Post on 08-Feb-2018
1
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN
STRES MENGERJAKANSKRIPSI PADA MAHASISWA FTI UII
Telah Disetujui Pada Tanggal
------------------------------------
Dosen Pembimbing Utama
( Mira Aliza Rachmawati, S.Psi., M.Psi.)
2
HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR
DENGAN STRES MENGERJAKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA FTI
UII
Luthfy Andi Permana Mira Aliza Rachmawati
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan negatif antara sense of humor dengan stres mengerjakan skripsi pada mahasiswa FTI UII. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara sense of humor dengan stres mengerjakan skripsi pada mahasiswa FTI UII. Semakin tinggi sense of humor, semakin rendah stres yang dialami. Sebaliknya semakin rendah sense of humor , semakin tinggi tingkat stress yang dialami.
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa FTI UII, yang sedang menyusun skripsi. Teknik pengambilan subjek yang digunakan adalah metode incidental sampling. Adapun skala yang digunakan adalah skala Sense of Humor, mengacu pada aspek yang dikemukakan oleh Eysenck dan skala Stres Mengerjakan Skripsi yang mengacu pada aspek yang dikemukakan oleh Sarafino (1994), skala Sense of Humor peneliti memodifikasi dari skala sebelumnya, sedangkan skala Stres Mengerjakan Skripsi dibuat sendiri oleh peneliti.
Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS versi 11.05 untuk menguji apakah terdapat hubungan antara sense of humor dengan stress mengerjakan skripsi. Korelasi product moment dari Spearman menunjukkan korelasi sebesar r = -0,502 dengan p = 0,000 (p<0,01) hal ini menunjukkan bahwa hipotesis adanya hubungan negatif antara sense of humor dengan stress mengerjakan skripsi pada mahasiswa FTI UII diterima. Kata kunci : Sense of Humor, Stres mengerjakan skripsi
3
Pengantar
Setiap individu dalam menjalani kehidupan sehari-hari banyak sekali
permasalahan hidup yang akan dihadapi dari mulai permasalahan yang kecil
hingga permasalahan yang besar. Permasalahan yang muncul di kehidupan sehari-
hari sebagian merupakan kebutuhan-kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi dengan
lancar atau terhambat.
Salah satu permasalahan yang biasanya dialami oleh remaja yaitu adanya
peralihan yang sulit dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, selain itu mereka
dituntut untuk memiliki kepekaan terhadap perubahan sosial dan historis.
Peralihan remaja dari masa kanak-kanak ke masa dewasa ini salah satunya dialami
ketika memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu ketika memasuki
perguruan tinggi. Di sini remaja berubah statusnya, dari siswa menjadi
mahasiswa. Dengan begitu masalah yang dihadapi remaja bertambah untuk
menjadi seorang mahasiswa, yaitu remaja dituntut untuk menyesuaikan diri dari
lingkungan sekolah ke lingkungan perkuliahan.
Aktivitas mahasiswa di kampus tidak hanya mengikuti perkuliahan,
mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen, dan mengikuti ujian tiap
semesternya, tetapi juga mengembangkan dirinya dengan ikuti dalam organisasi
atau mengikuti semacam pelatihan dan workshop yang diadakan di kampus.
Tetapi banyak juga mahasiswa yang lebih memilih untuk bersenang-senang di
luar kampus dan tidak aktif dalam perkuliahan.
Pada tingkat akhir, kebanyakan mahasiswa mengalami masalah ketika
mengerjakan TA (tugas akhir) atau yang skripsi. Berbagai masalah ditemui ketika
4
mahasiswa mengerjakan skripsi, di antaranya sulitnya mencari bahan skripsi,
susahnya bertemu dengan dosen pembimbing, belum lagi tekanan dari orang tua
yang mengharapkan cepat lulus.
Dari hasil wawancara dengan Deni (FH) dan Ade (FTI) (Minggu, 09/03/08)
ditemukan bahwa permasalahan yang paling membuat stres adalah menulis
skripsi. Dari hasil wawancara kepada subjek pertama dan kedua ditemukan bahwa
ketika mengalami stres pada waktu mengerjakan skripsi ada perubahan psikologis
yang dialami oleh subjek, yaitu sering merasa cemas dan gelisah tanpa sebab,
kurang bisa mengontrol emosi. Hal ini ditandai dengan mudah tersinggung ketika
diajak bicara oleh temannya, moodnya sering berubah-ubah dan malas untuk
memulai lagi mengerjakan skripsi.
Hasil wawancara yang dilakukan (Senin, 10/03/08) di FTSP UII kepada
Erfan Fakultas Teknik Lingkungan, ditemukan dampak stres pada waktu
mengerjakan skripsi berpengaruh pada lingkungan sekitarnya. Hal ini ditandai
dengan jarangnya berinteraksi dengan orang lain, lebih sering menyendiri dan
juga berpengaruh pada kondisi fisiknya, yaitu menurunnya ketahan tubuh
sehingga sering sakit. Perubahan tersebut dikarenakan adanya tekanan-tekanan,
seperti mencari bahan untuk skripsi, batas waktu penyelesaian skripsi dari orang
tua, sulit bertemu dengan dosen pembimbing, serta bingung menentukan subyek
penelitian dan lain-lain.
Hasil wawancara dengan salah satu dosen FTI menunjukkan, bahwa
lamanya masa pengerjaan skripsi mahasiswa FTI kemungkinan salah satunya
5
disebabkan oleh stres mahasiswa yang bersangkutan pada waktu mengerjakan
skripsi
Ketika mahasiswa tidak mampu untuk menyelesaikan masalah-masalah
yang sedang dihadapinya, maka mahasiswa yang bersangkutan akan mengalami
stres. Bukan hanya itu saja, stres juga bisa menimbulkan dampak yang lebih
mengerikan lagi, yaitu adanya pikiran-pikiran bunuh diri. Stres juga bisa
mengakibatkan seseorang untuk melakukan tindakan bunuh diri. Hal ini terjadi
pada mahasiswa Eko Prasetyo (25) mahasiswa PTS Yogyakarta, karena dia
merasa bingung memikirkan skripsi yang tidak kunjung selesai, akhirnya warga
Gadingsari Ketalo Kecamatan Sanden Bantul ini memutuskan untuk bunuh diri,
(Selasa 15/1/2008) sekitar pukul 09.00 WIB (www.okezone.com).
Berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi, stres menjadi salah satu
masalah yang harus dihadapi, karena setiap orang pasti pernah mengalami stres.
Secara garis besar, stres dapat didefinisikan sebagai kondisi dan respon dari tubuh
maupun pikiran. Stres dapat merugikan sistem tubuh, seperti menimbulkan
penyakit atau yang paling parah berujung pada kematian
(www.allaboutstress.com).
Menurut Hardjana (1994) faktor stres dibagi menjadi dua, yaitu faktor dalam
diri (internal sources) dan faktor dari luar (external sources), yang bisa ada pada
keluarga dan lingkungan, baik lingkungan kerja maupun lingkungan sekeliling.
Menurut Suprapti (2003) stres adalah suatu keadaan dimana beban yang dirasakan
seseorang tidak sepadan dengan kemampuan untuk mengatasi beban tersebut.
Dari ketidaksepadanan ini maka timbul kecemasan dalam diri seseorang. Kris
6
(Hartanti dan Soerjantini, 2003) berpendapat bahwa humor dapat membantu
seseorang untuk beradaptasi lebih mudah, karena humor mengurangi kecemasan
pada seseorang.
Menurut hasil penelitian dari Lam & Othman (2005), menemukan bahwa
orang yang mempunyai sense of humor tinggi cenderung mengalami sedikit
depresi dari pada orang yang mempunyai sense of humor yang lebih rendah,
karena mereka cenderung mudah mengalami stres. Berdasarkan penelitian dari
kedua tokoh tersebut, sense of humor juga berguna untuk menghilangkan
berbagai penyakit yang berkaitan dengan kejiwaan seperti stres, depresi,
hipertensi dan lain-lain. Penyakit-penyakit yang biasanya diderita terutama oleh
kalangan yang memiliki aktivitas tinggi, pria/wanita karir, akademis, aktivis
organisasi. Bahkan di Amerika telah dibuktikan bahwa tertawa bisa mencegah
serangan jantung.
Menurut Direktur Centre for Preventive Cardiology Maryland Medical
Centre Baltimore, Dr M Miller (www.eramuslim.com), ada hubungan tertawa
dengan serangan jantung. Penyebab serangan jantung antara lain stres, yang
memicu kerusakan endothelium pembuluh arteri jantung dan mendorong
terciptanya kolesterol dalam pembuluh darah. Sedangkan tertawa bisa
menghasilkan zat kimia (kemungkinan nitrioksida) yang dapat memperlancar
peredaran darah. Dalam sebuah penelitian mengatakan bahwa orang-orang yang
menonton video komedi selama 15 menit mendapat angka tertinggi dalam sebuah
survey mengenai besarnya pengharapan seseorang, dibandingkan dengan mereka
yang tidak memiliki kesempatan untuk bercanda. Temuan itu menunjukkan bahwa
7
humor bisa menjadi sebuah cara untuk menghilangkan stres dan menjaga
kesehatan.
Penelitian sebelumnya menyatakan tertawa adalah obat yang baik. Laporan
yang dikeluarkan University of Maryland Medical Center menemukan, tertawa
akan membuat aliran darah berfungsi lebih baik, menyebabkan otot pembuluh
darah membesar, sehingga aliran darah lancar. Study lain juga menyimpulkan
bahwa tertawa dan perasaan humoris bisa melindungi seseorang terhadap
serangan jantung (www.kompas.com). Begitu pentingnya soal humor ini sehingga
di barat banyak pakar yang menulis disertasinya dengan topik seputar humor dan
bahkan ada jurnal ilmiah yang di dedikasikan untuk membahas khusus persoalan
ini. Dengan adanya berbagai media yang semakin mendukung perkembangan
humor tersebut maka secara tidak langsung akan merangsang sense of humor
seseorang.
Seseorang yang memiliki sense of humor diharapkan mampu
mengembangkan dirinya secara realistis. Pada prinsipnya setiap orang memiliki
sense of humor yang build in dalam dirinya. Humor memainkan peran penting
dalam menjaga keseimbangan hidup manusia dalam menghadapi guncangan
kesedihan untuk bangkit menjadi kegembiraan. Dalam perspektif inilah, humor
memegang peran penting dalam mengelola stres. Humor mampu membuat orang
menjadi rileks, segar dan terhibur, sehingga turut mengurangi beban persoalan
yang dirasa sangat membelenggu. Tidak jarang lewat humor-humor segar individu
mendapatkan inspirasi baru dalam menghadapi hidup (Brook, dalam
www.suaramerdeka.com, 24/03/2008). Humor juga sangat penting artinya bagi
8
kehidupan manusia karena humor juga memiliki fungsi terapi bagi individu yang
menghadapi stres.
Hasil-hasil penelitian di atas mengungkap bahwa sense of humor
mempunyai hubungan dan pengaruh terhadap beberapa hal, yaitu kondisi fisik
seseorang yang berkaitan dengan kesehatan dan penurunan stres. Dengan adanya
kemampuan untuk memahami dirinya secara realistik maka mahasiswa tersebut
akan lebih baik dalam mengatasi stres yang dihadapi. Oleh karenannya peneliti
tertarik untuk membuktikan apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
stres mengerjakan skripsi yang dialami oleh mahasiswa di Universitas Islam
Indonesia.
Tinjauan Pustaka
Menurut Sarafino (1994), ada 3 aspek stres :
a. Aspek Kognitif/ pola fikir
Ujian adalah salah satu hal yang dapat memicu terjadinya stres pada para
siswa. Kesulitan dalam mengerjakan soal ujian karena lupa/ sukar mengingat
pelajarannya yang telah dipelajari semalam dapat membuat siswa stres. Tingkat
stres yang tinggi dapat mengakibatkan terganggungnya ingatan (memory) dan
perhatian pada saat sedang berlangsungnya proses kognitif.
b. Aspek Emosi
Emosi dapat hadir bersamaan dengan stres, dan orang sering menggunakan
tingkat emosionalnya untuk mengevaluasi stresnya. Proses penilaian kognitif
dapat berpengaruh sekaligus terhadap stres dan pengalaman emosional. Ketakutan
adalah reaksi emosional yang mengikuti ketika terjadi stres, meliputi kombinasi
9
antara ketidaknyamanan psikologis dan physical arousal. Stres juga dapat
menimbulkan perasaan sedih, depresi, marah, dan tidak bahagia.
c. Aspek Perilaku Sosial
Stres dapat merubah kepribadian seseorang. Orang yang sedang mengalami
stres dapat kehilangan kemampuannya dalam bersosialisasi. Stres dapat
mengakibatkan seseorang menjadi berperilaku agresif dan menjadi pemarah
Dapat disimpulkan bahwa aspek stres ada tiga, yaitu aspek kognitif/ pola
pikir, aspek emosi, dan aspek perilaku sosial.
Menurut Smet (1994), sumber stres dapat berubah-ubah, sejalan dengan
perkembangan manusia tetapi stres juga dapat terjadi disetiap saat sepanjang
kehidupan. Sumber-sumber stres yaitu :
1. Dalam Individu
Stres muncul dalam diri seseorang melalui penilaian dari kekuatan
motivasional yang melawan, bila seseorang mengalami konflik.
2. Dalam Keluarga
Stres disini dapat bersumber dari interaksi diantara para anggota keluarga,
seperti : perselisahan dalam masalah keuangan, perasaan saling acuh tak
acuh, tujuan yang berbeda dan lain-lain.
3. Dalam Komunitas
Interaksi subjek di luar lingkungan keluarga melengkapi sumber-sumber
stres. Pada anak pengalaman stres terjadi salah satunya ketika berkompetitif
disekolahnya. Sedangkan pada orang tua pengalaman stres bersumber dari
pekerjaannya dan lingkungan yang stresful sifatnya.
10
4. Dalam Lingkungan
Lingkungan yang dimaksudkan disini adalah lingkungan fisik, seperti:
kebisingan, suhu yang terlalu panas, kesesakkan dan angin badai (tornado,
tsunami, danlain-lain). Stressor lingkungan mencakup juga stressor secara
makro, seperti: migrasi, kerugian akibat teknologi modern seperti
kecelakaan lalu lintas.
Hardjana (1994) juga mengemukakan bahwa stres bisa berakibat baik atau
berakibat buruk. Stres yang berakibat baik disebut eustress, stres yang optimal
berperan dan berdampak positif serta konstruktif. Sebaliknya stres yang
merugikan dan merusak (stres destruktif) disebut distres. Stres menjadi eustress
atau distres dipengaruhi oleh penilaian dan daya tahan seseorang terhadap hal,
peristiwa, orang dan keadaan yang potensial atau netral kandungan daya stresnya.
Karena stres bersifat subjektif, pribadi dan seseorang dapat berbuat sesuatu untuk
menghadapinya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa stres adalah suatu
keadaan atau kondisi yang tercipta disebabkan adanya tuntutan internal dan
eksternal yang menyebabkan individu tersebut mengalami stres dan hal yang
dianggap mendatangkan stres membuat orang yang bersangkutan melihat
ketidaksepadanan, antara keadaan atau kondisi dan sistem sumber daya biologis,
psikologis, dan sosial yang ada padanya.
Sedangkan menurut kamus besar bahasa indonesia (2002), mengerjakan
skripsi adalah karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian
dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya.
11
Berdasarkan beberapa teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa stres
mengerjakan skripsi adalah suatu kondisi dimana sumber daya seseorang dalam
lebih kecil dari pada beban yang diterimanya pada waktu orang tersebut sedang
mengerjakan skripsi, sehingga menimbulkan stres.
Mindess (dalam Hartanti, 2002) berpendapat bahwa fungsi humor yang
paling penting dan paling fundamental adalah kekuatannya untuk membebaskan
diri dari banyak rintangan dan pembatasan dalam kehidupan sehari-hari. Humor
dapat melepas indivudu dari berbagai tuntutan yang dapat dialami dan dapat
membebaskannya dari perasaan inferioritas. Bila digunakan secara cermat, humor
dapat menciptakan suasana yang lebih rileks, memacu komunikasi pada
persoalan-persoalan sensitif, menjadi sumber wawasan suatu konflik, membantu
mengatasi pola sosial yang kaku dan formal, serta mempermudah pengungkapan
perasaan atau impuls dengan cara aman dan tidak mengancam (Herkowitz, dalam
hartanti, 2002).
Sense of Humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan humor
sebagai cara menyelesaikan masalah, keterampilan untuk menciptakan humor,
kemampuan menghargai dan menanggapi humor, serta menanggapi orang-orang
yang humoris
Eysenck (Astih, 2003) membagi aspek sense of humor menjadi tiga, yang
selanjutnya digunakan dalam menyusun aitem-aitem skala kepekaan humor :
1. The conformist sense, yaitu tingkat kesamaan antara individu satu dengan
lainnya dalam mengapresiasi materi-materi humor.
12
2. The quantitative sense, yaitu seberapa sering individu tersenyum dan tertawa
serta seberapa mudah individu merasa gembira.
3. The productive sense, yaitu seberapa banyak individu menceritakan cerita-
cerita lucu dan membuat individu lain gembira.
Metode Penelitian
Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Teknik Industri
Universitas Islam Indonesia. Dari populasi ini diambil sampel yang diharapkan
bisa mewakili populasi tersebut. Sampel merupakan sebagian dari jumlah populasi
yang paling sedikit mempunyai satu ciri atau sifat yang sama (Hadi, 2001). Subjek
penelitian adalah mahasiswa Fakultas Teknik Industri yang sedang mengerjakan
skripsi, minimal telah melakukan bimbingan selama 3 bulan. Pengambilan sampel
pada penelitian ini menggunakan accidental sampling.
Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode Skala Likert yang telah dimodifikasi,
pilihan jawaban berupa Belum Memutuskan (BM) pada Skala Likert dihilangkan
sehingga pilihan jawaban menjadi empat yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S),
Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Modifikasi ini dimaksudkan
untuk menghilangkan kelemahan yang dikandung oleh skala lima tingkat
diantaranya karena adanya jawaban Belum Memutuskan (BM) menimbulkan arti
ganda (bisa netral ataupun ragu-ragu) sehingga menimbulkan kecenderungan
13
untuk memilih jawaban tersebut sedangkan yang ingin dilihat adalah
kecenderungan jawaban responden, kearah setuju atau tidak setuju.
Alat Ukur
Skala stres bertujuan untuk mengetahui tingkat stres mahasiswa pada waktu
mengerjakan skripsi. Skala stres dibuat mengacu pada aspek-aspek yang
dikemukakan oleh Sarafino (1994). Skala sense of humor bertujuan untuk
mengukur tingkat sense of humor pada individu. Peneliti menggunakan dari
peneliti sebelumnya (Astih, 2002), skala ini dibuat mengacu pada aspek-aspek
yang diungkap oleh Eysenck (Astih, 2003).
Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis
statistik. Teknik analisa yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah
Product Moment dari Pearson dengan menggunakan bantuan software SPSS 11.5
for window. Alasan digunakan korelasi Product Moment karena penelitian ini
bertujuan untuk mencari korelasi atau hubungan antara variabel bebas dengan
variabel tergantung.
Hasil Penelitian
Terdapat total 50 subjek dalam penelitian ini. Subjek dalam penelitian ini
adalah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Teknologi Industri Univerisitas Islam
Indonesia dari berbagai jurusan yang sedang menyusun skripsi. Subjek sudah
14
pernah melakukan bimbingan minimal 3 bulan. Dari 50 subjek, 25 adalah laki-laki
dan 25 adalah perempuan. Dan masing-masing terbagi dalam 4 angkatan, yaitu
2002, 2003, 2004 dan 2005. Secara lengkap, tiap-tiap variabel untuk skala stress
mengerjakan skripsi dan skala sense of humor tersaji dalam tabel berikut :
Tabel 1 Deskripsi Data Penelitian Secara Keseluruhan
Variabel Empirik Hipotetik
Min Max Rerata SD Min Max Rerata SD Stres Mengerjakan Skripsi
39 80 59,5 19,83 28 112 70 14
Sense Of Humor
44 68 56 18,67 17 68 42,5 8,5
Ket : Min = Skor Total Minimal
Max = Skor Total Maksimal
Dalam penelitian mengenai hubungan antara sense of humor dengan stress
mengerjakan skripsi pada mahasiswa FTI UII, peneliti mengkategorikan subjek
penelitian menjadi lima yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat
rendah.
Tabel 2 Deskripsi Kategorisasi Stres Mengerjakan Skripsi Pada Subyek Penelitian
Skor Kategori Frekwensi Prosentase X ≤ 44,8
44,8 < X ≤ 61,6 61,6 < X ≤ 78,4 78,4 < X ≤ 95,2
X > 95,2
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi
Sangat Tinggi
5 24 20 1 0
5% 24% 20% 1% 0%
TOTAL 50 50%
15
Tabel 3 Deskripsi Kategorisasi Sense Of Humor Pada Subyek Penelitian
Skor Kategori Frekwensi Prosentase ≤ 27,2
27,2 < X ≤ 37,2 37,2 < X ≤ 47,6 47,6 < X ≤ 57,8
X > 57,8
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi
Sangat Tinggi
0 0
12 27 11
0% 0%
12% 27% 11%
TOTAL 50 50%
Hasil analisis data menunjukkan korelasi antara variabel sense of humor
dengan stres mengerjakan skripsi nilai r = -0,502 dengan p = 0,000 (p<0,01). Hal
ini berarti menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan pada
variabel sense of humor dan variabel stres mengerjakan skripsi. Dengan demikian
hipotesis adanya hubungan negatif antara sense of humor dengan Stres
mengerjakan skripsi pada mahasiswa Fakultas Teknologi Industri UII diterima.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka hipotesis yang telah
diajukan yaitu ada hubungan negatif antara sense of humor dengan stres
mengerjakan skripsi pada mahasiswa Fakultas Teknologi Industri UII diterima.
Hasil analisis korelasi dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari
Pearson menunjukkan koefisien korelasi (r) sebesar -0,502 dengan p = 0,000
(p<0,01), sehingga p sangat signifikan. Hal tersebut berarti mahasiswa yang
mempunyai sense of humor tinggi tidak akan mudah stres pada waktu
mengerjakan skripsi.
16
Hasil penelitian diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mindess
(dalam Hartanti, 2002) bahwa fungsi humor yang paling penting dan paling
fundamental adalah kekuatannya untuk membebaskan diri dari banyak rintangan
dan pembatasan dalam kehidupan sehari-hari. Humor dapat melepas individu dari
berbagai tuntutan yang dapat dialami dan dapat membebaskannya dari perasaan
inferioritas. Bila digunakan secara cermat, humor dapat menciptakan suasana
yang lebih rileks, memacu komunikasi pada persoalan-persoalan sensitif, menjadi
sumber wawasan suatu konflik, membantu mengatasi pola sosial yang kaku dan
formal, serta mempermudah pengungkapan perasaan atau impuls dengan cara
aman dan tidak mengancam.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Millicent (2002) tentang Humor, Stress, and Coping Strategies yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara humor, stres dan strategi coping. Dan hasilnya
menunjukkan ada hubungan antara humor, stres dan strategi coping.
Dalam bahasa Inggris pengertian humor adalah kemampuan seseorang,
objek, atau situasi untuk menimbulkan perasaan terhibur pada orang lain. Istilah
itu meliputi suatu bentuk hiburan atau komunikasi manusia yang menimbulkan
perasaan seperti itu, atau membuat orang tertawa atau merasa senang.
Sense of Humor sendiri adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah, keterampilan untuk menciptakan
humor, kemampuan menghargai dan menanggapi humor, serta menanggapi orang-
orang yang humoris (Hartanti dan Rahaju, 2002)
17
Data menunjukkan bahwa variable sense of humor memiliki sumbangan
efektif terhadap variabel stres mengerjakan skripsi sebesar 25,2%, hal ini berarti
bahwa sense of humor mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap stres
mengerjakan skripsi.
Data diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hardjana (1994),
bahwa orang yang condong berpikir negatif dan pesimis, dan berkeyakinan
irasional lebih mudah stres berat dari pada orang yang berpikiran positif, optimis
dan berkeyakinan rasional, dengan adanya sense of humor maka seseorang akan
bisa lebih rileks dalam menyelesaikan masalah sehingga bisa berpikir dengan
rasional.
Subjek dalam penelitian ini yang keseluruhannya adalah mahasiswa
Fakultas Teknologi Industri UII, yang rata-rata memiliki tingkat sense of humor
yang cukup tinggi. Hal tersebur disebabkan karena rata-rata subyek memiliki
tingkat stress yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang telah
dilakukan.
Penelitian ini memberikan wacana baru dalam ilmu pengetahuan khususnya
ilmu psikologi. Sumbangan variabel independen terhadap variabel dependen yaitu
sebesar 25,2 %. Ini berarti bahwasannya sense of humor mempunyai pengaruh
yang cukup besar terhadap stres mengerjakan skripsi pada mahasiswa Fakultas
Teknologi Industri UII. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan
bahwasannya stres dapat diminimalisir dengan meningkatkan sense of humor.
18
Kesimpulan
Hasil analisis data menunjukkan korelasi antara variabel sense of humor
dengan stres mengerjakan skripsi nilai r = -0,502 dengan p = 0,000 (p<0,01). Hal
ini berarti menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan pada
variabel sense of humor dan variabel stres mengerjakan skripsi. Dengan demikian
hipotesis adanya hubungan negatif antara sense of humor dengan Stres
mengerjakan skripsi pada mahasiswa Fakultas Teknologi Industri UII diterima.
Sense of humor mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam
Indonesia termasuk dalam kategori tinggi (27%), sedangkan dari segi stres
mengerjakan skripsi termasuk dalam kategori rendah (24%).
Saran
Penelitian ini disadari masih jauh dari kata sempurna. Dalam penelitian ini
tentunya masih banyak kekurangan sehingga peneliti merasa perlu memberikan
saran-saran membangun yang ditujukan kepada beberapa pihak supaya manfaat
yang diperoleh lebih komprehensif dan aplikatif.
Saran bagi mahasiswa agar lebih dapat mengembangkan sense of humor
sebagai sarana untuk meminimalisir stres. Sense of humor yang ada pada diri
mahasiswa dapat dijadikan suatu cara untuk membantu mahasiswa dalam
menghadapi masalah yang dialami, baik masalah akademik maupun non
akademik.
Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian yang lebih
mendalam mengingat masih banyak hal yang dapat diungkap dari penelitian ini
19
dan mengetahui jumlah populasi penelitian yang akan dipakai sebelum peneliti
mengambil data.
Saran untuk masyarakat pada umumnya supaya menjadikan sense of humor
sebagai salah satu sarana untuk menyelesaikan masalah dan mengurangi stres
sehingga akan mencapai kesehatan fisik dan mental.
20
Daftar Pustaka
Anonim. 2005. Tertawa Itu Bikin Sehat. http://www.eramuslim.com. 22 Februari.
Anonim. 2005. Humor Menguatkan Harapan .http://kompas.com. 19 April.
Astih. 2003. Hubungan Sense of Humor Dengan Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa UII Jogja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.
Hadi, Sutrisno. 2001. Statistik 2. Yogyakarta: Penerbit Andi
Hardjana, Agus M. 1994. Stres Tanpa Distres: Seni Mengolah Stres. Yogyakarta: Kanisius.
Hartanti. 2002. Peran Sense of Humor dan Dukungan Sosial Pada Tingkat Depresi Penderita Dewasa Pasca Stroke. Anima: Indonesian Psychological Journal, Vol. 17, No.2.
Hartanti dan Rahaju S. 2003. Peran Sense of Humor Pada Dampak Negatif Stres Kerja. Anima: Indonesian Psychological Journal, Vol.18, No.4.
Martinus, P.A. 2008. Menyiasati Stres dalam Perkuliahan. http://www.allaboutstress.com. 16 Februari.
Nugroho. 2005. “Wabah” bunuh diri, Mengapa?. http://www.suaramerdeka.com. 18 Mei.
Sarafino, E. P. 1994. Health Psychology: Biopsychosocial Interactions. New York: John Willey & Sons, Inc.
Smet, Bart. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Suryabrata, S. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologi. Yogyakarta: Penerbit Andi
21
Waskita, D. 2008. Stres urus skripsi, mahasiswa bunuh diri. http://www.okezone.com. 16 Januari.
Yee Koi Lam dan Abdul Halim Othman. 2005. http://www.psima.com.
22
Identitas Penulis
Nama : Luthfy Andi Permana
Alamat : Perum. Dumai, Jln. Trijaya V/14, Kec. Kartoharjo,
Kel. Klegen, Madiun Jawa Timur
No. Telp : 0351-454725/ 085729211133