Post on 03-Jan-2016
MINERAL OPTIK
KONOSKOP
Oleh:
Alfred Steven
410011101
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
YOGYAKARTA
2013
Konoskop adalah pengamatan mikroskopis yang mikroskopnya berfungsi
sebagai teleskop yang digunakan untuk mengamati suatu titik tak terhingga
melalui peraga. Dalam mikroskop yang terlihat adalah kenampakan gambar
interferensi (isogire,isofase,dan melatope) dan dapat ditentukan : sumbu optik
mineral, tanda optik mineral, sudut sumbu optik, dan arah sayatan. Dalam
pengamatan konoskop Lensa yang digunakan adalah Amici Bertrand dan lensa
lainnya yaitu kondensor, polarisator dan analisator. Polarisator bekerja dengan
pedoman memancarkan cahaya yang dipolarisasikan wahana ke dalam suatu
mineral. Kemudian plat polaroid diposisikan ke yang gelap ketika ditunjukkan di
bawah, mineral tersebut bias tunggal tidak akan berubah alur cahayanya , dan
mineral akan tinggal gelap dalam semua posisi. Dengan ini kamu akan melihat
cahaya yang berjalan yang menunjukan gambar interferensi.
Cahaya dari arah yang berbeda diperoleh dengan cara menggambarkan
noda kecil jika lensa disesuaikan yang benar dalam jarak pengukuran noda.
Ukuran kira-kira 5mm dalam garis tengah.
Throuput sinar di lensa yang
konoskopik
Definisi Sudut Penjuru
Kontras dihitung oleh divisi dari hasil dua serian merangkap ( memajang gelap dan terang) yang diperoleh menggunakan lensa yang conoscopic. Kalkulasi bisa dilakukan dengan mudah menggunakan LMK 2000 Perangkat lunak. Contoh sedang mempertunjukkan hasil suatu pajangan “x152f”. Suatu pewarnaan pura-pura dan suatu logaritmis scaling digunakan.
Sectional views f(j) for q = const
Sectional views f(q) for j = const
Gambar/grafik juga mempertunjukkan bundel sinar akan mempunyai suatu
ukuran spesifik di dalam obyek. Oleh karena itu, beberapa hal-hal penting harus
dipertimbangkan jika lensa yang conoscopic digunakan:
1. Pengukuran dari area besar dengan keseragaman di dalam cahaya
distribusi.
2. Pengukuran dari area besar dengan suatu straktur halus.
3. Pengukuran object untuk mencari distribusi intensitas.
IDENTIFIKASI MINERAL DENGAN MENGGUNAKAN PENGAMATAN KONOSKOP
Konoskop merupakan suatu pengamatan dimana fungsi Mikroskop
sebagai teleskop untuk mengamati suatu titik tak terhingga melalui peraga. Jadi
kita tidak lagi melakukan pengamatan langsung pada peraga.sinar.Dalam
melakukan pengamatan dipergunakan lensa “Amici-Bertrand” dan lensa – lensa
yang lainnya seperti kondensor, polarisator , dan analisator. Kita tidak langsung
mengamati dalam suatu peraga, akan tetapi yang kita lihat dalam suatu mikroskop
adalah kenampakan dari suatu gambar interferensi (isogire,isofase, dan melatope).
Urutan cara pengamatan secara konoskop pada mikroskop polarisasi :
1. Lensa perbesaran diatur menggunakan perbesaran maksimal.
2. Memasangkan kondensor ,aperture diafragma terbuka maksimal, posisi nikol
silang.
3. Pasang lensa tambahan kondensor.
4. Masukkan lensa amici – bertrand atau lepas lensa okuler dan langsung lihat ke
tubus mikroskop.
Tanda optik mineral pada pengamatan konoskop dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Tanda Optik Mineral Sumbu 1 (Unaxial)
· Sinar ordiner atau biasa dan ekstra ordiner atau luar biasa
· Sinar ordiner sejajar sumbu C kristalografi
· VE < V0 → (+) Atau VE > V0 → (-)
· Addisi = abu-abu – biru Atau Substraksi = abu-abu – orange
Dimana kecepatan sinar ordiner dan extra ordiner pada kristal sumbu satu
(Uniaxial ) adalah tidak sama. Pada mineral tertentu sinar ekstra ordiner lebih
cepat dari sinar ordiner. Tanda Optik Negatif (-) terdapat pada mineral uniaxial
yang mempunyai sinar ekstra ordiner lebih cepat dari sinar ordiner. Sebaliknya
untuk mineral Uniaxial yang mempunyai sinar ordiner lebih cepat dari sinar ekstra
ordiner diberi Tanda Optik positif.
2. Tanda Optik mineral Sumbu 2 (Biaxial)
Pada mineral sumbu dua, kecepatan sinar x, sinat y, dan sinar z adalah tertentu,
artinya pada setiap mineral sinar x merupakan sinar yang paling cepat, sinar y
merupakan sinar yang intermediet dan sinar z merupakan sinar yang paling
lambat. Ynag membedakan antara mineral satu dengan mineral lainnya adalah
kedudukan/ posisi dari sumbu indikatrik sinar-sinar tersebut dikaitkan dengan
garis bagi sumbu optik. Mineral sumbu 2 dikaitkan dengan tanda optik positif,
jika sumbu indikatrik sinar z berhimpit dengan Garis Bagi Sudut Lancip (BSI) dan
sumbu indikatrik sinar x berhimpit dengan Garis Bagi Sudut Tumpul (BST).
Sebaliknya jika sumbu indikatrik sinar z berhimpit dengan Garis bagi sudut
tumpul (BST) dan sumbu indikatrik sinar x.
Cara mengidentifikasi mineral yaitu :
- Terdapat pada sayatan yang dipotong tegak lurus sumbu optiknya (sayatan
Isotropik).
- Memperlihatkan isogire dengan empat lengan serta melatop persis ditengah.
- Memperlihatkan gelang-gelang warana (isofase), banyaknya gelang-gelang
warna (isofase) ,banyaknya gelang – gelang ini sangat bergantung pada harga bias
rangkap masing – masing mineral. Makin besar harga bias rangkapnya, makin
banyak gelang – gelang warnanya.
- Bila meja obyek diputar, gambar interferensi tidak berubah sama sekali.