Neurologi

Post on 03-Dec-2015

220 views 2 download

description

saraf

Transcript of Neurologi

KASUS 4

NAMA ANGGOTA

• 1. Adinda Elvira (03013006)• 2. Ayu Fitriah (03013034)• 3. Efi Purwanti (03013066)• 4. Karina Pathya (03013106)• 5. Naufal Rizky Perdana (03013140)• 6. Sarah Putriana Fabiola (03013176)• 7. Wenny Oktavia (03013204)• 8. I Wayan Mudita (03013230)• 9. Yanti Puspitasari (03013260)

Wanita dengan Nyeri Kepala dan Kejang

Seorang wanita 54 tahun dibawa ke IGD setelah mengalami kejang yang disaksikan suaminya. Menurut suaminya kejang terjadi bermula di tangan kirinya yang kemudian menjadi kejang umum tonik klonik. Didapati adanya bekas gigitan dilidah dan adanya inkontinensia urin.

Setelah kejang ia tampak kebingungan selama 10 menit. Saat sadar tampak pula kelemahan yang jelas pada anggota gerak kiri. Dokter di IGD kemudian memberikannya anti epilepsi iv.

Suaminya menjelaskan bahwa dalam beberapa bulan terakhir tampak perubahan kepribadian. Dian menjadi cepat tersinggung dan mudah marah. Dia juga sering mengeluh sakit kepala yang hilang timbul, makin lama makin sering dan makin berat selama 2 bulan. Nyeri kepala dirasakan pada seluruh kepalanya dan terasa berkurang sedikit bila minum analgetika. Nyeri kepala dirasakan lebih hebat pada pagi hari. Keluhan mual muntah, demam, gangguan sensoris ataupun kelemahan tubuh sebelumnya disangkal.

Pemeriksaan fisik umumnya normal, pemeriksaan neurologis didapatkan GCS 15, disorientasi waktu, saraf kranial didapatkan papila edema. Motorik hemiparesis kiri. Sensoris hemihipestesia kiri. Reflek fisiologis meningkat, reflek patologis babinski (+) pada plantar kiri.

Klarifikasi Istilah

1. Hemiparesis : kekuatan otot yang berkurang pada separuh tubuh

2. Hemihipestesia : berkurangnya perasaan raba pada separuh tubuh

3. Papil edema : pembengkakan diskus optikus, titik di mana saraf optikus memasuki retina, yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial.

4. Nyeri kepala : perasaan sakit atau nyeri termasuk rasa tidak nyaman yang menyerang daerah kepala mulai dari kening kearah atas dan belakang kepala, dan daerah wajah.

5. Disorientasi : keadaan kebingungan yang terjadi sementara atas waktu, tempat, identitas yang biasa disebabkan penyakit/obat-obatan.

Rumusan Masalah

1. Wanita 54 tahun kejang awalnya tangan kiri (parsial) kejang umum tonik klonik

2. Inkontinensia urin

3. Setelah sadar hemiparesis kiri (motorik)

4. Gangguan kepribadian

5. Nyeri kepala hilang timbul, makin lama makin berat, terutama pagi hari diseluruh kepala.

6. Disorientasi waktu

7. Reflek fisiologis ↑, refl. Babinski (+) plantar kiri

8. Papil edema bilateral

9. Hemihipestesia kiri (sensoris)

Mind Map Pemeriksaan Fisik refl. Fisiologis ↑ Refl.babinski +

TUMOR

epidemiologi

Anatomi & fungsi

patofisiologi

Faktor risiko

etiologi

PPDD

tatalaksana

komplikasi

prognosis

Faktor risiko PP

Faktor risiko PPFaktor risiko PP

Faktor risiko PP

Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami 1.Anatomi dan fungsi

2.Etiologi

3.Epidemiologi

4.Faktor risiko

5.Patofisiologi

6.Manifestasi klinis

7.Penegakan diagnosis

8.Diagnosis banding

9.Tatalaksana

10.Komplikasi

11.Prognosis

12.pencegahan

Etiologi

Invasi jar.otak PMC dihambat

Defisit neurologis

Gangguan neurologis

• Sakit kepala• Edema papil

Kontrol miksi terganggu

Nekrosis jaringan

• Perubahan perilaku

• ↓ kognitif• Perubahan

gait

Hipoksia

• lesi N.VII• REFL. PATOLOGIS• HEMIHIPESTESIA

• HEMIPARESIS

Prefrontal

Kejang

Kerusakan jar.neuron

edema

Ukuran tumor bertambah

Penekanan jaringan otak

TUMOR

hidrosepalus

TIK ↑

Hasil diskusi + Patofisiologi

Inkontinensia urin

Otot pd kandung kemih terus

menerus kontraksi

Saat relaksasi, otot pd kandung kemih relaksaksi

Epidemiologi

Insidensi 4,2 – 5,4 / 100.000 USA Di Indonesia data tumor SSP belum di laporkan, namun

dapat diketahui pada dewasa banyak ditemukan pada usia 40-65 tahun.

Data RS Bandung (2002) : 138 kasus tumor yang dioperasi & biopsi.

Anatomi

Etiologi

1. Primer : tidak di ketahui pasti

2. Sekunder : genetik, radiasi, virus, metastasis, dll

Faktor Risiko

1. Usia

2. Genetik

3. Meroko

4. Radiasi

5. Tumor pada organ lain

Manifestasi klinis

Merupakan efek dari desakan massa yang tumbuh membesar (mass effect) pada rongga intrakranial

• Tumor edema sekitar massa + edema obstruksi aliran LCS Hidrosefalus.

• Massa + hidrosefalus + edema tekanan intrakranial meningkat desakan pada sistem saraf sakit kepala, diplopia, kejang, perubahan status mental, hemiparesis, dan sebagainya.

• Semakin > massa, gejala akan semakin > memberat seiring berjalannya waktu.

• Waspada !! : sakit kepala yang hebat disertai muntah proyektil, diplopia, dan penurunan kesadaran.

UMUM

FOKAL

Gejala yang terjadi tergantung lokasi dari tumor otak tersebut, dimana fungsi dari bagian yang terserang akan menurun/terganggu.

Penegakan Diagnosis

1. Anamnesis1. Tumor sebelumnya

2. Trauma

3. Sifat nyeri kepala & onset

4. Ada aura sebelum nyeri kepala ?

5. Lokasi nyeri kepala

6. Pengobatan

7. Riwayat penyakit keluarga

8. Riwayat hipertensi, DM

9. dll

Pemeriksaan fisik

1. GCS

2. Neurologis :1. Funduskopi (papil edema)

2. Gerakan bola mata

3. Visus

4. Lapang pandang

5. Otot-otot wajah

6. Refl. Fisiologis

7. Refl. Patologis

8. Kekuatan motorik

9. Sensoris

Pemeriksaan Penunjang

1. Lab. Darah

2. Foto cranium

3. EEG kejang

4. CT-Scan / MRI

5. MMSE

1. Diagnosis topis : lobus frontal dextra

2. Diagnosis klinis : 1. Kejang2. nyeri kepala3. perubahan prilaku4. hemiparesis dan hemihipestesia5. papil udem

3. Diagnosis patologis : keganasan

4. Diagnosis etiologi : -

Diagnosis Banding

1. Stroke non-hemoragik

2. Abses intraserebral

3. Epidural hematom

4. Meningitis kronik

5. Hipertensi intrakranial benigna

Tatalaksana

1. Emergency- Menurunkan TIK : Manitol , Kortikostroid 4mg iv 3-4x,

Hidlosefalus -> VP shunt- Mengurangi oedem : dexametason 8 mg IV- Nyeri kepala : analgetik- Kejang : anti konvulsan2. Kuratif- Radioterapi- Chemotherapy- Target terapi- Radiosurgery

3. PaliatifMengurangi dan mengatasi gejala yang muncul secara langsung dan tidak langsung antikonvulsan

Untuk hemiparesis fisioterapi, occupational therapy (rujuk)

Komplikasi

1. Deep Vein Trombosis2. Edema Serebri3. Hidrosefalus4. Herniasi5. Epilepsi6. Depresi7. Metastasis ke tempat lain8. Kematian

Prognosis

• Tergantung dari :– Jenis– Usia– Lokasi

• Meskipun diobati, hanya sekitar 25% penderita kanker otak yang bertahan hidup setelah 2 tahun. Prognosis yang lebih baik ditemukan pada astrositoma dan oligodendroglioma, dimana kanker biasanya tidak kambuh dalam waktu 3-5 tahun setelah pengobatan.

• Pengobatan untuk kanker otak lebih efektif dilakukan pada:

               - penderita yang berusia dibawah 45 tahun         - penderita yang sebagian atau hampir seluruh tumornya telah diangkat melalui pembedahan.

Ad vitam : dubia ad malam Ad fungsionam : dubia ad malam Ad sanasionam : dubia ad malam

Referensi

1. Bradley WG, Daroff RB, Fenichel GM, Jankovic J. Neurology in Clinical Practice. The Neurological Disorders. USA : Elsevier Inc. 2004. Ed: 4th . Vol: II. Pg: 1366

2. Rowland LP, Pedley TA. Merritt’s Neurology. Columbia : Lippincott Williams & Wilkins. 2009. Ed:12th. Pg: 726

3. Tanto C, Estiasari R. Tumor Sistem Saraf Pusat. In: Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Kapita Selekta Kedokteran : essentials of medicine. Jakarta: Media Aesculapius; 2014. p. 989-993.