Post on 07-Jan-2020
description
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGGARAN BAHAN
BAKU PADA DIVISI NOODLE, PT INDOFOOD SUKSES
MAKMUR TBK.
Disusun Oleh :
1. Panji Yudha Sanjaya (20180420158)2. Muhammad Rafly Muyassar (20180420019)
Tugas Paper
Dikerjakan”untuk memenuhi mata kuliah perencanaan dan pengangaran bisnis kelas F pada program studi akuntansi fakultas ekonomi dan bisnis universitas
muhammadiyah yogyakarta tahun periodik 2019/2020”
Dosen Pembimbing
Dr. Bambang Jatmiko, SE.,M.Si.
PROGAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehimgga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Dr.
Bambang Jatmiko, S.E., M.Si. selaku pembimbing dan Dosen mata kuliaH
Perencanaan dan Penganggaran Bisnis yang telah memberikan banyak bimbingan
serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan makalah dengan judul
“FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGGARAN BAHAN BAKU PADA
DIVISI NOODLE, PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.”
Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas akhir dalam
mata kulian Perencanaan dan Penganggaran Bisnis dan sekaligus memberikan
informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan anggaran
produksi perusahaan jasa.
Meskipun kami sudah menyelesaikan makalah ini dengan baik, kami
menyadari akan adanya kekurangan serta kekeliruan di dalam laporan ini, karena
kami menyadari bahwa pengetahuan kami sangatlah terbatas. Sehingga akan
sangat terbuka dengan kritik, saran serta masukan yang membangun dari berbagai
pihak, agar kedepannya kami bisa lebih baik lagi dalam pembuatan tugas yang
serupa.
Yogyakarta, 25 Desember 2019
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1.......................................................................................... Latar belakang
.................................................................................................................1
1.2..................................................................................... Rumusan Masalah
.................................................................................................................2
1.3........................................................................................Tujuan Penelitian
.................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 3
2.1...................................................................................... Sistem Persediaan
.................................................................................................................3
2.2................................................................................ Pengertian Persediaan
.................................................................................................................3
2.3...................................................................................... Fungsi Persediaan
.................................................................................................................4
2.4...........................................................................Jenis dan Tipe Persediaan
.................................................................................................................5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 7
3.1................... Sistem Persediaan Bahan Baku Divisi Noodle,PT ISM, Tbk
.................................................................................................................7
3.2................................................ Karakteristik Bahan Baku PT ISMM, Tbk
.................................................................................................................7
3
3.3.................................................. Penyimpanan Bahan Baku PT ISM, Tbk
...............................................................................................................10
3.4.................................. Biaya-Biaya Persediaan Bahan Baku PT ISM, Tbk
...............................................................................................................13
BAB IV KESIMPULAN..................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kegiatan produksi adalah titik pangkal dari semua kegiatan konsumsi dan
distribusi. Kegiatan produksi merupakan suatu proses yang dilakukan guna
menghasilkan barang dan jasa, yang kemudian didistribusikan lalu dikonsumsi
oleh para konsumen. Apabila tidak adanya kegiatan produksi maka kegiatan
ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya. Kegiatan produksi tidak hanya
dilakukan semat-semata tanpa adanya aturan yang melidunginya, baik itu
melindungi hak penjual, pembeli, pemasok dan lain sebagainya. Maka dari itu
terdapat lah UU 7 tahun 2014 tentang Perdagangan. Didalam UU tersebut di
jelaskan bebagai aturan tentang perdagangan bahkan kegiatan produksi pun
termasuk serta aturan pengelolaan persediaan.
Kegiatan produksi memiliki peran penting dalam menunjang taraf hidup
manusia dan kemakmuran suatu bangsa. Al-qur’an telah meletakkan landasan
yang sangat kuat terhadap produksi. Dalam Al-qur’an dan sunnah Rasulullah
SAW banyak dicontohkan bagaimana umat islam diperintahkan untuk bekerja
4
keras dalam mencari penghidupannya dengan baik, seperti firman Allah SWT
dalam Qs. Al-Qashash; 28: 73 yang artinya “Dan supaya kamu mencari
sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-
Nya.
Sekarang ini, industri mie instan adalah salah satu sektor industri pangan
yang sudah cukup pesat perkembangannya dan memiliki prospek yang baik.
Perkembangan industri mie instan dapat dilihat dari beberapa faktor. Faktor
pertama adalah dilihat dari jumlah konsumsi mie instan per kapita di Indonesia
yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Jika tahun 2000 total konsumsi mie
instan per kapita hanya mencapai 3,7 kilogram (sama dengan 53,1 bungkus), pada
tahun 2005 meningkat 46% menjadi 5
kilogram.”MeningkatnyaMjumlahMkonsumsimmie instan”memberikan kesan
bahwa industri mie instan merupakan industri yang tahan krisis dan memiliki
peluang yang lebih besar pada masa yang datang. Faktor kedua adalah
meningkatnya jumlah perusahaan yang menjadi produsen mie instan di Indonesia.
Jika pada tahun 2001 terdapat 57 perusahaan yang turun ke dalam industri mie
instan ini, setahun kemudian terjadi peningkatan menjadi 59 perusahaan dan pada
tahun 2005 terdapat 84 perusahaan. Faktor ketiga adalah meningkatnya volume
produksi mie instan setiap tahunnya. ”Jika pada tahun 2004 volume produksi
mencapaii 975.000 ton, pada tahun 2005 meningkat 30% menjadi 1.272.000 ton.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk adalah produsen mie instan di Indonesia
yang membuat dan memproduksi mie instan dengan 40 citarasa dan beberapa
merek. PT ISM, Tbk pada awalnya menguasai pangsa pasar mie instan di
Indonesia 80%, namun seiring waktu dengan semakin banyaknya perusahaan-
perusahaan yang menjadi produsen mie instan, pangsa pasar PT ISM, ”Tbk
menurun menjadi 70%. Banyaknya produk mie instan yang baru tersebar di
pasaran dan persaingan tingkat produsen yang semakin tinggi, menyebabkan PT
ISM, Tbk harus dapat bertahan dengan baik pada kualitasnya dan meningkatkan
daya saing. Salah satu cara meningkatkan daya saing adalah perusahaan harus
mengoptimalkan kinerja perusahaan dari fungsi-fungsi yang ada di perusahaan.
5
Bahan baku sebaiknya mendapat perhatian lebih dari perusahaan ini, karena
bahan baku sangat menentukan mutu dan kualitas produk mie instan itu sendiri.
Sebaik apapun proses produksi mie instan perusahaan, tidak akan menghasilkan
produk mie instan yang baik dan bermutu, jika bahan baku yang digunakan
kurang atau tidak bermutu dan berkualitas bagus atau dalam kondisi yang kurang
baik. Hal ini mengakibatkan pengendalian persediaan bahan baku mutlak harus
dilakukan perusahaan, baik dari saat mulai pemesanan sampai dengan
penyimpanan di dalam gudang.
Sementara itu, jumlah persediaan bahan baku yang tidak mencukupi
kebutuhan akan mengakibatkan terganggunya kelangsungan prosesi produksi dan
operasi perusahaan. Hal ini membuat perusahaan perlu mengeluarkan biaya
pengadaan darurat yang lebih tinggi. Selain itu juga mengakibatkan mutu dan
kualitas pelayanan perusahaan terhadap konsumen menurun dan dapat membuat
konsumen tidak puas, sehingga beralih ke merek atau perusahaan lain. Oleh
karena itu, manajemen persediaan bahan baku mutlak perlu dilakukan perusahaan
mengingat pengaruh yang akan dihadapi perusahaan atas kekurangan dan
kelebihan persediaan bahan baku.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanamsystem persediaanmbahan bakumpada Divisi Noodle, PT
Indofood Sukses Makmur Tbk ?
2. Apa saja biaya dalam persediaan bahanmbaku pada Divisi Noodle, PT
Indofood Sukses Makmur Tbk ?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui system persediaan bahan baku pada Divisi Noodle,
PT Indofood Sukses Makmurm Tbk ?
2. Untuk mengetahui biaya dalam persediaan bahan baku pada Divisi
Noodle, PT Indofood Sukses Makmurm Tbk ?
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Persediaan
Baroto (2002) mendefinisikan sistem “persediaan sebagai suatu mekanisme
mengenai bagaimana mengelola masukan-masukan yang sehubungan dengan
persediaan menjadi output, dimana untuk itu diperlukan umpan balik agar output
memenuhi standar tertentu”. Metode system seperti ini adalah pembuatan
kebijakan yang memonitor tingkat persediaan, menentukan persediaan yang harus
dijaga, kapan persediaan harus diisi dan berapa besar pesanan harus dilakukan.
“System persediaan bertujuan menetapkan dan menjamin tersedianya sumber
daya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat dan pada waktu yang tepat atau
dengan kata lain, sistem dan model persediaan bertujuan untuk meminimumkan
biaya total melalui penentuan apa, berapa dan kapan pesanan dilakukan secara
optimal” (Handoko, 2000).
2.2. Pengertian”Persediaan”
7
“Persediaan adalah barang yang disimpan atauidigunakan atau dijual pada
periode mendatang, dapat berupa bahan baku yang disimpan untuk diproses,
komponen yang diproses, barang dalam proses pada proses manufaktur, dan
barang jadi yang disimpan untuk dijual” (Kusuma, 2004). Pengertian persediaan
menurut Pardede (2003) adalah “sejumlah bahan atau barang yang tersedia untuk
digunakan sewaktu-waktu pada masa yang akan dating”. “Persediaan terjadi
apabila jumlah bahan atau barang yang diadakan melaluii proses produksi
atau”pembelian lebih besar daripada jumlah yang digunakan (dijual atau diolah
sendiri).”
“Persediaan merupakan material yang ditempatkan di sepanjang jaringan
proses produksi dan jalur distribusi” (Render dan Heizer, 2005). Menurut
Rangkuti (2004), “persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang
milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang
normal, atau persediaan barang-barangiyang masih dalam pengerjaaniatau proses
produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam
suatu proses produksi”.
Menurut Assauri (2000), “persediaan yang diadakan mulai dari bentuk
bahan mentah sampai dengan barang jadi yang mana berguna untuk :
1. Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-
bahan yang dibutuhkan perusahaan.
2. Menghilangkan risiko dari material yang dipesan tidak baik, sehingga
harus dikembalikan.
3. Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman
sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.”
2.3. Fungsi Persediaan
”Menurut Rangkuti (2004) terdapat tiga fungsi persediaan, yaitu : ”
1. Fungsi Decoupling
8
“Fungsi”decoupling persediaan adalah fungsi persediaan yang
memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan
tanpa tergantung kepada penyuplai barang. Persediaan bahan mentah
diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada
pengadaan dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan
barang dalam proses dilakukan agar departemen-departemen dan
proses-proses individual perusahaan terjaga kebebasannya.
Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan
produk yang tidak pasti dari para pelanggan.””
2. Fungsi ”Economic Lot Sizing”
“Fungsi”economic lot sizing adalah fungsi persediaan yang
perlu mempertimbangkan penghematan atau potongan pembelian,
biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah dansebagainya.””
3. Fungsi Antisipasi”
“Fungsi”antisipasi adalah fungsi persediaan dalam
menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan
diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu
permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan
persediaan musiman atau seasional inventories. Selain itu
perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu
pengiriman dan permintaan barang-barang selama periode tertentu.
Dalam hal ini perusahaan memerlukan persediaan ekstra yang
disebut persediaan pengaman atau safety stock.” ”
2.4. Jenis dan Tipe Persediaan
Menurut Assauri (2000), berdasarkan fungsinya persediaan dibedakan atas :
9
1. “Batch stock“atau lot size inventory adalah persediaan yang
diadakan karena membeli atau membuat“bahan-bahan atau barang-
barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang
dibutuhkan pada saat itu. “
2. Fluctuation stock adalah persediaan yang diadakan untuk
menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat
diramalkan.
3. Anticipation“stock adalah persediaan yang diadakan untuk
mengahadapi fluktuasi“permintaan yang dapat diramalkan,
berdasarkan pola musiman yang terdapat pada”satu tahun dan untuk
menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan yang
meningkat.” ” ““
Menurut“Handoko (2000), berdasarkan jenisnya persediaan dapat
dibedakan atas : “
1. “Persediaan“bahan mentah atau raw material, iyaitu persediaan
barang-barang berwujud, seperti baja, kayu, dan komponen-
komponen lainnya yang digunakan dalam proses produksi. “Bahan
mentah dapat diperoleh“dari sumber-sumber alam atau dibeli dari
para pemasok atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan
dalam proses produksi selanjutnya. “
2. Persediaan komponen-komponen rakitan atau purchased part, yaitu
persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen
yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat
dirakit menjadi suatu produk. ”
3. Persediaan bahan penolong atau supplies, yaitu persediaan barang-
barang yang diperlukan dalam prosesi produksi, tetapi tidak
merupakan bagian atau komponen barang jadi. ”
4. Persediaan barangi dalam proses”atau work in process, yaitu
persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap
bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu
bentuk, tetapi masih perlu diproses lagi untuk menjadi barang jadi. ”
10
5. Persediaan barang”jadi atau finished goods, yaitu persediaan barang-
barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap
untuk dijual atau dikirim kepada pelanggan.””
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Sistem Persediaan Bahan Baku Divisi Noodle, PT ISM, Tbk
Divisi Noodle, merupakan divisi dari PT ISM, Tbk yang melancarkan
proses produksinya dengan menggunakan bahan baku yang cukup besar
volumenya. Mengingat begitu krusialnya pengadaan bahan baku untuk membantu
aktivitas produksi, maka perusahaan memandang perlu untuk dilakukan system
persediaan bahan baku yang sistematis sehingga efektifitas pengadaan bahan baku
dapat tercapai dengan baik.
Motivasi perusahaan dalam melaksanakan system persediaan bahan baku
adalah tercapainya ketepatan dan efektivitas produksi dimana kelangsungan
proses produksi dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dengan adanya sistem
11
persediaan bahan baku dalam jumlah, kualitas dan waktu yang tepat, serta biaya
minimal yang dapat memberikan sokongan terhadap kelancaran produksi.
Sistem persediaan bahan baku pada Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menjadi
tanggung jawab Departemen PPIC. Departemen ini berfungsi dalam menyusun
rencana produksi,mengatur pengadaan bahan baku untuk kegiatan produksi,
mengawasi tingkat persediaan, menentukan persediaan yang harus dijaga, kapan
persediaan harus diisii dan berapa pesanan yang harus dilakukan. Departemen
PPIC dipimpin oleh seorang PPIC Supervisor, yang dibantu oleh beberapa staf
administrasi untuk membantu pekerjaannya. Dalam struktur organisasi Divisi
Noodle, PT ISM, Tbk, Departemen PPIC berada dalam binaan Direktorat
Manufacturing yang dipimpin oleh Factory Manager.
3.2. Karakteristik Bahan Baku PT ISM, Tbk
Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menggunakan beberapa bahan baku dalam
pembuatan mie instan. Bahan baku yang digunakan berasal dari beberapa
perusahaan yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Adapun bahan baku tersebut adalah :
a. Tepung Terigu
Bahan baku utama pengerjaan mie instan adalah tepung terigu.
Tepung terigu didapat dari biji gandum yang digiling. Fungsi tepung
terigu dalam pembuatan mie instan adalah memberi atau membentuk
adonan selama proses pencampuran, menarik atau mengikat bahan lain
dan mengumpulkan secara merata, mengikat gas selama proses
penggorengan, membentuk susunan struktur mie instan, serta sebagai
sumber karbohidrat dan protein pada mie instan tersebut. Tepung terigu
yang digunakan Divisi Noodle, PT ISM, Tbk secara rutin diperoleh dari
perusahaan lokal yaitu PT Bogasari Flour Mills Indonesia.
Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menggunakan tiga macam tepung
terigu sebagai bahan baku utama, yaitu strong flour (tepung keras cap
12
Cakra Kembar), medium flour (tepung setengah keras cap Segitiga Biru)
dan soft flour (tepung lunak cap Segitiga Hijau). Ketiga jenis tepung
tersebut bukan dianggap sebagai kelas-kelas mutu tepung, tetapi
memiliki klasifikasi khusus sehingga akan disinkronkan untuk tujuan
penggunaan berbeda. Ketiga jenis tepung tersebut sudah mengandung
telur sehingga mempunyai takaran protein tertentu. Hal ini ditujukan
untuk memudahkan penanganan dalam proses pembuatan mie instan.
Adapun standar bahan baku tepung terigu dapat telihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Standar bahan baku tepung terigu
No Jenis Tepung pH Kadar Air (%)
Gluten (%)
Protein (%)
1 Cakra Kembar 5,5-6,8 14,5 (Max) 31 ( Min ) 132 Segitiga Biru 5,5-6,8 14 ( Max ) 25 ( Min ) 10,5-11,53 Segitiga Hijau 5,5-6,8 14 ( Max ) 21 ( Min ) 9
Dalam proses pembuatan mie instan harus memiliki takaran terigu
yang memiliki kadar protein 8-12% untuk menghasilkan tekstur dan cita
rasa yang khas dari produk ini. Tepung terigu cap Cakra Kembar adalah
terigu yang bermutu dan berkelas paling baik untuk pembuatan roti dan
mie karena memiliki kandungan protein yang paling tinggi, yaitu sebesar
13% yang dihasilkan dari 100% hard wheat, mempunyai massa gluten
yang kuat dan ulet dengan daya serap air minimal 60%, serta mempunyai
daya mengembang yang paling baik. Tepung terigu cap Segitiga Biru
adalah tepung medium yang dihasilkan dari pencampuran gandum
berkadar protein tinggi dengan protein rendah, sehingga kadar proteinnya
±10,5-11,5%, mempunyai daya serap air minimal 58% serta memiliki
kapabilitas mengembang yang sedang. Sedangkan tepung terigu cap
Segitiga Hijau adalah tepung lunak yang dihasilkan dari gandum
berkadar protein rendah (9%), mempunyai”kemampuan menyerap air
minimal 57% serta memiliki daya mengembang yang rendah. Masing-
13
masing jenis tepung terigu tersebut dikemas dalam karung dengan berat
per karung 25 kg.
b. Tepung Tapioka
Selain tepung terigu, bahan baku lain untuk adonan mie instan
adalah tepung tapioka. Tepung tapioka digunakan untuk membentuk
tekstur mie menjadi lebih padat dan keras, sehingga adonan mudah
dibentuk sesuai dengan yang diinginkan. Tepung tapioka yang baik
digunakan untuk pembuatan mie instan adalah mempunyai pH 4-8 dan
kadar pati 80%. Tepung tapioka ini diperoleh dari perusahaan Darma
Grindo, Lampung. Tepung tapioka ini dibungkus dalam karung dengan
berat per karung 50 kg.
c. Bahan Baku Tambahan
Bahan baku tambahan merupakan bahan yang dipakai dalam proses
produksi yang akan mempengaruhi kualitas adonan yang dibuat. Bahan
baku tambahan yang dipakai adalah :
1) Air
Air digunakan untuk membentuk tekstur adonan dan gluten,
mengkontrol kepadatan dan suhu adonan, mencampurkan garam
dan bahan-bahan tambahan lainnya, sehingga bahan-bahan
tersebut dapat tersebar secara merata di dalam adonan. Air yang
digunakan harus air bersih, baik secara kimiawi maupun mikro
biologis dan berasal dari Perusahaan Air Minum (PAM).
2) Alkali
Alkali adalah campuran dari zat antioksidan, pengemulsi,
pengatur keasaman, pengental, pengembang, pewarna, mineral
dan penguat rasa yang aman untuk dikonsumsi dan berfungsi
untuk membuat bentuk, warna, rasa dan mutu mie instan lebih
baik. Dalam penelitian ini dibahas pengendalian persediaan bahan
baku tepung terigu dan tepung tapioka. Hal ini disebabkan tepung
14
terigu dan tepung tapioka adalah bahan baku utama dan
pemakaiannya paling besar.
3.3. Penyimpanan Bahan Baku PT ISM, Tbk
Bahan baku yang menjadi bagian paling berpengaruh dalam proses produksi
ditempatkan di gudang bahan baku. Hal yang bertepatan dengan penyimpanan
bahan baku berada pada wewenang Departemen Warehouse (Gudang).
Departemen Gudang bertanggungjawab atas keluar dan masuknya bahan baku
serta penyimpanannya. Dalam manajemen gudang bahan baku Divisi Noodle, PT
ISM, Tbk terdapat prosedur penanganan bahan baku, yaitu :
a. Penerimaan
Penerimaan bahan baku ke Departemen Warehouse (Gudang)
merupakan hasil dari pemesanan yang dilakukan oleh Departemen
Purchasing. Sebelum masuk ke gudang, bagian penerimaan barang
digudang akan mengatur jumlah atau volume yang diterima berdasarkan
pesanan (PO) dan selanjutnya Departemen QC akan mengambil contoh
untuk memeriksa mutu dan kualitas yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Apabila sudah sesuai standar perusahaan kemudian
Departemen Gudang akan membuat nota bukti penerimaan bahan dan
mencatatnya ke dalam kartu persediaan.
Perhitungan jumlah bahan baku tepung terigu dan tepung tapioka
akan disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan oleh Divisi
Noodle, PT ISM, Tbk. Tepung tapioka mempunyai berat 50 kg per zak,
dan perusahaan telah memperhitungkan rendemen, sehingga berat per
zak 49,85 kg. Sedangkan untuk tepung terigu, berat per zaknya 25 kg dan
perusahaan juga telah memperhitungkan rendemennya sehingga berat per
zak 24,55- 24,85 kg.
b. Penyusunan
15
Setelah bahan baku diterima oleh petugas penerimaan Departemen
Gudang, selanjutnya akan dilakukan proses pengeluaran bahan baku dari
dalam truk atau kontainer. Proses pengeluaran bahan baku untuk jenis
tepung dilakukan dengan cara diangkut oleh kuli angkut. Setelah bahan
baku diturunkan dari truk atau kontainer, bahan baku terlebih dahulu
ditumpuk secara bersilang agar saling mengunci antar satu lapisan
dengan lapisan lainnya di atas palet, sehingga bahan baku tidak terkontak
langsung dengan lantai. Tinggi tumpukan maksimal tepung adalah 10 zak
per palet.
Bahan baku yang sudah disusun di atas palet akan dimasukan ke
dalam gudang dengan menggunakan forklift. Setelah itu, bahan baku
tersebut disimpan di dalam gudang dengan jarak simpan dari dinding 10-
30 cm. Hal ini dilakukan supaya bahan baku lebih mudah dalam
pengeluaran, memudahkan pengontrolan dan pembersihan di ruang
penyimpanan serta mencegah pencemaran terhadap bahan baku.
Kemudian, bahan baku tersebut diberi label sesuai tanggal kedatangan
dan lokasi penempatannya. Pemberian label ini untuk mengetahui umur
bahan baku.
c. Pengeluaran
Pengeluaran bahan baku dilakukan jika bagian produksi
memerlukan bahan baku dalam proses produksi. Bahan baku yang akan
digunakan untuk proses produksi, normalnya akan dikirimkan dari
gudang sehari sebelumnya untuk menghindari kemacetan produksi akibat
menunggu bahan baku dari gudang. Jikalau ada bahan baku yang
berlebih, maka bahan baku tersebut akan dikirim kembali ke gudang.
Semua kegiatan pengeluaran ataupun pengembalian bahan baku dari
bagian gudang dilakukan dengan bukti atau laporan tertulis mengenai
berapa jumlah bahan baku yang keluar dari gudang dan berapa bahan
baku yang dikembalikan ke gudang.
16
Bahan baku yang dikeluarkan menggunakan system First In First
Out (FIFO) yaitu bahan baku yang pertama masuk ke gudang dikeluarkan
lebih dulu dari gudang untuk proses produksi. Hal ini berkaitan dengan
sifat bahan baku yang mempunyai batas akhir kadarluasa dan kerugian
akibat penyimpanan yang terlalu lama. Bahan baku tepung terigu
mempunyai batas penyimpanan di gudang bahan baku, yaitu satu bulan.
Pada cuaca panas, penyimpanan melebihi satu bulan akan menimbulkan
kutu pada tepung terigu.
d. Administrasi
Sistem pencatatan terhadap semua barang yang masuk atau keluar
dari gudang dilakukan setiap hari dimana pengecekan barang oleh
operator gudang akan dilaporkan kepada bagian administrasi gudang.
Bagian administrasi mencatat seluruh laporan yang masuk ke dalam
Daily Stock Report (Laporan Stok Harian).
e. Kontrol
Pengontrolan dilakukan terhadap keadaan bahan baku di tempat
penyimpanan. Pengontrolan dilakukan setiap harinya pada pukul 09.00-
10.00 WIB. Hal ini dilakukan untuk penelusuran apabila ada kesalahan
dalam penanganan barang. Selain itu pengontrolan terhadap jumlah
bahan bahan baku dilakukan dengan melihat Laporan Stok Harian. Hal
ini dikarenakan besarnya jumlah bahan baku, sehingga tidak dilakukan
perhitungan manual di lapangan. Perhitungan manual terhadap jumlah
bahan baku hanya dilakukan pada saat bahan baku tersebut masuk dan
keluar dari gudang.
17
3.4. Biaya-Biaya Persediaan Bahan Baku PT ISM, Tbk
Umumnya total biaya persediaan di Divisi Noodle, PT ISM, Tbk terdiri dari
biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya kekurangan bahan. Biaya
penyiapan tidak diperhitungkan, karena biaya tersebut timbul jikalau perusahaan
memproduksi bahan bakunya sendiri, sedangkan Divisi Noodle, PT ISM, Tbk
tidak memproduksi bahan bakunya sendiri. Biaya pemesanan adalah biaya yang
terbit akibat dari pembelian bahan baku.
Komponen biaya pemesanan tepung terigu dan tapioka meliputi biaya
telepon (telepon dan faksimili) dan biaya administrasi. Biaya ini bersifat konstan
atau pasti sehingga tidak terpengaruh dengan jumlah bahan baku yang dipesan
perusahaan. Biaya telepon dan faksimili diperlukan saat pemesanan barang dan
untuk mengirimkan PO kepada distributor. Sedangkan, biaya administrasi pesan
diperlukan untuk prosedur pembuatan faktur, surat menyurat, pencatatan
pemesanan tepung terigu dan pengiriman order. Biaya pengiriman atau biaya
clearance tidak dibebankan ke dalam biaya pemesanan, karena biaya-biaya ini
ditanggung oleh distributor. Komponen biaya pemesanan bahan baku tepung
terigu dan tepung tapioka per pemesanan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Biaya pemesanan bahan baku per pemesanan
18
Harga pembelian tepung terigu Cakra Kembar Rp 88.800 per zak, tepung
terigu Segitiga Biru sejumlah Rp 79.200 per zak, tepungi terigu Segitiga Hijau
sejumlah Rp 66.300 per zak dan tepung tapioca sejumlah Rp 222.000 per zak.
Distributor tidak membatasi jumlah pembelian karena selama ini distributor
mampu memenuhi kebutuhan perusahaan. Biaya penyimpanan adalah biaya yang
muncul akibat dari bahan baku yang disimpan. Biaya penyimpanan terdiri dari
biaya upah, biaya utilitas, opportunity cost of capital (biaya modal), serta biaya
equipment dan maintenance.
Biaya utilitas merupakan biaya fasilitas penyimpanan seperti air dan listrik
untuk pencahayaan, pendingin atau pemanas. Biaya upah merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk memperkerjakan karyawan atau buruh dalam pengangkutan,
penjagaan dan pemeliharaan bahan baku. Equipment dan maintenance adalah
biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan dan pemeliharaan bahan baku tersebut
di gudang, sepertii pemeliharaan forklift, pemeliharaan ruang penyimpanan,
pembersihan dan penyemprotan fungisida serta aktifitas lain yang mengeluarkan
sejumlah dana bagi perusahaan.
Biaya modal atau disebut dengan opportunity cost of capital merupakan
alternatif pendapatan atas dana yang diinvestasikan dalam persediaan. Biaya
modal dihitung dari harga bahan baku dikalikan dengan suku bunga simpanan.
Suku bunga simpanan berjangka rupiah menurut kelompok Bank Umum, pada
tahun 2007 adalah sebesar 9,25% (www.bi.go.id, 2007). Besarnya biaya
penyimpanan bahan baku per zak per tahun dapat dilihat pada Tabel 3.
19
Tabel 3. Biaya penyimpanan bahan baku per zak per tahun (Rp/zak/tahun)
Total biaya persediaan bahan baku di Divisi Noodle, PT ISM, Tbk pada
tahun 2006 berjumlah Rp 5.278.980 per hari atau Rp 1.647.041.622 per tahun.
Biaya persediaan bahan baku terbesar selama tahun 2006 adalah biaya persediaan
bahan baku jenis tepung terigu Cakra Kembar, yaitu berjumlah Rp 3.745.432 per
hari atau Rp. 1.168.574.784 per tahun. Sementara itu yang terendah adalah jenis
bahan baku tepung tapioka Rp 132.789 per hari atau Rp 41.430.230 per tahun.
Besarnya biaya persediaan bahan baku tepung terigu Cakra Kembar
diakibatkan jumlah persediaan rataan bahan baku tepung terigu Cakra Kembar
cukup besar, yaitu sebesar 14.126 zak dan rataan kekurangan bahan yang juga
besar, yaitu 92 per hari. Sedangkan, rendahnya biaya persediaan bahan baku
tepung tapioka dikarenakan jumlah persediaan rataan bahan baku tepung tapioka
20
rendah yaitu 589 zak dan rataan kekurangan bahan yang rendah, yaitu 0,6 zak per
hari. Total biaya persediaan bahan baku per hari untuk masing-masing bahan baku
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Total biaya persediaan bahan baku per hari (Rupiah / hari)
Berdasarkan total biaya persediaan bahan baku per hari, maka total
biaya persediaan bahan baku yang telah dikeluarkan oleh perusahaan per
tahun dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Total biaya persediaan bahan baku pada tahun 2006 (Rupiah /
tahun)
21
BAB IV
22
PENUTUP
1. Bahan baku utama yang dipakai oleh Divisi Noodle, PT ISM, Tbk adalah
tepung terigu dan tepung tapioka. Tepung terigu yang dipakai oleh Divisi
Noodle, PT ISM, Tbk terdiri dari tiga macam, yaitu strong flour (tepung
keras cap Cakra Kembar), medium flour (tepung setengah keras cap Segitiga
Biru) dan soft flour (tepung lunak cap Segitiga Hijau). Penetapan jumlah
bahan baku yang dipesan didasarkan pada asumsi perusahaan terhadap
jumlah atau volume penjualan produk mie instan pada masa mendatang dan
rataan penggunaan bahan baku pada tiga periode sebelumnya. System
manajemen persediaan bahan baku di Divisi Noodle, PT ISM, Tbk
menghasilkan total biaya persediaan untuk semua bahan baku sebesar Rp
1.647.041.822 per tahun.
2. Biaya yang termuat dalam manejemen persediaan Divisi Noodle, PT ISM,
Tbk adalah biaya administrasi, biaya pemesanan, Biaya upah, Biaya utilitas,
biaya equipment dan maintenance, Biaya Modal, biaya penyimpanan, biaya
pemesanan khusus, biaya kehilangan keuntungan.
DAFTAR PUSTAKA
23
Dinni Kushartini, Indra Almahdy. Sistem Persediaan Bahan Baku Produk Dispersant Di Industri Kimia. Jurnal pasti volume x no. 2, 217 – 234
Fatin, Nur. 2019. Pengertian Persediaan Bahan Baku serta Faktor yang Mempengaruhinya. [Online]. Tersedia : http://seputarpengertian.blogspot.com/2019/02/pengertian-persediaan-bahan-baku-serta.html. Diakses : 24/12/2019
Fess, Warren Reeve . 2005. Accounting/Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Riadi, Muchlisin. 2018. Pengertian, Fungsi dan Jenis-jenis Persediaan (Inventory). [Online]. Tersedia : https://www.kajianpustaka.com/2018/02/pengertian-fungsi-dan-jenis-persediaan-inventory.html
Satria, Ase. 2016. Teori Persediaan (Pengertian, Tujuan, Fungsi, Jenis Dan Biaya Persediaan Menurut Para Ahli). [Online]. Tersedia : https://www.materibelajar.id/2016/04/teori-persediaan-pengertian-tujuan.html
Rosyidi, Ibnu Muchtar. 2014. Manajamene Persediaan Bahan Baku Produk Mie Instan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. [skripsi]. Surakarta (ID). Universitas Sebelas Maret
24