Okt MasaDepanKP - Pustaka Ilmiah Universitas...

Post on 08-Apr-2019

220 views 0 download

Transcript of Okt MasaDepanKP - Pustaka Ilmiah Universitas...

~ SEPUTAR INDONESIAo Selasa Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 @ 13 14 15 1617 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

OJan OPeb oMar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep • Okt ONov .ODes

Masa Depan KPROMLIATMASASMITA

Guru Besar Universitas Padjadjaran(Unpad)/Inisiator KomisiPemberantasan Korupsi (KPK)

Setiapkritikdiidentikkan

denganpelemahan.Konstruksi

pemikiran sepertiinitelah

menempatkankelima pimpinan

KPKmengabaikansopan santun dan

etikakelembagaan.

paya membentuk Ko-misi PemberantasanKorupsi (KPK) tidak

mudah karena memerlukanstudi kelayakan yang dapat di-terima ketika itu (era Refor-masi) dan memenuhi harapanrakyat yang dimandatkan da-lam TAPMPR Nomor XI/1998.Selain itu, sejalan dengan pen-cabutan UU No 3 Tahun 1971dengan UU No 31 Tahun 1999yang memasukkan ketentuanpembuktian terbalik terbatasdan mengingat belum efektif-nya kepolisian dan kejaksaanmemberantas korupsi, makadigagas pembentukan KPKoleh Fraksi PPP dan kemudiandicantumkan dalam Pasal 43UUNo 31Tahun 1999.

Pembentukan KPK sempattergantung selama dua tahunketika itu karena pemerintahdan parlemen masih ragu akankeberdayaan badan baru ter-sebut. Tuntutan reformasi yangterus menggema akhirnya·mendorong pemerintah me-lalui Kementerian Kehakiman(masa Yusril Ihza Mahendra)yang melanjutkan bersama-sama Taufiequrrahman Ruki,Teten Masduki, Prof J Sahe-tapy, Chamid Halid, dan se-orang anggota BPKP, sertapenulis untuk melakukan studibanding dengan dana bantuanADB senilai USD1 juta me-ngunjungi Hong Kong, Aus-tralia, Singapura, Malaysia,Filipina, dan Thailand.

Selain itu penulis bersama-sama Jusuf Syakir (man tanKetua KPKPN) dengan danaUSAID telah mengunjungiWashington DC untuk me-ninjau Departemen Kehakim-an dan Kantor EtikPemerintah(Government'sofPublicEthics)unq.ti<meneliti mekanisme pe-laporan harta kekayaan penye-lenggara negara.

Ada beberapa kesimpulanyang kami dapatkan dari bebe-

rapa studi banding tersebut.Pertama bahwa struktur orga-nisasi dan komposisi pimpinankomisi antikorupsi di negara-negara objek studi masih ber-ada di bawah perdana menteriatau gubernur jenderal. For-matnya pun hanya terdiri atastiga pimpinan saja serta hanyamemiliki ~ewenang penyidik-an, sedangkan wewenang pe-nun tu tan berada pada ke-jaksaan.

Kedua, wewenang pro-yus-tisiakomisitersebuttidakman-diri karena masih menungguizin Perdana Menteri atau Gu-bernur jenderal untuk me-nyidik tersangka penyeleng-garanegara.

Ketiga,wewenangpenyadap-an di negara tersebut harus se-izin pengadilan negeri. KondisiIndonesia di mana sistem biro-krasi dan sistem peradilanwarisanOrdeBarumasihkoruptidak mungkin mengikuti ke-dudukan dan pola kerja komisiantikorupsi di negara-negaratersebut.

Aturan KetatBerdasarkan kajian ter-

sebut, muncullah ketentuankewenangan KPK yang luarbiasa sebagaimana tercantumdi dalam UU No 30Tahun 2002tentang KPK. Latar belakangdan landasanpemikiran pem-bentukan KPK tersebut tentumemerlukan pimpinan (ko-misioner) KPK yang beranimati, berintegritas tinggi, ti-daklagimaudipengaruhisiapapun, termasuk keluarganya,dan memiliki solidaritas inter-nalyangkuat.

Kelima pimp in an KPK di-ikat dalam satu ketentuan un-tuk memutuskan secara kolek-tif setiap langkah hukum yangdilakukan. Kepada mereka di-berlakukan ketentuan dasyarat-syarat pengangkatadan pemberhentian yangketat

Kliping Humas Onpad 2011

dan keras, termasuk penerap-an sanksi pelanggaran hukumdan kode etik.

Ketentuan keras dan ketatbertujuan untuk memelihara .dan menjaga kewibawaan pirn-pinan KPK di hadapan Iem-baga penegak hukum lain dandi hadapan publik karena ke-wenangan KPK menjadi lem-baga koordinasi dan supervisilembaga penegak hukum laindan kementerian dan lembagadilndonesia.

Selepas KPK jilid I, sejakmuncul kasus Bibit-Chandra,publik dihadapkan pada ke-ragu-raguan akan profesionali-tas dan integritas pimp in anKPK. Sampai akhirnya dudukperkara kasus ini dibuat jelasdengan turunnya PutusanMahkamah Konstitusi (MK)RIsebagai tindaklanjutdariTim8di bawah pimpinan AdnanBuyung Nasution.

Namun trauma kriminal-isasi Bibit-Chandra tetap ber-gayut di kalangan pimpinanKPK sampai saat ini sehinggamereka tampak sering ragu-ragu ketika KPK menghadapikasus korupsi yang melibatkankekuasaan; sekalipun telahberhasil menetapkan hampir40 pejabat negara sebagai ter-sangka/terdakwa/terpidana.

EtikaKPK diakui telah menjadi

ikon pemberantasan korupsi dimatamasyarakatmelebihiPolridan kejaksaan. Terlebih lagi dikalanganlembaga swadaya ma-syarakat antikorupsi sehinggaada tuntutan KPK tidak bolehdipersalahkan atau dikritik.BahkanKPKditempatkan padakedudukan yang lebih tinggidari MK atau MA. Setiap kritikdiidentikkan dengan pelemah-an.Konstruksi pemikiranseper-ti ini telah menempatkan ke-lima pimpinan KPK mengabai-kan sopan san tun .dan etika

kelembagaan.Konsistensi kiprah KPK da-

lam menjalankan tugas danwewenang sesuai dengan UUKPK patut diapresiasi sampaisaat ini. Akan tetapi ketika se-orang pimpinan KPK dan pe-gawai di bawahnya telah di-nya takan melanggar kode etik,bahkan terjadi dissenting-opinion dalam masalah pelang-garan etika, maka melunturlahkepercayaan publik. Padahalkepercayaan itu telah di-bangun dengan susah payahdan kerja keras pemerintahmembentukKPKsertakinerjabaik yang telah dilaksanakanpimpinan KPK jilid I.

Adalah suatu keniscayaanbahwa kondisi KPK saat initelah dijadikan bulan-bulanandan tidak selalu benar bahwareaksi tersebut sebagai corrup-tors fight back atau pelemahanKPK. Contoh terakhir peng-akuan Nazaruddin diakui olehsalah satu pimpinan KPK danpegawainya diikuti dengan pu-tusan Komite Etik yang telahmenempatkan KPK bak pe-patah "kering setahun dihapushujan sehari". Keadaan ini me-nunjukkan public trust kepadapimpinan KPK semakin me-nurun dan mengkhawatirkan.

KPKsebagailembaga tidakboleh dibubarkan, tetapi selek-si calon pimpinan KPK harusdiperketat lagi. Seleksi itu di-sesuaikan dengan pengalamanseleksi calon pimp in an KPKyang lampau serta masalahpergantian pimpinan KPK ditengahjalan dan pemberhenti-an pimpinan KPK serta kodeetik pimpinan dan pegawaiKPK, termasuk sank si terha-dap pelanggarannya. Perubah-an-perubahan tersebut tidakmungkin tanpa perubahan ter-hadap UU KPK (2002) dansudah saatnya setelah melaluiperjalanan selama delapantahun .•