Post on 27-Oct-2015
description
A. MANAJEMEN FARMASI
1. Metode VEN
Metode VEN merupakan pengelompokan obat berdasarkan kepada dampak tiap jenis
obat terhadap kesehatan. Semua jenis obat yang direncanakan dikelompokan kedalam
tiga kategori yakni (Maimun, 2008) :
1. Vital (V) adalah kelompok jenis obat yang sangat esensial (vital), yang termasuk
dalam kelompok ini antara lain : obat penyelamat (life saving drug), obat-obatan
untuk pelayanan kesehatan pokok dan obat-obatan untuk mengatasi penyakit
penyebab kematian terbesar. Contoh obat yang termasuk jenis obat Vital
adalah adrenalin, antitoksin, insulin, obat jantung,
2. Esensial (E) bila perbekalan farmasi tersebut terbukti efektif untuk
menyembuhkan penyakit, atau mengurangi penderitaan pasien. Contoh
obatyang termasuk jenis obat Essensial adalah antibiotic, obat gastrointestinal,
NSAID dan lain lain.
3. Non-esensial (N) meliputi aneka ragam perbekalan farmasi yang digunakan
untuk penyakit yang sembuh sendiri (self limiting disease), perbekalanfarmasi
yang diragukan manfaatnya, perbekalan farmasi yang mahal namuntidak
mempunyai kelebihan manfaat disbanding perbekalan farmasi lainnya.Contoh
obat yang termasuk jenis obat Non-essensial adalah vitamin, suplemen dan lain-
lain.
Penggolongan Obat Sistem VEN dapat digunakan :
1. Penyesuaian rencana kebutuhan obat dengan alokasi dana yang tersedia.
2. Dalam penyusunan rencana kebutuhan obat yang masuk kelompok vital agar
diusahakan tidak terjadi kekosongan obat
3. Untuk menyusun daftar VEN perlu ditentukan terlebih dahulu kriteria penentuan
VEN. Dlm penentuan kriteria perlu mempertimbangkan kebutuhan masing-
masing spesialisasi.
Langkah-langkah menentukan VEN.
1. Menyusun kriteria menentukan VEN
2. Menyediakan data pola penyakit
3. Standar pengobatan
2. METODE ABC
Metode ABC atau Analisis ABC juga dikenal dengan nama analisis Pareto..Analisis
ABC merupakan metode pembuatan grup atau penggolongan berdasarkan peringkat
nilai dari nilai tertinggi hingga terendah, dan dibagi menjadi 3 kelompok besar yang
disebut kelompok A, B dan C.
1. Kelompok A adalah inventory dengan jumlah sekitar 20% dari item tapi
mempunyai nilai investasi sekitar 80% dari total nilai inventory.
2. Kelompok B adalah inventory dengan jumlah sekitar 30% dari item
tapimempunyai nilai investasi sekitar 15% dari total nilai inventory.
3. Kelompok C adalah inventory dengan jumlah sekitar 50% dari item
tapimempunyai nilai investasi sekitar 5% dari total nilai inventory (Suciati, 200).
Besarnya persentase ini adalah kisaran yang bisa berubah-ubah (Maimun,2008).
Kelompok A adalah kelompok yang sangat kritis sehingga perlu pengontrolan secara
ketat, dibandingkan kelompok B yang kurang kritis, sedangkan kelompok Cmempunyai
dampak yang kecil terhadap aktivitas gudang dan keuangan (Maimun,2008).
Dalam keterkaitannya dengan persediaan di IFRS maka yang dimaksud kelompok A
adalah kelompok obat yang harganya mahal, maka harus dikendalikan secara ketat
yaitu dengan membuat laporan penggunaan dan sisanya secara rinci agar dapat
dilakukan monitoring secara terus menerus. Oleh karena itu disimpan secara rapat agar
tidak mudah dicuri bila perlu dalam persediaan pengadaannya sedikit atau tidak ada
sama sekali sehingga tidak ada dalam penyimpanan. Sedangkan pengendalian obat
untuk kelompok B tidak seketat kelompok A. Meskipun demikian laporan penggunaan
dan sisa obatnya dilaporkan secara rinci untuk dilakukan monitoring secara berkala
pada setiap 1-3 bulan sekali. Cara penyimpanannya disesuaikan dengan jenis obat dan
perlakuannya. Pengendalian obat untuk kelompok C dapat lebih longgar pencatatan
dan pelaporannya tidak sesering kelompok B dengan sekali-kali dilakukan monitoring
dan persediaan dapat dilakukan untuk 2-6 bulan dengan penyimpanan biasa sesuai
dengan jenis perlakuan obat. Prinsip ABC ini dapat diterapkan dalam pengelolaan
pembelian, inventory, penjualan dan sebagainya. Dalam organisasi penjualan, analisis
ini dapat memberikaninformasi terhadap produk-produk utama yang memberikan
revenue terbesar bagi perusahaan. Pihak manajemen dapat meneruskan konsentrasi
terhadap produk ini,sambil mencari strategi untuk mendongkrak penjualan kelompok B
(Maimun, 2008).
Prosedur analisis ABC
Prinsip utama analisis ABC adalah dengan menempatkan jenis-jenis perbekalanfarmasi
ke dalam suatu urutan, dimulai dengan jenis yang memakan anggaranterbanyak.
Urutan langkah sebagai berikut :
1. Kumpulkan kebutuhan perbekalan farmasi yang diperoleh dari salah satumetode
perencanaan, daftar harga perbekalan farmasi, dan biaya yangdiperlukan untuk
tiap nama dagang. Kelompokkan ke dalam jenis-jenis/katagori, dan jumlahkan
biaya per jenis/ katagori perbekalan farmasi.
2. Jumlahkan anggaran total, hitung masing-masing prosentase jenis
perbekalanfarmasi terhadap anggaran total.
3. Urutkan kembali perbekalan farmasi di atas mulai dari yang memakan
prosentase biaya paling banyak.
4. Hitung prosentase kumulatif, dimuali dengan urutan 1 dan seterusnya.
5. Identifikasi perbekalan farmasi yang menyerap ± 70% anggaran perbekalan total.
6. Perbekalan farmasi katagori A menyerap anggaran 70%
7. Perbekalan farmasi katagori B menyerap anggaran 20%
8. Perbekalan farmasi katagori C menyerap anggaran 10%
(DepKes RI, 2008).
Cara Perhitungan analisis ABC :
1) Hitung jumlah dana yang dibutukan untuk masing-masing obat dengan
caramengalikan jumlah obat dengan harga obat.
2) Tentukan rangkingnya mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil.
3) Hitung presentasenya terhadap total dana yang dibutuhkan.
4) Hitung kumulasi persennya.
5) Perbekalan farmasi kategori A termasuk dalam kumulasi 70%.
6) Perbekalan farmasi kategori B termasuk dalam kumulas 71-90%.
7) Perbekalan farmasi kategori C termasuk dalam kumulasi 90-
100% (DepKes RI, 2008).
Tahapan-tahapan dalam analisis ABC dengan menggunakan program Microsoftexcel
adalah sebagai berikut :
a. Buat daftar list semua item dan cantumkan harganya
b. Masukkan jumlah kebutuhannya dalam periode tertentu.
c. Kalikan harga dan jumlah kebutuhan.
d. Hitung persentase harga dari masing-masing item.
e. Atur daftar list secara desending dengan nilai harga tertinggi berada di atas.
f. Hitung persentase kumulatif dari masing-masing item terhadap total harga.
g. Tentukan klasifikasinya A, B atau C (Maimun, 2008).
Analisis klasifikasi ABC memiliki beberapa manfaat, diantaranya sebagai berikut:
1. Membantu manajemen dalam menentukan tingkat persediaan yang efisien
2. Memberikan perhatian pada jenis persediaan utama yang dapat
memberikan cost benefit yang besar bagi perusahaan
3. Dapat memanfaatkan modal kerja (workingcapital) sebaik-baiknya sehingga
dapat memacu pertumbuhan perusahaan
4. Sumber-sumber daya produksi dapat dimanfaatkan secara efisien yang pada
akhirnya dapat meningkatkan produktifitas dan efisiensi fungsi-fungsi produksi
3.SISTEM UNIT DOSE
Unit-dose dispensing system adalah sistem dengan konsep dimana
instalasi farmasi menyediakan obat-obatan per ruang perawatan dengan paket
perorangan hanya untuk pasien yang telah terdaftar atau untuk jangka
waktu tertentu (mingguan atau sebagainya), menempatkan obat tersebut
berdasarkan label pasien (Hospital Prahmacy, page 45).
Unit-dose dapat diartikan dengan sederhana sebagai kuantitas fisik dari
obat secara spesifik untuk satu orang pasien yang terdaftar pada satu periode
waktu, dipersiapkan oleh pihak farmasi, dan tidak ada permintaan ulang obat
sebelum adanya ketentuan baik oleh apoteker maupun tenaga medis lainnya.
Pada sistem UDD ada pemantauan kerasionalan obat yang meliputi ketepatan
indikasi, ketepatan dosis, ketepatan pasien, ketepatan obat, Profil farmasis
dapat membantu dokter dalam meningkatkan keberhasilan pengobatan. Dalam hal ini
farmasis berperan dalam memantau mengevaluasi pemakaian obat dalam hal cara
pemakaian, dosis, indikasi, efek samping obat, dan interaksi obat serta rekapitulasi
harga (Siregar, 2004).
Pelaksanaannya diruang rawat adalah:
1. Obat dikemas dalam bungkus tunggal
2. Obat diracik dalam bentuk siap pakai
3. Hanya untuk 24 jam
4. Pelayanan berada di ruang perawatan
Cara ini sepenuhnya dilaksanakan oleh Instalasi farmasi Rumah Sakit ,
mulai dari penyimpanan sampai pemberian kepada pasien, termasuk kontrol
terhadap efek samping obat dan informasi obat. Sistem ini dapat dijalankan dengan
3 cara, tergantung situasi dan kondisi rumah sakit :
1) Sistem sentralisasi
Semua obat disediakan dan didistribusikan dari Instalasi Farmasi (terpusat)
2) Sistem desentralisasi
Penyediaan obat maupun distribusinya terpecah ke dalam satelit
farmasi di ruang perawatan. Satu satelit melayani satu bangsal atau
lebih
3) Kombinasi
Satelit farmasi hanya melayani dosis awal dan kedaruratan saja
Keuntungan dari sistem distribusi obat dengan unit dose adalah:
a. Pasien mendapat pelayanan farmasi yang baik dalam waktu 24 jam
b. Menurunkan total biaya pengobatan karena hanya membayar
pengobatan yang digunakan saja
c. Mengefisienkan tenaga perawat dalam asuhan keperawatan,
karena perawat menjadi lebih banyak untuk merawat pasien
d. Menghindari duplikasi permintaan obat ke farmasi
e. Mengurangi kesalahan penggunaan obat, karena adanya
pemeriksaan ganda oleh tenaga farmasi
f. Menghindari adanya kemungkinan terjadinya pencurian dan terbuangnya obat
g. Meningkatkan peranan dan pengawasan farmasi di rumah
sakit, mulai dari fase peresepan sampai fase pemberian obat
4 a. Alur Pelayanan Resep Individu
Resep individual adalah order atau resep yang ditulis dokter untuk tiap penderita,
sedangkan sentralisasi adalah semua order/ resep tersebut yang disiapkan dan
didistribusikan dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) sentral.
Sistem distribusi obat resep individual adalah tatanan kegiatan pengantaran sediaan
obat oleh IFRS sentral sesuai dengan yang ditulis pada order/resep atas nama
penderita rawat tinggal tertentu melalui perawat ke ruang penderita tersebut. Dalam
sistem ini obat diberikan kepada pasien berdasarkan resep yang ditulis oleh dokter.
Dalam sistem ini, semua obat yang diperlukan untuk pengobatan di-dispensing dari
IFRS. Resep orisinal oleh perawat dikirim ke IFRS, kemudian diproses sesuai dengan
kaidah cara dispensing yang baik dan obat disiapkan untuk didistribusikan kepada
penderita tertentu.
Sistem ini mirip dengan dispensing untuk pasien rawat jalan /outpatient. Interval
dispensing pada sistem ini dapat dibatasi misalnya, pengobatan pasien untuk seorang
pasien untuk 3 hari telah dikirim jika terapi berlanjut sampai lebih dari 3 hari, tempat
obat yang kosong kembali ke IFRS untuk di-refill. Biasanya obat yang disediakan oleh
IFRS dalam bentuk persediaan misalnya untuk 2-5 hari.
Keuntungan sistem obat resep individual:
1. Semua resep / order dikaji langsung oleh apoteker, yang juga dapat memberi
keterangan atau informasi kepada perawat berkaitan dengan obat penderita.
2. Memberi kesempatan interaksi profesional antara apoteker-dokter-perawat-pasien
3. Memungkinkan pengendalian yang lebih dekat atas perbekalan
4. Mempermudah penagihan biaya obat penderita
Keterbatasan sistem distribusi obat resep individual
1. Kemungkinan keterlambatan sediaan obat sampai kepada penderita
2. Jumlah kebutuhan personal IFRS meningkat
3. Memerlukan jumlah perawat dan waktu yang lebih banyak untuk penyiapan obat di
ruang pada waktu konsumsi obat
4. Terjadinya kesalahan obat karena kurang pemeriksaan pada waktu konsumsi obat.
Sistem ini kurang sesuai untuk rumah sakit-rumah sakit yang besar, seperti kelas A dan
B karena memiliki daerah pasien yang menyebar sehingga jarak antara IFRS dengan
perawatan pasien sangat jauh. Sistem ini biasanya digunakan di rumah sakit-rumah
sakit kecil atau swasta karena memberikan metode yang sesuai dalam penerapan
keseluruhan biaya pengobatan dan memberikan layanan kepada pasien secara
individual.
4 b. Pelayanan Obat Kebutuhan Dasar di Ruangan
Dalam sistem ini, semua obat yang dibutuhkan penderita tersedia dalam ruang
penyimpanan obat di ruang tersebut. Persediaan obat diruang dipasok oleh IFRS. Obat
yang didispensing dalam sistem ini terdiri atas obat penggunaan umum yang biayanya
dibebankan pada biaya paket perawatan menyeluruh dan resep obat yang harus
dibayar sebagai biaya obat.
Obat penggunaan umum ini terdiri atas obat yang tertera dalam daftar yang telah
ditetapkan PFT dan IFRS yang tersedia di unit perawat, misalnya kapas pembersih
luka, larutan antiseptic dan obat tidur.
Sistem distribusi obat persediaan lengkap di ruang adalah tatanan kegiatan
penghantaran sediaan obat sesuai dengan yang ditulis dokter pada resep obat, yang
disiapkan dari persediaan di ruang oleh perawat dan dengan mengambil dosis/ unit
obat dari wadah persediaan yang langsung diberikan kepada penderita di ruang itu.
Keuntungan
1. Obat yang diperlukan segera tersedia bagi pasien
2. Peniadaan pengembalian obat yang tidak terpakai ke IFRS
3. Pengurangan penyalinan kembali resep obat
4. Pengurangan jumlah personel IFRS
Keterbatasan
1. Kesalahan obat sangat meningkat karena resep obat tidak dikaji langsung oleh
apoteker
2. Persediaan obat di unit perawat meningkat dengan fasilitas ruangan yang sangat
terbatas
3. Pencurian obat meningkat
4. Meningkatnya bahaya karena kerusakan
5. Penambahan modal investasi untuk menyediakan fasilitas penyiapan obat yang
sesuai di setiap daerah unit perawatan pasien
6. Diperlukan waktu tambahan bagi perawat untuk menangani obat
7. Meningkatnya kerugian karena kerusakan obat
Alur sistem distribusi persediaan lengkap di ruang adalah dokter menulis resep
kemudian diberikan kepada perawat untuk diinterpretasikan kemudian perawat
menyiapkan semua obat yang diperlukan dari persediaan obat yang ada di ruangan
sesuai resep dokter untuk diberikan kepada pasien, termasuk pencampuran sediaan
intravena. Persediaan obat di ruangan dikendalikan oleh instalasi farmasi.
B. MANAJEMEN LOGISTIK FARMASI
4. Economically Order Quantity
Economic order quantity adalah tingkat persediaan yang meminimalkan total
biaya menyimpan persediaan dan biaya pemesanan. Ini adalah salah satu model
tertua penjadwalan produksi klasik. Kerangka kerja yang digunakan untuk
menentukan kuantitas pesanan ini juga dikenal sebagai Wilson EOQ Model atau
Wilson Formula. Model ini dikembangkan oleh FW Harris pada tahun 1913, tapi
RH Wilson, seorang konsultan yang diterapkan secara ekstensif, diberikan pada
awal kredit untuk mendalam analisisnya itu.
Persediaan diadakan untuk menghindari gangguan, waktu dan lain-lain biaya
kelengkapan yang konstan. Namun, untuk mengisi persediaan jarang akan
memerlukan penyelenggaraan persediaan sangat besar. Oleh karena itu jelas
bahwa beberapa keseimbangan atau trade-off atau kompromi diperlukan dalam
menentukan berapa banyak persediaan untuk menampung, dan karena itu
berapa banyak persediaan untuk memesan. Ada biaya menyimpan persediaan
dan ada biaya pemesanan ulang persediaan dan kedua biaya harus seimbang.
Tujuan dari model EOQ adalah untuk meminimalkan total biaya persediaan.
Biaya penting adalah biaya pemesanan, biaya penempatan order, dan biaya
membawa atau memegang unit persediaan dalam persediaan. Semua biaya lain
seperti, misalnya, biaya pembelian persediaan itu sendiri, yang konstan dan
karena itu tidak relevan dengan model.
Asumsi
1. Biaya pemesanan adalah konstan.2. Tingkat permintaan diketahui, dan merata sepanjang tahun.3. The lead time adalah tetap.4. Harga pembelian item tersebut konstan yaitu tidak ada diskon yang tersedia5. Pengisian ini dibuat instan, seluruh batch disampaikan sekaligus.6. Hanya satu produk yang terlibat.
EOQ adalah jumlah untuk memesan, sehingga biaya pemesanan + biaya memegang menemukan minimum. (Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa formula mencoba untuk menemukan ketika ini adalah sama.)
Variabel
= Harga pembelian, biaya unit produksi
= Kuantitas pesanan
= Kuantitas pesanan optimal = Kuantitas permintaan tahunan = Biaya tetap per pesanan, biaya setup (bukan per unit, biasanya biaya
pemesanan dan pengiriman dan penanganan. Ini bukan biaya barang) = Biaya memegang tahunan per unit, juga dikenal sebagai biaya tercatat atau
biaya penyimpanan (biaya modal, ruang gudang, pendinginan, asuransi, dll biasanya tidak (tapi kadang-kadang) terkait dengan biaya unit produksi)
Total Biaya Fungsi
Rumus EOQ single-item menemukan titik minimum dari fungsi biaya berikut:
Biaya = pembelian / biaya produksi total + biaya pemesanan + biaya memegang
- Pembelian biaya: Ini adalah biaya variabel barang: harga pembelian satuan × kuantitas permintaan tahunan. Ini adalah P × D
- Pengaturan biaya: Ini adalah biaya menempatkan pesanan: pesanan masing-masing memiliki biaya K tetap, dan kita perlu memesan D / Q kali per tahun. Ini adalah K × D / Q
- Memegang biaya: jumlah rata-rata saham (antara penuh dan kosong diisi ulang) adalah Q / 2, sehingga biaya ini adalah h × Q / 2
.
Untuk menentukan titik minimum dari kurva total biaya, sebagian membedakan total biaya sehubungan dengan Q (menganggap semua variabel lainnya tetap) dan set ke 0:
Pemecahan untuk Q memberikan Q * (order quantity optimal):
Oleh karena itu: .
Q * adalah independen dari c, yang merupakan fungsi hanya K, D, h.
Contoh
Misalkan jumlah kebutuhan tahunan (D) = 10000 unit
Biaya per pesanan (K) = $ 2
Biaya per unit (c) = $ 8
Persentase biaya tercatat (h / c) (persentase c) = 0,02
Biaya tercatat tahunan per unit (h) = $ 0,16
Kuantitas pesanan ekonomi = = 500 unit
Jumlah pesanan per tahun (berdasarkan EOQ)
Biaya total
Biaya total
Jika kita memeriksa total biaya untuk setiap kuantitas pesanan selain 500 (= EOQ), kita akan melihat bahwa biaya lebih tinggi. Sebagai contoh, seandainya 600 unit per pesanan, kemudian
Biaya total
Demikian pula, jika kita memilih 300 untuk kuantitas pesanan lalu
Biaya total
Hal ini menggambarkan bahwa Economic Order Quantity selalu dalam kepentingan terbaik dari entitas.
Alur pelayanan Obat pasien Rawat Jalan :
1. Setelah resep masuk baik secara online ataupun manual, dilakukan proses verifikasi dimana harus dipastikan kelengkapan resep yang sesuai dan kerasionalan obat oleh apoteker. Hal ini dilakukan untuk menghidari kesalahan obat pada pasien
2. Penyiapan obat dapat dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan jumlah yang sesuai permintaan dokter. Bisa saja obatnya berupa racikan dan obat jadi atau kombinasi keduanya
3. Proses penginputan dilakukan untuk membuat berapa biaya obat yang telah disiapkan dan untuk pengeluaran barang secara komputerisasi dan menjadi data internal farmasi untuk report pelayanan resep.
4. Untuk konfirmasi dilakukan kepada pasien untuk informasi biaya obat dan sekaligus untuk finishing kesediaan pasien mengambil obat. Untuk pasien perusahaan dilakukan juga konfirmasi kepada perusahaan sesuai dengan MOU dengan Provider.
5. Sebelum obat diserahkan harus dilakukan kembali proses pengecekan ulang yang mencakup tepat obat dengan pasien dan jumlah yang sesuai. Proses penyerahan obat dilakukan dengan memberikan informasi cara penggunaan obat dan waktu yang sesuai dan hal lain yang harus menjadi perhatian pasien, sehingga pasien juga ikut bertanggung jawab penuh terhadap kesembuhannya dengan penggunaan obat yang sesuai.
NB: proses ini diambil dengan melihat mana proses yang kadang kala ada memerlukan seni / trik pelayanan di lapangan sehingga kemungkinan obat yang telah diracik memang pasien akan mengambilnya atau kepastian pelayanan obat sesuai DPHO perusahaan yang kerjasama.
Alur pelayanan obat rawat inap ( Sistem UDD)
1. Verifikasi: kelengkapan resep dan kerasionalan obat dan alkes
2. Penginputan: dilakukan untuk biaya dan report pengeluaran obat, untuk rawat inap kita akan menginput obat dan biayanya sampai os dinyatakan pulang oleh dokter
3. Proses penyiapan: dilakukan dengan sistem UDD sehingga biaya pasien satu hari bisa diketahui
4. Finishing adalah kepastian terapi lanjut ataupun pergantian signa dan penambahan obat baru.
5. Penyerahan: Sebelum nya harus dilakukan lagi pengecekan ulang. Obat diserahkan kepada perawat dengan aturan pakai obat yang jelas dan harus dengan operan yang jelas.
NB: Untuk proses pasien pulang closing dilakukan ke kasir rawat inap.
5. Langkah-Langkah Proses Pengadaan Kebutuhan Logistik Instalasi Gizi
Perencanaan logistik gizi pada Rumah Sakit dipisahkan dalam dua bagian yaitu
Bahan Makanan Kering (bahan makanan yang bisa disimpan) dan Bahan
Makanan Basah (bahan makanan yang tidak bisa disimpan atau harus segera
dipergunakan).
Dasar perencanaan dari bahan makanan kering adalah data bulan lalu di tambah
dengan tren jumlah pasien. Sedangkan untuk bahan makanan basah dipesan
sesuai dengan asumsi jumlah pasien melalaui suplier yang menjadi rekanan.
Pengadaan barang logistik gizi dilakukan setiap satu bulan dengan cara
melakukan tender dengan rekanan, sedangkan pengendalian penggunaan
dilakukan dengan cara cross check antara jumlah pasien dengan penggunaan
bahan gizi yang dilakukan oleh bagian logistik dan pengawas mutu produksi
dengan pencatatan dan pelaporan.
6. Economically Order Quantity
Economic order quantity adalah tingkat persediaan yang meminimalkan total
biaya menyimpan persediaan dan biaya pemesanan. Ini adalah salah satu model
tertua penjadwalan produksi klasik. Kerangka kerja yang digunakan untuk
menentukan kuantitas pesanan ini juga dikenal sebagai Wilson EOQ Model atau
Wilson Formula. Model ini dikembangkan oleh FW Harris pada tahun 1913, tapi
RH Wilson, seorang konsultan yang diterapkan secara ekstensif, diberikan pada
awal kredit untuk mendalam analisisnya itu.
Persediaan diadakan untuk menghindari gangguan, waktu dan lain-lain biaya
kelengkapan yang konstan. Namun, untuk mengisi persediaan jarang akan
memerlukan penyelenggaraan persediaan sangat besar. Oleh karena itu jelas
bahwa beberapa keseimbangan atau trade-off atau kompromi diperlukan dalam
menentukan berapa banyak persediaan untuk menampung, dan karena itu
berapa banyak persediaan untuk memesan. Ada biaya menyimpan persediaan
dan ada biaya pemesanan ulang persediaan dan kedua biaya harus seimbang.
Tujuan dari model EOQ adalah untuk meminimalkan total biaya persediaan.
Biaya penting adalah biaya pemesanan, biaya penempatan order, dan biaya
membawa atau memegang unit persediaan dalam persediaan. Semua biaya lain
seperti, misalnya, biaya pembelian persediaan itu sendiri, yang konstan dan
karena itu tidak relevan dengan model.
Asumsi
7. Biaya pemesanan adalah konstan.8. Tingkat permintaan diketahui, dan merata sepanjang tahun.9. The lead time adalah tetap.10.Harga pembelian item tersebut konstan yaitu tidak ada diskon yang tersedia11.Pengisian ini dibuat instan, seluruh batch disampaikan sekaligus.12.Hanya satu produk yang terlibat.
EOQ adalah jumlah untuk memesan, sehingga biaya pemesanan + biaya memegang menemukan minimum. (Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa formula mencoba untuk menemukan ketika ini adalah sama.)
Variabel
= Harga pembelian, biaya unit produksi
= Kuantitas pesanan
= Kuantitas pesanan optimal = Kuantitas permintaan tahunan = Biaya tetap per pesanan, biaya setup (bukan per unit, biasanya biaya
pemesanan dan pengiriman dan penanganan. Ini bukan biaya barang) = Biaya memegang tahunan per unit, juga dikenal sebagai biaya tercatat atau
biaya penyimpanan (biaya modal, ruang gudang, pendinginan, asuransi, dll biasanya tidak (tapi kadang-kadang) terkait dengan biaya unit produksi)
Total Biaya Fungsi
Rumus EOQ single-item menemukan titik minimum dari fungsi biaya berikut:
Biaya = pembelian / biaya produksi total + biaya pemesanan + biaya memegang
- Pembelian biaya: Ini adalah biaya variabel barang: harga pembelian satuan × kuantitas permintaan tahunan. Ini adalah P × D
- Pengaturan biaya: Ini adalah biaya menempatkan pesanan: pesanan masing-masing memiliki biaya K tetap, dan kita perlu memesan D / Q kali per tahun. Ini adalah K × D / Q
- Memegang biaya: jumlah rata-rata saham (antara penuh dan kosong diisi ulang) adalah Q / 2, sehingga biaya ini adalah h × Q / 2
.
Untuk menentukan titik minimum dari kurva total biaya, sebagian membedakan total biaya sehubungan dengan Q (menganggap semua variabel lainnya tetap) dan set ke 0:
Pemecahan untuk Q memberikan Q * (order quantity optimal):
Oleh karena itu: .
Q * adalah independen dari c, yang merupakan fungsi hanya K, D, h.
Contoh
Misalkan jumlah kebutuhan tahunan (D) = 10000 unit
Biaya per pesanan (K) = $ 2
Biaya per unit (c) = $ 8
Persentase biaya tercatat (h / c) (persentase c) = 0,02
Biaya tercatat tahunan per unit (h) = $ 0,16
Kuantitas pesanan ekonomi = = 500 unit
Jumlah pesanan per tahun (berdasarkan EOQ)
Biaya total
Biaya total
Jika kita memeriksa total biaya untuk setiap kuantitas pesanan selain 500 (= EOQ), kita akan melihat bahwa biaya lebih tinggi. Sebagai contoh, seandainya 600 unit per pesanan, kemudian
Biaya total
Demikian pula, jika kita memilih 300 untuk kuantitas pesanan lalu
Biaya total
Hal ini menggambarkan bahwa Economic Order Quantity selalu dalam kepentingan terbaik dari entitas.