Post on 04-Aug-2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PEMBELAJARAN BERBASIS LABORATORIUM
Oleh :
NUR RAHMAWATI T.P
103194220
PENDIDIKAN KIMIA B 2010
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
2012
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
petunjuk dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya ilmiah untuk memenuhi tugas kepustakaan kimia. Dengan
pembuatan karya tulis ini, penulis berharap dapat bermanfaat
bagi semua pihak khususnya saya dan pembaca.
Keberhasilan dalam penulisan karya ilmiah ini, tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Mitarlis S.Pd, M.Si selaku dosen pengampu mata
kuliah kepustakaan kimia
2. Rekan-rekan PKB 2010 yang selalu memberikan
dukungan kepada penulis
3. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
karya ilmiah ini
Penulis menyadari sadari karya ilmiah ini masih jauh dari
sempurna. Penulis berharap kepada pembaca kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kemajuan dan kesempurnaan
karya tulis ini di masa mendatang.
Surabaya, 14 Mei 2012
Penulis
DAFTAR ISI
2
HALAMAN JUDUL........................................................ 1
KATA PENGANTAR..................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................ 3
DAFTAR TABEL.......................................................... 4
ABSTRAK................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN................................................. 6
1.1 Latar Belakang............................................ 6
1.2 Rumusan Masalah........................................ 7
1.3 Tujuan Penulisan.......................................... 7
1.4 Manfaat Penulisan........................................ 7
BAB II PEMBAHASAN.................................................. 8
BAB III PENUTUP........................................................ 13
3.1 Kesimpulan.................................................. 13
3.2 Saran........................................................... 13
BIBLIOGRAFI.............................................................. 14
INDEKS..................................................................... 14
DAFTAR TABEL
3
Tabel 1. Daftar pernyataan dan prosentase antara
kegiatan praktikum dengan prestasi belajar siswa..................
11
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains
4
Pada Pembelajaran Berbasis Laboratorium
Nur Rahmawati Trisna Putri
Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya
mma.rahma96@yahoo.com
ABSTRAK
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui cara meningkatkan keterampilan proses sains dan mengetahui keefektifan pembelajaran berbasis laboratorium yang diterapkan dalam keterampilan proses sains siswa. Untuk meningkatkan keterampilan proses sains ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti guru, siswa, materi dan media pembelajaran. Jika semua aspek tersebut terlaksana dengan baik, dampaknya terjadi pada peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia SMA. Berdasarkan hasil penelitian, 88,5% kegiatan praktikum sangat tepat dilakukan untuk menguasai dan mengembangkan mata pelajaran kimia, dan 89,3% kegiatan praktikum dapat membantu meningkatkan pemahaman materi kimia Sehingga keterampilan proses sains sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran berbasis laboratorium
Kata kunci: Keterampilan Proses Sains, Laboratorium, Praktikum
5
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan fakta, prinsip atau konsep saja
melainkan merupakan suatu proses penemuan. Proses
pembelajarannya juga langsung lebih lanjut diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu subyek IPA adalah Kimia. Kimia
adalah ilmu yang mencari tahu atas pertanyaan apa, mengapa,
dan bagaimana gejala alam yang berkaitan dengan komposisi,
struktur dan sifat, perubahan, dinamika dan energetika. Kimia
ada yang sebagai produk (pengetahuan kimia yang berkaitan
dengan fakta, konsep, prinsip, teori dan hukum) dan ada yang
sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh karena itu, pembelajaran dan
hasil belajar kimia menekankan pada produk dan proses. Agar
mata pelajaran kimia tidak terkesan membosankan maka perlu
adanya learning through science (belajar melalui proses inkuiri
ilmiah) yang berguna untuk meningkatkan daya nalar siswa.
Untuk meningkatkan cara siswa dalam mengamati,
memprediksi, perancangan eksperimen, pengembangan
hipotesis (dugaan sementara), pengontrolan variable, melakukan
percobaan, penginterpretasikan data, menyimpulkan data
diperlukan keterampilan-keterampilan proses sains yang
berdampak munculnya sikap ilmiah siswa. Dalam meningkatkan
keterampilan proses sains, digunakan pembelajaran berbasis
laboratorium yang secara tidak langsung mengarah adanya
kegiatan belajar siswa di laboratorium (praktikum) bersamaan
dengan pembelajaran konsep. Selain itu, siswa dapat menggali
pengetahuannya sendiri terhadap hal-hal yang kurang di
mengerti. Dengan metode ini, dapat meningkatkan keterampilan
6
kognitif, psikomotor dan afektif yang akan berpengaruh pada
hasil prestasi akademiknya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana cara meningkatkan keterampilan proses sains
pembelajaran berbasis laboratorium?
2. Bagaimana kefeektifan keterampilan proses sains siswa
terhadap pembelajaran berbasis laboratorium ?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan penelitian diatas, maka tujuan penulisan ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara meningkatkan keterampilan proses
sains
2. Untuk mengetahui keefektifan pembelajaran berbasis
laboratorium yang diterapkan dalam keterampilan proses
sains siswa
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
antara lain :
Bagi Penulis
Sebagai tanbahan pengetahuan mengenai cara
meningkatkan keterampilan proses sains siswa, sehingga
bisa di terapkan ketika mengajar kelak.
Bagi Pembaca
7
Sebagai bahan informasi mengenai keterampilan proses
sains siswa melalui pembelajaran berbasis laboratorium
serta keefektifannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Keterampilan proses Sains merupakan pembelajaran yang
mengembangkan keterampilan-keterampilan memproseskan
perolehan berupa keterampilan proses sains bersamaan dengan
mengembangkan fakta, konsep serta prinsip sains sehingga
timbul sikap dan nilai yang diperlukan dalam penemuan ilmu
pengetahuan.
Kegiatan belajar mengajar yang berkaitan dengan
pendekatan keterampilan proses yang telah direncanakan
sehingga siswa dapat menemukan konsep, fakta atau teori
dengan keterampilan ilmiah mereka sendiri. Keterampilan Proses
Sains meliputi dua tahapan yaitu : Tahap pertama, pertama
adalah keterampilan proses tingkat dasar meliputi observasi,
klasifikasi, komunikasi, pengukuran, prediksi, dan inference.
Yang kedua adalah keterampilan proses terpadu (intregate
science process skill) yang meliputi menentukan variable,
menyusun data, menyususn grafik, memberi hubungan variable,
memproses data, menganalisis penyelidikan, menyusun
hipotesis, menentukan variable secara opersional, perencanaan
penyelidikan dan melakukan eksperimen.
Laboratorium adalah tempat melakukan suatu eksperimen.
Menurut Hodson (1996) mengemukakan bahwa pembelajaran
berbasis kegiatan laboratorium dapat meningkatkan
perkembangan siswa melalui:
1). Proses belajar sains(Learning Science)
8
2). Belajar tentang sains(Learning about Science)
3). Belajar mengerjakan sains (Doing Science)
Pembelajaran berbasis laboratorium erat kaitannya dengan
keterampilan proses sains. Dalam mengembangkan
keterampilan proses sains siswa dapat digunakan metode
praktikum, karena pada kegiatan praktikum dapat
dikembangkan keterampilan psikomotorik, kognitif, dan juga
afektif. Pada kegiatan praktikum siswa dapat melakukan
kegiatan mengamati, menafsirkan data, meramalkan,
menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep,
merencanakan percobaan, mengkomunikasikan hasil praktikum
dan mengajukan pertanyaan.
Krischner (1992) mengemukakan alasan dasar dari kegiatan
praktikum adalah :
1. Praktikum dapat berfungsi untuk mengembangkan
keterampilan tertentu.
2. Praktikum merupakan sarana yang tepat untuk
pembelajaran yang menggunakan pendekatan akademis.
3. Praktikum dapat memberikan pengalaman langsung
bagi siswa dalam mengamati suatu fenomena dan
penerapannya.
Mata pelajaran IPA yang berkaitan dengan proses-proses
inkuiri adalah biologi, kimia, fisika. Tetapi kali ini ditekankan
pada mata pelajaran kimia. Dalam pembelajaran kimia kurang
tepat jika pembelajarannya dilakukan di dalam kelas, siswa
hanya terpaku pada penjelasan guru. Seharusnya perlu metode
yang tepat sehingga sikap ilmiah siswa muncul dan dapat
dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari. Agar pemahaman
9
siswa lebih berarti maka pembelajaran secara teori diiringi
dengan pembelajaran di laboratorium (praktikum).
Untuk meningkatkan suatu keterampilan proses sains
yang kontinu diperlukan komponen-komponen yaitu : guru,
siswa, materi, media pembelajaran.
1. Guru
Seorang guru harus kreatif dan berkompeten. Kreatif,
ketika alat dan bahan disuatu sekolah tidak memadai
menggunakan alat sederhana. Contohnya, ketika praktikum
asam-basa, siswa disuruh membawa berbagai macam kebutuhan
rumah tangga seperti, air jeruk, cuka pasar, detergen dan lain
sebagainya. Berkompeten, sebelum mengajarkan kepada siswa
tentang keterampilan proses, guru harus lebih mahir tentang hal-
hal yang berkaitan dengan keterampilan proses dasar maupun
terpadu. Selanjutnya adalah mampu mengelola laboratorium dan
kegiatan praktikum serta keamanannya dengan
mensosialisasikan zat-zat yang akan dipakai praktikum. Guru
juga harus memberikan arahan kepada siswa agar pada kegiatan
praktikum dapat bejalan dengan lancar. Selain itu guru harus
sudah siap dengan perangkat dalam praktikum. Seperti :
a. Membuat LKS praktikum yang di dalamnnya terdapat
tujuan praktikum, rincian alat dan bahan , dan
prosedur praktikum da tugas.
b. Setelah itu guru mengawasi dan membimbing siswa
saat pelaksanaan praktikum.
2. Siswa
10
Siswa harus memahami aspek yang akan dilakukan
ketika kegiatan praktikum berlangsung seperti keterampilan
dalam mengamati objek, menafsirkan dan mengolah data, serta
menarik kesimpulan yang sesuai dengan tujuan praktikum. Siswa
diberikan pre-test yakni tes awal yang diberikan kepada siswa
untuk mengetahui pemahaman siswa sebelum melakukan
praktikum. Ketika sudah selesai melaksanakan praktikum
dilakukan post-test yakni test akhir yang dilakukan ketika selesai
praktikum untuk mengecek sejauh mana siswa memahami
materi yang di praktikumkan. Jika hasilnya lebih baik, maka
mengalami peningkatam. Dan jika hasilnya lebih buruk maka
diperlukan pengayaan yang lebih dari guru.
3. Materi
Materi yang disajikan untuk memenuhi pembelajaran
berbasis laboratorium adalah Materi-materi kimia SMA yang
bisa di-praktikumkan adalah untuk kelas X daitaranya: Kelas X:
Kepolaran suatu senyawa, Larutan Elektrolit, Reaksi Redoks ,
reaksi Hidrokarbon. Kelas XI: Kalorimeter, Asam Basa, Ksp,
Kesetimbangan, Titrasi, Koloid, Laju reaksi. Kelas XII: Koligatif
dan Unsur Golongan Alkali & Alkali Tanah.
4. Media pembelajaran
Media dalam pembelajaran berbasis Laboratorium
adalah alat-alat praktikum yang akan digunakan dalam
praktikum. Alat minimum yang digunakan adalah pipet tetes,
gelas ukur, gelas kimia. Selain laboratorium fisik bisa juga
menggunakan virtual lab, yang penggunaannya hemat waktu
dan tempat. virtual lab adalah laboratorium dalam computer.
Meskipun dengan computer, semua keterampilan proses sains
bisa di laksanakan.
11
Ketika semua aspek tersebut telah dipenuhi maka akan
timbul peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil
penelitian Jahro (2009) :
Tabel 1 : Daftar pernyataan dan prosentase antara kegiatan
praktikum dengan prestasi belajar siswa
No Pernyataan
% Jawaban
Setuju atau
Tidak Setuju
1. Kegiatan praktikum sangat tepat
dilakukan untuk menguasai dan
mengembangkan mata pelajaran kimia
88,5
2. Kegiatan praktikum sangat membantu
dalam memahami materi kimia89,3
3. Saya mendapatkan pendalaman
materi kimia melalui kegiatan
praktikum
87,8
4. Saya akan lebih sungguh-sungguh
mendalami pelajaran kimia jikan
penjelasan materi penjelasn kimia
disertai dengan kegiatan praktikum
secara langsung
87,1
5 Saya lebih semangat belajar kimia
ketika mengamati langsung objek
kimia pada waktu praktikum di
laboratorium
87,8
6. Adanya kegiatan praktikum di
laboratorium dapat meningkatkan
prestasi belajar saya pada mata
pelajaran kimia
83,6
12
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa dengan
kegiatan praktikum sangat efektif meningkatkan pemahaman
materi. Peningkatan ini cukup signifikan dibandingkan dengan
pengajaran kimia dengan ceramah di dalam kelas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tadi, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Cara meningkatkan keterampilan proses sains
pembelajaran berbasis laboratorium adalah
Guru harus kreatif, keterampilan dalam penggunaan
laboratorium serta keamanaanya, dan berkompeten.
Siswa Harus memahami setiap keterampilan dalam
keterampilan tingkat dasar maupun terpadu.
Materi yang digunakan adalah materi yang bisa
dipraktikumkan seperti : asam-basa, titrasi, laju reaksi
dan lain sebagainya.
13
Media pembelajaran yang digunakan tentunya
laboratorium fisik yang harus diperhatikan
keamanannya serta dapat juga menggunakan virtual
lab.
2. Pembelajaran kimia berdasarkan keterampilan proses
sains siswa terhadap pembelajaran berbasis laboratorium
sangat efektif dilakukan karena sangat membantu untuk
meningkatkan pemahaman materi kimia.
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan diatas, disarankan :
Kepada para pembaca yang ingin mengembangkan
karya tulis ilmiah ini untuk mencari literature yang cukup
banyak untuk memperkuat argumen.
BIBLIOGRAFI
Jahro, Iis Siti dan Susilawati.2009. Analisis Penerapan Metode
Praktikum pada Pembelajaran Ilmu Kimia di Sekolah
Menengah Atas
Dwiyanti, Gebi dan Siswaningsih, Wiwi.2005. Keterampilan
Proses Sains Siswa SMU Kelas II Pada Pembelajaran
Kesetimbangan Kimia Melalui Metode Praktikum
Widhy, Purwanti.2010. Pembelajaran IPA (Kimia) Berbasis
Laboratorium
14
INDEKS
H P
Hipotesis 4,7 Post-test 9
K Praktikum 8
Kimia 4,8 Pre-test 9
L V
Laboratorium 7 Virtual lab 10
15