Post on 18-Jan-2016
description
i
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
“Analisis Pengaruh Suhu terhadap Kualitas Biodiesel dari Biji Trembesi
(Samanea Saman) melalui Metode Esterifikasi-Transesterifikasi”
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
1. Nurul Lukitasari (12030194039) Angkatan 2012
2. Nensa Fassenda S (12030194016) Angkatan 2012
3. Rifkotin Na’imah (12030194028) Angkatan 2012
4. Dicky Supangat (13030234028) Angkatan 2013
5. Puma Manggala (13030234033) Angkatan 2013
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2014
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
RINGKASAN .............................................................................................. iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah............................................................................. 2
1.3 Tujuan penelitian .............................................................................. 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKAN
2.1 Trembesi .......................................................................................... 3
2.2 Biodiesel .......................................................................................... 3
2.3 Esterifikasi ....................................................................................... 4
2.4 Transesterifikasi ............................................................................... 5
2.5 Pengaruh Suhu ................................................................................. 6
BAB 3. METODE PENELITIAN............................................................... 7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya............................................................................... 9
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota Kelompok, dan Dosen Pembimbing .... 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan penunjang ......................................................................... 17
2. Bahan habis pakai ............................................................................ 17
3. Perjalanan ........................................................................................ 18
4. Lain-lain........................................................................................... 18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas .......... 20
Lampiran 4.Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana ................................. 22
iv
RINGKASAN
Pembuatan biodiesel dengan bahan dasar minyak nabati umumnya
dilakukan dengan menggunakan dua reaksi yaitu reaksi esterifikasi dan
transesterifikasi. Biji trembesi mengandung minyak nabati yang mampu
digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Pemanfaatan biodiesel biji
trembesi berkualitas tinggi diharapkan mampu menggantikan bahan bakar minyak
yang tidak dapat diperbaharui tanpa adanya emisi senyawa kimia yang berbahaya.
Pembuatan biodiesel biji trembesi menggunakan metode reaksi esterifikasi dan
transesterifikasi dengan bantuan katalis.Digunakannya dua reaksi dalam
pembentukan biodiesel pada variabel suhu yang ditentukan dalam keperluan
analisis kadar asam lemak bebas pada reaksi esterifikasi. Kemudian dilanjutkan
reaksi transeterifikasi untuk mendapatkan biodiesel murni yang bekualitas dengan
suhu yang sesuai pada varian temperatur yang telah ditentukan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui penerapan dan pengaruh suhu yang sesuai digunakan
dalam reaksi esterifikasi dan transesterifikasi terhadap optimalisasi kualitas
biodiesel biji trembesi. Tahapan yang dilakukan untuk mendapatkan metil ester
yaitu dengan mereaksikan minyak biji trembesi dengan metanol pada
perbandingan 1:5 untuk reaksi esterifikasi (pertama) dan transesterifikasi (kedua)
selama 2 jam dengan variasi suhu yang telah ditentukan. Variabel suhu yang
digunakan dalam reaksi esterifikasi sebesar 65°C, 70°C, dan 80°C, sedangkan
pada proses transesterifikasi variabel suhu yang digunakan sebesar 55°C, 60°C
dan 65°C dugaan sementara menunjukakan bahwa semakin tinggi suhu maka
semakin besar asam lemak tak jenuh yang dihasilkan serta semakin bagus pula
kualitas metil ester yang terbentuk.
Keywords: biodiesel, trembesi, esterifikasi, trasesterifikasi , dan pengaruh suhu.
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan bakar minyak adalah salah satu kebutuhan yang sangat diperlukan
masyarakat saat ini untuk mencukupi kebutuhan di sektor transportasi dan energi.
Bahan bakar minyak merupakan bagian dari sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui karena berasal dari fosil, sehingga penggunaan bahan bakar minyak
secara terus-menerus akan berpengaruh pada kuantitasnya di alam.
Indonesia termasuk pengimpor bahan bakar minyak dari negara lain.
Pemerintah pun baru-baru ini mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan harga
BBM di Indonesia. Dengan adanya kenaikan harga BBM tersebut akan
berdampak pada naiknya biaya transportasi, biaya produksi industri dan
pembangkitan tenaga listrik. Selain itu, Indonesia masih sangat bergantung pada
bahan bakar berbasis fosil sebagai sumber energi. Sehingga perlu
penganekaragaman energi dengan memanfaatkan energi terbarukan (renewable).
Biodiesel merupakan bahan bahan bakar alternatif yang dapat terbuat dari
berbagai macam minyak nabati dan lemak hewan melalui proses esterifikasi dan
transesterifikasi (Pinzi etal., 2011).Umumnya minyak-minyak nabati yang
digunakan untuk memproduksi biodiesel adalah minyak dari sawit, jarak, kedelai,
jagung dan biji-bijian yang mengandung kadar minyak tinggi. Selain termasuk
dalam bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, biodiesel juga bersifat
biodegradable dan tidak beracun karena dapat mereduksi emisi gas berbahaya
seperti kabon monoksida (CO), ozon (O3), sulfur dioksida(SO2) dan lain-lain.
Keuntungan lainnya yaitu biodiesel dapat diproduksi secara massal di banyak
negara, contohnya USA yang memiliki kapasitas untuk memproduksi lebih dari
50 juta galon biodiesel per tahun. Meskipun begitu, biodiesel yang saat ini
sebagian besar diproduksi dari sawit dapat menurunkan ketersediaan bahan baku
dalam negeri dan biaya produksi bahan bakunya melebihi biaya produksi bahan
baku fosil.
Dalam hal ini, perlu adanya variasi bahan baku yang mudah didapatkan dan
berpotensi untuk menjadi biodiesel yang berkualitas. Biji tanaman trembesi
(Samanea Saman) salah satunya, biji trembesi ini memiliki kandungan minyak
yang tinggi. Selain itu tanaman yang sering dikenal dengan sebutan Ki-Hujan ini
sudah menjadi terobosan Pemerintah untuk menjadikannya tanaman kanopi
peneduh. Satu pohon dengan bentangan tajuk 15 – 20 meter (tajuk pohon tidak
persis membentuk lingkaran) dapat menyerap gas CO2 sebesar 28,5 ton per tahun
(Dahlan,2007), sehingga tanaman ini sangat bermanfaat untuk mengatasi
pemanasan global yang mengancam keberlangsungan kehidupan manusia.
Tanaman trembesi juga merupakan jenis tanaman cepat tumbuh (fast growing
species) sehingga menambah nilai positif tanaman ini. Meskipun tanaman ini
tidak berasal dari Indonesia, namun sudah banyak ditemui pohon-pohon trembesi
2
di sekitar kita. Salah satunya di Universitas Negeri Surabaya yang telah
menggunakan tanaman ini sebagai pohon peneduh di area kampus.
Pemanfaatan biji trembesi sendiri kurang optimal, hal tersebut tampak
bahwa biji-biji polong yang terjatuh dari pohonnya hanya akan menjadi sampah
dan tidak dipergunakan. Di lingkungan UNESA banyak ditemukan biji trembesi
berserakan yang justru akan mengurangi keindahan lingkungan, begitu pula di
Surabaya. Pohon trembesi yang bermanfaat sebagai tanaman kanopi peneduh akan
bertambah manfaatnya jika bijinya dapat digunakan dengan baik. Biji polong
trembesi dapat diolah menjadi bahan baku biodiesel. Biji trembesi mengandung
karbohidrat, lemak, flavonoid, saponin, steoid, kardiac, glycosides, dan asam
lemak. Asam lemak inilah yang kemudian dapat diubah menjadi biodiesel.
Berdasarkan hal di atas maka kami mencoba untuk memanfaatkan biji
trembesi menjadi biodiesel dengan metode esterifikasi dan transesterifikasi. Di
samping itu juga akan menganalisis pengaruh suhu yang sesuai dalam
memproduksi mutu biodiesel yang dihasilkan pada biji trembesi saat metode
esterifikasi dan transesterifikasi. Suhu yang sesuai ditandai dengan kualitas dan
kuantitas biodiesel yang baik. Biodiesel dengan kualitas terbaik inilah yang
nantinya akan menambah dayaguna tanaman trembesi serta keanekaragaman
energi. Dengan kualitas biodiesel yang baik dari biji trembesi diharapkan mampu
menjadi sumber bahan bakar minyak campuran solar dengan nilai oktan tinggi
serta ramah lingkungan, tanpa adanya emisi senyawa berbahaya yang menjadi
faktor pemanasan global.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh suhu pada reaksi esterifikasi dan
transesterifikasi pembuatan metil ester terhadap optimalisasi kuantitas
dan kualitas produksi biodiesel biji trembesi?
2. Pada suhu berapakah optimalisai kualitas biodiesel yang dihasilkan
saat reaksi estreifikasi dan transesterifikasi?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu yang digunakan
dalam reaksi esterifikasi dan tranestreifikasi guna mengoptimalkan kuantitas dan
kualitas biodiesel biji trembesi yang bermutu tinggi dan untuk mengetahui suhu
yang sesuai dalam optimalisasi kualitas produksi biodiesel biji trembesi.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TREMBESI
Trembesi atau ki hujan (Samanea Saman) merupakan tumbuhan berkayu
yang kekar, kokoh, serta rindang dengan bentuk kanopi yang memayung.
Trembesi dapat mencapai tinggi maksimum 15-25 m. Diameter setinggi dada
mencapai 1-2 m. Trembesi memiliki kanopi yang dapat mencapai diameter 30 m
berbentuk payung, dengan penyebaran horizontal kanopi yang lebih besar
dibandingkan tinggi pohon jika ditanam di tempat terbuka. Pada kondisi
penanaman yang lebih rapat, tinggi pohon trembesi bisa mencapai 40 m dan
diameter kanopi lebih kecil.
Komponen trembesi terdiri dari daun, batang, kayu, bunga dan biji.
Kandungan kimiawi daun trembesi yaitu setiap 100 g daun hijau mengandung
47,8 g air, 10,2 g protein, 2,1 g lemak, 22,2 g karbohidrat tidak larut, serat 15,7 g,
dan 2,0 g abu.
Biji polong terbentuk dalam 6-8 bulan dan setelah tua akan segera jatuh.
Polong berukuran 15-20 cm berisi 5-20 biji. Biji yang berwarna coklat
kemerahan, keluar dari polong saat polong terbuka. Biji memiliki cangkang yang
keras, namun dapat segera berkecambah begitu jatuh ke tanah.
Menurut angka dalam Wealthof India, 10 ton polong akan menghasilkan
1,150 liter alkohol absolut, kira-kira 5-10 barel atanol/ha/th.
Hasil penelitian membuktikan kandungan dari biji trembesi antara lain
yaitu tanin, flavonoid, saponin, steoid, cardiac glycosides, terpenoid karbohidrat,
protien dan lemak. Kandungan asam lemak yang terdapat pada biji trembesi
mampu didayagunakan menjadi bahan bakar yang dapat diperbaharui seperti
biodiesel.
2.2 BIODIESEL
Biodiesel merupakan monoalkil ester dari asam-asam lemak rantai
panjang yang terkandung dalam minyak nabati atau lemak hewani untuk
digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel. Bahan bakar biodiesel bersifat
ramah lingkungan karena menghasilkan emisi gas buang yang jauh lebih baik
dibandingkan dengan diesel/solar, yaitu bebas sulfur, bilangan asap yang rendah,
memiliki nilai oktan yang lebih tinggi sehingga pembakaran lebih sempurna,
memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin, dan dapat terurai sehingga tidak
menghasilkan racun.
Biodiesel dapat diperoleh melalui reaksi transesterifikasi trigliserida dan
atau reaksi esterifikasi asam lemak bebas tergantung dari kualitas minyak nabati
yang digunakan sebagai bahan baku. Transesterifikasi merupakan proses yang
mereaksikan trigleserida dalam minyak nabati atau lemak hewani dengan alkohol
rantai pendek seperti metanol atau entnol yang menghasilkan ester asam lemak
(Fatty Acids Methyl Ester/ FAME) atau biodiesel dan gliserol sebagai produk
4
samping. Katalis yang digunakan pada proses transesterifikasi menggunakan
katalis basa/alkali, atau natrium hidroksida dan kalium hidroksida.
Kandungan asam lemak bebas (free fatty acid / FFA) pada setiap minyak
tanaman berbeda-beda. Pada kasus minyak tanaman dengan kandungan asam
lemak bebas tinggi dilakukan dua jenis proses, yaitu esterifikasi dan
transesterifikasi. Sedangkan untuk minyak tanaman yang kandungan asam lemak
rendah dilakukan proses transesterifikasi. Proses esterifikasi dengan katalis asam
diperlukan jika minyak nabati mengandung FFA di atas 5%. Jika minyak berkadar
FFA tinggi (>5%) langsung ditransesterifikasi dengan katalis basa maka FFA
akan bereaksi dengan katalis membentuk sabun. Terbentuknya sabun dalam
jumlah banyak dapat menghambat pemisahan gliserol dari metil ester dan
berakibat terbentuknya emulsi selama proses pencucian. Jadi proses esterifikasi
digunakan sebagai proses pendahuluan untuk mengkonversikan FFA menjadi
metil ester sehingga mengurangi kadar FFA dalam minyak nabati dan selanjutnya
ditransesterifikasi dengan katalis basa untuk mengkonversikan trigliserida
menjadi metil ester.
Pada reaksi esterifikasi diperlukan adanya katalis karena cenderung
berjalan lambat. Katalis berfungsi untuk menurunkan energi aktifasi. Katalis yang
digunakan dapat berupa asam, basa maupun penukar ion. Dengan katalis basa
reaksi dapat berlangsung pada suhu kamar atau lebih rendah, sementara dengan
katalis asam reaksi berlangsung dengan baik pada suhu sekitar 100°C atau lebih.
Tanpa katalis reaksi esterifikasi baru dapat berlangsung pada suhu minimal 250°C
(Kirk & Othmer, 1980).
2.3 ESTERIFIKASI
Esterifikasi merupakan proses dimana asam lemak bebas dikonversi
menjadi ester. Reaksi esterifikasi melibatkan minyak lemak yang kemudian
direkasikan dengan alkohol. Katalis yang sesuai untuk reaksi esterifikasi yaitu zat
berkarakter asam kuat (Soerawidjaja, 2006).
Esterifikasi biasa dilakukan dalam temperatur rendah (misalnya paling
tinggi 120°C). Hal ini bertujuan agar reaksi bisa berlangsung ke konversi yang
sempurna.
Esterifikasi biasa dilakukan untuk membuat biudiesel dari minyak
berkadar asam lemak bebas tinggi (berangka-asam ≥5mg-KOH/g). Pada tahap ini
asam lemak bebas akan dikonversikan menjadi metil ester. Tahap esterifikasi
biasa diikuti dengan tahap transesterifikasi. Namun sebelum produk diumpankan
ke tahap transesterifikasi, air dan bagian terbesar katalis asam yang dikandungnya
harus disingkirkan terlebih dahulu.
5
Reaksi esterifikasi antara lain sebagai berikut:
2.4 TRANSESTERIFIKASI
Transesterifikasi juga disebut dengan reaksi alkoholisis yang melibatkan
peruraian dan pemaksapisahan oleh alkohol sehingga dibutuhkan alkohol dengan
kereaktifan besar. Menurut Bannon (1998), alkohol yang digunakan adalah
metanol, karena alkohol dengan jumlah atom karbon sedikit mempunyai
kereaktifan lebih besar daripada alkohol dengan atom karbon yang lebih banyak.
Reaksi transesterifikasi berjalan lambat, sehingga untuk mempercepat
reaksi dipengaruhi oleh suhu dan jumlah katalisator yang digunakan. Kedua faktor
tersebut berhubungan dengan energi aktivasi (Ea) reaksi yang bersangkutan. Suatu
reaksi dapat berlangsung jika telah melewati energi aktivasinya. Persamaan
Arrhenius menunjukkan bahwa dengan naiknya suhu akan memperbanyak fraksi
molekul yang bertumbukan sehingga energi aktivasinyaakan cepat tercapai.
Kondisi reaksi yang mempengaruhi konversi serta biodiesel melalui
transesterifikasi menurut Freedman, 1984 salah satunya adalah Pengaruh air dan
asam lemak bebas. Minyak nabati yang akan ditransesterifikasi harus memiliki
angka asam yang lebih kecil dari satu. Banyak penelitian menyarankan agar
kandungan asam lemak bebas lebih kecil dari 0,5% (<0,5%). Selain itu, semua
bahan yang akan digunakan harus bebas dari air. Karena air akan bereaksi dengan
katalis, sehingga jumlah katalis menjadi berkurang.
Reaksi transesterifikasi antara lain sebagai berikut:
2.5 PENGARUH SUHU
Suhu sangat mempengaruhi produksi biodiesel yang dihasilkan dalam
proses esterifikasi ataupun transesterifikasi. Semakin besarnya suhu reaksi maka
semakin besar pula konversi biodiesel yang didapatkan. Pada suhu tinggi
6
tumbukan antar molekul-molekul semakin bertambah, sehingga semakin banyak
asam lemak tak jenuh yang bereaksi dengan metanol untuk membentuk metil
ester (biodiesel). Reaksi pembentukan biodiesel adalah reaksi endotermis, dimana
bila diinginkan konversi yang maksimal maka pemanasan harus tetap dilakukan.
Sehingga biodiesel yang dihasilkan juga banyak pula begitupun dengan kualitas
biodieselnya. Hal ini diakibatkan oleh semakin banyak trigliserida yang
terkonversi menjadi metil ester.
Pada tahap esterifikasi dan transesterifikasi, suhu semakin tinggi
dioperasikan, maka semakin banyak konversi yang dihasilakan, hal ini sesuai
dengan hukun Arrhenius. Bila suhu naik maka harga k (tetapan laju reaksi) makin
besar sehingga reaksi berjalan cepat dan hasil konversi makin besar.
Optimalisasi suhu untuk menghasilkan konversi biodiesel yang sempurna
pada tahap esterifikasi dan transesterifikasi berbeda. Pada reaksi esterifikasi agar
reaksi berlangsung sempurna dengan kualitas biodiesel yang bagus maka
dioperasikan suhu yang rendah, maksimal suhu yang digunakan sebesar 120°C.
sedangkan pada tahap transesterifikasi dapat dilakukan pada temperatur 30-65°C
(titik didih metanol sekitar 65°C). Semakin tinggi temperatur, konversi yang
diperoleh akan semakin tinggi untuk waktu yang lebih singkat.
7
BAB 3. METODE PENELITIAN
Pembuatan biodiesel dilakukan dengan dua tahap reaksi, yaitu esterifikasi
dan transesterifikasi. Reaksi esterifikasi digunakan untuk mengurangi kadar asam
lemak bebas (free fatty acid). Sedangkan pembentukan biodiesel (Fatty Acid
Methyl Ester) terjadi pada tahap reaksi transesterifikasi. Penelitian ini meneliti
pengaruh suhu pada kedua tahap reaksi yang digunakan. Variabel manipulasi suhu
yang digunakan pada tahap esterifikasi yaitu,65°C, 70°C, dan 80°C. Sedangkan
pada reaksi transesterifikasi yaitu pada suhu 55°C , 60°C dan 65°C. Tahapan
secara lengkap penelitian ini ditampilkan pada Gambar 1.
Bahan baku yang digunakan yaitu biji trembesi dari Universitas Negeri
Surabaya.untuk mendapatkan minyak dari biji trembesi digunakan teknik
pengepresan yang dilakukan secara mekanik menggunakan alat pres hidrolik. Alat
alat yang digunakan untuk reaksi esterifikasi dan tranesterifikasi antara lain yaitu
labu leher tiga dilengkapi dengan pendingin balik, termometer, pemanas dan
pengaduk magnetik. Pemisahan minyak (lapisan/organik) dengan aqueous-nya
dilakukan teknik ekstraksi dengan menggunakan corong pisah. Pengambilan
sampel dilakukan pada suhu esterifikasi saat telah mencapai 65°C, 70°C, dan
80°C. Kemudian dianalisis %FFA (Free Fatty Acid) pada setiap sampel hasil
reaksi esterifikasi. Untuk keperluan analisis, masing-masing diambil 1 mL sampel
dan disimpan dalam botol sampel yang telah diisi dengan 2 mL n-heksan dan 2
mL aquadest. Sampel yang telah dicampur dengan n-heksan dan aquadest inilah
yang dugunakan untuk keperluan analisi kadar FFA. Analisis asam lemak bebas
dilakukan dengan metode titrasi, pelarut alkohol absolut dengan indikator
penolpthalin (PP). Kemudian sampel yang telah melalui tahap esterifikasi tadi,
dilakukan tahap selanjutnya yaitu reaksi transesterifikasi untuk menghasilkan
(Fatty Acid Methyl Ester / FAME) biodiesel dengan variabel suhu yang digunakan
yaitu,55°C, 60°C dan 65°C. Perhitungan yield FAME dilakukan berdasarkan
massa minyak awal sebagai bahan baku. Uji kualitas biodiesel dapat dilakukan
dengan menghitung rendemen dan uji viskositas serta kadar air yang tekandung
didalamnya.
8
Biji trembesi
pengepresan
Dikupas & dipisahkan dari kulitnya
Dikeringkan (dibawah sinar matahari)
Dikukus (100°C, 1 jam)
Dikeringkan dengan oven (100°C, 1 jam)
hingga kadar air 1,85%
ampas
Degumming
(H3PO4 0,2%- berat minyak, 52°C, 30 menit)
Minyak biji trembesi
Analisis % FFA
Reaksi Esterifikasi
(molar ratio minyak:metanol = 1:5, 2 jam
reaksi) katalis H2SO4 0,5%-berat minyak &
suhu reaksi : 65°C, 70°C, dan 80°C
Lapisan atas /
organik (Produk I) Lapisan bawah
/aqueous
Reaksi transesterifikasi
(molar ratio minyak : metanol = 1:5, NaOH
0,5%-berat minyak, suhu reaksi : 55°C, 60°C dan
65°C, 1 jam reaksi)
Lapisan atas / organik
(Produk II/ crude FAME))
Lapisan bawah /aqueous
+ aquades
+H3PO4 hingga pH=7 menghilangkan pengotor
+Na2SO4
9
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan Rp 2.177.500,-
2. Bahan Habis Pakai Rp 3.029.725,-
3. Perjalanan Rp 2.165.000,-
4. Alat Tulis Kantor Rp 1.303.000,-
TOTAL Rp 8.675.250,-
4.2 Jadwal Kegiatan
No. Jadwal
Kegiatan
Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V
1. Kaji literatur
2. Pengumpuan
biji trembesi
3. Pembelian alat
dan bahan
4. Uji coba
peralatan
5. Eksperimen
6. Analisis data
Crude FAME
- Analisis FAME
- Analisis densitas,
viskositas, indeks
setandan kadar air
10
DAFTAR PUSTAKA
Arita Susila,dkk,Pembuatan Metil Ester Asam Lemak dari CPO OFF Grade
dengan Metode Esterifikasi-Transesterifikasi.Jurusan Teknik Kimia
FakultasTeknikUniversitasSriwijaya,http://jtk.unsri.ac.id/index.php/jtk/articl
e/download/52/53, 10 September 2014
Frederic Nixon Poltak,2003,Pembuatan Biodiesel dari Minyak Biji Kapok dengan
Proses Esterifikasi Transesterifikasi.Jurnal Teknologi Kimia dan Industri,
Volume2,No.2,Hal.262266,http://eprints.undip.ac.id/39327/1/40._jurnal_ni
xon_262-266.pdf, 13 September 2014
Kusumaningsih Triana,dkk.Mei 2006.Pembuatan Bhan Bakar Biodiesel dari
Minyak Jarak; Pengaruh Suhu dan Konsentrasi KOH pada Reaksi
Transesterifikasi Berbasis Katalis Basa.Bioteknologi 3(1), ISSN:0216-
668887. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sebelas Maret
Surakarta.http://biosains.mipa.uns.ac.id/C/C0301/C030104.pdf.13
September 2014
N.Dahlan Endes.Trembesi atau Ki Hujan Salah Satu Jenis Pilihan untuk
Mengatasi Pemanasan Global:Trees For Life dengan 1350 Km di Pantura
Jawa.Fakultas Kehutanan IPB,http://www.paguyubanbudiasi.com/wp-
content/uploads/2014/08/Trembesi-KSHE-pak-dahlan.pdf. 13 September
2014
N.Dahlan Endes.Trembesi Dahulunya Asing Namun Sekarang Tidak.Fakultas
Kehutanan IPB.http://endesdahlan.staff.ipb.ac.id/files/2011/01/Trembesi-
Dahulunya-Asing-Namun-Sekarang-Tidak-Lagi.pdf. 11 September 2014
Nurul Hikmah Maharani dan Zuliyana.2010.Pembuatan Metil Ester (Biodiesel)
dari Minyak Dedak dan Metanol dengan Proses Esterifikasi dan
Transesterifikasi.Semarang:Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro.diakses 10 September 2014
Satriana,dkk.KarakteristikBiodiesel Hasil Transesterifikasi Minyak Jelantah
Menggunakan Teknik Kavitasi Hidrodinamik.Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
Darussalam.http://jurnal.unsyiah.ac.id/tipi/article/download/267/253.10
september 2014
Setyawardhani Dwi Ardiana,Januari 2010, Pembuatan Biodiesel Berkualitas
Baikdengan Acid Pre-Treatment.Ekuilibrium.Volume 9,No.1,Hal.11-
15,http://eprints.uns.ac.id/1701/1/3-DWI_-_Biodiesel_acid_pretreatment-11-
15.pdf, 10 September 2014
Widyawati R.Sudrajat,Y. & D.Setiawan,2007,Optimasi Proses Esterifikasi pada
Pembuatan Biodiesel dari Biji Jarak Pagar.Has Hunt,http://forda-
mof.org/files/Publikasi%201035%20bIODISEL-JARAKPAGAR-
sUDRADJAT.pdf, 13 September 2014
17
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas Harga
Satuan (Rp)
Jumlah
(Rp)
Sewa Alat dan
Laboratorium
Kimia
Tempat
praktikum
3 paket 225.000 675.000
Cutter
Mengupas biji
trembesi
3 buah 10.000 30.000
Panci
Untuk mengukus
biji trembesi
2 buah 30.000 60.000
Kompor Untuk
pengukusan biji
trembesi
1 buah 280.000
280.000
Gas elpigi 3 kg Untuk
pengukusan biji
trembesi
3 buah 18.000 36.000
Oven
Untuk
pengeringan biji
trembesi
1 buah 350.000 350.000
Pipet Untuk
pengambilan
larutan bahan
10 buah 3.000 30.000
Labu leher 3 Untuk reaksi
esterifikasi
1 buah 516.500 516.500
Pendingin balik Untuk
menstabilkan
reaksi
esterifikasi
1 buah 200.000 200.000
SUB TOTAL (Rp) 2.177.500
2. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas Harga Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
n-heksane
Sebagai
analisis %FFA
1,5 Liter 150.000/L
225.000
Methanol Sebagai
pereaksi dalam
proses
esterifikasi dan
transesterifikasi
1,25 Liter 250.000/L
312.500
Ethanol
Sebagai pelarut
dalam proses
titrasi
1,5 Liter 136.000/L
204.000
H3PO4 Sebagai proses 1,5 Liter 70.000/L 105.000
18
degumming
H2SO4
Sebagai katalis
dalam reaksi
esterifikasi
1 Liter
825.000/L
825.000
NaOH
Sebagai katalis
reaksi
transesterifikasi
1 Kg 135.000/Kg
135.000
Na2SO4
Sebagai
penyerap
pengotor dan
air pada proses
pemurnian
crude FAME
1 Kg 180.000/Kg
180.000
Aquadest
Sebagai
pelarut,
pembuatan
larutan NaOH
26 Liter
30.000/L
780.000
PP Indicator
Sebagai
indikator dalam
tahap titrasi
1 botol 263.250/botol 263.250
SUB TOTAL (Rp) 3.029.750
3. Perjalanan
Material Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas Harga Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
Transportasi
pengumpulan biji
trembesi
Perjalanan
pengumpulan
biji trembesi
di wilayah
Unesa dan
Surabaya
3 kali PP 100.000 300.000
Biaya
pengepresan biji
trembesi ke ahli
pengepresan
Pengepresan
ke alhi press
untuk
mendapatkan
minyak dari
biji trembesi
2 kali 200.000 400.000
Transportasi
Pembelian alat
dan bahan
Perjalan
pembelian
alat dan
bahan di
wilayah kota
Surabaya
3 kali
130.000
390.000
Transportasi ke
tempat analisa
Perjalanan
menuju
laboratorium
UNESA
7 kali 75.000
525.000
19
Dokumentasi
Dokementasi
saat
pengambilan
biji trembesi
di wilayah
Kampus
UNESA dan
saat
melakukan
eksperimen
Selama
percobaan
berlangsung
100.000
100.000
Konsumsi saat
penelitian
Biaya makan 5 orang x 2
kali makan x
9 hari
5.000/bungkus
450.000
SUB TOTAL (Rp) 2.165.000
4. Lain-lain
Material Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas Harga Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
Kertas A4
Untuk
pencetakan
proposal,
laporan, dan
lain-lainnya
yang berkaitan
dengan
penelitian
2 rim 75.000
150.000
Tinta printer
Untuk
pencetakan
proposal,
laporan, dan
lain-lainnya
yang berkaitan
dengan
penelitian
6 botol 100.000/botol 600.000
Alat tulis
Untuk
kelengkapan
proses
berlangsungnya
percobaan
100.000 100.000
Fotocopy
referensi
Untuk
keperluan
tinjauan
pustaka
5 jilid 23.600/jilid 118.000
Penggandaan
Proposal
Untuk
keperluan
persyaratan
pengajuan
3 jilid 30.000/jilid 90.000
20
PKM
Penggandaan
Laporan Akhir
Untuk
persyaratan
pengajuan
proposal pkm
penelitian
5 jilid 35.000/jilid 175.000
Penjilidan
proposal dan
laporan akhir
Untuk
persyaratan
pengajuan
proposal pkm
penelitian
8 jilid 7.500/jilid 60.000
Pendokumentasi
an file
(pembelian CD)
Untuk
persyaratan
pengajuan
proposal pkm
penelitian
2 buah 5.000/buah 10.000
SUB TOTAL (Rp) 1.303.000
Total (Keseluruhan) 8.675.250
21
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No Nama/NIM Program
Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(jam/minggu)
Uraian
Tugas
1. Nurul
Lukitasari
(12030194039)
Pendidikan
kimia
Kimia 7jam/minggu Pengumpulan
biji trembesi,
uji peralatan
eksperimen,
ekperimen
reaksi
esterifikasi,
titrasi analisis
%FFA,
pemurnian
crued FMAE
2. Nensa
Fassenda S.
(12030194016)
Pendidikan
kimia
Kimia 7jam/minggu Pengumpulan
biji trembesi,
uji peralatan
eksperimen,
titrasi analisis
%FFA,analisi
s FAME
3. Rifkotin
Na’imah
(12030194028)
Pendidikan
kimia
Kimia 7jam/minggu Pengumpulan
biji trembesi,
Peng-ovenan,
pengeringan
dan
pengukusan
biji trembesi,
degumming
minyak biji
trembesi,eksp
erimen reaksi
transesterifik
asi, analisis
viskositas
4. Puma
Manggala
Virga Andika
(13030234033)
Kimia Kimia 7jam/minggu Pengumpulan
biji trembesi,
Pembelian
alat dan
bahan
eksperimen,
pengepresan
biji trembesi,
eksperimen
reaksi
transesterifik-
22
asi, analisis
densitas
5. Dicky
Supangat
(13030234028)
Kimia Kimia 7jam/minggu Pengumpulan
biji trembesi,
Pembelian
alat dan
bahan
eksperimen,
ekperimen
reaksi
esterifikasi,
titrasi analisis
%FFA,
analisis kadar
air