Post on 02-May-2019
1
MODEL KEAMANAN BRANKAS MENGGUNAKAN SMARTPHONE ANDROID
BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA16
Saepul Iman
Email : saepul_imannn@yahoo.com
Program Studi Ilmu Komputer – FMIPA Universitas Pakuan
Abstrak
PT. United Dico Citas Bogor, merupakan perusahaan Distributor Farmasi yang sedang
berkembang, dalam hal penyimpanan suatu barang, uang atau aset-aset dan surat-surat yang
berharga masih menggunakan media penyimpanan secara manual. Dalam merancang model
keamanan brankas menggunakan smartphone android ini ditemukan beberapa masalah, antara
lain mengenai bagaimana perancangan perangkat keras, dan mengenai perancangan program
yang berfungsi untuk menjalankan rangkaian sistem tersebut. Tujuan dari perancangan sistem
ini adalah untuk memberikan kemudahan dalam mengontrol keamanan brankas dengan secure
yang tinggi, serta keamanan dengan menggunakan password kombinasi digit angka dan abjad
(dibedakan huruf besar & kecil) diharapkan dapat menjadikannya keamanan secara efektif,
efisien dan sistematis. Pada sistem ini Mobile Smartphone yang digunakan sebagai media input
berupa data (password / kode) akan dikirimkan secara wireless via bluetooth menuju
mikrokontroler, data yang sampai pada mikrokontroler akan diproses dan akan diterjemahkan
sesuai dengan ketentuan pengaturan, jika data data sesuai dengan pengaturan maka relay akan
aktif dan selenoid (kunci elektrik) akan terbuka, dalam waktu bersamaan sebagai notifikasi
tampil pada LCD, jika tidak maka sebaliknya dan data akan dikembalikan ke mobile sebagai
notifikasi kesalahan dan buzzer akan berbunyi, disamping perancangan hardware, dilakukan
juga perancangan software dengan menggunakan bahasa basic Bascom AVR sebagai compiler
program dan ProgISP berfungsi untuk mendownload program ke dalam mikro.
Kata Kunci : Bluetooth, Wireless, Microkontroler ATMega16, Brankas Smartphone Android
PENDAHULUAN
Keterbatasannya manusia tidak
dimungkinkan untuk dapat mengamankan
objek atau benda berharga secara terus
menerus. Hal ini mengakibatkan setiap
perusahaan merasa tidak aman terlebih
pada fasilitas penyimpanan yang
digunakan untuk menyimpan barang-
barang berharga miliknya. Kemajuan
teknologi khususnya di bidang teknologi
tersistem semakin terkini dan rangkaian
perangkat elektronika yang sesuai dengan
tuntutan jaman serta semakin tingginya
ilmu pengetahuan pada saat ini. Karena
praktis teknologi ini akan menjadi
konsumsi atau kebutuhan skunder
personal atau orang secara universal.
Brankas merupakan suatu alat yang
dipergunakan untuk menyimpan suatu
barang, uang atau aset-aset dan surat-surat
yang berharga. Brankas merupakan tempat
penyimpanan yang dianggap praktis tetapi
memiliki resiko yang tinggi. Keamanan
Brankas, contohnya sistem brankas
chubbsafe yang memiliki kunci kombinasi
dan elektronik yang sudah pasti terjamin
keamanannya, namun apa yang terjadi bila
kunci brankas digandakan, hilang, atau
rusak terkena bencana alam.
Oleh karena hal tersebut diatas,
maka diperlukan sistem keamanan yang
sesuai dengan perkembangan teknologi
terkini. Salah satunya dengan
pemanfaatkan aplikasi elektronik berbasis
2
mikrokontroler. Keamanan Brankas yang
ada yaitu menggunakan inputan keypad,
dan tidak terdapat LCD sebagai notifikasi
aktifitas maupun buzzer sebagai alarm
peringatan, dan penggerak kunci brankas
menggunakan selenoid. Sedangkan pada
penelitian ini penerapan sistem android
berupa aplikasi keypad pada smartphone
sebagai input data (password) yang
nantinya akan dikirim via bluetooth ke
mikrokontroler. Jika data angka pada
aplikasi yang ditekan sesuai maka pintu
brankas terbuka, jika tidak maka
sebaliknya dan alarm akan berbunyi hingga
data angka yang ditekan sesuai, alarm akan
mati. Penelitian ini menggunakan modul
AVR ATmega16 yang tentunya lebih
murah dibandingkan modul Arduino.
Inputan data (password) dan pengaturan
data (password) tidak pada keypad,
ataupun sensor infrared yang
memungkinkan kartu terselip atau hilang.
Inputan dilakukan melalui media
smartphone, dan pengiriman data
(password) menggunakan wireless via
bluetooth. Hal ini membuat aplikasi
menjadi lebih aman terhadap
korsleting/arus pendek yang diakibatkan
benca alam seperti kebanjiran maupun
kebakaran, karena keypad tidak menempel
pada brankas. Selain itu aplikasi juga
dilengkapi dengan alarm dan LED
notifikasi bila terjadi kesalahan.
Pengaturan dalam menentukan password
tidak melalui keypad yang memungkinkan
orang lain dapat mengakses brankas, yang
tentunya keamanannya lebih tinggi
dibandingkan dengan penelitian
sebelumnya.
METODE PENELITIAN
Dalam pengumpulan data dan
informasi, metode yang digunakan dalam
penulisan ini yaitu metode hardware
programming, seperti yang ditunjukan
pada gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Metode Penelitian Bidang
Minat Hardware Programming
1. Perencanaan Proyek Penelitian
(Project Planning)
Dalam perencanaan proyek
penelitian, terdapat beberapa hal penting
yang perlu ditentukan dan
dipertimbangkan, antara lain :
a. Keterangan awal penelitian,
b. Estimasi kebutuhan alat dan bahan,
c. Estimasi anggaran, dan
d. Kemungkinan penerapan dari aplikasi
yang akan dirancang
2. Penelitian (Research)
Setelah perencanaan telah matang,
dilanjutkan dengan penelitian awal dari
aplikasi yang akan dibuat, mulai dari
pemilihan dan pengetesan komponen
(alat dan bahan), kemungkinan rancangan
awal dan akhir.
3. Pengetesan Komponen (Part Testing)
Pengetesan komponen dilakukan
pengetesan alat terhadap fungsi kerja
komponen berdasarkan kebutuhan dari
aplikasi yang akan di desain.
3
4. Desain Sistem Mekanik (Mechanical
Design)
Dalam perancangan perangkat keras,
desain mekanik merupakan hal penting
yang harus dipertimbangkan. Pada
umumnya kebutuhan aplikasi terhadap
desain mekanik antara lain:
a. Bentuk dan ukuran PCB (Printed
Circuit Board)
b. Dimensi dan massa keseluruhan
sistem
c. Ketahanan dan fleksibilitas terhadap
lingkungan
d. Penempatan modul-modul elektronik
e. Pengetesan sistem mekanik yang
telah dirancang
5. Desain Sistem Listrik (Electrical
Design)
Dalam desain sistem listrik terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan,
antara lain:
a. Sumber catu daya (seperti baterai atau
rectifier)
b. Kontroller yang akan digunakan
c. Desain driver untuk pendukung
aplikasi
d. Desain sistem kontrol yang akan
diterapkan
e. Pengetesan sistem listrik yang telah
dirancang
6. Desain Software (Software Design)
Perangkat lunak yang pada umumnya
dibutuhkan perancangan perangkat keras
antara lain, software untuk sistem kontrol
alat (aplikasi) dan software interface pada
komputer PC. Pada aplikasi standalone
(berdiri sendiri) yang tidak membutuhkan
kontrol ataupun dengan PC.
7. Tes Fungsional (Functional Test)
Tes fungsional dilakukan integrasi
sistem listrik dan software yang telah di
desain. Tes ini dilakukan untuk
meningkatkan performa dari perangkat
lunak untuk pengontrolan desain listrik
dan mengeliminasi error (Bug) dari
software tersebut.
8. Integrasi atau Perakitan (Integration)
Proses prakitan alat dan bahan
berdasarkan dari proses desain, baik
desain mekanis, elektronik maupun
desain software. Terdapat dua tahap yang
dilakukan pada integrasi yaitu material
collecting dan assembling.
9. Tes Fungsional Keseluruhan Sistem
(Overall Testing)
Pada tahap ini dilakukan pengetesan
fungsi dari keseluruhan sistem yang
dibuat untuk mengetahui keberhasilan
sistem.
10. Aplikasi Sistem (Application)
Optimasi dilakukan untuk
meningkatkan performa dari aplikasi
yang dirancang berdasarkan daya tahan
sistem dan kekuatan masa pakai.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perancangan Alat
Pada perancangan alat ini, ialah
dengan membuat rangkaian dari tiap-tiap
modul rangkaian yang di perlukan.
1. Desain Sistem Listrik
Sumber catur daya (power suplly)
Catu daya yang digunakan pada
rangkaian ini sebesar 12V untuk
rangkaian relay, 5V untuk rangkaian
modul desymega16, dan tegangan AC
digunakan untuk Selenoid.
2. Rangkaian Mikrokontroler
Rangkaian minimum sistem
ATMEGA16 berfungsi sebagai
pengendali utama dari Model Keamanan
Brankas Menggunakan Smartphone
Android seperti yang tersaji pada gambar
2 berikut ini.
4
Gambar 2. Rangkaian Minimum
Sistem ATMega16
3. Rangkaian Display LCD 16X2
Rangkaian LCD berfungsi
untuk menampilkan keluaran program
berupa keseluruhan aktifitas yang
terjadi pada mikrokontroler pada
bentuk teks, seperti tersaji pada
gambar 3 berikut ini :
Gambar 3. Rangkaian Display LCD
16X2
4. Rangkaian Bluetooth HC-05
Rangkaian bluetooth terdapat
4 jalur pin yaitu ”TXD” terhubung ke
Port D.0 dan ”RXD” terhubung ke
Port D.1 keduanya berfungsi sebagai
jalur transfer data yang di dapat
melalui inputan, menuju
mikrokontroler sebagai pusat kendali,
sedangkan jalur pin Positif (VCC) dan
Negatif (GND) berfungsi sebagai
pengalir aliran listik yang didapat dari
mikrokontroler pada pin VCC dan
GND, seperti pada gambar 4 berikut
ini.
Gambar 4. Rangkaian Bluetooth
HC-05
5. Rangkaian Relay dan Selenoid
Rangkaian Board terhubung ke Port B
sebagai penghubung relay dimana Port
B.0 yang berupa jalur output perintah dari
mikrokontroler terhubung ke jalur pin
“IN” pada relay.
Selenoid terhubung pada keluaran
relay jalur “OUT” serta jalur “IN”
sebagai pembantu pengalir tegangan arus
listrik 12V yang didapat dari adaptor AC
DC. Seperti pada gambar 5 berikut ini :
Gambar 5. Rangkaian Relay dan Selenoid
6. Blok Diagram Sistem
Aplikasi berikut ini membahas
penggunaan mini sistem ATMEGA16
sebagai pengendali, dengan adanya
fasilitas EEPROOM yang dipergunakan
dalam penyimpanan data password yang
disetup, data password akan terus
tersimpan secara otomatis dan kontinyu
walaupun power supply dimatikan.
berikut gambar perbandingan keamanan
brankas berjalan dengan model sistem
yang akan dibuat tersaji pada gambar 6
dan gambar 7 berikut ini :
Gambar 6. Blok Diagram Kunci
Brankas Berjalan
Gambar 7. Blok Diagram Model
Keamanan Brankas Menggunakan
Smartphone Android
Model Keamanan Brankas ini dimulai dari
inputan berupa data (password / kode)
5
melalui Mobile Smartphone, kemudian data
akan dikirimkan secara wireless via
bluetooth menuju mikrokontroler, data
akan diproses dan akan diterjemahkan
sesuai dengan ketentuan setup, jika data
data sesuai dengan setup maka relay akan
aktif dan selenoid akan terbuka, dalam
bersamaan notifikasi tampil pada LCD
”Brankas Terbuka”, jika tidak maka
sebaliknya dan data akan dikembalikan ke
mobile sebagai notifikasi kesalahan dan
buzzer akan berbunyi.
Adapun Flowchart system secara
keseluruhan seperti gambar 8 dibawah ini.
Gambar 8. Flowchart Program Utama
Pengujian dan Analisa
Untuk menghindari kesalahan-
kesalahan yang terjadi pada komponen
yang dibuat, maka di perlukan suatu
pengujian dan pengukuran pada
komponen yang telah dirancang.
Pengujian dilakukan dengan menguji
pada tiap-tiap modul rangkaian.
Pengujian Minimum Mikrokontroler
ATMEG16
Pengecekan minimum mikrokontroler
ATMega16 dilakuan dengan memberikan
masukan tegangan dari 5 V, jika sumber
tengangan 4.9-5V terhubung maka led
indikator power akan otomatis menyala
berwarna merah, jika sumber tegangan
dibawah 4.9V maka sebaliknya, dapat
dilihat pada tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Pengujian Minimum
Mikrokontroler ATmega16
Pengujian Rangkaian Display LCD
16x2
Proses pengujian rangkaian display
LCD 16x2 digunakan modul IC
Atmega16 16PU 1440K, yang hubungkan
dengan PORT C pada modul IC
Atmega16, kemudian buat program untuk
menampilkan suatu kata pada display
dengan program Bascom C AVR
Compiler. Kemudian download program
tersebut dengan program ProgISP 1.72
kedalam IC Atmega16 yang berformat
*.hex, maka kata tersebut akan tampil
pada display 16X2. Seperti gambar 9
berikut ini :
Gambar 9. Pembuatan Listing Program
Display LCD 16x2
Program yang telah dibuat dan telah
di download kedalam LCD 16x2 maka
akan tampil seperti pada gambar 10
dibawah ini :
Gambar 10. Hasil Pengujian Display
LCD 16x2
6
Pengujian Aplikasi dan Rangkaian
Bluetooth Bluetooth pada smartphone yang
telah aktif, kemudian buka aplikasi
Bluetooth spp pro untuk menghubungkan
aplikasi dengan rangkaian modul
Bluetooth untuk mengetahui modul
bluetooth dapat berfungsi atau pairing
dengan perangkat lain dengan baik,
berikut dapat dilihat bahwa perangkat
dapat mendeteksi keberadaan modul
bluetooth HC-05 pada gambar 11 :
Gambar 11. Scaning Prangkat
Bluetooth dengan Aplikasi Bluetooth
spp pro
Diketahui bahwa modul bluetooth
HC-05 dapat terlihat oleh perangkat, dan
bisa terkoneksi dengan perangkat,
sehingga modul bluetooth HC-05 dapat
dikatakan bisa berfungsi dengan baik.
Jarak akses maxsimal radiasi Bluetooth
sekitar 10 Meter, seperti terlihat pada
tabel 2 berikut ini :
Tabel 2. Hasil Pengujian Bluetooth
Pengujian Rangkaian Buzzer Pengujian dilakukan dengan cara
pengukuran pada kaki output
mikrokontroler pada Port B.2 pada port
ini merupakan input dari basis transistor
yang merupakan transistor penggerak
buzzer. Seperti terlihat pada gambar 12
berikut ini :
Gambar 12. Metode Pengukuran Buzzer
Tegangan transistor pada kaki basis =
0,22V, kolektor = 4,61V, emitor = 0V
pada saat buzzer tidak aktif, sedangkan
saat buzzer aktif tegangan transistor pada
kaki basis = 0,71V, kolektor = 0,04V,
emitor = 0V, seperti terlihat pada tabel 3
berikut ini :
Tabel 3. Hasil Pengujian Buzzer
Pengujian Rangkaian Downloader Pengujian rangkaian downloader
dengan memberikan tegangan 5 Volt, dan
untuk mendownload listing program
kedalam IC Atmega16 pin J2 harus dalam
keadaan terhubung dikarenakan untuk
mempercepat dan mengoptimalkan proses
download.
Pengujian Powerfull DC Supply
Pengujian powerfull DC supply
dilakukan pengukuran dengan multimeter
digital untuk mengetahui tegangan V in
(AC) dan V out (DC) keluaran dari V in.
Seperti tabel 4 berikut ini :
Tabel 4. Pengujian Powerfull DC Supply
V in V Out
5 V 4.9 V
Nilai V in didapat dari nilai masukkan
yaitu Regulated AC-DC Adaptor AC100-
240V dengan tegangan DC 5 V, atau di
dapat dari kabel Serial to USB yang
dihubungkan pada komputer/laptop, akan
tetapi setingan pada mikrokontroler harus
dirubah pilihan sumber power supply dari
port USB komputer, sedangkan V Out
7
didapat dari nilai keluaran power supply
5 V, masukkan tegangan mikrokontroler
dari power supply harus bernilai 5 V jika
masukkan tegangan ke mikrokontroler
kurang dari 4.93 V maka mikrokontroler
tidak dapat bekerja dengan baik.
Rangkaian relay Nilai V in didapat
dari masukan yaitu Regulator AC-DC
Adaptor AC110-240V dengan tegangan
DC 12 V, sedangkan V Out didapat dari
nilai keluaran power supply 12 V,
masukkan tegangan mikrokontroler dari
power supply harus bernilai 12 V jika
masukkan tegangan ke mikrokontroler
kurang dari 11.93 V maka relay tidak
dapat bekerja dengan baik dan relay tidak
akan bergerak serta selenoid tidak akan
bekerja.
Pengujian Relay
Pengujian relay dilakukan
pengukuran dengan multimeter digital
untuk mengetahui tegangan pada saat
relay aktif dan tidak aktif. Seperti terlihat
pada tabel 5 berikut ini :
Tabel 5. Pengujian Relay
Vbb 0 V Relay Tidak Aktif
Vbb 11.93 V Relay Aktif
Ketika posisi relay tidak aktif atau
port NC dalam keadaan terbuka logika
hight (1) maka nilai Vbb = 0 V, dan
ketika relay aktif atau port NC dalam
keadaan tertutup / logika low (0) maka
nilai Vbb = 11.93 V, nilai Vbb = 11.93 V
didapat dari tegangan masukan dari
power supply 12 Volt.
Pengujian Selenoid
Pengujian pada rangkaian driver
solenoid melalui pengukuran tegangan
menggunakan multimeter analog.
Pengukuran dilakukan dengan cara
menghubungkan konektor positif
multimeter pada solenoid penghubung
positif dan konektor negatif pada ground.
Berikut hasil pengukuran tegangan
terlihat pada tabel 6 :
Tabel 6. Pengujian Tegangan Selenoid
Tes Fungsional Keseluruhan Sistem
(Overall Testing)
Proses yang telah selesai terintegrasi
pada rangkaian sistem, selanjutnya
tahapan pengujian tes fungsional alat
secara keseluruhan dilakukan dengan
proses menghubungkan seluruh rangkaian
sistem dan pengetesan fungsi dari
keseluruhan sistem, apakah dapat
berfungsi sesuai dengan konsep atau
tidak, bila ada sistem yang tidak bekerja
dengan baik maka harus dilakukan proses
perakitan ulang setiap bagian sistemnya.
Pada uji coba ini meliputi uji coba
struktural, uji coba fungsional, dan uji
coba validasi.
Uji Coba Struktural
Tahapan ini dilakukan untuk
mengetahui apakah sistem yang sudah
dibuat sesuai dengan rancangan
rangkaian yang sudah ada. Hasil uji coba
struktural di tampilkan pada tabel 7 di
bawah ini :
Tabel 7. Hasil Uji Struktural
No Rangkaian Hasil
1. Modul ATMEGA16 Sesuai
2. Modul LCD 16x2 Sesuai
3. Modul Bluetooth Sesuai
4. Modul Relay dan Selenoid Sesuai
5. Modul Buzzer Sesuai
6. Modul USB Downloader Sesuai
Hasil uji coba struktural yang di
lakukan pada saat perakitan rangkaian
hardware telah terbukti bahwa setiap
rangkaian hardware sudah sesuai dengan
perancangan yang dibuat pada setiap
tahap perancangan.
Uji Coba Fungsional
Tahap ini dilakukan pengujian
fungsional yang bertujuan untuk
mengetahui apakah uji coba yang
8
dilakukan sudah berjalan dengan baik dan
sesuai dengan sistem yang ada. Pada
pengujian ini yaitu pengujian pada
aplikasi android sebagai keypad masukan
(Input) untuk membuktikan semua
rangkaian software dan sistem yang ada
berfungsi dengan benar. Berikut hasil uji
coba dapat dilihat pada gambar 8 beikut
ini :
Tabel 8. Hasil Uji Fungsional
No Fungsi Keypad
Android Hasil
1. Mengunci Pintu
Brankas # Berhasil
2. Jika Input Data
Password Benar 1-0 / A-Z Berhasil
3. Jika Input Data
Password Salah 1-0 / A-Z Berhasil
4. Kinerja Kursor * Berhasil
Hasil uji coba fungsional pada
aplikasi android sebagai keypad masukan
(Input) telah terbukti bahwa semua
intruksi yang dikirimkan melalui
bluetooth kepada rangkaian Model
Keamanan Brankas Menggunakan
Smartphone Android telah dapat dipakai
serta keseluruhan rangkaian berfungsi
dengan baik.
Uji Coba Validasi
Tahapan ini dilakukan uji validasi
selama tiga hari, dengan tujuan untuk
mengetahui sistem yang dibuat sudah
bekerja dengan benar atau tidak. Uji coba
tersebut dilakukan dengan menginputkan
data password pada aplikasi android
sesuai intruksi-intruksi yang telah dibuat
dan diterima oleh IC Atmega16 untuk
mengetahui kunci elektrik brankas ini
bekerja sesuai atau tidak. Hasil uji coba
validasi Model Keamanan Brankas
Menggunakan Smartphone Android ini
disajikan pada tabel 9 sebagai berikut :
Tabel 9. Hasil Uji Validasi Sistem
Hasil pengujian yang dilakukan diatas
dapat dikatakan bahwa Model Keamanan
Brankas Menggunakan Smartphone
Android sudah valid dan telah sesuai
dengan setup jarak untuk kembali
keposisi normal yang telah di atur pada
listing program, dan waktu delay cepat
dan tepat di 1 detik, serta dapat
digunakan dan diaplikasikan pada
perusahaan PT. United Dico Citas karena
sistem sudah berjalan dengan baik.
Aplikasi (Application)
Sistem pada Model Keamanan
Brankas Menggunakan Smartphone
Android ini sudah tidak ditemukannya
kendala dalam perakitan pada
keseluruhan sistem, maka dapat
dilakukan pengaplikasian sistem dan
mengoptimasi untuk meningkatkan
performa dari aplikasi yang telah
dirancang. Setelah itu dilakukan
peletakan modul-modul sistem, untuk
mempermudah penggunaan alat, Modul
LCD 16x2 dipasang atau diletakkan
menghadap kedepan pada pintu brankas
agar terlihat interface oleh user, Modul
Bluetooth dan Modul Buzzer dipasang
dibawah rangkaian Mikrokontroler
ATMega16 serta rangkaian relay berbaris
dengan Modul Kunci Elektrik (Selenoid)
disebelah Modul ATMega16 untuk
mempermudah jangkauan selenoid
dengan lubang, dan kemasan casis di
desain lebih baik serta seminimalis
mungkin, hingga kemasan casis lebih
kecil, fleksibel, dan dinamis.
9
KESIMPULAN
Penerapan Model Keamanan Brankas
Menggunakan Smartphone Android
Berbasis Mikrokontroler Avr Atmega16
dirancang dan dibuat untuk memberikan
kemudahan dalam mengontrol keamanan
brankas dengan secure yang tinggi yang
akan diterapkan di PT. United Dico Citas
Cabang Bogor.
Model Keamanan Brankas
Menggunakan Smartphone Android ini
difungsikan untuk bemberikan keamanan
pada brankas dengan teknologi terkini,
bagi penggunanya yang tidak perlu
khawatir meninggalkan barang-barang
berharga di kantor, karena keamanan
password berkombinasi antara angka dan
abjad (dibedakan huruf besar & kecil)
diharapkan dapat tercipta efisiensi kerja
dan lebih mudah serta efektif dan efisien
dalam penggunaannya.
Sistem inputan melalui aplikasi
smartphone android, dengan media
transfer data via Bluetooth sehingga tidak
perlu lagi khawatir dengan kabel-kabel
dan port-port yang tidak efektif dan
efisien, serta dilengkapi dengan notifikasi
berbentuk teks pada LCD dan notifikasi
bunyi pada buzzer.
Merancang dan
mengimplementasikan Model Keamanan
Brankas Menggunakan Smartphone
Android, metode pengembangan yang
digunakan yaitu menggunakan Metode
Penelitian Bidang Hardware
Programming, terbagi menjadi sepuluh
tahapan yaitu perencanaan proyek
penelitian, penelitian, pengetesan
komponen, desain sistem mekanik, desain
sistem listrik, desain software, tes
fungsional, intergrasi dan perakitan, tes
fungsional keseluruhan sistem dan
aplikasi sistem.
Model keamanan brankas
penggunaanya dimulai dari inputan
berupa data (password / kode) melalui
Mobile Smartphone, kemudian data akan
dikirimkan secara wireless via bluetooth
menuju mikrokontroler dan akan diproses
dan akan diterjemahkan sesuai dengan
ketentuan setup, jika data data sesuai
dengan setup maka relay akan aktif dan
selenoid (kunci elektrik) akan terbuka,
dalam bersamaan notifikasi tampil pada
LCD ”Brankas Terbuka”, jika tidak maka
sebaliknya dan data akan dikembalikan
ke mobile sebagai notifikasi kesalahan
dan buzzer akan berbunyi. Serta uji coba
dilakukan dengan memberikan tegangan
arus DC pada rangkaian Desymega
sebanyak 5 V dan 12 V untuk tegangan
arus relay ke selenoid.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Aref. 2001. Elektronika
Dasar. Andi.Yogyakarta.
Dickson. 2015. “Elektronika”.
http://elektronika.com/rangkaian-
elektronika. 25 Oktober 2015.
Dins. 2010. “AVR Atmega16”.
http://WordPress/Depok Instruments.
10 Oktober 2015.
Doni, Tri, P. 2009. Sistem Keamanan
Password Pada Modul Lemari
Penyimpanan Barang Berbasis
Mikrokontroler AT89S51. Skripsi.
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Teknik Elektronika, Politeknik
Universitas Andalas Padang.
Eko, Didit, P. 2014. Sistem Keamanan
Berlapis Untuk Lemari Brankas
Dengan Menggunakan Kombinasi
Password. Skripsi. Jurusan Teknik
Informatika, Fakultas Ilmu Komputer,
STMIK AMIKOM, Yogyakarta.
Hitachi. 2011. “lcd 16x2”.
http://lab.binus.ac.id. 31 September
2015.
Komarudin, S. 2008. ”Resistor”.
http://ballz.ababa.net/suryascience/ele
k1. html . 31 September 2015.
Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Program S1 Ilmu Komputer. 2014.
Buku Panduan Penulisan Karya
Ilmiah. Program S1 Ilmu Komputer
FMIPA - UNPAK.
Priyadi, Bambang. 2013. Aplikasi
Sensor Infrared Digunakan Sebagai
10
Kunci Lemari Elektronik
Menggunakan Kartu Berlubang
Berbasis Mikrokontroller AT89S51.
Skripsi. Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Teknik Elektronika,
Politeknik Negri, Malang.
Rusmadi. 1989. Mengenal Teknik
Digital. Sinar Baru, Bandung.
Shato, M. 2010. “Reset”.
http://shatomedia.com /shato media
innovation. 31 September 2015.
Sholihul, Mokh, Had. 2008. “
Mikrokontroler”.
http://ilmukomputer.org. 10 Oktober
2015.
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Prihastuti Harsani, M.Si. Selaku
Ketua Jurusan S1 Ilmu Komputer
Universitas Pakuan Bogor dan
sekaligus selaku Pembimbing I yang
telah berkenan meluangkan
waktunya, memberikan petunjuk
penulisan laporan serta dorongan
moril dan motivasi kepada penulis
selama dalam masa penyusunan
Penelitian ini.
2. Arie Qur’ania, M.Kom. Selaku
Pembimbing II yang telah banyak
membantu dan berkenan meluangkan
waktunya untuk memberikan
petunjuk penulisan laporan skripsi ini.
3. Kedua orang tua tercinta yang telah
memberikan perhatiannya yang
senantiasa memberikan moril, materil,
dan motivasi serta doanya kepada
penulis.