Post on 16-Jun-2019
Nomor : DPD.220/SP/15/2014
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
-----------
RISALAH
SIDANG PARIPURNA KE-15
MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2013-2014
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
I. KETERANGAN
1. Hari : Kamis
2. Tanggal : 14 Agustus 2014
3. Waktu : 14.50 WIB s.d. selesai
4. Tempat : R. Nusantara V
5. Pimpinan Rapat : Pimpinan Rapat
H. Irman Gusman, S.E., M.B.A. (Ketua DPD RI)
6. Sekretaris Rapat :
7. Acara : 1. Laporan Kegiatan Anggota DPD RI di Daerah Pemilihan;
2. Dan lain-lain
8. Hadir : Orang
9. Tidak hadir : Orang
II. JALANNYA RAPAT :
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 1
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, Bapak-Ibu sekalian, para sahabat-sahabat kita semua, kita harus memulai segera
Rapat Paripurna karena waktunya sudah jam 14.50 WIB. Ini adalah masa sidang terakhir
periode kita, periode 2009 – 2014 dengan agenda yang cukup padat dan kita akan memulai
acara ini. Untuk bisa kita menghemat waktu, bisa kita mulai ya.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om swastyastu.
Selamat sore.
Sebelum kita mulai Sidang Paripurna DPD ini, marilah kita menyanyikan lagu
kebangsaan Indonesia Raya dan kepada semua Anggota yang terhormat dan juga semua
hadirin yang ada dalam ruangan ini ya kami silakan untuk berdiri. Mari kita secara bersama-
sama untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya.
PEMBICARA : PADUAN SUARA
Hiduplah Indonesia raya…
Indonesia tanah airku.
Tanah tumpah darahku.
Disanalah aku berdiri.
Jadi pandu ibuku.
Indonesia kebangsaanku.
Bangsa dan Tanah Airku.
Marilah kita berseru.
Indonesia bersatu.
Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku.
Bangsaku Rakyatku semuanya.
Bangunlah jiwanya.
Bangunlah badannya.
Untuk Indonesia Raya.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Tanahku negriku yang kucinta.
Merdeka Merdeka.
Hiduplah Indonesia Raya.
SIDANG DIBUKA PUKUL 14.50 WIB
KETOK 1X
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 2
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Tanahku negriku yang kucinta.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Hiduplah Indonesia Raya.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Berdasarkan daftar catatan hadir yang disampaikan oleh Setjen, sampai saat dan juga
masih berdatangan terlampir 80 orang. Jadi, barangkali ini termasuk yang rekor ya kehadiran
anggota di Sidang Pripurna ini. Tepuk tangan buat semua. Mudah-mudahan di akhir-akhir
DPD periode-periode ini ya kita khusnul khatimah ya, semua kita lakukan yang terbaik. Hari
ini hadir 80 orang, bahkan izin 9, dan masih juga berdatangan, dan ini memecahkan rekor.
Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, Sidang Paripurna ke-15 DPD ini kami
buka dan dinyatakan terbuka untuk umum.
Sidang Dewan yang mulia, sesuai dengan jadwal acara Sidang Paripurna ini, kita
mempunyai dua agenda pokok. Pertama, pengambilan keputusan DPD RI terkait materi Tim
Litigasi. Ini yang penting, sebagaimana kita tahu ya pada 8 Juli kemarin, satu hari sebelum
Pilpres, DPR telah memutuskan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 mengenai Undang-
Undang MPR, DPR, DPD dan DPRD yang mana menurut kaijan kita, pemahaman kita, itu
belum mengakomodasi daripada putusan Mahkamah Konstitusi yang telah memulihkan
kewenangan kita, satu, dan kedua juga hasil observasi daripada Tim Litigasi di bawah
kepemimpinan Ketua PPUU Pak I Wayan Sudirta, coba tunjuk tangan di mana Pak Wayan
saya tidak saya lihat, Pak Wayan maaf ini karena tempatnya pindah lagi ya, mengkaji ya.
Jadi, teman-teman pada ada di daerah, kami Pimpinan bersama litigasi tetap bekerja
menemukan banyak pasal-pasal yang bertentangan dengan kita, bahkan kami pun, saya
bersama beberapa teman Tim Litigasi juga bertemu ketua Pimpinan KPK juga banyak
membahas sehingga menurut kami minta persetujuan nanti ke Sidang Paripurna ini untuk
melakukan tindakan hukum yang nanti akan disampaikan oleh ketua Tim Litigasi dan juga
anggota-anggotanya. Yang kedua, ini yang terakhir adalah laporan kegiatan Anggota DPD di
daerah pemilihan. Tentu kita harapkan laporan ini kalaupun disampaikan, kami harapkan
nanti bisa disampaikan secara yang pokok-pokok saja supaya kita bisa menghemat waktu
karena pada malam ini ada dua agenda juga yang tidak bisa kita tinggalkan, kami dari meja
Pimpinan, karena pada bersamaan waktu kita ada tamu para senator lebih kurang 13 orang
dari Meksiko, undangan PHAL. Mana Ketua PHAL Pak Bahar di sini, ya betul ya. Kami
pada jam yang sama ada paralel dinner, jadi makan malam dinner yang paralel sehingga
dicari tempatnya di sebelah kanan nanti dengan tamu di Meksiko karena memang waktunya
yang ada cuma malam ini karena mereka juga ada agenda-agenda yang lain, bahkan besok
juga menghadiri sidang bersama DPR-DPD. Kemudian, Tim Ligitasi bersama penasihat
hokum, termasuk tokoh-tokoh hukum yang terkenal juga ingin ada waktu cuma malam ini
sehingga saya harusnya malam ini jam 19.00 – 20.00 makan di sebelah kanan dengan
delegasi Meksiko nanti saya tinggalkan dengan Pak Laode. Saya di tempat yang sebelahnya
nanti juga makan malam dengan Tim Litigasi karena dua-duanya butuh waktu yang tersedia.
Untuk itu, saya mohon kalau bisa selama-lamanya Paripurna ini tidak lebih daripada jam
18.30 kalaupun bias, tetapi kalau bisa lebih awal lagi tentu saya akan sangat mengapresiasi.
KETOK 1X
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 3
Tetapi, sebelum nanti saya buka sesinya, izinkan saya dulu untuk membacakan
perkembangan yang terakhir daripada apa yang berkembang sebelum nanti kita akan
memasuki laporan. Tetapi, di luar ini saya juga ingin menyampaikan karena mungkin tidak
ada dalam laporan pengantar daripada Sidang yang mulia. Kemarin kami jam 15.00 sore
menerima undangan dari Pimpinan DPR. Dari hasil surat yang kami kirimkan pada tanggal
11 Agustus ya, susulan dari surat tanggal 22 Juli, ada dua kali surat, yaitu meminta kepada
Pimpinan DPR RI untuk membahas mengenai hak inisiatif DPD mengenai RUU Kelautan
yang saya selalu dikejar-kejar oleh yang namanya Bapak Djasarmen Purba. Mana dia? Nah,
itu orang kepulauan itu, orang kepulauan ini banyak ini ya selalu mendesak, kita sudah siap
segala macam ya, tetapi berhasil desakannya. Saya dalam keadaan reses pun, saya juga sudah
kirim surat ke presiden segala macam. Perlu saya sampaikan sedikit di luar ini karena ini
penting sekali. Ya, jadi 2 – 3 kali, kemudian saya juga meminta kepada presiden dan juga
kepada Ketua Harian Dewan kelautan karena Kelautan itu ada 13 Kementerian yang
tergabung, ya Bapak Dr. Cicip Syarif Sutardjo. Jadi, walaupun bulan puasa itu ya kita buka
puasa di berbagai tempat itu kami gunakan juga untuk lobi. Jadi, terakhir waktu kami
diundang oleh Ketua DPR, di sini ada Ibu Asmawati, Bu Ketua DPR ya, ya Bu ya, di
kediaman beliau. Saya, Pak Marzuki, dan Pak Cicip bertemu karena desakan oleh anggota
banyak untuk segera RUU Kelautan ini kita bahas. Dan, kalau bisa pada periode kita bersama
ini inisiatif ini bisa dilahirkan sehingga akan menjadi sebuah masterpiece mahakarya buat
Anggota DPD periode 2009 – 2014 karena soal kelautan ini menurut kami sangat strategis
ya, akan mengubah basis pembangunan yang berbasiskan kontinental menjadi berbasis
kelautan. Jadi, menurut saya menjadi sebuah keniscayaan karena kita tahu 2/3 daripada
wilayah kita ini terdiri dari perairan, laut. Kemarin sore sehingga tadi kami pararel juga rapat,
saya dengan Bu Hemas mewakili DPD tadi rapat dengan DPR bersama pemerintah, dan Pak
Laode secara pararel juga rapat Panmus. Yang mengembirakan, walaupun waktu sidang ini
hanya pendek, DPR mulai besok, kita hari ini tanggal 14 Agustus, masa sidang mereka akan
berakhir pada 29 September, yang kebetulan kita juga tanggal 29 September, inisiatif DPD
yang pertama pascaputusan MK ini dan mereka sangat mengapresiasi dan ada punya
kesepakatan bersama untuk ini bisa kita lahirkan ya, inisiatif ini karya DPD ini ada periode
kita. Tepuk tangan ini buat kita semua. Jadi, ini bukan hanya kebanggaan buat Komite II
yang barangkali yang menjadi mitra kerja di DPR-nya yang tadi ditunjuk adalah Komisi IV
ya. Biar cepat sebab kalau tadi melalui Baleg nanti kepentingan politiknya lebih ruwet lagi.
Tadi kita sudah sepakat mulai hari ini Ketua DPR akan kirim surat ke presiden untuk minta
Ampresnya dan juga ke DPD untuk menunjuk nanti Komite II bersama PPUU tentu,
kemudian juga Menteri Kelautan akan kita minta ke presiden pada minggu ini.
Jadi, teman-teman sekalian, ya mari kita kerja keras. Waktu dia bilang siang malam,
saya bilang bukan hanya siang dan malam, subuh pun kita siap begitu. Semangatnya itu ya.
Jadi, mohon Komite II tolong diajak teman-teman yang lain walaupun kita tahu berbagai
materi dan substansinya telah ada. Dan, mereka juga akan mencoba mengakomodasi
mekanisme yang telah diputuskan oleh MK itu menjadi bagian. Jadi, kita yang punya
inisiatif, mereka nanti yang menyiapkan DIM-nya, kemudian dibahas secara bersama
Tripartit ya dan ini kita akan giring terus sampai nanti pada tahap finalnya atau tahap
keputusan. Kalau kita harapkan tanggal 21 September, minggu ketiga September, tapi paling
telat ya pada tanggal 29 September.
Inilah teman-teman sekalian yang perlu kita apresiasi sehingga ini menjadi karya kita
bersama. Tentu atas nama Pimpinan, pada kesempatan ini juga kami ingin mengucapkan
Selamat Idul Fitri, minal aidin walfaizin, mohon maaf lahir dan batin. Mudah-mudahan nanti
dalam pelaksanaan tanggung jawab kita konstitusi, kita bisa laksanakan dengan baik sekali.
Perlu kami sampaikan juga, Bapak-Ibu sekalian bagaimana perkembangan terakhir
yang kita telah ikuti ya mengenai adanya sengketa dari hasil pemilu Pilpres yang berlangsung
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 4
pada 9 Juli yang lalu. Mudah-mudahan nanti pada tanggal 21 Agustus ini kita akan mendapat
hasilnya. Tetapi, seperti mungkin teman-teman pada di daerah ya, kami DPD, saya atas nama
teman-teman ya pada pertemuan konsultasi antarketua lembaga negara pada 18 Juli, Juni
kalau tidak salah ya, 18 Juli kira-kira tiga hari sebelum keputusan KPU, kita mengusulkan
DPD supaya ada pertemuan antara dua kandidat ini sebagaimana yang diikuti oleh berita.
Aspirasi yang kita sampaikan, yang saya sampaikan atas nama teman-teman, di-follow up
oleh presiden sehingga adanya buka puasa bersama di istana. Itu murni daripada usulan DPD
RI sehingga mengakibatkan suasana kebatinan, suasana politik di masyarakat itu menjadi
tenteram. Mudah-mudahan tentu hasil daripada 2 Agustus besok ini apa pun hasilnya tentu
ini adalah sebuah kemenangan buat rakyat Indonesia.
Yang kedua, tentu juga menjadi catatan kita juga di luar mengenai pemilu presiden
yang ada di Mahkamah Konstitusi, juga adanya perkembangan yang menarik, yaitu
mengenai gerakan-gerakan baru yang mengatasnamakan agama, yaitu gerakan mengenai Irak
dan Suriah yang mana disebut dengan ISIS tersebut. Alhamdulillah kita melihat bersama
semua komponen masyarakat juga menentang hal-hal tersebut untuk bisa lebih menyebarkan
lagi di Indonesia. Tentu DPD juga menolak ISIS tersebut dan tentu kita harapkan kepada
teman-teman dari seluruh daerah di Indonesia untuk mencermati perkembangan daripada
gerakan ISIS tersebut yang menurut kita ini akan juga mengancam soal kedaulatan daripada
Republik Indonesia. Anda tahu persis bagaimana mekanisme cara bekerjanya. Tentu kita
harapkan kita semua para wakil-wakil daerah dan rakyat ini untuk bisa menjaga khususnya
pada generasi muda kita supaya jangan direcoki atau dimasuki oleh ideologi yang barangkali
kita belum paham ,
Di samping itu, Bapak-Ibu sekalian, kita juga memahami persoalan BBM yang masih
menjadi faktor kita. Sampai sekarang mengenai kondisi daripada BBM, khususnya solar
yang sempat menjadi tarik ulur antara PLN dan Pertamina, kita harapkan ini bisa diselesaikan
dengan baik karena ini akan merugikan masyarakat. Juga mengenai penjualan BBM yang
bersubsidi sehingga di beberapa daerah tertentu, terutama di jalan-jalan tol sehingga hari ini
kita lihat kemarin adanya berbagai demo yang muncul, tentu ini harus kita carikan solusi
yang terbaik ya DPD bagaimana kita menyikapi terhadap masalah subsidi tersebut, apakah
masih dapat kita pertahankan atau barangkali kita sesuaikan dan lain sebagainya. Mudah-
mudahan ini juga menjadi respons daripada teman-teman Komite II maupun juga di Komite
IV.
Juga masalah ekonomi juga yang menjadi perhatian kita di mana kita melihat
pertumbuhan ekonomi pada triwulan II, ini barangkali juga sehubungan dengan masih
adanya dampak terhadap Pilpres yang belum ada hasilnya yang sejak Pemilu Legislatif
sampai juga Juli yang mengakibatkan pertumbuhan kita ekonomi kita turun 0,12%, kemudian
juga defisit daripada neraca perdagangan kita lebih besar pada nilai ekspor. Tentu kita
harapkan pemerintah harus menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mengatasinya.
Sekali lagi kami minta kepada Anggota DPD RI untuk selalu dapat berkoordinasi dengan
pemerintah daerahnya dalam menghadapi tantangan tersebut. Perlu kita ingatkan juga kepada
daerah-daerah yang kita wakili karena 2015 sudah di depan mata ya, sebuah perubahan akan
terjadi, yaitu Masyarakat Ekonomi ASEAN atau yang disebut dengan ASEAN Economic
Community. Jadi, Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan berlangsung di 2015 yang
menyebabkan akan keterbukaannya lalu lintas perdagangan, jasa, dan lain sebagainya. Tentu
juga bisa menguntungkan atau sebaliknya, untuk itu kita harus melakukan antisipasi terhadap
masalah tersebut.
Sidang yang kami muliakan, selain informasi yang kami sampaikan soal perkembangan
nasional tadi, kami juga ingin menyampaikan agenda kerja kita di mana pada tanggal 16 Juli
yang lalu Pimpinan DPD telah menerima surat dari Pimpinan DPR perihal penyampaian
beberapa RUU yang harus kita tangani yang mana tadi pagi kami juga memutuskan rapat
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 5
Panmus ya. Tadi juga hadir penuh hampir sebagian kita. Jadi, RUU tersebut yang kita
sepakati: pertama, RUU tentang Konservasi Tanah dan Air, kami tugaskan Komite II untuk
membahasnya; kemudian RUU tentang Pertembakauan juga Komite II; Kemudian, RUU
tentang Perkebunan ya dibahas oleh Komite II, jadi memang Komite II harus ekstrakerja
keras ya. Jadi, bukan hanya siang dan malam, harus ada juga subuhnya. Artinya, saking
begitu betullah, ditambah lagi ada RUU Kelautan yang tadi telah menjadi agenda cepat. Tadi
barangkali dari Pimpinan Komite II bisa menyampaikan karena tadi saya juga didampingi
oleh Komite II, Ibu Instiawati Ayus, mana Ibu Iin? Hadir ya. Kemudian, dari PPUU Bapak
Anang Prihantoro, mana Bapak Anang? Ada ya. Nanti melalui beliau nanti menjelaskan ya
bagaimana petemuan kita dua jam tadi, kemudian kalau bisa melalui Sekretariat Jenderal
tolong diminta transkripnya sehingga nanti detailnya bagaimana, apresiasi dari para Baleg
DPR yang supaya ini menjadi Tripartit yang menjadi fundamen dasar kita untuk membahas
berbagai undang-undang untuk ke depan; kemudian untuk Komite III, kita tugaskan tadi
Panmus tentang pengelolaan ibadah haji dan umroh, kemudian RUU tentang Kebudayaan
juga dibahas nanti oleh Komite III, kemudian RUU tentang perubahan atas Undang-Undang
Nomor 23 tentang Perlindungan Anak juga di Komite III.
Selain informasi mengenai RUU yang berasal dari DPR, kami juga ingin ingin
menyampaikan pada rapat Panmus tadi juga telah disepakati adanya perubahan jadwal Masa
Sidang IV ini, jadi ada perubahan jadwal. Ini dilakukan berdasarkan perkembangan dinamika
kerja yang berkembang karena pada masa sidang ini, kita akan melakukan Sidang Paripurna
tiga kali. Jadi, agak spesial memang masa sidang ini ya, waktu yang pendek dari hari ini
sampai 29 September itu paripurnanya akan kita lakukan tiga kali ya dengan agenda khusus
itu pada tanggal 22 Agustus, kemudian tanggal 2 September dalam rangka pengambilan
keputusan keputusan berkaitan dengan bidang tugas Komite IV. Jadi, Komite IV melalui
pimpinannya mengajukan usulan kepada Panmus untuk diagendakan tanggal 22 Agustus dan
2 September. Kemudian, tanggal 11 September juga dalam rangka pengambilan keputusan
terkait dengan bidang tugas Pansus Tatib agendakan sesuai dengan usulan dari Pansus Tatib.
Kemudian, sidang ini akan kita akhiri ditanggal 30 September 2014.
Sebagaimana juga tahun sebelumnya, tanggal 16 Agustus setiap tahun ini
diselenggarakan agenda sidang bersama DPR dan DPD untuk mendengarkan pidato
kenegaraan presiden. Tetapi, karena tanggal 16 Agustus itu bertepatan hari Sabtu dan hari
libur, maka sesuai dengan kesepakatan tiga lembaga DPR, DPD, dan presiden, kita ajukan,
kita majukan sidang tersebut menjadi 15 Agustus yang jatuh besok hari Jum'at dan karena
hari Jum'at kita akan awali jam 09.00 WIB pagi. Kami mohon kalau melalui anggota semua
yang hadir maupun melalui pimpinan terutama supaya mengomunikasikan ke semua anggota
alat kelengkapannya untuk semaksimalnya kita bisa hadir karena besok adalah Sidang
Paripurna yang terakhir, baik untuk periode kita dan juga untuk periode Presiden SBY yang
telah menyelesaikan dua kali periode masa pemerintahannya. Kemudian, kami harapkan juga
besok siangnya jam 14.30 itu semua kita diwajibkan hadir. Jadi, kalau wajib itu harus itu dari
pagi. Penting sekali karena kalau besok pagi itu semua daerah itu akan ikut sidang bersama
akan me-relay kegiatan itu. Dan, bagian daripada Sidang Istimewa DPRD, tentu kehadiran
kita menjadi penyejuk buat wakil-wakil daerah di mana kita dipercaya menjadi wakilnya.
Jam 09.00 WIB, kemudian dilanjutkan jam 14.30 WIB sampai jam 16.30 WIB. Jadi, bagi
yang tidak hadir pada kesempatan ini, Bapak-Ibu sekalian, kami mohon juga melalui
Sekretariat Jenderal, protokol, kemudian pimpinan alat kelengkapan untuk bisa
mengomunikasikan supaya bisa hadir besok. Perlu kami ingatkan ya, saya yakin semuanya
sudah tahu, tapi ya kami ingin juga mengingatkan kembali, demi tertibnya Sidang Bersama
besok karena ini hanya sifatnya mendengarkan pidato kenegaraan, jadi supaya sidang ini
berjalan dengan penuh khidmat, kami harapkan besok tidak ada yang menginterupsi dalam
acara yang waktunya sangat terbatas. Jadi, hari ini kami akan ada gladi resik ya jam 16.00
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 6
WIB ya, jam 17.00, jam 16.00 WIB ini. Jadi, kami mohon kepada anggota tidak melakukan
interupsi dalam kegiatannya.
Kemudian, selanjutnya kami ingin informasikan juga kepada kita semua, tetapi
khususnya untuk anggota DPD yang terpilih kembali untuk periode 2014 – 2019,
bahwasanya orientasi anggota terpilih itu akan dilaksanakan dalam dua tahap. Pertama,
orientasi yang pertama dilaksanakan tanggal 29 Agustus sampai 1 September. Yang kedua,
dilaksanakan tanggal 22 sampai 25 September ya. Tetapi, ini tadinya tanggal 23, tapi ada
permintaan dari Ketua Kelompok Pak Bambang Soeroso, apa hadir di sini? Tolong angkat
tangan. Tidak ada ya. Jadi, menyampaikan akan ada sidang MPR di periode kita ini pada
tanggal 22. Jadi, buat saya menarik sekali karena periode 2004 – 2009 yang lalu selama lima
tahun tidak ada sidang MPR. Tetapi, pada periode sekarang agak meningkat, akan ada sidang
MPR selama lima hari dengan ada dua agenda. Saya lupa persis ya nanti untuk apa tadi itu,
oh pembentukan alat badan pekerja ya. Jadi, mudah-mudahan badan pekerja ini bisa dibentuk
untuk membahas selanjutnya. Untuk itu, saudara-saudara sekalian, dalam masa orientasi 1-2
itu panitia pengarahannya diketuai oleh ketua PPUU Pak I Wayan Sudirta, kemudian panitia
pelaksananya diketuai oleh Ketua PURT Bapak KH. Sofwat Hadi. Hadir tidak, Pak Sofwat?
Belum datang ya, jadi tolong disampaikan, yang mana anggotanya adalah para ketua-ketua
alat kelengkapan.
Kemudian juga tidak kalah pentingnya, yaitu berkesempatan tahun ini juga DPD telah
memasuki sebuah usia satu dasawarsa. Jadi, 2004 sampai 2014 berarti kita telah hampir 10
tahun nanti. Untuk itu, nanti kita akan mengadakan acaranya pada tanggal 29 September.
Kita akan mengundang semua pimpinan lembaga negara, kemudian semua kita tentunya, dan
juga calon anggota terpilih, dan juga berbagai media dan stakeholder lainnya. Inilah yang
bisa kami sampaikan, Bapak-Ibu sekalian. Sebelum kami beranjak kepada penyampaian
laporan daerah, izinkan kami untuk sementara mempersilakan dulu kepada Tim Litigasi
untuk menyampaikan laporannya karena ini diperlukan persetujuan daripada Paripurna
karena kita akan melakukan pengajuan ujian materi kepada Mahkamah Konstitusi. Inilah
yang bisa kami sampaikan, tetapi sebelum kami mengundang Pimpinan Litigasi, tadi kami
lihat ada keinginan untuk menyampaikan sesuatu. Kami persilakan Pak KH. Cholid untuk
bisa menyampaikan. Silakan.
PEMBICARA : H. CHOLID MAHMUD, ST., MT. (DI YOGYAKARTA)
Terima kasih.
Karena besok itu kesempatan terakhir kita bersama, saya mengusulkan ada foto
bersama seluruh Anggota DPD di depan gedung bundar sehingga kita punya dokumentasi
untuk periode ini besok.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, ide yang cemerlang sekali ya. Jadi, kalau begitu begini, sebaiknya jangan di awal,
tetapi di akhir. Jadi, besok itu diperkirakan selesainya jam 10.30 WIB. Kita semua pakai cv
lengkap karena memang itu, karena yang menjadi tuan rumah pada sidang ini adalah DPR.
PEMBICARA : MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Ketua, izin.
Kayaknya tidak cukup kalau hanya foto-foto bersama. Sore Paripurna terakhir, jamuan
bersamalah bersama Pimpinan, kan gitu.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 7
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Siap. Sepakat ya nanti kita atur, setuju itu kita buat. Tetapi, yang pasti besok karena
bersama itu maksud beliau itu berpakaiannya juga seragam ya. Kami mohon perempuan
pakaiannya kebaya atau pakaian muslim ya, pokoknya apalah pakaian nasional maksud kami.
Yang laki-laki pakai jas dan siap-siap bawa peci kalau ada sehingga bisa melindungi apa
yang kepala-kepalanya agak seperti Pak Wayan, saya ini, sedikit-sedikit kan ya. Kalau pakai
kopiah kita tambah gagah juga laki-laki ini, ya Pak Wayan, ya Pak Kadek ya. Jadi, setuju ya
kita bawa peci ya, saya rasa bagus itu. Kalau mau ya, tapi kalau tidak ya, lebih ke imbauan.
Perempuan pakaian nasional atau kebaya, yang laki-laki pakai jas dan pakai peci, betul ya?
Baik, bagus sekali Pak Cholid.
Kemudian, Ibu Juniwati kami ingin sampaikan, alhamdulillah berkat dukungan terus
ini SMS sama Pak Ketua, saya juga bilang ke Pak Dipo Alam, ya ini bagaimana ini kami mau
kerja keras, sedangkan kesehatan kami ini kan juga belum tentu bisa sehat. Hari ini telah
keluar Inpres Presiden mengenai soal kesehatan para anggota dan juga pimpinan semua dan
juga bagi keluarganya. Jadi, Bu Juniwati ini selalu minta, jadi Alhamdulillah. Tolong
dibagikan, Pak Sesjen ya. Jadi, maaf sebenarnya banyak sekali informasi yang ingin saya
sampaikan pada kesempatan ini karena bertubi-tubi begitu lho. Jadi, ini sudah empat bulan
ini, Bu Juniwati terutama, tapi bukan salah saya, Bu. Saya ini pokoknya hari ini bisa hari ini
saya layangkan, setiap ketemu saya ulang-ulang, Bu. Tetapi, akhirnya alhamdulillah hari ini
Bu ya, jadi mohon maaf kalau selama ini tidak begitu cepat karena kalau saya yang tanda
tangan, kemarin itu Bu. Tetapi, karena Pak SBY lumayanlah empat bulan. Jadi,
Alhamdulillah-lah ya, tolong dibagikan ya.
Yang lain ada lagi yang mau disampaikan? Usulan satu baik. Kalau tidak, kami
persilakan Tim Litigasi untuk bisa secara cepat dan cermat untuk bisa menyampaikan dan
harapan kami sekali lagi untuk laporan daerah kalau memang bisa diberikan saja ke kami,
kemudian nanti Setjen akan membagikannya melalui alat kelengkapan. Pun kalau ada yang
ingin menyampaikan haknya jangan lebih dari lima menit supaya bisa kita atur jadwal yang
baik.
Terima kasih.
Kami persilakan.
PEMBICARA : I WAYAN SUDIRTA (KETUA TIM LITIGASI)
Saudara Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang kami hormati,
saudara-saudara Anggota Dewan Perwakilan Republik Indonesia, dan hadirin yang kami
hormati.
Asalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swastyastu.
Izinkan kami melaporkan perkembangan kerja tim litigasi setelah kami ditunjuk dan
dibentuk berdasar SK Pimpinan, satu dan lain hal karena ada revisi Undang-Undang MD3
yang telah diberi nomor dan disahkan pada tanggal 8 bulan ini juga. Para hadirin, banyak
sekali poin-poin yang diputuskan oleh MK yang pengembalian hak-hak anggota DPD dalam
legislasi ternyata dalam revisi Undang-Undang MD3 itu sangat sedikit yang diakomodasi.
Berdasarkan itu, dalam masa reses kami, atas dukungan Pimpinan dan Setjen, atas dorongan
mereka juga, maka kami rapat berkali-kali dengan para narasumber. Setelah dikaji, memang
ada beberapa ketimpangan. Di satu pihak, anggota DPR bertambah kewenangan, bertambah
kekebalan, sementara di DPD beberapa malah yang dikurangkan. Salah contoh yang menarik
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 8
adalah kalau memanggil anggota DPD tidak memerlukan izin siapa-siapa, seperti presiden
misalnya karena presiden sudah tidak memberi izin, tetapi kalau untuk DPR ada izin tertentu
yang dibuat oleh Badan Kehormatan mereka. Untuk pidana umum saja untuk pemeriksaan,
kalau DPR itu memerlukan izin sejenis Badan Kehormatan, tetapi untuk DPD tidak
diperlukan. Banyak sekali diskriminasi yang muncul di situ. Oleh karena itu, dengan sekuat
tenaga dengan merampingkan tim supaya bisa bekerja keras, maka dibentuk Tim Litigasi
sebanyak lima orang. Lalu, dari simpulan rumusan itu, kami rumuskan empat ketimpangan
antara DPR dan DPD di dalam Undang-Undang MD3 secara kasat mata, antara lain:
1. pengaturan DPR diatur dalam Pasal 67 sampai dengan Pasal 245, sedangkan
pengaturan DPD diatur dalam Pasal 246 sampai dengan 262. Hal ini berarti secara
umum DPR diatur dalam 178 ketentuan, sedangkan DPD diatur dalam 16 ketentuan
saja;
2. alat kelengkapan di antara DPR dan DPD juga timpang karena di DPR ada 10 item
alat kelengkapan, yaitu Pasal 83 Ayat (1) Undang-Undang MD3, sementara di DPD
hanya ada 7 item alat kelengkapan, yaitu Pasal 259 Ayat (1) Undang-Undang MD3;
3. penamaan yang dipergunakan untuk menyebut alat kelengkapan DPD sebagaimana
diatur dalam Pasal 259 Ayat 1 Undang-Undang MD3 mempergunakan nomenklatur
yang menurut kamus Bahasa Indonesia bersifat tidak tetap. Hal ini menunjukkan
bahwa ada semacam niat membentuk Undang-Undang MD3 untuk meletakkan sifat
kesementaraan alat kelengkapan tersebut secara permanen, padahal DPD menurut
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan lembaga
negara yang bersifat tetap. Cara semacam ini jelas tidak memberikan penghargaan
dan penghormatan yang layak di antara sesama lembaga negara pemegang fungsi
representasi;
4. ketimpangan yang keempat adalah hak anggota DPR dan anggota DPD juga
mengalami diskriminasi yang sangat mencolok. Hak anggota DPR dirumuskan dalam
11 item, yaitu Pasal 80 Undang-Undang MD3, sedangkan hak anggota DPD
dirumuskan hanya 7 item, yaitu Pasal 25 Undang-Undang MD3. Perlu diketahui
bahwa hak anggota ini merupakan prinsip yang harus dipergunakan untuk mem-
backup pelaksanaan fungsi kelembagaan.
Para hadirin, Pimpinan, dan Anggota yang saya hormati, saat-saat sekarang memang
agak dilematis kalau kami menawarkan dan mengingatkan betapa penting Undang-Undang
MD3 ini kita samai dengan baik. Masalah pilpres dan lain-lain, masalah pemilihan pimpinan
DPD dan lain-lain, pasti menyita pikiran kita. dua-duanya penting. Pertanyaannya, adakah
yang lebih penting bagi anggota DPD yang akan datang untuk memikirkan MD3 Undang-
Undang MD 3 yang mengatur kewenangan dan hak-hak anggota DPD yang akan datang?
Oleh karena itu, dengan segala hormat dan kerendahan hati, izinkan kami mengimbau
anggota-anggota yang hanya tinggal waktu beberapa hari untuk mengabdikan dirinya di DPD
ini, saya minta fokus mohon bantuan, mohon sosialisasi agar MD3 ini bisa memperkuat
posisi DPD. Tak kalah pentingnya bagi anggota yang terpilih, jangan sampai abai terhadap
Undang-Undang MD3 ini. Tadi ketua sudah menyampaikan dengan baik, bahkan di Panmus
dibahas dengan baik juga, bersamaan dengan pembahasan Undang-Undang MD3 yang
rencananya diajukan besok, hari ini ada berita bagus di mana Undang-Undang Kelautan juga
mendapat dorongan.
Para hadirin, perdebatan di Panmus luar biasa, penting juga saya laporkan supaya dapat
gambaran. Ada dua kutub yang sangat sama-sama kuat dan bagus dan akhirnya menyatu.
Pertama, betapa pentingnya MD3 karena MD3 tidak membicarakan satu undang-undang saja,
tidak hanya membicarakan momen hari ini saja, membicarakan momen yang berikutnya.
Oleh karena itu, dasar bagaimana kita bertindak dan menjaga eksistensi lembaga ada pada
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 9
Undang-Undang MD3. Kalau masih Undang-Undang MD3 seperti ini, apalagi nanti anggota
baru berganti, akan sulit bagaimana DPD memperjuangkan hak-haknya, terutama di bidang
legislasi. Yang kedua, bagus juga kalau hari ini andaikata ada perubahan, syukur-syukur
betul-betul ada perubahan di mana ada tawaran bagaimana membahas Undang-Undang
Kelautan dengan Tripartit dengan tiga hak yang seimbang. Kita tidak boleh berburuk sangka.
Jika undang-undang ini juga akan menjadi peluang baru bagaimana DPR lebih terbuka, maka
itu bagus ada konvensi di mana kita diberikan membahas secara tiga pisah. Tetapi, Undang-
Undang MD yang sekarang tidak demikian bunyinya. Oleh karena itu, sambil menangkap
peluang pembahasan Undang-Undang Kelautan menciptakan konvensi, mari kita perkuat
dengan perjuangan di Tim Litigasi kepada MK. Oleh karena itu, tidak ada perdebatan lagi di
Panmus. Sama-sama penting ini, perjuangan Undang-Undang Kelautan penting karena itu
dibutuhkan oleh rakyat dan menghargai perjuangan Komite II, Tim Litigasi juga akan
memperkukuh perjuangan kita ke depan karena ke depan tidak hanya bertumpu pada satu
Undang-Undang Kelautan, tetapi masih ada undang-undang lain yang memerlukan dasar
pembahasan di mana Tripartit itu harus diwujudkan.
Saya rasa itu saja yang bisa saya sampaikan. Akhirnya, sebagai persyaratan legal
standing sebagai lembaga negara, kami harapkan pada Sidang Paripurna kali ini setelah
dibahas melalui Panmus dan dapat disepakati, kami juga mohon agar dapat pengesahan dan
persetujuan bahwa permohonan DPD untuk melakukan pengujian Undang-Undang MD3
terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ke Mahkamah
Konstitusi yang rencananya akan kami sampaikan dan registrasi permohonan ke Mahkamah
Konstitusi pada tanggal 15 Agustus 2014. Sekali lagi kami mohon persetujuan. Ada
pertanyaan, kenapa tanggal 15 sibuk-sibuk mengajukan permohonan? Karena, Undang-
Undang MD3 ini oleh beberapa fraksi di DPR diajukan juga agar permohonan itu dapat
dikabulkan sebelum tanggal 1 karena tanggal 1 anggota DPR disumpah segera memilih
pimpinan. Memilih pimpinan berdasarkan MD3 ini, dipilih one man one vote. Berdasarkan
yang lama, dipilih berdasarkan pemenang partai. Maka, ada pergulatan di Mahkamah
Konstitusi di mana sudah diajukan oleh berbagai pihak. di situ sudah banyak sekali yang
mengajukan sebelum kita, sedangkan kita tidak mungkin mengajukannya karena belum
paripurna, Paripurna baru hari ini, maka paling cepat bisa melakukan besok. Tetapi, kalau
kita terlambat mengajukannya, sudah terlanjur putus sebelum tanggal satu Oktober dan kita
belum mengajukannya, jika kita mengajukan terlambat, andai kata permohonan uji materiil
atau formil terhadap Undang-Undang MD3 sudah ditolak karena pengajuan pihak lain, maka
permohonan judicial review oleh MD3 menjadi nebis in idem, tidak dibahas lagi karena
sudah ditolak oleh pemohon sebelumnya. Kalau nebis in idem bagi sebuah lembaga negara
itu tidak baik, sangat tidak baik. Maka, berlomba-lomba pihak-pihak lain mengajukan
judicial review itu sebelum ada nomor, sebelum disahkan tanggal 8 bulan ini. Padahal, aturan
menyatakan judicial review hanya bisa dilakukan terhadap RUU, artinya setelah diberi
nomor. Tapi, praktik membuktikan, dalam Undang-Undang APBN perubahan, sebuah
undang-undang boleh diajukan dalam praktik sebelum ada nomor, maka, pihak-pihak lain
mengajukan sebelum ada nomor, sebelum tanggal 8, karena mereka tidak membutuhkan
Paripurna seperti kita. Seperti partai, hanya membutuhkan pimpinan partai.
Oleh karena itu, tidak ada waktu lagi yang bisa tersisa untuk kita membiarkan ini tidak
diajukan segera. Maka, tanggal 15 itu sudah dibahas oleh para ahli, jangan lagi mundur dari
tanggal 15. Kalau mundur dari tanggal 15, kita tertinggal pembahasan dan bisa dianggap kita
nebis in idem. Oleh karena itu, berkali-kali sekalipun, mohon maaf, saya juga termasuk
mewakili teman-teman yang belum beruntung tidak terpilih lagi, tidak boleh kehilangan
semangat untuk mendukung. Yang tak terpilih saja harus semangat, masa yang terpilih tidak
semangat. Karena, bicara kelembagaan semua kita sudah pernah menjadi Anggota DPD.
Semua anggota DPD harus bersemangat penguatan DPD, apakah periode pertama, kedua,
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 10
dan ketiga harus bersama-sama semangat karena kita pernah menjadi bersama-sama menjadi
anggota
Sekian saja, terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om shanty shanty shanty om.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, Bapak-Ibu sekalian, sebagaimana yang dijelaskan oleh Ketua Tim Litigasi yang
kita sepakati dibentuk pada periode yang lalu di mana beliau telah menjelaskan latar
belakang semangat substantif dan sangat penting untuk keberlanjutan lembaga DPD sebagai
bagian daripada sistem ketatanegaraan kita sehingga kepada kita dimintakan persetujuannya
karena memang waktunya yang tidak ada lagi seperti yang disampaikan dengan jelas oleh
Pak Wayan ya. Boleh saya sampaikan walaupun reses telah berjalan sejak 8 Juli yang lalu,
satu hari sebelum Pilpres, tetapi para Tim Litigasi bersama Pimpinan kita secara kontinu
rapat dibantu oleh Sekretariat Jenderal dan dibantu oleh penasihat hukum kita dan semuanya
itu tanpa bayar ya, Pak Wayan ya, probono. Jadi, ini betul-betul karena hubungan baik antara
DPD dan para tokoh-tokoh pakar-pakar hukum kita, antara lain DR. Todung Mulya Lubis,
Alexander Lay, Pak Muspani Pak Aan Eko, Estu, dan juga teman-teman yang tentu kita tidak
ragukan juga kemampuan daripada ini semua. Nah, sebelum saya mengambil keputusan,
apakah masih ada yang ingin disampaikan sehubungan dengan judicial reviem kita atau
apakah kita sepakat.
Silakan, Pak Asri, kalau ada.
PEMBICARA: MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
125, Ketua.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat siang.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om swastyastu.
Yang kami hormati Ketua DPD dan seluruh Anggota para Senator yang terhormat.
Tanpa mengurangi rasa hormat kami terhadap laporan dari Ketua Tim Litigasi, sebagai
pengantar perlu kami sampaikan bahwa teman-teman yang tidak terpilih saja memiliki
semangat yang tinggi, apalagi yang terpilih. Jangan pernah ragukan semangatnya teman-
teman untuk memperjuangkan kepentingan DPD. Tetapi, melalui forum yang terhormat ini
rasanya hasil perubahan Undang-Undang MD3 yang baru saja disahkan oleh DPR itu rasanya
sangat melukai buat kita, terutama buat yang di DPD. Proses perjuangan judicial review yang
dulu yang harusnya bisa diperjuangkan secara konstitusi oleh lembaga kita untuk menjadi
bahan pertimbangan dalam penyusunan amandemen Undang-Undang MD3 ini ternyata
bukan itu yang dipakai, bahkan jauh dari itu, jauh dari espektasi kita. Sehingga, melalui
forum yang terhormat ini tidak ada salahnya rasanya kepada tiga Pimpinan DPD yang
merupakan merepresentasi DPD secara kelembagaan dalam membangun komunikasi politik
dan lain sebagainya sesuai dengan tata tertib melalui forum yang terhormat ini bisa
menjelaskan kepada kita semua bagaimana alur cerita proses dari semua ini sehingga
kejadiannya proses amandemen atau revisi Undang-Undang MD3 ini bukan semakin
memposisikan DPD dengan baik. Melalui kami kebetulan di Tim Pengkajian di Majelis
Permusyawaratan Rakyat pernah mempertanyakan ini, terutama kepada Saudara Benny K.
Harman sebagai Ketua Pansus dan beliau mengatakan bahwa kami sudah mengirim surat
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 11
kepada Pimpinan DPD untuk memberikan tanggapan terhadap rencana revisi Undang-
Undang MD3. Dan, standing atau jawaban yang diberikan oleh beliau rasanya secara institusi
kok menyalahkan kita. Ini mohon maaf, itu yang saya tangkap sehingga tidak ada salahnya
kepada ketiga Pimpinan bisa memberikan alurnya itu bagaimana? Ini pertanggungjawaban
institusi. Secara eksternal Pimpinan DPD memiliki tanggung jawab untuk
mengomunikasikan ini secara politik. Dan, masuk di, mohon maaf, masuk di ruangan tadi
tiba-tiba kita mendapatkan pengajuan formil dan materi lagi untuk MD3 yang baru. Bukan,
secara pribadi rasanya bukan saya menolak karena ini semua tujuannya untuk kepentingan
DPD, tetapi yang dulu saja kita belum bisa maksimalkan. Dan, rasanya secara sesuai dengan
tata tertib rasanya tidak ada salahnya melalui forum yang terhormat ini kita mendengarkan
alurnya itu bagaimana sih, kok bisa seperti ini. Dan, pada forum yang terhormat ini tidak ada
salahnya kepada Ketua DPD yang terhormat untuk, konteksnya bukan minta
pertanggungjawaban, tetapi rasanya enak kalau melalui forum yang terhormat ini posisi kita
bukan hanya mengesahkan melalui Paripurna keinginan Saudara Ketua Tim Litigasi untuk
mengajukan ke MK. Tetapi, akan lebih elok kalau misalnya kita mendengarkan alurnya
bagaimana, dan rasanya teman-teman juga ingin mendengarkan itu. Begitu ya, Pak Syukur
ya. Kira-kira itu, Pimpinan.
Terima kasih.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Saya rasa sudah paham. Terima kasih, Pak Asri.
Selanjutnya masih ada lagi? Silakan, Pak Farouk.
PEMBICARA : Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (NTB)
Terima kasih, Pimpinan.
Saya hanya mengusulkan saja pada halaman 4 dan mungkin pada halaman lain,
mungkin kalimatnya, kalau masih sempat ya, kalimatnya mungkin bisa sedikit lebih soft,
menghindari kalimat-kalimat yang terlalu tendensius. Karena, bagaimanapun ini
antarlembaga negara, bukan antarpribadi. Penggunaan kata-kata “mengikis kewenangan”,
“tidak menghargai”, “tidak menghormati”, dan sebagainya mungkin bisa diganti kalimat-
kalimat yang lebih soft, yang lebih wise. Begitu juga argumentasi, kalau ini masih mungkin,
kalau tidak apa boleh buat kita haerus berdiri di belakang Tim Litigasi. Ada empat hal di sini
argumentasi yang mungkin tidak substansial saya piker, membandingkan jumlah pasal.
Artinta, dengan mudah ini bisa disanggah, bisa dibantah oleh orang yang kita gugat, begitu.
Jadi, mungkin karena tidak substansial, mungkin menghindari argumentasi-argumentasi yang
seperti ini, dan kalau masih bias. Tetapi, saya tidak mengurangi arti.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Terima kasih.
Masih ada lagi? Silakan. Silakan Pak Paulus kalau ada ya. Mohon waktunya singkat
biar saya dan bisa kita respons dan kita masuk ke agenda berikut.
PEMBICARA : Drs. PAULUS YOHANES SUMINO, MM. (PAPUA)
Terima kasih, Pak Ketua.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 12
Setelah mendengarkan dengan baik laporan Tim Litigasi, maka memang tadi saya
melihat bahwa itu tepat kita ajukan karena ada substansi daripada martabat kita berdasarkan
hasil MK tidak termuat di dalam MD3. Yang kedua, sayang bahwa alasan-alasan lebih
mendasar, saya ulangi, alasan-alasan lebih mendasar untuk pentingnya kita ajukan pada
judicial review tadi itu tidak terangkat dalam laporan singkat itu. Sehingga, tadi saya
memahami apa yang disampaikan oleh Saudara Asri bahwa itu perlu ada penjelasan. Tetapi,
sebenarnya kalau alasan-alasan yang mendasar itu tadi terungkap itu terjawab. Bahwa, DPD
sebenarnya telah mendapat surat dari DPR untuk melakukan revisi terhadap Undang-Undang
Tata Tertib, tetapi ternyata setelah DPD menyampaikan DIM, DIM-nya disampaikan, DPD
tidak diajak lagi dalam membahas itu, tiba-tiba keluarlah itu Undang-Undang MD3-nya, kan
begitu. Jadi, proses ini sebenarnya menurut saya, saya pahami yang perlu penjelasan daripada
Saudara Asri.
Yang berikutnya, bahwa ada substansi hakikat jati diri DPD yang telah dikembalikan
oleh MK justru dikebiri kembali di dalam MD3 ini, yang itu pasal-pasalnya tidak terungkap
di dalam laporan daripada Ketua tadi. Sehingga, saya pikir itu begitu. Tetapi, saya pikir harap
untuk ini kita tidak berhenti sampai di sini, apa yang tadi sudah diputuskan untuk kita
jalankan. Penjelasan-penjelasan barangkali dapat disempurnakan di belakang.
Terima kasih, Ketua
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, saya rasa cukup ya biar kita respons. Baik, teman-teman sekalian, terima kasih
ini. Jadi, ini kesempatan juga untuk menjelaskan kepada kita semua, kepada Pak Asri yang
mengajukan.
Pertama, saya ingin merespons, mungkin nanti akan dilengkapi oleh Tim PPUU ya.
Begini, dulu waktu kita di awal, saya ingin sedikit flashback ya, mungkin di tahun 2012 kita
ini kan semangat untuk melakukan penguatan kelembagaan ini melalui amandemen. Semua
kita tahu, baik periode 2004 – 2009 dan 2009 – 2014. Nah, tetapi penguatan amandemen ini
kan melibatkan pihak lain dan tidak mudah. Akhirnya, dengan berbagai diskusi dialog, ada
yang setuju pro-kontra, akhirnya kita sepakat. Tetap perjuangan amandemen kita lakukan,
bukan saja untuk DPD, tetapi bahkan untuk memperbaiki sistem ketatanegaraan, tetapi yang
paling cepat adalah melalui judicial review. Sekitar bulan Oktober 2012, teman-teman
sekalian, saya masih ingat betul kita mengajukan judicial review untuk kita meminta
mengembalikan hak konstitusional DPD yang selama ini kalau kita baca Undang-Undang
No. 27 Tahun 2009 kita menafsirkan atau DPR waktu itu, walaupun setelah ditolong banyak
oleh anggota-anggota DPD periode 2009 – 2014, di sini ada saksinya Pak Fatwa, beliu ini
adalah anggota Pansus DPR tahun 2008. Kami berhubungan dengan Pak Farhan Hamid.
Sebenarnya posisinya sudah agak lebih baik, tetapi ternyata setelah kita pelajari betul, masih
banyak juga loop hole-loop hole yang seolah-olah membahas mengajukan itu sifatnya tidak
lagi imperatif, tetapi hanya sekadar makruh ya. Dilaksanakan berpahala, tidak dilaksanakan
juga tidak berdosa, kira-kira analoginya seperti itu. Sehingga, akhirnya kita merasa apa yang
kita telah hasilkan produknya tidak maksimal, walaupun ada pengakuan-pengakuan seolah-
olah banyak subtansi daripada keputusan kita, apakah itu pendapat pendapat, apakah itu
pertimbangan pengawasan dilaksanakan.
Nah, waktu kita bawa ke MK kita siap betul, timnya juga sama. Di luar dugaan kita,
justru putusan ini sangat baik sekali, di luar dugaan kita. Biasanya kalau Pak Wayan kalau
ada pertandingan itu selalu dianggap, bagaimana menang tidak? Bukan menang lagi, 5-0.
Jadi, artinya apa yang di-counter oleh DPR satupun tidak jalan. Akhirnya apa yang terjadi,
teman-teman sekalian? Pembahasan dan pengajuan itu bukan hanya sekadar pertimbangan itu
juga bukan imperatif yang dulu dianggap, seperti katakan, BPK boleh dipakai boleh tidak,
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 13
tetapi sesungguhnya makna substansinya adalah sama sederajat dengan lembaga DPR
maupun Presiden. Putusan itu di 2013 langsung hari itu, besoknya saya mengirim surat ke
presiden dan Pimpinan DPR, di sini ada saksi. Kemudian, 9 April seminggu setelah itu, surat
ini direspons sehingga kami pimpinan bertemu dengan presiden, wakil presiden, Pak Asri,
didampingi oleh Menko ya, Pak Laode ya? Ini rapat konsultasi. Nah, kita sampaikan hasil
putusan MK tersebut. Presiden menyampaikan waktu itu, “Kami akan kawal.”
Nah, lanjutan daripada pertimbangan konsultasi itu, Setneg sebagai yang koordinator
dengan lembaga-lembaga negara mengundang Sekretariat Jenderal, bahkan dua kali, bahkan
juga DPR. Kemudian, rumusan yang kita inginkan bagaimana bentuk tindak lanjut daripada
mekanisme membahas itu Tripartit sudah kita serahkan. Belum ada itu pembahasan
mengenai Susduk atau UU yang ada sekarang. Tetapi kita lihat praktiknya seperti yang ada,
mungkin kalau Pak Farouk melaporkan ke saya dengan Komisi II itu baik sekali, tapi
mungkin untuk yang komisi lain tidak ada bedanya dan lain sebagainya. Nah, surat yang saya
ajukan ke DPR direspons, tapi menunggu mereka mengadakan pertemuan dulu dengan
Pimpinan MK. Ternyata Pimpinan MK sekali datang, yang kedua kali tidak ada. Dan, saya
ingat bersama Pak Wayan Sudirta, ya Pak Wayan, waktu itu masih Ketuanya Pak Akil
Mochtar, saya datang konsultasi dengan Pak Akil karena DPR tidak mau mengadakan rapat
konsultasi dengan DPD tanpa kehadiran MK yang mereka menganggap, Pimpinan DPR itu,
seolah-olah putusan MK itu bertentangan dengan konstitusi. Coba bayangkan. Sehingga, apa
yang terjadi? Tidak pernah ada pertemuan ya. Kalau apa yang dilakukan oleh Pimpinan itu
ada record-nya ya nanti Pak Sesjen bisa bagikan ke semua anggota kronologisnya, ini
penting ya.
Jadi, hari ini diumumkan sore, besoknya kita tayangkan surat berbarengan ke presiden
dan DPR. Presiden merespons ada tindak lanjut, tetapi kita minta ada pertemuan Tripartit ya.
Dua kali saya kirim surat, tapi alhamdulillah tidak pernah kejadian. Mungkin ada
kepentingan politik yang berlangsung pada saat itu sehingga seolah-olah mungkin Presiden
tidak enak karena memang dari DPR menolak sekali. Nah, akhirnya sampai Pansus MD3 itu
terbentuk mulai sejak 15 Januari 2014, yang ingin saya katakan Pansus itu dari 15 Januari
sampai 12 Mei, coba bayangkan. Nah, agendanya ada mulai dari 11 Februari sampai dengan
terakhir. Saudara-saudara sekalian, dari agenda ini hanya satu jadwal yang diagendakan
untuk DPD. Hanya pada pukul 2 sampai pukul 4 pada 21 Mei 2014. Saya juga protes ini, ada
yang mewakili kita, tetapi mereka ini kan juga agenda-agendanya kan juga sibuk, mau
pemilu dan sebagainya. Baik, saya kejar lagi Beni Herman sampai ke Bengkulu 1 Juli 2014.
Saya undang dia, saya minta teman-teman Bengkulu untuk carikan durian yang paling enak
di Bengkulu. Siapa yang mendampingi saya malam itu? Pak Asri ya. Saya minta juga semua.
Apa katanya? Pokoknya kita dukung. Itu 1 Juli, lho. Saya minta Setjen untuk menyiapkan
segala macam, kita minta lobi. Saya minta harus ada pertemuan, informasi sudah siap. Tahu-
tahu sepihak mereka batalkan. Di sini ada ya, saya full time lho. Jadi, tahu-tahu terjadi pileg,
pilpres kita tahu ya. Jangankan kita DPD, di antara fraksi saja mereka itu saling kucing-
kucingan sehingga pansus yang terbentuk yang Ketuanya Pak Beni Herman, Wakilnya Nurul
Arifin, segala macam ya dengan segala psikologis yang mereka miliki pascabulan pemilu
pemilu legislative, kita tahu, akhinya diketok itu buru-buru tanggal 8 Juli.
Nah, kita juga tidak tahu kalau di DPD sudah siap semua, tidak ada lagi. Hanya satu
permintaan kita, tidak banyak-banyak ya, tolong dihormati hasil daripada putusan MK
supaya menjadi bagian utuh daripada UU MD3. Tetapi, setelah kita lihat itu pun juga dengan
cara-cara yang tidak terbuka mereka kasih, maka dimarahi juga staf yang ada di pansus. Kita
dapat ya. Ternyata kita pelajari ya, di sini ada Pak Wayan, ternyata tidak utuh, bahkan
sepenggal-sepenggal, bahkan kita melihat, prihatin kita. Langsung kita rapat kita putuskan
untuk litigasi.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 14
Jadi, menurut saya ini jelas dan apa yang saya sampaikan ini didukung oleh
dokumentasi yang sangat jelas dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan sehingga
akhirnya ya pilihannya memang tidak ada lagi ya harus kita membawa ini ke MK. Jadi, kalau
teman-teman bisa pahami, bukan saja kita yang merasa katakanlah ditelikung, makanya saya
sampaikan ke publik bahwa Undang-Undang MD3 ini buruk, diskriminatif. Saya tidak bisa
uraikan lebih banyak lagi, di samping tidak mengakomodasi kita, ada diskriminasi, tidak
akuntabel, tidak transparan. Makanya, KPK mengundang saya. Saya waktu itu didampingi
oleh Pak Wayan dan sebagainya, dua jam kita jelaskan. Makanya, kita mendapat dukungan
penuh dari masyarakat, baik civil society maupun KPK maupun lembaga-lembaga lain yang
barangkali yang disorotnya berbeda. Kita mungkin soal kewenangan kita, tetapi yang lain
mungkin melihat dari segi akuntabilitas dan sebagainya.
Jadi, teman-teman sekalian, percayalah ya kita dari meja Pimpinan bersama tim PPUU
semua bekerja keras. Statement-statement apa yang saya sampaikan itu clear ya dan loader
begitu ya, dan keras. Nanti kita juga minta ke Setjen dibagi ke anggota sehingga tadi boleh
dikatakan DPR, pimpinan bersama balegnya mengakomodasi judicial review tanpa kita juga
mengurangi semangat untuk tetap kita besok untuk mengajukan.
Inilah yang bisa saya sampaikan. Mungkin Pak Laode bisa ingin menambahkan
beberapa hal untuk menjawab kalau nanti ada teman-teman balik bertanya bagaimana
kondisinya. Saya persilakan, Pak Laode.
PEMBICARA : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih.
Tambahan informasi saja sebetulnya. Proses dan kemudian hasil dari putusan MK saya
kira merupakan satu prestasi itu sendiri buat kita semua di DPD ini di mana bisa meyakinkan
kembali diri kita bahwa Undang-undang MD3 yang lalu bertentangan dengan konsititusi.
Oleh karena itu, diluruskan oleh MK. Sekadar tambahan saja, Pak Ketua, bahwa konsultasi
April Pimpinan DPD pada bulan April tahun 2013 yang lalu sebetulnya adalah konsultasi
khusus yang membahas yang waktu itu tidak lebih jauh membahas masalah-masalah lain,
tetapi fokus pada masalah hasil judicial review. Singkat cerita, Presiden SBY di hadapan
kami berdua pada Pimpinan DPD waktu itu dan Wakil Presiden dan seluruh jajarannya
berjanji untuk mengumpulkan seluruh pimpinan lembaga negara DPR, DPD, MPR, dan
seterusnya yang terkait untuk bicarakan soal ini untuk mengomunikasikan putusan MK agar
itu dijalankan. Itu janji Presiden pada saat itu. Tetapi, barangkali ini fakta lapangan juga
bahwa operasionalisasi dari janji itu ternyata yang bertemu adalah Sekretariat. Sekretariat
negara mengundang Sekretariat DPD, Sekretariat DPR, dan juga MK saya kira pada saat itu.
Yang belum terwujud sampai hari ini dan sampai terjadinya perubahan MD3 adalah janji
presiden itu. Tetapi, sebetulnya okelah ini saya tidak mau mempertajam ini, hanya saja waktu
itu keterlanjuran kita adalah menanti janji presiden sampai dengan bertemuanya seluruh
pimpinan lembaga negara DPR, DPD, MPR, juga MK barangkali, saya kira juga MK waktu
itu dia janji, untuk melakukan koordinasi agar putusan MK ini dieksekusi di lapangan
sehingga tidak bermasalah lagi sehingga Undang-Undang MD3 itu secara otomatis
sebetulnya ruhnya setelah pada saat presiden berbicara pada waktu itu adalah diubah sesuai
dengan putusan MK.
Sekali lagi ini luput atau barangkali tidak terlaksana sampai hari ini, tetapi ini sebuah
peristiwa yang kita juga tidak bisa berbuat banyak untuk meminta atau memaksa Presiden
karena kita tidak punya kewenangan untuk untuk memaksa. Proses-prosesnya kemudian dan
kemudian saya melakukan bicara, baik secara resmi maupun informal dengan beberapa
teman dari DPR, memang sebagian keberatan besar dengan putusan MK, termasuk satu
waktu kami bawa dalam perdebatan di media elektronik, di media TV. Tetapi, sebetulnya
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 15
setuju bahwa itu harus dilakukan. Hanya karena mereka menganggap bahwa ini melampaui,
katakanlah seperti alasannya melampaui, kemudian ya engganlah.
Proses-proses yang terjadi termasuk juga terkait dengan terkait dengan rancangan
Undang-Undang Kelautan sebagai informasi menurut perjalanan ke belakang sebetulnya itu
rancangan Undang-undang Kelautan akan dibahas pada tahun yang lalu, 2013 yang lalu.
Diakui bahwa rancangan Undang-undang itu asalnya dari DPD. Dan, kami sudah melakukan
serangkaian pertemuan untuk itu, tetapi ketika diminta, ini kan ini persoalan komunikasi
juga, seringkali kita bagaimana waktu membangun komunikasi ini bagi saya waktu itu
sebetulnya yang penting rancangan Undang-undang Kelautan ini dibahas karena dia tahu
bahwa asalnya dari DPD. Tetapi, kita karena waktu itu sudah berangkat sudah mengacu pada
putusan MK, oke ini tidak bisa diambil oper di Baleg di DPR, kemudian akan dijadikan hak
inisiatif DPR karena memang sudah ada keputusan MK waktu itu tentang kewenangan DPD.
Maka, suasana psikologis agak terganggu sampai kemudian dibawa, dibahas kembali karena
teman-teman DPD waktu itu saya kira ada yang melakukan komunikasi, bahkan bersurat
untuk tidak menyetujui proses seperti itu. Ini kan proses ketersinggungan juga yang harus
kita sadari waktu itu sebetulnya menjadikan mereka, bagaimana kita sudah siap bahas
rancangan Undang-undang itu, kemudian kita harus tidak jadi karena padahal diseriusi betul
oleh pemerintah pada waktu itu, termasuk dengan Kelautan.
Nah, itulah yang apa yang saya mau katakan sebetulnya, mungkin saja karena proses
komunikasi pimpinan ya maju saja sebetulnya. Tetapi, di di dalam diri kita sendiri memang
ada tafsir yang berbeda-beda untuk melakukan putusan MK itu. Secara umum memang
bahwa putusan MK sebetulnya menurut konsultasi dengan berbagai ahli konstitusi atau
ketatanegaraan itu tidak perlu dilakukan perubahan Undang-Undang MD3 dulu, menunggu
itu dulu baru diterapkan, baru eksekusi keputusan MK. Tetapi, harus dilakukan memang
setelah putusan MK itu karena bersifat mengikat. Oleh karena itu, perubahan Undang-
Undang MD3 sebetulnya pada saat itu hanyalah semangatnya bisa mengakomodasi putusan
MK ini. Tetapi, ternyata tidak dalam proses-proses yang dijelaskan oleh Pak Ketua tadi. Jadi,
proses-proses yang dijelaskan oleh Pak Ketua memang tidak ada yang bisa berbuat banyak
ketika keputusan itu diproses dan diambil di dalam pansus di DPR. kita tidak bisa
mengintervensi lebih jauh. teman-teman dari Tim Undang-Undang MD3, revisi Undang-
undang MD3 saya kira kita harus beri apresiasi sudah bekerja terus, masuk terus sekretariat
memantau setiap hari di sana, memantau perkembangan dari waktu ke waktu, tetapi tidak
bisa juga berbuat banyak karena ketika mengambil putusan, apalagi proses-prosesnya itu
tidak bisa kita paksa untuk kita datang ke sana, kita harus ribut terus kecuali. Maka,
kemudian inilah yang terjadi, hasil yang maksimal yang dilakukan oleh DPD secara
kelembagaan. Pimpinan DPD yang memandu di bawah Pak Irman dan secara lebih khusus
Tim Revisi Undang-Undang MD3 yang telah bekerja keras. Makanya, itu saya mau katakan
ini adalah hasil terakhir sebetulnya yang tidak diharapkan karena ini memang bagaimana
posisi kita seperti itu, kecuali kita ramai-ramai setiap hari kita ribut terus, ribut terus, ribut
terus, kontroversi juga orang katakana. Ini tidak boleh karena tidak ada boleh suasana kisruh
atau gaduh di antara lembaga negara. Proses kedamaian itulah sebetulnya yang kita lakukan
selama ini, tetapi akhirnya pun itu ternyata seperti ini.
Oleh karena itu, tadi saya katakan saya Pimpin Rapat Panmus sejak pagi sampai
selesai, sampai selesai juga pertemuan di DPR itu memang disepakati memang ya apa boleh
buat ini kalau bagi teman-teman DPD, rekan-rekan, apalagi yang akan melanjutkan,
terimalah ini sebuah kenyataan yang terus memang mungkin nasibnya untuk terus
diperjuangkan. Begitu, Bung Asri ya. Terima kasih, itu penjelasan tambahan saja dari saya.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 16
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, saya rasa cukup jelas tidak perlu diperjelas lagi. Ini juga akan menjadi sebuah
catatan kita, dokumen bagaimana berjuang. Ini kan perjuangan politik ya, tidak bias, kita
banyak juga menimbang yang lain. Tetapi, alhamdulillah ya walaupun diakhir ini ya seperti
tadi itu RUU Kelautan itu merupakan manivestasi pengakuan daripada DPR terhadap
putusan judicial review, itu yang harus kita lihat di balik itu. Tetapi, terlanjur litigasi ini
sudah kita jalan, kita jalan saja ya. Jadi, apa yang rapat kami tadi itu luar biasa. Bukan soal
materi saja yang luar biasa, tetapi mekanisme pembahasannya itu mengacu kepada putusan
MK, yaitu tripartit. Jadi, memang politiknya begitu ya. Kita ini kan bukan gerombolan atau
apa ya. Politik itu kan take and give. Kalau bilang terlambat, juga tidak. Usia kita kan baru
menjelang 10 tahun, belum juga 10. DPR itu usianya 69 tahun, tidak perlu KTP lagi kalau
manusia itu kan. Jadi, saya kira what we have done perlu kita apresiasi diri kita dan teman-
teman semuanya. Mari kita tepuk tangan buat kita semualah.
Baik, teman-teman sekalian, nanti soal mekanisme semua substansi barangkali kalau
ada waktu nanti malam juga Pak Farouk juga mungkin hadir kalau kita undang ya, itu juga
akan ada pertemuan atau mungkin ada dari Pak Wayan ya. Kalau ada dari materi ini, kalau
ada penyempurnaan sebelum nanti besok akan diserahkan jam berapanya, kami persilahkan
ke Tim Litigasi dan teman-teman yang mewakili, kalimat-kalimatnya. Mungkin ada dari Pak
Wayan saya lihat ada gesture-nya yang mau menyampaikan sesuatu.
Silakan, Pak.
PEMBICARA : I WAYAN SUDIRTA, SH. (BALI)
Ini memang tanggung jawab moral dan memang ini sudah didiskusikan Jangan sampai
judicial review ini tidak didukung oleh semua anggota, itu satu. Kedua, ini masa transisi,
jangan sampai setelah periode ini mengajukan, nanti periode berikutnya mencabut
permohonan. Karena itu, kami luar biasa hati-hatinya. Dan, untuk menunjukkan itu, saya
harus menjawab beberapa yang disampaikan.
Ada tiga hal yang belum terjawab. Satu, masalah redaksi dari Pak Farouk. Kedua,
masalah argumen dari Pak Paulus. Kemudian yang ketiga, pasal-pasal dari Paulus juga. Tim
Litigasi ada lima orang. Prof. Jhon keluar ruangan. Mungkin dari anggota bisa diwakili satu
saja, sesudah itu dari pimpinan satu karena Pak Jhon keluar, biar saya dari pimpinan. Dari
anggota mungkin di antara Bu Iin, Pak Anang, dan Pak Alirman? Apa disetujui Pak Alirman
yang mewakili? Silakan, Pak Alirman 2 menit, saya nanti ambil 2 menit. Ada tiga yang
belum terjawab ini, mari kita sama-sama menjelaskan apa benar Tim Litigasi ini bekerja
serius, berhati-hati, sudah menghitung segala sesuatu, termasuk yang ditanyakan ini.
Silakan Pak Alirman kalau diizinkan.
PEMBICARA : ALIRMAN SORI, SH., M.Hum., MM. (SUMBAR)
Baik, terima kasih Pimpinan.
Saya mohon maaf, sangat tidak mungkin menjelaskan pada forum hari ini, apalagi
waktu sangat mendesak untuk laporan daerah. Nah, yang paling penting bagi kita adalah apa
yang sampaikan oleh Pak Wayan saya garis bawahi. Kalau memang anggota yang 132 ini
ada yang tidak bulat untuk memberikan persetujuan terhadap maju lagi Tim Litigasi ke MK,
menurut saya tidak perlu dilanjutkan. Kalau itu akan dilakukan dalam konteks politik, bisa
saja terjadi setelah dilantik anggota DPD yang baru ya ini bisa-bisa berubah dalam bentuk
lain. Jadi, kewibawaannya tidak ada. Karena, tidak mungkin dalam ruang yang terbatas,
waktu yang sangat terbatas apa yang diminta oleh teman-teman untuk bisa dijelaskan hari ini.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 17
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, jadi saya rasa saya bisa membaca, pada prinsipnya kita semua sepakat ya, setuju
Tim Litigasi ini kita beri mandat penuh untuk kita mengajukan judicial review ke MK.
Apakah ini bisa kita sepakati? Setuju?
Baik, tepuk tangan buat kita semua.
PEMBICARA : I WAYAN SUDIRTA, SH. (BALI)
Tapi, saya ingin menjawab dulu.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Silakan, Pak Wayan, kalau ada.
PEMBICARA : I WAYAN SUDIRTA, SH. (BALI)
Baik. Saya berhati-hati sekali ketika menerima penunjukan dan diputuskan saya
sebagai Ketua Tim Litigasi saya berada di daerah karena sedang reses. Tetapi, saya
membayangkan rapat waktu itu memang diperlukan tim yang solid. Saya tidak tahu kenapa
saya ditunjuk lagi. Semula saya menolak, tetapi ada pejabat penting menelepon saya, Pak
Anang juga menelepon saya. Akhirnya kok saya tidak bisa menolak untuk memegang posisi
ini.
Pertanyaannya, kita mau membiarkan tidak UU MD3 ini mempereteli hak-hak DPD?
Hak-hak Anggota DPD? Bahkan, lebih lemah daripada MD3 yang terdahulu dan tadi sudah
dipaparkan di Panmus. Kalau kita mau dilemahkan ya tidak usah mengajukan judicial review
memang. Kalau kita mau melawan tidak boleh menunggu-nunggu karena nanti nebis in idem
karena orang lain sudah mengajukannya. Karena itu, dengan segala tenaga, segala daya,
Pimpinan, Sekretariat Jenderal, dan Tim ini bekerja tiada henti. Nah, kasih saya memberikan
penjelasan, Pak Ketua, dulu karena ini masalah yang sensitif. Saya sebenarnya tahu diri.
Orang yang tak terpilih itu apa pun diomongkan kalau di dalam politik tidak elok. Orang
tidak terpilih, kok. Saya menyadari itu, tetapi sekali lagi karena tanggung jawab moral dan
politik saya masih sebagai anggota, saya menerima posisi ini.
Lalu, pertanyaan Pak Farouk, saya setelah baca halaman 4, silakan baca kembali
halaman 4. Mungkin yang dimaksud halaman lain, tapi tadi disinggung halaman 4. Belum
bisa saya lihat satu kata pun yang kurang bijaksana di situ. Silakan koreksi halaman 4 dari
segi redaksi, mungkin halaman lain.
Yang Pak Paulus, pasal-pasal. Mungkin Pak Paulus orang yang teliti, tetapi mungkin
belum dilihat pasal-pasalnya. Namanya saja pengantar laporan, kan tidak mungkin membaca
semua. Tetapi, kalau dilihat di dalam permohonan, terutama bagian akhir, saya sebut satu
persatu pasalnya yang luar biasa banyak, Pak. Pasal 71, 72, 165, 166, 166 Ayat (2), 167, 174,
276, 277, 170 Ayat (5), 171 Ayat (1), 249, 245, dan seterusnya. Kalau saya baca ini sampai
lelah ini, Pak. Seluruhnya pasal yang merugikan DPD itu kami telisik dan sudah kami
KETOK 3X
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 18
cantumkan. Tentang alasannya, silakan baca lebih teliti. Begitu Pak Paulus nanti membaca
ini pasti dia yakin.
Tetapi, sumbangan Pak Asri, sumbangan Pak Prof., sumbangan Pak Paulus jangan
dianggap kecil karena ini mekanisme parlemen yang sangat demokratis harus disimak. Saya
harus memandang sumbangan itu sesuatu yang sangat positif. Dia masih mau peduli
memberi sumbangan sekalipun belum bisa membaca semua, mereka memberi sumbangan
kan boleh karena waktunya mungkin mendadak. Tetapi, yang terakhir ada perbaikan-
perbaikan yang secara teratur, bertahap dibolehkan karena di MK permohonan boleh
diperbaiki. Maka, teman-teman yang tadi memberi masukan dan yang belum memberi
masukan, saya berharap dalam rapat-rapat Tim Litigasi ikut serta. Pimpinan dan Setjen
tolong memonitor pikiran-pikiran bagus seperti tiga orang anggota ini jangan tidak
diakomodasi. Mereka mungkin di luar tiga orang ini ada yang lain lagi, tolong dimintakan
pendapat kalau Tim Litigasi ini rapat.
Terima kasih, Pak Asri, mudah-mudahan bisa rapat nanti malam. Pak Paulus, Pak
Farouk, mudah-mudahan bisa rapat dan juga rapat-rapat berikutnya itu karena kami ini
rapatnya siang malam sampai jam 3 pagi merumuskannya. Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, jadi sekali lagi teman-teman sekalian ini semangat kita bersama, tentu semua
bagaimana pun kita ada rasa sense of belonging ya, rasa memiliki lembaga ini sehingga
makanya Pak Wayan menyampaikan tadi itu dengan penuh rasa sayang kalau menurut saya.
Jadi saya rasa cukup. Terima kasih. Dan, mari kita beri apresiasi buat teman-teman Tim
Litigasi.
PEMBICARA : Drs. PAULUS YOHANES SUMINO, MM. (PAPUA)
Ketua, saya mohon izin sedikit. Satu menit tidak sampai.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Masih mau lagi?
PEMBICARA : Drs. PAULUS YOHANES SUMINO, MM. (PAPUA)
Pak Ketua, sebenarnya saya tidak menanyakan apa-apa tadi. Tidak meragukan juga
tentang, sabar dulu Pak, tidak meragukan juga langkah debat Tim Litigasi. Hanya saja karena
tadi terangkat masalah yang diangkat oleh Saudara saya Asri, saya justru mendudukkan pada
masalahnya bahwa yang diungkapkan di Panmus tadi sudah sangat sempurna, sudah sangat
baik. Hanya saja itu kan tidak ter-cover laporan yang disampaikan Ketua Tim tadi. Andaikata
itu ter-cover saya pikir masalah kita menjadi sangat jelas. Jadi, saya sendiri tidak
menanyakan, tidak meragukan langkah-langkah itu.
Terima kasih, Pak Wayan.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, teman-teman sekalian. Inilah namanya demokrasi kita sering mendengarkan.
Saya juga merasa terima kasih juga diberi kesempatan untuk menjelaskan, begitu ya. Jadi,
dengan adanya pertanyaan begitu, kronologisnya bahkan nanti saya minta Pak Sesjen pasal
usulan MK itu apa yang telah kita putuskan. Karena, ini adalah bagian dari dokumen sejarah
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 19
dalam perjuangan kita dalam proses penguatan kelembagaan kita. Jadi, ini pejuang politik ya
begitu. Jadi, secara bertahap kita sudah agak baik.
Baik, kita beranjak ke agenda kedua yang penting. Nah, tadi di awal sudah saya
tawarkan, ini masih ada dua jam waktu. Untuk pertama, apakah kita mulai sidang ini, apakah
bisa menyerahkan saja ke Pimpinan, kemudian nanti akan dibagikan ke alat kelengkapan ya.
Kalaupun ada nanti ada permintaan oleh wakil dari Sumatera Utara karena beliau itu urgent
sekali harus ada acara, dia meminta untuk pertama. Kalau itu disepakati, kemudian kalau
boleh saya memulai dari dari Timur ya, nanti mau menyerahkan sebelah kanan. Baik, apa
bisa kita setujui? Setuju.
Kami persilakan Pak Rahmat kalau ada.
PEMBICARA : M Dr. H. RAHMAT SHAH (SUMUT)
Bismillahirrahmanirrahiim, assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore.
Salam sejahtera bagi kita sekalian.
Om swastyastu.
Yang terhormat Bapak Ketua, Bapak dan Ibu Wakil Ketua, Bapak-bapak dan Ibu-ibu
Anggota DPD RI yang saya hormati, serta hadirin sekalian yang saya muliakan. Izin
menyampaikan laporan kami berempat dari Sumatera Utara: Pak Rudolf Pardede, Rahmat
Shah, Parlindungan Purba, dan Ibu Darmayanti Lubis. Saya berterima kasih diberi
kesempatan pertama karena kami mengadakan halal bihalal hari ini, Perhimpunan Kebun
Binatang se-Indonesia di Taman Mini. Saya mohon maaf karena kita mestinya Paripurna
besok, Ketua. Jadi, saya mengambil hari ini jam 4, ternyata kalau kita terus saja Pak Wayan
ini, saudara kita yang baik ini yang semangatnya luar biasa ini tidak akan pernah habis
dengan Pak Paulus.
Izin, kami sampaikan beberapa pesan, juga berkaitan dengan Tim Litigasi saya juga
ikut. Semangatnya tadi pagi juga ikut. Pak Laode menyampaikan sudah betul-betul lengkap,
bahkan persentase lengkap, baru ditambahi lagi Ketua dan Ibu tadi, sudah sangat lengkap.
Makanya, Pak Paulus juga tadi hadir mendengar lengkap. Sekarang sudah hilang lagi Pak
Paulus. Oh, sudah pindah tempat, misterius. Sayang Pak Paulus tidak ikut lagi ke depan.
Sebetulnya ramai DPD ini kalau ada Pak Paulus.
Saya izin menyampaikan beberapa hal hanya tiga menit. Pertama, harapan kita bersama
para pejabat Muspida di daerah memperoleh berbagai masukan dan saran dari berbagai
kalangan untuk kemajuan pembangunan dan perbaikan kesejahteraan masyarakat. Karena,
sebenarnya Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi negara terdepan di
berbagai sektor pembangunan. Untuk mewujudkan impian tersebut, tentu mutlak dibutuhkan
komunikasi dan kepekaan antara pemimpin dengan masyarakat di daerah kita semua.
Sedangkan, untuk memaksimalkan sinergisitas itu tentu mutlak dibutuhkan komunikasi dan
kepekaan para pemimpin untuk menyahuti aspirasi maupun harapan dari masyarakat. Ini
kami sampaikan, saya mohon maaf Bapak Ibu sekalian yang saya muliakan, kita masalah
tanah, khususnya Pak Anang sahabat saya dan teman-teman lain di berbagai daerah. Kita
telah mengundang menteri BUMN waktu itu Departemen Keuangan, berbagai instansi terkait
termasuk empat kepala daerah kabupaten/kota dan masyarakat. Ternyata ditandatangani di
DPD RI di Komite I. Dijanjikan dua bulan, alhamdulillah sudah dua tahun belum selesai.
Kemudian, soal kelistrikan juga kami laporkan, ini yang penting. Juga, masalah mati-mati
KETOK 1X
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 20
listrik hampir di seluruh Sumatera. Saya sebagai Ketua Kaukus sepakat dengan teman-teman,
khususnya Pak Gafar, kita undang menteri, direktur utama, dan berbagai pihak terkait. Juga,
disepakati bahwasanya akhir November tidak ada lagi pemadaman listrik, khususnya di
Sumatera dan Sumatera Utara. Ternyata sampai kemarin satu hari mati 5 – 6 kali,
alhamdulillah. Jadi, itu saya menyahuti apa yang sampaikan Pak Laode Wakil Ketua tadi,
memang sebagai pemimpin mestinya komitmen janji itu dipenuhi karena itu sudah
menyangkut moral dan etika. Itulah yang kurang kita beri teladan kepada masyarakat
sehingga potensi bangsa yang besar ini, potensi bangsa Indonesia, potensi kita semua kurang
terakomodasi.
Dan, terakhir terkait dengan pendidikan karakter budaya bangsa adalah kesadaran
mendalam bahwa apa pun keunggulan yang dimiliki dan apa pun visi yang diimpikan harus
harus merujuk filosofi bangsa Indonesia. Sementara itu, budaya sebagaimana materi
pendidikan dan pengajaran dimaksud berkait dengan kurikulum tenaga kependidikan
mencakup kompetensi, kapasitas, dan pengalamannya, serta perangkat keras penunjang
lainnya dengan berfilosofi budaya bangsa. Operasionalisasi proses belajar mengajar
hendaknya berisi karakter kejujuran, kebersamaan, toleransi, kesopanan, dan peduli kepada
orang lain. Perlu kiranya kajian-kajian mendalam yang bertujuan memberikan makna baru
pada pendidikan itu sehingga pendidikan dan manajemen berada pada ranah peringkat etika
moralitas di samping ranah intelektualitas dan spiritualitas bagi terciptanya SDM yang
berkualitas ke depan. Etika pendidikan perlu terus dikembangkan berkaitan dengan nilai-nilai
moralitas dan hubungan manusiawi. Prosesnya adalah pemahaman dan pembatinan dengan
kegiatan mengenal dan mempraktikkan nilai etis. Kunci sukses adalah pengendalian diri
dengan hasil manusia berjati diri dan bermartabat, kembali memiliki komitmen tinggi, dan
wajib tepati janji.
Mungkin demikian yang kami sampaikan sebagai penutup sesuai tugas yang diberikan
kepada kami. Tadi Pak Wayan menyampaikan semangat bagi yang tidak terpilih. Pak Wayan
lupa, semangat juga bagi yang tidak menyalonkan diri seperti kami sendiri. Jadi, kami tetap
milik DPD, milik teman-teman yang melanjutkan, kalau ada sesuatu kita saling berhubungan.
saling membantu, dan saling berbuat dan memberi kepada bangsa negara-negara kita.
Pada kesempatan ini, kami juga menyampaikan maaf lahir batin, terutama dalam
melaksanakan tugas bersama lebih kurang lima tahun ini Mungkin demikian yang kami
sampaikan. Lebih kurang mohon maaf. Kami tutup dengan pantun wajib, “Biar orang
menanam buluh, kita tetap menanam padi. Biar orang menebar musuh, kita tetap menanam
budi”. Demikian kami sampaikan, terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore.
Om shanty shanty shanty om.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih Pak Rahmat. Salam pada masyarakat binatangnya.
Silakan kita mulai, kita sepakati mulai dari Jawa Timur. Silakan, Ibu.
Terima kasih. Jadi, kalau ada yang kurang nanti dilanjut, digabun, dilengkapi melalui
Sekretaris Jenderal, nanti akan dibagi ke alat kelengkapan. Terima kasih Ibu Istibsyaroh dari
Jawa Timur.
Selanjutnya dari mewakili Provinsi Kalimantan Tengah.
PEMBICARA : INTSIAWATI AYUS, SH., MH. (RIAU)
Interupsi. Selanjutnya izin Riau mau menyerahkan.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 21
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Kita sepakat dari kanan ya.
PEMBICARA : HAMDHANI (KALTENG)
Izin, Pimpinan, membacakan sebentar.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swastyastu.
Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Saudara-saudara Anggota
DPD RI, Sekretaris Jenderal dan Wasesjen DPD RI, dan hadirin yang berbahagia. Izinkanlah
saya membacakan masing-masing komite supaya agak cepat.
Pertama, Komite I, adalah masalah masyarakat secara tradisional memelihara dan
menggarap lahan perkebunan dan ladang tidak memiliki dokumen batas tanah penguasaan
hak milik, seperti surat keterangan kepemilikan, segel, SKT, sertifikat. Mereka tidak
memiliki surat-menyurat. Oleh karena itu, Komite I sudah menyampaikan hal ini yang diutus
ada Pak Rugas Binti, beliau tidak hadir hari ini sudah menyampaikan ini. Kemudian, Komite
II, Bu Permana Sari mengenai pengawasan Undang-Undang Lalu Lintas Jalan. Undang-
undang sudah dilaksanakan dengan baik, tetapi pelaksanaannya masih banyak kendala.
Puluhan daerah terutama terkait kewenangan Dinas Perhubungan yang dianggap belum
optimal. Kemudian, Komite III, pengawasan atas pelaksanaan kegiatan ibadah haji, persoalan
kuota haji, pemberlakuan sistem pendaftaran haji sepanjang tahun sejak tahun 2006
menyebabkan adanya daftar tunggu yang panjang. Kuota haji Provinsi Kalimantan Tengah
sampai saat ini adalah 1.335 sesuai hasil rapat evaluasi haji nasional Jakarta tahun 2006. Dan,
itu berlaku sampai sekarang jumlah kuota haji dan jumlah pendaftar ibadah haji di
Kalimantan Tengah ini diperkirakan telah melewati masa tunggu pemberangkatan tahun
2034 atau 20 tahun yang akan datang. Jemaah haji tunda tahun 2013 karena adanya
pengurangan kuota 20% sehingga kuota Kalimantan Tengah menjadi 1.060. Jemaah haji
yang mengalami penundaan tahun lalu pada tahun diupayakan untuk diberangkatkan. Terlalu
lamanya masa tunggu pemberangkatan haji menjadi keluhan sebagian besar jemaah haji.
Oleh karena itu, perlu langkah komprehensif untuk menyelesaikannya. Komite IV, layanan
dasar infrastruktur pendidikan, kesehatan, serta penguatan struktur dan kultur budaya, 13
fokus yang akan dilakukan Provinsi Kalimantan Tengah untuk 2015 mendatang, yaitu
pengembangan pusat-pusat ekonomi unggulan daerah, pengembangan sarana dan prasarana
bagi tenaga pendidikan, peningkatan kesejahteraan dan kualitas tenaga pendidikan akan
dilakukan peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan, pengembangan infrastruktur
dan jaringan transportasi komunikasi, informatika, pengairan, dan kelistrikan.
Pimpinan yang kami muliakan, izinkanlah saya menambah sedikit. pada Sidang
Paripurna Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia kali ini, kita akan masuki akhir
masa tugas selaku anggota DPD RI wakil rakyat di daerah. Bahwa amanah dan tugas
perjuangan memajukan rakyat dan bangsa akan terus dilakukan, khususnya bagi mereka yang
terpilih menjadi anggota DPD RI periode 2014 – 2019, baik senator lama maupun baru.
Demikian juga rekan-rekan senator mendapat amanat kepercayaan melalui jalur partai politik
dan berhasil terpilih menjadi anggota legislatif Dewan Perwakilan Rakyat RI periode 2014 –
2019. Perjuangan memajukan rakyat dan bangsa oleh DPD dan agenda-agenda yang masih
harus diselesaikan oleh DPD RI tentu secara berkelanjutan diperjuangkan. Kami Anggota
DPD RI yang terpilih menjadi Anggota DPR RI tentunya dia akan bersama-sama senator
terpilih bersinergi dengan tugas-tugas kami yang baru di DPR nanti untuk kepentingan
memajukan pembangunan daerah yang selama ini kita perjuangkan bersama. Salah satu tugas
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 22
dan agenda penting kita, yaitu upaya penguatan DPD RI pascaputusan Mahkamah Konstitusi
Tentang Undang-Undang MD 3 kini akan tetap berkomitmen untuk kepentingan
memperjuangkan kewenangan DPD RI melalui tugas konstitusional di DPR RI. Perlu kami
sampaikan bahwa ada materi ayat-ayat pasal atau bagian UU MD3 banyak yang tidak sesuai
dengan prinsip penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas KKN, seperti penghapusan
bagian pendidikan untuk anggota DPR, DPD, dan DPRD provinsi kabupaten/kota, Undang-
Undang MD 3 cenderung melindungi koruptor karena ada pasal yang mengatur bahwa aparat
hukum harus mendapat persetujuan tertulis dari Mahkamah Kehormatan Dewan jika hendak
memeriksa atau meminta keterangan anggota DPR. Keberadaan MD3 juga menyulitkan
fungsi Dewan di daerah. Anggota DPR di daerah periode 2014 – 2019 yang baru saja dilantik
tidak bisa langsung bekerja untuk membentuk alat kelengkapan dewan karena terhambat
aturan dalam surat edaran Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri.
Akhirnya, terima kasih kami ucapkan pada Pimpinan DPD RI Senator H. Irman
Gusman (Ketua), Senator GKR Hemas (Wakil Ketua), Senator DR. Laode Ida (Wakil Ketua)
atas kerja sama, atas kepemimpinan selama ini mengayuhkan DPD RI melaksanakan tugas
konstitusional bagi kepentingan rakyat, bangsa, negara. Pada kesempatan ini juga, kita semua
mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya ibunda dari Bapak Haji Irman Gusman
Ketua DPD RI. Semoga amal ibadah almarhumah diterima di sisi Allah SWT. Aamiin
yarobbal ‘alamin. Terima kasih pada seluruh senator dari perwakilan 33 provinsi yang
selama ini telah bekerja sama memperjuangkan aspirasi rakyat dan aspirasi daerah di dapil
masing-masing. Terima kasih pada Sekretaris Jenderal, Wakil Sekretaris Jenderal, dan
seluruh jajaran aparat Setjen atas kerja sama dan dukungan dalam melaksanakan tugas-tugas
konstitusional DPD RI.
Pada akhir kata penutup, kami mengucapkan mohon maaf apabila selama ini terdapat
kata, sikap, dan perilaku yang tidak berkenan yang belum sampai kepada sikap keteladanan
sebagaimana pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak, tidak ada sesuatu yang
tidak ada kekurangan”. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan Minal aidin walfaizin,
mohon maaf lahir dan batin.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om shanty shanty shanty om.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Terima kasih kepada Pak Hamdani. Ini namanya farewell speech, pidato perpisahan.
Tetapi, beliau akan menjadi anggota DPR RI yang akan menjadi mitra strategis buat anggota
DPD ke depan. Karena, di sini ada beberapa orang yang saya lihat ya. Di sini ada Pak Luther
Kombong, ada Pak Elnino, DPR tadi tidak disebut, siapa lagi ya yang hadir? Iya, Pak Elnino
sudah, Erma Ranik, dan sebagainya, Ibu Elviana hari ini tidak ada ya. Mudah-mudahan itu
menjadi menambah kekuatan. Jadi, nanti 132 tambah beberapa orang nanti. Nanti kita adakan
acara khusus bersama. Terima kasih, Pak Hamdani.
Maluku Utara kosong, kita skip saja, kita lewati. NTB kami persilakan.
PEMBICARA : H. LL. ABDUL MUHYI ABIDIN, MA. (NTB)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, kami akan membacakan pointer-pointer saja
dari laporan kegiatan daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dilakukan oleh Anggota
DPD Nusa Tenggara Barat.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 23
Bismillahirrahmanirrahim, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang terhormat Saudara Pimpinan DPD RI, Saudara Pimpinan Alat Kelengkapan
Kepanitiaan dan Badan Kehormatan DPD RI, serta Saudara Pimpinan Kelompok DPD di
MPR RI, yang kami banggakan seluruh Anggota DPD RI, serta hadirin sekalian yang
berbahagia. Puja syukur kehadirat Allah SWT dan shalawat kepada Rasulullah SAW.
Saudara Pimpinan dan Anggota DPD RI serta hadirin yang kami hormati, berikut
pointer-pointer dari laporan Anggota DPD RI selama melaksanakan kegiatan di daerah.
Yang pertama, yang terkait dengan ruang lingkup tugas Komite I, yakni terkait dengan
pelaksanaan e-KTP yang belum sempurna. Kedua, terkait dengan keamanan kawasan, baik di
kawasan perkotaan maupun di kawasan pedesaan B.
Terkait dengan tugas Komite II. Yang pertama terkait dengan PLN yang sampai saat
ini masih tetap nyala dan padam walaupun Presiden RI telah datang ke NTB dan
deklarasikan tidak ada lagi pemadaman listrik. Yang kedua, terkait dengan abrasi pantai di
Nusa Tenggara Barat terus-menerus sangat dahsyat perkembangannya. Yang ketiga, usul
pembangunan jembatan beberapa tempat yang membutuhkan anggaran dari APBN.
Selanjutnya, pembangunan Bendungan Labangka Komplek Kabupaten Sumbawa yang sudah
15 tahun belum terealisasi dan perlu mendapatkan perhatian pusat.
Yang ketiga, terkait dengan ruang lingkup Komite III, perlu antisipasi wabah ebola
dengan penanganan khusus dan pelatihan khusus bagi tim kesehatan atau medik haji. Di sini
juga ada bidang pendidikan yang mengharapkan ada peninjauan kembali aturan terkait
dengan wajib mengajar 24 jam bagi guru yang mendapatkan sertifikasi. Terakhir, ini ada
beberapa juga, tetapi pointer yang menurut kami perlu diperhatikan adalah pendekatan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat Pulau Sumbawa. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara
Barat masih membutuhkan sekitar Rp100 miliar dan diharapkan ada bantuan dari APBN
setengahnya. Ini mohon perhatian dari pemerintah pusat.
Demikian pointer-pointer yang dibacakan dan kami dari Anggota DPD RI Dapil Nusa
Tenggara Barat. Pada kesempatan ini juga menyampaikan Minal aidin walfaizin, mohon
maaf lahir dan batin pada seluruh Pimpinan, Anggota, dan Kesesjenan.
Demikian, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Terima kasih Pak Muhyi Abidin yang telah menyampaikan laporan kegiatan
daerahnya. Selanjutnya, kami persilahkan yang mewakili Provinsi DKI.
PEMBICARA : Drs. H. A. M. FATWA (DKI JAKARTA)
Bismillahirrahmanirrahim, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera.
Selamat sore.
Om swastyastu buat Pak Kadek secara khusus.
Saudara Ketua Pimpinan Senator dan hadirin sekalian, kami dari DKI sebenarnya kalau
yang namanya reses itu hampir sama saja, tidak reses dengan reses itu sama saja di dalam
komunikasi dengan konstituen. Bahkan, dengan daerah-daerah lain juga sering menghubungi
kami untuk kepentingan-kepentingan di berbagai lingkup pemerintahan pusat. Saya
memberikan contoh, misalnya di sini yang terakhir di samping masa-masa lalu sudah banyak
kami tangani juga persoalan-persoalan daerah. Seperti kita ketahui di mass media, masalah
tertunda-tundanya pelantikan Bupati terpilih Sumba Barat Daya. Sudah satu tahun sejak
Desember sampai sudah 1 tahun terpilih, kemudian dimenangkan di MK, tetapi tidak dilantik
sampai sekarang. Bulan lalu, maksud saya awal bulan ini diadakan Sidang istimewa, Sidang
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 24
Paripurna Istimewa untuk untuk pelantikan gubernur, maaf bupati terpilih sesuai dengan
agenda yang semula sudah disetujui gubernur. Pada waktunya, gubernur tidak dating. Saya
memang sengaja juga diundang ke sana sebagai orang yang dimintai, sebagai senator yang
dimintai bantuan dan sepengetahuan rekan-rekan anggota DPD RI dari untuk membantu
melakukan komunikasi, baik khususnya Kementerian Dalam Negeri dengan KPU dengan
Mabes Polri, dan Panglima TNI dari segi jaminan keamanan, dan semuanya memberikan
perhatian. Tetapi, pada waktunya undangan sudah beredar untuk pelantikan, gubernur tidak
dating. Saya melakukan komunikasi dengan Kapolda, dengan Danrem dan Kapolres setempat
menjamin sepenuhnya keamanan, tetapi toh gubernur tidak datang. Saya dua kali bertelepon
dengan gubernur dengan berbagai alasan keamanan, tidak datang. Karena, memang juga
gubernur juga bermain mengerahkan juga orang demo untuk mencegah terjadinya pelantikan.
Tetapi, bupati terpilih juga menyiapkan pendukung yang jauh lebih besar, tetapi saya
berusaha membujuk, mencegah jangan sampai mereka masuk dalam kota karena kalau
mereka masuk dalam kota itu terjadi pertumpahan darah. Saya katakana, Anda itu sudah
mendapat sertifikat dari MK, ini soal waktu saja. Saya melakukan komunikasi dengan
Menteri Dalam Negeri, khususnya lebih banyak dengan Dirjen. Akhirnya, seperti diberitakan
di surat kabar bahwa pelantikan Bupati Sumba Barat Daya itu terpaksa dilakukan langsung
oleh Menetri Dalam Negeri. Ini saya kira suatu peristiwa yang sangat disayangkan dan ini
merupakan tantangan bagi tugas pokok. Salah satu tugas pokok yang utama sekali dari
Dewan Perwakilan Daerah sebagai perwakilan parlemen di forum nasional, perwakilan
daerah di forum nasional, parlemen nasional, agar yang namanya kita sebagai senator dari
provinsi mana saja memang yang lebih utama dan lebih khusus itu adalah daerah pemilihan
kita. Tetapi, dari daerah mana saja kita berasal kita harus bisa juga menangani persoalan
daerah-daerah lain secara keseluruhan, baik secara institusi. Tetapi, kalau secara institusi itu
melalui proses yang panjang, mengapa kita tidak menggunakan hak konstitusional yang
melekat pada diri kita, terutama di dalam soal pengawasan. Ini saya kemukakan ini sekadar
suatu contoh soal bagaimana kita memfungsikan diri bukan saja meningkatkan prestasi
kelembagaan, tetapi juga prestasi individu kita sebagai anggota parlemen, sebagai senator
yang pada diri kita berkat hak konstitusional yang tidak harus selalu diproses melalui
kelembagaan.
Saya kira itu yang sekadar yang ingin saya sampaikan. Masalah-masalah lain saya kira
pelaksanaan masalah transportasi di DKI yang makin gawat saja, masalah krisis energi.
Tetapi, mudah-mudahan setelah Jokowi dilantik jadi presiden nanti dan Ahok jadi gubernur,
ini bisa bisa meringankan masalah karena Gubernur DKI menjadi presiden. Saya kira
meskipun saya secara pribadi belum menyampaikan ucapan, secara pribadi saya sudah
menyampaikan ucapan selamat, tetapi secara resmi nanti setelah tanggal 20 saya akan
menyampaikan ucapan selamat karena menurut saya apa yang sekarang terjadi di MK itu
yaitu proses hokum, tetapi sekaligus proses panggung politik.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, Pak Fatwa senior kita yang telah menyampaikan pengalaman dan pandangan-
pandangan untuk menjadi seorang senator. Dan, juga salah satu tim penasihat presiden dari
nomor satu telah juga merupakan ucapan selamat walaupun masih personal. Terima kasih,
Pak Fatwa.
Selanjutnya, kami persilakan dari Senator dari NTT.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 25
PEMBICARA : Ir. EMANUEL BABU EHA (NTT)
Yang kami hormati Pak Ketua, Ibu Wkil Ketua, dan Bapak-Ibu Anggota, Sesjen dan
staf. Sesungguhnya saya tidak mau melapor ini, Pak Ketua, tetapi karena tadi Pak Fatwa itu
menyinggung yang terjadi tadi di daerah saya itu, Pak Ketua, di Sumba Barat Daya. Maksud
saya ingin menyempurnakan ceritanya.
Pemilihan Bupati di sana dulu itu memang dimenangkan yang tadi disebut, kemudian
dibawa ke MK, tetapi sayangnya kartu suara tidak dihitung, disita oleh Polisi. Setelah
diputuskan di MK, kembali oleh Polisi membawa ke pengadilan, ternyata dihitung kembali
suaranya, yang dimenangkan MK tadi itu ternyata sesungguhnya dia kalah. Kalahnya jauh,
puluhan ribu. Tetapi, oleh yang menang ini dinyatakan, siapa yang menjamin tadi suara itu
tidak berubah karena setelah disita polisi kenapa tidak langsung dibuka. Sudah dibawa ke
Jakarta, sampai di Jakarta pun di MK tidak dibuka itu kartu suara kotak suaranya, dibawa
pulang lagi ke daerah, sampai di daerah baru dibuka. Maka, itulah terjadi konfliknya
sehingga kemarin itu berkali-kali sebetulnya di Komite I itu dibahasnya cukup intensif, Pak
Ketua, bahasnya berkali-kali. Kepada Pak Menteri Dalam Negeri juga kita minta kalau bisa
itu lantik saja ke Jakarta karena antara gubernur dan bupati yang mempersoalkan ini adalah
sama-sama satu partai. Jadi, gubernur pasti akan membela yang bupati yang tadi masih
memberontak ini, sedangkan yang satu tadi ini dari partai yang berbeda. Akibatnya, tidak
dilantik-lantik. Kemarin tanggal 6 Agustus mau dilantik, undangan sudah semua keluar,
ditugaskan wakil gubernur Pak Fatwa, wakil gubernurnya sudah sampai di daerah, tadi
ternyata ada 28 truk manusia yang datang untuk demo, akhirnya juga wakil gubernur juga
pulang kembali, tidak jadi untuk melantiknya. Seperti itu, ini sebetulnya terus menerus ini
kita sampaikan, setiap kali kita reses juga saya sampaikan karena seharusnya tanggal 27
Desember lalu sudah harus ada pelantikan. Tetapi, ini terus sampai dengan saat ini, dan saya
tidak tahu sampai kapan ini dia berakhir. Mudah-mudahan tadi yang cerita Pak Fatwa bahwa
Pak Menteri Dalam Negeri akan siap untuk mau melantik di Jakarta. Sehingga, dengan
demikian mungkin waktu nanti kembalinya di daerah hanya tinggal mungkiin dikawal oleh
Polisi sehingga dengan demikian tidak diserang. Karena, di daerah sana, Pak Ketua, dalam
kasus ini kemarin itu belasan orang sudah meninggal, ratusan rumah dibakar, kasus dalam
rangka ini. Jadi, banyak manusia juga yang sudah meninggal begitu akibat dari pilkada yang
berlarut-larut ini tidak diselesaikan.
Ini artinya ini mungkin mendukung tadi apa yang disampaikan Pak Fatwa. mungkin ini
juga memang persoalan daerah ini tetap kita ikuti terus, Pak Fatwa, dan kami di Komite I
sudah sering untuk membahas itu sampai teman-teman saya mengatakan, Pak Emanuel itu
tiap kali kita membahas hanya Sumba Barat Daya saja karena memang itu tadi masalahnya
seperti itu. Sedangkan, yang lain-lainnya saya pikir mungkin nanti akan kita serahkan laporan
ini untuk kemudian masing-masing dibahas di alat kelengkapan. Saya pikir ini.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Terima kasih kita ucapkan kepada Senator Emanuel Babu Eha. Selanjutnya, kami
persilakan Provinsi Sulawesi Utara.
PEMBICARA : M. SYUKUR, SH. (JAMBI)
Interupsi, Ketua. Ketua, Jambi.
Ketua, kalau boleh usul ini kan waktu kita sudah jam 17.00 dan mungkin kawan-kawan
ini masih banyak yang belum salat Asar dan lain sebagainya. Kalau boleh usul mungkin bisa
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 26
ditunjuk siapa saja yang ingin membaca siapa saja yang ingin menyerahkan. Mungkin yang
menyerahkan diberi kesempatan juga bisa istirahat untuk salat dulu.
Terima kasih, Ketua.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Ya begini, dari awal kan saya sudah ini kan sudah menjadi konvensi kita, mulai dari
kanan. Mungkin bagi yang salat kita interupsi saja, silakan. Kita juga belajar mendengar dan
juga saya bisa paham karena ini kan barangkali bagi sebagian kita ada yang memberi
kesempatan untuk pidato yang terakhir. Karena, waktu yang kita batasi kan bukan jam 17.00-
nya, tetapi sampai jam 18.00-nya tadi. Tentu kita harapkan juga kesadarannya. Kalau
memang ada yang memberikan, alhamdulillah, tetapi kalau ada yang menggunakan waktu
tidak lebih lima menit juga ya memang haknya juga begitu lho. Ya, pengertian yang kita
harapkan.
Silakan dari Sulawesi Utara. Bagi yang mau salat ya, silakan. Baik tepuk tangan buat
Sulawesi Utara.
Terima kasih.
Kemudian, selanjutnya kami persialkan yang mewakili Provinsi Sulawesi Selatan.
Terima kasih.
Selanjutnya, dari Sumatera Utara sudah selesai tadi. Kemudian, Kalimantan Barat
belum ada wakilnya. Kemudian, dari Aceh kalau ada atau belum mau diserahkan ke saya?
Yang wajibnya jangan sampai ada yang tinggal ya.
Baik, selanjutnya Sulawesi Tenggara.
Selanjutnya, Kalimantan Timur, wah calon anggota dewan. Tidak usah khawatir nanti
ada tanggal 29 September, kita buka dari pagi sampai sore.
Silakan nanti Kalimantan Selatan, silakan.
PEMBICARA : Ir. ADHARIANI, SH., MH. (KALSEL)
Bismillahirrahmaanirrahiim, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati Ketua, Wakil Ketua, para anggota. Singkat saja karena ini ada
mandat, maka saya bacakan sedikit saja, Pak. Cuma, saya mohon perhatian yang sebesar-
besarnya pada kawan-kawan yang terpilih kembali di 2014 – 2019 ya. Pertama, mungkin
singkat saja karena selama ini ketika saya duduk dan kawan-kawan di DPD RI ini dalam
konteks daerah saya Kalsel hampir tidak terasa apa yang diperjuangkan DPD. Ini beban
moral yang kami rasakan.
Pertama, mungkin sama kasusnya adalah kasus kuota haji, Pak. Mohon penambahan
kalau bisa begitu karena Kalimantan Selatan ini kan terkenal paling banyak jemaah hajinya,
Pak. Jadi, mohon ditambah begitu saja. Itu pertama. Yang kedua, dana DAK kita juga tidak
tambah-tambah. konon katanya, katanya saja begitu, bahwa Kalimantan itu penyumbang
APBN 2/3 dari APBN, cuma dana DAK-nya tidak tambah-tambah. Ini persoalan kita. Terus,
yang ketiga adalah hari ini juga Bandara Syamsudin Noor itu paling jelek di Indonesia yang
hari ini juga belum selesai-selesai, yang hari ini juga kasusnya juga terindikasi korupsi dan
sudah dinyatakan tersangka, tim pembebasannya. Terus, yang selanjutnya adalah konon
katanya juga Kalsel sebagai lumbung energy, tapi kasus listriknya padam itu luar biasa, Pak.
Byar pet-nya luar biasa. Ini yang kita rasakan. Terus, juga masalah batu bara, royalti yang
dikembalikan ke Kalsel itu luar biasa juga ketidakadilannya Mohon juga ini menjadi titik
perhatian agar royalti ini bisa kembali ke Kalsel lebih banyak sehingga indeks pembangunan
manusia Kalsel hari ini, Pak, masih di urutan 26. Banyak yang masih bodoh. Ini persoalan
Kalsel. Terus, yang selanjutnya adalah masalah kelapa sawit, Pak. Ini juga tidak memberikan
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 27
dampak positif terhadap kesejahteraan rakyat di Kalsel. Hari ini pemilik-pemilik modalnya
adalah orang Jakarta, tetapi di sana yang kembali ke Kalsel juga dana-dananya juga tidak
mencukupi. Terus, yang selanjutnya adalah infrastruktur yang hari ini konon mengandalkan
APBD saja, itu tidak bisa, Pak, kalau tidak disuntik dibantu dengan APBN yang hari ini luar
biasa juga kerusakan jalan di sana.
Terus, saya mohon juga pada kawan-kawan yang lanjut, mohon kiranya melakukan
koreksi, Pak, terhadap penyalahgunaan jalannya otonomi daerah yang hari ini digambarkan
lewat korupsi oleh kepala daerah. itu harus digenjot betul-betulan begitu lho yang hari ini ya
diambil pajaknya dari rakyat, tetapi dinikmati oleh segelintir orang saja.
Terus, selanjutnya saya jadi korban Undang-Undang Pemilu hari ini. Jadi, mohon
kiranya nanti dalam pembahasan undang-undang berikut pemilu ke depan, kira-kira money
politic itu bisa ditekan. Potret bangsa kita ini kalau begini-begini saja apa jadinya di mata
dunia seperti itu. Mohon kiranya nanti dalam perkembangan selanjutnya agar sistem pemilu
ditinjau ulang, Pak, ditinjau ulang yang hari ini marak sekali di 2014 tadi, di dekat rumah di
daerah saya.
Terus, selanjutnya adalah pemerataan mungkin. Pemerataan dari pendapatan nasional
itu ke daerah itu memang harus juga diperhatikan agar kue-kue pembangunan itu bisa
dinikmati oleh semua. Barangkali itu dari saya, terima kasih atas segala perhatiannya. Mohon
maaf saya pribadi karena tidak calon lagi di DPD RI. Mohon maaf apabila selama kita
bergaul ada kalimat-kalimat, perbuatan, atau kata-kata kita yang kurang berkenan. Mohon
maaf. Terima kasih.
Wabillahi taufik walhidayah wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Terima kasih Pak Adhariani yang mewakili Provinsi Kalimantan Selatan.
Selanjutnya, kami persilakan Provinsi Maluku
PEMBICARA : Hj. ETHA AISYAH HENTIHU (MALUKU)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore.
Om swastyastu.
Yang kami hormati Pimpinan Dewan DPD RI, para Anggota Dewan DPD RI, dan
Sekretariat serta staf, serta hadirin semuanya. Saya tidak membacakan ini laporan, hanya
saya ingin menyampaikan kepada teman-teman semuanya mungkin karena saya tidak terpilih
lagi, saya ingin sampaikan mohon maaf. Kebetulan pada suasana sekarang juga adalah dalam
bulan Syawal dan mungkin selama periode 2009 sampai 2014 kami dalam pertemanan
ataupun kekeluargaan kami di anggota DPD, dalam kesempatan ini saya mohon maaf apabila
dalam pergaulan ada yang saya buat kesalahan atau kata-kata yang mungkin ada teman-
teman tersinggung, dalam kesempatan ini saya mohon maaf sebanyak banyaknya. Dan, saya
mengucapkan selamat kepada teman-teman yang terpilih kembali dan mudah-mudahan ke
depan dengan perjuangan teman-teman semuanya, DPD RI akan menjadi lebih baik dari
periode sekarang. Itulah harapan saya demikian.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om shanty shanty shanty om
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 28
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Terima kasih kepada Ibu Etha.
Selanjutnya, kami persilakan yang mewakili Provinsi Papua Barat. Baik, terima kasih
kepada Pak Ishak Mandacan.
Selanjutnya, yang mewakili Provinsi Sulbar. Tidak ada.
Kita lanjut ke Gorontalo Ada yang disampaikan ke meja kami? Silakan.
PEMBICARA : ELNINO M. HUSEIN MOHI. ST., M.Si. (GORONTALO)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, bismillahirrahmanirrahim.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swastyastu untuk Saudara-saudara beragama Hindu.
Yang saya hormati Pimpinan dan Anggota DPD RI, Bapak Sekretaris Jenderal, Wakil
Sekretaris Jenderal, dan jajarannya. Saya tidak membacakan banyak ini. Yang pertama, ingin
kami sampaikan mohon maaf secara batin dan secara lahir, batin dulu, baru lahir kita saling
memaafkan. Selama lima tahun kami belajar banyak di DPD ini, berinteraksi dengan orang-
orang yang menurut kami sangat memiliki sikap negarawan, memikirkan negara walaupun
keputusan-keputusan kita sebagai negarawan tidak diakomodasi oleh teman-teman di sebelah
selama ini. Kami juga mohon maaf kalau selama lima tahun ini ada kesalahan atau sempat
membuat teman semua tersinggung. Dan, mohon izin untuk pindah ke DPR RI. Mudah-
mudahan dari sana hubungan kita, komunikasi kita tetap berjalan dan saya bersama Pak
Hamdani dan teman-teman yang lain yang “diutus” oleh DPD ke DPR RI bisa ikut
membantu lembaga ini supaya menjadi lebih besar dan lebih kuat mencapai atau
mewujudkan check and balances yang benar.
Secara singkat saya ingin membacakan saja ini beberapa hal yang dititipkan oleh Ibu
Rachmiyati Jahja dari Komite III dan juga Ibu Hana dari Komite II. Saya di Komite IV dan
dari Gorontalo kami tidak memiliki perwakilan di Komite I karena Pak Budi Doku sudah
menjadi wakil walikota.
Yang pertama adalah dari Komite II ini ada beberapa persoalan, tetapi yang paling
utama itu adalah di sana rakyat Gorontalo konstistuen kita, konstituen DPD menginginkan
perjuangan oleh DPD selanjutnya agar kendaraan umum yang disebut bentor di sana itu yang
tiga roda itu sampai hari ini itu dianggap melanggar Undang-Undang tentang Lalu Lintas,
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 karena tidak sesuai spek. Maka, mereka
menginginkan agar dari DPD mengusulkan perubahan tentang minimal pasal-pasal tentang
spek kendaraan umum itu supaya bentor yang telah menjadi bukan cuma sekadar trade mark,
tetapi dia menjadi sumber kehidupan bagi sekitar 20.000 kepala keluarga di Gorontalo agar
bisa diakomodasi oleh UU tersebut.
Yang kedua, dari Komite III ini mngenai kuota haji. Kami memaklumi jika ada
pengurangan kuota haji, tetapi dimohon agar DPD RI yang ke depan memperjuangkan agar
Gorontalo menjadi salah satu terminal embarkasi penuh. Sejauh ini kami terlalu
menyibukkan Makasar sehingga menjadi terlalu banyak, terlalu panjang antrean di sana dan
karena itu kita mohon DPD bisa memperjuangkan ini.
Yang tiga, mengenai Komite IV, rakyat di Gorontalo terutama dari pimpinan pemda itu
mengusulkan agar otonomisasi betul-betul dilaksanakan secara penuh, terutama soal
perpajakan. Jadi, perpajakan itu yang selama ini disetor ke pusat dikembalikan ke daerah
mereka minta disetor ke daerah saja biar nanti daerah yang setor ke pusat. Seperti sistem
upeti sebenarnya, tetapi itulah yang diinginkan. Mengenai pengangkatan komisioner BPK,
pemilihan anggota BPK, hendaknya juga memperhatikan keterwakilan keragaman bangsa,
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 29
mengakomodasi putra-putri dari wilayah-wilayah tertinggal dan tentu saja tetap hargai
integritas dan profesionalitas calon anggota BPK.
Kira-kira ini yang bisa kami sampaikan. Dan, sekali lagi kami ucapkan terima kasih
kepada lembaga ini, kepada seluruh anggota, dan juga Setjen dan seluruh pegawai yang ada
di DPD, para staf ahli dan lain-lain yang telah memberikan pelajaran mengenai lembaga ini,
tata negara, bahkan juga pelajaran tentang kehidupan.
Terima kasih, Saudara-saudara sekalian.
Wallahul mafiq ila aqwamit thoriq, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Selamat siang.
Om shanty shanty shanty om.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih Pak Elnino, dan juga selamat dari kami semua ya mudah-mudahan
bisa lebih sukses lagi untuk mengabdi di tempat lembaga di DPR RI. Terima kasih.
Selanjutnya, Bangka Belitung. Saya lihat kalau langsung ke saya langsung dapat
apresiasi ya. Baik, terima kasih.
Selanjutnya, Sumatera Barat.
PEMBICARA : Hj. EMMA YOHANNA (SUMBAR)
Bismillahirrahmanirrahim, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang kami hormati Saudara Pimpinan DPD RI beserta wakil, Saudara-saudara
Pimpinan Alat Kelengkapan Kepanitiaan, serta Saudara Pimpinan Kelompok DPD di MPR,
yang kami banggakan seluruh Anggota DPD RI, dan juga tidak lupa yang kami hormati
Bapak Sesjen beserta jajarannya. Walaupun mungkin sudah banyak yang beristirahat keluar,
namun kita mengapresiasi karena masih banyak teman-teman para senator yang dengan
serius mengikuti laporan pada sore hari ini. Kami tidak banyak, kami tidak akan
membacakan seluruh laporan dari Provinsi Sumatera Barat, namun ada beberapa catatan
yang mungkin perlu kami sampaikan.
Pertama, kami atas nama perwakilan Sumatera Barat mengucapkan ikut belasungkawa
karena pada masa reses orang tua dari Pimpinan kita Bapak Irman Gusman meninggal dunia.
Dan, alhamdulillah dari anggota DPD yang berasal dari Sumatera Barat, kami dapat
menghadiri pemakaman beliau dan juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh teman-
teman para senator yang mengucapkan belasungkawa melalui kami anggota yang waktu itu
ada di daerah.
Kemudian, juga berdasarkan laporan dari Komite, baik I, II, dan III, kami berbangga
karena Sumatera Barat terpilih secara nasional terbaik dalam pelayanan publik. Mungkin ini
tentu perlu menjadi catatan bagi kita karena saat ini sudah banyak daerah-daerah yang lain
yang berkunjung ke Sumatera Barat untuk melihat bagaimana pelayanan publik yang ada di
Sumatera Barat. Jadi, ini sedikit promosi ya.
Yang ketiga, mengenai pelaksanaan haji, apa yang di daerah lain juga terjadi di
Sumatera Barat di mana waiting list saat ini sudah mencapai 13 tahun, yaitu pada tahun 2027.
Memang ini harus menjadi perjuangan bagi kita Anggota DPD nantinya. Dan, juga ada
program yang menjadi ikon Sumatera Barat, khususnya Kota Padang pada bulan Ramadhan
untuk anak-anak sekolah, yaitu diadakan pesantren Ramadhan. Pada tahun dua tahun
terakhir, itu bukan hanya diikuti oleh yang muslim, tetapi yang nonmuslim, yaitu Kristiani
juga melaksanakan pesantren Ramadhan yang diadakan di pusat-pusat, apakah itu gereja atau
juga tempat-tempat ibadah nonmuslim lainnya. Jadi, ini merupakan salah satu sistem
pembinaan untuk anak-anak dalam rangka meningkatkan karakter anak-anak kita.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 30
Dan, terakhir karena kalau kita baca dengan waktu yang sangat pendek, kita berharap
kepada Sekretariat atau Kesesjenan mungkin Puskada, semua laporan yang diberikan oleh
Anggota DPD dari provinsi-provinsi ini dapat dirangkum dan diberikan kepada semua
anggota. Kemudian, juga ini dapat ditindaklanjuti sehingga kita setiap memberikan laporan
tahun demi tahun atau reses demi reses itu ada tindak lanjut dari laporan tersebut.
Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan. Kami Anggota DPD dari Sumatera Barat:
Bapak Irman Gusman, Hj. Emma Yohanna, Bapak Alirman Sori, dan Bapak Afrizal, S.E..
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih Ibu Emma Yohanna.
Jadi, Ramadhan bukan hanya dimanfaatkan saja buat pesantren umat muslim, tetapi
juga umat kristiani juga. Modus yang baik juga ini untuk menegakkan ahlak dan moral sesuai
dengan keimanan dan ketakwaan masing-masing. Baik, terima kasih.
Selanjutnya, kami persilakan yang mewakili Kepulauan Riau.
PEMBICARA : AIDA ZULAIKA NASUTION ISMETH, SE., MM. (KEPULAUAN
RIAU)
Bismillahirrahmanirrahim, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om swastyastu.
Yang kami hormati Bapak Ketua, Ibu Ketua yang cantik jelita dan ayu, kemudian
teman-teman kawan-kawan semua Anggota DPD yang kami banggakan dan kami cintai, Pak
Sesjen beserta jajarannya. Perkenankanlah saya menyampaikan kegiatan di daerah kami
Kepulauan Riau. Saya berdiri di sini jangan disuruh cepat-cepat karena ini adalah saya
terakhir kali. Nah, pada kesempatan ini, bagi Bapak-bapak sekalian dengan ketulusan hati
dan kerendahan, saya mohon atas nama seluruh Anggota DPD RI, mengucapkan Selamat
Idul Fitri, Mohon maaf atas segala tutur kata perilaku, sikap, dan segala kehilafan, baik lahir
maupun batin. “Andai hati sebening kaca, pastilah jiwa tiada ternoda. Andai sikap selembut
sutera, santun kata tiada tercela. Andai mulut berkata mulia, tiada hati yang terluka. Tetapi,
manusia tiada ada yang sempurna, untuk itu hanya maaf yang tulus ikhlas yang kami
harapkan.”
Nah, Bapak-bapak dan Ibu sekalian, perkenankanlah saya sedikit tidak lama
menyampaikan laporan saya di sini, laporan dari Kepri. Mudah-mudahan Bapak-bapak sabar
mendengarkannnya. Saya akan mulai dengan maslah sedikit, aspirasi banyak sekali, tatap
muka dan lain-lain, tetapi seputar masalahnya di situ-situ saja.
Masalah Komite I adalah yang paling penting adalah bagaimana mohon dukungan dari
DPD RI mengenai pelayanan publik yang belum meuaskan sebagaimana diamanatkan
Undang-Undang No. 25 Tahun 2009. Padahal, menurut pendapat kami, pelayanan publik
adalah paling utama, kualitas pelayanan publik. Di Kabupaten Bintan misalnya, kami
mendapati banyak masyarakat mengeluhtentang buruknya pelayanan publik, kantor BPN dan
lain-lain, dan masalah administrasi dan lain-lain. Kami minta kepada DPD RI untuk terus
mendorong dan mengawasi pelaksanaan dan perbaikan pelayaann publik ini. Kemudian,
yang kedua adalah pengawasan terhadap sinkronisasi pelaksanaan Undang-Undang No. 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dengan Undang-Undang lainnya, free zone, dan lain-
lain. Dibatalkannya SK Menhut. Jadi, di Kepri, khususnya Batam, kawasan hutan lindung
sudah 50 tahun yang lalu, tetapi kemudian dijadikan pusat pertumbuhan ekonomi kawasan
ekonomi khusus. Tetapi, bagaimana menjadi hutan lindung, padahal itu menjadi rencana
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 31
pusat pertumbuhan ekonomi. Tetapi, kemudian dibatalkannya SK Menhut yang menjadikan
hutan lindung dan mengganggu pembangunan tersebut, kemudian mereka tidak menerima
dan diajukan lagi ke Pengadilan tinggi TUN dan lain-lain dari Menhut ini. Dengan
diajukannya banding oleh BPN, maka BPN tidak akan memproses permintaan terkait status
hukum lahan yang dijukan pengusaha sampai ada kepastian hukum. Memang di Indonesia
ini, mudah-mudahan Bapak bisa berjuang dengan Ibu sekalian, kepastian hukumlah yang
harus kita utamakan. Karenanya, kami sangat mengharapkan DPD RI berperan maksimal
dalam mencari solusi terbaik untuk rencana tata ruang wilayah Kepri. Status hutan lindung
dan lain-lainnya, apalagi Batam Bintan Karimun kawasan ekonomi khusus menjadi pusat
pertumbuhan ekonomi untuk seluruh Indonesia. Bagaimana pertumbuhan ekonomi akan
terjadi kalau kepastian hukum tidak ada.
Kemudian, Komite II, masalah infrastruktur dan lain-lain dan kemudian juga masalah,
saya tidak akan bahas, nanti saya akan serahkan saja. Yang utama adalah masalah kelautan
juga. Perhubungan laut, tidak tersedianya infrastruktur laut yang cukup, dan macam-macam
masalah kelautan perikanan yang selalu saya sudah sepuluh tahun di sini selalu ribut
mengenai masalah itu. Hasil laut yang dicuri karena di perbatasan oleh asing, Vietnam,
Thailand, Kamboja, Singapura, dan lain-lain, dan nelayan menangis untuk itu semua.
Perikanan juga demikian
Kemudian, Komite III, masalah pendidikan sudah selalu disampaikan dan juga masalah
tenaga kerja, Bu Hemas dan Pak Irman, selalu tempat kami menjadi tempat transit, Pak
Farouk, dengan wajah yang begitu serius. Pak Farouk ini betul-betul saya kagumi,
tampangnya galak, tetapi hatinya seperti kita semua. Supaya tidak tegang ya. Nah, kemudian
masalah lainnya adalah biasa masalah BPJS.
Kemudian, Komite IV, UKM dan masalah penampungan TKI ya yang harus betul-
betul, Riau juga demikian. Selalu tempat kami tempat transit, tidak sampai hati kami
melihatnya bagaimana perempuan-perempuan menggendong anak yang kemudian diusir
anak sebagai hasil perkosaan dan dipulangkan begitu saja, tidak mengantongi apa pun. Itulah
kejadian yang sellau terjadi di tempat kami dan mudah-mudahan dapat dicarikan jalan
keluarnya.
Itulah sedikit yang kami ingin sampaikan dan pada kesempatan ini saya ingin
memohon maaf. Saya ingin menyampaikan kepada teman-teman Anggota DPD, berat
rasanya sudah bersama Pak Irman, Bu Hemas, dan lain-lain. Sepuluh tahun kita bersama.
Tetapi, saya termasuk orang yang agak kurang sabar karena darah Aceh Cut Nyak Dien,
darah Tapanuli Batak yang mengalir di dalam tubuh saya, bukan seperti Bu Hemas darah
Jawa, Yogya atau Solo, dan Denty yang begitu sabar. Sehingga, saya ingin saya sudah tidak
sabar dua periode DPD dan saya ingin berbuat lebih banyak karena saya tidak sanggup
menahan tangis melihat tangisan-tangisan dari masyarakat di pulau-pulau yang ingin kita
perjuangkan lebih banyak. Tetapi, ternyata bahwa saya mungkin masih harus lebih banyak
mendampingi suami saya dan ternyata karena terlampau yakin untuk diketahui bahwa saya
tidak pakai saksi, terlampau pede, saya tidak pakai saksi satu orang pun, tidak pakai tim dan
akhirnya suara saya habis tercuri. Itu adalah kenyataan dan mudah-mudahan walau jadi
mohon maaf Pak Farouk pernah marah dulu, kenapa saya sudah banyak turun, tetapi kok
banyak suara lagi ke orang lain. Saya katakana, bukan yang memilih itu yang salah, tetapi
pelaksanaannya yang banyak bermain. Mohon maaf, saya supaya ke depan pemilu bisa
benar-benar dijaga.
Kepada teman-teman sekalian yang sudah dua periode juga dan yang baru, berat hati
saya berpisah karena harus berpisah, tetapi kita harus berpisah karena saya tidak
mencalonkan diri sebagai anggota DPD lagi, dan saya coba untuk masuk ke tempat lain
untuk bisa berbuat lebih lebih banyak, tetapi ternyata kenyataan demikian. Selamat berjuang
kepada seluruh anggota dan selamat melanjutkan tugasnya berjuang dalam penguatan DPD.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 32
Tetapi, di sini sebagai "neli" nenek-nenek, mohon maaf saya sudah tua. Saya ingin berpesan,
marilah kita ingin memperjuangkan DPD ini menjadi lembaga yang lebih kuat di mana saya
sepuluh tahun ini tidak sabar, menjadi lembaga yang lebih kuat, betul-betul bisa
memperjuangkan kepentingan di daerah kita, ya Pak Ishak Mandacan yang sudah masih
sabar walaupun dia orang Papua biasanya kurang sabar. Mari kita bersama-sama berjuang
dan memperkuat ini lembaga, dan untuk itu saya berpesan kepada teman-teman sekalian.
Kita sudah tahu siapa ini 50% mungkin yang masih baru, yang lama tidak sampai 50%, 50%
yang baru yang tidak mengenal, mari kita pilih orang-orang dikenal yang bisa
memperjuangkan penguatan lembaga ini. Misalnya, contoh di depan ada Bu Hemas, Pak
Irman, Pak Farouk, dan lain-lain mungkin yang itu yang sudah kita kenal. Jangan kita
terpengaruh oleh masalah materi atau kenikmatan sesaat, tetapi kita tidak dapat berjuang
untuk kepentingan masyarakat lingkungan di mana kita berada. Ya Bu ya, karena kita tahu
bahwa yang paling utama adalah keberadaan kita harus membawa manfaat sebesar-besarnya
bagi lingkungan di mana kita berada. Dan, bagi teman-teman tidak terpilih, bekerja berjuang
terus. Di manapun Anda berada, Anda harus berjuang. Pak Wayan banyak yang Anda bisa
perjuangkan. Insya Allah Anda bisa berbuat banyak untuk masyarakat, untuk hari esok,
bangsa yang lebih bagus daripada hari ini. Merdeka!
Jadikanlah DPD sebagai lembaga yang kuat, kompak, berwibawa dan memperjuangkan
masa depan bangsa ini. Saya yang sudah tua ini tidak tahu hidup berapa lama lagi, tetapi
kalian yang muda-muda yang punya masa depan bangsa ini. Jadilah kalian betul-betul patriot
sejati,berjuang terus di mana kalian berada. Saya mohon maaf kalau saya ada kata-kata yang
salah dan selama ini kita bercampur, berat hati saya untuk berpisah. Bagi teman-teman yang
terpilih di DPR, ingatlah kepada DPD. Keberadaan Anda bisa menentukan masa depan DPD
dan bangsa ini. Jangan terlampau dikendalikan oleh partai politik. Mohon maaf. Nah, itulah
dari saya dan sekali lagi saya mohon maaf, Pak John Pieris.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Pantunnya mana, Bu, pantunnya mana?
PEMBICARA : AIDA ZULAIKA NASUTION ISMETH, SE., MM. (KEPULAUAN
RIAU)
Tadi kan sudah nanti kalau begitu pantunnya yang tidak senonoh pula lagi. Nanti ada
yang tersinggung. Jadi, tolong betul -betul lembaga ini terletak di tangan Bapak dan Ibu
sekalian. Doakan supaya kita bisa tetap berjuang. Mohon maaf kalau ada kata-kata tidak
berkenan. Kalau ada umur panjang, boleh kita berjumpa lagi, mudah-mudahan. Terima kasih,
ya sudahlah nanti kebanyakan pantun kelamaan. Nanti saya sedih juga berpisah dengan Ibu
Ratu Hemas dan Pak Irman dan lain-lain. Tetapi, kita tidak berpisah, kita tetap bersatu di
mana pun kita berada, saya juga mendapat bahwa kita harus berjuang bersama-sama. Mohon
maaf.
Billahi taufiq wal hidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PEMBICARA : Prof. Dr. Dra. Hj. ISTIBSYAROH, SH., MA. (JAWA TIMUR)
Pimpinan, usul pimpinan.
Mungkin yang belum membaca mungkin ditanya apakah disetorkan saja semua soalnya
rupanya sekarang dipakai untuk wasiat-wasiat semua.
Terima kasih.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 33
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Ya karena dari awal memang sudah kita mulai untuk membagi. Tadi juga diusulkan
Pak Syukur. Ini tidak banyak lagi, Bu. Sabar juga, ya memang haknya itu hak mimbarnya
ada. Apa yang mau disampaikan ya itu ya kita serahkan sepenuhnyalah. Terima kasih Ibu
Aida Ismeth yang telah menyampaikan beberapa hal.
Selanjutnya kami persilakan Papua, silakan.
PEMBICARA : Drs. PAULUS YOHANES SUMINO, MM. (PAPUA)
... (tidak terdengar, red.) muliakan. Saya dipesan oleh teman-teman saya dari Papua
untuk menyerahkan dokumen ini, tetapi dipesan juga untuk menyampaikan beberapa hal.
Pertama, kami menyampaikan ikut belasungkawa kepada Bapak Ketua dan semoga
belasungkawa ini bukan keluarga Pak Ketua menjadi suka cita karena almarhum diberi
tempat yang berbahagia di sisi-Nya. Yang kedua, kami ucapkan Selamat Hari Raya dan
mohon maaf lahir batin dari teman-teman Papua kepada saudara-saudara kami yang
merayakan Idul Fitri. Yang ketiga, kami menyampaikan bahwa apa yang menjadi masalah,
yang menjadi sorotan nasional di MK sekarang ini perlu sampaikan beberapa hal.
Pertama, sistem noken yang asli itu sangat demokratis dan sah berdasarkan konstitusi.
Tetapi, memang sistem noken yang sekarang telah dicederai oleh intervensi kekuasaan dan
juga kepentingan uang oleh para penyelenggara pemilu sendiri. Dan, itulah yang telah terjadi,
merugikan beberapa teman menjadi tidak terpilih. Sudah sebelum pemilihan jauh hari sudah
saya sampaikan bahwa kalau saya, Ibu tidak terpilih, bukan rakyat yang salah, tapi pasti
karena penyelenggara, dan ini terbukti. Dengan adanya kasus di MK, sekarang menjadi
terbukti bahwa begitu banyak masalah yang terjadi manipulasi di Papua.
Yang berikutnya, dalam hal pemilukada juga begitu. Karena itu, kami mohon
perhatian. Pemilukada di Papua telah menimbulkan korban yang tidak sedikit. Oleh karena
itu, dalam Undang-Undang Pemilukada kita menghendaki disederhanakan supaya tidak
terjadi perang antarsuku di Papua. Kebijakan yang paling tepat sekarang ini yang kami minta
adalah supaya pemekaran provinsi ini harus jadi sebagai solusi untuk membuat
keseimbangan politik di Papua. Di Papua dalam sistem pemilu dibagi dua, sistem pemilu
yang biasa di mana orang memilih, yang kedua adalah sistem noken. Sistem noken ini
aslinya murni, bagus, tetapi sekarang telah terjadi manipulasi yang luar biasa, baik dalam
pemilu legislatif maupun dalam pemilukada maupun dalam pilpres sekarang ini juga. Oleh
karena itu, satu-satunya solusi demi kepentingan nasional adalah pemekaran provinsi supaya
daerah-daerah yang memang sudah bisa laksanakan pemilu secara baik, dia bisa lakukan itu
tanpa dirugikan oleh daerah-daerah yang terjadi sistem noken yang gampang sekali terjadi
manipulasi. Oleh karena itu, kami minta dukungan pada seluruh teman-teman, pemekaran
Provinsi Papua Selatan, pemekaran Provinsi Papua Tengah, pemekaran Provinsi Papua Barat
Daya ini hendaknya bisa terjadi sekarang ini. Kami mohon uluran tangan Bapak Ketua dan
Pimpinan supaya bilamana perlu disampaikan pada Bapak Presiden supaya sebelum masa
jabatan selesai, pemekaran provinsi hendaknya terjadi. Kami telah mendapat dukungan
penuh politik dari teman-teman di Komisi II, tetapi pemerintah kelihatannya ragu-ragu
dengan ini. Tentang kabupaten, okelah kita menunggu Undang-Undang Pemerintah Daerah
dan kebijakan-kebijakan, tetapi untuk pemekaran provinsi ini menurut hemat kami sangat
penting untuk kepentingan strategis nasional kita di Papua demi NKRI dan tidak demi
mengadu antara orang Papua dan orang Papua karena sistem politik yang kita bangun di
sana. Demikian ini tambahan-tambahan kami.
Memang untuk di Papua sekarang ini ada puluhan ribu orang-orang datang mencari
emas. Oleh karena itu, dalam tata ruang sangat sulit Papua menata ruang ini karena
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 34
kepentingan pertambangan, kepentingan perkebunan, kepentingan-kepentingan ekonomi
yang lainnya. Oleh karena itu, dibutuhkan kebijakan-kebijakan nasional yang khusus untuk
perhatian terhadap Papua. Pendekatan security, pendekatan keamanan tok tidak cukup.
Tetapi, pendekatan otonomi khusus ternyata juga belum bisa mencukupi, masih begitu
banyak masalah. Oleh karena itu, tetap membutuhkan perhatian dari teman-teman DPD,
terutama yang akan melanjutkan periode berikut, perhatian untuk Papua.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, sehingga ini menjadi catatan yang disampaikan.
Selanjutnya, kami persilakan Provinsi Riau.
PEMBICARA : H. ABDUL GAFAR USMAN, MM. (RIAU)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore.
Salam sejahtera.
Om swastyastu.
Ketua, Wakil Ketua, para Senator, hadirin-hadirat, Sesjen-Wasesjen dan para jajaran
yang kami hormati dan dimuliakan. Laporan hasil kegiatan kunjungan kerja Anggota DPD
daerah pemilihan Provinsi Riau dengan memakai beberapa prinsip. Pertama, pengertian DPD
secara etimologi dan secara terminologi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi DPD itu serta
momentum pelaksanaan laporan ini pada Paripurna, maka kami beranggap bahwa urgensi
laporan adalah suatu urgensi yang sangat besar disampaikan pada Paripurna Dewan
Perwakilan Daerah. Nyata-nyata pengertian etimologi dan terminologinya adalah urgensi
daerah yang menjadi tindak lanjut dan karena dilaksanakan pada Paripurna, mengikat
institusi, mengikat pimpinan, mengikat anggota, mengikat alat kelengkapan, dan mengikat
sesjen untuk menindaklanjuti karena ini dilakukan pada Paripurna. Dengan demikian, hak-
hak inilah yang kami sampaikan.
Kedua, metode yang kami pakai adalah metode S3-1T (serap, sampaikan, selesaikan,
tuntaskan). Ternyata sudah kita serap, sudah kita sampaikan, dan kita sudah selesaikan, tetapi
ada yang belum tuntas. Dengan demikian, kami atas nama Provinsi Riau yang memang
menyatakan bahwa berwibawanya seseorang dan berwibawanya lembaga ditentukan oleh
optimalisasi dan maksimalnya tugas pokok dan fungsi yang kita lakukan. Oleh karena itu,
alhamdulillah tiga orang dari anggota DPD yang mencalonkan diri untuk 2014 – 2019
alhamdulillah dipercaya oleh masyarakat Riau kembali karena kami telah membuktikan
optimalisasi dari tugas pokok dan fungsi itu.
Selanjutnya, kami juga mengucapkan terima kasih pada Ketua Pak Irman Gusman
beserta pimpinan lain beserta sesjen yang telah memberikan fasilitas kepada kami untuk
mengomunikasikan, menuntaskan aspirasi rakyat Riau yang resah selama ini. Masalah
RTRW yang berlanjut-lanjut yang bertele-tele yang tak selesai-selesainya, bahkan semua
unsur lapisan masyarakat lembaga adat, lembaga majelis lama, serta lembaga-lembaga yang
riil telah menjadi resah, tetapi berkat dari komunikasi personal, komunikasi politik yang kita
lakukan, Pimpinan Bapak Irman Gusman beserta Sesjen, masyarakat Riau mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya, kami diberi waktu berkomunikasi langsung dengan
Presiden Republik Indonesia, Bapak SBY yang pada waktu itu difasilitasi oleh Bapak Irman
Gusman beserta Setjen. Alhamdulillah, respons yang positif dari Bapak Presiden, maka
sepuluh hari setelah itu Bapak Menteri Keuangan telah menandatangani RTRW Riau, bahkan
dijadikan kado ulang tahun Provinsi Riau sebagai tindak lanjut metode yang kami pakai S3-
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 35
1T (serap, sampaikan, selesaikan, tuntaskan). Maka, terima kasih, Pak Ketua dari fasilitas
yang telah Bapak Ketua sampaikan dan rakyat Riau mengucapkan terima kasih dan menjadi
kado ulang tahun Provinsi Riau dan penandatanganan RTRW sudah ditandatangani 9
Agustus kemarin, Pak Ketua.
Selanjutnya, mungkin banyak lagi persoalan-persoalan yang belum terselesaikan
tentunya memerlukan tindak lanjut dari kita sesuai dengan Paripurna ini. Yang menjadi
persoalan-persoalan yang memang harus kita lakukan dan telah kita komunikasikan: pertama,
Riau itu termasuk daerah yang luas, daerah yang potensial pertumbuhan ekonomi yang
tertinggi, pertumbuhan penduduk yang tertinggi, migrasi yang terbesar, maka memerlukan
perhatian kita, perlunya pemekaran wilayah sebagaimana yang telah disampaikan oleh
daerah kepada kita bahwa kabupaten/kota di Riau, baik berdasarkan geografis dan beberapa
syarat tentu menjadikan agenda bagi Komite I yang selanjutnya akan dilakukan komunikasi
administratif.
Selanjutnya, persoalan-persoalan agraria yang menjadi persoalan yang sangat urgent
tentunya ini akan kami sampaikan kepada Komite II dan selanjutnya juga pemerintah dan
masyarakat Riau telah mengucapkan terima kasih kepada PAP yang dipimpin langsung oleh
Bapak Prof. Dr. Farouk Muhammad bahwa persoalan-persoalan Riau banyak yang telah
diselesaikan oleh PAP. Tentu ini juga menjadi penghargaan bagi kita. Namun, tentunya
sudah selesai, Pak Ketua, tetapi ada yang belum tuntas. Tuntas ini yang kita harapkan untuk
penyelesaian.
Sekali lagi, kami atas nama Dewan Perwakilan DaerahRepublik Indonesia dari Riau
mengucapkan terima kasih. Tentunya juga persoalan-persoalan embarkasi haji akan kita
lakukan komunikasi kepada Direktur Utama PT Angkasa Pura dan ini juga mohon bantuan
Setjen dan Bapak Ketua untuk melakukan komunikasi politik kita terhadap persoalan-
persoalan Riau karena Riau itu adalah wajah Indonesia. Apabila Riau itu indah tentu
Indonesia akan indah, apabila Riau itu sejahtera tentu Indonesia juga akan sejahtera.
Demikian, terima kasih. Mohon maaf jika terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang
sebsar-besarnya.
Terima kasih kepada kita semua.
Billahi taufik walhidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih kepada Pak Gaffar dan juga selamat untuk teman-teman dari Riau
dan selamat ulang tahun juga.
Selanjutnya kami persilakan yang mewakili Provinsi Lampung.
Terima kasih. Tepuk tangan buat Pak Anang karena dia tahu jam 7 sudah ditunggu
acara yang berikut. Terima kasih.
Kemudian, selanjutnya Provinsi Jawa Tengah, Bu Denty.
Baik. selanjutnya ya kita terima ya, Pak Kadek. Terima kasih.
Mana ini kira-kira, mohon dibantu saya, mana lagi ini? Yogya? Terima kasih. Yogya
soalnya tebal ini.
Berikutnya, Bengkulu, Bu Eni ini. Terima kasih, Ibu Eni.
Berikutnya, Jambi. Pak Syukur tadi yang menunggu-nunggu, silakan.
Selanjutnya, Jawa Barat. Silakan.
PEMBICARA : Dra. Hj. ELLA M. GIRI KOMALA R. (JAWA BARAT)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 36
Selamat sore dan salam sejahtera untuk kita semuanya.
Om swastyastu.
Yang kami hormati Pimpinan DPD RI dan para senator Republik Indonesia, dan Sesjen
dan Wasesjen dan seluruh staf kesesjenan. Saya hanya tinggal seorang perwakilan dari Jawa
Barat. Semuanya sudah meninggalkan tempat. Mendapatkan kebagian untuk menyampaikan
aspirasi yang diserap dari masyarakat Jawa Barat, semuanya ada 25 aspirasi. Dua untuk
Komite I, 8 aspirasi untuk Komite II, kemudian 10 aspirasi untuk Komite III, dan 5 aspirasi
untuk Komite IV. Semua akan kami serahkan.
Tetapi, sebelumnya tentu kami atas nama anggota DPD RI dari Jawa Barat pada
kesempatan kali ini ingin menyampaikan beberapa hal. Yang pertama, turut berduka cita atas
wafatnya ibunda Bapak Irman Gusman. Mari kita berdoa sejenak mohon keikhlasannya
semuanya.
(Bahasa Arab, red.)
Aamiin.
Selanjutnya, kami atas nama senator dari Jawa Barat mungkin ini adalah kesempatan
laporan reses terakhir untuk periode ini karena periode selanjutnya tidak ada satu pun dari
Jawa Barat yang bisa melanjutkan karena memang saya satu-satunya yang mencalonkan lagi,
tidak terpilih. Nanti semuanya empat-empatnya adalah pendatang baru, new comer. Untuk
itu, kami atas nama Senator Jawa Barat mengucapkan terima kasih atas kerja samanya
selama ini. Persahabatan kita yang begitu erat selama lima tahun mudah-mudahan
bermanfaat untuk kehidupan kita. Tetap kita menjalin silaturahmi yang baik untuk perbaikan
kehidupan kita. Kemudian, mohon maaf apabila selama lima tahun kami bergaul di sini ada
kesalahan dan kekurangan dan lanjutkan seluruh perjuangan untuk perbaikan DPD ke depan.
Itu saja barangkali. Terima kasih atas kesempatannya.
Wallahul muwafiq ila aqwamith thariq, wassalamu'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih, Ibu Ella Giri Komala.
Selanjutnya, kami persilakan dari Provinsi Sumatera Selatan
Terima kasih kepada Ibu Asmawati.
Selanjutnya yang mewakili Provinsi Banten, kami persilakan Pak Abdurrahman.
Baik yang terakhir, kami persilakan dari Provinsi Sulawesi Tengah.
Baik, Bapak-Ibu sekalian, saya terima kasih atas apresiasi mengingat waktu kita juga
yang terbatas, sebagaimana yang saya katakan sebelum Magrib kita menyelesaikan ini. Kami
dari meja Pimpinan mengapresiasi atas semuanya itu, dan kepada Sekretariat Jenderal
sebagaimana tadi yang diamanatkan mohon daripada laporan tadi, baik yang tertulis maupun
mungkin juga yang belum ada coba diklasifikasi kemudian dibagi per komite ,kemudian
dibuat laporannya, kemudian kita lihat sejauh mana dari laporan daerah itu persetiap masa
sidang itu yang bisa dilaksanakan, kemudian apa yang belum, sehingga nanti kan kita lihat
kan bervariasi. Contoh dari Riau, saya ingat betul sebelum pun juga menjadi anggota
dilantik, tetapi sebagai terpilih Pak Gaffar ini sudah kerja untuk kepentingan daerahnya, ada
yang masih belum. Ini menjadi pelajara kita semua untuk memperbaiki mekanisme sisinya ke
depan. Jadi, perlu sebenarnya evaluasi terhadap mekanisme kita, laporan daerah ini, sejauh
mana yang telah kita perjuangkan untuk kita aspirasikan, mana yang sudah bisa kita
selesaikan dan mana yang belum sehingga kemudian kewibawaan lembaga DPD dari tahun
ke tahun, dari periode ke periode akan makin meningkat. Sekali lagi tentu saya ucapkan
terima kasih dan penghargaan dan mari kira tepuk tangan buat kita semua.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-15 MS IV TS 2013-2014, KAMIS, 14 AGUSTUS 2014 37
Sidang Dewan yang mulia, sebelum menutup Sidang Paripurna kali ini, saya sekali lagi
mengingatkan bahwa Sidang Paripurna ke-16 DPD ini akan berlangsung pada 22 Agustus,
kira-kira cuma satu minggu dari sekarang. Kita akan melakukan bukan sidang lagi dan ini
penting karena ini adalah agenda mengambil keputusan yang berhubungan dengan bidang
tugas Komite IV, yaitu memberikan pertimbangan DPD dalam pemilihan Anggota Badan
Pemeriksa Keuangan. Inilah yang bisa kami sampaikan.
Akhirul kalam, dengan mengucapkan alhamdulillah, Sidang Paripurna ke-15 ini kami
tutup.
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tepuk tangan buat kita semua.
KETOK 3X
SIDANG DITUTUP PUKUL 17.44 WIB