Mekanisme Erupsi Gigi Permanen

Post on 11-Dec-2015

94 views 7 download

description

mekanism

Transcript of Mekanisme Erupsi Gigi Permanen

Mekanisme Erupsi gigi gigi permanen

Erupsi gigi dapat diartikan sebagai gerakan gigi, dari arah aksial ke posisi

fungsional dari tulang rahang. Proses erupsi berlangsung hingga gigi bertemu gigi

antagonisnya ( mencapai okllusi). Fase Erupsi gigi terbagi tas beberapa tahapan yaitu

tahapan pre-erupsi, intraosseous, penetrasi jaringan mukosa, pre-oklusal dan post

oklusal. Pada tahap pre-erups, mahkota gigi terbentuk dan posisi gigi pada tulang

rahang relatif stabil. Ketika akar gigi mulai terbentuk, gigi mulai bergerak dari dalam

rahang menuju cavitas oral ( tahap intraosseous ). Jalan Erupsi untuk gigi dewasa

tidak hanya melalui tulang tetapi juga melalui akar dari gigi desidui. Secara umum,

tahap penetrasi mukosa pada erupsi gigi terjadi ketika ½ sampai ¾ akar gigi sudah

terbentuk. Tahap preoklusi berlangsung relatif singkat (hanya beberapa bulan)

sedangkan tahap postoklusi berlangsung lebih lama mencapai beberapa tahun (Koch,

2001).

Proses erupsi gigi permanen selain gigi molar permanen, melibatkan gigi

desidui, yaitu gigi desidui tanggal yang digantikan oleh gigi permanen. Resorpsi

tulang dan akar gigi desidui mengawali pergantian gigi desidui oleh gigi

permanennya. Resoprsi akar gigi desidui dimulai di bagian akar gigi desidui yang

paling dekat dengan benih gigi permanen. Tahap awal erupsi gigi permanen akan

menghasilkan tekanan erupsi yang akan menyebabkan resorpsi akar gigi desidui.

Namun, folikel gigi dan retikulum stelata yang merupakan bagian dari komponen gigi

juga berperan dalam resorpsi akar gigi desidui. (Harokopakis-Hajishengalis,2007)

Erupsi gigi permanen tidak terlepas dari proses seluler dan molekuler. Sel-sel

retikulum stelata dari gigi permanen yang sedang terbentuk mensekresi parathyroid

hormone (PTH)-related protein (PTHrP), yaitu suatu molekul pengatur pembentukan

yang dibutuhkan untuk erupsi gigi. PTHrP yang disereksi kemudian terikat dalam

suatu fungsi parakrin pada reseptor PTHrP yang diekspresikan oleh sel-sel dalam

folikel gigi. Interleukin 1a juga disereksi oleh epitel stelata dan dengan cara yang

sama terikat pada reseptor IL-1a yang ditemukan pada folikel gigi. Akibatnya, sel-sel

folikel gigi yang terstimulasi ini akan mensereksi faktor-faktor perekrut monosit,

seperti colony-stimulating factor-1, monocyte chemotactic protein-1 atau vascular

endothelial growth factor. Kemudian, di bawah pengaruh faktor-faktor tersebut,

monosit dibawa dari daerah di dekat folikel gigi yang kaya pembuluh darah dan

diletakkan di daerah koronal.( (Harokopakis-Hajishengalis,2007)

Gambar 1 : Skema proses molekuler dan seluler saat

inisiasi proses resorpsi akar gigi sulung.

(Harokopakis-Hajishengalis,2007)

Erupsi gigi permanen tidak terlepas dari proses seluler dan molekuler. Sel-

sel retikulum stelata dari gigi permanen yang sedang terbentuk mensekresi

parathyroid hormone (PTH)-related protein (PTHrP), yaitu suatu molekul pengatur

pembentukan yang dibutuhkan untuk erupsi gigi. PTHrP yang disereksi

kemudian terikat dalam suatu fungsi parakrin pada reseptor PTHrP yang

diekspresikan oleh sel-sel dalam folikel gigi. Interleukin 1a juga disereksi oleh

epitel stelata dan dengan cara yang sama terikat pada reseptor IL-1a yang

ditemukan pada folikel gigi. Akibatnya, sel-sel folikel gigi yang terstimulasi ini

akan mensereksi faktor-faktor perekrut monosit, seperti colony-stimulating

factor-1, monocyte chemotactic protein-1 atau vascular endothelial growth

factor. Kemudian, di bawah pengaruh faktor-faktor tersebut, monosit dibawa dari

daerah di dekat folikel gigi yang kaya pembuluh darah dan berada di daerah

koronal. (Harokopakis-Hajishengalis,2007)

Teori mekanisme erupsi gigi dapat dibagi dalam 2 kelompok, yaitu :

1. Gigi didorong atau didesak keluar sebagai hasil dari kekuatan yang

dihasilkan dari bawah dan disekitarnya, seperti pertumbuhan tulang alveolar,

akar, tekanan darah atau tekanan cairan dalam jaringan (proliferasi).

2. Gigi mungkin keluar sebagai hasil dari tarikan jaringan penghubung di

sekitar ligamen periodontal.

Pergerakan gigi ke arah oklusal berhubungan dengan pertumbuhan

jaringan ikat di sekitar soket gigi. Proliferasi aktif dari ligamen periodontal akan

menghasilkan tekanan di sekitar kantung gigi yang mendorong gigi ke arah oklusal.

Tekanan erupsi pada tahap ini semakin bertambah seiring meningkatnya

permeabilitas vaskular disekitar ligamen periodontal yang memicu keluarnya

cairan secara difus dari dinding vaskular sehingga terjadi penumpukkan cairan di

sekitar ligamen periodontal yang kemudian menghasilkan tekanan erupsi. Faktor

lain yang juga berperan dalam menggerakkan gigi ke arah oklusal pada tahap ini

adalah perpanjangan dari pulpa, di mana pulpa yang sedang berkembang pesat ke

arah apikal dapat menghasilkan kekuatan untuk mendorong mahkota ke arah

oklusal. (Bercovitz, 2009).