Hama Dan Penyakit Tanaman Tomat

29
BUDIDAYA TANAMAN TOMAT MAKALAH Disususn Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar Teknologi Pertanian Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember Disusun Oleh Kelompok 4 1. Muh Rizal Ghozali (141510601017) 2. Nurul Laili (141510601093) 3. Revi Andrias Dewi (141510601127) 4. Faridatul Hasanah (141510601157) 5. Andila Purnomo R (141510601118) 6. Ardiyani Yudha W (141510601011) 7. Laili Novita Sari (141510601136)

Transcript of Hama Dan Penyakit Tanaman Tomat

BUDIDAYA TANAMAN TOMATMAKALAH

Disususn Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar Teknologi Pertanian Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas JemberDisusun OlehKelompok 4

1. Muh Rizal Ghozali (141510601017)

2. Nurul Laili

(141510601093)

3. Revi Andrias Dewi(141510601127)

4. Faridatul Hasanah(141510601157)

5. Andila Purnomo R (141510601118)

6. Ardiyani Yudha W(141510601011) 7. Laili Novita Sari(141510601136)PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

BAB 1 PENDAHULUAN1.1 Latar belakang

Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki tanah yang relatif subur. Tanah yang subur ini dimanfaatkan oleh penduduk Indonesia menjadi lahan pertanian. Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelolah lingkungan hidupnya. Bidang pertanian secara luas dapat mencakup bidangpembudidayaan tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan. Pertanian tanaman pangan dan hortikultura merupakanpembudidayaan jenis-jenis tanaman pangan seperti padi, jagung, gandum, dan singkong sedangkan untuk tanaman hortikultura seperti buah-buahan, tanaman hias, tanaman obat-obatan dan tanaman sayuran agar diperoleh hasil yang diinginkan sesuai jenis tanaman tersebut.Hortikultura merupakan usaha membudidayakan tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman hias. Salah satu tanaman holtikultura adalah tanaman tomat. Tomat adalah tumbuhan tropis yang bisa tumbuh pada dataran tinggi maupun dataran rendah dengan ketentuan tanah tidak becek atau tergenang. Siklus hidup tomat singkat dan hanya dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tanaman tomat ini dapt tumbuh optimal di udara yang lembab dan pH tanah tanah yang tidak terlalu masam, yaitu berkisar antara 5,5-65. Bentuk buah tomat ialah bulat dan ketika matang berwarna merah. Rasa buah tomat ialah sebagian besar asam, namun ada beberapa varietas tomat yang rasanya manis. Tanaman tomat ini dalam pembudidayaannya tidak memerlukan perawatan yang intensif, namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatannya seperti penyiraman, pengendalian OPT dan pemupukan (Wasonowati, 2011).Hal penting yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman tomat yaitu pada proses penanaman buah tomat yaitu saat awal tanam hingga panen. Pada penanaman buah tomat juga memiliki kendala salah satunya adalah bagaimana cara penanganan hama dan penyakit. Hama adalah binatang yang merusak tanaman yang dibudidayakan oleh petani dan dapat dilihat oleh mata telanjang. sedangkan penyakit adalah penyebab tanaman menjadi sakit atau mati yang disebabkan oleh bakteri, cendawan, virus, bisa juga kekurangan atau kelebihan air, kekurangan atau kelebihan unsur hara, suhu terlalu panas atau terlalu dingin dan penyebabnya tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Hama dan penyakit adalah merupakan mikroorganisme parasit yang menyebabkan tanaman yang hidup menumpang pada bagian luar atau dalam tubuh tanaman tersebut. Keberadaan hama dan penyakit ini sangatlah merugikan dalam kegiatan usaha tani. Hama dan penyakit akan menurunkan hasil produksi dari segi kualitas maupun kuantitas, sehingga di perlukan penangananan yang tepat mengenai hama dan penyakit yang menyerang terutama pada saat persiapan sampai penanaman, karena persiapan dana penanaman adalah hal yang penting kaitannya dengan pertumbuhan tanaman selanjutnya. Mengingat pentingnya hal itu, maka di dalam makalah ini kami akan membahas mengenai hama dan penyakit yang menyerang tanaman tomat mulai dari persiapan bahan tanam sampai dengan penanaman.1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui budidaya tanaman tomat mulai dari persiapan bahan sampai penanaman serta hama dan penyakit yang menyerang tanaman tomat mulai dari persiapan bahan tanam sampai dengan penanaman.

BAB 2. PEMBAHASAN2.1 Tanaman TomatTomat (Lycopersicum esculentum) merupakan sayuran buah yang tergolong tanaman semusim berbentuk perdu dan termasuk kedalam famili Solanaceae. Buahnya merupakan sumber vitamin dan mineral. Penggunaannya semakin luas karena selain di konsumsi sebagai tomat segar dan untuk bumbu masakan, juga dapat di olah lebih lanjut sebagai bahan baku industri makanan seperti sari buah dan saus buah (Wasonowati, 2011).Kedudukan buah tomat dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom:Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas: Asteridae

Ordo

: Solanales

Famili

: Solanaceae (suku terung-terungan)

Genus

: Solanum

Spesies: Solanum lycopersicum L. (Budiyanto, 2013)Tomat mempunyai akar tunggang yang tumbuh menembus kedua tanah dan akar serabut yang tumbuh menyebar kearah samping tetapi dangkal. Batang tanaman tomat berwarna hijau dan berbentuk persegi empat hingga bulat. Tomat berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambut halus dan diantara bulu-bulu tersebut terdapat rambut kelenjar. Pada ruas batang mengalami penebalan dan pada ruas bagian bawah tumbuh akar-akar pendek. Selain itu batang tamanan tomat dapat bercabang dan diameter cabang lebih besar jika dibanding dengan jenis tanaman sayur lainya. Daun tanaman tomat berbentuk oval bagian tepi daun bergerigi dan membentuk celah-celah yang menyirip serta agak melengkung kedalam. Daun berwama hijau dan merupakan daun majemuk ganjil yang berjumlah sekitar 3-6 cm. Diantara daun yang berukuran besar biasanya tumbuh 1-2 daun yang berukuran kecil. Daun majemuk pada tanaman tomat tumbuh berselang-seling atau tersusun spiral mengelilingi batang tanaman. Bunga tomat berukuran kecil, diameternya sekitar 2 cm dan berwama kuning cerah, kelopak bunga berjumlah 5 buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian terindah dari bunga tomat warnanya kuning cerah berjumlah 6 buah. Bunga tomat merupakan bunga sempurna karena benang sari atau tepung sari dan kepala putik atau kepala benang sari terbentuk pada bunga yang sama. Bentuk buah tomat bervariasi, tergantung varietasnya ada yang berbentuk bulat, agak bulat, agak lonjong dan bulat telur (oval). Ukuran buahnya juga bervariasi, yang paling kecil memiliki berat 8 gram dan yang besar memiliki berat 180 gram. Buah yang masih muda berwama hijau muda, bila telah matang menjadi merah (Adji, 2013).Tanaman tomat bisa tumbuh baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya. Tanaman tomat dapat tumbuh baik di dataran tinggi (lebih dari 700 m dpi), dataran medium (200 m - 700 m dpi), dan dataran rendah (kurang dari 200 m dpl). Faktor temperatur dapat mempengaruhi warna buah. Pada temperatur tinggi (di atas 32C) warna buah tomat cenderung kuning, sedangkan pada temperatur tidak tetap warna buah cenderung tidak merata. Temperatur ideal dan berpengaruh baik terhadap warna buah tomat adalah antara 24C - 28C yang umumnya merah merata . Keadaan temperatur dan kelembaban yang tinggi, berpengaruh kurang baik terhadap pertumbuhan, produksi dan kualitas buah tomat. kelembaban yang relatip diperlukan untuk tanaman tomat adalah 80 %. Tanaman tomat memerlukan intensitas cahaya matahari sekurangkurangya 10-12 jam setiap hari2.2 Tanah untuk Komoditas Tanaman Tomat

Tanaman tomat merupakan tanaman yang bisa tumbuh disegala tempat, dari daerah dataran rendah sampai daerah dataran tinggi (pegunungan) untuk pertumbuhan yang baik, tanaman tomat membutuhkan tanah yang gembur, kadar keasaman pH antara lain 5-6, tanah sedikit mengandung pasir, dan banyak mengandung humus, serta pengairan yang teratur dan cukup mulai tanam sampai tanaman mulai dari panen.Berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman tomat dibedakan atas tipe determinate dan indeterminate. Tanaman tomat bertipe determinate mempunyai pola pertumbuhan batang secara vertikal yang terbatas dan diakhiri dengan pertumbuhan organ vegetatif (akar, batang daun), sedangkan tomat bertipe indeterminate mempunyai kemampuan untuk terus tumbuh dan tandan bunga tidak terdapat pada setiap buku serta pada ujung tanaman senantiasa terdapat pucuk muda. Bunga tanaman tomat berjenis dua dengan lima buah kelopak berwarna hijau berbulu dan dua buah daun mahkota. Pembuahan terjadi 96 jam setelah penyerbukan dan buah masak 45 hari sampai 50 hari setelah pembuahan. Persentase penyerbukan sendiri pada tanaman tomat adalah 95% - 100%. Tanaman tomat bisa tumbuh di tanah andosol, regosol, latosol, ultisol, grumosol. Jika tanah kurang cocok untuk pertumbuhan tanaman tomat bisa dimanipulasi lewat pemupukan, baik pupuk orgaik maupun anorganik. Kondisi tanah yang paling cocok untuk bertanam tomat adalah tanah lempung berpasir yang gembur dan banyak mengandung unsur hara.Tomat juga menyenangi tempat yang tetbuka dan cukup sinar matahari. Sinar matahari yang kurang menyebabkan pertumbuhan memanjang (etiolasi), lemah, dan pucat karena pembentukkan zat hijau daun (klorofil) tidak sempurna. Namun. sinar matahari yang terlalu terik juga kurang baik karena transpirasi akan meningkat serta buah dan bunga akan mudah gugur. Pada dasarnya, selain ditanam langsung di tanah, tomat juga dapat ditanam dalam polibag. Saat ini sudah ada petani yang menanam tomat di polibag yang ditata rapi dalam luasan lahan tertentu. Umumnya, tanaman tomat tersebut dipelihara dengan sisitem organik, artinya tidak menggunakan pupuk kimia maupun pestisida berbahan kimia.2.3 Persiapan Bahan Tanam sampai dengan Penanaman Tanaman Tomat

Tanaman tomat tergolong tanaman yang tidak rewel dalam memilih tempat hidup. Tanaman ini bisa hidup di dataran rendah sampai dataran tinggi, asal tanahnya tidk becek atau tergenang. Sifat tanah yang cocok untuk tomat adalah dengan pH 5,5 6,5. Tomat juga menyenangi tempat yang terbuka dan cukup sinar matahari. Kurangnya sinar matahari menyebabkan pertumbuhan memanjang/etiolasi, lemah, dan pucat karena pembentukan zat hijau daun/klorofil tidak sempurna (Trisnawati,, 2002). Dengan demikian diperlukan proses yang benar baik saat persiapan bahan tanam hingga penanaman.

2.3.1 Persiapan Bahan Tanam Tanaman TomatSebelum melakukan penanaman tomat, perlu dilakukan persiapan awal untuk menunjang keberhasilan budidaya tomat. Persiapan awal meliputi persiapan lahan dan pembibitan.

1. Persiapan LahanPersiapan yang harus dilakukan saat budidaya tanaman tomat meliputi pembajakan, penggaruan, pembuatan bedengan kasar, pengapuran tanah (200 kg/rol mulsa plastik hitam perak untuk pH di bawah 6,5), pemupukan pupuk kandang matang sebanyak 40 ton/ha, pemupukan kimia NPK sebanyak 150 kg/rol mulsa (Aduk-aduk bedengan biar pupuk bercampur rata dengan tanah), pemasangan mulsa PHP, pembuatan lubang tanam (60 cm x 60 cm untuk penanaman tomat di musim kemarau atau 70 cm x 70 cm saat musim hujan), dan pemasangan ajir. Ukuran bedengan dibuat dengan lebar 110-120 cm, dan tinggi menyesuaikan musim, yaitu 40 cm pada musim kemarau dan 70 cm pada musim hujan. Parit antarbedengan dibuat selebar 50-70 cm, jika terlalu sempit akan menyulitkan pemeliharaan tanaman. Untuk menjaga kelembaban udara saat tanaman dewasa, maka pemasangan ajir lebih dianjurkan menggunakan sistem tegak, dimana antara ajir yang satu dengan lainnya dihubungkan dengan gelagar. Agar lebih kuat, ajir paling pinggir dan setiap 4 ajir sekali dipasang ajir penguat membentuk sudut 45 (Kurnianti, 2012).2. Pembajakan atau PencangkulanLahan yang bersih bisa langsung dibajak atau dicangkul dengan kedalaman 30-40 cm. Sewaktu pencangkulan, rumput dan sisa tanaman lunak dari hasil pembersihan lahan bias dicampur dengan tanah hingga membusuk dan menjadi pupuk. Tujuan pencangkulan adalah mengolah struktur tanah menjadi gembur atau remah sehingga akar tanaman dapat dengan mudah menembus tanah untuk mengambil zat makanan.3. Pembuatan BedenganSetelah dilakukan proses pencangkulan, tanah di biarkan terkena sinar matahari selama dua minggu. Dengan demikian akan terjadi pertukaran udara. Sementara itu, bibit penyakit atau hama yang berada di dalam tanah terbunuh. Setelah dua minggu, pembuatan bedengan dapat segera dilakukan. Tujuan pembuatan bedengan adalah untuk mengatur jarak tanam dan mencegah akar tanaman tomat tidak tergenang air. Lebar bedengan untuk tanaman tomat idealnya antara 100-120 cm. Sementara itu panjang bedengan tergantung pada kondisi lahan. Tinggi bedengan hendaknya disesuaikan dengan musim. Saat musim kemarau tinggi bedengan antara 30-40 cm dan saat musim penghujan keyinggiannya dapat ditinggikan menjadi 50-70 cm. Jarak antar bedengan adalah 50 cm atau 75 cm, tergantung dari musim. Jika musim penghujan, jarak antar bedengan diperlebar. Fungsinya untuk menghindari penyebaran bibit penyakit.

4. Pembibitan

Pembibitan tanaman tomat di lakukan sebelum tahap pengolahan tanah. Berbeda dengan cara menanam jagung, dimana biji langsung di tanam, untuk menanam tomat, biji tomat harus di semaikan dahulu. Untuk benih, pilih buah tomat yang sehat dan sudah matang sepenuhnya. Buah tidak keriput atau cacat. Buah media semai dengan menggunakan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1 lalu tambahkan kurang lebih 1,5% pupuk NPK halus. Sebelum di semai benih tomat sebaiknya didesinfektan dengan cara merendamnya kedalam larutan fungisida, agar mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit mati, setelah itu baru disemai di persemaian. Setelah biji berkecambah, dan memiliki daun semu berjumlah 2, pindahkan bibit kecil tersebut kedalam polibag plastik yang telah berisi media semai. Untuk melindungi bibit dari air hujan, sebaiknya di buatkan sungkup persemaian. Setelah benih tumbuh dan berumur 7 10 hari, lakukan penyemprotan fungisida. Dan setelah bibit tomat memiliki daun sejati berjumlah 4 buah, tanaman tersebut siap di tanam di lahan (Kebun Q, 2013).2.3.2 Penanaman

Bibit telah siap tanam setelah memiliki daun sejati berjumlah 4 helai. Bawa polibag berisi bibit tomat dan gunting ke lahan yang akan di tanami tomat. Gunting polibag plastik lalu masukan tanah beserta bibit kedalam lubang tanam. Timbun kembali dengan tanah. Setelah proses penanaman selesai, siram dengan air secukupnya (Kebun Q, 2013).

2.4 Hama pada Tanaman Tomat1. Ulat buahUlat buah (Helicoverpa armigeraatauHeliothis armigera) menyerang daun, bunga dan buah tomat. Ulat ini membuat lubang pada buah tomat secara berpindah-pindah. Buah yang dilubangi akanmengalami infeksi dan membusuk. Panjang tubuh ulat buah sekitar 4-5 cm dengan permukaannya berkutil dan ditumbuhi bulu. Warna ulat ini bervariasi dari mulai hijau, hijau kekuningan, kecoklatan hingga hitam. Pada bagian samping tubuh terdapat garis bergemlombang dengan warna yang lebih terang. Bentuk ngengatnya memiliki panjang 2 cm, dengan warna sayap bagian luar coklat dan bagian dalamnya putih.

Gambar 3.2.1.1 Ulat Buah Pada Tomat

Ulat buah dikendalikan dengan memungut manual ulat dan telurnya kemudian dibakar. Jaga kebersihan kebun dari gulma dan semak belukar. Dalam bentuk ngegat bisa dikendalikan dengan perangkap ultraviolet. Untuk penyemprotan gunakan jenis insektisida.

Gambar 3.2.1.2 Perangkap ultraviolet

Gambar 3.2.1.3. Insektisida

2. Ulat tanahUlat tanah menyerang pangkal batang dan tangkai daun. Batang yang terkena gigitan ulat tanah akan mudah patah dan mati. Selain itu, larva ulat buah menyerang permukaan daun pada tanaman tomat yang masih muda. Serangan ulat tanah biasanya menghebat di awal musim kemarau.

Gambar 3.2.2.1. Ulat Tanah Bentuk tubuh ulat tanah lebih pendek dari ulat buah, panjangnya sekitar 2 cm. Warna ulat tanah coklat tua dengan garis-garis dibagian sampingnya. Larva ulat buah berkembang dan bersembunyi di bawah permukaan tanah hingga kedalaman 10 cm. Larva akan keluar pada malam hari dan mulai menggiti tanaman tomat. Ulat bisa dikendalikan dengan memunguti larva pada sore atau malam hari. Larva biasanya berkumpul di permukaan tanah. Pengolahan tanah yang baik bisa menekan perkembangan ulat tanah. Bila serangan menghebat bisa disemprot dengan insektisida.3. Kutu daun hijau

Kutu daun hijau (Aphis sp.) merupakan vektor pembawa virus. Jadi, tanaman tomat yang dihinggapi kutu ini kan terkena penyebaran virus. Gambar 3.2.3.1 Kutu daun hijauUkuran panjang kutu hijau sekitar 2 mm. Ada yang bersayap dan tidak bersayap. Kutu yang bersayap warna kepala dan dadanya coklat hingga kehitaman, bagian perutnya biasanya berwarna hijau kekuningan. Kutu yang tidak bersayap berwarna hijau kekuningan.Daun yang terserang kutu hijau bervariasi, daun menjadi keriting dan kerdil, bentuknya melengkung ke bawah. Bisa juga daun menyempit seperti pita. Warna daun mozaik dan daun menjadi rapuh. Untuk menekan perkembangan hama ini bisa dengan penggunaan mulsa plastik perak, kutu hijau tidak menyukai pantulan sinar matahari. Penyemprotan bisa memanfaatkan insektisida.. Gambar 3.2.3.2. Mulsa Pada Media Tanam4. Lalat putihLalat putih (Bemisicia tabaci) atau disebut juga kutu kepul memiliki ciri berwarna putih, permukaan tubuhnya dilapisi tepung putih. Panjang lalat ini kurang lebih 1 mm, rentangan sayapnya sekitar 2 mm.

Gambar 3.2.4.1 Bemisicia tabaciTanaman tomat yang terserang lalat putih akan terlihat seperti terselubungi tepung putih. Bila disentuh tepung putih tersebut akan berhamburan. Akibat serangan hama ini pertumbuhan tanaman menjadi terhambat dan kerdil. Daun akan mengecil dan menggulung ke atas.

Perkembangan hama ini bisa dikendalikan dengan penggunaan mulsa jerami atau mulsa kuning. Selain itu bersihkan areal tanaman liar disekitar kebun. Penyemprotan bisa menggunakan insektisida.5. Lalat buahLalat buah (Bactrocera sp.) panjang badannya sekitar 8 mm dengan sayap transparan warna tubuhnya hijau kehitaman. Dalam bentuk belatung muda berwarna putih, menjelang tua menjadi kekuningan panjangnya sekitar 1 cm. Belatung ini terletak dalam daging buah.

Gambar 3.2.5.1 Lalat BuahBuah tomat yang terserang lalat buah menjadi busuk, bila dibuka terdapat belatung. Pupa lalat buah hidup dipermukaan tanah. Untuk mengendalikan hama ini, adalah dengan melakukan pengolahan tanah yang benar. Balik tanah dengan dicangkul atau dibajak, dan biarkan terkena sinar matahari selama beberapa hari hingga pupa lalat mati. Bisa juga dengan membuat perangkap untuk lalat jantan. Sehingga lalat betina tidak sempat dikawini dan populasinya menurun drastis. Buah yang terserang segera dipetik dan dibakar. Bersihkan gulma disekitar tanaman tomat.

6. Semut dan BelalangSemut dan Belalang umumnya menyerang tanaman tomat saat masih berupa bibit di persemaian. Kedua hama ini merusak bibit dengan cara menggigit dan memakan, sehingga bibit tanaman tomat tidak bisa ditanami lagi. Hama semut dan belalang ini dapat dapat dibasmi dengan menggunakan insektisida racun kontak. Selain itu juga dapat dilakukan pembasmian dengan cara menyebarkan insektisida Furadan 3G yang berbahan aktif karbofuran pada media persemaian.

Gambar 3.2.6.1 Semut

Gambar 3.2.6.2 Belalang

Gambar 3.2.6.3 Insektisida Furadan 3G

Gambar 3.2.6.4 Insektisida Racun Kontak

2.5 Penyakit pada Tanaman Tomat2.5.1 Cara Penyebaran Penyakit Tanaman

Banyak perantara yang menyebabkan tersebarnya penyakit dan lebih dari satu perantara dapat terlibat dalam daur hidup suatu patogen. Perantara penyebaran yang umum adalah arus udara, angin, percikan hujan atau air yang mengalir (penting untuk Phycomycetes terbawa tanah seperti Phythium dan Phytophthora), serangga dan mamalia, dan tidak sedikit manusia sendiri, biasanya karena ketidaktahuan atau penggunaan benih terinfeksi. Berikut beberapa cara penyebaran penyakit tanaman:

1. Penyakit Terbawa Benih

Jamur, bakteri dan virus, semuanya dapat ditularkan lewat benih. Jamur dan bakteri dapat ditemukan baik di dalam maupun di luar kulit biji. Jika infeksinya di dalam benih, prosedur pengendaliannya menjadi lebih rumit. Akan tetapi, sekarang terdapat banyak fungisida sistemik yang dapat memusnahkan jamur patogen yang terdapat dalam benih. Patogen yang terbawa benih dapat berupa miselium atau spora dorman yang terbawa pada permukaan benih (secara eksternal) atau dalam jaringan benih (secara internal). Rerumputan dan tanaman inang lain dapat merupakan media untuk melang-sungkan hidupnya patogen. Patogen tersebut dapat disebarkan lebih lanjut ke tanaman utama dengan berbagai cara. Penyakit yang terbawa benih pada tanaman tomat:

a. Layu fusarium

Penyakit layu fusarium disebabkan oleh serangan jamur Fusarium oxysporum. Jamur ini awalnya menyerang dari akar kemudian berkembang ke lewat jaringan pembuluh. Tanaman tomat yang terkena penyakit ini akan berubah menjadi layu dan mati. Jaringan pembuluh yang terserang berwarna coklat dan menghambat aliran air dari akar ke daun. Sehingga daun dan batang atas menjadi layu.

Pada malam hari tanaman masih terlihat segar, begitu ada sinar matahari dan terjadi penguapan tanaman dengan cepat menjadi layu. Pada sore harinya, bisa kembali menjadi segar dan keesokan harinya akan layu kembali hingga pada akhirnya mati. Untuk menghindari serangan penyakit ini gunakan benih yang resisten. Penggunaan mulsa plastik juga bisa menekan perkembangan jamur dalam tanah. Hindari budidaya tanaman tomat pada bekas lahan yang pernah terserang jamur ini. Berikan jeda yang cukup lama hingga bisa kembali ditanami tomat.

2. Penyakit Terbawa Udara dan Air

Kebanyakan penyakit jamur yang terdapat pada bagian tanaman diatas tanah, dipencarkan oleh udara atau percikan air, tetapi air mengalir dapat juga menyebarkan beberapa penyakit terbawa tanah secara cepat, misalnya setelah hujan badai tropika yang lebat.Secara normal penyakit terbawa tanah menyebar jauh lebih lambat daripada patogen terbawa udara, untungnya penyakit terbawa udara lebih mudah dikendalikan dengan bahan-bahan kimia. Penyakit terbawa udara misalnya embun tepung dan karat.

3. Penyakit Terbawa Tanah

Banyak petogen tanaman yang tetap tinggal di dalam tanah sebagai bahaya potensial walaupun tanaman telah dipanen. Terdapat dua kelompok besar yaitu: yang dapat hidup pada bahan organik mati dan yang mempunyai spora atau sklerotia istirahat (badan istirahat yang liat dan keras). Kelompok yang pertama biasanya lebih mudah dimusnahkan karena hanya perlu menghilangkan tanaman inangnya untuk suatu jangka waktu yang cukuppanjang untuk memastikan kematiannya. Oleh karena itu, diperlukan suatu pergiliran tanaman. Misalnya, jika telah menanam tanaman dari famili Solanaceae maka untuk selanjutnya pilih tanaman dari famili yang berbeda. Phycomycetes terbawa tanah seperti Phythium dan Phytophthora).

Contoh penyakit tanaman yang disebabkan oleh patogen jamur yang terbawa tanah yaitu penyakit busuk daun. Penyakit busuk daun disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans. Biasanya menyerang pada tanaman tomat di dataran tinggi. Gejala serangan pada daun terjadi bercak coklat hingga hitam. Awalnya menyerang ujung dan sisi daun, kemudian meluas ke seluruh permukaan daun hingga ke tangkai daun. Tanaman yang terserang penyakit ini harus segera dicabut dan dibakar, jangan di kubur. Gunakan varietas unggul dan bebas jamur. Penyemprotan bisa menggunakan fungisida.1. Layu fusarium

Penyakit layu fusarium disebabkan oleh serangan jamur Fusarium oxysporum. Jamur ini awalnya menyerang dari akar kemudian berkembang ke lewat jaringan pembuluh. Tanaman tomat yang terkena penyakit ini akan berubah menjadi layu dan mati.

Gambar 3.3.1.1 Patogen Fusarium oxysporum

Gambar 3.3.1.2 Layu Fusarium Tanaman Tomat

Jaringan pembuluh yang terserang berwarna coklat dan menghambat aliran air dari akar ke daun. Sehingga daun dan batang atas menjadi layu. Pada malam hari tanaman masih terlihat segar, begitu ada sinar matahari dan terjadi penguapan tanaman dengan cepat menjadi layu. Pada sore harinya, bisa kembali menjadi segar dan keesokan harinya akan layu kembali hingga pada akhirnya mati. Untuk menghindari serangan penyakit ini gunakan benih yang resisten. Penggunaan mulsa plastik juga bisa menekan perkembangan jamur dalam tanah. Hindari budidaya tanaman tomat pada bekas lahan yang pernah terserang jamur ini. Berikan jeda yang cukup lama hingga bisa kembali ditanami tomat.2. Busuk buah

Busuk buah disebabkan oleh cendawan Thanatephorus cucumeris. Penyakit ini menyerang buah tomat. Buah yang terserang akan terlihat bercak kecil berwarna coklat. Kemudian akan membesar, cekung dan bagian tengahnya retak.

Selain itu ada busuk buah yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum coccodes. Gejalanya terdapat bercak kecil berair, membulat dan cekung. Pada pangkal buah dekat tangkai terdapat bercak ungu.

Gambar 3.3.1 Colletotrichum coccodes

Gambar 3.3.2 Patogen Colletotrichum coccodes

Pengendalian adalah dengan menggunakan benih resisten. Sisa tanamn yang sakit tidak boleh dipendam tapi harus dibakar untuk memutus siklus hidup cendawan. Gunakan air untuk menopang tanaman tomat agar buah tidak menyentuh tanah. Lakukan rotasi tanaman bila serangan meluas semprot dengan fungisida yang berbahan aktif kaptafol.

3. Bercak bakteri

Penyakit bercak bakteri disebabkan oleh Xanthomonas vesicatoria. Penyakit ini bisa menyerang buah, daun dan batang tanaman tomat. Pada buah pada mulanya terlihat bercak berair dan berubah menjadi bercak bergabus. Daun yang terserang akan terlihat keriting dan mengering. Sedangkan batang yang terserang akan terlihat kerang memanjang berwarna keabu-abuan.

Pengendalian dilakukan dengan memilih benih unggul yang bebas penyakit. Rotasi tanaman dengan yang berbeda keluarga bisa membantu menekan resiko serangan bercak bakteri pada tanaman tomat. Tanaman tomat yang terserang bakteri Xanthomonas vesicatoria ini harus dilakukan pencabutan dan setelah itu tanaman harus dibakar untuk menghindari risiko penularan penyakit pada tanaman lain. Untuk mencegah terjadinya bercak bakteri pada tanaman tomat dapat dilakukan penyemprotan bakterisida yang mengandung antibiotik.

Gambar 3.3.3.1 Tanaman Tomat terkena bercak bakteri4. Penyakit Rebah Semai

Penyakit rebah semai pada tanaman tomat adalah penyakit yang disebabkan oleh cendawan Pythium debarianum. Rebah semai biasa menyerang tanaman mulai fase pembibitan sampai tanaman muda setelah pindah tanam. Gejala serangannya adalah batang di atas tanah berair dan memar, tanaman terkulai lalu mati. Bila sembuh kembali, batang di sekitar luka tadi mengeras seperti kawat dan pertumbuhannya terhambat. Serangan cendawan ini akan meningkat apabila kelembaban udara tinggi atau pada musim hujan.

Gambar 3.3.4.1 Patogen Pythium debarianum

Gambar 3.3.4.2 Akibat Penyakit Rebah SemaiPengendalian penyakit rebah semai secara kimiawi pada budidaya tanaman tomat adalah menggunakan fungisida sistemik berbahan aktif simoksanil, kasugamisin, propamokarb hidroklorida, asam fosfit, atau dimetomorf. Dosis dosis terendah di kemasan. BAB 3. KESIMPULAN

3.1 KesimpulanBerdasarkan pembahasan tentang budidaya tanaman tomat yaitu dimulai dari persiapan bahan tanam (persiapan lahan, pembajakan atau pencangkulan, pembuatan bedengan dan pembibitan) hingga penananam. Ada berbagai macam jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman tomat pada saat awal persiapan bahan tanam atau pembibitan hingga penanaman yang menyebabkan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat terganggu dan bahkan dapat menimbulkan kematian. Serangan yang disebabkan hama ialah adanya kerusakan fisik pada tanaman, sedangkan serangan yang diakibatkan penyakit berupa kerusakan secara fisiologis pada tanaman. Dengan demikian dapat dilakukan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman tomat dengan cara membasmi menggunakan bahan kimia maupun bahan alami dan bahkan pengendalian secara mekanik demi mencegah terjadinya kerusakan bahkan kematian pada tanaman tomat yang dibudidayakan.DAFTAR PUSTAKAAdji, Auliya. 2013. [serial online]. Tomat (Morfologi Tomat). http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-auliyaadji-5272-3-bab2.pdf. (diakses pada tanggal 25 Maret 2015).BBPP Lembang. 2012. [serial online]. http://www.bbpp-lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/588-teknik-budidaya-tanaman-tomat-solanum-lycopersicum. (diakses pada tanggal 31 Maret 2015).Budiyanto. 2013. [serial online]. Klasifikasi Tomat. http://www.biologionline.info/2013/04/klasifikasi-tomat.html. (diakses pada tanggal 26 Maret 2015).

Kebun Q. 2013. [serial online]. Cara Menanam Tomat Cara Bertanam Hortikultura. http://kbunq.blogspot.com/2013/07/cara-menanam-tomat-cara-bertanam.html. (diakses pada tanggal 27 Maret 2015).

Kementrian pertanian. 2011. Kebijakan tanggapan ledakan hama penting tanaman perkebunan.

Kurnianti, Novik. 2012. [serial online]. Cara Praktis Budidaya Tomat. http://www.tanijogonegoro.com/2012/10/cara-praktis-budidaya-tomat.html. (diakses pada tanggal 27 Maret 2015).

Trisnawati, Yani dan Ade Iwan Setiawan 2002. Tomat Pembudidayaan secara Komersial. Jakarta

Wasonowati, Catur. 2011. Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum) dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Agrovigor, 4(1): 21 28.