Post on 09-Mar-2019
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
1
Market Brief Minyak Nabati / Minyak Kelapa Sawit
Di Jerman
ITPC Hamburg
December 2015
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................3
1. PENDAHULUAN ....................................................................................................4
1.1. Pemilihan Produk.................................................................................................4
1.2. Profil Geografi Jerman .......................................................................................5
2. POTENSI PASAR NEGARA JERMAN ..................................................................6
2.1. Impor Produk Minyak Nabati/ Minyak Kelapa Sawit di Jerman .......................6
2.2. Potensi PasarProduk Minyak Nabati/Minyak Kelapa Sawit di Jerman ..............8
2.3. Regulasi Produk Minyak Nabati / Minyak Kelapa Sawit di Jerman ...................9
2.4. Tarif Bea Masuk ................................................................................................14
2.5. KetentuanLabelling dan Packaging...................................................................15
2.5.1.Labelling ...................................................................................................15
2.5.2. Packaging ................................................................................................16
2.6. Saluran Distribusi Minyak Kelapa Sawit di Jerman..........................................17
2.7. Hambatan Lainnya.............................................................................................18
3. ANALISA PESAING..............................................................................................18
4. PELUANG DAN STRATEGI.................................................................................19
4.1. Peluang .............................................................................................................19
4.2. Strategi ..............................................................................................................20
4.3. Trend Pasar ........................................................................................................21
5. INFORMASI PENTING .........................................................................................21
5.1. Trade Promotion Office Asing di Jerman..........................................................21
5.2. Perwakilan Jerman di Indonesia ........................................................................22
5.3. Chamber of Commerce di Jerman .....................................................................22
5.4. Institusi dan Lembaga Terkait di Jerman...........................................................23
5.5. Daftar Pameran Produk Terkait di Jerman ........................................................24
5.6. Perwakilan Indonesia di Jerman ........................................................................24
5.7. Daftar Importir dan Retailer di Jerman .............................................................25
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
3
KATA PENGANTAR
Market Brief ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada pengusaha atau eksportir
Indonesia menegenai pangsa pasar minyak nabati khususnya minyak kelapa sawit di Jerman.
Jerman merupakan negara anggota Uni Eropa dengan perekonomian terbesar, dan memiliki pasar
yang kompeten untuk produk minyak kelapa sawit.
ITPC (Indonesian Trade Promotion Centre) merupakan organisasi pemerintah di bawah
kementrian perindustrian dan perdagangan yang berlokasi di kota Hamburg-Jerman, membantu
memberikan informasi yang dapat mendukung perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang
expor dan impor agar dapat meningkatkan jumlah ekspornya ke manca negara khususnya di
negara Jerman.
Dengan adaanya market brief ini diharapkan perusahaan ataupun eksportir Indonsia di bidang
minyak kelapa sawit mendapat manfaat yang berarti yang dapat di gunakan untuk meningkatkan
daya ekspornya ke Jerman.
Hamburg, December 2015
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
4
1. PENDAHULUAN
1.1. Pemilihan Produk
Minyak nabati merupakan lemak yang diekstrak dari buah atau biji dari suatu tanaman tertentu
seperti jagung, canola, cottonseed, bunga matahari atau kedelai. Eropa atau Uni Eropa pada
umumnya tidak memproduksi minyak nabati sendiri. Perusahaan Eropa kebanyakan hanya fokus
pada kegiatan seperti perdagangan (trading), penyulingan dan ekstrasi minyak nabati. Pasar
untuk minyak nabati (vegetable oil) di negara-negara Uni Eropa pada saat ini telahberkembang,
dan hal ini memberikan kesempatan dan tantangan baru bagi eksportir dari negera-negara
berkembang untuk memenuhi pasar Uni Eropa. Di sisi lain, produk minyak khusus (speciality
oil) merupakan produk yang menarik bagi pembeli di Eropa Barat yang memiliki income tinggi,
dan yang peduli terhadap kualitas tinggi.
Minyak kelapa sawit merupakan sumber minyak nabati terbesar kedua di dunia. Minyak kelapa
sawit di ambil dari buah kelapa di negara-negara tropis. Minyak kelapa sawit mengandung lemak
jenuh yang tinggi dan semi padat pada suhu kamar. Minyak ini adalah minyak yang paling
banyak di perdagangkan ketiga setelah minyak kedelai dan minyak rapa (rapeseed oil). Supplier
Eropa untuk minyak mentah kelapa sawit dan minyak kelapa hanya berasal dari negara tropis.
90% produk minyak kelapa sawit dunia diproduksi oleh Indonesia dan Malaysia.Produksi
minyak kelapa sawit Indonesia sekitar 7.8 juta ton, sedangkan Malaysia memproduksi 4.9 juta
ton, dan jumlah ini di perkirakan akan tetap meningkat sampai tahun 2020.
Minyak kelapa sawit sebagaisalah satu minyak nabati yang paling banyak di impor oleh Eropa.
Minyak kelapa sawit ini di gunakan oleh industri makanan dan perawatan (personal care), karena
biaya produksinya lebih murah di bandingkan dengan minyak nabati lainnya, sehingga
memberikan dampakterhadap peningkatan konsumsi minyak kelapa sawit di Eropa.
Kode HS (Harmony System) minyak kelapa sawit yang di perdagangkan di Uni Eropa di
bedakan menjadi:
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
5
Sumber: CBI, 2015
1.2. Profil Geografi Jerman
Berdasarkan peta dunia, Jerman terletak di Eropa Tengah dengan posisi 47 ° dan 55 °lintang
utara dan 5 ° dan 16 ° bujur timur. Di sebelah Barat Laut, Jerman berbatasan dengan Belanda. Di
sebelah Barat dan Barat Daya, Jerman berbatasan dengan Belgia, Luxemburg, dan Perancis.
Disebelah Utara, Jerman berbatasan dengan
Denmark. Ceko Rupublik, dan Polandia
berbatasan dengan Jerman di sebelah Timur,
dan Jerman juga berbatasan dengan Swis dan
Austria di sebelah Selatan dan Tenggara.
Jerman memiliki 2.389 km garis pantai, di
mana di sebelah Utara berbatasan dengan Laut
Baltic dan di sebelah Barat Laut berbatasan
dengan Laut Utara (North Sea). Ibukota Jerman
terletak di Berlin, di mana berada di area timur
laut. Berlin tidak hanya sebagai kota terbesar
tetapi juga adalah merupakan pusat budaya dan
pendidikan. Secara ekonomi, Jerman memiliki
perekonomian yang kuat di benua Eropa dan di
dunia. Selain sebagai negara dengan perekonomian terkuat dan di dukung dengan banyaknya
perindustrian, Jerman juga merupakan salah satu negara dengan populasi terbesar di Eropa di
luar Rusia. Germanjuga memiliki angka kelahiran terrendah di dunia, hal ini membuat banyak
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
6
pekerja asing tertarik untuk bekerja di Jerman, dan sekitar 7.3 juta immigrant yang telah tinggal
di Jerman. Beberapa industry terkenal yang ada di Jerman diantaranya Daimler AG, Siemens,
dan Volkswagen. Berdasarklan data statistik, PDB (Produk Domestik Bruto) Jerman di tahun
2014senilai US$ 3.8 triliun. PDB Jerman ini merupakan 6.21% dari perekonomian dunia.
2. POTENSI PASAR NEGARA JERMAN
2.1. Impor Produk Minyak Nabati / Minyak Kelapa Sawit di Jerman
Jumlah konsumsi minyak nabati di Uni Eropa secara keseluruhan dari tahun 2009 sampai tahun
2013 telah mengalami peningkatan sebesar 7 %, di mana pada tahun 2013 jumlah minyak nabati
yang di impor ke Eropa sebesar 8 Juta ton. Konsumen utama di Uni Eropa adalah Belanda
(20%), Italia (18%), dan Jerman (17%).
Pada tahun 2014, impor minyak nabati ke Eropa mengalami penurunan menjadi 5.6 Juta ton,
atau senilai € 4.6 juta. Diantara minyak nabati lainnya, impor minyak kelapa sawit ke Eropa
memiliki prosentaseterbesar, yaitu sebesar 84%. Grafik 1, menjelaskan bahwa impor minyak
kelapa sawit ke Uni Eropa pada tahun 2014 sebesar 4.7 juta ton, dan jumlah ini menurun di
bandingkan tahun 2012 sebesar 4.9 juta ton. Sedangkan impor minyak kelapa ke Eropa
mengalami kenaikan dari 627 ribu ton di tahun 2012 menjadi 767 ton pada tahun 2014.
Grafik 1. Impor Minyak Nabati ke Uni Eropa dan EFTA dalam 1000 Ton, 2010-2014
Sumber: Eurostat, 2015
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
6
pekerja asing tertarik untuk bekerja di Jerman, dan sekitar 7.3 juta immigrant yang telah tinggal
di Jerman. Beberapa industry terkenal yang ada di Jerman diantaranya Daimler AG, Siemens,
dan Volkswagen. Berdasarklan data statistik, PDB (Produk Domestik Bruto) Jerman di tahun
2014senilai US$ 3.8 triliun. PDB Jerman ini merupakan 6.21% dari perekonomian dunia.
2. POTENSI PASAR NEGARA JERMAN
2.1. Impor Produk Minyak Nabati / Minyak Kelapa Sawit di Jerman
Jumlah konsumsi minyak nabati di Uni Eropa secara keseluruhan dari tahun 2009 sampai tahun
2013 telah mengalami peningkatan sebesar 7 %, di mana pada tahun 2013 jumlah minyak nabati
yang di impor ke Eropa sebesar 8 Juta ton. Konsumen utama di Uni Eropa adalah Belanda
(20%), Italia (18%), dan Jerman (17%).
Pada tahun 2014, impor minyak nabati ke Eropa mengalami penurunan menjadi 5.6 Juta ton,
atau senilai € 4.6 juta. Diantara minyak nabati lainnya, impor minyak kelapa sawit ke Eropa
memiliki prosentaseterbesar, yaitu sebesar 84%. Grafik 1, menjelaskan bahwa impor minyak
kelapa sawit ke Uni Eropa pada tahun 2014 sebesar 4.7 juta ton, dan jumlah ini menurun di
bandingkan tahun 2012 sebesar 4.9 juta ton. Sedangkan impor minyak kelapa ke Eropa
mengalami kenaikan dari 627 ribu ton di tahun 2012 menjadi 767 ton pada tahun 2014.
Grafik 1. Impor Minyak Nabati ke Uni Eropa dan EFTA dalam 1000 Ton, 2010-2014
Sumber: Eurostat, 2015
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
6
pekerja asing tertarik untuk bekerja di Jerman, dan sekitar 7.3 juta immigrant yang telah tinggal
di Jerman. Beberapa industry terkenal yang ada di Jerman diantaranya Daimler AG, Siemens,
dan Volkswagen. Berdasarklan data statistik, PDB (Produk Domestik Bruto) Jerman di tahun
2014senilai US$ 3.8 triliun. PDB Jerman ini merupakan 6.21% dari perekonomian dunia.
2. POTENSI PASAR NEGARA JERMAN
2.1. Impor Produk Minyak Nabati / Minyak Kelapa Sawit di Jerman
Jumlah konsumsi minyak nabati di Uni Eropa secara keseluruhan dari tahun 2009 sampai tahun
2013 telah mengalami peningkatan sebesar 7 %, di mana pada tahun 2013 jumlah minyak nabati
yang di impor ke Eropa sebesar 8 Juta ton. Konsumen utama di Uni Eropa adalah Belanda
(20%), Italia (18%), dan Jerman (17%).
Pada tahun 2014, impor minyak nabati ke Eropa mengalami penurunan menjadi 5.6 Juta ton,
atau senilai € 4.6 juta. Diantara minyak nabati lainnya, impor minyak kelapa sawit ke Eropa
memiliki prosentaseterbesar, yaitu sebesar 84%. Grafik 1, menjelaskan bahwa impor minyak
kelapa sawit ke Uni Eropa pada tahun 2014 sebesar 4.7 juta ton, dan jumlah ini menurun di
bandingkan tahun 2012 sebesar 4.9 juta ton. Sedangkan impor minyak kelapa ke Eropa
mengalami kenaikan dari 627 ribu ton di tahun 2012 menjadi 767 ton pada tahun 2014.
Grafik 1. Impor Minyak Nabati ke Uni Eropa dan EFTA dalam 1000 Ton, 2010-2014
Sumber: Eurostat, 2015
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
7
Negara-negara berkembang memegang peranan penting dalam men-suply minyak nabati ke
pasar Uni Eropa. Sekitar 66% minyak kelapa sawit dan 64% minyak kelapa telah di eskpor ke
Uni Eropa pada tahun 2014, di mana produsen besar untuk minyak kelapa sawit adalah
Indonesia, Malaysia, dan Papua Nugini. Sementara 70% supply minyak kacang tanah berasal
dari Brasil, Argentina, dan Senegal, dan minyak wijen, sebagian besar berasal dari Mexico.
Secara keseluruhan impor Jerman untuk produk minyak kelapa sawit menduduki posisi ke dua
setelah Belanda. Pada grafik 2, dapat dilihat bahwa impor minyak kelapa sawit ke Jerman
sebesar 22%, di mana 2% lebih rendah dari impor minyak nabati ke Belanda yang sebesar 24%.
Detail untuk import minyak nabati ke negara-negara Uni Eropa dapat dilihat pada grafik 2
berikut ini.
Grafik 2. Importir utama negara Eropa untuk minyak nabati, 2014
Sumber: Eurostat, 2015
Untuk produk minyak nabati khususnya minyak kelapa sawit, Indonesia merupakan produsen
terbesar di dunia, dan di ikuti oleh Malaysia. Secara khusus Indonesia telah mengekspor minyak
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
7
Negara-negara berkembang memegang peranan penting dalam men-suply minyak nabati ke
pasar Uni Eropa. Sekitar 66% minyak kelapa sawit dan 64% minyak kelapa telah di eskpor ke
Uni Eropa pada tahun 2014, di mana produsen besar untuk minyak kelapa sawit adalah
Indonesia, Malaysia, dan Papua Nugini. Sementara 70% supply minyak kacang tanah berasal
dari Brasil, Argentina, dan Senegal, dan minyak wijen, sebagian besar berasal dari Mexico.
Secara keseluruhan impor Jerman untuk produk minyak kelapa sawit menduduki posisi ke dua
setelah Belanda. Pada grafik 2, dapat dilihat bahwa impor minyak kelapa sawit ke Jerman
sebesar 22%, di mana 2% lebih rendah dari impor minyak nabati ke Belanda yang sebesar 24%.
Detail untuk import minyak nabati ke negara-negara Uni Eropa dapat dilihat pada grafik 2
berikut ini.
Grafik 2. Importir utama negara Eropa untuk minyak nabati, 2014
Sumber: Eurostat, 2015
Untuk produk minyak nabati khususnya minyak kelapa sawit, Indonesia merupakan produsen
terbesar di dunia, dan di ikuti oleh Malaysia. Secara khusus Indonesia telah mengekspor minyak
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
7
Negara-negara berkembang memegang peranan penting dalam men-suply minyak nabati ke
pasar Uni Eropa. Sekitar 66% minyak kelapa sawit dan 64% minyak kelapa telah di eskpor ke
Uni Eropa pada tahun 2014, di mana produsen besar untuk minyak kelapa sawit adalah
Indonesia, Malaysia, dan Papua Nugini. Sementara 70% supply minyak kacang tanah berasal
dari Brasil, Argentina, dan Senegal, dan minyak wijen, sebagian besar berasal dari Mexico.
Secara keseluruhan impor Jerman untuk produk minyak kelapa sawit menduduki posisi ke dua
setelah Belanda. Pada grafik 2, dapat dilihat bahwa impor minyak kelapa sawit ke Jerman
sebesar 22%, di mana 2% lebih rendah dari impor minyak nabati ke Belanda yang sebesar 24%.
Detail untuk import minyak nabati ke negara-negara Uni Eropa dapat dilihat pada grafik 2
berikut ini.
Grafik 2. Importir utama negara Eropa untuk minyak nabati, 2014
Sumber: Eurostat, 2015
Untuk produk minyak nabati khususnya minyak kelapa sawit, Indonesia merupakan produsen
terbesar di dunia, dan di ikuti oleh Malaysia. Secara khusus Indonesia telah mengekspor minyak
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
8
kelapa sawit sekitar 1,1 juta ton (34%) atau senilai € 663 juta ke Eropa pada tahun 2014,
sedangkan Malaysia mengekspor 866 ribu ton (28%) atau senilai € 598 juta, dan Papua Nugini
mengekspor sekitar 519 ribu ton (17%) atau senilai € 356 juta. Negara lain yang juga
mengekspor minyak kelapa sawit ke Eropa di antaranya adalah Honduras (155 ribu ton),
Colombia (113 ribu ton), dan Thailand (90 ribu ton).
Disamping minyak kelapa sawit, Indonesia juga telah mengekspor minyak kelapa ke sejumlah
negara di Eropa. Jumlah ekspor Indonesia ke pasar Eropa untuk minyak kelapa sebesar 8%, dan
Filipina merupakan produsen terbesar di dunia untuk sektor ini. Beberapa negara produsen besar
pengekpor minyak nabati ke Eropa diantaranya adalah Indonesia, Malaysia, Filipina, Brazil,
Mexico, dan Ghana, dimana dapat dilihat pada grafik 3 berikut.
Grafik 3. Supplier Minyak Nabati ke Eropa pada tahun 2014.
Sumber: Eurostat, 2015
2.2. Potensi Pasar Produk Minyak Nabati/ Minyak Kelapa sawit di Jerman
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
8
kelapa sawit sekitar 1,1 juta ton (34%) atau senilai € 663 juta ke Eropa pada tahun 2014,
sedangkan Malaysia mengekspor 866 ribu ton (28%) atau senilai € 598 juta, dan Papua Nugini
mengekspor sekitar 519 ribu ton (17%) atau senilai € 356 juta. Negara lain yang juga
mengekspor minyak kelapa sawit ke Eropa di antaranya adalah Honduras (155 ribu ton),
Colombia (113 ribu ton), dan Thailand (90 ribu ton).
Disamping minyak kelapa sawit, Indonesia juga telah mengekspor minyak kelapa ke sejumlah
negara di Eropa. Jumlah ekspor Indonesia ke pasar Eropa untuk minyak kelapa sebesar 8%, dan
Filipina merupakan produsen terbesar di dunia untuk sektor ini. Beberapa negara produsen besar
pengekpor minyak nabati ke Eropa diantaranya adalah Indonesia, Malaysia, Filipina, Brazil,
Mexico, dan Ghana, dimana dapat dilihat pada grafik 3 berikut.
Grafik 3. Supplier Minyak Nabati ke Eropa pada tahun 2014.
Sumber: Eurostat, 2015
2.2. Potensi Pasar Produk Minyak Nabati/ Minyak Kelapa sawit di Jerman
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
8
kelapa sawit sekitar 1,1 juta ton (34%) atau senilai € 663 juta ke Eropa pada tahun 2014,
sedangkan Malaysia mengekspor 866 ribu ton (28%) atau senilai € 598 juta, dan Papua Nugini
mengekspor sekitar 519 ribu ton (17%) atau senilai € 356 juta. Negara lain yang juga
mengekspor minyak kelapa sawit ke Eropa di antaranya adalah Honduras (155 ribu ton),
Colombia (113 ribu ton), dan Thailand (90 ribu ton).
Disamping minyak kelapa sawit, Indonesia juga telah mengekspor minyak kelapa ke sejumlah
negara di Eropa. Jumlah ekspor Indonesia ke pasar Eropa untuk minyak kelapa sebesar 8%, dan
Filipina merupakan produsen terbesar di dunia untuk sektor ini. Beberapa negara produsen besar
pengekpor minyak nabati ke Eropa diantaranya adalah Indonesia, Malaysia, Filipina, Brazil,
Mexico, dan Ghana, dimana dapat dilihat pada grafik 3 berikut.
Grafik 3. Supplier Minyak Nabati ke Eropa pada tahun 2014.
Sumber: Eurostat, 2015
2.2. Potensi Pasar Produk Minyak Nabati/ Minyak Kelapa sawit di Jerman
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
9
Konsumsi minyak kelapa sawit di Uni Eropa menyumbang 90% dari total konsumsiminyak
nabati Uni Eropa pada 2013. Konsumsi minyak sawit di Eropa meningkat secara signifikan
dengan rata-rata per tahun sebesar 8% selama periode 2009-2013.
Untuk pasar Jerman, permintaan pasar akan minyak kelapa sawit cukup besar. Sebagai negara
dengan perekonomian terbesar di Eropa, Jerman merupakan pasar yang memiliki prospek tinggi
untuk produk minyak kelapa sawit setelah Belanda. Besarnya konsumsi minyak kelapa sawit di
Jerman sendiri per tahun sebesar 1.3 juta ton, di mana jumlah ini adalah 2% dari produksi
minyak kelapa sawit dunia. Pertumbuhan impor Jerman dari Indonesia untuk produk kelapa
sawit dari tahun 2014 ke 2015 telah meningkat. Pada tahun 2014, Jerman telah mengimpor
sekitar 112.9 ribu ton, sedangkan pada tahun 2015 impor Jerman dari Indonesia meningkat
sebesar 141.6 ribu ton. Peningkatan ini dapat di lihat pada grafik 4.
Grafik 4. Perbandingan Impor Minyak Kelapa Sawit dari Indonesia ke Jerman, 2014-
2015.
Sumber: Eurostat, 2015
Eropa merupakan pasar dengan permintaan yang tinggi akan minyak nabati, khusus nya minyak
kelapa sawit yang berkelanjutan. Pada akhir tahun 2014, sekitar 50% dari 1.5 juta ton minyak
kelapa sawit di Jerman telah tersertifikasi.
2.3. Regulasi Produk Minyak Nabati / Minyak Kelapa Sawit di Jerman
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
9
Konsumsi minyak kelapa sawit di Uni Eropa menyumbang 90% dari total konsumsiminyak
nabati Uni Eropa pada 2013. Konsumsi minyak sawit di Eropa meningkat secara signifikan
dengan rata-rata per tahun sebesar 8% selama periode 2009-2013.
Untuk pasar Jerman, permintaan pasar akan minyak kelapa sawit cukup besar. Sebagai negara
dengan perekonomian terbesar di Eropa, Jerman merupakan pasar yang memiliki prospek tinggi
untuk produk minyak kelapa sawit setelah Belanda. Besarnya konsumsi minyak kelapa sawit di
Jerman sendiri per tahun sebesar 1.3 juta ton, di mana jumlah ini adalah 2% dari produksi
minyak kelapa sawit dunia. Pertumbuhan impor Jerman dari Indonesia untuk produk kelapa
sawit dari tahun 2014 ke 2015 telah meningkat. Pada tahun 2014, Jerman telah mengimpor
sekitar 112.9 ribu ton, sedangkan pada tahun 2015 impor Jerman dari Indonesia meningkat
sebesar 141.6 ribu ton. Peningkatan ini dapat di lihat pada grafik 4.
Grafik 4. Perbandingan Impor Minyak Kelapa Sawit dari Indonesia ke Jerman, 2014-
2015.
Sumber: Eurostat, 2015
Eropa merupakan pasar dengan permintaan yang tinggi akan minyak nabati, khusus nya minyak
kelapa sawit yang berkelanjutan. Pada akhir tahun 2014, sekitar 50% dari 1.5 juta ton minyak
kelapa sawit di Jerman telah tersertifikasi.
2.3. Regulasi Produk Minyak Nabati / Minyak Kelapa Sawit di Jerman
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
9
Konsumsi minyak kelapa sawit di Uni Eropa menyumbang 90% dari total konsumsiminyak
nabati Uni Eropa pada 2013. Konsumsi minyak sawit di Eropa meningkat secara signifikan
dengan rata-rata per tahun sebesar 8% selama periode 2009-2013.
Untuk pasar Jerman, permintaan pasar akan minyak kelapa sawit cukup besar. Sebagai negara
dengan perekonomian terbesar di Eropa, Jerman merupakan pasar yang memiliki prospek tinggi
untuk produk minyak kelapa sawit setelah Belanda. Besarnya konsumsi minyak kelapa sawit di
Jerman sendiri per tahun sebesar 1.3 juta ton, di mana jumlah ini adalah 2% dari produksi
minyak kelapa sawit dunia. Pertumbuhan impor Jerman dari Indonesia untuk produk kelapa
sawit dari tahun 2014 ke 2015 telah meningkat. Pada tahun 2014, Jerman telah mengimpor
sekitar 112.9 ribu ton, sedangkan pada tahun 2015 impor Jerman dari Indonesia meningkat
sebesar 141.6 ribu ton. Peningkatan ini dapat di lihat pada grafik 4.
Grafik 4. Perbandingan Impor Minyak Kelapa Sawit dari Indonesia ke Jerman, 2014-
2015.
Sumber: Eurostat, 2015
Eropa merupakan pasar dengan permintaan yang tinggi akan minyak nabati, khusus nya minyak
kelapa sawit yang berkelanjutan. Pada akhir tahun 2014, sekitar 50% dari 1.5 juta ton minyak
kelapa sawit di Jerman telah tersertifikasi.
2.3. Regulasi Produk Minyak Nabati / Minyak Kelapa Sawit di Jerman
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
10
Regulasi dan peraturan untuk ekspor minyak nabati ke Jerman pada umumnya harus mengikuti
peraturan dari Uni Eropa. Regulasi untuk export minyak nabati, khusus nya minyak kelapa sawit
terdiri dari beberpa pertaran: Peraturan yang wajib di penuhi, Peraturan tambahan, dan peraturan
niche, di mana di tujukan khusus untuk produk niche.
Peraturan yang wajib di penuhi.
Peraturan Sumber Ketrangan
Tingkat maksimum untuk
asam eruric pada minyak
dan lemak.
Directive
76/621/EEC.
Reg. EC No
807/2003
Undang-undang Eropa menetapkan
tingkat minimum dari asam eruric
pada minyak dan lemak yang di
tujukan pada konsumsi manusia.
Untuk informasi lebih lanjut:
http://eur-lex.europa.eu/legal-
content/EN/LSU/?uri=CELEX:31976
L0621&qid=1432640756831
Pelarut ekstrasi untuk
makanan
Directive 97/60/EC
Directive
88/344/EEC
Terdapat peraturan Eropa untuk
pemasaran dan penerapan pelarut
ekstraksi yang di gunakan dalam
produksi bahan makanan dan
komposisi makanan. Untuk keterangn
lebih lanjut:
http://eur-lex.europa.eu/legal-
content/EN/TXT/?uri=CELEX:31997
L0060.
Kontaminan dalam
makanan
Reg. EEC No
315/93.
Uni Eropa telah menetapkan tingkat
maksimum kontaminan dalam
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
11
Reg. EC No
1881/2006
makanan, termasuk bahan-bahan
seperti minyak nabati. Untuk
informasi lebih lanjut:
http://exporthelp.europa.eu/thdapp/tax
es/show2Files.htm?dir=/requirements
&reporterId1=EU&file1=ehir_eu14_0
3v001/eu/main/req_heafocon_eu_010
_1010.htm&reporterLabel1=EU&repo
rterId2=NL&file2=ehir_nl14_03v001/
nl/main/req_heafocon_nl_010_1010.ht
m&reporterLabel2=Netherlands&label
=Control+of+contaminants+in+foodst
uffs&languageId=en&status=PROD.
Tingkat Residu
maksimum (MRL)
pestisida dalam makanan
Reg. (EC)
396/2005
Council (OJ L-70
16/03/2005).
Reg.(EC) 669/2009
Undang-undang Eropa telah
ditetapkan untuk mengatur keberadaan
residu pestisida (MRLs) dalam produk
makanan. Untuk informasi lebih
lanjut:
http://exporthelp.europa.eu/thdapp/tax
es/show2Files.htm?dir=/requirements
&reporterId1=EU&file1=ehir_eu14_0
3v001/eu/main/req_heapestires_eu_01
0_1003.htm&reporterLabel1=EU&rep
orterId2=NL&file2=ehir_nl14_03v001
/nl/main/req_heapestires_nl_010_1003
.htm&reporter.
Aditif, enzim dan perasa Reg. EC 1331/2008 Uni Eropa telah menetapkan daftar
perasa yang diizinkan dan persyaratan
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
12
dalam makanan penggunaannya pada bahan makanan
yang di tujukan untuk dikonsumsi oleh
manusia, yang mana meliputi minyak
nabati. Untuk informasi lebih lanjut:
http://eur-lex.europa.eu/legal-
content/EN/ALL/?uri=CELEX:32008
R1331.
Kehigienisan bahan
makanan:
Reg. EC 852/2004
Reg. EC 853/2004
Reg. EC 854/2004
Directive
2004/41/EC
Perusahaan bisnis makanan harus
menetapkan, menerapkan, dan
memelihara prosedur permanen
berdasarkan prinsip Hazard Analysis
Critical Control Point (HACCP). Hal
ini juga berlaku untuk impor makanan
ke Uni Eropa dan ekspor dari Eropa.
Untuk informasi lebih lanjut:
http://ec.europa.eu/food/food/biosafety
/hygienelegislation/comm_rules_en.ht
m
Pelabelan Reg.1169/2011. Jika anda mensuply produk dengan
konsumen label (misalnya botol dan
container), anda harus memperhatikan
persyaratan pelabelan yang tercantum
pada peraturan Uni Eropa Reg.
1169/2011. Untuk informasi lebih
lanjut:
http://eur-lex.europa.eu/legal-
content/EN/ALL/?uri=CELEX:32011
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
13
R1169.
Peraturan tambahan.
Food safety management: Pembeli pada umumnya menginginkan supplier mempunyai sistem
manajemen kualitas /keamanan makanan. System ini mengharuskan perusahaan untuk
menunjukkan kemampuan mereka dalam mengendalikan keamanan makanan yang bertujuan
untuk memastikan bahwa makanan tersebut aman saat di konsumsi oleh manusia.
Peraturan Niche
Pada umunya pasar untuk minyak kelapa sawit organik masih pada segmen niche. Untuk
mendapatkan sertifikat organik, harus merujuk pada peraturan Uni Eropa untuk produk organik
dan memastikan bahwa sertifikat organik sejalan dengan legislasi Uni Eropa.
Pertanian Organik Reg. EC. 834/2007 Uni Eropa telah membuat persyaratan untuk
produksi dan pelabelan, dimana produk pertanian
organik harus sesuai untuk dipasarkan di Eropa
sebagai produk "organik". Untuk informasi lebih
lanjut: http://ec.europa.eu/agriculture/organic/eu-
policy/eu-legislation/regulatory-
committee/index_en.htm.
Fair Trade IMO’s Fair for Life
Ecocert Fair Trade
Fair Trade Organization International (FLO)
merupakan organisasi yang menetapkan standard
dan sertifikasi terkemuka untuk fair trade. Produk
dengan label Fair Trade menunjukkan bahwa
produsen di bayar dengan harga minimum Fair
Trade. Standar Fair Trade lain yang tersedia di
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
14
pasarEropa adalah Fair Trade Ecocert dan Insistut
untuk market ekologi yang seimbang untuk
kehidupan.
Untuk informasi lebih lanjut:
http://www.fairforlife.org/pmws/indexDOM.php?
client_id=fairforlife&page_id=home, dan
http://www.ecocert.com/en/fair-trade
2.4. Tarif Bea Masuk
Custom tariff untuk semua negara anggota Uni Eropa adalah sama. Untuk minyak kelapa sawit
custom tariff dapat dilihat pada table berikut:
Deskripsi Custom Tarif
Kelapa sawit dan fraksinya, dimurnikan
maupun tidak, tetapi tidak di modifikasi
secara kimia.
- Minyak Mentah
-- Untuk keperluan teknis atau industri
selain produsen bahan makanan untuk
konsumsi manusia……………………
-- Lain-
lain……………………………
- Lain-lain
-- Padat
--- dalam kemasan langsung dan berat
bersih tidak lebih dari 1
kg……………
--- lain-
lain……………………………
Free
3,8
12,8
10,9
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
15
-- lain-lain
--- Untuk keperluan teknis atau
industri selain produsen bahan
makanan untuk konsumsi
manusia……………………
--- lain-
lain……………………………
5,1
9
Sumber: TARIC database, 2015
Barang impor yang bukan berasal dari negara Uni Eropa dikenakan pajak tambahan sebesar 19%
(VAT), yang bertujuan untuk memperlakukan produk impor sama dengan produk Jerman.
2.5. Ketentuan Labeling dan Packaging
2.5.1.Labelling
Pelabelan minyak kelapa sawit untuk pasar di Jerman harus memenuhi syarat pelabelan di Uni
Eropa.Berikut adalah persyaratan pelabelan untuk ekspor minyak kelapa sawit ke Jerman:
1. Memastikan bahwa setiap batch dapat di telusuri
2. Menggunakan Bahasa Inggris untuk pelabelan.
3. Label harus mencakup informasi sebagai berikut:
Nama produk
Kode produksi (Manufacturers lot or batch code)
Jika produk di design untuk produk makanan
Mendeklarasikan kandungan yang dapat menyababkan alergi
Nama dan alamat ekportir
Negara asal produk
Daya tahan: Baik digunakan tanggal / baik di gunakan sebelum tanggal.
Berat Bersih / Volume dalam metrik unit.
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
16
Rekomendasi kondisi penyimpanan.
Untuk produk organik (jika relevan): Nama / Kode badan inspeksi dan nomer sertifikat.
Berikut contoh pelabelan untuk minyak kelapa sawit merah organik yang di export ke Jerman.
2.5.2.Packaging
Kemasan untuk produk minyak kelapa sawit di Jerman juga harus memenuhi persyaratan negara
Uni Eropa. Transportasi minyak kelapa sawit tergantung pada volume yang di kirim. Jika
volume sangat besar, maka harus di kirim atau di simpan di tanki. Akan tetapi untuk volume
yang lebih kecil, seperti organik minyak kelapa sawit, minyak kelapa sawit merah, di kirim
dalam tipe container yang berbeda (misalnya: Reuseable Bulk Container, Flexy tanks), dan juga
tergantung pada volume yang di transport dan ketersediaan kontainer.
Saran bahan kemasan untuk minyak kelapa sawit merah, seharusnya di kemas dalam
gelas asal negara pengekspor.
Pembeli mungkin juga memiliki permintaan kemasan yang khusus.
Minyak kelapa sawit organik harus tetap terpisah secara fisik dari minyak konvensional.
Pastikan menjaga kualitas dengan:
1. Memberishkan dan mengeringkan kontainer sebelum memuat minyak
2. Tidak memuat minyak kelapa sawit yang tengik.
3. Mengisi kontainer sepenuh mungkin untuk menghindari ventilasi dan cahaya. Hal ini
bertujuan untuk mencegah oksidasi yang mengakibatkan terjadinya tengik.
4. Minghindari pemadatan dengan memastikan control suhu yang tepat selama pemuatan,
perjalanan, pemompaan.
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
17
Berikut gambar kemasan minyak kelapa sawit yang di ekpor ke Jerman.
2.6. Saluran Distribusi Minyak Kelapa Sawit di Jerman
Saluran distribusi minyak kelapa sawit konvensional tidak berbeda dari struktur umum minyaknabati.
Saluran distribusi untuk Minyak kelapa sawit organik juga memiliki aplikasi yang sama seperti
diatas, akan tetapi minyak kelapa sawit organik sering di perdangangkan oleh importir/
Pengilang khusus (organik) di Eropa. Beberapa trading biasanya juga memiliki aneka produk
organik dan ini menjadi poin menarik di dalam pasar Jerman.
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
17
Berikut gambar kemasan minyak kelapa sawit yang di ekpor ke Jerman.
2.6. Saluran Distribusi Minyak Kelapa Sawit di Jerman
Saluran distribusi minyak kelapa sawit konvensional tidak berbeda dari struktur umum minyaknabati.
Saluran distribusi untuk Minyak kelapa sawit organik juga memiliki aplikasi yang sama seperti
diatas, akan tetapi minyak kelapa sawit organik sering di perdangangkan oleh importir/
Pengilang khusus (organik) di Eropa. Beberapa trading biasanya juga memiliki aneka produk
organik dan ini menjadi poin menarik di dalam pasar Jerman.
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
17
Berikut gambar kemasan minyak kelapa sawit yang di ekpor ke Jerman.
2.6. Saluran Distribusi Minyak Kelapa Sawit di Jerman
Saluran distribusi minyak kelapa sawit konvensional tidak berbeda dari struktur umum minyaknabati.
Saluran distribusi untuk Minyak kelapa sawit organik juga memiliki aplikasi yang sama seperti
diatas, akan tetapi minyak kelapa sawit organik sering di perdangangkan oleh importir/
Pengilang khusus (organik) di Eropa. Beberapa trading biasanya juga memiliki aneka produk
organik dan ini menjadi poin menarik di dalam pasar Jerman.
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
18
Sedangkanproduk minyak kelapa sawit merah tidak melalui industri pengilangan, tetapiminyak
jenis ini masuk ke pasar Jerman melalui importir khusus (atau distributor jika minyak di kemas
di negara asal produsen). Pasa saat ini, minyak kelapa sawit merah masuk ke dalam pangsa pasar
khusus (misalnya: tokoetnik), dimana sebagian besar minyak kelapa sawit merah ini di gunakan
untuk memasak.
Sertifikasi Fair Trade minyak kelapa sawit merah masih di golongkan ke dalam pasar yang
sangat khusus. Produk ini masuk ke pasar Jerman biasanya melalui trader khusus, dan sering
juga masuk ke dalam kerangka proyek berkelanjutan.
2.7. Hambatan lainnya
Indonesia merupakan produsen terbesar di dunia untuk produk minyak kelapa sawit,akan tetapi
pembagian pasar (market share) minyak kelapa sawit Indonesia di Jerman hanya sekitar 16% dari
total impor minyak kelapa sawit Jerman. Hal ini dapat di sebabkan oleh beberapa faktor, di
antaranya adalah harga, ketersediaan barang, faktor kesehatan, dan citra pulik.
1) Sektor minyak nabati sangat di pengaruhi oleh harga. Jika harga minyak kelapa sawit
meningkat, maka industri makanan akan menggantinya dengan minyak nabati lainnya. Hal ini di
lakukan untuk melindungi harga produk mereka agar tetap stabil.
2) Permintaan yang meningkat dari pasar berkembang dan/ atau penggunaannya pada aplikasi
teknik lainnya, seperti biofuel, memungkinkan terjadinya kekurangan suply minyak kelapa sawit
ke Jerman, sehinggaimportir Jerman menggantinya dengan produk minyak nabati lainnya.
3) Faktor kesehatan sangat mempengaruhui jumlah ekspor minyak kelapa sawit ke pasar Jerman.
Minyak dengan tingginya kandungan karakteristik yang sehat (misalnya: Omega 3) dapat
penggantikan posisi minyak kelapa sawit, dan biasanya juga di dukung dengan adanya
pemasaran yang kuat (misalnya: minyak dari biji bunga matahari, virgin coconout oil, dsb).
4) Citra publik juga merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan jumlah ekspor minyak
kelapa sawit Indonesia ke Jerman tidak begitu besar. Minyak yang membawa citra yang
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
19
merugikan bagi kesehatan manusia atau lingkungan (misalnya: kelapa sawit) mungkin diganti
dengan minyak nabati lainnya.
3. ANALISA PESAING
Persaingan di antara supplier di pasar Eropa Barat, khususnya Jerman masih tetap kuat untuk
sebagian besarproduk minyak nabati.
1. Khusus untuk pangsa pasar komoditas, banyak perusahaan dari seluruh dunia bersaing
dengan produk dan pelayanan yang sama.
2. Pasar niche untuk produk specialty (misalnya: kualitas tinggi, eksotik, tersertifikasi)
biasanya kurang persaingan, akan tetapi memerlukan komitmen jangka panjang dan
kerjasama yang erat dengan pembeli / importir.
3. Untuk produk minyak kelapa sawit, Jerman mengimpor minyak kelapa sawit dari
Belanda lebih dari 30% dari total impor minyak kelapa sawit nya. Belanda mengimpor
kelapa sawit sebagian besar dari Indonesia dan Malysia. Selain di gunakan untuk
kebutuhan domestic Belanda, minyak kelapa sawit dari produsendi proses ulang menjadi
palm olein, palm stearin, hydrogenated atau minyak kelapa sawit interesterified, atau
biodiesel, kemudian di ekspor kembali ke Jerman dan Belgia.
4. Malaysia juga merupakan salah satu pesaing Indonesia dalam sektor minyak kelapa
sawit. Sekitar 62% lahan di Malaysia adalah hutan dan termasuk hutan rainforest.
Produksi minyak kelapa sawit Malaysia tercatat 17.6 Juta ton atau 24.1% dari total
produksi minyak dan lemak dunia.
4. PELUANG DAN STRATEGI
4.1. Peluang
Indonesia merupakan negara yang di prioritaskan di dalam pembangunan kerjasama Jerman.
Perdagangan minyak kelapa sawit dari Indonesia ke Jerman lebih di tekankan pada perdagangan
minyak kelapa sawit yang bersertifikat. Hal ini di lakukan untuk melindungi hutan di Indonesia.
Oleh karena itu konsumen di Eropa pada umumnya dan Jerman pada khusus nya telah
meningkatkan konsumsi produk minyak nabati dengan sertifikat berkelanjutan, seperti organik
(untuk melindungi lingkungan), dan Fair Trade (untuk sosial) atau sosial dan lingkungan.
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
20
Impor Jerman untuk minyak kelapa sawit setiap tahunnya sebesar 1.3 juta ton, dan Indonesia
sebagai produsen terbesar di dunia hanya mensuply sekitar 141 ribu ton atau sekitar 16% dari
total impor minyak kelapa sawit Jerman. Oleh karena itu Indonesia masih memiliki peluang yang
sangar besar untuk memasuki pasar Jerman. Minyak kelapa sawit di Jerman pada umumnya
digunakan oleh industri makanan dan sebagian digunakan untuk aplikasi teknik seperti biofuel.
Dengan menekankan pada produk kelapa sawit yang bersertifikat, peluang ekspor minyak kelapa
sawit Indonesia ke Jerman dan Eropa dapat di tingkatkan, mengingat bahwa pasar minyak kelapa
sawit dengan sertifikat berkelanjutan sangatlah tinggi. Selain itu produksi minyak kelapa sawit
dengan sertifikasi Fair Trade mendapat peluang untuk masuk ke dalam pasar niche, dan juga
menjadi peluang bagi para petani kecil untuk membedakan produk mereka dari produk dengan
skala besar.
Sedangkan produk minyak kelapa sawit merah dapat menjadi peluang yang bagus untuk di
supply ke industri pewarnaan. Penggunaan minyak kelapa sawit merah sebagai pewarna
makanan alami masuk kedalam pasar niche, dimana minyak jenis ini dapat menjadi peluang
tersendiri, dan dapat dieksplorasi oleh eksportir dari Indonesia.
4.2. Strategi
Terdapat beberapa strategi yang dapat di gunakan untuk memasarkan produk minyak nabati,
khusus nya minyak kelapa sawit ke pasar Jerman, diantaranya adalah:
1) Penting bagi eksportir Indonesia untuk mengetahui keberadaan pasar niche sebagai target di
pasar Jerman, seperti minyak kelapa sawit organik, Fair Trade dan / atau minyak kelapa sawit
merah.
2) Mengamati perkembangan perdagangan di Jerman untuk minyak kelapa sawit dan identifikasi
perkembangan tersebut, seperti munculnya supplier baru dan mungkin berkurangnya supplier
lama.
3) Sangat penting bagi eksportir Indonesia untuk mengidentifikasi potensial pesaing dan belajar
dari mereka untuk hal pemasaran, seperti website, social media, partisipasi dalam fair trade, dsb.
Website Daabon dari Colombia dan Agropalma dari Brazil sangat bagus di jadikan sebagai
contoh bagi eksportir minyak kelapa sawit di Indonesia untuk memasarkan produk minyak
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
21
kelapa sawit organik. Untuk minyak kelapa sawit merah, contoh pemasaran yang baik dapat
dilihat pada website Amanvida dari Belgia.
4) Mengenal karakteristik produk pesaing seperti, asal produk, kualitas, dan rasa.
5) Melengkapi produk ekspor dengan sertifikasi berkelanjutan (sustainable certificate), fair trade
sertifikasi, dan teknik pemrosesan sebagai nilai tambah untuk ekspor ke Jerman dan negara Uni
Eropa. Sebelum mengambil langkah untuk sertifikasi fair trade, pastikan bahwa ada permintaan
yang tinggi untuk label ini, dan apakah dalam hal biaya cukup bermanfaat untuk produk anda.
6) Bagi ekportir yang baru mulai, broker bisa mejadi pilihan untuk memasarkan produk minyak
kelapa sawitnya ke Jerman, karena mereka di percaya oleh negara Eropa di sektor minyak.
4.3. Trend pasar
Trend pasar di Jerman pada saat ini sangat mengutamakan impor minyak kelapa sawit dengan
sertifikasiberkelanjutan, dengan mengikuti kebijakan berkelanjutan (sustainability), di mana hal
ini akan sangat berpengaruh terhadap eksportirminyak kelapa sawit dari negara berkembang.
Banyak perusahaan dan pemerintah di Eropa menginginkan agar sumber minyak kelapa sawit
yang mereka impor memenuhi standar berkelanjutan.
Indonesia dan Malaysia merupakan produsen terbesar di dunia, dan perhatian juga tertuju pada
produksi kedua negara tersebut apakah produksi mereka telah memenuhi standard berkelanjutan
atau belum. Oleh karenanya praktek berkelanjutan lebih di tekankan dan di utamakan untuk
produksi minyak kelapa sawit dari negara berkembang. Untuk menanggapi hal tersebut,
sertifikasi Fair Trade dan sertifikasi berkelanjutan yang lain seperti: Fair for Life, dan Ecocert
mendapat perhatian khusus dari importir di Eropa.
5. INFORMASI PENTING
5.1. Trade Promotion Office Asing di Jerman
Korea Trade Investment Promotion Agency
MesseTurm 33. OG ,Friedrich-Ebert-Anlage 49
60308 Frankfurt am Main
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
22
Tel.: 069 / 24 29 92 - 0
Fax: 069 / 25 35 89
Email: frankfurt@kotra.or.kr
www.kotra-deutschland.de
Malaysia External Trade Development Corporation
Kastor-Hochhaus (Commerzbank)
17th Floor, Platz der Einheit 1
60327 Frankfurt am Main
Germany
T.+49 (0) 69 2475015-10
F.+49 (0) 69 2475015-20
Email: frankfurt@matrade.gov.my
www.matrade.gov.my
JETRO (Japan External Trade Organization)
JETRO Berlin
Friedrichstr. 70
10117 Berlin
Tel: 030/2094-5560 Fax: 030/2094-5561
E-Mail: info-bln@jetro.go.jp
JETRO Düsseldorf
Immermannstr. 65 C
40210 Düsseldorf
Tel: 0211/136020 Fax: 0211/326411
E-mail: info-dus@jetro.go.jp
5.2. Perwakilan Jerman di Indonesia
Kedutaan Besar Jerman di Jakarta Jln. M.H. Thamrin No. 1, Jakarta 10310
Telp: +62 21 339855000
Fax : +62 21 390 1757
www.jakarta.diplo.de
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
23
EKONID (Kamar Dagang Indonesia-Jerman)
Jln. KH Agus Salim 115, Menteng,
Jakarta 10310
Tel : +62 21 3154685
Fax : +62 21 3157088
http://indonesien.ahl.de
5.3. Chamber of Commerce di Jerman
Chamber of Commerce and Industry(kantor Pusat)
Deutscher Industrie- undHandelskammertag e. V.
Breite Straße 29
10178 Berlin
Hamburg Chamber of Commerce(kantor cabang di Hamburg)
Adolphsplatz 1
20457 Hamburg
Tel.: 040 / 36 13 8-138
Fax: 040 / 36 13 84 01
E-mail: service@hk24.de
5.4. Institusi dan Lembaga Terkait di Jerman
BVE (Bundesvereinigung der Deutschen
Ernährungsindustrie)
Federasi industri Makanan dan Minuman
Jerman
Claire-Waldoff-Straße 7
10117 Berlin
Telefon: +49 30 200786-0
Fax: +49 30 200786-299
E-mail: bve@bve-online.de
http://www.bve-online.de/english
BVL (Bundesamt fuer Verbraucherschutz
und Lebensmittelsicherheit)
Kantor Federal Perlindungan Konsumen
dan Keamanan Pangan
Bundesallee 50
38116 Braunschweig
Tel.: +49 531 21497 0
Fax: +49 531 21497 299
poststelle@bvl.bund.de
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
24
www.bvl.bund.de
Rueckstaende u. Kontaminanten inLebensmitteln
Residu dan Kontaminan dalam makanan
Referat 313 - Rochusstr. 1
53123 Bonn, Germany
Tel.: +49 228 529 4661
Fax: +49 228 529 4262
Internet: www.bmelv.de
BGA (Bundesverband Großhandel,
Außenhandel Diensleistungen e.V)
Federasi Grosir Jerman, Perdagangan
Luar Negeri dan Jasa
Am Weidendamm 1 A
10117 Berlin
Telefon: 030/ 59 00 99 5-0
Telefax: 030/ 59 00 99 5 19
E-Mail: info@bga.de
http://www.bga.de/home.html
5.5. Daftar Pameran Produk Terkait di Jerman
Oil + Fat Oil + Fat merupakan platform bisnis di Eropa
untuk industry minyak dan lemak. Pameran
selanjutnya akan datang diadakan di Messe
München pada bulan September 2017.
Informasi lebih lanjut: http://www.oils-and-
fats.com/en/Home
5.6. Perwakilan Indonesia di Jerman
Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC
Hamburg)
Glockengiesserwal 17, 20095 Hamburg
Tel : +49 40 33313280/1
Fax : 49 49 33313 282
Email :inatrade@itpchamburg.de
Internet :www.itpchamburg.de
Kedutaan Besar Republik Indonesia – Lehrter Str 16-17, 10557 Berlin
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
25
Berlin Tel : +49 30 4780 70
Fax : +49 30 44737142
Internet : www.kbri-berlin.de
Konsulat Jenderal Republik Indonesia –
Frankfurt
Zeppelianalle 23, 60325 Frankfurt am
Main
Tel : +49 69 247 0980
Fax : +49 69 247 0984 0
Internet : www.kjrihamburg.de
Konsulat Jenderal Republik Indonesia –
Hamburg
Bebelalle 15, 22299 Hamburg
Tel : +49 40 512 070
Fax +49 40 511 7531
Email : info @kjrihamburg.de
Internet: www.kjrihamburg.de
5.7. Daftar Importir dan Retailer di Jerman
REWE-Zentral AG
Foreign Trade Dept. - HWA –Domstrasse 20 50668 Koeln, Germany
Tel: (49-221)1490
Fax: (49-221) 149 93 71
Homepage: www.rewe-group.com
Henry Lamotte Oils GmbHMerkurstraße 47 28197 BremenPhone: +49 4215239460Fax: +49 4215239199info@lamotte-oils.dewww.lamotte.de
Henkel AG & Co. KGaA40191 DüsseldorfGermany+49-211-797-0+49-211-798-4008http://www.henkel.com/
Atriplex GmbHPeter-Wust-Straße 31 48149 MünsterPhone: +49 2512007661Fax: +49 2512007685info@atriplex.netwww.atriplex.net
Aldi Einkauf GmbH & Co. oHG - SuedBurgstrasse 37 45476 Muelheim/Ruhr,Germany
Aldi Einkauf GmbH & Co. oHGNord Eckenbergstrasse 16 45307 Essen,Germany
ITPC HAMBURG – MARKET BRIEF MINYAK NABATI / MINYAKKELAPA SAWIT
26
Fax: (0049) 1803 252722Homepage: www.aldisued.de
Fax: (49-201) 859 33 19Homepage: www.aldi-essen.de
Lidl Stiftung & Co. KG EinkaufInternational Stiftsbergstrasse 1 74167Neckarsulm, GermanyTel: (49-7132) 94-2000Homepage: www.lidl.com
AUGUST STORCK KGHerrenhöfer Landstraße 599885 OhrdrufTelefon: 03624 334-0Fax: 03624 334-2255http://www.storck.com/de/
EDEKA Zentrale AG & Co. KGNew-York-Ring 6 22297 Hamburg,GermanyTel: (49-40) 63 770 Fax: (49-40) 63 77 22 31www.edeka.de
Bayer CropScience AG
Dr. Birgitt Walz-Tylla
birgitt.walz.tylla@bayercropscience.com
Peter Greven GmbH & CO.KG
Peter Greven
V.koch@Peter-Greven.de
Cremer Oleo GmbH & Co.KG
Stefan Cremer
global@cremer.de
Sels Oel + Fett GmbH & Co. KG
Sven Ohlwein
selsana@selsana.de
Symboil AG
Günther Seifert
g.seifert@symboil.de
BASF SE
Harald Sauthoff
Herald.sauthoff@basf.com
All Organic Trading GmbHHeisinger Straße 4587437 KemptenGermanyinfo@aot.de
Bressmer & Francke (GmbH & Co) KG
Gutenbergring 37
22848 Norderstedt
Tel.: +49 / 40 / 890 586 - 0
Fax: +49 / 40 / 890 586 - 99
E-mail: info@bressmer-oils.com
http://www.bressmer-oils.de/de/index.shtml