NAPZA REVISI(1)_2

download NAPZA REVISI(1)_2

of 9

Transcript of NAPZA REVISI(1)_2

  • 7/22/2019 NAPZA REVISI(1)_2

    1/9

    PKP Dinas Kesehatan Provinsi Jawa TImur

    Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 97

    157

    Sediaan farmasi pemerintah, apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan,

    dokter, lembaga penelitian dan/atau lembaga pendidikan, dan fasilita rehabilitasi

    yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang ini.

    (2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berupa:

    a. teguran lisan;

    b. teguran tertulis;

    c. penghentian sementara kegiatan;

    d. denda administratif;

    e. pencabutan izin praktik.Apabila hasil audit oleh pemerintah didapatkan pelanggaran yang terdapat unsur

    pidana, maka dilakukan tindakan projustisia yang ketentuan pidananya terdapat

    pada:

    UU Psikotropika No.5 tahun 1997 UU Pengamanan Sediaan Farmasi No.72 tahun 1998

    3.4. Bidang Narkotika, Psikotropika, dan Zat aktif lainnya (NAPZA)A. KASUS 1

    Di suatu gudang kabupaten terdapat obat psikotropik yang kadaluarsa dan rusak

    dan di gudang tersebut juga pernah terjadi pencurian obat jenis narkotika yaitu

    codein dan petidin, seandainya anda sebagai kepala gudang farmasi di kabupaten

    tersebut apa yang saudara lakukan?langkah-langkah apa yang saudara lakukan?

    Penyelesaian

    Dasar hukum :

    UU no 5 th 1997, Pasal 53

    (1) Pemusnahan psikotropika dilaksanakan dalam hal :a.berhubungan dengan tindak pidana;

    b. diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlakudan/atau tidak dapat digunakan dalam proses produksi psikotropika;

    c. kadaluwarsa;

  • 7/22/2019 NAPZA REVISI(1)_2

    2/9

    PKP Dinas Kesehatan Provinsi Jawa TImur

    Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 97

    158

    d. tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatandan/atau untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

    (2) Pemusnahan psikotropika sebagaimana dimaksud :a.pada ayat (1) butir a dilakukan oleh suatu tim yang terdiri dari pejabat

    yang mewakili departemenyang bertanggung jawab di bidang

    kesehatan, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Kejaksaan

    sesuai dengan Hukum Acara Pidana yang berlaku, dan ditambah pejabat

    dari instansi terkait dengan tempat terungkapnya tindak pidana tersebut,dalam waktu tujuh hari setelah mendapat kekuatan hukum tetap;

    b.pada ayat (1) butir a, khusus golongan I, wajib dilaksanakan palinglambat 7 (tujuh) hari setelah dilakukan penyitaan; dan

    c.pada ayat (1) butir b, butir c, dan butir d dilakukan oleh Pemerintah,orang, atau badan yang bertanggung jawab atas produksi dan/atau

    peredaran psikotropika, sarana kesehatan tertentu, serta lembaga

    pendidikan dan/atau lembaga peneliti-an dengan disaksikan oleh

    pejabat departemen yang bertang-gung jawab di bidang kesehatan,

    dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah mendapat kepastian sebagaimana

    dimaksud pada ayat tersebut.

    (3) Setiap pemusnahan psikotropika, wajib dibuatkan berita acara.(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemusnahan psikotropika dite-tapkan

    dengan Peraturan Pemerintah.

    Langkah yang harus dilakukan:Prosedur pemusnahan narkotika dilakukan sebagai berikut:

    1. Menginventarisasi psikotropika yang akan dimusnahkan2. Menyimpan secara terpisah, ditempat aman dan diberi tanda3. Apoteker penanggung jawab gudang farmasi membuat dan mendatangani

    surat permohonan untuk pemusnahan psikotropika yang berisi antara

    lain jenis dan jumlah psikotropika yang rusak dan kadaluarsa.

    4. Surat permohonan yang telah ditandatangani oleh ApotekerPenangungjawab dikirimkan ke Kepala Dinkes Kabupaten setempat.

  • 7/22/2019 NAPZA REVISI(1)_2

    3/9

    PKP Dinas Kesehatan Provinsi Jawa TImur

    Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 97

    159

    5. Pemusnahan disaksikan oleh Apoteker Penanggung jawab Gudang, PetugasBalai POM atau Petugas Dinkes Kabupaten.

    6. Bila pemusnahan narkotika telah dilaksanakan, maka dibuat berita AcaraPemusnahan yang berisi :

    a) Hari, tanggal, bulan, tahun dan tempat dilakukannya pemusnahan.b) Nama, jenis dan jumlah psikotropika yang dimusnahkanc) Cara pemusnahan.d) Nama Apoteker Penangung jawab Gudange) Nama 2 orang saksi yang terdiri atas 1 orang dari pemerintahan dan 1 orang dari

    pihak gudang

    f) Nama dan tanda tangan penangung jawab dan saksi7. Berita acara pemusnahan psikotropika dikirimkan kepada:

    Dinkes Propinsi, Balai POM, Dinkes Kabupaten/kota, Arsip.

    Saran agar kasus obat ED tidak terulang:1. Mengadakan buku pencatatan ED2. Struktur penyimpanan berdasar FIFO dan FEFO3. Memeriksa ED tiap-tiap obat pada saat menerima barang dari PBF

  • 7/22/2019 NAPZA REVISI(1)_2

    4/9

    PKP Dinas Kesehatan Provinsi Jawa TImur

    Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 97

    160

    BERITA ACARA PEMUSNAHAN OBAT

    Pada hari ini ..tanggal.bulan.tahun. sesuai

    dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    1332/Menkes/SK/X/2002 tentang pemusnahan obat,

    kami yang bertanda tangan dibawah ini:

    Nama Apoteker Pengelola Gudang Farmasi : ..

    No. S.I.K : .

    Alamat Gudang Farmasi : ..

    Dengan disaksikan oleh :

    1.Nama : ..Jabatan : ..

    No. S.I.K.A : ..

    2.Nama : ..Jabatan : ..

    No. S.I.K.A : ..

    Telah melakukan pemusnahan obat sebagaimana tercantum dalam daftar terlampir.

    Tempat dilakukan pemusnahan : ..

  • 7/22/2019 NAPZA REVISI(1)_2

    5/9

    PKP Dinas Kesehatan Provinsi Jawa TImur

    Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 97

    161

    Demikianlah berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab.Berita acara ini rangkap 4 (empat) dan dikirimkan kepada:

    1. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi2. Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota4. Satu sebagai arsip di gudang farmasi

    20

    Saksi-saksi: yang membuat berita acara,

    1. () ()No. S.I.K.A : ..... No. S.I.K : ..

    2. ()No. S.I.K.A : ..

    Gambar Form Berita Acara Pemusnahan Obat

  • 7/22/2019 NAPZA REVISI(1)_2

    6/9

    PKP Dinas Kesehatan Provinsi Jawa TImur

    Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 97

    162

    DAFTAR OBAT YANG DIMUSNAHKAN

    PSIKOTROPIKA

    Gambar Tabel Daftar Obat yang Dimusnahkan

    Langkah yang dilakukan untuk kecurian obat:1. Melakukan identifikasi jenis dan jumlah barang yang hilang2. Melakukan pelaporan kepada pihak kepolisian di daerah Gudang3. Membuat berkas acara pemeriksaan di kepolisian4. Melakukan pelaporan kepada dinas kesehatan kota dengan membawa berkas

    acara pemeriksaan dari kepolisian

  • 7/22/2019 NAPZA REVISI(1)_2

    7/9

    PKP Dinas Kesehatan Provinsi Jawa TImur

    Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 97

    163

    5. Untuk pelaporan penggunaan narkotika bulan berikutnya, dilampirkanlembar berita acara kehilangan

    Untuk menghindari kencurian selanjutnya:Seharusnya ada di permenkes RI 28 tahun1978 tentang Penyimpanan

    Narkotika.

    Dibuat Gudang khusus narkotika dengan syarat:

    1. Dinding dari tembok, dibuat satu pintu dengan 2 kunci yang kuat dan merekyang berbeda

    2. Langit-langit dan jendela dilengkapi dengan jeruji besi3. Bahan baku narkotika, sediaan morfin, petidin dan garam-garamnya

    disimpan dalam lemari besi dengan berat tidak kurang dari 150kg dan

    mempunyai kunci yang kuat

    4. Gudang tidak boleh meyimpan barang lain selain narkotika5. Gudang tidak boleh dmasuki orang lain tanpa izin penanggungjawab

    B. KASUS 2

    Seandainya Saudara sebagai petugas Dinas Kesehatan Provinsi yang melakukan

    pembinaan ke PBF yang mengelola psikotropika, ditemui hal sebagai berikut :

    a. Jumlah psikotropika diazepam yang ada pada kartu stok tidak sesuaidengan jumlah nfisik obatnya. Tindakan apa saja yang saudara lakukan !

    b. terdapat obat psikotropika fenobarbital yang sudah kadaluarsa. Tindakanapa saja yang saudara lakukan !

    Penyelesaian:

    a. Jumlah psikotropika diazepam yang ada pada kartu stok tidak sesuai denganjumlah nfisik obatnya. Tindakan apa saja yang saudara lakukan !

    Dilakukan pemeriksaan ulang jumlah diazepam yang didistribusikan serta

    tempat dimana psikotropika itu didistribusikan dan dilakukan penelusuran

    kebelakang melalui surat pesanan diazepam yang di tanda terima

  • 7/22/2019 NAPZA REVISI(1)_2

    8/9

    PKP Dinas Kesehatan Provinsi Jawa TImur

    Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 97

    164

    penanggungjawab, dokumen penyerahan, dan bukti terima barang pada bulan

    tersebut sehingga dapat diketahui apakah ada obat yang terlewat belum terhitung.

    Menurut Undang-undang Narkotika no. 5 tahun 1997 BAB VII KEBUTUHAN

    TAHUNAN DAN PELAPORAN pasal 33 :

    Pabrik obat, pedagang besar farmasi, sarana penyimpanan sediaan farmasi

    Pemerintah, apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter, lembaga

    penelitian dan/atau lembaga pendidikan, wajib membuat dan menyimpan catatan

    mengenai kegiatan masing-masing yang berhubungan dengan psikotropika.

    Bila setelah dilakukan penelusuran ulang dokumen terkait dan tetapdidapatkan hasil perhitungan kurang maka dilakukan penindakan sesuai peraturan

    yang berlaku. Undang-undang Psikotropika no. 5 tahun 1997 BAB X Pembinaan

    dan Pengawasan Bagian Pertama dan Bagian Kedua Pasal 51 ayat 2 :

    Tindakan administratif, dapat berupa:

    a. Teguran lisanb. Teguran tertulisc. Penghentian sementara kegiatand. Denda administratife. Pencabutan izin praktek

    Tindakan petugas Dinkes :

    a. Memberikan peneguran baik lisan dan tulisan. Untuk tulisan denganmembuat berita acara pengawasan

    b. Pembinaanc. Follow up terhadap tindakan yang dijatuhkan

    b. terdapat obat psikotropika fenobarbital yang sudah kadaluarsa. Tindakan apasaja yang saudara lakukan !

    Menurut Undang-undang Psikotropika no.5 tahun 1997 BAB XI KEBUTUHAN

    TAHUNAN DAN PELAPORAN pasal 53 ayat 1 :

    Pemusnahan psikotropika dilaksanakan dalam hal :

    a. Berhubungan dengan tindak pidanab. Diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku dan atau

    tidak dapat digunakan dalam proses produksi psikotropika

  • 7/22/2019 NAPZA REVISI(1)_2

    9/9

    PKP Dinas Kesehatan Provinsi Jawa TImur

    Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 97

    165

    c. Kadaluarsad. Tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan dan atau

    untuk kepentingan ilmu pengetahuan

    Pada ayat (1) butir a dilakukan oleh suatu tim yang terdiri dari pejabat yang

    mewakili departemen yang bertanggung jawab di bidang kesehatan, Kepolisian

    Negara Republik Indonesia, dan Kejaksaan sesuai dengan Hukum Acara Pidana

    yang berlaku, dan ditambah pejabat dari instansi terkait dengan tempat

    terungkapnya tindak pidana tersebut, dalam waktu tujuh hari setelah mendapat

    kekuatan hukum tetap. Pada ayat (1) butir b, butir c, dan butir d dilakukan olehPemerintah, orang atau badan yang bertanggung jawab atas produksi dan/atau

    peredaran psikotropika, sarana kesehatan tertentu, serta lembaga pendidikan

    dan/atau lembaga penelitian dengan disaksikan oleh pejabat departemen yang

    bertanggung jawab di bidng kesehatan, dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah

    mendapat kepastian sebagaimana dimaksud pada ayat tersebut. Pada 53 ayat 3 :

    Setiap pemusnahan psikotropika, wajib dibuatkan berita acara. Pasal 53 ayat 4 :

    ketentuan lebih lanjut mengenai pemusnahan psikotropika ditetapkan dengan

    Peraturan Pemerintah. Pemusnahan narkotika atau psikotropika dengan berita

    acara memuat :

    Nama, jenis, sifat, dan jumlah Keterangan mengenai tempat, jam, hari, tanggal, bulan dan tahun

    dilakukan pemusnahan

    Tanda tangan identitas lengkap pelaksana dan sanksiTindakan petugas dinkes :

    1. Orang yang bertanggung jawab dalam PBF tersebut melakukanpemusnahan fenobarbital dalam waktu 7 hari setelah penemuan dan

    kepastian. Pemusnahan disaksikan oleh Petugas Dinkes.

    2. Phenobarbital tidak boleh hanya dipendam, tetapi harus dihancurkan dandirusak tanpa sisa

    3. Berita acara dibuat oleh pihak PBF dan ditandatangani saksi dari petugasdinkes.