Outreach SK Juli 2012

Post on 21-Jan-2016

46 views 0 download

description

outreach

Transcript of Outreach SK Juli 2012

LAPORAN KEGIATAN MANAJEMEN OUTREACH

PROGRAM GRIYA ASA PKBI KOTA SEMARANG

DI WILAYAH RESOSIALISASI SUNAN KUNING

JULI 2012

DISUSUN OLEH : 

Dian Fridayani 0920221072 Ichlas Rachmat B1120221141

Laras Fujiati 0920221074 Sonia Nazara

1120221142

Tantri Agusleani 1110221105 Andhyta Ratih W

1120221143

Dwi Utami K 1110221111 Lucky Pratama 1110221144

Latar Belakang Data Depkes RI per Desember 2011kasus

baru HIV 21.031 kasus, Jumlah kasus baru AIDS per 4.162 kasus.

Estimasi ODHA di Jawa Tengah 10.815 Insidensi kasus IMS di Jawa Tengah pada

bulan Juli 2010 – Februari 2011, kasus IMS diobati sebesar 98%, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2009 sebesar 77,80%.

Untuk mengurangi angka kesakitan IMS dan HIV AIDS di Jawa Tengah

PKBI Jawa Tengah dan Dinas Kesehatan membentuk Griya ASA pada tanggal 10 Januari 2002

OUTREACH

719 WPS 250 pengasuh

250 wisma250 karaoke6 orang PE

aktif15 pengurus resosialisasi

SUNAN KUNING

Tujuan UmumMe↑pengetahuan &

kesadaran mengenai perilaku hidup sehat

Me↑pengetahuan & kesadaran mengenai kesehatan reproduksi

Me↑pengetahuan & kesadaran WPS untuk menggunakan kondom

setiap melakukan hubungan seks.

Me↑pengetahuan & kesadaranWPS agar

melakukan skrinning dan VCT secara berkala

Mengubah perilaku unsave sex save sex

• Apakah kegiatan dan manajemen kasus Outreach program Griya ASA PKBI Kota Semarang di Wilayah Resosialisasi Sunan Kuning Semarang sudah berjalan dengan baik?

Rumusan

Masalah

• Orang-orang yang memiliki risiko tinggi terhadap IMS dan HIV/AIDS.

Sasaran Outreac

h

Target Outreach

•Penggunaan kondom 100% oleh seluruh WPS di sunan kuning

•Seluruh WPS melakukan skrining secara rutin setiap 2 minggu

•Seluruh WPS melakukan VCT secara rutin setiap 3 bulan

Indikator

Outreach

•Angka IMS dan HIV/AIDS WPS menurun

•100% WPS melakukan skrining setiap 2 minggu dan VCT setiap 3 bulan secara rutin

•Penggunaan kondom oleh WPS 100%.

Strategi

Outreach

•Memfasilitasi tersedianya kondom

•Outreach difokuskan pada gang yang memiliki risiko tinggi

•Advokasi kepada tokoh masyarakat maupun stakeholder untuk mendukung program penurunan angka IMS dan HIV/AIDS

•Bekerjasama dengan dinas kesehatan untuk mendukung program Memerangi penyebaran HIV/AIDS

TINJAUAN PUSTAKA

OUT REACH OUT REACH ( Pendampingan ) :

suatu metode komunikasi yang bertujuan mengubah perilaku klien menjadi perilaku yang diharapkan.baik perilaku individual

ataupun kelompok

Tujuan

Meningkatkan pengetahuan

Meningkatkan kesadaran resiko

Mengubah perilaku yang berisiko

Prinsip

Pemberdayaan Santai

dan informasi

Intensitas dan

kedalaman informasi

Kepercayan dan

kerahasiaankreatifAresmen

Tahap kegiatan out reach

Infeksi menular seksualadalah infeksi yang sebagian besar

menular lewat hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular

Jenis-jenis IMS

Beberapa Penyakit Menular Seksual yang sering ditemukan di Indonesia

antara lain :

1. Bakteri : Gonorrhoe, Sifilis, Urethritis, Vaginosis Bakterial

2. Virus : AIDS, Herpes Genitalis, Hepatitis B, Kondiloma Akuminata

3. Jamur : Kandidiasis Vaginosis

4. Parasit : Skabies, Pedikulosis Pubis

Penularan IMS

Menurut Depkes RI (2006), penularan infeksi menular seksual dapat

melalui beberapa cara, yakni bisa melalui hubungan seksual, berkaitan dengan

prosedur medis (iatrogenik), dan bisa juga berasal dari infeksi endogen. Infeksi

endogen adalah infeksi yang berasal dari pertumbuhan organisme yang berlebihan

secara normal hidup di vagina dan juga ditularkan melalui hubungan seksual.

Sedangkan infeksi menular seksual akibat iatrogenik disebabkan oleh prosedur-

prosedur medis seperti pemasangan IUD (Intra Uterine Device), aborsi dan proses

kelahiran bayi.

Pengobatan IMS

Gonore penisilin, ampisilin, amoksisilin, seftriakson, spektinomisin, kuinolon, tiamfenikol, dan kanamisin

sifilis penisilin, sefalosporin, termasuk sefaloridin, tetrasiklin, eritromisin, dan kloramfenikol

Herpes genital

asiklovir, famsiklovir, valasiklovir

trikomoniasis Metronidazole

Pencegahan

Menunda sex bagi remaja

Hindari bergonta-ganti pasangan

Memakai kondom

dengan benar dan konsisten

HIV / AIDSHIV merupakan singkatan dari ’human

immunodeficiency virus’.  HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem

kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positive T-sel dan macrophages– komponen-komponen

utama sistem kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya

Cara penularan

Transfusi darah yang mengandung virus HIV

Hubungan seksual

Penggunaan jarum suntik secara bergantian

Penularan langsung dari ibu ke bayi pada saat kehamilan, persalinan dan saat menyusui

Patogenesis

Virus HIV masuk ke dalam tubuh

Mengikat diri pada molekul CD4

Virus masuk ke dalam target dan

melepas bungkusnya

Enzym revers transcriptase

Merubah RNA agar dapat bergabung

dengan DNA sel target

Sel target mengandung genetik dari

virus

Gejala

mayor Minor

Diagnosis HIV

Dasar dalam menegakkan diagnosa AIDS adalah :

1. Adanya HIV sebagai etiologi (melalui

pemeriksaan laboratorium).

2. Adanya tanda-tanda Immunodeficiency.

3. Adanya gejala infeksi oportunistik.

Pengobatan HIV

Pengobatan suportif :

Sebagian besar pasien malnutrisi : perlu dukungan nutrisi

Multivitamin : B-complex, C, E, selenium

Pengobatan simptomatik

Dukungan psikososial : depresi, ansietas

Pengobatan Infeksi Oportunistik (IO)

Pencegahan IO : kotrimoksasol

Pengobatan Antiretroviral

ARV replikasi virus ↓ penularan ↓

imunitas seluler ↑

risiko infeksi oportunistik ↓

mortalitas ↓ hidup lebih lama

morbiditas ↓ kualitas hidup membaik

Indikasi penggunaan ARVGejala & tanda klinis berkaitan HIV / AIDS

Ya tidak

↓ ↓

Mulai ARV periksa CD4

CD4 < 350 350 – 500 CD4>500

Mulai ARV periksa viral load ARV ditunda

awasi ketat CD4

VL<100.000 VL >100.000 bila VL>100.000

ARV tunda kecuali ARV disarankan

CD4 100/th,

koinfeksi HBV/HCV

Pencegahan HIVHindari bergonta-ganti pasangan

Gunakan kondom secara konsisten dan benar

Gunakan jarum suntik yang steril

Laporan Kasus WPS IMS Nama : O Umur : 19 tahun Jenis kelamin : Wanita Asal : Salatiga Agama : Islam Pekerjaan : Petugas Karaoke Pendidikan Terakhir : SMP Status Pernikahan : Belum menikah Alamat : Komplek SunanKuning,

Gang 5 Semarang Lama bekerja : 5 bulan

Bekerja di SK karena alasan ekonomi Ayahnya sudah lama meninggal sementara

dia mengaku ibu nya tidak pernah mengurus dia dengan baik, sehingga dia dan kakak kandung perempuannya setelah ayahnya meninggal dunia mulai berinisiatif untuk mencari uang sendiri demi membiayai kehidupan sehari-hari

Bekerja di SK karena diajak oleh temannya Posisi sekarang sebagai PK, Tidak menerima

tamu karena dilarang pacarnya. O tinggal bersama pacarnya di kosan dekat

SK. Sering melakukan HUS dengan pacarnya,

tetapi pacarnya tidak menggunakan kondom dengan alasan mengurangi kenikmatan.

Selalu melakukan vaginal douche dengan sabun sirih, dia membersihkan bagian dalam dengan jari

O selalu rajin mengikuti pembinaan atau sekolah yang diadakan setiap seminggu sekali.

Pengetahuan O cukup baik tentang IMS, HIV AIDS dan fungsi kondom.

O sendiri menyetujui sekali penggunaan kondom saat berhubungan seksual karena dia juga takut kesehatan organ reproduksinya terganggu

Menurut O, ibu asuh di wisma tempat dia bekerja cukup memperhatikan penggunaan kondom, itu dibuktikan dengan adanya poster di depan pintu tentang penggunaan kondom.

O pun juga memberitahukan bahwa ibu asuhnya cukup tegas untuk meminta para tamu selalu menggunakan kondom bila akan berhubungan seksual dengan anak asuhnya.

Ibu asuh juga kadang-kadang mengingatkan anak asuhnya untuk sekolah, skrining dan VCT.

O membeli sendiri kondom di warung, 1 kotak isi 20 seharga 24 ribu

Selain itu O juga mendapat 3 buah kondom saat pembinaan

Laporan kasus WPS non IMS

Nama : IRUmur : 30 tahunJenis kelamin : WanitaAsal : AmbarawaAgama : IslamPekerjaan : Pemandu Karaoke plusPendidikan Terakhir : SMPStatus Pernikahan : JandaAlamat : Wisma Saputra Gang 5,

Komplek Sunan KuningLama bekerja : 3 tahun

Sebelum bekerja di Sunan Kuning, IR bekerja sebagai baby sitter.

Penghasilan dari pekerjaan tersebut digunakan untuk membantu keluarga dan membiayai sekolah dan keperluan anaknya.

IR bekerja di Sunan Kuning karena dijerumuskan oleh temannya.

IR bekerja di Sunan Kuning sejak tahun 2006 namun tidak terus menerus, melainkan pernah keluar sebanyak dua kali namun selalu kembali lagi.

Dalam seminggu tamu IR sebanyak 2-3 orang. Ibu asuh peduli dan selalu mengingatkan klien

unutk menggunakan kondom. Selain itu, ibu asuh rajin mengontrol dan mengingatkan anak asuhnya untuk selalu mengikuti kegiatan, yang diadakan pengurus Resosialisasi maupun pengurus Griya ASA.

Menurut IR ibu asuh di wisma tempat dia bekerja sekarang sangat disiplin dan sangat bersahabat sehingga dia merasa nyaman bekerja dan segan terhadap ibu asuhnya.

penggunaan kondom belum 100%, jika tamu menolak memakai kondom, IR tetap bersedia, namun dengan memilih-milih tamu.

IR rajin mengikuti screening 2 minggu sekali di Griya ASA. Selain screening, IR juga melakukan VCT tiga bulan sekali

IR memiliki kebiasaan membersihkan vagina dengan cairan daun sirih setiap selesai berhubungan.

Selama ini tidak pernah ada keluhan di bagian vaginanya, hanya mengeluhkan sakit perut, yang diakui akibat kebanyakan mengkonsumsi alkohol

Dari pelatihan oleh Griya Asa, IR mendapat pengetahuan mengenai Infeksi menular seksual dan HIV.

IR mengaku takut akan bahaya HIV tersebut, tetapi menolak untuk berhenti dari profesinya dengan alasan tuntutan ekonomi untuk membantu membiayai hidupnya.

Analisis masalah Masalah responden Pemakaian kondom belum mencapai 100%. Cara WPS dalam melayani tamu yang tidak

aman. WPS yang tinggal di kost-kostan bersama

pacar dan berhubungan seksual dengan pacar tanpa menggunakan kondom.

Masih ada WPS yang tidak rutin hadir di sekolah dan melakukan pemeriksaan skrining maupun VCT.

Masalah disekitar responden Biaya yang harus disetorkan ke mucikari Tagihan kontrakan menyebabkan mucikari

sedikit menekan anak asuhnya untuk setoran.

Mucikari kurang memperhatikan pemakaian kondom bagi anak asuhnya.

Mucikari kurang perhatian untuk mengingatkan anak asuhnya untuk sekolah, skrining dan VCT.

Beberapa tamu atau pelanggan tidak mau membayar, apabila WPS mengharuskan memakai kondom.

Masalah di wilayah Sunan Kuning Masih terdapat insiden penyakit IMS di

Sunan Kuning. Masih terdapat insiden penyakit HIV di

Sunan Kuning. Pencapaian IMS pada bulan Maret 25%.

Alternatif Pemecahan masalah Lebih meningkatkan edukasi tentang

pengetahuan WPS dan mucikari terhadap penyakit IMS dan HIV/AIDS terutama dalam menekankan risiko apabila tidak memakai kondom saat berhubungan.

Melakukan pembinaan kepada seluruh mucikari terutama pada wisma yang terdapat WPS penderita IMS tentang penanganan kasus IMS dan HIV/AIDS.

Setiap mucikari lebih tegas dalam memberikan teguran, peringatan tertulis, atau tindakan bagi WPS yang tidak hadir di sekolah dan pemeriksaan skrining atau VCT.

Setiap mucikari lebih memperhatikan kebersihan kamar dan mengingatkan para WPS di setiap wisma tersebut agar selalu menjaga kebersihan diri.

Pembinaan yang lebih tegas kepada WPS dan pacar mereka yang tinggal bersama di kost-kostan agar menggunakan kondom saat berhubungan seksual dan menyarankan agar pacar WPS tersebut juga melakukan pemeriksaan skrining.

Kesimpulan 1. Penyelenggaraan kegiatan di Griya Asa sudah

berjalan dengan baik dan sangat membatu WPS dan mucikari dalam pengetahuan tentang kesehatan terutama dalam mencegah penyakit IMS dan HIV/AIDS.

2. Pencapaian IMS pada bulan Maret 25%, hal tersebut masih di bawah target yaitu 10% yang telah ditetapkan oleh pengurus Resosialisasi.

3. Kurangnya pendekatan dan koordinasi petugas terhadap mucikari di setiap wisma sehingga pengetahuan dan perilaku mucikari tentang kesehatan masih kurang.

4. Dari wawancara diketahui bahwa permasalahan ekonomi yang menyebabkan mereka melakukan pekerjaan sebagai WPS.

Saran 1. Petugas resosialisasi wajib memberikan sanksi yang

lebih berat terhadap WPS yang tidak mengikuti kegiatan Griya Asa secara berulang sesuai batas yang ditentukan.

2. Mengadakan pembinaan terhadap mucikari mengenai fungsi dan kewajibannya sebagai pengasuh WPS.

3. Mengadakan konseling disetiap wisma sehingga diharapkan WPS dan mucikari dapat lebih memahami secara langsung mengenai informasi kesehatan.

4. Pembinaan yang lebih tegas kepada WPS dan pacar mereka yang tinggal bersama di kost-kostan agar menggunakan kondom saat berhubungan seksual dan menyarankan agar pacar WPS tersebut juga melakukan pemeriksaan skrining.

Terima Kasih