Post on 08-Mar-2019
MEKANISME DAN PENCATATAN AKUNTANSI
PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM POTONG GAJI
DI BMT WALISONGO PAPANDAYAN SEMARANG
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syari’ah
Oleh
SITI MUSLIHAH
092503064
PROGRAM D III PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH IAIN WALISONGO SEMARANG
2012
ii
Dra. Hj. Nur Huda M.Ag
Jl. Tugu Lapangan No.H/40, RT 08 RW 01
Tambak Aji, Ngaliyan Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4(empat) eks
Hal : Naskah Tugas Akhir
An. Sdr. Siti Muslihah
Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim
naskah Tugas Akhir Saudari:
Nama : Siti Muslihah
NIM : 092503064
Judul :MEKANISME DAN PENCATATAN AKUNTANSI PADA
PEMBIAYAAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM POTONG
GAJI DI BMT WALISONGO PAPANDAYAN SEMARANG
Dengan ini saya mohon kiranya Tugas Akhir Saudari tersebut dapat segera diujikan.
Demikian harap menjadi maklum.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, Mei 2012
Pembimbing,
NIP. 19690830 199403 2 003
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARI’AH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus 3 Ngalian Telp. (024) 7601291.Fax. 624691 Semarang 50185
PENGESAHAN
Ugas Akhir Saudari : Siti Muslihah
NIM : 092503064
Fakultas/Jurusan : Syari’ah/ DIII Perbankan Syari’ah
Judul :MEKANISME DAN PENCATATAN AKUNTANSI PADA
PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM
POTONG GAJI DI BMT WALISONGO PAPANDAYAN
SEMARANG
Telah diujikan oleh Dewan Penguji Program D3 Perbankan Syari’ah Fakultas Syariah
Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinatakan lulus dengan
predikat Cumlaude/ Baik/ Cukup, pada tanggal:
Mei 2012
Dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) dalam
Ilmu Perbankan Syari’ah Tahun Akademik 2012.
Semarang, 2012
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Nur Fatoni, M.Ag Dra. Hj. Nur Huda, M.Ag
NIP:19730811 200003 1 004 NIP: 19690830 199403 2 003
Penguji I Penguji II
Drs.H.Muhyiddin, M.Ag Muh Syaifullah, H. M.Ag
iv
MOTTO
“ bersama usaha dan kesabaran kebahagiaan hidup pasti akan tercipta ”
Mengetahui seberapa besar kesalahanmu dimasa lalu bisa menjadi ukuran seberapa besar
perjuanganmu memperbaiki diri hari ini untuk kehidupanmu dimasa depan.
v
PERSEMBAHAN
Dalam perjuangan hidup ini penuh lika-liku dan tak lain dibalik semua itu ada sebuah
rencana yang indah yang irencanakan ole Allah bagi kita. Begitu pula dalam proses
pembuatan Tugas akhir ini yang alhamdulillah sudah selesai dan kupersembahkan Tugas
akhir ini untuk orang-orang yang selalu hadir dan selalu memberi dorongan, perhatian, dan
kasih sayangnya kepada penulis dalam kehidupan ini khususnya:
1. Allah SWT yang menuntun hidup ini kejalan yang diridhoinya, dan Rasulullah Saw
yang menjadi stauladan dalam hidup ini.
2. Bapak Salam dan Ibu kati yang tiada hentinya memberikan dukungan dan do’anya
serta telah banyak berjasa dalam hidupku sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas akhir ini.
3. Untuk kakak-kakakku tercinta Zainal Abidin, Zainal arifin dan mb. Zainatur Rohmah
yang selalu memberi semangat dukungan dan do’anya buwat adikmu ini.
4. Para dosen dan seluruh staff fakultas Syari’ah khususnya D3 perbankan Syari’ah pak
wahab, pak johan, bu Heny dan yang tidak kami sebutkan satu persatu.
5. Bu. Nur Huda yang selalu sedia membimbing dalam penyelesaian Tugas akhir ini
sampai selesai.
6. Teman-teman senasib dan seperjuangan D3 angkatan 2009 Titik, Novi, Susi, Tudin,
Rizkika, Wiwik, Rehla, Citra, Mimah, dan yang masih banyak lagi yang tak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
7. Teman-teman kos inna Mif, Azizah, C-tun, Zahro dan semua yang tak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
8. Dan seluruh karyawan BMT Waliongo yang telah membantu dalam penyelesaian
Tugas Akhir ini.
vi
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa Tugas Akhir ini
tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbikan. Demikian juga
Tugas Akhir ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang
terdapat dalam informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang,27 April 2010
Deklarator,
Siti Muslihah
092503064
vii
ABSTRAK
pembiayaan Mudharabah merupakan penggunaan dana dari pihak BMT kepada
nasabah untuk tujuan produktif sebagai modal kerja. Dalam hal ini pihak BMT bertindak
sebagai penyandang dana (shahibul maal) sedangkan nasabah sebagai pengusaha (mudharib),
fasilitas ini dapat diberikan untuk jangka waktu tertentu, sedangkan bagi hasil dibagi secara
periodik dngan nisbah yang disepakati setelah jatuh tempo.
Pembiayaan mudharabah dengan sistem potong gaji di BMT Walisongo Papandayan
Semarang diberikan kepada anggota atau calon anggota yang membutuhkan untuk
kepentingan atau membangun suatu usaha. Yang dalam proses pencairan sampai angsuran
jatuh temo berakhirnya pembiayaan harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan oleh
pihak BMt Walisongo Papandayan Semarang.
Dalam pencatatan akuntansi dalam jurnal di BMT Walisongo Papandayan Semarang
dengan sistem potong gaji terlihat jelas. Pada saat pencatatan akutansi, pencatatan jurnal
harus jelas, yaitu pada saat pencairan, pencatatan angsuran tiap bulan, dan dalam pencatatan
berakhirnya akad pembiayaan mudharabah.
Sebagai lembaga keuangan yang menerapkan prinsip bagi hasil dan dan bersentuhan
langsung dengan kehidupan masyarakat kecil, BMT diharapkan mampu membantu para
pengusaha kecil dan menengah dalam mengembangkan usahanya.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa
memberikan limpahan nikmat yang tak ternilai harganya. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurah ke pangkuan beliau Nabi Agung Muhammad SAW, yang telah menjadi suri tauladan
bagi seluruh umatnya.
Selanjutnya penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah berjasa memberikan bantuan baik moril maupun materiil, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir yang berjudul : “MEKANISME PRODUK
SIRELA (SIMPANAN SUKARELA LANCAR) DI KJKS BINAMA SEMARANG”.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo
Semarang.
3. Bapak Drs. H. Wahab Zaenuri, MM selaku ketua prodi D3 Perbankan Syari’ah IAIN
Walisongo Semarang.
4. Ibu Dra Hj. Nur Huda, M.Ag selaku dosen pembimbing yang dengan tulus memberikan
arahan, petunjuk, dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
5. Seluruh dosen pengajar program D3 Perbankan Syari’ah IAIN Walisongo Semarang,
yang telah memberikan ilmunya kepada penulis sebagai bekal dalam penyusunan Tugas
Akhir ini.
6. Pimpinan dan seluruh staff karyawan BMT Walisongo Papandayan Semarang, yang telah
ikut andil membantu penulis.
7. Bapak dan ibu tercinta, serta seluruh keluarga yang tak henti-hentinya memberikan
semangat dan motifasi kepada penulis.
8. Teman-teman D3 Perbankan Syari’ah angkatan 2009.
9. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam penyusunan
Tugas Akhir ini yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.
ix
Penulis percaya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis
akan sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
penyempurnaan Tugas Akhir ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang
membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, 27 April 2012
Siti Muslihah
092503064
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................. iii
HALAMAN MOTTO........................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................................... v
HALAMAN DEKLARASI................................................................................................. vi
HALAMAN ABSTRAK..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR........................................................................................................ viii
DAFTAR ISI........................................................................................................................ .x
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian..................................................................................................... 4
E. Metode Penelitian...................................................................................................... 5
F. Sistematika Penulisan................................................................................................ 8
BAB II GAMBARAN UMUM BMT WALISONGO PAPANDAYAN SEMARNG..... 10
A. Sejarah BMT Walisongo Papandayan Semarang..................................................... 10
B. Wilayah Kerja BMT Walisongo Papandayan Semarang.......................................... 11
C. Visi, Misi dan Motto BMT Walisongo Papandayan Semarang................................ 12
D. Struktur Kepengurusan BMT Walisongo Papandayan Semarang............................ 13
E. Lingkip usaha BMT Walisongo Papandayan Semarang.......................................... 16
F. Produk-produk BMT Walisongo Papandayan Semarang......................................... 19
G. Baitul Maal Walisongo............................................................................................. 23
H. Grafik Perkebagan BMT Walisongo Sampai Tahun 2011....................................... 24
xi
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................................. 27
A. Definisi Mudharabah................................................................................................ 27
B. Dasar Hukum Mudharabah....................................................................................... 27
C. Rukun dan Syarat Mudharabah............................................................................... 29
D. Jenis Akad Kerjasama Mudharabah......................................................................... 31
E. Mekanisme Pembiayaan Mudharaah Dengan Sistem Potong Gaji di BMT walisongo
Papandayan Semarang.............................................................................................. 31
F. Pencatatan Akuntansi Pada Akad Pembiayaan Mudharabah Dengan Sistem Potong
Gaji di BMT Walisongo Papandayan Semarang...................................................... 36
G. Analisis..................................................................................................................... 42
BAB IV PENUTUP............................................................................................................. 44
A. Kesimpulan............................................................................................................... 44
B. Saran......................................................................................................................... 44
C. Penutup..................................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BMT adalah Balai usaha Mandiri Terpadu atau Baitul Mal wa
Tamwil, yaitu lembaga keuangan mikro(LKM) yang beroperasi
bedasarkan prinsip-prinsip syari’ah.1
Salah satu aspek penting dalam perbankan syari’ah adalah proses
pembiayaan yang sehat. Yang dimaksud dengan proses pembiayaan yang
sehat adalah proses pembiayaan yang berimplikasi kepada investasi halal
dan baik serta menghalalkan menghasilkan return yang sebagaimana yang
diharapkan, atau bakan lebih. Pada bank syari’ah, proses pembiayaan yang
sehat tidak hanya berimplikasi kondisi bank yang sehat tetapi juga
berimplikasi pada peningkatan kinerja sektor riil yang dibiayai.2
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana
pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak
kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha
dibagi diantara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial
hanya ditanggung oleh pengelola dana. 3 Bank syari’ah dapat membantu
memenuhi seluruh kebutuhan modal kerja tersebut bukan dengan
meminjamkan uang, melainkan dengan menjalin hubungan partnership
dengan nasabah. Dimana bank bertindak sebagai penyandang dana
1 Andri Soemitra,Bank Umum dan Lembaga Keuangan Syari’ah,Jakarta: Kencana, 2009,hlm 447
2 Sunarto zulkifli, Transaksi Perbankan Syari’ah, Jakarta: Zikrul Hakim, 2003,hlm 138
3 Muhammad Dwi Sukinyo, Akuntansi Perbankan Syari’ah,Yogyakarta: TrustMedia,2009,hlm 56
2
(shahibul maal), sedangkan nasabah sebagai pengusaha (mudharib).
Skema pembiayaan semacam ini disebut dengan mudharabah (Trust
Financing) fasilitas ini dapat diberikan untuk jangka waktu tertentu,
sedangkan bagi hasil dibagi secara periodik dengan nisbah yang disepakati
setelah jatuh tempo, nasabah mengembalikan jumlah dana tersebut beserta
porsi bagi hasil (yang belum dibagikan) yang menjadi bagian bank.4
Prinsip pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan berdasarkan
prinsip bagi hasil atau bagi laba. Dalam prinsip bagi hasil usaha adalah
laba bruto (gross profit) bukan total pendapatan usaha (omset). Sedangkan
dalam prinsip bagi laba, dasar pembagian adalah laba bersih yaitu laba
bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan modal
mudharabah.5
Adapun yang dimaksud dengan pembiayaan mudharabah di BMT
Walisongo Papandayan Semarang ini adalah suatu pembiayaan dengan
prinsip kerjasama untuk tujuan produktif. Hal ini sejalan dengan
meningkatnya keinginan masyarakat yang mempunyai usaha atau
memajukan usaha yang tentunya membutuhkan modal tambahan.
Pembiayaan mudharabah sangat tepat diterapkan untuk memenuhi
kebutuhan modal bagi nasabah, pihak BMT dapat membantu memenuhi
kebutuhan tersebut dengan memberikan pembiayaan kepada nasabah yang
membutuhkan modal tersebut dengan pengembalian ditambah bagi hasil
sesuai nisbah yang disepakati antara pihak BMT dan nasabah tersebut.
4 Zaenal Arifin, Memahami Bank Syari’ah, Jakarta Selatan: Alvabet Cet ke-II,2000, hlm 15.
5Ibid hlm 57
3
BMT mempunyai peranan umum yaitu melakukan pembinaan dan
pendanaan yang berdasarkan sistem syari’ah. Dalam pembiayaan
mudharabah ini BMT Walisongo Papandayan Semarang sudah
mempunyai kerjasama dengan instansi Rumah Sakit dan Kepolisian.
Kerjasama antar BMT dengan instansi Rumah Sakit dan Kepolisian
tersebut adalah untuk membantu para karyawan yang membutuhkan modal
untuk sebuah usaha. Kerjasama sudah berjalan dua tahun, karena sistem
yang dipakai BMT cukup bagus dan para nasabahpun merasa
nyaman,sehingga kerjasama BMT dan instansipun terus berkembang.
Dalam kerjasama ini para karyawan mengajukan pembiayaan kepada
BMT, dan pengajuan tersebut menggunakan jaminan berupa potong gaji
dari instansi tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut diatas dan pengalaman yang diperoleh
penulis pada saat meakukan Praktek Kerja Lapangan di BMT Walisongo
Papandayan Semarang, maka penulis mengambil judul “MEKANISME
DAN PENCATATAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN
MUDHARABAH DENGAN SISTEM POTONG GAJI DI BMT
WALISONGO PAPANDAYAN SEMARANG.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan
dibahas penulis pada Tugas Akhir adalah sebagai berikut:
4
1. Bagaimana mekanisme pembiayaan mudharabah dengan sistem
potong gaji di BMT Walisongo Papandayan Semarang?
2. Bagaimana pencatatan akuntansi dalam jurnal di BMT Walisongo
Papandayan Semarang sehubungan dengan pembiayaan yang
diajukan dengan sistem potong gaji?
C. Tujuan Penelitian
Dengan mengadakan penelitian di BMT Walisongo Papandayan
Semarang, tujuan yang hendak dicapai penulis adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui mekanisme pembiayaan mudharabah dengan
sistem potong gaji di BMT Walisongo Papandayan Semarang.
2. Untuk mengetahui pencatatan akuntansi dalam jurnal di BMT
Walisongo Papandayan Semarang sehubungan dengan pembiayaan
mudharabah dengan sistem potong gaji di BMT Walisongo
Papandayan Semarang.
D. Manfaat Penelitian
Dengan mengadakan penelitian di BMT Walisongo Papandayan
Semarang, manfaat yang hendak dicapai penulis adalah sebagai berikut:
Bagi Peneliti:
1. Melatih bekerja dan berpikir kreatif dengan mencoba
mengaplikasikan teori-teori yang didapat dibangku kuliah ke
lapangan atau dunia kerja.
5
2. Memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Ahli Madya
dalam Ilmu Perbankan Syari’ah pada Fakultas syari’ah IAIN
Walisongo Semarang.
Bagi perusahaan:
1. Penelitian ini dapat memperkenalkan produk BMT di masyarakat
luas dan dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk pengambilan
keputusan yang lebih bijak.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu
jenis peneltian yang menghasilkan penemuan yang tidak dapat
dicapai dengan menggunakan prosedur statistik/dengan cara
kualifikasi lainnya. Bodgon Taylor (1975) mendefinisikan
metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis / lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.6
2. Metode Pengumpulan Data
a. Dokumentasi
6 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.Remaja Rosala Karya, 2009,
hlm.4
6
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, notulen, rapat, agenda dan
sebagainya.7
b. Observasi
Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti
baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap obyek
penelitannya. Instrumen yang dipakai dapat berupa lembar
pengamatan, panduan pengamatan dan sebagainya.8
c. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknis pegumpulan data.
Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan
dengan yang diwawancarai, dapat juga secara tidak langsung
seperti: memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada
kesempatan lain.9
3. Sumber Data
a. Data Primer
Adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari
individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau
pengisian kuesioner.10
Dalam hal ini penulis memperoleh data
langsung dari BMT Walisongo Papandayan Semarang.
7 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta, 1996, hlm. 231
8 Husein Umar,Research Metod’s in Finance and Banking, Gramedia Pustaka, Jakarta, 2002, hlm.
116 9Ibid,hlm. 116
10Ibid, hlm. 82
7
b. Data Sekunder
Adalah data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan
baik oleh pengumpul data primer atau pihak lain.11
Data ini
disajikan dalam bentuk dokumem-dokumen misalnya modul
dokumen-dokumen misalnya modul gambaran umum BMT
walisongo Papandayan Semarang, dan lain-lain. Data-data
sekunder tersebut selanjutnya dijadikan sebagai lampiran-
lampiran dalam Tugas Akhir ini.
4. Analisis Data
Dari data-data yang terkumpul, penulis berusaha
menganalisis data tersebut, dalam menganalisis data, penulis
menggunakan teknik deskriptif, yaitu data-data yang diperoleh
kemudian dituangkan dalam bentuk kata-kata maupun gambar,
kemudian dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan
kenyataan yang realistis.
Menurut Gay (1976), metode ini bertujuan untuk menjawab
pertanyaan yang menyangkut sesuatu pada saat berlangsungnya
proses penelitian atau riset.12
11
Ibib, hlm. 82 12
Ibid, hlm. 47
8
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam rangka memberikan kemudahan dalam memahami materi
Tugas Akhir ini, maka penulis akan menguraikan susunan penulisan secara
sistematis sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai: latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian,
dan sistematika penulisan Tugas Akhir.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran umum BMT Waisongo
Papandayan Semarang yang meliputi sejarah, wilayah kerja, visi dan misi,
lingkup usaha, produk-produkdan struktur organisasi BMT Walisongo
Papandayan Semarang.
BAB III PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang pengertian mudharabah, dasar
hukum mudharabah, rukun dan syarat mudharabah, mekanisme
pembiayaan mudharabah di BMT Walisongo Papandayan Semarang dan
pencatatan akuntansi dalam jurnal pada akad mudharabah dengan sistem
potong gaji di BMT Walisongo Papandayan Semarang.
9
IV PENUTUP
Pada bab ini merupakan bab yang terakhir dalam menyusun Tugas
Akhir, yang meliputi: kesimpulan, saran dan penutup.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
10
BAB II
GAMBARAN UMUM
BMT WALISONGO PAPANDAYAN SEMARANG
A. SEJARAH BMT WALISONGO PAPANDAYAN SEMARANG13
BMT Walisongo Papandayan Semarang merupakan
suatu lembaga keuangan yang merupakan satu bagian dari
Koppotren Walisongo. Koppontren “ Walisongo” merupakan
lembaga keuangan syariah yang didirikan oleh anggota
jama’ah pengajian yayasan “Walisongo” Semarang pada
tanggal 24 April 1999, yang dibentuk dalam upaya
memberdayakan ummat secara kebersamaan melalui
kegiatan simpanan dan pembiayaan serta kegiatan-kegiatan
lain yang berdampak pada meningkatnya ekonomi
masyarakat ataupun anggota dan mitra yang di bina menuju
arah yang lebih baik, lebih aman,dan lebih adil.
Nama : KoppontrenWalisongo
TanggalBerdiri : 24 April 1999
BadanHukum : 0374/BH/KDK.11-30/I/2000
NPWP : 1.979.737.2-517.000
13
Profil Company BMT Walisongo Papandayan Semarang
11
TDP : Kepala BKPM dan kotaSemarang
No.11.01.2.52.00606 tertanggal 14 Mei 2008
SIUP :
KepalaBadanKoordinasiPenanamanmodal
Pemberdayaan BUMD danAsetDaerah KotaSemarang
No. 521/11.01/PK/III/2008tertanggal 14 Maret 2008
B. WILAYAH KERJA BMT WALISONGO PAPANDAYAN
SEMARANG14
BMT Walisongo Papandayan Semarang mempunyai
satu kantor pusat dan tiga kantor cabang yang masing-masing
berbeda lokasinya. Berikut adalah alamat dari masing-masing
kantor:
1. Kantor pusat
Jl. Papandayan 772 Semarang ( 50232 )
Telp. ( 024 ) 8411255 ,fax : (024) 8411255
Email : bmt_walisongo @yahoo.co.id
2. Kantor Cabang
a. Jl. Papandayan 772 Semarang ( 50232 )
Telp. ( 024 ) 8411255 ,fax : (024) 8411255
14
Profil Company BMT Walisongo Papandayan Semarang
12
b. Jl. Muktiharjo Raya Semarang
Telp. ( 024 ) 6582544
c. Tambak Lorok
Telp. ( 024 ) 3522827
C. VISI, MISI DANMOTTOBMT WALISONGO PAPANDAYAN
SEMARANG15
Untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan
BMT Walisongo Papandayan mempunyai visi dan misi dan
motto tersendiri yaitu:
Visi
Menciptakan Koppontren “Walisongo” sebagai wadah bagi
ummat dengan sumber daya yang profesional sehingga
tercipta jaringan usaha yang islami.
Misi
Menciptakan mata rantai di koperasi Pondok Pesantren
“Walisongo” sehingga menjadi pusat kegiatan pelayanan bagi
anggota.
Motto
“Meningkatkan ekonomi Ummat.
15
Profil Company BMT Walisongo Papandayan Semarang
13
D. STRUKTUR KEPENGURUSAN BMT WALISONGO
PAPANDAYAN SEMARANG16
Supaya memudahkan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan atau direncanakan maka disusunlah struktur
kepengurusan. BMT Walisongo Papandayan mempunyai
struktur kepengurusan yang diharapkan untuk mempermudah
pengelolaan tersebut.
16
Profil Company BMT Walisongo Papandayan Semarang
14
Struktur Kepengurusan
BMT WalisongoPapandayan Semarang
MANAGER
CABANG
MANAGER
CABANG
MARKETING
KASIR/TELLER
PEMBIAYAAN
MARKETING
KASIR/TELLER
PEMBIAYAAN
MARKETING
KASIR/TELLER
PEMBIAYAAN
KEUANGAN ADMINISTRASI
MANAGER
CABANG
PENGURUS
MANAGER PUSAT
PENGAWAS
MANAGER
BAITUL MAAL
RAPAT ANGGOTA
MANAGER
BAITUT TAMWIL
15
Keterangan:
a. Dewan Pengawas
1. H. Rianto Djaelani
2. Hj. Agus Sumadi
3. Hj. Roesgiyanto
b. Pengurus
1. Ketua : Hj. Endang Ardiningsih
2. Wakil Ketua I : Hj. Woerjansih Moeljono
3. Wakil Ketua II : Hj. Sidik Sardjono
4. Sekretaris : Hj. Soepinah Soewahyo
5. Wakil sekretaris : Dra. Diana Repelita Darajati
6. Bendahara : Hj. Yati Rochyati
7. Wakil bendahara : Hj. Mujiati Hartomo
c. Pengelola
1. Manajer Pusat : Jusuf, SE
2. Manajer Cabang : Puji Sri Rejeki
Yuni Dwi Astuti
Heri Herdiana
3. Keuangan : Herni Damayanti
4. Administrasi : Hanik Maria
5. Manager Baitul Maal : Jamaludin,SE
6. Teller : Sri Wahyuni
Agung Lestari
Murniasih
7. Pembiayaan : Achmad Cholik
16
Samsudin Aji
Rosidin
8. Adm. Pembiayaan : Ita Kurniasari
Mulyani Sri W
9. Marketing : Wahyu Anggoro
Mustakim
Subkhan
Rudi Fiyanto
Hasanudin
E. LINGKUP USAHABMT WALISONGO PAPANDAYAN
SEMARANG17
1) Sasaran Yang Hendak Dicapai
a. Sasaran Binaan
Sasaran yang akan dicapai dalam pembiayaan adalah
pengusaha kecil dengan ketentuan asset antara Rp. 500.000,-
sampai dengan Rp. 20.000.000,- dengan melihat
kemungkinan pembinaan untuk lebih dikembangkan.Sektor
usaha yang akan dibina meliputi : Bidang jasa, dagang,
Industri.
17
Profil Company BMT Walisongo Papandayan Semarang
17
b. Sasaran Funding
Untuk meningkatkan asset diperlukan pendanaan yang
akan diusahakan dengan penggalangan kepada individu,
lembaga – lembaga pendonor, BUMN, Instansi pemerintah.
2) Manajemen Dan Personalia
Koperasi BMT Walisongo dikelola dengan arahan
manajemen professional, yang secara periodik dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan. Pengambilan keputusan operasional
disesuaikan dengan system prosedur yang telah ditentukan.
Begitu pula dengan pembiayaan dan penggalangan dana.
Operasional Koperasi BMT Walisongo dilakukan
dengan sistem komputer sehingga akan memberikan
pelayanan yang lebih akurat baik dari segi kecepatan,
performa dan ketelitian dalam penyajian kepada para mitra.
Koperasi BMT Walisongo dikelola 20 karyawan yang
bekerja sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan mulai hari
Senin sampai dengan Sabtu. Adapun tingkatan pendidikan
mulai dari tingkat SLTA sampai dengan S1.
Dalam melakasanakan tugasnya BMT Walisongo
Papandayan bergerak dibidang usaha simpan pinjam untuk
mencapai tujuan sosial ekonomis. Hal ini dapat dilihat
18
darikegiatan yang dilakukan yaitu menghimpun dana dari
anggota, masyarakat dan menyalurkannya kembai kepada
anggota dan masyarakat pula.
Berikut adalah tujuan sosial dan ekonomis dari BMT
Walisongo Papandayan melaksanakan lingkup usaha ini:
Tujuan Sosial
Menciptakan jaringan yang terbentuk sebagai anggota
koperasi Walisongo sehingga meningkatkan fungsi dari setiap
kelebihan yang dimiliki oleh para anggota.
Mempedulikan lingkungan terutama para anggota
dalam rangka memaksimalkan fungsi Baitul Maal di BMT
Walisongo dengan memberikan sumbangan kepada kegiatan
yang bersifat sosial.
Tujuan Ekonomis
Membantu pengusaha kecil sehingga dapat
berkembang dan selalu dalam binaan
Menumbuhkan usaha kecil sehingga dapat
meningkatk menjadi usaha menengah
Membentukdan membina usaha dalam kapasitas
membina kemampuan ekonomi ummat islam.
19
F. PRODUK-PRODUK BMT WALISONGO PAPANDAYAN18
1. Produk Simpanan
a. Sirela ( Simpanan Sukarela )
Yaitu simpanan mudharabah yang penarikan dan
penyetorannyadapat dilakukan setiap saat. Bagi hasil
diberikan setiap bulan atas saldo rata-rata harian dan langsung
menambahkan simpanan.
b. .Sirela Junior (Simpanan Sukarela Junior)
Yaitu simpanan mudharabah yang penarikan dan
penyetorannya dapat dilakukan setiap saat, tetapi
diperuntukkan bagi nasabah yang masih dibawah 12 tahun,
dengan tujuan membelajarkan menyimpan bagi usia dini.
Bagi hasil keuntungan diberikan setiap bulan atas saldo rata-
rata harian dan langsung menambahkan simpanan tersebut.
c. Sisuqur (Simpanan Qurban)
Adalah produk simpanan yang merujuk pada konsep
Wadiah. Tujuan pokok simpanan ini adalah mempersiapkan
nasabah untuk berQurban pada saat Idul Qurban, sehingga
simpanan hanya dapat diambil pada saat yang telah
ditentukan.
18
Profil Company BMT Walisongo Papandayan Semarang
20
d. Sisuka (Simpanan Sukarela Berjangka)
Adalah produk simpanan dengan jangka waktu 3
bulan , 6 bulan dan 12 bulan.
e. Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib
Merupakan dana modal atas keanggotaan koperasi.
Penempatan dana ini memiliki akad Musyarakah ( Akad
Penyertaan ) yang berlaku atasnya segala ketentuan dan
resiko penempatan modal pada koperasi.
2. Produk Pembiayaan :
a. Pembiayaan Mudharabah (MDA)
Akad kerjasama permodalan usaha dimana koperasi
Walisongo sebagai pemilik modal (sahibul maal)
menyetorkan modalnya kepada anggota, calon anggota,
koperasi-koperasi lain atau anggotanya sebagai pengusaha
(mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha sesuai akad
dengan pembagian keuntungan dibagi bersama sesuai dengan
kesepakatan (nisbah),dan apabila rugi ditanggung oleh
pemilik modal sepanjang bukan merupakan kelalaian
penerima pembiayaan.
21
b. Pembiayaan Musyarakah (MSA)
Akad kerjasama permodalan usaha antara koperasi
Walisongo dengan satu pihak atau beberapa pihak sebagai
pemilik modal pada usaha tertentu, untuk menggabungkan
modal dan melakukan usaha bersama dalam suatu kemitraan,
dengan nisbah pembagian hasil sesuai kesepakatan para
pihak, sedang kerugian ditanggung secara proporsional sesuai
dengan kontribusi modal.
c. Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil (BBA)
Pembiayaan yang digunakan untuk pembelian barang
dengan kesepakatan bersama sesuai dengan yang dibutuhkan
anggota. Barang akan dibayar tunai oleh BMT sedangkan
peminjam akan mengangsur ke BMT dengan jumlah bagi
hasil dan waktu yang disepakati bersama. Dalam hal ini
berlaku hukum jual beli secara mengangsur.
d. Pembiayaan Murabahah (MBA)
Tagihan atas transaksi penjualan barang dengan
menyertakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang
disepakati pihak penjual(koperasi Walisongo) dan pembeli
(anggota, calon anggota, koperasi-koperasi lain dan atau
anggotanya) dan atas transaksi jual-beli tersebut yang
mewajibkan anggota untuk melunasi kewajibannya sesuai
22
jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran imbalan
berupa margin keuntungan yang disepakati dimuka sesuai
akad.
3. Bidang Garap
Bidang garap BMT “WALISONGO” adalah
pengembangan usaha kecil dengan mengacu pada proses
pembangunan ekonomi kerakyatan. Pengembangan usaha kecil
ini ditempuh melalui kegiatan:
a. Pemberian Pembiayaan ( Kredit )
Pemberian pembiayaan dengan system binaan dan
diutamakan pengusaha kecil dengan kapasitas usaha berkisar
antara asset Rp 500.000,- s/d Rp 50.000.000,-.
Pemberian pembiayaan disertai agunan yang
merupakan jaminan meskipun nilai jual dari agunan tidak
diutamakan.
Penekanan lebih diarahkan pada jumlah pembiayaan
yang diberikan dengan batasan yang sudah ditentukan.
a. PenekananBidangGarap.
b. Perdagangan
c. Industri
d. Jasa
e. Konsumtif
23
b. Memberi Konsultasi Usaha dan Manajemen
Untuk meningkatkan usaha para binaan, BMT
“Walisongo” melakukan konsultasi usaha dan manajemen,
konsultasi ini berupaya untuk memberikan jalan keluar bagi
problem-problem mereka dalam menjalankan usaha
khususnya meliputi persoalan manajemen dan keuangan.
Kegiatan ini disamping sebagai sarana pembinaan juga
sebagai media monitoring atas pemberian pembiayaan
sehingga akan terkontrol dengan efektif.
c. Pengerahan Dana
Sebagai lembaga yang membina usaha tersebut
kelangsungan pendanaan BMT Walisongo berupaya memacu
mitranya untuk menabung. Tujuan utamanya konsep ini
adalah agar perilaku para mitranya terhadap keuangan juga
akan tercapai pula proses revolving fund di antara para
mitranya.
G. BAITUL MAAL WALISONGO19
Baitul Maal Walisongo Semarang (BMWS) secara
managerial mulai operasional pada tanggal 1 April 2010,
dengan tujuan dapat sejajar dengan kinerja Baitul Tamwil
dan melaksnakan keputusan RAKER BMT Jawa Tengah
19
Profil Company BMT Walisongo Papandayan Semarang
24
tahun 2010 di Bandungan yang dilaksanakan pada 23-25
Desember 2009.
a. Penggalangan dana melalui :
1. Zakat
2. Infaq
3. Shodaqoh
4. Wakaf
b. Penyaluran dana melalui:
1. Peduli Pendidikan Ummat
2. Peduli Kesehatan Ummat
3. Peduli Ekonomi Ummat
4. Peduli Syiar Ummat
5. Peduli Bencana
H. Grafik Perkembangan BMT Walisongo Sampai Tahun 201120
MODAL TAHUN 1999- 2011
20
Profil Company BMT Walisongo Papandayan Semarang
0,00
200.000.000,00
400.000.000,00
600.000.000,00
800.000.000,00
1.000.000.000,00
1.200.000.000,00
Modal
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
25
Keterangan :
Tahun Modal
1999 21.409.674
2000 35.397.470
2001 50.938.670
2002 66.872.060
2003 120.107.279
2004 148.378.247
2005 235.412.039
2006 454.183.342
2007 578.964.938
2008 637.953.681
2009 753.554.935
2010 903.989.919
2011 1.053.629.247
ASSET TAHUN 1999 – 2011
0
2.000.000.000
4.000.000.000
6.000.000.000
8.000.000.000
10.000.000.000
12.000.000.000
14.000.000.000
16.000.000.000
Asset
1999200020012002200320042005200620072008200920102011
26
Keterangan
Tahun Asset
1999 79.977.034
2000 241.830.591
2001 1.016.091.313
2002 1.543.998.634
2003 2.406.374.366
2004 2.607.705.764
2005 3.483.010.469
2006 5.176.667.484
2007 5.176.667.484
2008 6.362.435.417
2009 7.519.790.114
2010 10.300.298.368
2011 14.115.763.593
27
BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi Mudharabah
Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul
atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih
tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam
menjalankan usaha.
Secara teknis mudharabah adalah akad kerjasama usaha
antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal)
menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi
pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila
rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan
akibat dari kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu
diakibatkan kecurangan si pengelola, si pengelola harus
bertanggung jawab atas kerugian tersebut.21
B. Dasar Hukum Mudharabah
Secara umum landasan dasar syari’ah al mudharabah
lebih mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini
tampak dari ayat-ayat dan hadist berikut ini:
21
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Suatu Pengenalan Umum, Jakarta:Tazkia Institute,
1999, hlm 135
28
1. Al-Qur’an:
رضيبتغىنمنفضلاهللألخرونيضربىنفياآو
Artinya:
“....dan dari orang-orang yang berjalan dimuka bumi
mencari sebagian karnia Allah.....”(Q.S Al Muzammil:20)
رضىابتغىامنفضلاهللألفاذاقضيتالصلاةفانتشيروافيا
Artinya:
“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu
dimuka bumi dan carilah karunia Allah”(Q.S Al Jumuah:10)
2. Al-Hadits
بيه قال قال رسىل اهلل صلى اهلل عليه وسلم أعن صالح بن صهيب عن
خلا ط البر بالشعير أجل والمقارضت وألى إثلاث فيهن البركت البيع
للبيت ال للبيع
Artinya:
Dari Shalih bin Suhaib, bahwa Rasulullah bersabda:”Tiga hal
yang di dalamnya terdapat keberkatan: jual-belisecara tangguh,
muqaradhah(mudharabah), dan mencampur gandum dengan
tepunguntuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.”(H.R. Ibnu
Majah no.2280, kitab At Tijarah)22
22
Ibid hlm. 136
29
3. Ijma’
Imam Zailali, dalam kitabnya Nasbu ar Rayah (4/ 13), telah
menyatakan bahwa para sahabat telah berkonsensus terhadap
legitimasi pengolahan harta yatim secara mudharabah.
Kesepakatan para sahabat ini sejalan dengan spirit hadits yang
dikutip Abu Ubaid dalam kitab Al Amwal(454).23
C. Rukun dan Syarat Mudharabah
1.Rukun Mudarabah
a) Pihak yang berakad
1. Pemilik modal (shahibul maal)
2. Pengelola modal (Mudharib)
b) Obyek yang diakadkan
1. Modal
2. Kegiatan usaha atau kerja
3. Keuntungan
c) Sighat atau akad
1. Serah terima24
23
Ibid hlm.137 24
Fitri Nurhartati & ika Saniyati Rahmaniyah, KOPERASI SYARI’AH, Surakarta:PT. Era
Intermedia, 2008, hlm 38
30
2. Syarat Mudharabah
a. Pihak yang berakad, kedua belah pihak harus
mempunyai kemampuan dan kemauan untuk
bekerjasama mudharabah
b. Obyek yang diakadkan
1. Harus dinyatakan dalam jumlah atau nominal
yang jelas
2. Jenis pekerjaan yang akan dibiayai, dan jangka
waktu kerjasama pengelolaan dananya
3. Nisbah (porsi) pembagian keuntungan telah
disepakati bersama dan ditentukan tata cara
pembayarannya
c. Sighat
1. Pihak-pihak yang berakad harus jelas dan
disebutkan
2. Materi akad yang berkaitan dengan modal
kegiatan usaha atau kerja dan nisbah telah
disepakati bersama saat perjanjian (akad)
3. Risiko usaha yang timbul dari proses kerjasama
ini harus diperjelas saat ijab dan qabul
4. Untuk memperkecil risiko terjadinya kerugian
usaha, pemilik modal dapat menyertakan
31
persyaratan kepada pengelola dalam menjalankan
usahanya dan harus disepakati secara bersama. 25
D. Jenis Akad Kerjasama Mudharabah
Akad kerjasama mudharabah dibedakan menjadi dua,
yaitu sebagai berikut:
1. Mudharabah Mutlaqah
Yakni penyerahan modal secara mutlak tanpa syarat.
Pengusaha atau nasabah atau mudharib berhak mengelola
modal itu dengan usaha apa saja yang menurutnya akan
mendatangkan keuntungan dan daerah mana saja yang
mereka inginkan.
2. Mudharabah muqayyadah
Yakni penyerahan modal dengan syrat-syarat tertentu.
Dalam akad dicantumkan bahwa modal tersebut hanya untuk
usaha yang telah ditentukan (terikat pada usaha tertentu).26
Antara lain mengenai tempat, cara, dan atau obyek investasi.
E. Mekanisme Pembiayaan MudharabahDengan Sistem Potong
Gaji di BMT Walisongo Papandayan Semarang
Supaya dapat memaksimalkan pengelolaan dana maka
manajemen BMT harus memperhatikan tiga aspek penting dalam
pembiayaan, yaitu:
25
Ibid hlm 38 26
Mansur, Seluk Beluk Ekonomi Islam, Salatiga: STAIN Salatiga PRESS, 2009, hlm 83
32
1. Aman
Yakni keyakinan bahwa dana yang dilempar dapat ditarik
kembali sesuai denga waktu yang telah disepakati.
2. Lancar
Yakni kyakinan bahwa dana BMT dapat berputar dengan
dengan lancar dan cepat. Semakin cepat dan lancar
perputaran dananya maka pengebangan BMT terlebih dahulu
harus melakukan survey usaha untuk memastikan bahwa
usaha yang dibiayai layak.
3. Menguntungkan
Yakni perhitungan dan proyeksi yang tepat, untuk
memastikan bahwa dana yang dilempar akan menghasilkan
pendapatan. Semakin tepat dalam memproyeksi usaha,
kemungkinan besar gagal dapat diminimalisasi. Kepastian
pendapatan ini meiliki pengaruh yang besar bagi
kelangsungan BMT, karena para deposan akan secara
langsung merasakan dampaknya. Semakin besar pendapatan
BMT, akan semakin besar pula bagi hasil yang akan diterima
oleh anggota penabung dan sebaliknya.27
Dalam pembiayaan mudharabah di BMT walisongo
Papandayan Semarang yang digunakan untuk sebuah usaha.
Setiap anggota atau calon anggota berhak untuk mengajukan
27
Fitri Nurhartati & Ika Saniyati Rahmaniyah, KOPERASI SYARI’AH, Surakarta:PT. Era
Intermedia, 2008, hlm 26
33
pembiayaan mudharabah tersebut. Dalam pengajuan tersebut
calon debitur harus mengikuti peraturan sebelum pengajuan
pembiayaan mudharabah disetujui pihk BMT Walisongo
Papandayan Semarang.28
1. Prosedur-prosedur peraturan tersebut adalah sebagai berikut:
a) Sebelumnya dari bagian pembiayaan BMTWalisongo
Papandayan Semarang menjelaskan pada calon debitur
terlebih dahulu mengenai prosedur mekanisme dan
persyaratan yang harus dipenuhi mengenai hal pembiayaan
mudharabah.
b) Selanjutnya calon debitur mengisi formulir pengajuan
pembiayaan mudharabah dan menyerahkan syarat-syarat
pengajuan pembiayaan mudharabah, syarat-syarat tersebut
mencakup:
28
Hasilwawancaradengan Ibu Ita Kurniasih karyawan BMT WalisongoPapandayan Semarang
bagianpembiayaanpadatanggal 17 Maret2012
34
1. Harusmenjadianggotakoperasilebihdulu
2. Foto copy identitasKTP(suamiistri )
3. Foto Copy Kartukeluarga
4. Foto Copy Rekeninglistrikdan/ PAM terakhir
5. Foto Copy agunan/ jaminan( BPKBbesertaSTNK,
sertifikattanah, dansejenisnya seperti dengan sistem potong
gaji)
6. Denahlokasirumahatauusaha
7. Mempunyaitabungansirela
c) Selanjutnya permohonan pembiyaan disampaikan kepada
manajer untuk diproses lebih lanjut
d) Sebelum proses pencairan, pihak BMT Walisongo
Papandayan Semarang melakukan survey untuk meneliti
domisilidan tempat bekerja atau usaha calon debitur
e) Dalam survey tersebut dari pihak BMT Walisongo
Papandayan Semarang datang kekantor tempat bekerja calon
debitur yang berkaitan degan pekerjaan dan data mengenai
gaji tersebut apakah benar sesuai data. Lalu pihak BMT
Walisongo Papandayan Semarang, calon debitur dan bagian
admin kantor atau koordinator bekerjasama mengenai hal
pembiayaan dengan sistem potong gaji tersebut di BMT
Walisongo Papandayan Semarang. Setelah disetuju maka dari
pihak BMTWalisongo Papandayan Semarang meminta
35
kepada bagian administrasi untuk mengurusi pemotongan gaji
bagi calon debitur guna mengangsur pembiayaan yang
pembayaran angsurannya dalam sistem bulanan pada tanggal
jatuh tempo. Dan bagian admin yang mengurus angsuran
debitur mendapat fee dari pihak BMT Walisongo Papandayan
Semarang yang besarnya 0,5 % dari bagi hasil.
f) Pada setiap tanggal jatuh tempo dari pihak BMTWalisongo
Papandayan Semarang akan datang kebagian admin kantor
untuk mengambil biaya angsuran tersebut. Dalam setiap
angsuran bulanan pihak admin mendapatkan bagi hasil juga
dari BMTWalisongo Papandayan Semarang yang sudah
dijanjikan dalam kerjasama diatas.
g) Setelah prosedur survey selesai dan data sudah terpenuhi.
Maka pencairan akan segera dilakukan di kantor BMT
Walisongo Papandayan Semarang.
2. Prinsip Penilaian Pembiayaan Mudharabah di BMT
Walisongo Papandayan Semarang
Pemberian pinjaman kredit harus diartikan sebagai
suntikan modal yang sifatnya sementara dan rangsangan. Karena
pemberian pinjaman harus mampu mendorong poduksi yang
akhirnya akan meningkatkan kapitalisasi usaha kecil.
Meningkatya produksi, dapat berartimeningkatnya pendapatan
masyarakat dan meningkatnya pendapatan dapatbedampak pada
36
meningkatnya kesejahteraan. Atas dasar penigkatan produktifitas
tersebut maka tabungan juga akan mengalami peningkatan.29
Prinsip penilaian pembiayaan mudharabah dengan sistem
potong gaji di BMT Walisongo Semarang:30
a) Memiliki usaha dan pekerjaan yang tetap.
b) Pembiayaan harus digunakan untuk mendukung
perkembangan usaha.
c) Pembiayaan harus dijamin dengan agunan yang cukup berupa
barang-barang bergerak atau tidak bergerak.
d) Ikut menanggung risiko apabila kredit tesebut mengalami
kemacetan.
e) Pembiayaan diberikan berdasarkan hasil penilaian usaha
calon debitur, karakter dan kondisi perekonomian atau
lingkungan yang dapat mempengaruhi usaha debitur.
Prinsip tersebut selalu diterapkan dalam proses
melakukan pembiayaan mudharabah.
F. Pencatatan Akuntansi Dalam Jurnal Pada Akad Pembiayaan
Mudharabah dengan Sistem Potong Gaji di BMT Walisongo
Papandayan Semarang
PSAK No. 59 (2002) mengatur pengakuan pada saat akad
pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan mudharabah diakui
29
Ibid Hlm. 55 30
HasilwawancaradenganIbu Ita Kurniasih karyawan BMT WalisongoPapandayan Semarang
bagianpembiayaanpadatanggal 17 Maret 2012
37
pada saat pembayaran kas atau penyerahan aktiva non kas kepada
pengelola dana. Pengukuran pembiayaaan mudharabah pada saat
akad Pembiayaan mudharabah dalam bentuk kas diukur sejumlah
uang yang diberikan bank pada saat pembayaran. Jurnal yang
akan dibuat adalah sebagai berikut:31
Dalam PSAK NO. 59 (2002) mengatur tentang setiap
pembayaran kembali atas pembiayaan mudharabah oleh
pengelola dana, diperlakukan sebagai pengurang atau
mengurangipembiayaan mudhrabah. Atas pembayaran ini bank
akan mencatat sebagai berikut:
Dengan pembayaran kembali atas pembiayaan oleh pengelola
dana maka jumlah pembiayaan mudharabah pada bank syari’ah
akan berkurang dan dineraca akan dilaporkan sejumlah sisa
setelah pembayaran kembali.:
21
Drs. Slamet Wiyono, Ak., MBA, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syari’ah,
Jakarta: Grasindo, 2005, Hlm 125
Tanggal Pembiayaan Mudharabah Rp. xx -
Kas - Rp. xx
Tanggal Kas/ Rekening nasabah Rp. xx -
Pembiayaan Mudharabah - Rp. xx
38
Tentang berakhirnya akad mudharabah, PSAK No. 59
(2002) mengaturnya, yaitu apabila akad mudharabah berakhir
sebelum jatuh tempo dan pembiayaan mudharabah tidak
langsung dibayar oleh pengelola dana maka pembiayaan
mudharabah diakui sebagai piutang jatuh tempo dan kepada
mudharib. Untuk itu bank syariah akan mencatat jurnal sebagai
berikut:32
Dengan adanya ayat jurnal diatas maka pembiayaan
mudharabah menjadi bersaldo nol dan jumlah pembiayaan
mudharabah akan pindah ke rekening piutang jatuh tempo.
Dineraca bank syariah yang muncul adalah rekening piutang jatuh
tempo, sedangkan pembiayaan mudharabah untuk nasabah yang
mengakhiri akadnya akan menjadi nol atau tidak ada lagi.
Apabila akad mudharabah berakhir sebelum jatuh tempo
dan pembiayaan mudharabah langsung dibayar oleh pengelola
dana maka bank syariah langsung akan mencatat
32
Ibid Hlm 125
Tanggal piutang Jatuh Tempo Rp. xx -
Pembiayaan Mudharabah - Rp. xx
39
Dengan demikian pengelola dana tidak memiliki utang
kepada bank syariah lagi.33
Sebuah contoh transkasi pembiayaan mudharabah dengan
sistem potong gaji di BMT Walisongo :
Pak pujiono yang pekerjaanya TNI/POLRI mengajukan
pembiayaan di BMT Walisongo sebesar Rp 8.000.000,- untuk
usaha warnet istinya dengan jaminan potong gaji yang gaji tiap
bulannya sebesar Rp 3.522.000,-. Transaksi pencairan
dilaksanakan anggal 12 maret 2012 di BMT Walisongo. Bapak
pujiono dikenai biaya administrasi Rp240.000,- dan materai
Rp7.000,-.Pembayaran angsuran akan dilaksanaknan 36 kali
dalam waktu 36 bulan, pembayaran sepenuhnya kembali pada
saat jatuh tempo adalah 2 maret 2015, dengan juru bayar Bp.
Yoseph Priyatna dan menyerahkan sepenuhnya angsuran dengan
potong gaji kepada Bp. Yoseph Priyatna sebagai juru bayar
kantor atau kesatuan guna megurus kelancaran angsuran
pinjaman degan memotong gaji tiap bulannya.
33
Ibid Hlm 126
Tanggal Kas Rp. xx -
Pembiayaan Mudharabah - Rp. xx
40
Berapa besar angsuran yang harus dibayar Bp. Pujiono tiap
bulannya dan bagaimana pencatatan akuntansi pada BMT?
Jawab:
Angsuran pokok =jumlah pembiayaan
Angsuran(36 bulan)
8.000.0000
36
223.000
Bagi hasil = jumlah pembiayaan 2%
100%
8.000.000 2%
100%
160.000
Besar angsuran = 223.000+160.000
=383.000
Besar angsuran yang harus diangsur tiap bulannya oleh
Bp. Pujino melalui juru bayarnya Bp. Yosep priyatno adalah
RP.383.000,-
41
Pencatatan akuntansi pada BMT Walisongo:
Pada saat pencairan
Pencatatan angsuran setiap bulan
Untuk bulan selanjutnya, pencatatan angsuran tiap bulan
sama, yang berkurang adalah kas/rekening nasabah yang
akan berkurang.
Pencatatan berakhirna akad mudharabah
Tanggal kas/Rek. nasabah 7.617.000 -
12 april
2012 Pembiayaan mudharabah - 383.000
Tanggal piutang jatuh tempo 383.000
12 maret Pembiayaan mudharabah 383.000
2015
Tanggal D K
pemb. Mudharabah 7.753.000
12 maret 2012 biaya adminnistrasi 240.000
Biaya materai 7.000
kas 8.000.000
42
Dalam pembiayaan mudharabah di BMT Walisongo, bagi
hasil sebesar 2% termasuk cukup besar, namun apabila pelunasan
dimuka, maka tidak dikenai bagi hasil dan hanya membayar
angsuran pokok saja.
G. Analisis
Pada dasarnya pembiayaan mudharabah dalam
memberikan bagi hasilnya tidak tetap, tetapi sesuai dengan
keuntungan yang didapat dari usaha yang dikelola oleh nasabah.
Tapi dalam prakteknya di BMT Walisongo dalam pemberian
bagi hasilnya diberikan secara tetap. Misalnya dalam contoh
dalam pembiayaan diatas, yaitu pembiayaan mudharabah dengan
sistem potong gaji yang diajukan oleh Bp. Pujiono untuk usaha
warnet tersebut. Dikarenakan nasabah pembiayaan mudharabah
di BMT Walisongo sebagian besar adalah pengusaha menengah
yang yang kebanyakan tidak mempunyai laporan keuangan.
Dalam pelaksanaan pembiayaan mudharabah, umum dan
seringnya jaminan yang digunakan adalah sertifikat tanah, BPKB
motor ataupun mobil. Akan tetapi di BMT Walisongo ini
mempunyai keunggulan dari yang lain. Yaitu dalam sistem
potong gaji ini hanya memakai memakai jaminan berupa potong
gaji, dan surat keterangan dari perusahaan yang bersangkutan.
Melihat tiga aspek penting perusahaan, yaitu pada aman,lancar
43
dan menguntungkan. Jika angsuran lancar pasti akan
menguntungkan, namun disisi lain dalam segi aman dirasa
kurang aman, karena jaminan hanya berbentuk potong gaji.
Dikhawatirkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti,
dipecat, dan meninggal.
Jika nasabah atau juru bayar dalam angsuran misalnya
tidak mau membayar kewajiban dapat dikenakan sanksi
administrasi, tapi dalam praktek pembiayaan mudharabahdi
BMT Walisongo belum djalankan adanya sanksi administrasi,
hal ni dikarenakan kemungkinan akan memberatkan nasabah
dalam pembayaran.
44
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.Dalam pelaksanaan mekanisme pembiayaan mudharabah
dengan sistem potong gaji harus mengikuti prosedur-prosedur
peraturan dari awal cara pengajuan, memenuhi syarat-syarat
pembiayaan sampai pencairan dan pengangsuran pembiayaan
sampai berakhirnya jatuh tempo dengan sistem potong gaji di
BMT Walisongo Papandayan semarang.
2. Dalam pencatatan akuntansi dalam jurnal di BMT Walisongo
Papandayan Semarang dengan sistem potong gaji terlihat jelas.
Pada saat pencatatan akutansi, pencatatan jurnal harus jelas, yaitu
pada saat pencairan, pencatatan angsuran tiap bulan, dan dalam
pencatatan berakhirnya akad pembiayaan mudharabah.
B. Saran
Sesuai dengan judul Tugas Akhir dan berdasarkan penelitian
yang penulis lakukan, maka penulis menyampaikan saran-saran
sebagai berikut:
1. BMT harus tetap konsisten dalam menjalankan usahanya
sesuai hukum syari’ah.
2. Dalam memberikan pembiayaan mudharabah BMT harus bisa
menjelaskan kepada nasabah, agar tidak terjadi kesalah
45
pahaman tentang pembiayaan mudharabah, sehingga dapat
tercipta kerjasama yang selaras, serasi dan seimbang.
3. Dalam melakukan pembiayaan harus benar-benar
memperhatikan kelengkapan datanya. Hal ini untuk
menghindari risiko yang munkin terjadi.
4. Dalam menjalankan kegiatan, hendaknya BMT menanamkan
sebagai lembaga yang strategis untuk memberdayakan
ummat, baik ekonomi, pola pikir dan ketakwaan.
C. Penutup
Dengan mngucap syukur Alhamduillah kepada Allah
SWT yang telah memeberikan kemudaha kepada penulis
sehingga mampu menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini
dengan baik, sehingga beban untuk menyelesaikan study di
program Diploma III perbankan Syari’ah. Penulis jiuga
menyadari masih banyak sekali kekurangan yang ada dalam
penulisan Tugas Akhir ini, maka sudilah kiranya bagi pera
pembaca memberikan saran dan kritik bagi penulis yang
membangun. Semoga dengan saran dan kritik yang membangun,
dapat merubah keurangan menjadi lebih baik.
Mudah-mudahan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca dan bagi para penulis sendiri, kurang lebihnya dari
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhirul kalam
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
DAFTAR PUSTAKA
Antonoi, Muhamad Syafi’i, 1999, Bank Syari’ah Suatu pengenalan Umum, Jakarta:
Tazkia Institute.
Arifin, Zaenal, 2000, Memahami Bank Syari’ah, jakarta Selatan: Alvabet, Cet ke-II
Arikunto, 1996, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:Rineka
Cipta.
Drs. Wiyono, Slamet, 2005, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syari’ah
Berdasarkan PSAK dan PAPSI, Jakarta: Grasindo.
Dwi Sukinyo, Muhammad, 2009, Akuntansi Perbankan Syari’ah, Yogyakarta:
Trustmedia.
J. Moleong, Lexy, 2009, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Kosala Karya.
Mansur, 2009, Seluk Beluk Ekonomi Islam, Salatiga: STAIN Salatiga PRESS.
Nurhartati, fitri & Romaniyah, Ika Saniyati, 2008, Koperasi Syari’ah, Surakarta: PT.
Era Intermedia.
Profil Company BMT Walisongo Papandayan
Soemitra, andri, 2009, Bank Umum dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Jakarta:
Kencana.
Umar, Husein, 2002, Research Metod’s in Finance and Banking, jakarta: Gramedia
Pustaka.
Hasil Wawancara dengan ibu Ita Kurniasih karyawan BMT Walisongo Papandayan
Semarang bagian pembiayaan pada tanggal 17 Maret 2012
Zulkifli, Sunarto, 2003, Transaksi Perbankan syari’ah, Jakarta: Zikrul Hakim.