Post on 08-Apr-2016
Nama : Arin Ayuningsih
NIM : 125040200111102
Kelas : L
Pestisida sistemik (Systemic Pesticide): adalah pestisida yang diserap dan dialirkan ke seluruh
bagian tanaman sehingga akan menjadi racun bagi hama yang memakannya. Kelebihannya tidak
hilang karena disiram. Kelemahannya, ada bagian tanaman yang dimakan hama agar pestisida ini
bekerja. Pestisida ini untuk mencegah tanaman dari serangan hama.
Contoh: Neem oil.
Bahan-bahan aktif yang dapat ditemui terkandung di dalam fungisida sistemik adalah Benomyl,
Thiram, Carbendazim, Mancozeb, Oksadisil, Propineb, dan Metalaksil
Fungisida sistemik dapat bertahan cukup lama di dalam tubuh tanaman, berkisar 1 minggu
hingga 1 bulan tergantung dengan jenis bahan aktifnya. Selain lebih toleran terhadap pengaruh
cuaca seperti hujan yang dapat membasuh residu fungisida pada permukaan tubuh tanaman,
fungisida sistemik juga tidak memerlukan pemberian yang mensyaratkan terjadinya kontak
langsung dengan cendawan pada saat pengaplikasiannya.
Pestisida Biologi adalah pestisida yang mengandung mikroorganisme seperti bakteri patogen,
virus dan jamur. Pestisida biologi yang saat ini banyak dipakai adalah jenis insektisida biologi
(mikroorganisme pengendali serangga) dan jenis fungisida biologi (mikroorganisme pengendali
jamur). Jenis-jenis lain seperti bakterisida, nematisida dan herbisida biologi.
Berdasarkan asalnya, biopestisida dapat dibedakan menjadi dua yakni pestisida nabati
dan pestisida hayati.
Pestisida nabati merupakan hasil ekstraksi bagian tertentu dari tanaman baik dari daun,
buah, biji atau akar yang senyawa atau metabolit sekunder dan memiliki sifat racun
terhadap hama dan penyakit tertentu. Pestisida nabati pada umumnya digunakan untuk
mengendalikan hama (bersifat insektisidal) maupun penyakit (bersifat bakterisidal).
Pestisida hayati merupakan formulasi yang mengandung mikroba tertentu baik berupa
jamur, bakteri, maupun virus yang bersifat antagonis terhadap mikroba lainnya (penyebab
penyakit tanaman) atau menghasilkan senyawa tertentu yang bersifat racun baik bagi
serangga ( hama ) maupun nematoda (penyebab penyakit tanaman).
Pestisida dapat digolongkan menjadi bermacam-macam dengan berdasarkan fungsi dan asalnya.
Penggolongan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Fungisida Biologi (Biofungisida) berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos
yang berarti jamur, berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.
Beberapa fungisida yang telah digunakan adalah:
Spora Trichoderma sp. digunakan untuk mengendalikan penyakit akar putih pada
tanaman karet dan layu fusarium pada cabai.
Gliocladium spesies G. roseum dan G. virens. untuk mengendalikan busuk akar
pada cabai akibat serangan jamur Sclerotium Rolfsii.
Bacillus subtilis yang merupakan bakteri saprofit mampu mengendalikan serangan
jamur Fusarium sp. pada tanaman tomat.
2. Herbisida Biologi (Bioherbisida)
Termasuk dalam golongan herbisida ini ialah pengendalian gulma dengan menggunakan
penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri, jamur dan virus. Phytophthora palmivora yang
digunakan untuk mengendalikan Morrenia odorata, gulma pada tanaman jeruk. Colletotrichum
gloeosporioides digunakan pada tanaman padi dan kedelai.
3. Insektisida Biologi (Bioinsektisida)
Berasal dari mikroba yang digunakan sebagai insektisida. Mikroorganisme yang
menyebabkan penyakit pada serangga tidak dapat menimbulkan gangguan terhadap hewan-
hewan lainnya maupun tumbuhan. Jenis mikroba yang akan digunakan sebagai insektisida harus
mempunyai sifat yang spesifik artinya harus menyerang serangga yang menjadi sasaran dan tidak
pada jenis-jenis lainnya. Mikroba patogen yang telah sukses dan berpotensi sebagai insektisida
biologi salah satunya adalah Bacillus thuringiensis.
Jenis insektisida biologi yang lainnya adalah yang berasal dari protozoa, Nosema locustae,
yang telah dikembangkan untuk membasmi belalang dan jangkrik. Cacing yang pertama kali
sebagai insektisida ialah Neoplectana carpocapsae. Insektisida ini digunakan untuk membunuh
semua bentuk rayap.
4. Nematisida Biologi (Bionematisida), berasal dari kata latin nematoda atau bahasa
Yunani nema yang berarti benang, berfungsi untuk membunuh nematoda (semacam cacing
yang hidup di akar).