Muhammad Rafly

34
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGGARAN BAHAN BAKU PADA DIVISI NOODLE, PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. Disusun Oleh : 1. Panji Yudha Sanjaya (20180420158) 2. Muhammad Rafly Muyassar (20180420019) Tugas Paper Dikerjakan”untuk memenuhi mata kuliah perencanaan dan pengangaran bisnis kelas F pada program studi akuntansi fakultas ekonomi dan bisnis universitas muhammadiyah yogyakarta tahun periodik 2019/2020” Dosen Pembimbing Dr. Bambang Jatmiko, SE.,M.Si. PROGAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS 1

description

PAPER PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN BISNIS PROF BAMBANG JATMIKO DISUSUN OLEH : MUHAMMAD RAFLY MUYASSAR (20180420019) PANJI YUDHA S (20180420158)

Transcript of Muhammad Rafly

Page 1: Muhammad Rafly

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGGARAN BAHAN

BAKU PADA DIVISI NOODLE, PT INDOFOOD SUKSES

MAKMUR TBK.

Disusun Oleh :

1. Panji Yudha Sanjaya (20180420158)2. Muhammad Rafly Muyassar (20180420019)

Tugas Paper

Dikerjakan”untuk memenuhi mata kuliah perencanaan dan pengangaran bisnis kelas F pada program studi akuntansi fakultas ekonomi dan bisnis universitas

muhammadiyah yogyakarta tahun periodik 2019/2020”

Dosen Pembimbing

Dr. Bambang Jatmiko, SE.,M.Si.

PROGAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2019

1

Page 2: Muhammad Rafly

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha

Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan

sehimgga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Dr.

Bambang Jatmiko, S.E., M.Si. selaku pembimbing dan Dosen mata kuliaH

Perencanaan dan Penganggaran Bisnis yang telah memberikan banyak bimbingan

serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan makalah dengan judul

“FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGGARAN BAHAN BAKU PADA

DIVISI NOODLE, PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.”

Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas akhir dalam

mata kulian Perencanaan dan Penganggaran Bisnis dan sekaligus memberikan

informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan anggaran

produksi perusahaan jasa.

Meskipun kami sudah menyelesaikan makalah ini dengan baik, kami

menyadari akan adanya kekurangan serta kekeliruan di dalam laporan ini, karena

kami menyadari bahwa pengetahuan kami sangatlah terbatas. Sehingga akan

sangat terbuka dengan kritik, saran serta masukan yang membangun dari berbagai

pihak, agar kedepannya kami bisa lebih baik lagi dalam pembuatan tugas yang

serupa.

Yogyakarta, 25 Desember 2019

Penulis

2

Page 3: Muhammad Rafly

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i

KATA PENGANTAR............................................................................................ ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

1.1.......................................................................................... Latar belakang

.................................................................................................................1

1.2..................................................................................... Rumusan Masalah

.................................................................................................................2

1.3........................................................................................Tujuan Penelitian

.................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 3

2.1...................................................................................... Sistem Persediaan

.................................................................................................................3

2.2................................................................................ Pengertian Persediaan

.................................................................................................................3

2.3...................................................................................... Fungsi Persediaan

.................................................................................................................4

2.4...........................................................................Jenis dan Tipe Persediaan

.................................................................................................................5

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 7

3.1................... Sistem Persediaan Bahan Baku Divisi Noodle,PT ISM, Tbk

.................................................................................................................7

3.2................................................ Karakteristik Bahan Baku PT ISMM, Tbk

.................................................................................................................7

3

Page 4: Muhammad Rafly

3.3.................................................. Penyimpanan Bahan Baku PT ISM, Tbk

...............................................................................................................10

3.4.................................. Biaya-Biaya Persediaan Bahan Baku PT ISM, Tbk

...............................................................................................................13

BAB IV KESIMPULAN..................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kegiatan produksi adalah titik pangkal dari semua kegiatan konsumsi dan

distribusi. Kegiatan produksi merupakan suatu proses yang dilakukan guna

menghasilkan barang dan jasa, yang kemudian didistribusikan lalu dikonsumsi

oleh para konsumen. Apabila tidak adanya kegiatan produksi maka kegiatan

ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya. Kegiatan produksi tidak hanya

dilakukan semat-semata tanpa adanya aturan yang melidunginya, baik itu

melindungi hak penjual, pembeli, pemasok dan lain sebagainya. Maka dari itu

terdapat lah UU 7 tahun 2014 tentang Perdagangan. Didalam UU tersebut di

jelaskan bebagai aturan tentang perdagangan bahkan kegiatan produksi pun

termasuk serta aturan pengelolaan persediaan.

Kegiatan produksi memiliki peran penting dalam menunjang taraf hidup

manusia dan kemakmuran suatu bangsa. Al-qur’an telah meletakkan landasan

yang sangat kuat terhadap produksi. Dalam Al-qur’an dan sunnah Rasulullah

SAW banyak dicontohkan bagaimana umat islam diperintahkan untuk bekerja

4

Page 5: Muhammad Rafly

keras dalam mencari penghidupannya dengan baik, seperti firman Allah SWT

dalam Qs. Al-Qashash; 28: 73 yang artinya “Dan supaya kamu mencari

sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-

Nya.

Sekarang ini, industri mie instan adalah salah satu sektor industri pangan

yang sudah cukup pesat perkembangannya dan memiliki prospek yang baik.

Perkembangan industri mie instan dapat dilihat dari beberapa faktor. Faktor

pertama adalah dilihat dari jumlah konsumsi mie instan per kapita di Indonesia

yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Jika tahun 2000 total konsumsi mie

instan per kapita hanya mencapai 3,7 kilogram (sama dengan 53,1 bungkus), pada

tahun 2005 meningkat 46% menjadi 5

kilogram.”MeningkatnyaMjumlahMkonsumsimmie instan”memberikan kesan

bahwa industri mie instan merupakan industri yang tahan krisis dan memiliki

peluang yang lebih besar pada masa yang datang. Faktor kedua adalah

meningkatnya jumlah perusahaan yang menjadi produsen mie instan di Indonesia.

Jika pada tahun 2001 terdapat 57 perusahaan yang turun ke dalam industri mie

instan ini, setahun kemudian terjadi peningkatan menjadi 59 perusahaan dan pada

tahun 2005 terdapat 84 perusahaan. Faktor ketiga adalah meningkatnya volume

produksi mie instan setiap tahunnya. ”Jika pada tahun 2004 volume produksi

mencapaii 975.000 ton, pada tahun 2005 meningkat 30% menjadi 1.272.000 ton.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk adalah produsen mie instan di Indonesia

yang membuat dan memproduksi mie instan dengan 40 citarasa dan beberapa

merek. PT ISM, Tbk pada awalnya menguasai pangsa pasar mie instan di

Indonesia 80%, namun seiring waktu dengan semakin banyaknya perusahaan-

perusahaan yang menjadi produsen mie instan, pangsa pasar PT ISM, ”Tbk

menurun menjadi 70%. Banyaknya produk mie instan yang baru tersebar di

pasaran dan persaingan tingkat produsen yang semakin tinggi, menyebabkan PT

ISM, Tbk harus dapat bertahan dengan baik pada kualitasnya dan meningkatkan

daya saing. Salah satu cara meningkatkan daya saing adalah perusahaan harus

mengoptimalkan kinerja perusahaan dari fungsi-fungsi yang ada di perusahaan.

5

Page 6: Muhammad Rafly

Bahan baku sebaiknya mendapat perhatian lebih dari perusahaan ini, karena

bahan baku sangat menentukan mutu dan kualitas produk mie instan itu sendiri.

Sebaik apapun proses produksi mie instan perusahaan, tidak akan menghasilkan

produk mie instan yang baik dan bermutu, jika bahan baku yang digunakan

kurang atau tidak bermutu dan berkualitas bagus atau dalam kondisi yang kurang

baik. Hal ini mengakibatkan pengendalian persediaan bahan baku mutlak harus

dilakukan perusahaan, baik dari saat mulai pemesanan sampai dengan

penyimpanan di dalam gudang.

Sementara itu, jumlah persediaan bahan baku yang tidak mencukupi

kebutuhan akan mengakibatkan terganggunya kelangsungan prosesi produksi dan

operasi perusahaan. Hal ini membuat perusahaan perlu mengeluarkan biaya

pengadaan darurat yang lebih tinggi. Selain itu juga mengakibatkan mutu dan

kualitas pelayanan perusahaan terhadap konsumen menurun dan dapat membuat

konsumen tidak puas, sehingga beralih ke merek atau perusahaan lain. Oleh

karena itu, manajemen persediaan bahan baku mutlak perlu dilakukan perusahaan

mengingat pengaruh yang akan dihadapi perusahaan atas kekurangan dan

kelebihan persediaan bahan baku.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimanamsystem persediaanmbahan bakumpada Divisi Noodle, PT

Indofood Sukses Makmur Tbk ?

2. Apa saja biaya dalam persediaan bahanmbaku pada Divisi Noodle, PT

Indofood Sukses Makmur Tbk ?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui system persediaan bahan baku pada Divisi Noodle,

PT Indofood Sukses Makmurm Tbk ?

2. Untuk mengetahui biaya dalam persediaan bahan baku pada Divisi

Noodle, PT Indofood Sukses Makmurm Tbk ?

6

Page 7: Muhammad Rafly

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Persediaan

Baroto (2002) mendefinisikan sistem “persediaan sebagai suatu mekanisme

mengenai bagaimana mengelola masukan-masukan yang sehubungan dengan

persediaan menjadi output, dimana untuk itu diperlukan umpan balik agar output

memenuhi standar tertentu”. Metode system seperti ini adalah pembuatan

kebijakan yang memonitor tingkat persediaan, menentukan persediaan yang harus

dijaga, kapan persediaan harus diisi dan berapa besar pesanan harus dilakukan.

“System persediaan bertujuan menetapkan dan menjamin tersedianya sumber

daya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat dan pada waktu yang tepat atau

dengan kata lain, sistem dan model persediaan bertujuan untuk meminimumkan

biaya total melalui penentuan apa, berapa dan kapan pesanan dilakukan secara

optimal” (Handoko, 2000).

2.2. Pengertian”Persediaan”

7

Page 8: Muhammad Rafly

“Persediaan adalah barang yang disimpan atauidigunakan atau dijual pada

periode mendatang, dapat berupa bahan baku yang disimpan untuk diproses,

komponen yang diproses, barang dalam proses pada proses manufaktur, dan

barang jadi yang disimpan untuk dijual” (Kusuma, 2004). Pengertian persediaan

menurut Pardede (2003) adalah “sejumlah bahan atau barang yang tersedia untuk

digunakan sewaktu-waktu pada masa yang akan dating”. “Persediaan terjadi

apabila jumlah bahan atau barang yang diadakan melaluii proses produksi

atau”pembelian lebih besar daripada jumlah yang digunakan (dijual atau diolah

sendiri).”

“Persediaan merupakan material yang ditempatkan di sepanjang jaringan

proses produksi dan jalur distribusi” (Render dan Heizer, 2005). Menurut

Rangkuti (2004), “persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang

milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang

normal, atau persediaan barang-barangiyang masih dalam pengerjaaniatau proses

produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam

suatu proses produksi”.

Menurut Assauri (2000), “persediaan yang diadakan mulai dari bentuk

bahan mentah sampai dengan barang jadi yang mana berguna untuk :

1. Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-

bahan yang dibutuhkan perusahaan.

2. Menghilangkan risiko dari material yang dipesan tidak baik, sehingga

harus dikembalikan.

3. Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman

sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.”

2.3. Fungsi Persediaan

”Menurut Rangkuti (2004) terdapat tiga fungsi persediaan, yaitu : ”

1. Fungsi Decoupling

8

Page 9: Muhammad Rafly

“Fungsi”decoupling persediaan adalah fungsi persediaan yang

memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan

tanpa tergantung kepada penyuplai barang. Persediaan bahan mentah

diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada

pengadaan dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan

barang dalam proses dilakukan agar departemen-departemen dan

proses-proses individual perusahaan terjaga kebebasannya.

Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan

produk yang tidak pasti dari para pelanggan.””

2. Fungsi ”Economic Lot Sizing”

“Fungsi”economic lot sizing adalah fungsi persediaan yang

perlu mempertimbangkan penghematan atau potongan pembelian,

biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah dansebagainya.””

3. Fungsi Antisipasi”

“Fungsi”antisipasi adalah fungsi persediaan dalam

menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan

diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu

permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan

persediaan musiman atau seasional inventories. Selain itu

perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu

pengiriman dan permintaan barang-barang selama periode tertentu.

Dalam hal ini perusahaan memerlukan persediaan ekstra yang

disebut persediaan pengaman atau safety stock.” ”

2.4. Jenis dan Tipe Persediaan

Menurut Assauri (2000), berdasarkan fungsinya persediaan dibedakan atas :

9

Page 10: Muhammad Rafly

1. “Batch stock“atau lot size inventory adalah persediaan yang

diadakan karena membeli atau membuat“bahan-bahan atau barang-

barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang

dibutuhkan pada saat itu. “

2. Fluctuation stock adalah persediaan yang diadakan untuk

menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat

diramalkan.

3. Anticipation“stock adalah persediaan yang diadakan untuk

mengahadapi fluktuasi“permintaan yang dapat diramalkan,

berdasarkan pola musiman yang terdapat pada”satu tahun dan untuk

menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan yang

meningkat.” ” ““

Menurut“Handoko (2000), berdasarkan jenisnya persediaan dapat

dibedakan atas : “

1. “Persediaan“bahan mentah atau raw material, iyaitu persediaan

barang-barang berwujud, seperti baja, kayu, dan komponen-

komponen lainnya yang digunakan dalam proses produksi. “Bahan

mentah dapat diperoleh“dari sumber-sumber alam atau dibeli dari

para pemasok atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan

dalam proses produksi selanjutnya. “

2. Persediaan komponen-komponen rakitan atau purchased part, yaitu

persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen

yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat

dirakit menjadi suatu produk. ”

3. Persediaan bahan penolong atau supplies, yaitu persediaan barang-

barang yang diperlukan dalam prosesi produksi, tetapi tidak

merupakan bagian atau komponen barang jadi. ”

4. Persediaan barangi dalam proses”atau work in process, yaitu

persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap

bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu

bentuk, tetapi masih perlu diproses lagi untuk menjadi barang jadi. ”

10

Page 11: Muhammad Rafly

5. Persediaan barang”jadi atau finished goods, yaitu persediaan barang-

barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap

untuk dijual atau dikirim kepada pelanggan.””

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Sistem Persediaan Bahan Baku Divisi Noodle, PT ISM, Tbk

Divisi Noodle, merupakan divisi dari PT ISM, Tbk yang melancarkan

proses produksinya dengan menggunakan bahan baku yang cukup besar

volumenya. Mengingat begitu krusialnya pengadaan bahan baku untuk membantu

aktivitas produksi, maka perusahaan memandang perlu untuk dilakukan system

persediaan bahan baku yang sistematis sehingga efektifitas pengadaan bahan baku

dapat tercapai dengan baik.

Motivasi perusahaan dalam melaksanakan system persediaan bahan baku

adalah tercapainya ketepatan dan efektivitas produksi dimana kelangsungan

proses produksi dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dengan adanya sistem

11

Page 12: Muhammad Rafly

persediaan bahan baku dalam jumlah, kualitas dan waktu yang tepat, serta biaya

minimal yang dapat memberikan sokongan terhadap kelancaran produksi.

Sistem persediaan bahan baku pada Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menjadi

tanggung jawab Departemen PPIC. Departemen ini berfungsi dalam menyusun

rencana produksi,mengatur pengadaan bahan baku untuk kegiatan produksi,

mengawasi tingkat persediaan, menentukan persediaan yang harus dijaga, kapan

persediaan harus diisii dan berapa pesanan yang harus dilakukan. Departemen

PPIC dipimpin oleh seorang PPIC Supervisor, yang dibantu oleh beberapa staf

administrasi untuk membantu pekerjaannya. Dalam struktur organisasi Divisi

Noodle, PT ISM, Tbk, Departemen PPIC berada dalam binaan Direktorat

Manufacturing yang dipimpin oleh Factory Manager.

3.2. Karakteristik Bahan Baku PT ISM, Tbk

Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menggunakan beberapa bahan baku dalam

pembuatan mie instan. Bahan baku yang digunakan berasal dari beberapa

perusahaan yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh

perusahaan. Adapun bahan baku tersebut adalah :

a. Tepung Terigu

Bahan baku utama pengerjaan mie instan adalah tepung terigu.

Tepung terigu didapat dari biji gandum yang digiling. Fungsi tepung

terigu dalam pembuatan mie instan adalah memberi atau membentuk

adonan selama proses pencampuran, menarik atau mengikat bahan lain

dan mengumpulkan secara merata, mengikat gas selama proses

penggorengan, membentuk susunan struktur mie instan, serta sebagai

sumber karbohidrat dan protein pada mie instan tersebut. Tepung terigu

yang digunakan Divisi Noodle, PT ISM, Tbk secara rutin diperoleh dari

perusahaan lokal yaitu PT Bogasari Flour Mills Indonesia.

Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menggunakan tiga macam tepung

terigu sebagai bahan baku utama, yaitu strong flour (tepung keras cap

12

Page 13: Muhammad Rafly

Cakra Kembar), medium flour (tepung setengah keras cap Segitiga Biru)

dan soft flour (tepung lunak cap Segitiga Hijau). Ketiga jenis tepung

tersebut bukan dianggap sebagai kelas-kelas mutu tepung, tetapi

memiliki klasifikasi khusus sehingga akan disinkronkan untuk tujuan

penggunaan berbeda. Ketiga jenis tepung tersebut sudah mengandung

telur sehingga mempunyai takaran protein tertentu. Hal ini ditujukan

untuk memudahkan penanganan dalam proses pembuatan mie instan.

Adapun standar bahan baku tepung terigu dapat telihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Standar bahan baku tepung terigu

No Jenis Tepung pH Kadar Air (%)

Gluten (%)

Protein (%)

1 Cakra Kembar 5,5-6,8 14,5 (Max) 31 ( Min ) 132 Segitiga Biru 5,5-6,8 14 ( Max ) 25 ( Min ) 10,5-11,53 Segitiga Hijau 5,5-6,8 14 ( Max ) 21 ( Min ) 9

Dalam proses pembuatan mie instan harus memiliki takaran terigu

yang memiliki kadar protein 8-12% untuk menghasilkan tekstur dan cita

rasa yang khas dari produk ini. Tepung terigu cap Cakra Kembar adalah

terigu yang bermutu dan berkelas paling baik untuk pembuatan roti dan

mie karena memiliki kandungan protein yang paling tinggi, yaitu sebesar

13% yang dihasilkan dari 100% hard wheat, mempunyai massa gluten

yang kuat dan ulet dengan daya serap air minimal 60%, serta mempunyai

daya mengembang yang paling baik. Tepung terigu cap Segitiga Biru

adalah tepung medium yang dihasilkan dari pencampuran gandum

berkadar protein tinggi dengan protein rendah, sehingga kadar proteinnya

±10,5-11,5%, mempunyai daya serap air minimal 58% serta memiliki

kapabilitas mengembang yang sedang. Sedangkan tepung terigu cap

Segitiga Hijau adalah tepung lunak yang dihasilkan dari gandum

berkadar protein rendah (9%), mempunyai”kemampuan menyerap air

minimal 57% serta memiliki daya mengembang yang rendah. Masing-

13

Page 14: Muhammad Rafly

masing jenis tepung terigu tersebut dikemas dalam karung dengan berat

per karung 25 kg.

b. Tepung Tapioka

Selain tepung terigu, bahan baku lain untuk adonan mie instan

adalah tepung tapioka. Tepung tapioka digunakan untuk membentuk

tekstur mie menjadi lebih padat dan keras, sehingga adonan mudah

dibentuk sesuai dengan yang diinginkan. Tepung tapioka yang baik

digunakan untuk pembuatan mie instan adalah mempunyai pH 4-8 dan

kadar pati 80%. Tepung tapioka ini diperoleh dari perusahaan Darma

Grindo, Lampung. Tepung tapioka ini dibungkus dalam karung dengan

berat per karung 50 kg.

c. Bahan Baku Tambahan

Bahan baku tambahan merupakan bahan yang dipakai dalam proses

produksi yang akan mempengaruhi kualitas adonan yang dibuat. Bahan

baku tambahan yang dipakai adalah :

1) Air

Air digunakan untuk membentuk tekstur adonan dan gluten,

mengkontrol kepadatan dan suhu adonan, mencampurkan garam

dan bahan-bahan tambahan lainnya, sehingga bahan-bahan

tersebut dapat tersebar secara merata di dalam adonan. Air yang

digunakan harus air bersih, baik secara kimiawi maupun mikro

biologis dan berasal dari Perusahaan Air Minum (PAM).

2) Alkali

Alkali adalah campuran dari zat antioksidan, pengemulsi,

pengatur keasaman, pengental, pengembang, pewarna, mineral

dan penguat rasa yang aman untuk dikonsumsi dan berfungsi

untuk membuat bentuk, warna, rasa dan mutu mie instan lebih

baik. Dalam penelitian ini dibahas pengendalian persediaan bahan

baku tepung terigu dan tepung tapioka. Hal ini disebabkan tepung

14

Page 15: Muhammad Rafly

terigu dan tepung tapioka adalah bahan baku utama dan

pemakaiannya paling besar.

3.3. Penyimpanan Bahan Baku PT ISM, Tbk

Bahan baku yang menjadi bagian paling berpengaruh dalam proses produksi

ditempatkan di gudang bahan baku. Hal yang bertepatan dengan penyimpanan

bahan baku berada pada wewenang Departemen Warehouse (Gudang).

Departemen Gudang bertanggungjawab atas keluar dan masuknya bahan baku

serta penyimpanannya. Dalam manajemen gudang bahan baku Divisi Noodle, PT

ISM, Tbk terdapat prosedur penanganan bahan baku, yaitu :

a. Penerimaan

Penerimaan bahan baku ke Departemen Warehouse (Gudang)

merupakan hasil dari pemesanan yang dilakukan oleh Departemen

Purchasing. Sebelum masuk ke gudang, bagian penerimaan barang

digudang akan mengatur jumlah atau volume yang diterima berdasarkan

pesanan (PO) dan selanjutnya Departemen QC akan mengambil contoh

untuk memeriksa mutu dan kualitas yang telah ditetapkan oleh

perusahaan. Apabila sudah sesuai standar perusahaan kemudian

Departemen Gudang akan membuat nota bukti penerimaan bahan dan

mencatatnya ke dalam kartu persediaan.

Perhitungan jumlah bahan baku tepung terigu dan tepung tapioka

akan disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan oleh Divisi

Noodle, PT ISM, Tbk. Tepung tapioka mempunyai berat 50 kg per zak,

dan perusahaan telah memperhitungkan rendemen, sehingga berat per

zak 49,85 kg. Sedangkan untuk tepung terigu, berat per zaknya 25 kg dan

perusahaan juga telah memperhitungkan rendemennya sehingga berat per

zak 24,55- 24,85 kg.

b. Penyusunan

15

Page 16: Muhammad Rafly

Setelah bahan baku diterima oleh petugas penerimaan Departemen

Gudang, selanjutnya akan dilakukan proses pengeluaran bahan baku dari

dalam truk atau kontainer. Proses pengeluaran bahan baku untuk jenis

tepung dilakukan dengan cara diangkut oleh kuli angkut. Setelah bahan

baku diturunkan dari truk atau kontainer, bahan baku terlebih dahulu

ditumpuk secara bersilang agar saling mengunci antar satu lapisan

dengan lapisan lainnya di atas palet, sehingga bahan baku tidak terkontak

langsung dengan lantai. Tinggi tumpukan maksimal tepung adalah 10 zak

per palet.

Bahan baku yang sudah disusun di atas palet akan dimasukan ke

dalam gudang dengan menggunakan forklift. Setelah itu, bahan baku

tersebut disimpan di dalam gudang dengan jarak simpan dari dinding 10-

30 cm. Hal ini dilakukan supaya bahan baku lebih mudah dalam

pengeluaran, memudahkan pengontrolan dan pembersihan di ruang

penyimpanan serta mencegah pencemaran terhadap bahan baku.

Kemudian, bahan baku tersebut diberi label sesuai tanggal kedatangan

dan lokasi penempatannya. Pemberian label ini untuk mengetahui umur

bahan baku.

c. Pengeluaran

Pengeluaran bahan baku dilakukan jika bagian produksi

memerlukan bahan baku dalam proses produksi. Bahan baku yang akan

digunakan untuk proses produksi, normalnya akan dikirimkan dari

gudang sehari sebelumnya untuk menghindari kemacetan produksi akibat

menunggu bahan baku dari gudang. Jikalau ada bahan baku yang

berlebih, maka bahan baku tersebut akan dikirim kembali ke gudang.

Semua kegiatan pengeluaran ataupun pengembalian bahan baku dari

bagian gudang dilakukan dengan bukti atau laporan tertulis mengenai

berapa jumlah bahan baku yang keluar dari gudang dan berapa bahan

baku yang dikembalikan ke gudang.

16

Page 17: Muhammad Rafly

Bahan baku yang dikeluarkan menggunakan system First In First

Out (FIFO) yaitu bahan baku yang pertama masuk ke gudang dikeluarkan

lebih dulu dari gudang untuk proses produksi. Hal ini berkaitan dengan

sifat bahan baku yang mempunyai batas akhir kadarluasa dan kerugian

akibat penyimpanan yang terlalu lama. Bahan baku tepung terigu

mempunyai batas penyimpanan di gudang bahan baku, yaitu satu bulan.

Pada cuaca panas, penyimpanan melebihi satu bulan akan menimbulkan

kutu pada tepung terigu.

d. Administrasi

Sistem pencatatan terhadap semua barang yang masuk atau keluar

dari gudang dilakukan setiap hari dimana pengecekan barang oleh

operator gudang akan dilaporkan kepada bagian administrasi gudang.

Bagian administrasi mencatat seluruh laporan yang masuk ke dalam

Daily Stock Report (Laporan Stok Harian).

e. Kontrol

Pengontrolan dilakukan terhadap keadaan bahan baku di tempat

penyimpanan. Pengontrolan dilakukan setiap harinya pada pukul 09.00-

10.00 WIB. Hal ini dilakukan untuk penelusuran apabila ada kesalahan

dalam penanganan barang. Selain itu pengontrolan terhadap jumlah

bahan bahan baku dilakukan dengan melihat Laporan Stok Harian. Hal

ini dikarenakan besarnya jumlah bahan baku, sehingga tidak dilakukan

perhitungan manual di lapangan. Perhitungan manual terhadap jumlah

bahan baku hanya dilakukan pada saat bahan baku tersebut masuk dan

keluar dari gudang.

17

Page 18: Muhammad Rafly

3.4. Biaya-Biaya Persediaan Bahan Baku PT ISM, Tbk

Umumnya total biaya persediaan di Divisi Noodle, PT ISM, Tbk terdiri dari

biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya kekurangan bahan. Biaya

penyiapan tidak diperhitungkan, karena biaya tersebut timbul jikalau perusahaan

memproduksi bahan bakunya sendiri, sedangkan Divisi Noodle, PT ISM, Tbk

tidak memproduksi bahan bakunya sendiri. Biaya pemesanan adalah biaya yang

terbit akibat dari pembelian bahan baku.

Komponen biaya pemesanan tepung terigu dan tapioka meliputi biaya

telepon (telepon dan faksimili) dan biaya administrasi. Biaya ini bersifat konstan

atau pasti sehingga tidak terpengaruh dengan jumlah bahan baku yang dipesan

perusahaan. Biaya telepon dan faksimili diperlukan saat pemesanan barang dan

untuk mengirimkan PO kepada distributor. Sedangkan, biaya administrasi pesan

diperlukan untuk prosedur pembuatan faktur, surat menyurat, pencatatan

pemesanan tepung terigu dan pengiriman order. Biaya pengiriman atau biaya

clearance tidak dibebankan ke dalam biaya pemesanan, karena biaya-biaya ini

ditanggung oleh distributor. Komponen biaya pemesanan bahan baku tepung

terigu dan tepung tapioka per pemesanan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Biaya pemesanan bahan baku per pemesanan

18

Page 19: Muhammad Rafly

Harga pembelian tepung terigu Cakra Kembar Rp 88.800 per zak, tepung

terigu Segitiga Biru sejumlah Rp 79.200 per zak, tepungi terigu Segitiga Hijau

sejumlah Rp 66.300 per zak dan tepung tapioca sejumlah Rp 222.000 per zak.

Distributor tidak membatasi jumlah pembelian karena selama ini distributor

mampu memenuhi kebutuhan perusahaan. Biaya penyimpanan adalah biaya yang

muncul akibat dari bahan baku yang disimpan. Biaya penyimpanan terdiri dari

biaya upah, biaya utilitas, opportunity cost of capital (biaya modal), serta biaya

equipment dan maintenance.

Biaya utilitas merupakan biaya fasilitas penyimpanan seperti air dan listrik

untuk pencahayaan, pendingin atau pemanas. Biaya upah merupakan biaya yang

dikeluarkan untuk memperkerjakan karyawan atau buruh dalam pengangkutan,

penjagaan dan pemeliharaan bahan baku. Equipment dan maintenance adalah

biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan dan pemeliharaan bahan baku tersebut

di gudang, sepertii pemeliharaan forklift, pemeliharaan ruang penyimpanan,

pembersihan dan penyemprotan fungisida serta aktifitas lain yang mengeluarkan

sejumlah dana bagi perusahaan.

Biaya modal atau disebut dengan opportunity cost of capital merupakan

alternatif pendapatan atas dana yang diinvestasikan dalam persediaan. Biaya

modal dihitung dari harga bahan baku dikalikan dengan suku bunga simpanan.

Suku bunga simpanan berjangka rupiah menurut kelompok Bank Umum, pada

tahun 2007 adalah sebesar 9,25% (www.bi.go.id, 2007). Besarnya biaya

penyimpanan bahan baku per zak per tahun dapat dilihat pada Tabel 3.

19

Page 20: Muhammad Rafly

Tabel 3. Biaya penyimpanan bahan baku per zak per tahun (Rp/zak/tahun)

Total biaya persediaan bahan baku di Divisi Noodle, PT ISM, Tbk pada

tahun 2006 berjumlah Rp 5.278.980 per hari atau Rp 1.647.041.622 per tahun.

Biaya persediaan bahan baku terbesar selama tahun 2006 adalah biaya persediaan

bahan baku jenis tepung terigu Cakra Kembar, yaitu berjumlah Rp 3.745.432 per

hari atau Rp. 1.168.574.784 per tahun. Sementara itu yang terendah adalah jenis

bahan baku tepung tapioka Rp 132.789 per hari atau Rp 41.430.230 per tahun.

Besarnya biaya persediaan bahan baku tepung terigu Cakra Kembar

diakibatkan jumlah persediaan rataan bahan baku tepung terigu Cakra Kembar

cukup besar, yaitu sebesar 14.126 zak dan rataan kekurangan bahan yang juga

besar, yaitu 92 per hari. Sedangkan, rendahnya biaya persediaan bahan baku

tepung tapioka dikarenakan jumlah persediaan rataan bahan baku tepung tapioka

20

Page 21: Muhammad Rafly

rendah yaitu 589 zak dan rataan kekurangan bahan yang rendah, yaitu 0,6 zak per

hari. Total biaya persediaan bahan baku per hari untuk masing-masing bahan baku

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Total biaya persediaan bahan baku per hari (Rupiah / hari)

Berdasarkan total biaya persediaan bahan baku per hari, maka total

biaya persediaan bahan baku yang telah dikeluarkan oleh perusahaan per

tahun dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Total biaya persediaan bahan baku pada tahun 2006 (Rupiah /

tahun)

21

Page 22: Muhammad Rafly

BAB IV

22

Page 23: Muhammad Rafly

PENUTUP

1. Bahan baku utama yang dipakai oleh Divisi Noodle, PT ISM, Tbk adalah

tepung terigu dan tepung tapioka. Tepung terigu yang dipakai oleh Divisi

Noodle, PT ISM, Tbk terdiri dari tiga macam, yaitu strong flour (tepung

keras cap Cakra Kembar), medium flour (tepung setengah keras cap Segitiga

Biru) dan soft flour (tepung lunak cap Segitiga Hijau). Penetapan jumlah

bahan baku yang dipesan didasarkan pada asumsi perusahaan terhadap

jumlah atau volume penjualan produk mie instan pada masa mendatang dan

rataan penggunaan bahan baku pada tiga periode sebelumnya. System

manajemen persediaan bahan baku di Divisi Noodle, PT ISM, Tbk

menghasilkan total biaya persediaan untuk semua bahan baku sebesar Rp

1.647.041.822 per tahun.

2. Biaya yang termuat dalam manejemen persediaan Divisi Noodle, PT ISM,

Tbk adalah biaya administrasi, biaya pemesanan, Biaya upah, Biaya utilitas,

biaya equipment dan maintenance, Biaya Modal, biaya penyimpanan, biaya

pemesanan khusus, biaya kehilangan keuntungan.

DAFTAR PUSTAKA

23

Page 24: Muhammad Rafly

Dinni Kushartini, Indra Almahdy. Sistem Persediaan Bahan Baku Produk Dispersant Di Industri Kimia. Jurnal pasti volume x no. 2, 217 – 234

Fatin, Nur. 2019. Pengertian Persediaan Bahan Baku serta Faktor yang Mempengaruhinya. [Online]. Tersedia : http://seputarpengertian.blogspot.com/2019/02/pengertian-persediaan-bahan-baku-serta.html. Diakses : 24/12/2019

Fess, Warren Reeve . 2005. Accounting/Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Riadi, Muchlisin. 2018. Pengertian, Fungsi dan Jenis-jenis Persediaan (Inventory). [Online]. Tersedia : https://www.kajianpustaka.com/2018/02/pengertian-fungsi-dan-jenis-persediaan-inventory.html

Satria, Ase. 2016. Teori Persediaan (Pengertian, Tujuan, Fungsi, Jenis Dan Biaya Persediaan Menurut Para Ahli). [Online]. Tersedia : https://www.materibelajar.id/2016/04/teori-persediaan-pengertian-tujuan.html

Rosyidi, Ibnu Muchtar. 2014. Manajamene Persediaan Bahan Baku Produk Mie Instan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. [skripsi]. Surakarta (ID). Universitas Sebelas Maret

24