan;• Pajak Reklame;• Pajak Penerangan Jalan;• Pajak Mineral Bukan Logam dan

Batuan;• Pajak Parkir;• Pajak Air Tanah;• Pajak Sarang Burung Walet;• Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan

dan Perkotaan; dan• Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

Bangunan.

PAJAK DAERAH

• Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badanyang bersifat memaksa berdasarkanUndang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untukkeperluan Daerah bagi sebesar-besarnyakemakmuran rakyat.

Pajak Hiburan

• Pajak Hiburan adalah pajak ataspenyelenggaraan hiburan.

• Hiburan adalah semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan, dan/atau keramaianyang dinikmati dengan dipungut bayaran.

• Objek Pajak Hiburan adalah jasapenyelenggaraan Hiburan dengan dipungutbayaran.

HIBURAN….HIBURAN….??

Bagaimana dgn SPA? Apakah hiburan?

1. PerMenPar nomor 24 thn 2014 ttg standar usaha spa2. PerMen Par nomor 18. Thn 2016 TDUP3. PP nomor 52 thn 20124. PerMenPar nomor 19 thn 2016 ttg sertifikasi kompetensi

Termasuk Hiburan?• tontonan film;• pagelaran kesenian, musik, tari, dan/atau busana;• kontes kecantikan, binaraga, dan sejenisnya;• pameran;• diskotik, karaoke, klab malam, dan sejenisnya;• sirkus, akrobat, dan sulap;• permainan bilyar, golf, dan boling;• pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan• ketangkasan;• panti pijat, refleksi, mandi uap/spa, dan pusat

kebugaran (fitness center); dan• pertandingan olahraga.

Perkembangan TerkiniPUTUSAN MK PUTUSAN Nomor 52/PUU IX/2011

• Pengujian Undang-Undang Nomor 28 Tahun2009 tentang Pajak Daerah dan RetribusiDaerah, terhadap Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945

• Regulasi yang menjadi objek Uji Materi dalamPermohonan adalah Pasal 42 ayat (2) huruf g UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

• terhadap Pasal 28D ayat (1) dan Pasal 28I ayat(2) UUD 1945.

….MK

• Para Pemohon dalam kedudukannya selaku badanhukum-badan hukum yang terdiri dari unsur pelakuusaha yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang peyelenggaraan olahraga golf dan penggiatolahraga golf (pembangunan dan pengusahaanserta menjalankan usaha lapangan golf, prasarananya dan jasa termasuk penyewaanlapangan atau peralatan golf, pendidikan dan pelatihan golf dan pengelolaan dan penyelenggaraan turnamen golf) yang mengalamipelanggaran hak konstitusi untuk mendapatkan perlakuan yang sama di bidang perpajakan (khususnya perlakuan yang sama dengan pelakuusaha di bidang olahraga lainnya di Indonesia).

Asosiasi Pemilik Lapangan Golf Indonesia, PT. Pondok Indah Padang Golf,Tbk, PT. Padang Golf Bukit Sentul, PT. Sanggraha Daksamitra, PT. New KutaGolf and Ocean View, PT. Merapi Golf, PT. Karawang Sport Center Indonesia,PT. Damai Indah Golf Tbk, PT. Sentul Golf Utama

• Sebelum berlakunya Pasal 42 ayat (2) huruf g UU PajakDaerah dan Retribusi Daerah, Para Pemohon memilikikedudukan hukum yang sama sebagai wajib pajakdengan penyedia jasa lapangan olahraga maupunpelaku usaha di bidang penyediaan sarana olahragalainnya.

• Dengan berlakunya Pasal 42 ayat (2) huruf g UU PajakDaerah dan Retribusi Daerah, Para Pemohon telahdirugikan dan kehilangan hak konstitusionalnya karenakeberlakuan pasal tersebut dengan sendirinya menghilangkan jaminan kepastian persamaan kedudukan dihadapan hukum sebagaimana dilindungioleh Pasal 28D ayat (1) dan 28I ayat (2) UUD 1945.

MK..

• Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional(“UU Sistem Keolahragaan”), golf tergolongsebagai olahraga. Sebagai akibat Pasal 42 ayat(2) huruf g UU Pajak Daerah dan RetribusiDaerah, dimana para Permohon saja yang dinyatakan sebagai pelaku usaha di bidangindustri hiburan, kedudukan hukum paraPemohon menjadi tidak sama dengan pelakuusaha di bidang olahraga lain.

Asas Hukum di Bidang Perpajakan MenyatakanBahwa Pengenaan Pajak Ganda Terhadap SatuObjek Pajak Merupakan Suatu Hal yang KeliruKarena Memberatkan Wajib Pajak

• Para Pemohon dikategorikan sebagai penyedia jasahiburan dan harus menanggung pajak tambahan yangdikenakan oleh daerah. Hal tersebut mengakibatkanterjadinya pembebanan pajak yang berlebihan kepadapelaku usaha jasa penyedia lapangan golf, dan terlebihlagi, kepada para pemain yang hendak berolahragadengan menggunakan lapangan golf, karena padaakhirnya para pemain tersebut ‘dipaksa’ untuk ikutmenanggung pajak hiburan yang sesungguhnya tidaktepat diberlakukan.

TERIMAKASIH