Post on 19-Jun-2015
MEKANISME TERBENTUKNYA SPESIES BARU
Teori Darwin mengenai evolusi sebagian besar memberi penekanan pada seleksi alam
dan adaptasi populasi secara bertahap terhadap lingkungannya. Proses ini disebut mikroevolusi.
Jika mikroevolusi benar-benar terjadi maka bumi akan dihuni oleh makhluk hidup yang sangat
adaptif dibandingkan makhluk hidup sebelumnya. Spesiasi – asal-usul spesies baru – berada
pada pusat dari evolusi. Pada saat spesiasi terjadi maka keanekaragaman hayati meningkat.
Makroevolusi menyebabkan perubahan biologis secara dramatis dan hal ini dimulai dengan
munculnya spesies baru. Jika ada dua varietas dari suatu spesies mendiami dua habitat yang
sangat berbeda tanpadapat melakukan perkawinan antar keduanya, dan selanjutnya mengalami
perubahan morfologi, anatomi, dan tingkah laku, maka akhirnya dapat membentuk satu spesies
baru.
1. PENGHALANG REPRODUKTIF MEMPERTAHANKAN TERPISAHNYA SPESIES
Suatu penghalang reproduktif adalah karakter-karakter dari makhluk hidup yang
menghalangi populasi saling kawin meskipun mempunyai habitat yang tumpah tindih. Ada
dua macam penghalang reproduktif yaitu:
A. Penghalang prezigotik; mencegah perkawinan atau fertilisasi antar spesies
• isolasi musim (temporal)
Spesies pinus Pinus radiata dan P. muricata hidup di area yang sama di Kalifornia
Tengah. Kedua spesies ini tidak dapat saling kawin karena P. radiata melepaskan serbuk
sari pada bulan Februari, sedangkan P. muricata pada bulan April. Sigung dari bagian
Timur dan sigung dari bagian Barat padang rumput di Amerika, mempunyai musim
kawin yang berbeda, sehingga tidak dapat saling kawin.
• isolasi habitat
Dua spesies yang berkerabat dekat, seperti ular garter di Amerika Utara bagian Barat
yang hidup di darat dan air, tidak mungkin saling kawin.
• isolasi tingkah laku
Tidak ada ketertarikan seksual di antara jantan dan betina pada spesies yang berbeda.
Sinyal khusus yang mengawali terjadinya perkawinan merupakan hal unik di
dalam satu spesies. Biasanya hewan jantan memberi tanda atau sinyal tertentu dalam
bentuk tingkah laku, seperti mengeluarkan suara, melakukan ritual, tarian atau
mengekskresikan zat kimia. Contohnya burung bower jantan akan menghiasi sarangnya
dengan ranting berwarna biru, menari dan berkicau untuk menarik perhatian betina.
Setelah proses ritual selesai, maka akan terjadi perkawinan.
• isolasi mekanik
Perkawinan tidak dapat terjadi akibat organ seksual eksternal yang tidak cocok satu sama
lain. Organ kopulasi pada banyak insekta jantan hanya sesuai untuk betina dari spesies
yang sama. Banyak spesies tumbuhan mempunyai struktur bunga yang beradaptasi
dengan polinator tertentu (insekta/hewan lain missal burung). tanaman sage hitam
memiliki bunga kecil, penyerbukan dilakukan oleh lebah kecil. Sage putih memiliki
struktur bunga yang besar sehingga penyerbukan hanya dapat dilakukan oleh lebah besar.
• isolasi gametik
Jantan dan betina dari spesies yang berbeda dapat melakukan perkawinan, tetapi
pembuahan yang terjadi tidak akan menghasilkan zigot. Hal ini berlaku pada pembuahan
internal maupun eksternal; pada banyak mamalia sperma tidak dapat bertahan hidup di
dalam saluran reproduksi betina spesies lain; jantan dan betina bulu babi mengeluarkan
sperma dan telur di laut. Fertilisasi dapat berlangsung jika molekul pada permukaan
sperma dan telur dapat bersatu.
B. Penghalang poszigotik; mencegah perkembangan makhluk hidup
Dewasa yang fertil; zigot yang dihasilkan disebut hibrid zigot. Ada tiga macam
penghalang poszigotik:
• Ketidakmampuan hibrid untuk berkembang (hybrid inviability)
Misal katak dari genus Rana yang hidup di habitat sama dapat saling kawin tetapi hibrid
tidak dapat berkembang sempurna atau menjadi individu yang lemah.
• Sterilitas hibrid (hybrid sterility)
Hibrid yang dihasilkan dari perkawinan dua spesies berbeda, bersifat steril, oleh karena
itu hibrid ini tidak dapat mewariskan sifat tetuanya; misalnya hibrid (Gambar 12.6j;
disebut bagal) antara kuda dan keledai
• Kegagalan rantai pewarisan pada hibrid (hybrid breakdown)
Generasi hibrid pertama fertil dan mampu berkembang, tetapi jika hibrid ini saling kawin
maka atau hibrid kawin dengan tetua maka hibrid keturunannya bersifat steril.
2. ISOLASI GEOGRAFIK DAPAT MENYEBABKAN SPESIASI (PEMBENTUKAN
SPESIES BARU)
Kunci asal-usul spesies adalah pemisahan populasi satu dengan yang lainnya, dalam
hal ini pemisahan gene pool. Perubahan frekuensi alel yang disebabkan oleh seleksi alam,
hanyutan gen (genetic drift), dan mutasi tidak dipengaruhi oleh aliran gen (gen flow) dari
populasi lain. Pada pembentukan spesies baru, penghalang aliran gen antar populasi yang
utama yaitu penghalang geografis (geographic barrier). Spesiasi semacam ini disebut spesiasi
alopatrik (allopatric speciation), populasi yang terbentuk disebut populasi alopatrik. Proses
geologi dapat menyebabkan populasi terfragmentasi menjadi satu atau lebih populasi yang
terisolasi. Isolasi geografik memberi peluang terjadinya spesiasi tetapi belum tentu terjadi
spesies baru. Spesies baru terjadi jika adanya penghalang reproduksi antara populasi terisolasi
dengan populasi induk. Tidak semua spesies terbentuk sebagai akibat dari isolasi geografik.
Pada spesiasi simpatrik (sympatric speciation), isolasi reproduksi terjadi dan spesies baru
terjadi tanpa pembatas geografik.
Spesiasi adalah proses suatu spesies berdivergen menjadi dua atau lebih spesies. Hal
ini telah terpantau berkali-kali pada kondisi laboratorium yang terkontrol maupun di alam
bebas. Pada organisme yang berkembang biak secara seksual, spesiasi dihasilkan oleh isolasi
reproduksi yang diikuti dengan divergensi genealogis.
Terdapat empat mekanisme spesiasi. Yang paling umum terjadi pada hewan adalah
1. spesiasi alopatrik, yang terjadi pada populasi yang awalnya terisolasi secara geografis,
misalnya melalui fragmentasi habitat atau migrasi. Seleksi di bawah kondisi demikian
dapat menghasilkan perubahan yang sangat cepat pada penampilan dan perilaku
organisme. Karena seleksi dan hanyutan bekerja secara bebas pada populasi yang
terisolasi, pemisahan pada akhirnya akan menghasilkan organisme yang tidak akan dapat
berkawin campur.
2. spesiasi peripatrik, yang terjadi ketika sebagian kecil populasi organisme menjadi
terisolasi dalam sebuah lingkungan yang baru. Ini berbeda dengan spesiasi alopatrik
dalam hal ukuran populasi yang lebih kecil dari populasi tetua. Dalam hal ini, efek
pendiri menyebabkan spesiasi cepat melalui hanyutan genetika yang cepat dan seleksi
terhadap lungkang gen yang kecil.
3. spesiasi parapatrik. Ia mirip dengan spesiasi peripatrik dalam hal ukuran populasi kecil
yang masuk ke habitat yang baru, namun berbeda dalam hal tidak adanya pemisahan
secara fisik antara dua populasi. Spesiasi ini dihasilkan dari evolusi mekanisme yang
mengurangi aliran genetika antara dua populasi. Secara umum, ini terjadi ketika terdapat
perubahan drastis pada lingkungan habitat tetua spesies. Salah satu contohnya adalah
rumput Anthoxanthum odoratum, yang dapat mengalami spesiasi parapatrik sebagai
respon terhadap polusi logam terlokalisasi yang berasal dari pertambangan. Pada kasus
ini, tanaman berevolusi menjadi resistan terhadap kadar logam yang tinggi dalam tanah.
Seleksi keluar terhadap kawin campur dengan populasi tetua menghasilkan perubahan
pada waktu pembungaan, menyebabkan isolasi reproduksi. Seleksi keluar terhadap hibrid
antar dua populasi dapat menyebabkan "penguatan", yang merupakan evolusi sifat yang
mempromosikan perkawinan dalam spesies, serta peralihan karakter, yang terjadi ketika
dua spesies menjadi lebih berbeda pada penampilannya.
4. spesiasi simpatrik, di mana spesies berdivergen tanpa isolasi geografis atau perubahan
pada habitat. Mekanisme ini cukup langka karena hanya dengan aliran gen yang sedikit
akan menghilangkan perbedaan genetika antara satu bagian populasi dengan bagian
populasi lainnya. Secara umum, spesiasi simpatrik pada hewan memerlukan evolusi
perbedaan genetika dan perkawinan tak-acak, mengijinkan isolasi reproduksi
berkembang.
Salah satu jenis spesiasi simpatrik melibatkan perkawinan silang dua spesies yang
berkerabat, menghasilkan spesies hibrid. Hal ini tidaklah umum terjadi pada hewan
karena hewan hibrid bisanya mandul. Sebaliknya, perkawinan silang umumnya terjadi
pada tanaman, karena tanaman sering menggandakan jumlah kromosomnya, membentuk
poliploid. Ini mengijinkan kromosom dari tiap spesies tetua membentuk pasangan yang
sepadan selama meiosis. Salah satu contoh kejadian spesiasi ini adalah ketika tanaman
Arabidopsis thaliana dan Arabidopsis arenosa berkawin silang, menghasilkan spesies
baru Arabidopsis suecica. Hal ini terjadi sekitar 20.000 tahun yang lalu, dan proses
spesiasi ini telah diulang dalam laboratorium, mengijinkan kajian mekanisme genetika
yang terlibat dalam proses ini. Sebenarnya, penggandaan kromosom dalam spesies
merupakan sebab utama isolasi reproduksi, karena setengah dari kromosom yang
berganda akan tidak sepadan ketika berkawin dengan organisme yang kromosomnya
tidak berganda.
4. HAL YANG MEMPENGARUHI TERBENTUKNYA SPESIES BARU
Makhluk hidup selalu mengalami perubahan secara perlahan-lahan dalam jangka
waktu yang lama. Perubahan yang terjadi sedikit demi sedikit dapat menghasilkan struktur
yang menyimpang dari aslinya, dan akhirnya terbentuk spesies baru. Proses terbentuknya
spesies baru disebut spesiasi. Hal-hal yang mempengaruhi terbentuknya spesies baru antara
lain sebagai berikut.
1. Domestikasi
Domestikasi merupakan bagian dari usaha pemuliaan tanaman dan hewan. Usaha yang
dilakukan yaitu dengan cara membudidayakan tumbuhan dan hewan yang liar untuk
dijinakkan. Misalnya budidaya ayam hutan dengan cara dikawinkan dengan ayam kampung
akan menghasilkan ayam bekisar. Ayam bekisar merupakan pembentukan spesies baru yang
sifatnya mandul. Pada proses domestikasi, tumbuhan dan hewan dapat memiliki sifat yang
menyimpang dari jenis aslinya sehingga akan terbentuk spesies yang baru.
2. poliploidi
Poliploid merupakan peristiwa penggandaan jumlah kormosom yang melebihi aslinya,
misalnya dari 2n menjadi 3n. Poliploid dapat terjadi melalui dua cara antara lain seperti
berikut.
a. autopoliploidi
Peristiwa ini terjadi pada kromosom homolog atau terjadi dengan sendirinya,
mungkin disebabkan karena faktor alam. Faktor-faktor yang menyebabkan autopoliploid
antara lain radiasi alam, sinar ultraviolet matahari, dan lain-lain. Adanya faktor-faktor
alami tersebut dapat menyebabkan kromosom gagal berpisah. Misalnya bunga Oenthera
lamarchiaus yang memiliki kromosom 24 kemudian mengalami poliploid menjadi spesies
yang baru yaitu Oenathera gigas yang memiliki kromosom berjumlah 28. Spesies baru
yang dihasilkan bersifat mandul.
b. allopoliploidi
Peristiwa ini terjadi pada kromosom nonhomolog yang merupakan peristiwa
penggandaan jumlah kromosom akibat peristiwa persilangan. Misalnya semangka dengan
kromosom 2n disilangkan dengan semangka yang berkromosom 4n, akan dihasilkan
spesies baru yang memiliki kromosom 3n yang bersifat mandul (tidak menghasilkan biji).
Read more:
http://texbuk.blogspot.com/2012/01/spesiasi-hal-yang
mempengaruhi.html#ixzz1yCe9CJ3V