Post on 03-Mar-2019
1
PENGALOKASIAN DANA TP DAN DAK
Disampaikan oleh:
IR. JUNAIDI RIFAI, MM
KEPALA SUBDIT EVALUASI DANA DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN
Dalam Acara:
“DISKUSI TENTANG SINKRONISASI DANA TUGAS PEMBANTUAN DENGAN DAK”
Jakarta, 25 Maret 2014
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan - Kesempurnaan
Outline
• Prinsip Pengelolaan Keuangan Negara
• Alur Belanja APBN Ke Daerah
• Pokok-pokok Kebijakan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
• Rekomendasi Menteri Keuangan
Pengalokasian Dana TP
• Dasar Hukum
• Definisi DAK
• Prinsip-prinsip DAK
• Peran K/L
• Tahap Perencanaan dan Pengalokasian DAK
• Formula DAK dan Data
• Penetapan Alokasi dan Dana Pendamping
Pengaloksian DAK
2
3
PENGALOKASIAN DANA TP
Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,
efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan
rasa keadilan dan kepatutan.
Pasal 3 UU No.17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara
PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
4
Melalui
Angg.K/L
Belanja
Pemerintah
Pusat
Dana
Perimbangan
Transfer
ke
Daerah
Dana Otsus
Daerah
Dana Penyesuaian
Pemerintah Pusat
ALUR BELANJA APBN KE DAERAH
Pajak
SDA • DBH
• DAU
• DAK
Belanja
APBN
Mendanai kegiatan
6 Urusan (Absolut)
Mendanai kegiatan di luar 6 Urusan Absolut
Mendanai Program Nasional
Melalui Anggaran Pembiayaan
dan Perhitungan (APP)
Penyelenggaraan Desentralisasi
(Masuk APBD)
PNPM ; BOK ; Jamkesmas
Subsidi ; BLT
•Sebagian dapat diselenggarakan
Sendiri oleh Pemerintah;
•Sebagian dapat diselenggarakan
melalui asas Dekonsentrasi;
•Sebagian dapat diselenggarakan
melalui asas Tugas Pembantuan.
diselenggarakan Sendiri oleh
Pemerintah
5
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Dan Sumber Pendanaan
Kab/Kot
a
Pe
nye
len
gg
ara
an
Uru
sa
n / K
EW
EN
AN
GA
N
Diluar
6
urusan
absolut
Untuk
Provinsi
dan
Kab/Kota
berupa
urusan
wajib dan
pilihan
Dekon
Co
ncu
rren
t (
Uru
san B
ers
am
a)
TP Sendiri
Desa
TP
Da
na
Tra
nsfe
r
Da
na
Tra
ns
fer
Da
na
Alo
ka
si
De
sa
(D
AD
)
SU
MB
ER
PE
ND
AN
AA
N
Pusat
Desen
Desen
Berskala Desa D
AD
AD
D,
dll
TP
Provinsi
NEW
1. politik luar negeri; 2. pertahanan; 3. keamanan; 4. yustisi; 5. Moneter & fiskal nasional 6. agama.
6
Uru
san
absolu
t
DUB
Prinsip: MONEY FOLLOWS FUNCTION AND CAPACITY
6
POKOK-POKOK KEBIJAKAN
PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI
DAN TUGAS PEMBANTUAN
7
DASAR HUKUM
PENGELOLAAN DANA DEKON/TP
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintaha Daerah;
PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;
PP No. 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga;
PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
PP No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
PP No. 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewengan serta Kedudukan
Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi
PMK 156 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas
Pembantuan yang disempurnakan dengan PMK 248 Tahun 2010
SEB 3 Menteri tentang Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Program dan Kegiatan K/L di
Daerah serta Peningkatan Peran Aktif Gubernur Selaku Wakil Pemerintah 8
Dekonsentrasi (DK) adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada
Gubernur sebagai Wakil Pemerintah (WP) dan/atau kepada instansi
vertikal di wilayah tertentu.
Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang
dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup
semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan
Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi
vertikal pusat di daerah.
Tugas Pembantuan (TP) adalah penugasan dari Pemerintah kepada
daerah dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten, atau
kota dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten, atau kota kepada
desa untuk melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban melaporkan
dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang
menugaskan.
Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN yang
dilaksanakan oleh daerah dan desa yang mencakup semua penerimaan
dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan.
DEFINISI
9
PRINSIP PENGELOLAAN DANA DEKON/TP
Pendanaan Dekon/TP hanya dialokasikan untuk membiayai kegiatan yang
merupakan kewenangan Pemerintah Pusat di daerah (PP 38/2007)
Pendanaan Dekon/TP seluruhnya bersumber dari APBN, K/L tidak
diperkenankan meminta Daerah menyediakan dana pendamping (cost
sharing)
Kegiatan Dekon/TP yang didanai mengacu pada RKP dan Prioritas Nasional
Pendanaan Dekon/TP memperhatikan keseimbangan pendanaan di daerah
dan kebutuhan pembangunan daerah agar tepat sasaran dan tidak
terkonsentrasi pada daerah tertentu
K/L wajib memberitahukan kegiatan Dekon/TP kepada
Gubernur/Bupati/Walikota sebelum pelimpahan/penugasan dalam rangka
mendukung terwujudnya sinergisitas pusat dan daerah
Pengelolaan Dana Dekon/TP dilakukan secara tertib, transparan dan
akuntabel guna mewujudkan LKPP yang Wajar Tanpa Pengecualian
10
PRINSIP PENDANAAN DEKON/TP
Untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan, K/L juga harus
memperhitungkan kebutuhan anggaran:
biaya penyusunan dan pengiriman laporan oleh SKPD;
biaya operasional dan pemeliharaan atas hasil pelaksanaan kegiatan yang
belum dihibahkan;
honorarium pejabat pengelola keuangan dana dekonsentrasi dan/atau dana
tugas pembantuan; dan
biaya lainnya dalam rangka pencapaian target pelaksanaan kegiatan
dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
Pengalokasian Dana Dekon dan Dana TP memperhatikan kemampuan keuangan
negara, keseimbangan pendanaan di daerah (besarnya transfer ke daerah dan
kemampuan keuangan daerah), dan kebutuhan pembangunan di daerah
Formulasi Keseimbangan Pendanaan di Daerah dituangkan dalam bentuk
Rekomendasi Menteri Keuangan, yang selanjutnya digunakan sebagai bahan
masukan bagi K/L dalam menentukan lokasi dan alokasi Dana Dekon dan Dana TP
11
• Sifat kegiatan non-fisik yaitu kegiatan
yang menghasilkan keluaran yang tidak
menambah aset tetap
• Kegiatan non-fisik, antara lain berupa:
sinkronisasi dan koordinasi perencanaan,
fasilitasi, bimbingan teknis, pelatihan,
penyuluhan, supervisi, penelitian dan
survey, pembinaan dan pengawasan,
serta pengendalian.
• Pendanaan hanya diperuntukkan
mendukung peran Gubernur selaku
Wakil Pemerintah Pusat
• Menggunakan Akun Belanja Barang
sesuai dengan peruntukannya
Sifat kegiatan fisik, yaitu kegiatan yang
menghasilkan keluaran yang menambah nilai
aset pemerintah.
Kegiatan fisik, antara lain pengadaan tanah,
bangunan, peralatan dan mesin, jalan, irigasi
dan jaringan, serta dapat berupa kegiatan yang
bersifat fisik lainnya
- Kegiatan bersifat fisik lainnya antara lain
pengadaan barang habis pakai, seperti
obat-obatan, vaksin, pengadaan bibit dan
pupuk, atau sejenisnya yang diserahkan
kepada pemerintah daerah
Pengadaan aset Belanja Barang Fisik Lainnya
Tugas Pembantuan menggunakan akun dengan
kode akun 521411
Menggunakan Akun Belanja Modal sesuai
dengan peruntukannya
KARAKTERISTIK KEGIATAN DK/TP
Dekonsentrasi Tugas Pembantuan
12
Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Dalam Rangka Perencanaan Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan T.A. 2014
Rekomendasi Menteri Keuangan 2013
Tujuan
1. Mewujudkan transparansi dan akuntabilitas, serta proporsional
dalam pengalokasian dana Dekon/TP
2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan dana
Dekon/TP
3. Mendukung K/L dalam merencanakan lokasi dan alokasi dana
Dekon/TP agar tepat sasaran
Dasar Hukum
• PP 7/2008 Pasal 21 Ayat (2) dan Pasal 50 Ayat (2)
• PMK 156/2008 (Pasal 8, 9, dan 10)
14
Kementerian/Lembaga
(COO - Pengguna Anggaran)
Menteri Keuangan
(CFO - Pengelola Fiskal dan BUN)
(Intrepretasi UU 17/2003)
www.djpk.depkeu.go.id
Rekomendasi Menkeu
Alokasi dan lokasi
Dana Dekon/TP
Indikator Teknis
Keseimbangan
Pendanaan di Daerah
Renja - KL
Indikator Umum
15
Variabel Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Variabel
Keseimbangan
Pendanaan
di Daerah
Variabel
Kemampuan
Fiskal Daerah
(KFD)
Variabel
Pembangunan
di Daerah
(IPM)
PAD Lain-Lain Pend yg sah Transfer ke Daerah (DAU, DAK, DBH, Otsus,
Penyesuaian Belanja PNSD
Indikator Pembangunan
Masyarakat di Daerah,
mencakup bidang :
Pendidikan,
Kesehatan dan
Kesejahteraan rakyat
Pertimbangan :
• Transparan dan
Akuntabel
• Proporsionalitas
• Tidak terkonsentrasi
di Daerah tertentu
Agenda Pembangunan
Nasional :
•Pro-Growth
•Pro-Job
•Pro-Poor
Cut Off :
Data (n-1) untuk Alokasi (n+1)
n = Tahun Proses
Sumber Data :
- KFD dari Pemda (APBD) dan Depkeu
- IPM dari BPS
16
Peta Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Kuadran II
KFD di bawah rata-rata nasional
namun IPM di atas
rata-rata nasional
Kuadran I
KFD dan IPM di atas rata-rata
Nasional
Kuadran III
KFD dan IPM di bawah rata-rata
nasional
Kuadran IV
KFD di atas rata-rata nasional
namun IPM di bawah
rata-rata nasional
Prioritas
1
Prioritas
2
Indeks KFD
Reindex IPM www.djpk.depkeu.go.id
Keterangan :
KFD = Kemampuan
Fiskal Daerah
IPM = Indeks
Pembangunan
Manusia
Non
prioritas
Non
prioritas
17
www.djpk.depkeu.go.id
No Prop IKFD re-IPM
1 DKI Jakarta 2,69 1,08
2 Kepri 1,55 1,05
3 Kaltim 4,84 1,05
4 Riau 1,84 1,06
5 Babel 1,00 1,01
No Prop IKFD re-IPM
1 Sumsel 0,91 1,01
2 Bengkulu 0,77 1,01
3 Kalteng 0,94 1,04
4 Jabar 0,42 1,00
5 Bali 0,73 1,01
6 Sulut 0,61 1,06
7 DIY 0,57 1,05
8 Jambi 0,66 1,01
9 Sumbar 0,59 1,03
10 Jateng 0,41 1,01
11 Sumut 0,54 1,03
No Prop IKFD re-IPM
1 Maluku 0,74 0,99
2 Gorontalo 0,74 0,98
3 Lampung 0,40 0,99
4 Sulbar 0,70 0,97
5 Banten 0,40 0,98
6 NTB 0,55 0,92
7 Sultra 0,68 0,97
8 Kalbar 0,53 0,96
9 Sulteng 0,68 0,99
10 Papua 0,84 0,90
11 Jatim 0,38 1,00
12 Sulsel 0,58 1,00
13 Malut 0,85 0,96
14 NTT 0,51 0,94
No Prop IKFD re-IPM
1 Aceh 1,66 1,00
2 Papua Barat 2,58 0,96
3 Kalsel 1,11 0,97
KELOMPOK DAERAH REKOMENDASI MENKEU TAHUN 2013 HASIL EXERCISE
KESEIMBANGAN PENDANAAN DI DAERAH BERDASARKAN INDEKS KFD DAN IPM
Catatan:
Daerah dalam Kuadran III seyogyanya diprioritaskan dalam
pengalokasian dana dari K/L, setelahnya adalah Daerah
dalam Kuadran II
Prioritas 2
Prioritas 1
18
Rekomendasi Menteri Keuangan
Dalam Perencanaan Lokasi dan Alokasi Dana Dekon/TP Tahun 2014:
1. Daerah yang direkomendasikan untuk diprioritaskan mendapat alokasi dana
dekonsentrasi dan/atau dana tugas pembantuan T.A 2014 sebanyak 323 daerah, dengan
rincian sebagai berikut :
Prioritas 1: Kelompok daerah dengan KFD dan IPM di bawah rata-rata nasional sebanyak 136
daerah, yang terdiri dari 14 Provinsi dan 122 Kabupaten/Kota (Lampiran II.A dan II.B)
Prioritas 2: Kelompok daerah dengan KFD di bawah rata-rata nasional namun IPM di atas
rata-rata nasional sebanyak 187 daerah, yang terdiri dari 11 Provinsi dan 176 Kabupaten/Kota
(Lampiran III.A dan III.B)
2. Kementerian/Lembaga menyusun indikator teknis untuk menentukan besaran alokasi
dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan di daerah dengan mempertimbangkan
karakteristik dan kebutuhan daerah sebagai wujud transparansi dan akuntablitas
perencanaan.
3. Kementerian/Lembaga menerapkan kebijakan reward dan punishment dalam
perencanaan lokasi dan anggaran dekonsentrasi dan tugas pembantuan dengan
mempertimbangkan aspek kinerja daerah.
4. Kementerian/Lembaga wajib melakukan koordinasi dengan Gubernur sebelum
penyusunan Rencana Kerja K/L (Renja-K/L) dalam rangka sinergi kebijakan Pemerintah
Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
19
20
PENGALOKASIAN DAK
• Tentang Keuangan Negara
• Pasal 8 : Menkeu mempunyai tugas menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro serta menyusun rancangan APBN dan APBN P
• Pasal 22 : Dana Perimbangan dialokasikan berdasarkan UU Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
UU 17/2003
• Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah
• Berisi Besaran DAK dalam APBN, Definisi, Kriteria Pengalokasian dan Kewajiban Dana Pendamping DAK
UU 33/2004
• Tentang Dana Perimbangan
• Berisi Proses Perencanaan, Perhitungan, Penganggaran, Pelaporan dan Pemantauan dan Evaluasi DAK PP 55/2005
• Permenkeu Tentang Pedoman Umum dan Penetapan Alokasi DAK Perdaerah
• Permenkeu tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer Ke Daerah
• Permenkeu tentang Pengalokasian Anggaran Transfer Ke Daerah (NEW) (PMK 165/2012)
• Permen Teknis Tentang Petunjuk teknis Penggunaan DAK Per Bidang
• Permendagri Tentang Petunjuk Teknis Penatausahaan Administrasi Keuangan DAK di APBD
PMK
PMT
PMD
DASAR HUKUM DAK
dana yang bersumber dari Pendapatan APBN
dialokasikan kepada daerah tertentu
untuk membantu
mendanai kegiatan khusus
yang merupakan urusan daerah
sesuai prioritas nasional
Pengertian Dana Alokasi Khusus (1)
Tujuan DAK membantu daerah tertentu untuk mendanai kebutuhan sarana
dan prasarana pelayanan dasar masyarakat, dan untuk mendorong
percepatan pembangunan daerah dan pencapaian sasaran prioritas nasional.
Daerah Tertentu sebagaimana dimaksud adalah daerah yang dapat memperoleh
alokasi DAK berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.
Membantu dalam arti “bukan penyediaan dana yang utama” dan/atau “bukan menggantikan yang semua sudah ada”. Demikian juga hanya “diberikan kepada daerah/bidang yang menurut kebijakannnya harus dibantu”.
Kegiatan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah mengutamakan kegiatan
pembangunan dan/atau pengadaan dan/atau peningkatan dan/atau perbaikan sarana
dan prasarana FISIK pelayanan dasar masyarakat dengan umur ekonomis yang
panjang, termasuk pengadaan sarana fisik penunjang.
Kewenangan daerah, bukan kewenangan pusat.
Program yang menjadi prioritas nasional sebagaimana dimaksud dimuat dalam
Rencana Kerja Pemerintah tahun anggaran bersangkutan. RKP disetujui
DPR,selanjutnya dimuat dalam Nota Keuangan dan RAPBN.
Pengertian Dana Alokasi Khusus (2)
Prinsip-prinsip DAK
■ kegiatan yang akan didanai DAK dimuat dalam RKP sebagai prioritas
nasional,
■ kegiatan yang didanai bersifat fisik dan merupakan kewenangan daerah,
■ kegiatan dan alokasi DAK dibahas dengan DPR RI dan disahkan dalam UU
APBN,
■ pengalokasian DAK menggunakan formula indeks dari tiga kriteria, yaitu
kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis, sehingga dimungkinkan
tidak semua daerah bisa mendapatkan DAK,
■ DAK masuk APBD dan disalurkan dari Kas Negara ke Kas Daerah,
■ daerah wajib menyediakan dana pendamping minimal 10% dari besaran dak
yang diterimanya juga untuk fisik.
Peran K/L Dalam Pengalokasian DAK
1. Mengusulkan program/ Kegiatan yang akan didanai DAK
2. Menyampaikan kriteria teknis beserta data teknis untuk
pengalokasian DAK
3. Menyusun Petunjuk Teknis penggunaan DAK
4. Melakukan Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan DAK di
Daerah
5. Menyampaikan Laporan pelaksanaan DAK di Daerah
Tahapan Perencanaan dan
Pengalokasian DAK
1) Penetapan Program dan kegiatan DAK;
2) Perhitungan DAK;
3) Penetapan Alokasi, Penggunaan dan
Penganggaran DAK; dan
4) Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan DAK
Penetapan Program Dan Kegiatan DAK
DAK dialokasikan dalam APBN sesuai dengan program yang menjadi prioritas nasional yang dimuat dalam RKP tahun anggaran bersangkutan.
Menteri teknis mengusulkan kegiatan khusus yang akan didanai dari DAK dan ditetapkan setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, sesuai dengan RKP.
Menteri teknis menyampaikan ketetapan tentang kegiatan khusus kepada Menteri Keuangan.
28
Penghitungan Alokasi DAK Per Daerah
(Pasal 53 PP 55 tahun 2005)
Setelah menerima usulan kegiatan khusus dari Menteri Teknis terkait, Menteri
Keuangan melakukan penghitungan alokasi DAK
(Pasal 54 PP 55 tahun 2005)
Penghitungan alokasi DAK dilakukan melalui 2 (dua) tahapan, yaitu:
• Penentuan daerah tertentu yang menerima DAK;
• Penentuan besaran alokasi DAK masing-masing Daerah.
Penentuan Daerah Tertentu harus memenuhi kriteria umum, kriteria
khusus, dan kriteria teknis.
Besaran alokasi DAK masing-masing daerah ditentukan dengan perhitungan
indeks berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.
1. Menentukan daerah penerima dengan menggunakan 3 (tiga) kriteria, yaitu:
Kriteria Umum (KU)
KU = (PAD + DAU + DBH – DBH DR) - Belanja Gaji PNSD
Daerah dengan KU dibawah rata-rata KU secara Nasional adalah
daerah yang prioritas mendapatkan DAK
Kriteria
Khusus (KK)
Berupa :
a. Memperhatikan peraturan perundang-undangan yang mengatur
penyelenggaraan otonomi khusus (Papua & Papua Barat), dan
Karakteristik daerah, yang meliputi:
(1) Daerah Tertinggal;
(2) Daerah perbatasan dengan negara lain;
(3) Daerah rawan bencana;
(4) Daerah Pesisir dan/ atau Kepulauan;
(5) Daerah ketahanan pangan;
(6) Daerah pariwisata
b. Seluruh daerah tertinggal diprioritaskan mendapat alokasi DAK
Kriteria
Teknis (KT)
ditetapkan oleh Kementerian/Lembaga teknis terkait yang memuat
indikator-indikator yang mencerminkan kebutuhan teknis
2. Menghitung DAK per daerah menggunakan indeks dari KU, KK dan KT
FORMULA PERHITUNGAN DAK PER DAERAH
29
Kriteria
Umum
Kriteria
Khusus
Kriteria
Teknis
PAD
DBH
Daerah Tertinggal
Daerah Perbatasan
Daerah Rawan Bencana
Kondisi Infrastruktur Per Bidang Per daerah
BNPP
BNPB
Kem Pertanian
K/L terkait
Da Ketahanan Pangan
Kem Bud Par
DAU
T- 2
T- 2
T-2
T-2
T-1
T-1
T-1
T-1
T-1
Belanja Gaji PNSD
Da Potensi Pariwisata
T-1
Kem PDT
Daerah & KemKeu
KemKeu
KemKeu
Daerah & KemKeu
Daerah Pesisir T-1 Kem Kelautan &
Per
Sesuai dengan PMK 165/2012 Data kewilayahan dan indeks teknis
disampaikan paling lambat pada bulan Juli
BAGAN PERHITUNGAN ALOKASI DAK
KEMAMPUAN
KEUANGANDAERAH
(IFN < 1)
PERATURAN
PERUNDANGAN
KARAKTERISTIK
DAERAH (IKW)
INDEKS FISKAL & WILAYAH
(IFW) = (0,5IFN-1 + 0,5IKW)
IFW > 1
INDIKATOR KEBUTUHAN TEKNIS
INDEKS TEKNIS
IT = (Indikator Teknis)
INDEKS FISKAL WILAYAH & TEKNIS
(IFWT-1) = (0,5 IFW + 0,5 IT) ?
IFWT-1 > 1
DAERAH
TIDAK LAYAK
DAERAH
LAYAK
BOBOT DAK Per Daerah Per Bidang
(BD) = IFWT-2 * IKK
ALOKASI DAK per BIDANG
(ADB) = (BD/BD)* PAGU per BIDANG
DAERAH TIDAK LAYAK
UNTUK BIDANG TERTENTU
ALOKASI DAK Utk DAERAH
(AD) = (ADB1)+(ADB2)+….(ADBn)
NO NO
YES
NO
YES
YES
YES NO
No
INDEKS FISKAL WILAYAH & TEKNIS
(IFWT-2) = (0,2 IFW + 0,8 IT) ?
INDEKS TEKNIS
IT = (Indikator Teknis) ; IT > 0
Yes
31
Kriteria Umum Kriteria Khusus Kriteria Teknis
1
2
3
4
Penetapan Alokasi, Penggunaan
Dan Penganggaran DAK
• Alokasi DAK per daerah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan
segera setelah UU APBN diterbitkan.
• Berdasarkan penetapan alokasi DAK, menteri teknis menyusun Petunjuk
Teknis Penggunaan DAK , paling lambat 2 (dua) minggu setelah PMK
ditetapkan.
• Daerah penerima DAK wajib mencantumkan alokasi dan penggunaan DAK di
dalam APBD.
• Penggunaan DAK dilakukan sesuai dengan Petunjuk Teknis Penggunaan
DAK.
• DAK tidak dapat digunakan untuk mendanai administrasi kegiatan,
penyiapan kegiatan fisik, penelitian, pelatihan, dan perjalanan dinas
• Daerah penerima DAK wajib menganggarkan Dana Pendamping dalam APBD sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari besaran alokasi DAK yang diterimanya.
• Dana Pendamping digunakan untuk mendanai kegiatan yang bersifat kegiatan fisik.
• Daerah dengan kemampuan keuangan tertentu tidak diwajibkan menganggarkan Dana Pendamping.
– Yang dimaksud daerah dengan kemampuan keuangan tertentu adalah daerah yang selisih antara penerimaan umum APBD dan Belanja Pegawainya sama dengan 0 (nol) atau negatif.
Dana Pendamping
Trend Dana Alokasi Khusus
34
2010 2011 2012 2013 2014
DAK 21,133,382,500,00 25,232,800,000,00 26,115,948,000,00 31,697,143,000,00 33,000,000,000,00
-
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
30,000,000
35,000,000
40,000,000
Ju
taan
DAK
2010
2011
2012
2013
2014
KEMENTERIAN KEUANGAN
Jl. DR Wahidin No. 1, Gedung Radius Prawiro
Jakarta Pusat, Indonesia, 10710
Telp. +6221-3509442
Fax. +6221-3509443 Website : http://www. djpk.depkeu.go.id
Terima Kasih
35