Makul Pekerjaan Sosial Medis :Hakekat Pekerjaan Sosial Medis by Ibu Rini Hartini STKS Bandung 2010

Post on 27-Jul-2015

577 views 5 download

Transcript of Makul Pekerjaan Sosial Medis :Hakekat Pekerjaan Sosial Medis by Ibu Rini Hartini STKS Bandung 2010

Sejarah Pekerjaan Sosial Medis

Diawali sejak para almoner (relawan yang bekerja di rumah sakit) memberikan pelayanan sosial kepada para pasien di RS.

Penanggung jawab pelayanan kesehatan di RS masa itu merasa perlu memberikan pendidikan keterampilan khusus yang berkaitan dengan pendekatan dan teknik untuk memahami permasalahan pasien sampai kepada tindakan yang diperlukan dalam upaya memberi pertolongan kepada pasien dan keluarganya.

Pekerjaan sosial medis mulai berkembang di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat

Tahun 1780 di AS mulai diberlakukan pendidikan bagi setiap orang yang berminat bekerja dalam memberikan pelayanan sosial dan bantuan bagi para pasien di rumah sakit.

Sejak pendidikan formal terhadap para almoner diberikan maka para almoner berganti nama menjadi “case worker”, dan pelayanan yang diberikan juga dalam setting-setting di luar rumah sakit terutama dalam penanganan kemiskinan di masyarakat.

Perkembangan selanjutnya profesi case worker semakin berkembang dan kemudian dikenal dengan profesi social worker (pekerja sosial).

Tahun 1890 di Inggris RS swasta mulai mempergunakan PSM, dan kemudian RS pemerintah menyusul

Tahun 1895 seorang pekerja sosial dari The London Charity Organization Society telah ditempatkan pada The Royal Free Hospital.

Selanjutnya pada tahun 1905 di Amerika Serikat, Dr. Richard Cabot (seorang dokter yang tertarik dengan keterkaitan antara penyakit dengan kemiskinan) memperkerjakan pekerja sosial medis pada The Massachusetts General Hospital.

Pekerja sosial yang dipekerjakan tersebut bernama Ida Cannon pada awalnya bekerja sebagai visiting nurse di daerah kumuh (slum areas) sepanjang sungai Misissippi di St Paul, Minnesota. Setelah mendapat inspirasi dari Jane Addams (seorang pekerja sosial yang bekerja pada setting perumahan). Ida Cannon akhirnya mau belajar ke Boston School of social Work.

Di Boston Ida Cannon bertemu dengan Dr. Richad Cabot, dan akhirnya dipekerjakan menjadi pekerja sosial medis di rumah sakit umum Massachusetts. Sejak saat itu perkembangan pekerjaan sosial medis semakin pesat dan diakui oleh Asosiasi Rumah Sakit Amerika (The American Hospital Association) dan WHO (World Health Organization).

Dr. Richard Cabot melihat bahwa efektivitas pengobatan lebih meningkat bila melibatkan pekerja sosial, karena mereka dapat menolong pasien yang memiliki masalah individual dan keluarga.

Pada permulaan praktek masalah yang dianggap perlu diperhatikan berkisar pada masalah ekonomi.

Henry Richardson, PSM mempunyai tujuan jangka pendek menghilankan tekanan-tekanan baik dari dalam maupun dari luar diri pasien.

Tujuan akhir membantu pasien menggunakan kemampuan-kemampuannya untuk mencari dan mempergunakan perawatan medis, untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjutuntuk mempertahankan kesehatannya.

Eleanor Cockerill , fokus dari peranan peksos medis ialah pada faktor-faktor sosial yang menyebabkan pasien menjadi sakit, masalah-masalah sosial yang ditimbulkan oleh penyakitnya, dan juga hambatan-hambatan yg mungkin mengurangi kemampuannya untuk menggunakan pelayanan medis

Minna Field, tugas peksos medis tidak hanya dibatasi oleh tembok rumah sakit, usaha penyembuhan berkaitan dgn keseluruhan usaha pengobatan dan pentingnya hubungan pasien dengan keluarga beserta masyarakat.

Munculnya fungsi dan peranan profesi Pekerjaan Sosial di rumah sakit, yang menangani masalah sosial emosional berkaitan dengan sakit dan pengobatan pasien kemudian dinamakan sebagai Medical Social Worker (Pekerja Sosial Medis)

Sejalan dengan perkembangan profesi pekerjaan sosial serta perkembangan pelayanan kesehatan di negara-negara maju penamaan Medical Social Worker menjadi kurang relevan lagi. Dewasa ini istilah yang banyak digunakan adalah Social Work in Health Care (Pekerjaan sosial di bidang pemeliharaan kesehatan).

Kebutuhan akan pelayanan sosial dari para pekerja

sosial medis di bidang kesehatan, semakin dapat diterima masyarakat luas, terutama di negara-negara maju. didorong oleh kesadaran masyarakat bahwa permasalahan penyakit dan kesehatan manusia bukan hanya menyangkut aspek biofisik Tetapi menyangkut aspek penting lainnya termasuk ekonomi, sosial dan emosional.

Berbagai penemuan menunjukkan bahwa proses biofisik manusia mempunyai korelasi dengan kondisi sosial-psikologis manusia, faktor sosial ekonomi dan faktor budaya masyarakat

Pada negara sedang berkembang seperti di Indonesa, pekerjaan sosial di bidang kesehatan menjadi sangat dibutuhkan karena permasalahan kesehatan umumnya terkait dengan faktor-faktor sosial, emosional, ekonomi dan budaya

Realitas tersebut menuntut peran aktif profesi peksos agar dapat memberikan kontribusi seperti yang diharapkan yakni dapat melakukan intervensi terhadap permasalahan sosial dan emosional pasien dan keluarganya.

Pengertian

Walter A. Friedlander bahwa pekerjaan sosial medis adalah “pelayanan yang bercirikan pada bantuan sosial dan emosional yang mempengaruhi pasien dalam hubungannya dengan penyakit dan penyembuhannya.“

“Medical social work : the social work practice that occurs in hospital and others health care setting to facilitate good health, prevent illness, and aid physically patients and their families to resolve the social and psychological problems related to the illness. “

Rex A. Skidmore dan Trackery (1994 : 146)

“Pekerjaan sosial dalam pemeliharaan kesehatan sebagai praktik kerjasama pekerja sosial dalam bidang kesehatan dan dalam program-program pelayanan kesehatan masyarakat. Praktik pekerjaan sosial dalam bidang pelayanan kesehatan mengarah pada penyakit yang disebabkan atau berhubungan dengan tekanan-tekanan sosial yang mengakibatkan kegagalan-kegagalan dalam pelaksanaan fungsi relasi-relasi sosial.“

Istilah pekerjaan sosial medis pada perkembangan lebih

lanjut diganti dengan istilah pekerjaan sosial dalam pemeliharaan kesehatan (Social Work in Health Care).

Istilah pekerjaan sosial dalam pemeliharaan kesehatan dianggap lebih fleksibel dan lebih luas dibanding dengan istilah Pekerjaan sosial medis yang hanya berkonotasi penyembuhan (Medicine).

Pekerjaan sosial dalam pemeliharaan kesehatan meliputi : pekerjaan sosial di rumah sakit (Social Work in Hospital), Pekerjaan sosial dalam keluarga (Social Work in Family) dan pekerjaan sosial dalam kesehatan masyarakat (Social Work in Public Health).

Lima unsur pokok dalam definisi pekerjaan sosial medis

Pekerjaan sosial medis merupakan praktik pekerjaan sosial dalam intervensi penyembuhan terhadap penyakit pasien sesuai dengan domain pekerjaan sosial.

Setting pekerjaan sosial medis di rumah sakit maupun di tempat-tempat pelayanan kesehatan yang lain.

Intervensinya diarahkan untuk memberikan fasilitas pelayanan, mencegah penyakit dan memberikan bantuan.

Sasarannya adalah pasien dan keluarga.

Tujuannya untuk memecahkan masalah sosial dan psikologis yang berkaitan dengan penyakit.

Tujuan Pekerjaan Sosial Medis

Meningkatkan dan memperbaiki kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah-masalah sosial emosional yang berhubungan dengan sakit dan penyakit yang dideritanya, baik bagi pasien maupun keluarganya

Menghubungkan/mengkaitkan pasien dengan sistem sumber

Meningkatkan efektivitas pelayanan berbagai sistem sumber pelayanan kesehatan

Memberikan sumbangan bagi perubahan kebijakan di bidang kesehatan

Masalah dalam akses terhadap sumber pelayanan kesehatan

Ketidaktahuan masyarakat akan sumber pelayanan kesehatan.

Ketidakmampuan masyarakat dalam menjangkau sumber pelayanan.

Relasi interpersonal pemberi pelayanan dengan pasien dan keluarganya.

Klasifikasi Pekerjaan Sosial di Bidang Kesehatan

Social

Work in Family

Social Work in Public Health

Social Work in Health Services Systems

Social Work in Health Care

Social Work in Mental Health

Social Work in Hospital

Dsb

Pekerja Sosial

Ahli Gizi

Dokter

Psikiater

Psikolog

Perawat

Ahli Hukum

KESEHATAN

Keterlibatan Berbagai Profesional di Bidang Kesehatan

Tetangga

Teman

Tempat Kerja

Masyarakat

Sistem

Keluarga

Pasangan

Sekolah

Masalah Penyakit

Gambar 3 : Interaksi klien – masalah – lingkungan sosial

Teori Five Stages of Dying That Terminally Ill dari Elizabeth

Kubler Ross

Tahap ke 1 penolakan Reaksi penolakan terhadap kenyataan

penyakit yang dideritanya, reaksi awal seperti “ ini tidak mungkin” “ini pasti kesalahan” reaksi ini merupakan akibat dari kesadaran bahwa kematian segera akan terjadi.

Tahap ke 2 gusar/marah

Pasien membenci kenyataan bahwa dia akan segera meninggal, sedangkan orang lain masih tetap dapat hidup dan sehat. Pada tahap ini pasien akan marah pada Tuhan, pd diri sendiri. pasien juga akan menyalahkan semua orang dari mulai dokter, rumah sakit, perawat, Pasien akan menunjukkan sikap bermusuhan.

Pada tahap ini pasien membutuhakan seseorang yang menaruh perhatian besar padanya, mencurahkan waktu dan pengertiannya hal ini biasanya akan mengurangi kemarahan terhadap kenyataan hidupnya.

Tahap ke 3 tawar menawar

Pada tahap ini pasien mulai dapat menerima keadaan penyakitnya, tetapi mencoba untuk berjuang dan melakukan tawaran ( biasanya pada Tuhannya).

Pada tahap ini proses psikologi yang dirasakan biasanya berhubungan dengan kesalahan-kesalahannya. Oleh karena itu pendekatan pada segi agama akan sangat menolong dan merupakan suatu bentuk konseling pada seseorang yang merasa bahwa kematiannya tidak mungkin dapat dihindari

Tahap ke 4 depresi

Pada tahap ini pasien merasa bahwa keadaan terburuk dalam hidupnya akan dia alami dan itulah kenyataan.

Bagian pertama dari tahap ini adalah ketika pasien berduka dan tidak mau melakukan sesuatu apapun, rasa kehilangan semangat. Dalam bbrp kasus biasanya perlu untuk melibatkan pertolongan dari angg. keluarga untuk membuat rencana yang realistis dan menolong pasien untuk merealisasikan hal-hal yang sangat penting dan berarti yang belum diselesaikannya.

Bagian kedua dari tahap ini dimana pasien memasuki tahap dukacita atau kesedihan yg mendalam krn tdk dapat mengelak lagi dari kematian. Pasien tidak melihat kemungkinan lain dari keadaannya. Selama bagian ini pasien biasanya akan berdiam diri dan tidak suka menerima kunjungan. Pada tahap ini pasien dalam proses merasa kehilangan segalanya.

Pada tahap ini sebaiknya pasien selalu ditemani walaupun tidak untuk membicarakan penyakitnya tetapi dia mampu memberi ketenangan kepada pasien dengan kehadirannya.

Tahap ke 5 penerimaan

Diilustrasikan bahwa pada tahap ini bukan merupakan tahap bahagia tetapi tidak juga ketidakbahagiaan.

Pasien menerima kenyataan dan pasrah diri atau tawakal. Pada tahap ini pasen tidak tertarik untuk menerima kunjungan tamu untuk aktif berkomunikasi. Komunikasi dengan konselor akan lebih disukai dan lebih kepada perlakuan dan bukan kata-kata.

De Vaul, Zisook (1979).• Periode utama shok, disbelief dan

penolakan.• Periode pertengahan dimana orang

mengalami somatic akut dan ketidaknyamanan emosi, serta penarikan diri secara sosial.

• Periode puncak, restitusi.

ASUMSI-ASUMSI YANG MENDASARI PRAKTEK PEKERJAAN SOSIAL DALAM BIDANG KESEHATAN

Brach & Spech.1. Status kesehatan masyarakat, pola-pola penyakit dan

reaksi orang terhadap penyakit, sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, budaya dan ekonomi masyarakat setempat.

2. Sakit dan penyakit sangat berkaitan erat dengan perilaku manusia.

3. Akses orang terhadap sumber pelayanan kesehatan merupakan masalah yang endemik.

4. Penanganan medis yang dilakukan oleh dokter saja sering tidak komprehensif dan tuntas.

5. Penanganan medis yang dilakukan secara inter disipliner, seringkali menunjukkan hasil yang lebih efektif.

Isu Umum Yang terjadi Dalam Sistem Pelayanan Kesehatan menurut Brach and Spech

Permasalahan efisiensi manajemen program pelayanan kesehatan.

Pemberian pelayanan kesehatan tidak komprehensif dan kurang terkoordinasi dengan baik.

Distribusi ahli kesehatan dan tenaga pemberi pelayanan kesehatan lain yang tidak seimbang antara desa dan kota.

Proses perencanaan pelayanan kesehatan kurang dilakukan dalam koordinasi yang lebih baik dengan pelayanan-pelayanan sosial dalam tingkat komunitas.

Keterlibatan konsumen dalam pemberian pelayanan belum dapat dicapai.

Isu umum yang terjadi di Indonesia

Peningkatan tuntutan kebutuhan akan pelayanan kesehatan jauh melebihi kemampuan sistem pelayanan kesehatan

Ketidaktahuan masyarakat tentang cara pemeliharaan kesehatan

Ketidaktahuan tentang sumber pelayanan

Ketidakmampuan masyarakat dalam menjangkau sumber pelayanan dan pemenuhan fisik/kesehatan (biaya perawatan)

Masalah relasi interpersonal pasien, pemberi pelayanan kesehatan dan keluarga

Responsivitas masih rendah thdp kebutuhan pasien/masyarakat termasuk berbagai perubahan pola penyakit.

Gaya hidup yang membahayakan masyarakat

Kecemasan yang dialami pasien dan keluarga dalam proses penyembuhan

Sistem nilai masyarakat yg kurang mendukung kesehatan

Kepedulian dan tingkat partisipasi masyarakat yang kurang

Karakteristik Ilmu & Keterampilan Pekerja Sosial Medis

a. Pengetahuan

1) Pengetahuan Pekerjaan Sosial Umuma) Kebijakan & Pelayanan-Pelayanan Kesejahteraan Sosialb) Pengetahuan tentang Tinhkah Laku Manusia dan Lingkungan Sosialc) Metoda-Metoda & Teknik-Teknik Pekerjaan Sosial

2) Pengetahuan tentang Praktek Khususa) Pengetahuan tentang Penyakit & Sebab Akibatnyab) Hubungan antara faktor-faktor pendukung penyakit dengan penyakit

itu sendiric) Dampak-dampak Sosial & Psikologis Penyakit Terhadap Pasien,

Keluarga & Interelasi dalam Keluargad) Pengetahuan tentang Penerapan & Adaptasi Konsep-konsep, Prinsip-

prinsip & ide-de pekerjaan sosial terhadap kebutuhan-kebutuhan khusus rumah sakit & program-program kesehatan masyarakat

e) Pengaruh tekanan-tekanan sosial, kehancuran & kegagalan-kegagalan keluarga terhadap penyakit

3). Pengetahuan tentang lembaga-lembaga Pemberi Pelayanan Kesehatan

a) Eligibilitas untuk mendapat pelayananb) Prosedur-prosedur administrasi untuk mendapat

pelayananc) Siapa yang membayar pelayanan & yang memberi

pelayanan terhadap kelayand) Bagaimana prosedur & bentuk catatan/recording yang

digunakane) Bagaimana proses penempatan kelayanf) Peran apa yang diharapkan dilakukan oleh pekerja

sosial sebagai tim pemberi pelayanang) Model treatment khusus apa yang digunakan dalam

memberikan pelayanan terhadap kelayan (di RS & dalam Pusat Kesehatan Masyarakat/PKM)

h) Pelayanan khusus apa yang diberikan lembaga & peranan apa yang diharapkan dilakukan pekerja sosial dalam pelayanan khusus tersebut

4). Pengetahuan tentang Kelayana) Penyakit & permasalahan-permasalahan sosial emosional

sehubungan dengan penyakit dan proses penyembuhannyab) Latar belakang kelayanc) Faktor-faktor pendukung penyakitd) Persepsi kelayan tentang penyakit & masalahnyae) Nilai-nilai & moral kelayan yang mempengaruhi penyakit &

masalahnyaf) Kekuatan-kekuatan kelayan untuk mengatasi masalahnyag) Motivasi kelayan untuk sembuhh) Pengetahuan tentang kemungkinan penyembuhan, pengobatan

& strategi-strategi khusus untuk setiap masalah kelayan

b. Keterampilan

1) Keterampilan Komunikasia) Observasib) Wawancarac) Mendengarkand) Komunikasi efektife) Menjelaskan sikap & perasaanf) Menjelaskan pilihan, dll

2) Keterampilan Menjalin & Menegndalikan Relasia) Menjalin & membina raportb) Membentuk kontrakc) Memberikan dukungan & semangatd) Berinteraksi dengan orang laine) Menciptakan & membina kerjasamaf) Menciptakan & mengendalikan hubungan tawar menawar & negosiasi

3) Keterampilan Intervensia) Brokeringb) Mediasic) Liaisoningd) Advokasie) Confereef) Konselingg) Terapi kelompokh) Penggunaan kelompok tolong menolongi) Penggunaan kelompok rekreasij) Penggunaan kelompok pertemuan/kelompok sensitivitask) Penerapan alcoholics anonymous, dll

4). Keterampilan Administrasi & Manajemen Pelayanan

a) Timing

b) Identifikasi & analisa masalah

c) Perencanaan pelayanan

d) Partialisasi

e) Individualisasi

5). Membuat & menyusun catatan kasus

a) Menyusun laporan kasus

b) Evaluasi & monitoring, dll

Standar pelayanan pekerjaan sosial medis

Asesmen kebutuhan pelayanan pekerjaan sosial. Penemuan kasus, penjangkuan dan identifikasi

kelompok rentan serta pelayanan-pelayanan yang diperlukan kelompok tersebut.

Pelayanan konseling bagi pasien dan keluarganya sehubungan dengan reaksi terhadap penyakit dan kecacatan yang dialami pasien serta terhadap fasilitas

pelayanan. Memberikan pelayanan perencanaan pemulangan

pasien (discharge planning). Perencanaan penerimaan pasien. Pemberian pelayanan lanjut.

Pemberian informasi dan referal; Pemberian konsultasi bagi staf dan lembaga di luar

rumah sakit. Merencanakan pelayanan lembaga. Pemberian pelayanan liaison berkelanjutan.

Melakukan kegiatan koordinasi dan perencanaan masyarakat.

Melakukan kolaborasi dengan ahli kesehatan dan staf lain. Mengajar, memberi konsultasi, dan melakukan penelitian.