Menangani Sikap Menutup Diri

Post on 23-Jun-2015

1.019 views 5 download

Transcript of Menangani Sikap Menutup Diri

Disusun oleh :

Monica Jane

MENANGANI

SIKAP MENUTUP

DIRI

Sudah dijelaskan bahwa para klien yang hadir untuk mendapatkan konseling dapat saja memperlihatkan sikap enggan atau menutup diri untuk ditolong.

ORIENTASI YANG

TEPAT

Konselor perlu memiliki orientasi yang tepat sehingga mempermudah relasi dengan klien. Orientasi ini mencakup ;

• Melihat klien sebagai teman bukan musuh.

• Berempati dan mengerti perasaan klien.

• Pandai melihat perilaku klien sebagai cara untuk bekerja sama

• Pandai –pandai melihat perilaku klien sebagai cara untuk bekerja sama.

• Optimis bahwa ada yang dapat diubah. • Secara positif sanggup melihat

kekuatan – kekuatan dalam diri klien.• Bersikap realistis terhadap kondisi

klien • Bersikap menerima dan dapat

menyampaikan hal-hal ini dalam suatu cara yang wajar.

MENANGANI KLIEN YANG BERSIKAP MENOLAK

Menghadapi permintaan – permintaan tak wajar.

Cara membantu untuk menangani klien seperti ini adalah berusaha untuk memahami bahwa klien sedang menangani diri mereka sendiri. Di sini mereka membutuhkan empati,keluwesan untuk menerima diri mereka.

Membuat janji dengan klien Hanya karena klien telah

menghubungi konselor atau ada dalam proses konseling, hal ini berarti bahwa ia bersedia atau siap untuk melakukan proses konseling lebih jauh. Pembatalan dan ketidak hadiran dapat saja terjadi disebabkan alasan-alasan praktis. Hal ini juga bisa dilihat sebagai suatu bentuk penolakan.

Pihak ketiga sebagai penghubung Yang sebaiknya dilakukan adalan

mengundang pihak ketiga untuk berbicara tentang klien. Pembicaraan harus dipusatkan kepada klien, bahkan meskipun penghubung itu sendiri membutuhkan konseling.

Klien bersikap bermusuhan Konselor sebaiknya menanggapi secara

tenang dan tidak emosional. Bukannya hanya itu saja konselor harus membantu klien untuk mengalihkan kemarahannya.

MENGHADAPI KLIEN YANG

BERSIKAP ENGGAN.

Mengerti situasi klien Biarlah klien mengetahui bahwa

memang berat jika ia dipaksa untuk mengikuti konseling. Katakan juga bahwa konseling jarang sekali berhasil jika menangani klien yang merasa terpaksa.

Peka terhadap perasaan klien Berilah kesempatan untuk berbicara

jika klien memang menginginkannya tetapi jangan memaksanya jika ia tidak mau berbicara.

Perhatian pribadi Ada baiknya konselor berbicara secara

pribadi dengan salah satu pasangan suami-istri atau anggota keluarga di ruangan terpisah setelah mereka berbicara bersama dalam pertemuan.

Bersikap menyimak Memberi perhatian penuh terhadap

apapun yang dikatakan klien, ini menunjukkan bahwa kita memperhatikan dan sungguh-sungguh tertarik.

Mendampingi klien Sama seperti klien yang bersikap menutup

diri, klien yang bersikap enggan memerlukan hubungan yang akrab agar bisa membuka diri.

Menghentikan konselingAda klien yang tidak hanya bersikap enggan tetapi tidak bersedia untuk melanjutkan konseling.

MELIBATKAN KLIEN YANG PASIF DAN MEMBISU

Konselor mungkin menemukan klien yang tidak banyak bicara atau tetap membisu untuk sementara waktu. Klien sperti ini biasa saja klien yang bersikap enggan atau orang yangmempunyai sikap penolakan yang kuat atau hanya sekadar tidak pandai mengungkapkan gagasannya.

Memahami kesulitan klien Konselor harus menyadari bahwa klien

bisa saja mengalami kesulitan jika harus membuka diri atau membicarakan sesuatu yang pribadi kepada orang yang belum dikenal.

Memberikan alternatif Konselor tidak perlu memaksa klien

untuk berbicara tetapi memberi alternatif. Memberi alternatif merupakan suatu cara yang mengarahkan klien menanggapi konseling.

Memberi ijin Memberi tahu klien bahwa ia dapat

menceritakan kisahnya kapan saja, tetapi ia harus menceritakannya pada suatu saat.

Jangan menekan Beberapa konselor pada akhirnya

berselisih dengan klien mereka karena mereka ingin klien membuka diri dan berterus terang. Ini seharusnya dihindari,sebab klien berhak untuk menyimpan rahasianya.

Bersikap kreatif

Konselor harus memiliki sikap yang kreatif dalam menanggani klien sebab konseling tidak berjalan secara mekanis dan klien bukanlah mesin yang dapat dimanipulasi sesuai kehendak kita.

CARA –CARA LAIN UNTUK MENANGANI SIKAP MENOLAK

Bicaralah dalam bahasa klien

Setiap orang,keluarga,atau pasangan suami istri memiliki bahasa sendiri untuk mengungkapkan pengalaman hidup mereka. Konselor harus mempelajari bahasa klien dan menggunakannya untuk mempermudah tercapainya sasaran konseling.

Pemanfaatan

Istilah ini mengacu pemanfaatan apa saja yang disodorkan klien pada konselor dalam konseling, entah berupa perilaku, sikap,reaksi, atau keadaan psikologis klien. Konselor harus dapat menerima klien apa adanya dan melibatkannya dalam pemecahan masalah.

Menyemangati sikap menolak

Banyak konselor yang frustasi karena klien setuju untuk melakukan tugas yang diberikan tetapi pada kenyataannya ia tidak melakukan apa pun. Bisa saja klien memang mempunyai alasan yang masuk akal sehingga ia tidak melakukannya. Tetapi hal ini juga dapat dilihat sebagai sikap menolak. Untuk mengatasinya,konselor harus menerima sikap penolakan ini dan harus menyemangatinya.

Cara tak langsung Tidak selalu mudah untuk membuat

klien melakukan sesuatu lewat cara-cara yang langsung. Konselor harus dapat mencoba berbagai cara asalkan klien dapat menerimanya dan melaksanakannya.

Menggunakan seakan-akan Memberikan kerangka “seakan-akan”

kepada klien agar komunikasi dapat berjalan bagus dan dapat membantu. Yang dapat konselor lakukan adalah meminta klien untuk membayangkan dirinya sebagai orang lain atau berada dalam situasi yang berbeda.

Pantang menyerah Konselor harus menunjukkan pada

klien bahwa anda tahu bahwa mereka dapat berubah, tetaplah teguh, dan dengan sabar mendorong mereka untuk mewujudkannya. Ada beberapa klien yang membutuhkan waktu serta dorongan semangat sebelum mereka merelakan dirinya untuk mengalami perubahan.

KELUWESAN DAN KREATIVITAS

Konselor efektif adalah konselor yang mampu bersikap luwes dan kreatif. Ia akan berusaha untuk tidak melakukan hal yang sama berulang-ulang tetapi tanpa hasil. Ia bersedia untuk bersikap luwes untuk menciptakan tanggapan-tanggapan yang berbeda dari klien, mengetahui dengan baik banyak model tanggapan, dan mengubah-ubahnya sehingga bisa memancing klien.