Post on 16-Mar-2019
1
OPOLASTALA DAN TRINITAS
(SUATU STUDI PERBANDINGAN TERHADAP NILAI-NILAI AGAMA
SUKU TENTANG KETUHANAN DI BURU SELATAN DAN KONSEP
TRINITAS DALAM KEKRISTENAN)
TESIS
Diajukan kepada FakultasTeologi UKSW
Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Master Sosiologi Agama
Oleh
YUDI NOYA
7520011013
Program Studi Magister Sosiologi Agama
FakultasTeologi
Universitas Kristen SatyaWacana
2013
ii
iii
BERSAMA TUHAN ADA JALAN
KELUAR TERHADAP SEMUA
PERSOALAN
Janganlah Hendaknya Kamu Kuatir Tentang Apapun Juga,
Tetapi Nyatakanlah Dalam Segala Hal keinginanmu kepada
Allah dalam Doa dan permohonan dengan Ucapan Syukur
Filipi 4 : 6-7
iv
LEMBARAN PERSEMBAHAN
UNTUK MEREKA YANG TERSAYANG
Derasnya hujan tak dapat menghentikanmu
Teriknya mentari tak bisa menghalangimu
Keluh kesah tak pernah terdengar olehku
Ketegaran hatimu menguatkan setiap langkahku
Kau bagaikan sang surya yang selalu bersinar tepat
waktu
Tak ada yang dapat menggantikan sosok dirimu di
hatiku
v
Tidak ada kehangatan yang dapat menggantikan
kehangatan dirimu
Tidak ada senyuman terindah selain senyuman-mu
MAMA
Kehadiranmu membuat hidupku berarti
Aku sanggup melangkah melewati badai hidup
Walau duri dan kerikil menusuk jantung ini
Namun Ku kan terus melangkah hingga garis finis
Sebab Ku tahu
MAMA
Selalu ada bersamaku
vi
Kini Kebahagiaan telah ku raih
Satu babak dalam hidupku telah terbuka
Dengan sepasang tangan yang kokoh
Membelai memberikan kekuatan
Bagi jiwa ku yang hampir rapuh
PAPA
Engkaulah benteng perlindungan ku, Tempat ku
mengaduh
Ketekunanmu membuat ku menghargai
ARTI HIDUP
Terima kasih Mama, Terima kasih Papa
vii
Terima kasih atas segala yang telah ku terima
Dan Rangkaian kata kan ku ukir di dada ini
Hanya untuk mengungkapkan
Betapa aku bersyukur
Syukur
Syukur
Kesempurnaan hidup telah ku dapati
Sebab
ALLAH
ku sungguh dasyat
Kemuliaan, Keagungan-Nya melebihi jagad raya
viii
Semua yang Tersayang selalu mendukungku
Ku tak pernah sendiri melewati gersangnya
HIDUP INI
Selalu ada kakak, saudara dan sahabat
Suka dan duka berganti tanpa henti
Bagaikan aliran sungai yang mengalir
Tak berujung Namun pasti
“Itulah Hidup”
Karena
“masalah adalah tanda bahwa kita hidup”
Terima kasih
ix
CINTA
Sosok dirimu sangat berarti untukku
Yakinlah
Hanya Aku yang paling memahami besar arti
Kejujuran Diri
Indah Sanubari mu
KASIH
PERCAYALAH
TESIS ini Kupersembahkan untuk kalian semua
yang kukasihi
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan rahmat-Nya dalam Tuhan Yesus Kristus, maka saya dapat menyelesaikan tesis
ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu, saya menyadari bersamaNya, saya mampu
menyelesaikan semua yang Ia percayakan kepada saya untuk dikerjakan dari awal
saya masuk pada magister ini.
Dalam penyusunan tesis ini judul yang diambil ialah Opolastala dan Trinitas
(Suatu studi perbandingan terhadap nilai-nilai agama suku tentang ketuhanan di Buru
Selatan dan Konsep Trinitas dalam kekristenan ). Tulisan ini lahir dari realita yang
dialami oleh masyarakat Buru Selatan khususnya jemaat Waelo yang merefleksikan
Iman secara kontekstual melalui Opolastala sebagai bentuk Trinitas dari kepercayaan
mereka. Hal ini sekaligus merupakan manifestasi dari kehadiran gereja yang
kontekstual dalam kehidupan masyarakat. Selain melalui penelitian lapangan,
berbagai sumber lainnya, digunakan dalam tesis ini yang berusaha utnuk menjawab
masalah yang menjadai Tujuan Judul Tesis ini.
Demikian tesis ini saya susun. Namun, dengan menyadari akan
kekurangannya, maka saya mengucap syukur kepada Tuhan, karena Ia telah
memberikan pihak-pihak yang mendukung saya melalui semangat, saran dan kritik
untuk selesainya tesis ini. Oleh karena itu, ucapan terima kasih saya kepada :
1. Universitas Kristen Satya Wacana, terkhususnya Magister Sosiologi
Agama yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk menuntut
ilmu dan mengembangkan diri dalam dunia pendidikan.
xi
2. Pdt. Prof John A. Titaley, ThD., selaku pembimbing utama yang telah
memberikan pengetahuan dalam proses penyelesaian tesis ini dan
memberikan ujian ketika mendekati hari Natal. Dukungan dan Motivasi
yang bapak berikan selama bimbingan sungguh berharga Bagi saya.
Semoga Tuhan Yesus memberkati Bapak dan keluarga.
3. Dr. Flip P.B. Litaay SH, MS., selaku pembimbing kedua, dosen dan telah
menjadi orang tua kedua bagi penulis. Terima kasih untuk semua masukan,
kritikan yang sangat membangun, bantuan dan sumbangan pengetahuan
selama penulis menulis tesis ini. Untuk semua motivasi dan semangat yang
diberikan, penulis mengucapkan banyak terima kasih. Tuhan Yesus
memberkati Bapak dan keluarga.
4. Pdt. Dr. Ebenheizer I. Nuban Timo., selaku penguji yang telah
memberikan masukan yang berarti, sekaligus seorang motivator yang
selalu memberikan bantuan dan dorongan. Terima kasih banyak Tuhan
Yesus memberkati Bapak dan keluarga.
5. Pdt. Dr. Daniel Nuhamara M.Th., selaku dosen wali. Terima kasih banyak
untuk setiap dorongan dan masukan yang telah diberikan. Tuhan Yesus
memberkati Bapak dan keluarga selalu
6. Seluruh dosen dan pegawai: Bapak David Samiyono, Pdt. Retnowati, Pdt.
Thobias Messakh, Pdt. Dien Sumiyatiningsih, Pa Semangun, Ibu Citra, Pa
Totok, ibu Budi, Mba Liana. Terima Kasih Atas Ilmu, semangat, bantuan
dan canda tawa yang telah diberikan sungguh berarti bagi saya.
7. Pemerintah dan masyarakat negeri Buru Selatan yang telah membantu
proses penelitian. Tuhan Yesus memberkati.
xii
8. Pdt Kelly. Tupan., Trima Kasih Banyak untuk semua bantuan dan motivasi
yang selama ini diberikan. Usaha yang keras pasti memberikan hasil yang
terbaik adalah ajaran yang kaka ajarkan, kini telah adik rasakan. Tuhan
memberkati kaka dan keluarga selalu
9. Seluruh Masyarakat Waelo yang telah membantu seluruh proses penelitian
tesis ini, Trima Kasih Banyak Tuhan Yesus memberkati
10. Papa dan mama tersayang, yang selalu mengingatkan, mendoakan,
menyayangi, memberi dukungan dan menyediakan semua yang saya
butuhkan. Terlalu indah semua yang mama dan papa beri. Semoga apa
yang penulis lakukan dapat memberi kebahagiaan dan kebanggaan bagi
papa dan mama.
11. Saudara terkasih Berti Noya, Ua In, Terima kasih untuk kasih sayang dan
motivasi yang diberikan. Semoga hal ini dan memberikan kebahagiaan dan
kebanggaan bagi kalian yang adalah anugrah terindah yang diberikan
Tuhan
12. Kaka Levi Siahaya, terima kasih untuk semua motivasi yang telah
diberikan baik secara moril maupun materi. Semoga hal ini dan
memberikan kebahagiaan dan kebanggaan bagi kaka. Tuhan memberkati
kaka dan keluarga.
13. Basudara Markas, Kaka Oby, kaka Eric, kaka Econ, kaka Nelson, kaka
Ampi, kaka Chris, bu Joberth, bu Vicky, kaka Jhon dan bu Petra. Dangke
banyak buat semua dukungannya. Tuhan Yesus memberkati katong samua
kedepan.
xiii
14. Dangke banyak vor bu Eten, bu Rio, bu Anes, bu Ai, usi Nevi, usi Esy, usi
Lana... yang telah memberikan dorongan dan motivasi. Tuhan Yesus
memberkati basudara samua.
15. Sahabat terbaik, bung Aleka, bung Gustav, bung Gerald, bung Nunu, usi
Sari, usi Lery, usi Medlyn, Dangke banyak sudah membantu beta dalam
segala hal... Yakinlah katong samua pasti sukses, Tuhan Yesus jaga katong
punya persahabatan selalu.
16. Teman-teman Magister Sosiologi Agama UKSW 2011, terima kasih atas
persahabatan dan kasih sayang yang tumbuh selama ini, sungguh berharga.
Tuhan Yesus memberkati katong s’mua.
17. Cintaku, Stevany F. W. Pattiasina (Wences) Terima Kasih untuk
kehadiranmu dalam hidupku. Terima kasih buat semua dukungan yang
telah kau berikan. Terima kasih karena kau selalu memberikan semangat
dan motifasi bagiku untuk menyelesaikan penulisan ini. Terima kasih buat
semuanya. Tuhan Yesus tetap menyertai kita berdua ke depan.
18. Semua pihak yang telah memberi dukungan dan motivasi kepada penulis.
Semoga Tuhan Yesus selalu memberkati kita semua.
Salatiga, 01 Februari 2013
xiv
ABSTRAK
Tuhan dipahami ada dalam realitas yang abstrak dan empirik. Pada aras
abstrak, Tuhan menempati tempat-tempat yang sakral, ideal dan transenden.
Masyarakat memahaminya sebagai “Tuhan yang di atas.” Sebagai Tuhan dalam aras
abstrak ini, Ia berkuasa mengendalikan segala sesuatu dan kuasanya itu hanya bisa
dirasakan, diyakini dan dipercayai, walau sebetulnya ia tetap abstrak. Pada aras ini
agama-agama maupun kepercayaan-kepercayaan kemudian melahirkan berbagai
doktrin mengenai Tuhan sebagai tokoh adikodrati yang tak terlihat ( Invisible God).
Sementara pada aras empirik, Tuhan itu kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai
identitas, simbol dan personifikasi. Pada saat ini agama-agama membuat bagi
dirinya, identifikasi Tuhan dalam berbagai atribut budaya (Cultural names of God).
Kemudian dikenal berbagai identitas budaya mengenai Tuhan dalam agama-agama
seperti Allah SWT (Islam), Syang Hyang Widi Wasa (Hindhu), Tritunggal (Kristen),
Thian (Konghucu), Yahweh (Yahudi), Aluk to Dolo (Toraja), Ranying (Dayak
Kaharingan), Opolastala (Pulau Buru) dan lainnya. Identitas budaya mengenai Tuhan
ini kemudian diyakini sebagai cara Tuhan mengekspresikan diriNya didalam
masyarakat/dunia, oleh setiap agama. Karena itu, penyebutan tentang Yang Mutlak
dapat saja berbeda-beda, sesuai dengan pengalaman manusia yang disapa oleh Yang
Mutlak. Pemahaman tentang konsep Tuhan dipengaruhi oleh iklim, letak geografis
dan alam manusia hidup. Karena lingkungan tersebut membentuk pemikiran manusia
tentang sosok yang disebut Yang Mutlak (Abstrak/ Absolut/ Eternal One).
Konsep Tuhan menurut orang Kristen disebut dengan istilah Tritunggal.
Tritunggal adalah gambaran Tuhan yang esa dalam menyatakan dirinya kepada
manusia melalui tiga cara. Ini bukan berarti ada tiga Tuhan yang disembah
melainkan ada tiga pengalaman akan Tuhan yang satu dalam kepercayaan umat
Kristen.
Konsep Tuhan dalam kekeristenan ini memiliki kesejajaran dengan konsep
Tuhan dalam komunitas Bupolo di pulau Buru yang menyebut Tuhan dengan istilah
Opolastala. Opolastala adalah pemberian nama budayawi kepada Yang Mutlak yang
berasal dari konteks alam, ekonomi, budaya kehidupan setempat. Opolastala dalam
xv
praktek adat dan kebudayaan komunitas Bupolo dikenal dalam tiga dimensi yakni
Opo Geba s’nulat (Allah Pencipta) , Opo Geba BIlangan (Allah yang
menyelamatkan) dan Opo Geba Panatat (Allah yang berdiam bersama). Melalui
studi pustaka dan wawancara yang dilakukan, hasil analisa menunjukan adanya
persamaan dan perbedaan antara konsep Opolastala dan Trinitas dalam keristenan.
Persamaan dan perbedaan ini menunjukan bahwa Tuhan dalam konsep empirik
selalu memliki perbedaan satu dengan yang lainnya, akan tetapi dalam arah abstrak
setiap kepercayaan selalu memiliki nilai yang sama, tidak ada yang lebih tinggi atau
lebih rendah dibandingkan lainnya, sehingga memaknai Tuhan secara kontekstual
bukan sebuah tindakan sinkritisme semata, namun merupakan cara memahami
kehidupan masyarakat secara lebih dekat.
Kata Kunci : Opolastala dan Trinitas
xvi
DAFTAR ISI
LEMBARAN JUDUL ……………………………………………………. i
LEMBARAN PENGESAHAN…………………………………………… ii
MOTTO……………………………………………………………………. iii
LEMBARAN PERSEMBAHAN…………………………………………. vi
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. x
ABSTRAKSI………………………………………………………………. xiv
DAFTAR ISI……………………………………………………………… xvi
Peta 1 Peta Pulau Buru Selatan………………………………………… Ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………… 1
1.1.1 Identifikasi Permasalahan……………………………………… 1
1.1.2 Alasan Pemilihan Judul………………………………………….. 7
B. Perumusan Masalah (Riset Question)…………………………………. 8
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………., 8
D. Metode Penelitian………………………………………………………. 9
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian…………………………………….. 9
2. Lokasi Penelitian……………………………………………………. 10
3. Sumber Data…………………………………………………………. 10
E. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………… 11
F. Signifikansi Penelitian………………………………………………….. 12
1. Signifikansi akademis……………………………………………….. 12
2. Signifikansi Praktis……………………………………………………13
xvii
G. Definisi Istilah-Istilah……………………………………………………13
H. Garis Besar Penulisan…………………………………………………... 13
BAB II KONSEP TUHAN
A. Masa awal Perkembangan Trinitas …………………………..……… … 15
1. Masa Gereja Purba ………………………………………………… .15
2. Masa Peralihan Palestina ke Yunani………………………….………16
2.1 Pluralisme ……………………………………………………… 17
2.2 Monarkhianisme ………………………………………………… 18
2.2.1 Monarkhianisme Dinamis ………………………………….19
2.2.2 Monarkhianise Modalis……………………………………..19
3. Masa Pra Konsili…………………………………………………….. 20
3.1 Irenius ……………………………………………………………20
3.2 Tertulianus ………………………………………………………. 23
3.3 Origenes………………………………………………………….. 26
B. Perkembangan Trinitas Masa Konsili ………………………………… . .28
1. Latar Belakang Konsili Nicea ………………………………………. 29
1.1 Pandangan Arius………………………………………………… 30
1.2 Konsili Nicea …………………………………………………… 32
2. Latar Belakang Konsili Konstantinopel……………………………...34
2.1 Athanasius………………………………………………………..35
2.2 Ketiga Orang Kapadokia Basilius Agung, Gregorius dari
Nyssa dan Gregrorius dari Nazianze ……………………………..37
2.3 Konsili Konstantinopel……………………………………………38
C. Perkembangan Trinitas Masa Pasca Konsili ……………………………..39
xviii
1. Trinitas Imanen..................................................................................... 39
1.1 Kesatuan Allah ……………………………………….................. 40
1.2 Hakikat Allah …………………………………........................... 41
2. Ekonomi Keselamatan ...…………………………………………….. 42
D. Perkembangan Trinitas Masa Kini………………………………………. 43
1. Trinitas Monopersonal ……………………………………………….44
2. Trinitas Sosial…………………………………………………………45
E. Trinitas Masa Pluralsme Agama-Agama…………………………………. 47
F. Kesimpulan ……………………………………………………………… 50
BAB III KONSEP OPOLASTALA
A. Pendahuluan …………………………………………………………… 53
B. Konteks Buru Selatan ………………………………………………… 54
1. Deskripsi Komunitas Bupolo……………………………………… .. 55
2. Deskripsi Kondisi Alam Komunitas Bupolo……………………… ...56
3. Deskripsi Kosmologi Komunitas Bupolo…………………………… 57
4. Deskripsi Dimensi Kearifan Komunitas Bupolo…………………… 59
5. Deskripsi Dimensi Ruang Komunitas Bupolo……………………… 62
6. Deskripsi Dimensi Kekerabatan Komunitas Bupolo ………………. 69
7. Klasis ( Gereja ) Di Buru Selatan ……………………………………70
C. Deskripsi dan Analisa Data ……………………………………………
72
1. Asal-usul Kepercayaan Orang Bupolo……………………………… 73
1. 1 Pengertian Opolastala ………………………………………… 73
1. 2 Asal Usul Manusia Pertama Komunitas Bupolo……………… 73
xix
1. 3 Asal-Usul Kepercayaan Komunitas Bupolo…………………… 74
2. Dimensi Aktifitas dan Adat Kepercayaan Komunitas Bupolo………78
2. 1 Aktifitas Berkebun…………………………………………….. 78
2.1.1 Adat Sihit ( Sasi ) …………………………………………. 78
2.1.2 Adat menebang Pohon ( Latak dan Tahak ) ……………… 78
2.1.3 Adat Membakar ( Pefak )…………………………………. 79
2.1.4 Adat Menanam ( Sekak ) ………………………………… 80
2.1.5 Adat Panen ( Egu )……………………………………….... 82
2.1.6 Adat Persembahan ( Tema )………………………………...83
2. 2 Aktifitas berburu………………………………………………. 84
2.2.1 Persiapan Diri ……………………………………………... 84
2.2.2 Prosesi Berburu …………………………………………… 85
2.2.3 Ungkapan Syukur ……….. ……………………………… 87
2. 3 Aktifitas di Tempat Keramat………..…………………………. 87
2.3.1 Keramat Rana ……………………………………………... 88
2.3.2 Keramat Butal ……………………………………………... 88
2.3.3 Keramat Husmsikit ……………………………………….. 88
3. Dimensi Opolastala Sebagai Tuhan………………………………….89
3. 1 Opo Geba S’nulat Sebagai Allah Pencipta Langit dan Bumi……89
3. 2 Opo Geba Bilangan Sebagai Allah Yang Mengenal dan
Memilihara Umatnya…………………………………………… 92
3.3 Opo Geba Penatat Sebagai Allah Yang Berdiam bersama dan
Memberkati Umatnya ………………………………………….. 96
3.4 Relasi Opo Geba S’nulat, Opo Geba Bilangan dan Opo Geba
xx
Penatat………………………………………………………….. 97
4 Cara Masyarakat Memaknai Opolastala Sebagai Bentuk Harmonisasi
Antara Allah, Manusia Dan Alam……………………………………. 99
5 Kesimpulan.......................…………………………………………… 102
BAB IV PERBANDINGAN KONSEPTUAL
A. Trinitas Sebagai Konsep Harmonisasi Agama-Agama …………………104
B. Persamaan dan Perbedaan Trinitas dan Opolastala .……………………107
1. Persamaan Trnitasdan Opolastala …………………………………. 107
2. Perbedaan Trinitas dan Opolastala ..………………………………. 113
C. Refleksi Mengenai Yang MahaTinggi dan Solusi Terhadap
Konsep Tuhan Yang Plural ……………………………………………. 125
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………… 132
B. Saran dan rekomendasi ………………………………………………. 135
DAFTAR PUSTAKA ................…………………………………………….... 139
xxi