Post on 04-Apr-2019
i
MOTIVASI MAHASISWA FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM TINGGAL DI P.P NURUL
UMMAH PUTRI DAN P.P AL-MUNAWWIR KRAPYAK
DI TENGAH MODERNISASI KOTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Fitri Apriani NIM: 10540031
JURUSAN SOSIOLOGI AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA 2014
ii
iii
iv
MOTTO
“ Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.1 (QS. Ar-Ra’d (13):11)
1Departemen Agama. Al-Qur’an dan Terjemahannya.( Jakarta: Alfatih, 2009), hlm. 250.
v
PERSEMBAHAN Untuk Ibu dan Bapak yang selalu berjuang dan berkorban untuk masa depanku
dan yang tidak berhenti untuk mendo’akan putri mu.
Untuk saudara sematawayangku adikku tercinta: Toto Dwi Rahayu, dan
teman hatiku Ixtyo Davit . makasih buat kalian berdua yang selalu mendo’akan
dan mensuportku.
Untuk kakek ku, yang selalu mengingatkanku. Semoga diberi umur panjang.
Amin.
Almamaterku tercinta Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin
dan Pemikiran Islam Uninersitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Teman-teman seperjuanganku ( FLD LOVERS ( Farida, Pratik, Khodijah,
Ditri, Novi, Iswandi, Azim, Ihwan, Nanank, Najib, Wahyu, Taufik, Ocit, Isa,
dan Rahayu yg paling kalem ) dan teman-teman kos Aswaja ( wiwit, ica, dll)
serta teman mainku di luar kampus yang selalu mendukung aku.
Terimakasih semuanya.
vi
vii
ABSTRAK Saat ini pesantren masih menjadi tolak ukur bagi masyarakat luas,
khususnya dalam pembinaan moral dan ilmu agama. Maraknya isu pergaulan bebas di tengah modernisasi kota, membuat beberapa mahasiswa yang lebih memilih pondok pesantren sebagai tempat tinggal mereka selama menempuh pendidikan di kota Yogyakarta, salah satunya adalah mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. PP. Nurul Ummah Putri dan PP. Al-Munawwir Krapyak adalah dua dari beberapa pondok pesantren yang ada di Yogyakarta yang cukup diminati oleh mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. Dari beberapa mahasiswa yang memilih pesantren sebagai tempat tinggal mereka sudah tentu memiliki alasan atau motif yang berbeda-beda antara mahasiswa satu dengan mahasiswa yang lainnya, apalagi keberadaan mereka di tengah modernisasi kota. Dari sinilah kemudian penulis ingin mengetahui motif dari mahasiswa memilih tinggal di Pondok Pesantren di tengah modernisasi kota Yogyakarta, serta untuk mengetahui apakah motif tersebut berkaitan dengan strategi dalam menghadapi dampak modernisasi.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode kualitatif. Adapun pengambilan data dilakukan melalui wawancara, observasi. Fokus penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUSPI) yang tinggal di pondok Pesantren Nurul Ummah Putri dan Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, sebagai data primer. Data sekunder didapat dari arsip/dokumen PKSI terkait data diri mahasiswa/mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUSPI) dan kedua Pondok tersebut.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa terjadi pertemuan antara motif biogenetis, sosiogenetis, teogenetis, maupun dengan tujuan dari orang tua mahasiswa serta dari pesantren itu sendiri, yang semuanya saling berkaitan satu sama lain sesuai dengan motif mahasiswa. Pesantren menjadi pilihan mahasiswa sebagai tempat pertahanan diri atau strategi dalam menghadapi dampak modernisasi kota, namun juga menjadi tempat untuk pengembangan diri bagi mahasiswa itu sendiri di tengah modernisasi kota sesuai dengan amanah orang tua. Sedangkan bentuk strategi yang ditawarkan oleh pesantren yaitu sesuai dengan konsep pesantren itu sendiri yaitu Al muhafadoh ‘Alal Qodimus Shalih Wal Akhdu Bil Jadidil Aslah, untuk membentuk pribadi muslim yang modern yang berakhlakul karimah sesuai dengan sifat Nabi Saw, melalui pendidikan dan pembelajaran serta segala bentuk aturan yang diterapkan oleh Kyai di dalam Pesantren tersebut.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim, segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah
memberikan segala nikmat dan karunia-Nya, shalawat serta salam semoga tetap
terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhamab Saw. Penulis
mengucapkan syukur Alhamdulillah atas terselesaikan skripsi yang berjudul
“Motivasi Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Tinggal Di
Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri dan Pondok Pesantren Al-Munawwir
Krapyak di Tengah Modernisasi Kota”. Skripsi ini diajukan sebagai syarat
untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada Program Studi Sosiologi Agama dan
Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik, walaupun
banyak gangguan dan hambatan dalam proses penyelesainnya. Namun dengan
banyaknya bantuan, dorongan dan motivasi dari berbagai pihak, akhirnya penulis
mampu melewati kendala tersebut. maka dengan itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada berbagai pihak yang ikut berperan dalam proses penyelesaian
skripsi ini. Ucapan terimakasih tersebut penulis haturkan kepada:
1. Prof. Dr. Musa Asy’arie, selaku Rektor Uneversitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Dr. H. Syaifan Nur, MA, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam Uneversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Dr. Inayah Rohmaniyah, S.Ag, M. Hum., MA, selaku ketua Program
Studi Sosiologi Agama.
ix
4. Dr. H. Moh. Damami, M. Ag, selaku Penasehat akademik. Terima
kasih atas bimbingan dan arahan bapak sejak penulis menempuh
pendidikan di Perguruan Tinggi ini.
5. Dra. Hj. Nafilah Abdullah, M.Ag selaku pembimbing skripsi ini yang
senantiasa meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan dan
pengarahan kepada penulis.
6. Dr. Munawar Ahmad, S.S, M.Si. yang sudah meluangkan waktunya
dan memberikan bimbingan dan masukan dalam proses pembuatan
skripsi.
7. Seluruh Dosen Sosiologi Agama beserta staffnya yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
8. Ibu dan Bapak tercinta, yang selalu memberikan dorongan serta
motivasi dan do’a hingga terselesaikannya skripsi ini.
9. Adiku tercinta dan mas Ito yang selalu mendukung dan mendo’akanku.
10. Teman-teman ku yang selalu mensuport dan selalu mengingatkan aku
dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Teman-teman Sosiologi Agama angkatan 2010 yang telah berbagi suka
dukanya selama tiga tahun setengah di kampus UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
12. Seluruh staf Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberi izin
kepada penulis dalam proses penelitian.
x
13. Pengurus Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri dan Al-Munawwir
Krapyak, yang sudah memberikan izin dalam proses penelitian ini.
14. Teman-teman mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
yang tinggal di Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri dan Pondok
Pesantren Al-Munawwir Krapyak, yang sudah meluangkan waktunya
dalam proses wawancara. Terimakasih atas kerjasamanya.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga amal dan kebaikan kalian semua mendapat balasan
dari Allah SWT. Dan semoga karya ilmiah ini bisa bermanfaat, khususnya
bagi penulis untuk melangkah lebih baik lagi kedepannya. Amin ya robbal
‘alamin.
Yogyakarta,11 April 2014
Penulis
Fitri Apriani NIM: 10540031
xi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN NOTA DINAS ......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN....................................................................... vi ABSTRAK ................................................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................. viii DAFTAR ISI ................................................................................................ xi DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 8
C Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 8
D. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 9
E. Kerangka Teoritik ......................................................................... 11
F. Metode Penelitian.......................................................................... 16
G. Sistematika Pemnbahasan ............................................................. 20
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .......................... 22
1. Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam .................................. 22
A. Sejarah Berdirinya Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam 22
a.1. Karakter Jurusan di Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam .............................................................. 25
a.2. Visi, Misi dan Tujuan ..................................................... 31
a.3. Struktur Organisasi ......................................................... 32
a.4. Sarana dan Prasarana Pembelajaran ................................. 33
B. Profil Mahasiswa Fakultas Uhsuluddin dan pemikiran Islam .. 35
b.1. Kehidupan Mahasiswa antara yang Kos,
Asrama, dan Pesantren .................................................... 36
b.2. Latar Belakang Keluarga Mahasiswa............................... 38
2. Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren
Nurul Ummah Putri (PPNU-PI)............................................. 39
xii
A. Letak Geografis ..................................................................... 39
B. Sejarah dan Perkembangan PPNU-PI ..................................... 40
C. Dasar dan Tujuan Berdirinya PPNU-PI .................................. 40
D. Kegiatan di PPNU-PI ............................................................. 45
E. Sarana dan Prasarana PPNU-PI .............................................. 47
3. Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren
Al-Munawwir Krapyak ................................................................ 47
A. Perkembangan Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak ....... 48
B. Perkembangan Santri Pondok Pesantren Al-Munawwir
Krapyak .................................................................................. 51
C. Tujuan Didirikan Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak ... 52
D. Kegiatan Ekstrakurikuler Pondok Pesantren
Al-Munawwir Krapyak ........................................................... 53
E. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Al-Munawwir
Krapyak .................................................................................. 56
BAB III PERSEPSI TENTANG MODERNISASI DAN
RAGAM MOTIVASI ................................................................ 57
A. Persepsi Mahasiswa tentang Modernisasi Kota .......................... 57
B. Kepribadian Modern Mahasiswa yang Tinggal di Pesantren ....... 67
C. Ragam Motivasi dan Alasan Memilih Pondok Pesantren ............ 70
1. Alasan Mahasiswa Memilih Pondok Pesantren ....................... 70
a) Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri ............................. 70
b) Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak........................ 73
2. Ragam Motivasi Mahasiswa yang Tinggal di Pesantren .......... 74
a) Motif Biogenetis .............................................................. 75
b) Motif Sosiogenetis ........................................................... 80
c) Motif Teogenetis .............................................................. 84
BAB VI KONSTRUKSI DAN STRATEGI PERTAHANAN
DIRI MAHASISWA YANG TINGGAL DI PESANTREN ....... 89
A. Pesantren sebagai Identitas Mahasiswa yang Tinggal
xiii
di Pesantren ................................................................................ 89
B. Konstruksi Identitas Mahasiswa yang Tinggal di Pesantren ......... 95
C. Strategi Pertahanan Diri Mahasiswa yang Tinggal di Pesantren ... 100
D. Kontribusi Pesantren bagi Mahasiswa dalam Pembentukan
Karakter...................................................................................... 109
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 116
A. Kesimpulan ................................................................................ 116
B. Saran-saran ................................................................................. 119
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 121
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.a.: Data Mahasiswa Jurusan Filsafat Agama (FA) ............................. 29
Tabel 1.b : Data Mahasiswa Jurusan Perbandingan Agama (PA) ................... 29
Tabel 1.c : Data Mahasiswa Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Hadist (IAT) ......... 29
Tabel 1.d : Data Mahasiswa Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan
Hadist Khusus (IAT.K) ................................................................ 30
Tabel 1.e : Data Mahasiswa Jurusan Sosiologi Agama (SA) ......................... 30
Tabel 2.a : Data Asal Sekolah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin
dan Pemikiran Islam ..................................................................... 31
Tabel 3.a : Data Latar Belakang Ekonomi Keluaraga
Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam .................. 39
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu kondisi
yang tradisional ke arah yang lebih maju atau meningkat di berbagai aspek
dalam kehidupan masyarakat. Dampak yang dibawa oleh modernisasi
mempunyai pengaruh tersendiri terhadap perubahan tata nilai sosial dalam
kehidupan kota terutama.1 Perubahan yang terjadi di dalam masyarakat
modern, di satu sisi membawa kemajuan dan perkembangan yang positif,
misalnya dalam bidang ilmu pengetahuan, bidang ekonomi, maupun
sosial politik, namun disisi lain juga membawa dampak negatif di
kalangan masyarakatnya. Misalnya perubahan gaya hidup dan pola pikir,
nilai-nilai moral, etika, agama dan tradisi lama ditinggalkan karena
dianggap usang.2. Oleh sebab itu, biasanya dalam masyarakat modern
mereka cenderung bersifat individualistik, materialistik, rasionalistik dan
hedonistik.3
1 George Ritzer, Teori Sosiologi Dari Teori Sosiologi Klasik sampai Teori Sosial
Postmodern, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2010), hlm. 611. 2 Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran dan Kesehatan jiwa, (Yogyakarta: Dama
Bhakti Prima Yasa, 1996), hlm 13. 3 George Ritzer, Teori Sosiologi Dari Teori Sosiologi Klasik sampai Teori Sosial
Postmodern, hlm. 604.
2
Kehidupan kota yang dicirikan sebagai kehidupan yang bebas,
glamor, life style, hedonistik, menurunnya nilai moralitas maupun
konsumeris akan membawa dampak buruk bagi mahasiswa yang
mengalami perubahan dari kehidupan kampung menuju kehidupan kota
yang sangat jauh berbeda dengan kehidupan di kampung. Hal itu tentu
akan membawa perubahan tata nilai antara kehidupan kota dengan
kehidupan kampung bagi mahasiswa yang sedang mencari jati diri di
kota.4 .
Jika dilihat saat ini, peranan informasi dalam menyebarkan
kebudayaan masal berkembang sangat cepat dan dalam skala besar
dianggap sebagai salah satu penyebab berkembangnya pergaulan bebas di
kalangan mahasiswa yang merantau ke kota. Informasi yang menyajikan
gaya hidup dan budaya masyarakat modern ( Barat) masuk ke masyarakat,
termasuk mahasiswa.5 Melalui media ini pula, timbul perubahan dalam
masyarakat yang bersangkutan baik dari segi struktur sosial dan hubungan
sosial. Seperti yang diungkap oleh Selo Sumardjan, bahwa perubahan
sosial adalah proses sosial yang mengakibatkan struktur atau pola perilaku
masyarakat yang lama menuju yang baru, sehingga timbul pertentangan
nilai-nilai lama dengan nilai-nilai baru yang masuk kedalam masyarakat.
4 M. Imam Zamroni. “Mall, Masyarakat Yogyakarta dan Budaya Konsumsi”. Dalam
Jurnal Aplikasi Agama-agama. (Jakarta: Penamas, 2007). hlm. 14-15.
5 Imam Zamroni, “Mall, Masyarakat Yogya dan Budaya Konsumsi”, hlm. 18.
3
Seiring itu nilai-nilai asli masyarakat tersebut harus tergeser dan tergusur
oleh nilai-nilai baru.6
Perubahan yang terjadi dalam dunia modern juga dialami oleh
mahasiswa yang datang ke Jogja dari berbagai penjuru Daerah. Mahasiswa
yang datang ke Jogja akan mengalami transaksi nilai dengan kehidupan kota
yang modern. Perubahan nilai yang dialami oleh mahasiswa yang merantau
dari Desa ke Kota, juga akan membawa dampak sendiri bagi perilaku maupun
kepribadian mahasiswa, misalnya mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Banyaknya benturan
kebudayaan yang masuk di tengah lingkungan mereka yang baru, membuat
mereka harus melakukan transaksi antar nilai kebudayaan yang dibawa dari
kampung dengan yang ada di kota tempat mereka tinggal sekarang.
Secara fenomena, kebudayaan dalam era global mengarah pada nilai-
nilai sekuler yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa
keagamaan, khususnya dikalangan generasi muda yang sedang mencari jati
diri dalam kondisi emosional yang dapat dikatakan masih labil dan mudah
terpengaruh oleh budaya-budaya baru yang masuk di lingkungan mereka.
Oleh sebab itu, tidak heran jika manusia modern cenderung bersifat sekuler,
dengan memisahkan kepentingan agama dengan realitas sosial, yang
cenderung lebih mengedepankan kepentingan duniawi tanpa memperhiraukan
nilai-nilai yang ilahiah ukhrawi.7 Seperti yang diungkap oleh Nurcholish
6 Selo Sumardjan, Pengantar Sosiologi ( Jakarta: Rajawali Press, 1983), hlm. 43. 7Mansur. Moralitas Pesantren, Meneguk Kearifan dari Telaga Kehidupan. hlm . 24.
4
Madjid, bahwa pada dasarnya semua implikasi dari kemodernan itu sifatnya
positif, yaitu berupa kemajuan-kemajuan yang dihasilkan oleh ilmu
pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, setelah melihat dampak yang dibawa
oleh kemajuan-kemajuan tersebut makin banyak orang yang bersifat kritis
dengan mengemukakan implikasi negatif. Adapun jenis implikasi negatif
yang sering dilontarkan adalah merosotnya nilai-nilai kehidupan rohani,
tercerabutnya budaya-budaya lokal, dan terutama degradasi moral
(merosotnya nilai moral) yang melanda generasi muda saat ini.8
Contoh kasus misalnya yang diberitakan di media mengenai
kenakalan anak bergeser akibat penyalahgunaan teknologi, bahwasanya
pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
mempengaruhi kenakalan anak akibat penyalahgunaan teknologi, sehingga
hal itu membawa dampak buruk terhadap perilaku dan gaya hidup anak
terutama di kota-kota besar. Tekanan lingkungan dan teman juga ikut
mempengaruhi perilaku dan perbuatan anak.9 Hal ini menunjukan bahwa
modernisasi tidak hanya membawa dampak positif saja namun juga akan
menimbulkan dampak negatif akibat penyalahgunaan dari dampak positif
tersebut.
Dengan perkembangan zaman yang semakin modern, saat ini
pesantren menawarkan sistem pendidikan modern yang tidak hanya
8 Nurcholish Madjid. Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan. ( Jakarta:
Paramadina, 1997), hlm. 89. 9 Nani N Sudharsa. Kenakalan Anak Bergeser: Mengarah pada Penyalahgunaan
Teknologi. (Jakarta: Compas, 20 Mei 2009).
5
mengkaji kitab kuning10 ( kitab yang mengkaji atau menjelaskan isi
kandungan dari al-Qur’an dan al-Hadist semuanya bersifat keagamaan
dengan tulisan arab diatas kertas kuning, sehingga disebut sebagai kitab
kuning) namun mengkaji juga kitab putih ( kitab-kitab kontemporer
berbahasa arab yang ditulis diatas kertas putih, kajian tidak hanya tentang
kandungan Al-Qur’an akan tetapi juga membahas tentang ilmu-ilmu umum
sosial lainnya), hal itu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, akan
tetapi tetap pada prinsip-prinsip ajaran Islam yang ada di pesantren itu.
Pesantren sebagai lembaga tempat pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya ilmu agama memiliki tujuan untuk mewujudkan kepribadian
muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt, memiliki akhlak
mulia, bermanfaat sebagai abdi masyarakat, mandiri, bebas dan teguh
pendirian, ikhlas menyebarkan agama, mencintai ilmu untuk meraih
kebahagian dunia dan akhirat.11 Mengacu pada definisi tersebut maka tidak
heran jika hingga saat ini banyak kalangan yang menganggap pesantren
mampu membentuk moralitas orang-orang yang berada di dalamnya agar
menjadi pribadi muslim yang berakhlakul karimah, apalagi di tengah
maraknya isu pergaulan bebas dalam kemodernan yang terjadi sekarang
khususnya di kota-kota besar. Seperti yang sudah dijelaskan di atas tadi
bahwa menurut Nurcholis Masjid keadaan modern menyebabkan
10 Abd. Rahman. Pesantren dan Kitab Kuning. (Sumatera Barat: Kopertais, 2012), hlm.
253. 11 Abd Rahman. “Pesantren dan Kitab Kuning”. Dalam Jurnal Iqra: edisi Juli dan
November. ( Sumbar: Kopertais,2012), hlm. 254.
6
menurunnya degradasi moral khususnya pada remaja yang dalam tahap
pertumbuhan dan proses pencarian jati diri.
Dari sinilah kemungkinan pesantren kemudian menjadi pandangan
dan tolak ukur masyarakat, khususnya bagi mahasiswa maupun para orang
tua yang khawatir ketika melepas anak-anaknya menempuh pendidikan di
kota dengan kebebasan yang ada agar mereka tetap bisa mempertahankan
nilai-nilai yang positif, sebab hingga saat ini konstruksi pesantren sebagai
lembaga pendidikan Islam yaitu untuk membentuk kepribadian muslim yang
tafaqquh fiddin, bertaqwa kepada Allah swt, dan berakhlakul karimah
maupun membentuk moralitas dalam diri santri, sehingga pesantren mampu
memberikan pendidikan yang sesuai untuk tetap menjaga keimanan
seseorang dalam menghadapi perubahan dunia dari dampak modernisasi
yang sifatnya negatif melalui konsep maupun sistim pendidikan yang ada di
dalam pesantren. Oleh sebab itu, maka tidak heran jika banyak kalangan
yang memilih pesantren sebagai tempat tinggal sekaligus tempat untuk
menimba ilmu, diantaranya adalah mahasiswa dari berbagai perguruan
tinggi yang ada di Yogyakarta. Salah satunya adalah mahasiswa Fakultas
Ushuluddin dan Pemikiran Islam. Tidak sedikit dari mahasiswa FUSPI
yang memilih pondok pesantren sebagai tempat tinggal mereka selama
menempuh pendidikan di kota Yogyakarta ini di tengah modernisasi kota,
walaupun tidak sedikit juga dari mahasiswa FUSPI yang lebih mencari
kelonggaran dan kebebasan dengan memilih kos-kosan maupun asrama.
7
Berkaitan dengan hal tersebut, pondok pesantren Nurul Ummah Putri
Kotagede dan pondok pesantren Al-Munawwir Krapyak adalah dua dari
beberapa pondok pesantren yang ada di Yogyakarta yang cukup diminati
oleh kalangan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di
Yogyakarta, beberapa diantaranya adalah mahasiswa Fakultas Ushuluddin
dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Alasan ataupun motif
dari mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam memilih kedua
pondok ini sebagai tempat tinggal mereka selama menempuh pendidikan
juga berbeda-beda antara mahasiswa satu dengan mahasiswa yang lainnya
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan mereka. Apalagi keberadaan mereka di
tengah modernisasi dengan perkembangan dan kemajuan teknologi serta
maraknya kehidupan maupun pergaulan bebas karena lemahnya kontrol
sosial dari orang tua yang jauh dari mereka. dari sini kemudian apakah ada
kaitannya mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam memilih
pondok pesantren dengan kemodern yang ada di kota dan apakah ini
merupakan strategi bagi mereka dalam menghadapi dampak modernisasi
yang ada. Hal inilah yang menjadi pertanyaan besar bagi penulis, sehingga
penulis merasa penelitian ini sangat penting untuk mengetahui motif-motif
yang ada dibalik setiap mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran
Islam memilih tinggal di pesantren di tengah modernisasi kota.
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
8
B. Rumusan Masalah
1. Apakah motif mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran islam
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta memilih tinggal di pondok pesantren
di tengah modernisasi kota?
2. Adakah motif tersebut berkaitan dengan strategi dalam menghadapi
dampak modernisasi?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui motif mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran
Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengapa memilih tinggal di
Pondok Pesantren di tengah modernisasi kota.
2. Untuk mengetahui apakah motif tersebut berkaitan dengan strategi mereka
dalam menghadapi dampak modernisasi?
b. Manfaat Penelitian
1. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana baru bagi
pembaca, khususnya bagi mahasiswa yang menempuh pendidikan
di Yogyakarta.
2. Secara teoritis dapat memberikan sumbangsih dalam khasanah ilmu
pengetahuan baru yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian
selanjutnya.
3. Secara praktis dapat memberikan gambaran kepada mahasiswa-
mahasiswi yang menempuh studi di Yogyakarta.
9
D. Tinjauan Pustaka
Adapun beberapa literatur yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain:
Pertama, skripsi yang ditulis oleh Fahmi Al Fikri dengan judul “
Motivasi dan Kematangan Beragama Mahasiswa Santri PP Fauzul
Muslimin Kotagede Yogyakarta”. Dalam penelitian ini Fahmi bermaksud
ingin mengetahui motivasi mahasiswa menjadi santri di pondok pesantren
Fauzal Muslimin serta untuk mengetahui implikasinya terhadap
kematangan beragama mereka. Perbedaan penelitian yang penulis lakukan
dengan penelitian yang dilakukan Fahmi adalah bahwa studi yang penulis
lakukan lebih fokus pada apa yang menjadi motif mahasiswa memilih
pesantren sebagai tempat tinggal mereka di tengah modernisasi kota,
sedangkan yang dibahas oleh Fahmi lebih kealasan mahasiswa menjadi
santri di pondok Fausal serta implikasinya terhadap kematangan
keagamaan mereka.
Kedua, skripsi yang ditulis oleh Latifatul Khasanah dengan judul
“Motifasi Mahasiswa Belajar di Pondok Pesantren Al-Barokah
Yogyakarta”. Penelitian ini memfokuskan pada apa yang menjadi motivasi
bagi para mahasiswa tinggal di PP. Al-Barokah serta faktor-faktor yang
mempengaruhi serta pandangan mereka terhadap pondok tersebut. adapun
yang membedakan dalam penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan
oleh Latifatul hanya membahas motivasi secara murni, sedangkan dalam
penelitian ini akan membahas motivasi mahasiswa tinggal di pesantren
10
dikaitkan dengan modernisasi, untuk melihat apakah motif mahasiswa ada
hubungannya dengan modernisasi yang ada di kota.
Ketiga, skripsi yang ditulis oleh Muhamad Nur Wahiddin dengan
judul “Hubungan Motivasi Masuk Pesantren dengan Aktifitas Mengikuti
Pengajian di Lembaga Kajian Islam Mahasiswa (LKIM) Pondok Pesantren
Krapyak Yayasan Ali Maksum Yogyakarta”. Penelitian ini membahas
tentang faktor yang mempengaruhi motivasi mahasiswa masuk pesantren
dan aktifitas mengikuti pengajian.
Keempat, skripsi yang berjudul” Pengaruh Motif Memasuki
Pondok Pesantren terhadap Religiusitas Santri Pondok Pesantren Modern
Darul Amanah Sukoharjo Kendal”, yang ditulis oleh Sofiyatun. Dalam
penelitian ini membahas tentang motif seseorang memasuki pondok
pesantren dan pengaruhnya terhadap religiusitas seseorang. Dari penilitian
ini Sofiyatun melihat tingkat religiusitas seseorang yang dikaitkan dengan
motivasi orang tersebut memasuki pondok pesantren.
Dari beberapa contoh penelitian yang sudah ada, selama ini belum
ada penelitian yang membahas tentang motivasi mahasiswa memilih
tinggal di Pondok Pesantren di tengah modernisasi Kota Yogyakarta serta
keterkaitannya dengan strategi dalam menghadapi dampak modernisasi
kota. Inilah yang membedakan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya.
11
E. Kerangka Teoritik
1. Teori Motivasi
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia motivasi mempunyai makna
dorongan yang ada dalam diri seseorang yang akan melahirkan atau
merujuk pada suatu tindakan.12 Sedangkan motif menurut Gerungan(1966)
merupakan suatu pengertian yang melengkapi semua penggerak alasan-
alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang meyebabkan ia
berbuat sesuatu.13
Jadi, dengan kata lain motif itu merupakan suatu pengertian yang
melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan
dalam diri manusia yang meyebabkan ia berbuat sesuatu. Pada hakekatnya
semua tingkah laku manusia didasari pada motif. Motif dalam diri manusia
timbul karena adanya kebutuhan diri seseorang tersebut. Kebutuhan dapat
dipandang sebagai kekurangan adanya sesuatu, dan ini menuntut segera
pemenuhannya, agar segera mendapatkan keseimbangan. Situasi
kekurangan ini berfungsi sebagai suatu kekuatan atau dorongan alasan,
yang menyebabkan seseorang bertindak untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Adapun prosesnya sebagai berikut:14
12 Tim Pustaka Agung Harapan. Kamus Ilmiah Populer: Pegangan untuk Pelajar dan Umum. ( Surabaya: CV. Pustaka Agung Harapan), hlm. 429.
13 Abu Ahmadi. Psikologi Sosial. (Jakarta: Rineka Citra, 2009). hlm. 177. 14 Abu Ahmadi. Psikologi Sosial....... hlm. 179.
12
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa motivasi didefinisikan
terdapat tiga komponen utama yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan.
Kebutuhan, yang merupakan segi utama dari motivasi timbul dalam diri
seseorang apabila ia merasa adanya kekurangan dalam dirinya atau
ketidakseimbangan. Dan usaha untuk mengatasi ketidakseimbangan
biasanya menimbulkan dorongan. Oleh sebab itu dorongan merupakan
usaha pemenuhan kekurangan secara terarah. Kemudian dorongan itulah
yang berorientasi pada tindakan tertentu untuk mencapai tujuan yang
diinginkan oleh seseorang.15
Adapun menurut Oemar Hamalik, fungsi motivasi adalah sebagai
berikut:
a. Sebagai pendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan; tanpa
motivasi tidak akan timbul perbuatan.
b. Sebagai pengarah, yaitu mengarahkan perbuatan kepada pencapaian
tujuan yang diinginkan.
c. Sebagai penggerak, yaitu kecilnya motivasi akan menentukan cepat
lambatnya suatu pekerjaan.
Sedangkan jika ditinjau dari asalnya motif tergolong menjadi tiga jenis:
1. Motif Biogenetis
15 Sondang Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya, (Jakarta:PT. Rineka Cipta,1995),
hlm. 142-143.
Perilaku Motif Kebutuhan (need)
13
Merupakan motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan
organisme demi kelanjutan hidupnya secara biologis. Motif biogenetis ini
sifatnya universal, artinya tidak terikat pada umur, jenis kelamin, suku,
daerah dan lain-lain, tidak terikat pada lingkungan maupun kebudayaan
karena sifatnya asli dan berkembang dengan sendirinya.16 Motif ini juga
disebut sebagai motif intrinsik yaitu tindakan atau perbuatan yang
digerakan oleh suatu sebab yang datang dari dalam diri individu itu
sendiri.17 Contohnya lapar, haus, kebutuhan akan kegiatan dan istirahat,
dan lain-lain.
2. Motif Sosiogenetis
Yaitu motif yang berasal dari lingkungan kebudayaan tempat
orang berada dan berkembang. Motif sosiogenetis timbul akibat adanya
interaksi sosial dengan orang atau hasil kebudayaan. Atau bergantung
pada hubungan manusia dengan lingkunganya, oleh sebab itu motif ini
sangat bervariasi.18 Motif ini juga disebut sebagai motif ekstrinsik yaitu
tindakan atau perbuatan seseorang yang datang dari luar diri individu
tersebut atau dilakukan atas dasar dorongan atau paksaan dari luar.19
16 Abu Ahmadi. Psikologi Sosial......... hlm. 184. 17 Martin, Handoko. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku.
(Yogyakarta:Kanisius,1992). hlm. 41. 18 Abu Ahmadi. Psikologi Sosial...............hlm. 185. 19 Martin, Handoko. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku.
(Yogyakarta:Kanisius,1992). hlm. 41.
14
3. Motif Teogenetis
Motif yang timbul karena adanya dorongan keagamaan
seseorang kepada Tuhannya. Hubungan manusia dengan Tuhannya,
misalnya keinginan untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya,
keinginan untuk berbakti kepada Tuhan dan lain-lain, keinginan untuk
merealisasikan norma-norma agamanya menurut petunjuk kitab suci, dan
lain-lain.20
Ketiga jenis motivasi inilah yang nantinya akan digunakan
penulis untuk melihat dari beberapa motif mahasiswa yang memilih
tinggal di Pondok Pesantren. Sehingga menurut penulis, teori motivasi ini
sangat relevan dengan tema penelitian ini. Karena pada dasarnya perilaku
atau tingkah laku pada diri seseorang itu dipengaruhi adanya dorongan-
dorongan baik dalam diri individu itu sendiri maupun dari luar diri
individu itu sendiri.
Selain menggunakan teori motivasi, penulis juga akan sedikit
menyinggung teori identitas sosial kolektif, karena disini penulis melihat
bahwasanya pesantren sebagai identitas kelompok muslim yang di
dalamnya terdapat kelompok santri yang sedang belajar ilmu agama.
Oleh sebab itu pesantren menjadi tempat ukuran orang-orang sholeh
karena nilai yang ada di dalam pesantren akan membentuk suatu
20 Abu Ahmadi. Psikologi Sosial...............hlm. 185.
15
moralitas dalam diri seseorang yang berada di dalamnya sesuai dengan
kultur maupun tujuan dari pesantren tersebut sebagai lembaga pendidikan
Islam. Hal ini sesuai dengan penjelasan didalam teori identitas yang
diperkenalkan oleh Henri Tajfel pada tahun sekitar 1957-1959
bawasanya dalam teori identitas sosial dijelaskan bahwa sebuah
kelompok akan membentuk orang-orang yang ada didalamnya sesuai
dengan ciri maupun tujuan dari kelompok tesebut sehingga dalam teori
identitas sosial mengasumsikan bahwa kelompok menjadi acuan bagi
anggotanya dalam bertindak dan beprilaku.
Jadi secara garis besar pada dasarnya teori identitas sosial yang
dijelaskan oleh Henri Tajfel mengasumsikan bahwa motif yang ada
dibalik sikap dan perilaku antar kelompok adalah motif untuk
membentuk atau mempertahankan identitas sosial yang positif. Yang
akhirnya akan diketahui atau diperoleh sebuah strategi untuk
mempertahankan identitas sosial yang positif. Seperti itu pula gambaran
yang ada di dalam sebuah pesantren, bawasanya pesantren sebagai
identitas kolektif bagi mahasiswa yang berada disana, akan membentuk
atau mengkonstruk kelompok orang yang berada didalamnya dihadapan
kelompok lain terkait ciri-ciri tertentu yang dimiliki oleh pesantren itu.
Maka perlu bagi penulis untuk mencantumkan sedikit gambaran dari
teori ini untuk menjelaskan kehidupan yang ada di dalam sebuah
pesantren.
16
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research),
yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data dan
informasi dengan bantuan informan. Dalam penelitian ini akan
menggunakan metode penelitian kualitatif, dimana dengan menggunakan
metode ini akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari perilaku seseorang yang dapat diamati.21 Dalam hal ini
obyek yang akan diteliti adalah motivasi mahasiswa Fakultas Ushuluddin
dan Pemikiran Islam memilih tinggal di Pondok Pesantren di tengah
modernisasi kota Yogyakarta serta upaya yang dilakukan oleh mahasiswa
dalam mempertahankan nilai-nilai keagamaan mereka.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian akan dilakukan di Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, hal itu
dilatarbelakangi karena mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran
Islam sangat variatif jika dilihat dari tingkat mahasiswa yang tinggal di
Pondok Pesantren maupun yang tinggal di kos, asrama, maupun tempat
saudara. Selain Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Isalm lokasi
21 Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), hlm. 4.
17
penelitian juga akan dilakukan di Pondok Pesantren Krapyak dan Pondok
Pesantren Nurul Ummah Kota Gede yang merupakan dua diantara
Pondok Pesantren yang ada di Yogyakarta yang dipilih oleh mahasiswa
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. Alasan memilih ke dua
Pondok Pesantren ini karena yang satu berada di dalam Kota yaitu
Pondok Pesantren Nurul Ummah yang berada di Kota Gede dan yang
kedua berada di pinggiran Kota yaitu Krapyak yang berada di Kabupaten
Bantul. Dari sini kemudian akan dilihat motif mahasiswa lebih memilih
ke dua Pondok Pesantren tersebut.
3. Sumber Data
Untuk sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dari mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam yang tinggal di Pondok Pesantren Al-Munawwir
Krapyak dan Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri. Alasannya supaya
penelitian ini lebih fokus dan tidak meluas kemana-mana. Dan sumber
data sekunder didapat dari arsip dan dokumen PKSI mengenai data diri
mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, arsip data dari Pondok Pesantren Nurul Ummah
Putri dan Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, serta buku-buku
maupun artikel yang relevan untuk di jadikan referensi dari penelitian ini.
18
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Teknik observasi atau pengamatan merupakan bagian yang
penting dalam proses pengumpulan data, yaitu untuk meningkatkan
kepekaan peneliti dari operasionalisasi teknik pengumpulan data yang
lain, terutama teknik wawancara. Karena wawancara yang baik hanya
dapat dilakukan jika disertai dengan sebuah pengamatan (Abdullah,
2003). Dalam penelitian ini akan menggunakan teknik pengamatan
murni yaitu pengamatan yang dilakukan oleh peneliti tanpa terlibat
dalam aktivitas sosial yang berlangsung.22
b. Wawancara
Interview/wawancara adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dengan informan
secara langsung/ dengan tatap muka.23 Informan disini adalah
mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang tinggal di Pondok Pesantren
Krapyak dan Pondok Pesantren Nurul Ummah sebagai informan utama
dalam proses wawancara dalam penelitian ini karena dianggap dapat
memberikan informasi tentang motiv mereka memilih tinggal di
22 Moh. Soehada. Metode Penelitian Sosial Kualitatif, untuk Studi Agama. (Yogyakarta:
Suka-Press UIN Sunan Kalijaga, 2012). hlm, 120. 23 Moh. Nazir, Metodologi Penelitia, (Jakarta:Ghalia Indonesia,1983), hlm.234.
19
Pondok Pesantren di Tengah Modernisasi Kota Yogyakarta. Dan dari
hasil wawancara diharapkan dapat memperoleh data dan pemahaman
yang obyektif dan jelas mengenai penelitian ini.
c. Dokumentasi
Pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan
data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Dokumen ini dapat
berbentuk buku-buku, majalah, notulen rapat, profil, ensiklopedi,
dokumentasi dan lain-lain yang dapat dijadikan sumber data. 24
5. Analisis Data
Setelah semua data yang didapat dilapangan terkumpul, maka
langkah selanjutnya yaitu melakukan pengolahan data. Data yang sudah
ada atau sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis data, yaitu analisis yang menggambarakan situasi nyata di
masyarakat baik itu proses maupun gejala sosialnya. Data-data yang
didapat dari wawancara maupun dokumentasi diolah dan dianalisis
sehingga memperoleh data yang akurat. Baru setelah itu diambil
kesimpulan dari data yang dihasilkan.25
24 Husen Usman dkk. Metode Penelitian Sosial. (Jakarta: Bumi Aksara,1996). hlm. 73. 25 Faiqoh. “Gaya Berbusana Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam
Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta Alumni Pondok Pesantren”. Dalam Skripsi (Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, 2013). hlm. 25.
20
G. Sistematika Pembahasan
Bab I merupakan bab pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan
pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab II merupakan bab yang berisi tentang gmbaran umum lokasi
penelitian, yang meliputi sejarah berdirinya Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam, karakter jurusan di FUSPI beserta data rekapitulasi
mahasiswa per jenis kelamin dari angkatan 2010-2013, visi, misi dan
tujuan baik tujuan khusus maupun tujuan umum di FUSPI, struktur
organisasi di FUSPI, sarana dan prasarana pembelajaran di FUSPI, profil
mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, sejarah dan
perkembangan Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri dan sejarah berdiri
dan perkembangan Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak.
Bab III merupakan bab yang membahas mengenai ragam motifasi
mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam yang tinggal di
Pondok Pesantren yang meliputi motif biogenetis, motif sosiogenetis, dan
motif teogenetis.
Bab IV merupakan bab yang membahas tentang konstruksi dan
strategi identitas mahasiswa yang meliputi konstruksi identitas
mahasiswa yang tinggal di Pondok Pesantren, Strategi pertahanan diri
mahasiswa yang tinggal di Pesantren, dan kontribusi pesantren untuk
mahasiswa dalam pembentukan karakter diri.
21
Bab V merupakan bab penutup/terakhir yang terdiri dari
kesimpulan dan saran-saran. Dan sebagai pelengkap dari skripsi ini
memuat daftar pustaka, lampiran, curiculum vitae.
116
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis terhadap beberapa
mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam yang tinggal di pondok
pesantren di tengah modernisasi kota, dapat disimpulkan sebagai berikut
berdasarkan rumusan masalah dari penelitian yang penulis lakukan, antara
lain:
1. Motivasi mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam yang
tinggal di Pondok Pesantren di tengah modernisasi kota di golongkan
menjadi tiga jenis motif. pertama, yaitu motif biogenetis, dimana motif ini
merupakan motif yang berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini
menunjukkan bahwa motif biogenetis mahasiswa yang tinggal di pondok
pesantren yaitu untuk mencari perlindungan dan tempat yang aman untuk
melindungi diri mereka dari ancaman modernisasi kota yang negatif.
Karena hingga saat ini pesantren masih dianggap sebagai tempat yang
paling aman untuk berlindung, sehingga pesantren dijadikan sebagai
benteng perlindungan bagi mahasiswa dari ancaman dampak modernisasi
kota. Selain untuk mencari keamanan atau perlindungan motif yang
lainnya yaitu kurangnya ilmu agama dalam diri mahasiswa untuk
menyeimbangkan dengan jurusan dalam perkuliahan. Kedua, yaitu motif
sosiogenetis yang merupakan motif yang berasal dari luar diri individu
atau dari kebudayaan setempat. Dan hasil dari penelitian menunjukkan
117
bahwa motif sosiogenetis mahasiswa Fakultas Uhsuluddin dan Pemikiran
Islam yang tinggal di pesantren yaitu karena dorongan atau anjuran dari
orang tua yang merasa khawatir dengan situasi kota tentang pergaulan
bebas. Kedua yaitu karena adanya rasa takut terhadap lingkungan sosial
yang tidak mendukung sehingga takut terbawa dalam pergaulan yang
salah, hal itu berkaitan dengan perkembangan modernisasi yang cepat dan
masuknya budaya-budaya asing yang menguasai perkembangan zaman.
Dan yang ketiga yaitu untuk mencari teman yang satu tujuan ataupun
proses memilih teman yang sesuai agar tidak salah bergaul dengan
sembarang orang, khususnya teman yang dapat membawa pengaruh buruk
bagi mereka. Selain itu juga karena dilatarbelakangi oleh baground
keluarga yang berasal dari pesantren, sehingga mereka mengikuti jejak
dari keluarganya sebagai penerus keluarga. Motif yang ketiga yaitu motif
teogenetis, motif ini berhubungan antara manusia dengan Tuhannya yang
direalisasikan dalam kehidupan sehai-hari, dan kaitannya dengan
penelitian yang menjadi motif teogenetis mahasiswa yang tinggal di
pesantren yaitu untuk mendalami agama Islam dan mempraktekannya
dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT
serta untuk mengajarkannya kepada masyarakat di kampung halamannya
kelak ketika pulang dari Jogja tujuannya agar ilmu yang di dapat di
pesantren selain bermanfaat bagi dirinya juga bermanfaat bagi orang lain.
Selain itu juga adanya keinginan dalam diri individu untuk menghafal
Qur’an.
118
2. Menjawab rumusan masalah yang kedua yaitu bawasanya motif yang ada
dibalik individu dari mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
memilih tinggal di pondok pesantren merupakan strategi mereka dalam
menghadapi dampak modernisasi kota. Hal itu bertujuan untuk mencari
perlindungan agar tetap mempertahankan nilai-nilai yang positif dan tidak
terpengaruh dengan dampak modernisasi yang negatif, karena bagi mereka
pesantren merupakan tempat yang aman untuk mencari perlindungan
malalui sistem pembelajaran yang diterapkan di dalam pesantren.
Sedangkan strategi yang ditawarkan oleh pesantren dalam menghadapi
modernisasi yaitu dengan konsep Al muhafadoh Qodimus Shalih Wal Akhdu
Bil Jadidil Aslah, yang diterapkan melalui pendidikan yang ada di dalam
pesantren tersebut. Adapun strategi yang dilakukan oleh mahasiswa yang
tinggal di pesantren, baik Pesantren Nurul Ummah Putri maupun Pesantren
Al-Munawwir Krapyak yaitu dengan lebih meningkatkan ketaqwaan
kepada Allah SWT, melalui peningkatan pengetahuan ataupun wawasan
tentang nilai-nilai keagamaan, kajian kitab, Al-Qur’an dan terjemahan,
mendengarkan pengajian ataupun ceramah, yang tujuannya untuk
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan diri kepada Allah SWT, sehingga
diri senantiasa selalu ingat dengan apa yang boleh dilakukan dan apa yang
dilarang oleh Allah, sehingga dengan begitu isyaallah nilai-nilai positif
tetap bisa dijaga dan bisa menghindari nilai-nilai yang dianggap negatif.
Pesantren sebagai identitas muslim menjadi cermin diri bagi mahasiswa
yang tinggal di pesantren dalam bertingkah dan bersikap sehari-hari.
119
Sedangkan konstruksi yang tinggal di pondok pesantren menurut
mahasiswa tidak semuanya alim, pandai mengaji, pintar dalam ilmu
agama, memiliki pengetahuan agama yang luas maupun yang lainnya,
akan tetapi itu semua tergantung pada setiap diri individu dalam
memaknainya. Dan yang terakhir adalah kontribusi pesantren bagi
mahasiswa yaitu pembentukan karakter diri serta kesiapan menerima
modernisasi dalam pembentukan sikap melalui konsep Al muhafadoh
Qodimus Shalih Wal Akhdu Bil Jadidil Aslah, yang diajarkan oleh Kyai kepada
para santri-santrinya, melalui pendidikan akhlak untuk menyaring modernisasi
yang masuk, kontribusi lainnya yaitu melatih tentang kehidupan yang
berkaitan dengan kedisplinan, kesederhanaan, kemandirian, kesopan dan
yang paling penting adalah menambah ilmu tentang keagamaan. Dan
kaitannya dengan modernisasi yaitu sebagai benteng perlindungan dari
ancaman dampak modernisasi yang negatif untuk lebih bisa mengkontrol
diri melalui aktifitas dan kegiatan yang ada di dalam pondok.
B. Saran-Saran
1. Betapa penting pertahanan diri mahasiswa yang merantau di kota dalam
mengahadapi arus perkembangan modernisasi yang ada, agar mahasiswa
tetap dapat mengikuti perubahan namun juga dapat mempertahankan tata
nilai yang baik dengan tidak mengikuti perubahan yang sifatnya negatif.
Dan pesantren menjadi salah satu tempat yang dapat dijadikan sebagai tolak
ukur untuk mempertahankan nilai-nilai tersebut, sebab di dalam pesantren
terdapat sebuah konsep Al muhafadoh Qodimus Shalih Wal Akhdu Bil Jadidil
120
Aslah, dan dari konsep itulah diajarkan bagaimana cara hidup itu sendiri
berdasarkan asas-asas dalam nilai-nilai agama Islam yang diajarkan oleh
Kyai kepada para santri-santrinya di tengah perkembangan zaman yang
semakin modern.
2. Perlu adanya kajian tentang modernitas dan dinamika internal pesantren itu
sendiri. Dan Sosiologi Agama diharapkan dapat mempelopori kajian
khusus tentang Pesantren dan dunia kontemporer yang di sajikan dalam
mata kuliah pembelajaran di kampus.
121
DAFTAR PUSTAKA
Abdi. “ Antara Santri dan Mahasiswa”. Dalam www.http//. File/bentuk-bentuk-organisasi-bisnis-9163.html. diakses pada tanggal 10 Januari 2014.
Ahmadi, Abu. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. 2009. Ali. Mukti. Beberapa Persoalan Agama Dewasa ini. Jakarta: Rajawali Press.
1987. Anshori, Isa. “ Modernitas Pendidikan Islam dalam Pondok Pesantren”. Dalam
Halaqa: Jurnal Pendidikan dan Keislaman. Sidoarjo: Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Fakultas Tarbiyah. 2003.
Abraham, Francis. Modernisasi di Dunia Ketiga, Suatu Teori Umum
Pembangunan. Yogyakarta: PT Tiara Wacana. 1991. Al-Hamdi, Ridho. Berhala itu Bernama Budaya Pop. Yogyakarta: Leutika. 2009. Cholilulloh,“ Peran Asrama dalam Pembinaan Mental Keagamaan Siswa
Madrasah Aliyah Nurul Ummah Kota Gede Yogyakarta”. Dalam Skripsi Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah, jurusan Pendidikan Agama Islam. 2006.
Dwi Hari Nurcahyo, Tatak. “ Penyesuaian Diri Mahasiswa Muslim Bali dalam
Masyarakat di Yogyakarta”. Dalam Skripsi Yogyakarta: Fakultas Dakwah, Jurusan BKI. 2012.
Dhofier, Zamakhsyari,. Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup
Kyai. Jakarta: LP3ES. 1982 Elly, dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana. 2007. Faiqoh. “Gaya Berbusana Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas
Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta Alumni Pondok Pesantren”. dalam Skripsi Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. 2013.
Gerungan, Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. 2010. Haedari. Amin. Masa Depan Pesantren: dalam Tantangan Modernitas dan
Tantangan Komplesitas Global. Jakarta: IRD Press. 2004. Handoko, Martin. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta:Kanisius.
1992.
122
Hasan, Nasihin. Dinamika Pesantren: Kumpulan Makalah Seminar Internasional.
Jakarta: P3M. 1988. Hawari, Dadang. Al-Qur’an Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta:
Dama Bhakti Prima Yasa. 1996. Jalaludin. Psikologi Agama. Jakarta: PT Grafindo Persada. 1997. Kusuma, Afandi. “ Dampak Positif dan Negatif Globalisasi dan Modernisasi”.
Dalam www.http//. Bloger Belajar Berbagi. Diakses pada 19 April 2012 Linda Khuzaina Safriana. “Sikap Mahasiswa Muslim terhadap Pergaulan Bebas
(Study Komparasi Mahasiswa BPI Fakultas Dakwah dan Mahasisiwa Manajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta)”. dalam Skripsi Yogyakarta: Fakultas Dakwa Jurusan BPI. 2004.
Mansur, Moralitas Pesantren, Meneguk Kearifan dari Telaga Kehidupan.
Yogyakarta: Safiria Insania Press. 2004. M. Imam Zamroni. Mall, Masyarakat Yogyakarta dan Budaya Konsumsi. Jakarta:
Penamas. 2007. Masitha, Firly. ”Pengaruh Globalisasi Terhadap Remaja”. Dalam www.http//
Kompasiana. Diakses 18 Februari 2012. Madjid, Nurcholish. Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta:
Paramidana. 1997. Moloeng, Lexy J .1990. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nazir, Moh. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Penamas. 1983.
Mujamil Qomar. Pesantren dalam transformasi Metodologi menuju Demokratisasi Institusi. Jakarta: Erlangga.
Ritzer, George. Teori Sosiologi dari Klasik sampai Postmodern. Yogyakarta:
Kreasi Wacana. 2010.
Rahman, Adb. “Pesantren dan Kitab Kuning”. Dalam artikel Jurnal Iqra.
Sumatera Barat: Kopertais. 2012.
123
Sarwono, Sarlito W. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. 2011.
Siagian, Sondang. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
1995. Soehada, Moh. Metode Penelitian Sosial Kualitatif, untuk Studi Agama.
Yogyakarta: Suka-Press UIN Sunan Kalijaga. 2010. Sumardjan, Selo. Pengantar Sosiologi . Jakarta: Rajawali Press. 1983. Sztompka, Piotr. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada. 2011. Ulfa, Maria. “ Motivasi Mahasiswa Bekerja ( Studi Tertahad Mahasiswa
Universitas Negeri Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta)”. Dalam skripsi , Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, jurusan Sosiologi Agama. 2009.
Usman, Husen dkk. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. 1996. Usmara, A. Motivasi Kerja , Proses Teori dan Praktik. Yogyakarta: Amara
Books. 2006. Wirawan, Sarlito. Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka. 1999.
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
Nama : Fitri Apriani
NIM : 10540031
Tempat/Tanggal lahir : Cilacap, 11 April 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat Asal : Bulupayung, Rt 01 Rw 11, Patimuan, Cilacap
Alamat Yogyakarta : Jln. Timoho, Ngentak Sapen gang Genjah No 4, Depok Sleman Yogyakarta
Nama Ayah : Bapak Tugiman
Nama Ibu : Ibu Pujiasih
Pendidikan Formal :
SD N 2 Bulupayung (1997-2003) SMP N 1 Patimuan (2003-2006) SMK Yos Soedarso Sidareja ( 2007-2010) Strata 1 Sosiologi Agama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ( 2010-2014)
Pengalaman Organisasi / LSM :
1. Anggota HMI Komisariat Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bendahara Umum HMI Komisariat Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2013-2014).
3. Relawan PKBI Divisi pengorganisasian komunitas waria.
Pengalaman Mengajar :
1. TPA Nurul Huda Gowok Yogyakarta 2. TPA di SD Muhammadiyah Sagan Yogyakarta.
Panduan Wawancara
1. Apa motif anda tinggal di Pondok Pesantren?
2. Apa alasan anda memilih Pondok Pesantren ini?
3. Siapa yang melatarbelakangi anda tinggal di Pondok Pesantren?
4. Bagaimana persepsi anda tentang modernisasi kota?
5. Apa damapak yang ditimbulkan oleh modernisasi kota bagi anda, baik
positif maupun negatifnya?
6. Bagaimana anda menyikapai modernisasi kota saat ini?
7. Apakah ada kaitannya anda tinggal di Pondok Pesantren dengan dampak
modernisasi kota?
8. Menurut anda apa pengaruh yang paling utama dari modernisasi kota, baik
positif maupun negatifnya?
9. Bagaimana stategi yang anda lakukan untuk mempertahankan nilai-nilai
yang positif dalam konteks anda tinggal di Pondok Pesantren?
10. Menurut anda bagaimana konstruksi mahasiswa yang tinggal di Pondok
Pesantren?
11. Seberapa besar peran maupun kontribusi pesantren bagi anda?
12. Bagaimana cara anda mencerminkan diri sebagai identitas kelompok
muslim yang tinggal di pesantren dalam bertingkah dan bersikap sehari-
hari.
STRUKTUR KEPENGURUSAN
PONDOK PESANTREN AL MUNAWWIR KRAPYAK YOGYAKARTA
Pengasuh : 1. KH. Zaenal Abidin Munawwir
2. KH. Warson Munawwir
3. KH. Najib Abdul Qodir
Penasehat : 1. KH. Hafidz Abdul Qodir
2. KH. Fairuzi Afik Dalhar
3. KH. Haidar Muhaimin
4. Gus Munawwar Ahmad
5. Gus Fairuz Zabadi Warson
Pembina : 1. Gus Faizol Zabadi Dalhar
2. Gus Makhfi Muhaimin
3. Gus Akhmad Shidqi, S.Psi
4. Gus Kholid Abdur Rozaq Warson
5. Gus Mas’udi, S.TH.i
Ketua Pengurus Pusat : 1. Abdul Hadi Al Hafidz
2. As’ad Syamsul Arifin, S.H.I
3. Ibadurrahman, S.Hum
4. Sumijan
Sekretaris Umum : Hasanudin
Sekretaris I : Musa Al Fatih
Sekretaris II : Muhammad Sonhaji
Bendahara Umum : Saliman Fiddaroini
Bendaha I : Syukron Efendi, S.H.I
Bendahara II : Ahmad Faridi
Departemen Kemasjidan:
1. Lutfi Abdul Wahid (Koordinator) 2. Ulin Nuha 3. Amir Syarifuddin 4. Arfan 5. Kuwat Sutrisno 6. Ali maksum 7. Nuruddin
Departemen Pendidikan:
1. Mukhlisin (Koordinator) 2. Muhammad Thohir 3. Yayan Rubianto 4. Syamsul Dhuha 5. Abdullah Salam 6. Haikal Mubarok 7. Asnal Maatih
Departemen Perlengkapan:
1. Ngali Sajari Rohim (Koordinator) 2. Faidurrojab 3. Irfan Asyhari 4. M. Khoirul Anwar 5. Rahmat Rubianto 6. Ismail 7. Vembri Ardiyanto
Departemen Keamanan:
1. Syaikhul Fatah (Koordinator) 2. Ulin Asnawi 3. Hidayatullah 4. Agung Nugroho 5. Ahmadi 6. Syaifaul Muttaqin
Departemen Humas:
1. Gus Khoiruzad (Koordinator) 7. Umar Hamdan 2. Gus Faik Muhammad 8. Amin Husain 3. Anshori 9. An Nuril Mubin 4. Khoyrul Anwar 10. Isafuddin 5. Adi As’ari 11. Baihaqi Ghufron 6. Zaenal Arifin
DOKUMENTASI WAWANCARA
Gambar 1 Wawancara dengan Maulana, 23 Januari 2014
Gambar 2 Wawancara dengan moh. Sukro, 23 Januari 2014
Gambar 3
Wawancara dengan Ati Nur’aini, 31 Januari 2014.
Gambar 4.
Wawancara dengan Dela, 31 Januari 2014.
Gambar 5.
Wawancara dengan syamsudin, 8 Februari 2014
Gambar 6.
Wawancara dengan Hilda, 27 Februari 2014.
Gambar 7.
Wawancara dengan Fauziatul, 27 Januari 2014.
Gambar 8.
Wawancara dengan Fia, 27 Januari 2014.
Gambar 9. Masjid Al-Faruq P.P. Nurul Ummah Putri.
Gambar 10. Perpustakaan Ndalem PP.Nurul Ummah Putri
Gambar 11. Kegitan madrasah diniyah sore
Gambar 12. Kegiatan Shalat Berjamaah di Masjid Nurul Ummah Putri
Gambar 13. Kajian Kitab bersama pengasuh
Gambar 14. Pengasuh Pondok PP. Nurul Ummah Putri (KH. Munir dan Nyai Barokah)
Gambar 15. Kegiatan belajar santri putra PP. Al-Munawwir Krapyak
Gamabar 16. Kegiatan Belajar santri Putri PP. AL-Munawwir Krapyak
Gambar 17. Kegiatan belajar di perpustakaan PP. Al-Munawwir Krapyak
Daftar Nama Responden Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri
No Nama Angkatan Jurusan Asal Sekolah Bagroun keluarga
Mata pencaharian
keluarga
Asal
1 Zahro Ahmad 2010 SA MAN Pesantren Wiraswasta Kediri
2 Siti Nurhadiroh 2010 SA MAN Pesantren Wiraswasta Jepara
3 Nafisitul Mu’awwanah 2013 IAT MA Pesantren Petani Ngawi
4 Ati Nuruhoeni 2013 IAT MAN Pesantren PNS Jombang
5 Dela Masitha 2013 IAT MA Pesantren Perawat Purwodadi
6 Alfi Nur’aini 2012 IAT MAN Non Pesantren Petani Kebumen
7 Rika Rahim 2012 IAT MAN Non Pesantren Supir Brebes
8 Ru’yatun Nafisah 2012 SA MAN Pesantren Dagang Temanggung
9 ‘Ainatu Masrurin 2013 IAT MAN Non Pesantren Wiraswasta Tulungagung
10 Nur Indah Fitriany 2013 FA MAN Non Pesantren Kebumen
Daftar Nama Responden Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak
No Nama Angkatan Jurusan Asal Sekolah Bagroun keluarga Mata pencaharian keluarga
Asal
1 Usriyah 2010 SA MA Pesantren Wiraswasta Cirebon
2 Jamilah 2010 SA MA Pesantren Wiraswasta Cirebon
3 Maulana Asyhar 2013 IAT MAN Pesantren Guru Jombang
4 Moh. Sukro Farda 2012 IAT MA Pesantren Wiraswasta Jepara
5 Iqbal M.Q 2011 IAT MA Pesantren Wiraswasta Kediri
6 Isan Majid 2013 IAT SMA Non Pesantren Pedagang Sulawesi
7 Syamsudin 2012 PA MA Pesantren Petani Sulawesi
8 Imam Tabroni 2011 FA MA Non Pesantren Petani Indramayu
9 Fauziatul Umayah 2011 IAT MA Pesantren Guru Swasta Batam
10 Hilda Firdausi Salamah 2011 IAT MA Pesantren Guru Jember
11 Fia Nafi’ah 2011 IAT MA Pesantren Wiraswasta Sleman