Post on 29-Jan-2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Demam dengue adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri
otot, sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam. Demam berdarah
dengue/dengue hemorrhagic fever (DHF) adalah demam dengue yang disertai pembesaran
hati dan manifestasi perdarahan. Pada keadaan yang parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi
darah dan pasien jatuh dalam syok hipovolemik akibat kebocoran plasma. Keadaan ini
disebut dengue shock syndrome (DSS). (1)
Periode inkubasi adalah 1-7 hari. Manifestasi klinis bervariasi dan dipengaruhi oleh
umur. Pada bayi dan anak muda, penyakit sulit dibedakan dengan ciri demam selama 1-5
hari, inflamasi faring, rhinitis, dan batuk ringan. Sebagian besar anak dewasa yang terkena
mengalami demam mendadak , dengan peningkatan suhu hingga 39.4–41.1°C (103–106°F),
biasanya diikuti oleh nyeri frontal atau retro-orbital, terutama ketika mata ditekan. Kadang-
kadang nyeri punggung muncul sebelum demam (back-break fever). Rash berupa macular
luas yang hilang jika ditekan dapat ditemukan setelah 24–48 jam demam. Denyut nadi dapat
melambat relatif terhadap derajat demam. Myalgia dan arthralgia semakin lama bertambah
berat. Pada hari ke 2 dan 6 demam, dapat terjadi mual dan muntah, generalized
lymphadenopathy, cutaneous hyperesthesia or hyperalgesia, perubahan pengecapan, dan
anorexia.(2)
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat diwilayah tropis.
Daerah endemis DBD tersebar di sebagian besar wilayah Indonesia dan berulang kali
menimbulkan kejadian luar biasa.(3) Insidence Rate (IR) demam berdarah dengue selama
tahun 2008 adalah sebesar 60,06 per 10.000 penduduk.
1
Populasi anak usia sekolah merupakan elemen yang cukup penting karena
proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonesia. Bersamaan dengan
bertambahnya jumlah anak-anak yang bersekolah sebagai akses terhadap pendidikan. Karena
itu lingkungan sekolah paling berperan dalam memberikan suasana belajar dan dorongan
belajar yang positif dibandingkan dengan lingkungan keluarga, khususnya lingkungan
masyarakat. Bagaimanapun juga para siswa selalu berada dalam resiko kesehatan dan status
nutrisi yang buruk. Namun hal tersebut dapat ditangani secara efektif, sederhana dan dengan
biaya yang murah melalui program kesehatan sekolah.
Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) sejak lama
telah dicanangkan secara nasional namun belum memberikan dampak sesuai yang
diharapkan. Hambatan yang selama ini muncul adalah bahwa pemahaman/pengetahuan
masyarakat mengenai DBD cukup baik namun tidak dibarengi dengan sikap dan perilakunya
dalam PSN DBD. PSN DBD tidak dilakukan secara teratur dan berkesinambungan, masih
berupa kegiatan seremonial sesaat, hal ini terjadi juga disekolah.
1.2 Batasan Judul
Hasil kegiatan puskesmas Secang I berdasarkan standar pelayanan minimal mengenai
kegiatan pemberantasan sarang nyamuk di sekolah periode juli-agustus 2015 didapatkan
jumlah sekolah yang melaksanakan PSN sebanyak 5 sekolah dan jumlah sekolah yang ada
sebanyak 45 sekolah. Target satu tahun 90%, hasil cakupan sebesar 11% dan pencapaian
sebesar 12%. Hasil tersebut merupakan masalah karena pencapaian kurang dari 100%.
1.3. Batasan Masalah
jumlah sekolah yag berada di wilayah puskesmas Secang I antara lain sebanyak 45
sekolah, terdiri dari 16 Sekolah Dasar & 14 MI, 9 SLTP, 6 SLTA. Dalam makalah ini,
penulis akan menganalisa mengenai program PSN di sekolah, khususnya di SDN 2 Secang,
kecamatan Secang Magelang.
1.4. Tujuan
Tujuan Umum
2
Mengetahui, mengidentifikasi, menganalisis serta evaluasi pemecahan masalah
Pemberantasan Sarang Nyamuk d SDN 2 Secang periode juli-agustus 2015.
Tujuan Khusus
1. Menganalisis masalah Pemberantasan Sarang Nyamuk di SDN 1 Secang
2. Mengetahui pemecahan masalah Pemberantasan Sarang Nyamuk di SDN 1
Secang.
1.5. Sasaran
Sasaran kegiatan PSN di sekolah antara lain:
- Seluruh masyarakat sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, murid, petugas
kebersihan sekolah, pembina UKS.
- Tempat penampungan air dan barang-barang yang memungkinkan air
tergenang, misalnya bak mandi/WC, tempayan, drum, talang air, tempat
minum burung, vas bunga, pot tanaman air, kaleng bekas, ban bekas, botol
plastik yang dibuang sembarangan, bekas potongan bambu, dan lain-lain.
1.6. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini antara lain:
Bagi Penulis
Mengetahui sampai sejauh mana program pemberantasan sarang nyamuk di
sekolah.
Mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan cakupan kegiatan PSN
disekolah masih cukup rendah.
Menambah wawasan tentang kesehatan lingkungan, khususnya mengenai
kegiatan PSN di sekolah.
Bagi sekolah
Terciptanya lingkuang sekolah yang sehat, bebas jentik dengan
mengevaluasi kegiatan PSN yang sudah ada dan meningkatkan serta
memperbaiki keefektifan kegiatan PSN di sekolah tersebut.
Sekolah bebas dari penyakit demam berdarah dengue dengan
penerapan kegiatan PSN
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
1. Pengertian
Pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD) adalah kegiatan
memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular DBD (Aedes aegypti) di tempat-
tempat perkembangannya.
PSN DBD di sekolah adalah semua kegiatan untuk memberantas jentik nyamuk Aedes
aegypti di sekolah dilakukan melalu UKS. Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim pelaksana UKS
di sekolah yang secara berjenjang dibina oleh Tim Pembina UKS tingkat Kecamatan, Dati II,
Dati I dan Pusat.
2. Tujuan PSN DBD
Mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti,sehingga penularan DBD dapat dicegah atau
dikurangi.
3. Sasaran PSN DBD
Sasaran pemberantasan sarang nyamuk DBD yiutu semua tempat perkembangbiakan nyamuk
penular DBD.
a. Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari.
b.Tempat penampungan air alamiah.
4.Ukuran Keberhasilan PSN DBD
Keberhasilan kegiatan PSN DBD antara lain dapat diukur dengan Angka Bebas Jentik (ABJ),
apabila ABJ lebih atau sama dengan 95% diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau
dikurangi. Dan juga dilakukan pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk
(tempat-tempat penampungan air) yang ada didalam rumah seperti bak mandi/WC, vas
bunga, tatakan kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun,
lubang pohon, pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur sekali dalam seminggu.(4)
5. Cara PSN DBD
PSN DBD dilakuakn dengan cara ‘3M’, yaitu:
a. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi/wc, drum, dan
lain-lain seminggu sekali (M1).
4
b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/tempayan,dan lain-lain
(M2).
c. Mengubur dan menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan
(M3).
Selain itu ditambah dengan cara lainnya, seperti:
a. Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat lainnya yang sejenis
seminggu sekali.
b. Memnperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak.
c. Menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon, dan lain-lain (dengan tanah,dan
lain-lain).
d. Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat-tempat yang sulit dikuras atau di daerah
yang sulit air.
e. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak-bak penampungan air.
f. Memasang kawat kasa.
g. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.
h. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai.
i. Menggunakan kelambu.
J. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.
Keseluruhan cara tersebut diatas dikenal dengan istilah ‘3M Plus’.(4)
6. Pelaksana PSN DBD
Pelaksana PSN DBD menutu Depkes RI (2005) yaitu:
a. Di rumah
dilaksanakan oleh anggota keluarga.
b. Tempat-tempat umum
Dilaksanakan oleh petugas yang ditunjuk oleh pimpinan atau penglola tempat-tempat umum,
seperti:
1. Kantor oleh petugas kebersihan kantor
2. Sekolah oleh petugas kebersihan sekolah
3. Pasar oleh petugas kebersihan pasar
4. Dan lain-lain.
2.2 Demam Berdarah Dengue (DBD)
5
Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan virus
dengue yang termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang
dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu ;
DEN-1, DEN2, DEN-3, DEN-4. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat
terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya.(1)
Secara umum konsep paradigma sehat dapat menghasilkan dua poin penting, yaitu
mencegah lebih baik daripada mengobati, dan pentingnya pemberdayaan masyarakat
untuk berperilaku hidup sehat dan hidup dalam lingkungan yang sehat.6,7
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu
nyamuk aedes aegypti, Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengn menggunakan
beberapa metode yang tepat, yaitu:
1. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat
perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah.
Kesehatan Lingkungan menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan
Indonesia) adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya
kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.5
2. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik ( ikan adu/ikan cupang).
3. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan:
Pengasapa/fogging ( dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk nengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga,kolam, dan lain-lain.
6
Cara paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkobinasikan cara-
cara diatas, yang disebut dengan ‘3M Plus’, yaitu menutup,menguras,menimbun. Selain itu
juga melakukan beberapa plus seperti Memasang kawat kasa, Menghindari kebiasaan
menggantung pakaian dalam kamar, Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang
memadai, Menggunakan kelambu, Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.
2.3.Unit Kesehatan Sekolah (UKS)
Usaha kesehatan sekolah sudah dirintis sejak tahun 1956 melalui Pilot Project di Jakarta dan
Bekasi yang merupakan kerjasama antara Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan serta Departemen Dalam Negeri. Pada tahun 1980 ditingkatkan menjadi
Keputusan bersama antara Depdikbud dan Depkes tentang kelompok kerja UKS.
Pada tahun 2004 keputusan tersebut diperbaharui oleh Menteri Pendidikan Nasional,Menteri
Kesehatan,Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri, tentang UKS yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan
perilaku hidup bersih sehat dan derajat kesehatan peserta didik maupun warga belajar serta
menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan yang harmonis
dan optimal dalam rangka pembentukan manusia indonesia seutuhnya.
Berdasarkan UU No.23 tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan disebutkan bahwa kesehatan
sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam
lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara
harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumberdaya manusia yang
berkualitas.
Berdasarkan Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan Usaha Kesehatan Sekolah adalah
upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu
melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah, perguruan agama serta
usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan
lingkungan sekolah. Sedangkan menurut departemen kesehatan, Usaha Kesehatan Sekolah
adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik
beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama. UKS merupakan wahana untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat yang pada gilirannya menghasilkan derajat kesehatan
yang optimal.
7
Program tentang pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah (UKS) di
sekolah/satuan pendidikan luar sekolah dilaksanakan melalui tiga program pokok yang
meliputi : pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan
sekolah sehat. Dalam mendukung pelaksanaan tiga program pokok UKS di sekolah ataupun
satuan pendidikan luar sekolah
diperlukan program penduduk yang meliputi : ketenagaan, pendanaan, sarana prasarana, dan
penelitian dan pengembangan, pembinaan serta pengembangan usaha kesehatan sekolah
(UKS) dilaksanakan oleh tim UKS yang terdiri atas : tim pembina UKS pusat, tim pembina
UKS propinsi, tim pembina UKS kabupaten / kota,tim pembina UKS kecamatan, tim
pembina UKS di sekolah.
Tugas tim pelaksana UKS dalam melaksanakan tiga program pokok UKS sesuai ketentuan
dan pedoman yang telah ditetapkan oleh pembinaan UKS serta menjalin kerjasama dengan
orang tua murid, instansi terkait lain dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan UKS,
menyusun program, melaksanakan penilaian/ evaluasi dan menyampaikan laporan kepada tim
pembina UKS.
2.4 Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
derajat kesehatan peserta didik maupun warga belajar serta menciptakan lingkungan yang
sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal
dalam rangka pembentukan manusia indonesia seutuhnya.
Untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik
yang mencakup : a) menurunkan angka kesakitan anak sekolah, b) meningkatkan kesehatan
peserta didik baik fisik, mental maupun sosial, c) agar peserta didik mempunyai pengetahuan,
sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip-prinsip hidup sehat serta berpartisipasi
aktif dalam usaha peningkatan kesehatan disekolah, d) meningkatkan cakupan pelayanan
kesehatan terhadap anak sekolah, e) meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap
pengaruh buruk narkotika,rokok,alkohol,dan obat berbahaya lainnya.
Sasaran UKS adalah peserta didik di sekolah / satuan pendidikan luar sekolah, guru, pamong
belajar, pengelola pendidikan, pengelola kesehatan dan masyarakat. Untuk sekolah dasar
usaha kesehatan sekolah diprioritaskan pada kelas I, III dan kelas VI alasannya adalah: Kelas
satu, merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru dan lepas dari
8
pengawasan orang tua, kemungkinan kontak dengan berbagai penyebab penyakit lebih besar
karena ketidaktahuan dan ketidakmengertian tentang kesekatan. Disamping itu kelas satu
adalah saat yang baik untuk memberikan imunisasi ulangan. Pada kelas satu ini dilakukan
penjaringan untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainan yang mungkin timbul sehingga
mempermudah pengawasan jenjang berikutnya. Kelas III untuk mengevaluasi hasil
pelaksanaan UKS di kelas satu dahulu dan menentukan langkah yang akan dilakukan
selanjutnya dalam program pembinaan UKS. Kelas VI, berguna dalam rangka
mempersiapkan kesehatan peserta didik menuju jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga
memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang cukup.
Peranan UKS adalah sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional adalah
sumber daya manusia yang berkualitas yaitu manusia indonesia yang sehat fisik,
mental, dan sosial serta memiliki produktivitas yang optimal dengan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan secara terus menerus yang dimulai sejak dalam
kandungan, balita, usia sekolah sampai usia lanjut.
3. Ruang Lingkup Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Ruang lingkup kegiatan usaha kesehatan sekolah yang diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan yang sehat
sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis,
optimal serta menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Adapun kegiatan UKS
meliputi upaya preventif, kuratif, promotif, dan rehabilitatif. Sementara penekanan
kegiatan UKS adalah pada upaya promotif dan preventif . Kegiatan UKS lebih
dikenal dengan sebutan Trias UKS, untuk tatanan sekolah dasar (SD) dimana
kegiatannya berupa :
3.1.Pendidikan Kesehatan ( Health Education in School )
Pendidikan kesehatan sendiri bertujuan agar peserta didik memiliki pengetahuan
tentang kesehatan, mengembangkan teknologi tepat guna tentang kesehatan, mampu
bertahan hidup dari segala ancaman yang membahayakan fisik maupun mental
melalui pendidikan keterampilan hidup sehat (PKHS), Antara lain tujuan pendidikam
kesehatan tersebut adalah murid mempunyai pengetahuan tentang isu kesehatan yang
mampu menciptakan nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat
sehingga murid memiliki keterampilan dalam pemeliharaan, pertolongan dan
perawatan kesehatan yang dapat merubah kebiasaan hidup ke arah yang lebih sehat,
dan dapat menularkan perilaku hidup sehat, sehingga murid dapat tumbuh kembang
9
secara harmonis dan mampu menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit yang
membuat murid memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar yang
akhirnya murid dapat memiliki kesegaran dan kesehatan yang optimal.
Hasil analisis kurikulum tahun 1994 menunjukkan bahwa UKS adalah merupakan
bagian dari pendidikan kesehatan dan jasmani serta ada beberapa pokok bahasan
pendidikan kesehatan yang dalam pembelajarannya dapat disampaikan terpadu dalam
IPA, sebagai contoh, pokok bahasan makanan sehat, penyakit menular dapat digabung
dalam materi IPA . Oleh karena itu, pada KBK yang akan datang, UKS merupakan
bagian dari sains di SD, biologi di SLTP dan SMU.
Materi pendidikan penyuluhan yang dilakukan dalam kegiatahn UKS di sekolah dasar
meliputi kegiatan penyuluhan kesehatan anak, gizi, pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan, promosi kesehatan dan berbagai penyuluhan yang lainnya.
Pada intinya kegiatan pendidikan UKS untuk anak SD/MI dimulai dengan
membentuk kebiasaan menggosok gigi dengan benar, mencuci tangan, membersihkan
kuku dan rambut serta pendidikan dokter kecil.
3.2. Pelayanan Kesehatan ( School Health Service )
Pelayanan kesehatan meliputi kegiatan peningkatan (Promotif), yaitu latihan
keterampilan teknis pemeliharaan kesehatan dan pembentukan peran serta aktif
peserta didik dalam pelajaran kesehatan, antara lain : kader kesehatan sekolah,
olahraga, kesenian, berkebun dan lomba. Kegiatan pencegahan (Preventif),
memelihara kesehatan yang bersifat umum dan khusus, penjaringan kesehatan bagi
anak, monitoring peserta didik, melakukan usaha pencegahan penyakit menular.
Kegiatan penyembuhan dan pemulihan (Kuratif), dengan mendiagnosa dini terhadap
suatu penyakit, melakukan pengobatan terhadap penyakit, imunisasi, melaksanakan
P3K dan tindakan rujukan ke puskesmas serta pemberian makanan tambahan anak
sekolah
10
BAB III
ANALISIS MASALAH
Indikator merupakan alat yang paling efektif untuk melakukan monitoring dan
evaluasi. Indikator adalah variabel yang menunjukkan / menggambarkan keadaan dan dapat
digunakan untuk mengukur terjadinya perubahan.
Berdasarkan data sekuder yaitu data SPM Puskesmas Secang , Pada tabel 1, kegiatan
PSN di sekolah belum mencapai target karena kurangnya skor pencapaian pada bulan Juli-
Agustus 2015 kurang dari 100%, dikatakan sebagai masalah. Cakupan PSN di sekolah bulan
Juli-Agustus 2015 sebesar 7% sehingga pencapaiannya masih kurang dari target Standar
Pelayanan Minimum Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 90%. Hal ini terjadi karena adanya
kesenjangan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang nyata dicapai dapat disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu Input (man,money,method,material,machine), Proses (P1,P2,P3)
dan lingkungan. Hal ini tentu masih menjadi masalah yang harus dicari penyebab dan upaya
penyelesaiannya
Cakupan program PSN ini diperoleh dari data primer yang berasal dari hasil inspeksi
SDN Karang kajen, Desa Karang Kajen, Kecamatan Secang, dengan kriteria dari Depkes
juga kriteria dari puskesmas. Pengambilan data primer dilaksanakan pada tanggal 16 Juli
2015 sampai 19 Agustus 2015. Jumlah sasaran inspeksi program PSN ini adalah sekolah yang
memiliki pelaksanaan program yang kurang baik atau tidak sesui standard, Desa Karang
Kajen, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.
Berdasarkan hasil inspeksi, pengambilan responden dilakukan pada SDN Karang
kajen. Pengambilan data dilakukan dengan mendatangi SDN responden dan dilakukan
wawancara serta pengamatan.
11
a. Data berdasarkan SPM Puskesmas Secang Januari – Agustus 2015
Tabel 1. SPM PROMKES
KEGIATAN POKOK
INDIKATOR KINERJA
TARGET Dinkes Kab.MGL 2011
Pembilang (Hasil kegiatan)
Penyebut(Sasaran)
Sasaran (1 tahun)
Sasaran bulan berjalan
Hasil kegiatan Bulan cakupan pencapaianjan
feb
mar
apr
mei
jun
jul
agu
Hasil kegiatan
% <100%
>100%
PROMKES
PSN DI SEKOLAH
90% Jml sekolah yang melaks psn
Jml sekolah yang ada
67 45 2 2 3 4 2 1 1 4 19 43%
47%
Besar Cakupan = Jumlah sekolah yang melaksanakan psn
x 100%
Jumlah sekolah yang ada
Besar Cakupan = 19 100 %
45
= 43 %
Dari data SPM Puskesmas Secang I, besarnya cakupan sekolah yang melaksanakan
PSN di wilayah kerja Puskesmas Secang I adalah 43%. Hasil tersebut belum memenuhi target
Dinkes 2014 yaitu sebesar 90%.
Jumlah pencapaian sekolah yang melaksanakan PSN di wilayah kerja puskesmas Secang I
adalah
12
Pencapaian = Besar Cakupan
x 100
Target
=
= 47%
13
43%x 100%
90 %
PROSESP1 : Perencanaan dan penjadwalan pengawasan serta sosialisasi PSN oleh petugas kesehatanP2 : Pelaksanaan peninjauan dan penyuluhan psnP3 : Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan
INPUTMan: masyarakat sekolah SDN Karang Kajen Money: Dana Operasional sekolahMethode:inspeksi, wawancaraMaterial: kelengkapan peralatan kebersihan untuk petugas kebersihanMachine: Blanko wawancara
Cakupan sekolah yang melaksanakan PSN
LINGKUNGANPengetahuan masyarakat sekolah mengenai PSNDana sekolah untuk mengadakan penyuluhan PSNKontainer-kontainer tempat menyimpan air tidak begitu banyak.seluruh pot bunga terisi tanaman
BAB IV
KERANGKA PENELITIAN
A. KERANGKA TEORI
14
Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian Tentang Cakupan Pelaksanaan PSN
Faktor Lingkungan:Pengetahuan masyarakat sekolah mengenai PSNDana sekolah untuk mengadakan penyuluhan PSNKontainer-kontainer tempat menyimpan air tidak begitu banyak.seluruh pot bunga terisi tanaman
Faktor petugas kesehatan lingkungan:Jumlah petugas kesehatan lingkunganPeran petugas kesehatan lingkungan dalam memberikan informasi aktif tentang PSNPembuatan jadwal dan pelaksanaan inspeksi dan penyuluhanPencatatan dan pelaporan hasil inspeksiPenyuluhan mengenai informasi PSN, manfaat melaksanakan PSN dan mengenai akibat jika tidak melaksanakan PSNEvaluasi kegiatan yang dilakukan
Cakupan sekolah yang melaksanakan PSN di Desa Karang Kajen, Kecamatan Secang, Magelang
B. KERANGKA KONSEP
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian Tentang Cakupan Pelaksanaan PSN oleh sekolah
BAB V
METODE PENELITIAN
A. JENIS DATA YANG DIAMBIL
Pengumpulan data dilakukan di SDN Karangkajen, Desa Karangkajen, Kecamatan
Secang, Kabupaten Magelang, pada tanggal 16 Oktober 2015 sampai 19 Oktober 2015.
Jenis data adalah data primer dan sekunder.
1. Data Primer, diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada kepala sekolah
SDN Karangkajen dan guru UKS SDN Karangkajen yang dimana diantara
15
sekolah yang menjalankan program PSN merupakan sekolah yang memiliki
program PSN yang tidak berjalan dengan baik.
2. Data sekunder didapat dari data Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas
Secang I dan laporan bulanan pemegang program bagian promosi kesehatan
Puskesmas Secang I.
Data yang diperoleh dianalisis dilakukan analisis masalah secara deskriptif
dan mencari kemungkinan penyebabnya melalui pendekatan system dengan metode
cross sectional, meliputi input (man, money, methode, machine, material), proses
(Perencanaan/P1, Penggerak Pelaksanaan/P2, Penilaian Pengawasan Pengendalian/P3),
serta lingkungan dengan tujuan mengetahui penyebab masalah melalui diagram Fish
Bone. Kemudian ditentukan prioritas pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria
matriks dengan rumus M.I.V/C. Selanjutnya menyusun rencana kegiatan berdasarkan
masalah yang terpilih.
B. BATASAN JUDUL
Laporan kegiatan dengan judul “Evaluasi Program Pemberantasan Sarang
Nyamuk di SDN Karang Kajen, Desa Karang Kajen, Kecamatan Secang, Kabupaten
Magelang” mempunyai batasan pengertian judul sebagai berikut:
1. Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut,
apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi-solusi atas
permasalahan yang ditemukan.
Program
Program adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk maksud tertentu
2. Pemberantasan Sarang Nyamuk
Adalah segala upaya yang ditujukan untuk memberantas sarang nyamuk
3. SDN Karang Kajen
Adalah salah satu SDN yang terletak di desa Karangkajen
4. Desa
Desa Karangkajen merupakan salah satu desa dari 11 desa yang berada dalam wilayah
kerja Puskesmas Secang.
5. Kecamatan Secang
Kecamatan Secang adalah salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Magelang.
16
6. Kabupaten Magelang
Kabupaten Magelang adalah salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Tengah.
C. BATASAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
1. Batasan Operasional
Adapun batasan operasional dalam hal ini adalah sebagai berikut :
Sekolah Dasar (SD) yang tidak menjalankan program PSN atau yang
menjalankan program namun belum maksimal.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi secara aplikatif / operasional dari
variabel-variabel yang ada di dalam kerangka konsep. Dalam definisi operasional ini
disebutkan cara pengukuran masing-masing variabel (bila memang bisa diukur).
Sasaran adalah masyarakat sekolah (subjek) dan program PSN (objek) di Desa
Karangkajen, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.
Cakupan adalah persentase hasil perbandingan antara jumlah sekolah yang
melaksanakan PSN dengan jumlah seluruh sekolah yang diperiksa di Desa
Karangkajen, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui manusia
secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui
(subjek) memilliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif
sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam
kesatuan aktif. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.
Tingkat pengetahuan baik bila skor 81%-100%
Tingkat pengetahuan cukup bila skor 65%-80%
Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 65%
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Pengukuran perilaku
dapat dilakukan dengan wawancara dan angket tentang isi materi yang akan diukur
dari subjek penelitian atau responden.
17
Perilaku baik bila skor 81% - 100%
Perilaku cukup bila skor 65% - 80%
Perilaku kurang bila skor < 60%
Dana sekolah adalah uang yang dimiliki sekolah yang didapat dari penghasilan
sekolah dan denda guna untuk pembangunan sarana sekolah dan kegiatan sekolah
yang memiliki masalah dana untuk menjalankan program PSN. Data ini didapatkan
dari hasil wawancara pendapatan responden.
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar,
tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan tentang informasi PSN kepada
masyarakat sekolah SDN Karangkajen tidak diberikan oleh petugas kesehatan.
Peran petugas kesehatan lingkungan adalah menyusun rencana kegiatan unit
kesehatan lingkungan, penyuluhan dan peran serta masyarakat berdasarkan data
program puskesmas dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku; Melaksanakan
kegiatan kesehatan lingkungan; Mengevaluasi hasil kegiatan serta membuat laporan
kegiatan.
D. RUANG LINGKUP KEGIATAN
1. Lingkup lokasi: SDN Karang Kajen, Desa Karangkajen, Kecamatan Secang,
Kabupaten Magelang.
2. Lingkup waktu: Juli – Agustus 2015
3. Lingkup sasaran: masyarakat sekolah SDN Karang Kajen, Desa Karangkajen.
4. Lingkup metode: wawancara, pencatatan, dan pengamatan
5. Lingkup materi: Evaluasi pelaksanaan program PSN dan sarana kesehatan di SDN
Karang Kajen, Kecamatan Secang, Kabuaten Magelang
E. KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI
Kriteria Inklusi
sekolah yang bertempat di Desa Karang Kajen, Kecamatan Secang, yang kurang atau
tidak menjalankan program PSN, yang bersedia diwawancara dan berada di tempat.
Kriteria Ekslusi
18
a. sekolah yang bertempat di Desa Karang Kajen, Kecamatan Secang, yang
menjalankan program PSN, yang bersedia diwawancara dan berada di tempat.
b. sekolah yang bertempat di Desa Karang Kajen, Kecamatan Secang, yang
menjalankan program PSN, tidak bersedia diwawancara dan berada di tempat.
c. sekolah yang bertempat di Desa Karang Kajen, Kecamatan Secang, yang
menjalankan program PSN, yang tidak bersedia diwawancara dan tidak berada
di tempat.
BAB VI
HASIL PENELITIAN
Data Umum Desa Tuksongo
19
A. Keadaan Geografis1. Letak Wilayah
Desa Tuksongo secara administratif termasuk dalam wilayah kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang, terletak di arah Selatan Kabupaten Magelang, terdiri dari 7 dusun
dan terdiri dari 20 RT dan 6 RW, nama-nama dusun tersebut adalah Kesuman I ,
Kesuman II, Puton , Tuksongo I, Tuksongo II, Ganjuran I, Ganjuran II.
2. Batas Wilayah
Wilayah Desa Tuksongo dibatasi oleh :
Sebelah Utara : Desa Borobudur
Sebelah Selatan : Desa Majaksingi
Sebelah Barat : Desa Tanjungsari dan Desa GiriTengah
Sebelah Timur : Desa Ngargogondo
3. Luas Wilayah
Luas Wilayah Desa Tuksongo adalah 228,44 Ha.
B. Keadaan Demografi
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Tuksongo tahun 2013 adalah 3.320 jiwa. Laki-laki
berjumlah 1.665 jiwa, sedangkan untuk Perempuan berjumlah 1.655. Jumlah KK miskin
535 KK.
2. Data Penduduk
Daftar tabel dibawah ini memberikan gambaran jumlah penduduk Desa
Tuksongo menurut jenis kelamin, usia, mata pencaharian, dan pendidikan.
Tabel 2. Jumlah penduduk Desa Tuksongo menurut jenis kelamin
Jumlah
Penduduk
L P Total Kepala
Keluarga
Kesuman I 191 184 375 124
Kesuman II 224 216 440 21
Puton 331 324 655 212
Tuksongo I 279 306 585 160
20
Tuksongo II 275 274 549 190
Ganjuran I 179 172 351 110
Ganjuran II 186 179 365 125
1665 1655 3320 1042
(Sumber : Data Statistik Kantor Desa Tuksongo , tahun 2013)
Dengan data lebih rinci penduduk Desa Tuksongo dikelompokkan sebagai berikut :
Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa Tuksongo berdasarkan usia
no Nama
dusun
0-4 5-9 10-
14
15-
19
20-
24
25-
29
30-
39
40-
49
50-
59
>60 jumlah
1 Kesuman I
27 34 27 25 56 27 35 42 42 60 375
2 Kesuman II
32 54 28 32 36 47 55 61 56 39 440
3 Puton 40 30 43 70 93 115 80 80 50 27 628
4 Tuksongo I
33 66 82 42 60 57 88 71 44 42 585
5 Tuksongo II
30 20 54 46 76 120 79 82 43 29 379
6 Ganjuran I
21 31 23 32 25 23 49 64 33 17 248
7 Ganjuran II
32 34 39 23 43 44 37 35 30 48 365
Jumlah 215 26
9
296 270 389 433 423 43
5
298 292 3320
21
Tabel 4. Jumlah KK miskin
Nama dusun Jumlah KK Jumlah KK Miskin
Kesuman I 124 99
Kesuman II 121 79
Puton 212 150
Tuksongo I 160 45
Tuksongo II 190 83
Ganjuran I 110 40
Ganjuran II 125 39
Jumlah 1042 535
(Sumber : Data Statistik Kantor Desa Tuksongo, tahun 2013)
3. Sarana Kesehatan
Puskesmas induk : 1 buah
Polindes : 1 buah
PKD : 1 buah
22
Bidan desa : 1 orang di 7 dusun ( dusun Kesuman I, Kesuman II,
Puton, Tuksongo I, Tuksongo II, Ganjaran I, Ganjaran II)
Posyandu : 8 tempat
4. Fasilitas Umum
TPQ/ TPA : 21 buah
TK PAUD : 2 tempat
SD/ MI : 2 tempat
SLTP/MTs : - tempat
SLTA : - tempat
PETA DESA TUKSONGO
Gambar 10 : peta wilayah Desa Tuksongo
DATA KHUSUS DUSUN TUKSONGO I
23
A. Keadaan Geografis1. Letak Wilayah
Dusun Tuksongo I secara administratif termasuk dalam wilayah desa Tuksongo
kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, terletak di arah Selatan Kabupaten
Magelang, terdiri dari terdiri dari 3 RT dan 1 RW.
2. Batas Wilayah
Wilayah Desa Tuksongo dibatasi oleh :
Sebelah Utara : Desa Borobudur
Sebelah Selatan : Desa Majaksingi
Sebelah Barat : Desa Tanjungsari dan Desa GiriTengah
Sebelah Timur : Desa Ngargogondo
3. Luas Wilayah
Luas Wilayah Desa Tuksongo adalah 228,44 Ha.
B. Keadaan Demografi
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Dusun Tuksongo I tahun 2013 adalah 549 jiwa. Laki-laki
berjumlah 275 jiwa, sedangkan untuk Perempuan berjumlah 306. Terdiri dari 160 KK
dengan jumlah KK miskin 45 KK.
2. Data Penduduk
Daftar tabel dibawah ini memberikan gambaran jumlah penduduk Desa
Tuksongo menurut jenis kelamin dan usia.
Tabel 5. Jumlah penduduk Dusun Tuksogo I menurut jenis kelamin
Jumlah
Penduduk
L P Total Kepala
Keluarga
Tuksongo I 279 306 585 160
(Sumber : Data Statistik Kantor Desa Tuksongo , tahun 2013)
Tabel 6. Jumlah penduduk dusun Tuksongo I menurut umur
RANGE USIA JUMLAH
24
0-4 tahun 33
5-9 tahun 66
10-14 tahun 82
15-19 tahun 42
20-24 tahun 60
25-29 tahun 57
30-39 tahun 88
40-49 tahun 71
>60 tahun 42
Total 585
A. HASIL WAWANCARA
Hasil Wawancara dengan Petugas Promkes
Tabel dibawah ini merupakan hasil wawancara dengan petugas Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas Secang I yaitu ibu Rini, yang dilakukan pada hari Selasa,
15 Oktober 2015 di Puskesmas Secang I.
Tabel 7. Hasil wawancara Input
No Pertanyaan Jawaban
1. Man Berapa jumlah tenaga 1 Petugas Koordinator
25
kesehatan yang terlibat dalam program Pelaksanaan PSN ?
Promosi Kesehatan
2 Money Dari manakah sumber dana untuk program pemanfaatan jamban sehat?
Dari pemerintah dalam bentuk APBD.
3 Method Bagaimana Anda mengetahui seberapa jauh masyarakat sekolah melaksanakan PSN?
Melalui pengamatan dan wawancara dengan cara kunjungan ke sekolah-sekolah untuk dilakukan pendataan.
Bagaimana cara penyuluhan PSN dilakukan dan apakah anda sudah melakukan penyuluhan tersebut?
Ya, sudah melakukan. Penyuluhan langsung kepada sekolah-sekolah mengenai PSN saat pendataan.
4 Material Dimana penyuluhan mengenai pemanfaatan jamban sehat dilakukan?
Di lapangan. Penyuluhan dilakukan bersamaan kepada masyarakat saat dilakukannya inspeksi sekolah
Apakah terdapat kendaraan operasional untuk petugas Kesehatan Lingkungan?
Terdapat 1 sepeda motor namun untuk bensin menggunakan biaya sendiri
5 Machine Apakah ada buku untuk melakukan pencatatan pelaksanaan PSN oleh sekolah terkait?
Ada, Buku data PSN disekolah yang dibuat oleh coordinator promosi kesehatan untuk memudahkan pencatatan
26
Tabel 8. Hasil wawancara Proses
No Pertanyaan Jawaban
1 P1 Apakah ada jadwal untuk
pengawasan dan penyuluhan
mengenai pelaksanaan PSN?
Untuk pengawasan
pelaksanaan psn dilakukan
tidak rutin tergantung
keperluan. Namun, untuk
penyuluhan tidak ada jadwal
khusus. Penyuluhan biasa
diberikan bersamaan dengan
saat inspeksi ke sekolah
atau berkoordinasi dengan
program lain untuk
pemberian penyuluhan.
2 P2 Kapan dilakukan penyuluhan
dan pendataan pelaksanaan psn
oleh sekolah?
Saat pendataan berlangsung,
petugas promkes langsung
memberikan penyuluhan
tentang psn.
3 P3 Bagaimana cara melakukan
evaluasi pelaksanaan psn?
Terdapatnya pencatatan
rutin setiap bulan dari kader
promosi kesehatan pada
buku data
27
BAB VII
HASIL DAN PEMBAHASAN
7.1 Hasil
Data yang diperoleh berasal dari data primer dan data sekunder. Dimana data primer
didapatkan dari wawancara dengan Kepala SDN Karangkajen dan penanggung jawab
program UKS sedangkan data sekunder didapatkan dari laporan bulan Juli-Agustus 2015
yaitu pencapaian PSN di sekolah.
Tabel 9. Hasil Kegiatan PSN di Sekolah Puskesmas Secang I, Juli-Agustus 2015
Indikator Target Cakupan Pencapaian
Kegiatan %
PSN di sekolah 90% 5 7% 8%
7.2. Pembahasan Masalah
Pada tabel 1, kegiatan PSN di sekolah belum mencapai target karena kurangnya skor
pencapaian pada bulan Juli-Agustus 2015 kurang dari 100%, dikatakan sebagai masalah.
Cakupan PSN di sekolah bulan Juli-Agustus 2015 sebesar 7% sehingga pencapaiannya masih
kurang dari target Standar Pelayanan Minimum Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 90%. Hal
ini terjadi karena adanya kesenjangan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang nyata
dicapai dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu Input
(man,money,method,material,machine), Proses (P1,P2,P3) dan lingkungan.
Dari data yang diperoleh kemungkinan penyebab masalah rendahnya cakupan kegiatan
pemberantasan sarang nyamuk di SDN karangkajen, kecamatan Secang, Kabupaten
Magelang.
7.3. Analisa Penyebab
Tabel 2. Pengelompokan Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah
28
Faktor Input
Tabel 10. Faktor input
INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN
MAN Murid sekolah yang
melaksanakan piket
secara bergantian
setiap harinya
Kurangnya kepatuhan
petugas dilingkungan
sekolah dalam
membersihkan bak
mandi secara rutin
Kurangnya partisipasi
masyarakat sekolah
dalam pelaksanaan
PSN
MONEY Adanya dana
swadaya masyarakat
sekolah untuk
kebersihan
lingkungan
Tidak adanya dana
untuk kegiatan
penyuluhan ke
sekolah
METHOD Dilakukan aturan
denda bagi siswa
yang membuang
sampah sembarangan
Adanya jadwal kerja
bakti di lingkungan
sekolah
Frekuensi penyuluhan
oleh tenaga kesehatan
masih perlu
ditingkatkan.
MATERIAL Toilet dengan bak
mandi khusus guru
yang rutin
dibersihkan
Toilet dengan bak mandi khusus siswa jarang dibersihkan
MACHINE Tersedianya sarana
kebersihan
Kurangnya jumlah
sarana kebersihan
29
Faktor Proses
Tabel 11 faktor proses
PROSES KELEBIHAN KEKURANGAN
P1
(Perencanaan)
Adanya peraturan
untuk tidak
membuang sampah
sembarangan
Adanya jadwal kerja
bakti di lingkungan
sekolah
Kegiatan 3M oleh
petugas kebersihan
sekolah
Kegiatan penyuluhan
oleh petugas
kesehatan kurang
rutin.
Tidak adanya petugas
kesehatan yang
melakukan kegiatan
penyuluhan PSN di
sekolah.
P2
(Pelaksanaan)
Seluruh masyarakat
sekolah
membersihkan
lingkungan sekolah.
Masyarakat sekolah
turut serta menjaga
kebersihan sekolah
dengan membuang
sampah pada tempat
yang disediakan
Pelaksanaan 3M oleh
masyarakat sekolah
tidak rutin dilakukan.
Masih adanya
beberapa murid
sekola yang
membuang sampah
sembarangan.
Petugas yang
dikhususkan untuk
melakukan
kebersihan 3M
kurang rutin
melaksanakan
tugasnya
P3
(Penilaian,
Adanya pengawasan
dari pihak sekolah
untuk melakukan
Pengawasan kegiatan
PSN disekolah oleh
petugas kesehatan
30
Pengawasan,
Pengendalian)
sidak secara tiba-tiba
untuk menilai
kebersihan sekolah.
masih kurang rutin
terjadwal.
Pengawasan
kebersihan
lingkungan sekolah
menyangkut 3M oleh
petugas UKS masih
kurang.
Lingkungan Kontainer-kontainer
tempat menyimpan
air tidak begitu
banyak. Hampir
seluruh pot bunga
terisi tanaman
Pengetahuan
masyarakat sekolah
mengenai PSN
Dana sekolah untuk
mengadakan
penyuluhan PSN
Berdasarkan analisi melalui pendekatan sistem tersebut diatas, ditemukan beberapa
masalah dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk di SD Karangkajen, kecamatan
secang Magelang, yaitu:
1. Kurangnya partisipasi masyarakat sekolah dalam pelaksanaan PSN.
2. Tidak adanya dana untuk kegiatan penyuluhan ke sekolah.
3. Frekuensi penyuluhan oleh tenaga kesehatan masih perlu ditingkatkan.
31
P1:Kegiatan penyuluhan oleh petugas kesehatan kurang rutin.Tidak adanya petugas kesehatan yang melakukan kegiatan penyuluhan PSN di sekolah.
P2:Pelaksanaan 3M oleh masyarakat sekolah tidak rutin dilakukan.Masih adanya beberapa murid sekolah yang membuang sampah sembarangan.Petugas yang dikhususkan untuk melakukan kebersihan 3M kurang rutin melaksanakan tugasnya
P3:Pengawasan kegiatan PSN disekolah oleh petugas kesehatan masih kurang rutin terjadwal.Pengawasan kebersihan lingkungan sekolah menyangkut 3M oleh petugas UKS masih kurang.
4. Toilet dengan bak mandi khusus siswa jarang dibersihkan.
5. Kurangnya jumlah sarana kebersihan.
6. Kegiatan penyuluhan oleh petugas kesehatan kurang rutin.
7. Tidak adanya petugas kesehatan yang melakukan kegiatan penyuluhan PSN di
sekolah.
8. Pelaksanaan 3M oleh masyarakat sekolah tidak rutin dilakukan.
9. Masih adanya beberapa murid sekola yang membuang sampah sembarangan.
Petugas yang dikhususkan untuk melakukan kebersihan 3M kurang rutin
melaksanakan tugasnya.
10. Pengawasan kegiatan PSN disekolah oleh petugas kesehatan masih kurang rutin
terjadwal.
11. Pengawasan kebersihan lingkungan sekolah menyangkut 3M oleh petugas UKS
masih kurang.
32
Gambar 3. Analisis Penyebab Masalah dengan Pendekatan Fish Bone
7.4. Penyebab Masalah Paling Mungkin
33
Setelah dilakukan konfirmasi dari wawancara penulis dengan petugas kesehatan yang
terkait maka didapatkan informasi kepada petugas pengurus UKS dan Kepala SD
Karangkajen, dari kemungkinan penyebab masalah di atas maka didapatkan masalah yang
paling mungkin, yaitu:
1. Kurangnya partisipasi masyarakat sekolah dalam pelaksanaan PSN.
2. Tidak adanya dana untuk kegiatan penyuluhan ke sekolah.
3. Kurangnya sarana kebersihan.
4. Pelaksanaan 3M oleh masyarakat sekolah tidak rutin dilakukan.
5. Pengawasan kegiatan PSN disekolah oleh petugas kesehatan masi kurang rutin
terjadwal.
BAB VIII
34
PEMECAHAN MASALAH
8.1. Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah menemukan penyebab paling mungkin, maka langkah selanjutnya ialah
menyusun alternatif pemecahan penyebab paling mungkin masalah tersebut. Alternatif
pemecahan masalah tersebut di atas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 12. Alternatif Pemecahan Masalah
No Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan
Masalah
1. Kurangnya partisipasi masyarakat sekolah dalam
pelaksanaan PSN.
Melibatkan
masyarakat sekolah
dalam kegiatan PSN
dilingkungan sekolah.
2. Tidak adanya dana untuk kegiatan penyuluhan ke
sekolah.
Dana untuk kegiatan
yang menyangkut
kesehatan sekolah
didapatkan dari
sekolah sebagai dana
kesehatan sekolah.
Dana dari denda bila
ada yang membuang
sampah sembarangan.
3. Kurangnya sarana kebersihan. Pihak sekolah
menambah jumlah
keranjang sampah
dilingkungan sekolah
dari dana kesehatan
sekolah.
Sumbangan dari
orang tua murid untuk
menambah sarana
35
kebersihan.
4. Pelaksanaan 3M oleh masyarakat sekolah tidak rutin
dilakukan.
Dibuat jadwal setiap
minggunya untuk
jumat bersih.
Petugas kesehatan
sekolah memantau
kegiatan jumat bersih
setiap minggunya.
5. Pengawasan kegiatan PSN disekolah oleh petugas
kesehatan masi kurang rutin terjadwal.
Dibentuknya Juru
Pemantau Jentik
(jumantik) cilik di
sekolah dan hasil
pantauan dilaporkan
kepada petugas
kesehatan setiap
minggunya.
Petugas kesehatan
mengevaluasi
kegiatan PSN setiap
minggunya.
Penyelesaian masalah sebaiknya memenuhi kriteria:
1. Efektifitas program
Yaitu menunjuk pada kemampuan program mengatasi penyebab masalah yang
ditemukan. Makin tinggi kemampuan, makin efektif cara penyelesaian tersebut.
2. Efisiensi program
Yaitu menunjuk pada pemakaian sumber daya. Bila cara penyelesaian dengan biaya
(cost) yang kecil maka cara tersebut disebut efisien.
Pedoman untuk mengukur efektifitas program:
36
1. Magnitude (M) adalah besarnya penyebab masalah dari pemecahan masalah
yang dapat diselesaikan. Makin besar (banyak) penyebab masalah yang dapat
diselesaikan dengan pemecahan masalah, maka semakin efektif.
2. Importancy (I) adalah pentingnya cara pemecahan masalah. Makin penting
cara penyelesaian dalam mengatasi penyebab masalah, maka semakin efektif.
3. Vulnerability (V) adalah sensitifitas cara penyelesaian masalah. Makin sensitif
bentuk penyelesaian masalah, maka semakin efektif.
4. Cost (C) adalah perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan
pemecahan masalah. Masing-masing cara pemecahan masalah diberi nilai 1-
5.
Rumus yang digunakan:
mxIxv dibagi c
Masing-masing cara penyelesaian masalah dibandingkan berdasarkan kriteria tersebut
(m,i,v dan c), dengan cara matching antara cara penyelesaian masalah satu dengan
lainnya.
Untuk kriteria c (cost), masing-masing cara penyelesaian masalah diberi nilai 1-5.
Cara memberi nilai: nilai mendekati 1 bila biaya (sumber daya) yang digunakan
semakin kecil. Sebaliknya mendekati nilai 5 bila biaya (sumber daya) makin besar.
8.2. Penentuan Pemecahan Masalah Dengan Kriteria Matrix Menggunakan
Rumus: mxIxv/C
Tabel 13. Kriteria matriks mxIxv/C
Penyelesaian masalah Nilai Kriteria Hasil
Akhir
Urutan
M I V C (M.I.V)/
C
37
A. Melibatkan masyarakat sekolah dalam kegiatan PSN dilingkungan sekolah.
2 3 2 1 18 IV
B. Dana untuk kegiatan yang
menyangkut kesehatan sekolah
didapatkan dari sekolah sebagai
dana kesehatan sekolah.
4 4 4 3 21 III
C. Pihak sekolah menambah
jumlah keranjang sampah
dilingkungan sekolah dari dana
kesehatan sekolah.
2 3 2 1 12 V
D. Dibuat jadwal setiap
minggunya untuk jumat bersih.
4 5 7 1 140 I
E. Dibentuknya Juru Pemantau
Jentik (jumantik) cilik di
sekolah dan hasil pantauan
dilaporkan kepada petugas
kesehatan setiap minggunya.
5 5 4 2 50 II
38
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
Tabel 14. Plan of Action
No. Kegiatan Tujuan Sasaran LokasiPelaksanaa
nWaktu Dana Metode Tolak ukur
I Dibuat jadwal
setiap minggunya
untuk jumat
bersih.
-Meningkatkan
kedisiplinan dan
tanggung jawab selurh
masyarakat sekolah
untuk menjaga
kebersihan agar
lingkungan sekolah sehat
dan bebas jentik
Warga, sekolah SD Karangkajen
Sekolah Dasar Karangkajen
Masyarakat sekolah
Setiap hari Jumat
Dana sekolah
Kerja bakti Tolak ukur proses
-Terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang diharapkan dan dijadwalkan.
-terbentuknya jadwal rutin kegiatan kebersihan masyarakat sekolah
Tolak ukur hasil :
-lingkungan sekolah bebas jentik.
39
No
KEGIATAN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Dibuat jadwal setiap minggunya untuk jumat bersih.
2 . Dibentuknya Juru Pemantau Jentik (jumantik) cilik di sekolah dan hasil pantauan dilaporkan kepada petugas kesehatan setiap minggunya.
3 Dana untuk kegiatan yang menyangkut kesehatan
40
sekolah didapatkan dari sekolah sebagai dana kesehatan sekolah.
4 Melibatkan masyarakat sekolah dalam kegiatan PSN dilingkungan sekolah.
5 Pihak
sekolah
menambah
jumlah
keranjang
sampah
dilingkung
an sekolah
dari dana
41
kesehatan
sekolah.
Tabel 15. Gann chart
42
BAB IX
KESIMPULAN DAN SARAN
9.1. Kesimpulan
Berdasarkan data Standard Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Secang I
menunjukkan hasil kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk di sekolah periode bulan Juli-
Agustus 2015 didapatkan cakupan sebesar 7% dan pencapaian 8%. Hasil ini menunjukkan
bahwa hasil cakupan belum mencapai target SPM Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang
Tahun 2015 yaitu 90%. Dari hasil analisa didapatkan masalah bahwa kurangnya partisipasi
masyarakat sekolah dalam pelaksanaan PSN.
9.2. Saran
Terhadap Puskesmas Secang I: rutin mengevaluasi kegiatan PSN di sekolah
setiap bulannya agar kegiatan PSN berjalan rutin.
Terhadap Sekolah: masyarakat sekolah berpartisipasi aktif dalam kegiatan
PSN dengan rutin mengikuti kegiatan Jumat bersih setip minggunya.
43
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. Dengue hemorrhagic fever. Diagnosis, treatment,
prevention and control; edisi ke-2. WHO, 1997.
2. Kliegman, Behrman, Jenson, Stanton. Nelson Textbook of Pediatric. Ed 18. Saunders.
2007.
3. Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Laporan kajian kebijakan penanggulangan
(wabah) penyakit menular (studi kasus DBD). Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Jakarta, 2006.
4. Hendra Arif Wibowo. Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue
(PSN DBD).Available from:http://ajang
berkarya.wordpress.com/2008/03/31/pemberantasan-sarang-nyamuk-demam-
berdarah-dengue-psn-dbd/.
5. Definisi Kesehatan Lingkungan. Available at:
http:// kesehatanlingkungan.duniakesehatan/76856 .com . Accesed on, August 19 2015
6. Hartoyo. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Survei Mawas Diri dan Intervensi
Masyarakat dalam Bentuk Pendekatan Kemasyarakatan. Magelang; 2011.
7. Hartoyo. Konsep Pendekatan Masyarakat dalam Kaitannya dengan Desa Siaga.
Magelang; 2011
8.
44