Post on 10-Feb-2018
7/22/2019 NAPZA REVISI(1)_2
1/9
PKP Dinas Kesehatan Provinsi Jawa TImur
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 97
157
Sediaan farmasi pemerintah, apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan,
dokter, lembaga penelitian dan/atau lembaga pendidikan, dan fasilita rehabilitasi
yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang ini.
(2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. penghentian sementara kegiatan;
d. denda administratif;
e. pencabutan izin praktik.Apabila hasil audit oleh pemerintah didapatkan pelanggaran yang terdapat unsur
pidana, maka dilakukan tindakan projustisia yang ketentuan pidananya terdapat
pada:
UU Psikotropika No.5 tahun 1997 UU Pengamanan Sediaan Farmasi No.72 tahun 1998
3.4. Bidang Narkotika, Psikotropika, dan Zat aktif lainnya (NAPZA)A. KASUS 1
Di suatu gudang kabupaten terdapat obat psikotropik yang kadaluarsa dan rusak
dan di gudang tersebut juga pernah terjadi pencurian obat jenis narkotika yaitu
codein dan petidin, seandainya anda sebagai kepala gudang farmasi di kabupaten
tersebut apa yang saudara lakukan?langkah-langkah apa yang saudara lakukan?
Penyelesaian
Dasar hukum :
UU no 5 th 1997, Pasal 53
(1) Pemusnahan psikotropika dilaksanakan dalam hal :a.berhubungan dengan tindak pidana;
b. diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlakudan/atau tidak dapat digunakan dalam proses produksi psikotropika;
c. kadaluwarsa;
7/22/2019 NAPZA REVISI(1)_2
2/9
PKP Dinas Kesehatan Provinsi Jawa TImur
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 97
158
d. tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatandan/atau untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
(2) Pemusnahan psikotropika sebagaimana dimaksud :a.pada ayat (1) butir a dilakukan oleh suatu tim yang terdiri dari pejabat
yang mewakili departemenyang bertanggung jawab di bidang
kesehatan, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Kejaksaan
sesuai dengan Hukum Acara Pidana yang berlaku, dan ditambah pejabat
dari instansi terkait dengan tempat terungkapnya tindak pidana tersebut,dalam waktu tujuh hari setelah mendapat kekuatan hukum tetap;
b.pada ayat (1) butir a, khusus golongan I, wajib dilaksanakan palinglambat 7 (tujuh) hari setelah dilakukan penyitaan; dan
c.pada ayat (1) butir b, butir c, dan butir d dilakukan oleh Pemerintah,orang, atau badan yang bertanggung jawab atas produksi dan/atau
peredaran psikotropika, sarana kesehatan tertentu, serta lembaga
pendidikan dan/atau lembaga peneliti-an dengan disaksikan oleh
pejabat departemen yang bertang-gung jawab di bidang kesehatan,
dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah mendapat kepastian sebagaimana
dimaksud pada ayat tersebut.
(3) Setiap pemusnahan psikotropika, wajib dibuatkan berita acara.(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemusnahan psikotropika dite-tapkan
dengan Peraturan Pemerintah.
Langkah yang harus dilakukan:Prosedur pemusnahan narkotika dilakukan sebagai berikut:
1. Menginventarisasi psikotropika yang akan dimusnahkan2. Menyimpan secara terpisah, ditempat aman dan diberi tanda3. Apoteker penanggung jawab gudang farmasi membuat dan mendatangani
surat permohonan untuk pemusnahan psikotropika yang berisi antara
lain jenis dan jumlah psikotropika yang rusak dan kadaluarsa.
4. Surat permohonan yang telah ditandatangani oleh ApotekerPenangungjawab dikirimkan ke Kepala Dinkes Kabupaten setempat.
7/22/2019 NAPZA REVISI(1)_2
3/9
PKP Dinas Kesehatan Provinsi Jawa TImur
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 97
159
5. Pemusnahan disaksikan oleh Apoteker Penanggung jawab Gudang, PetugasBalai POM atau Petugas Dinkes Kabupaten.
6. Bila pemusnahan narkotika telah dilaksanakan, maka dibuat berita AcaraPemusnahan yang berisi :
a) Hari, tanggal, bulan, tahun dan tempat dilakukannya pemusnahan.b) Nama, jenis dan jumlah psikotropika yang dimusnahkanc) Cara pemusnahan.d) Nama Apoteker Penangung jawab Gudange) Nama 2 orang saksi yang terdiri atas 1 orang dari pemerintahan dan 1 orang dari
pihak gudang
f) Nama dan tanda tangan penangung jawab dan saksi7. Berita acara pemusnahan psikotropika dikirimkan kepada:
Dinkes Propinsi, Balai POM, Dinkes Kabupaten/kota, Arsip.
Saran agar kasus obat ED tidak terulang:1. Mengadakan buku pencatatan ED2. Struktur penyimpanan berdasar FIFO dan FEFO3. Memeriksa ED tiap-tiap obat pada saat menerima barang dari PBF
7/22/2019 NAPZA REVISI(1)_2
4/9
PKP Dinas Kesehatan Provinsi Jawa TImur
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 97
160
BERITA ACARA PEMUSNAHAN OBAT
Pada hari ini ..tanggal.bulan.tahun. sesuai
dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1332/Menkes/SK/X/2002 tentang pemusnahan obat,
kami yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama Apoteker Pengelola Gudang Farmasi : ..
No. S.I.K : .
Alamat Gudang Farmasi : ..
Dengan disaksikan oleh :
1.Nama : ..Jabatan : ..
No. S.I.K.A : ..
2.Nama : ..Jabatan : ..
No. S.I.K.A : ..
Telah melakukan pemusnahan obat sebagaimana tercantum dalam daftar terlampir.
Tempat dilakukan pemusnahan : ..
7/22/2019 NAPZA REVISI(1)_2
5/9
PKP Dinas Kesehatan Provinsi Jawa TImur
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 97
161
Demikianlah berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab.Berita acara ini rangkap 4 (empat) dan dikirimkan kepada:
1. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi2. Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota4. Satu sebagai arsip di gudang farmasi
20
Saksi-saksi: yang membuat berita acara,
1. () ()No. S.I.K.A : ..... No. S.I.K : ..
2. ()No. S.I.K.A : ..
Gambar Form Berita Acara Pemusnahan Obat
7/22/2019 NAPZA REVISI(1)_2
6/9
PKP Dinas Kesehatan Provinsi Jawa TImur
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 97
162
DAFTAR OBAT YANG DIMUSNAHKAN
PSIKOTROPIKA
Gambar Tabel Daftar Obat yang Dimusnahkan
Langkah yang dilakukan untuk kecurian obat:1. Melakukan identifikasi jenis dan jumlah barang yang hilang2. Melakukan pelaporan kepada pihak kepolisian di daerah Gudang3. Membuat berkas acara pemeriksaan di kepolisian4. Melakukan pelaporan kepada dinas kesehatan kota dengan membawa berkas
acara pemeriksaan dari kepolisian
7/22/2019 NAPZA REVISI(1)_2
7/9
PKP Dinas Kesehatan Provinsi Jawa TImur
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 97
163
5. Untuk pelaporan penggunaan narkotika bulan berikutnya, dilampirkanlembar berita acara kehilangan
Untuk menghindari kencurian selanjutnya:Seharusnya ada di permenkes RI 28 tahun1978 tentang Penyimpanan
Narkotika.
Dibuat Gudang khusus narkotika dengan syarat:
1. Dinding dari tembok, dibuat satu pintu dengan 2 kunci yang kuat dan merekyang berbeda
2. Langit-langit dan jendela dilengkapi dengan jeruji besi3. Bahan baku narkotika, sediaan morfin, petidin dan garam-garamnya
disimpan dalam lemari besi dengan berat tidak kurang dari 150kg dan
mempunyai kunci yang kuat
4. Gudang tidak boleh meyimpan barang lain selain narkotika5. Gudang tidak boleh dmasuki orang lain tanpa izin penanggungjawab
B. KASUS 2
Seandainya Saudara sebagai petugas Dinas Kesehatan Provinsi yang melakukan
pembinaan ke PBF yang mengelola psikotropika, ditemui hal sebagai berikut :
a. Jumlah psikotropika diazepam yang ada pada kartu stok tidak sesuaidengan jumlah nfisik obatnya. Tindakan apa saja yang saudara lakukan !
b. terdapat obat psikotropika fenobarbital yang sudah kadaluarsa. Tindakanapa saja yang saudara lakukan !
Penyelesaian:
a. Jumlah psikotropika diazepam yang ada pada kartu stok tidak sesuai denganjumlah nfisik obatnya. Tindakan apa saja yang saudara lakukan !
Dilakukan pemeriksaan ulang jumlah diazepam yang didistribusikan serta
tempat dimana psikotropika itu didistribusikan dan dilakukan penelusuran
kebelakang melalui surat pesanan diazepam yang di tanda terima
7/22/2019 NAPZA REVISI(1)_2
8/9
PKP Dinas Kesehatan Provinsi Jawa TImur
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 97
164
penanggungjawab, dokumen penyerahan, dan bukti terima barang pada bulan
tersebut sehingga dapat diketahui apakah ada obat yang terlewat belum terhitung.
Menurut Undang-undang Narkotika no. 5 tahun 1997 BAB VII KEBUTUHAN
TAHUNAN DAN PELAPORAN pasal 33 :
Pabrik obat, pedagang besar farmasi, sarana penyimpanan sediaan farmasi
Pemerintah, apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter, lembaga
penelitian dan/atau lembaga pendidikan, wajib membuat dan menyimpan catatan
mengenai kegiatan masing-masing yang berhubungan dengan psikotropika.
Bila setelah dilakukan penelusuran ulang dokumen terkait dan tetapdidapatkan hasil perhitungan kurang maka dilakukan penindakan sesuai peraturan
yang berlaku. Undang-undang Psikotropika no. 5 tahun 1997 BAB X Pembinaan
dan Pengawasan Bagian Pertama dan Bagian Kedua Pasal 51 ayat 2 :
Tindakan administratif, dapat berupa:
a. Teguran lisanb. Teguran tertulisc. Penghentian sementara kegiatand. Denda administratife. Pencabutan izin praktek
Tindakan petugas Dinkes :
a. Memberikan peneguran baik lisan dan tulisan. Untuk tulisan denganmembuat berita acara pengawasan
b. Pembinaanc. Follow up terhadap tindakan yang dijatuhkan
b. terdapat obat psikotropika fenobarbital yang sudah kadaluarsa. Tindakan apasaja yang saudara lakukan !
Menurut Undang-undang Psikotropika no.5 tahun 1997 BAB XI KEBUTUHAN
TAHUNAN DAN PELAPORAN pasal 53 ayat 1 :
Pemusnahan psikotropika dilaksanakan dalam hal :
a. Berhubungan dengan tindak pidanab. Diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku dan atau
tidak dapat digunakan dalam proses produksi psikotropika
7/22/2019 NAPZA REVISI(1)_2
9/9
PKP Dinas Kesehatan Provinsi Jawa TImur
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 97
165
c. Kadaluarsad. Tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan dan atau
untuk kepentingan ilmu pengetahuan
Pada ayat (1) butir a dilakukan oleh suatu tim yang terdiri dari pejabat yang
mewakili departemen yang bertanggung jawab di bidang kesehatan, Kepolisian
Negara Republik Indonesia, dan Kejaksaan sesuai dengan Hukum Acara Pidana
yang berlaku, dan ditambah pejabat dari instansi terkait dengan tempat
terungkapnya tindak pidana tersebut, dalam waktu tujuh hari setelah mendapat
kekuatan hukum tetap. Pada ayat (1) butir b, butir c, dan butir d dilakukan olehPemerintah, orang atau badan yang bertanggung jawab atas produksi dan/atau
peredaran psikotropika, sarana kesehatan tertentu, serta lembaga pendidikan
dan/atau lembaga penelitian dengan disaksikan oleh pejabat departemen yang
bertanggung jawab di bidng kesehatan, dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah
mendapat kepastian sebagaimana dimaksud pada ayat tersebut. Pada 53 ayat 3 :
Setiap pemusnahan psikotropika, wajib dibuatkan berita acara. Pasal 53 ayat 4 :
ketentuan lebih lanjut mengenai pemusnahan psikotropika ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah. Pemusnahan narkotika atau psikotropika dengan berita
acara memuat :
Nama, jenis, sifat, dan jumlah Keterangan mengenai tempat, jam, hari, tanggal, bulan dan tahun
dilakukan pemusnahan
Tanda tangan identitas lengkap pelaksana dan sanksiTindakan petugas dinkes :
1. Orang yang bertanggung jawab dalam PBF tersebut melakukanpemusnahan fenobarbital dalam waktu 7 hari setelah penemuan dan
kepastian. Pemusnahan disaksikan oleh Petugas Dinkes.
2. Phenobarbital tidak boleh hanya dipendam, tetapi harus dihancurkan dandirusak tanpa sisa
3. Berita acara dibuat oleh pihak PBF dan ditandatangani saksi dari petugasdinkes.