Post on 10-Dec-2015
description
MAKALAH
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
TRANSFER MASSA
D-8
Disusun oleh :
Rizal Aghni pakarti / 121130002
Ikhsan Solikhuddin / 121130005
LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2015
HALAMAN PENGESAHAN
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
TRASFER MASSA
D-8
Maklah ini disusun untuk memenuhi syarat Praktikum Dasar Teknik Kimia, Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Inustri UPN “Veteran” Yogyakarta.
Yogyakarta, Juni 2015
Disetujui oleh :
Asisten pembimbing
Ivan Adisetya
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur pada Allah SWT karena atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah seminar Praktikum Dasar Teknik Kimia ini kami susun untuk
memenuhi salah satu tugas yang ada didalam kurikulum pendidikan pada Fakultas
Teknologi Industri jurusan Teknik Kimia UPN “VETERAN” Yogyakarta.
Pokok bahasan makalah ini mengenai transfer massa. Sedangkan tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah menentukan besarnya koefisien transfer massa
dengan variable tinggi naftalen.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ir Danang Jaya, MT,selaku kepala Laboratorium Praktikum Dasar Teknik
Kimia UPN”Veteran”Yogyakarta.
2. Ivan Adisetya,selaku asisten pembimbing dalam acara ini.
3. Segenap staf Laboratorium PDTK UPN Veteran Yogyakarta, atas segala
bantuan yang telah diberikan kepada praktikan.
4. Rekan-rekan sesama praktikan, atas kerjasamanya.
Kami menyadari ketidaksempurnaan laporan ini, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan demi hasil yang lebih baik dimasa
yang akan datang.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya mahasiswa
Jurusan Teknik Kima.
Yogyakarta, Juni 2015
Penyusun
DAFTAR LAMBANG
KCa : Koefisien transfer massa (detik¹)
At : Luas penampang tabung gelas (cm2)
Ap : Luas penampang pipa (cm2)
Dt : Diameter dalam tabung pipa (cm)
Dp : Diameter dalam pipa (cm)
G : Kecepatan linier udara (cm/dt)
G’ : Kecepatan volumetrik udara (cm3/dt)
L : Tinggi tumpukan (cm)
M : Mol Naftalen yang tersublimasi(gmol)
CAS : Konsentrasi jenuh zat pada interface (gmol/cm³)
CAg : Konsentrasi zat padat setiap saat(gmol/cm³)
t : Waktu (detik)
w : Berat awal naftalen (gram)
Δw : Berat naftalen yang hilang (gram)
µ : Viskositas (gram/cm.detik)
ρ : Densitas (gram/cm3)
INTISARI
Transfer massa adalah gerakan dari satu komponen / lebih dalam suatu fase ke fase yang lain karena adanya gaya pendorong /driving force (perbedaaan konsentrasi). Dalam industri transfer massa digunakan sebagai dasar pemisahan komponen dari suatu campuran, contoh penerapannya seperti drying, absorbsi, kristalisasi dll.
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan besarnya koefisien transfer massa dengan variable tinggi naftalen.
Percobaan ini dilakukan dengan menghembuskan udara dari blower ke tumpukan naftalen yang berada dalam tabung gelas dengan selang waktu tertentu, sehingga berat naftalen semakin berkurang.
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Percobaan I dengan tinggi tumpukan naftalen=3 cm diperoleh harga koefisien transfer massa=
2. Percobaan II dengan tinggi tumpukan naftalen = 5cm diperolreh harga koefisien transfer massa=
3. Percobaan III dengan tinggi tumpukan naftalen= 7 cm diperoleh harga koefisien transfer massa =
4. Hubungan Kca dengan L dapat dinyatakan dalam persamaan Log Kca =
Dari hasil tersebut maka dapat diketahui bahwa semakin tinggi tumpukan naftalen maka harga koefisien transfer massa (KCa) yang diperoleh semakin kecil. Hal ini dikarenakan dengan semakin tinggi tumpukan maka selubung gasnya semakin tebal, sehingga tahanannya semakin besar.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Dalam industri kimia, operasi transfer massa dari satu fase ke fasa yang lain
digunakan sebagai dasar pemisahan komponen dari campurannya. Sebagai contoh
penerapan proses transfer massa dalam pemurnian belerang dengan
menghembuskan udara untuk menghilangkan kotorannya.
Pada percobaan ini dilakukan dengan menggunakan naftalen (C10H8) yang
dikontakkan dengan udara. Naftalen merupakan senyawa hidrokarbon aromatik
yang memiliki rumus bangun sebagai berikut:
Dalam hal ini terjadi transfer massa dari fasa padat (naftalen) ke fasa gas
(udara) yang dikenal dengan sublimasi.
1.2 Tujuan Percobaan.
1. Mencari besarnya koefidien transfer massa (Kca) dengan menggunakan
variabel tinggi tumpukan (L) naftalen.
2. Mencari hubungan koefisien transfer massa (Kca) dengan tinggi tumpukan
naftalen.
1.3 Tinjauan Pustaka.
Transfer massa adalah pergerakan satu komponen atau lebih dalam suatu
fase atau diantara fase. Absorpsi, kristalisasi, ekstraksi, distilasi, humidifikasi dan
pengeringan adalah contoh operasi transfer massa.(Brown,1978)
Transfer massa adalah gerakan dari satu komponen atau lebih dalam satu
fasa ke fasa yang lain. Peristiwa transfer massa diantaranya adalah peristiwa
difusi, ekstraksi, destilasi, dan lain-lain. (Mc Cabe,1983)
Adanya gerakan komponen tersebut disebabkan oleh gaya pendorong
(driving force) yang berupa perbedaan konsentrasi. Gaya pendorong ini akan
merubah kondisi sistem ke kesetimbangan, dimana pada semua bagian sistem
konsentrasinya sama.
Di laboratorium, proses sublimasi dapat dijalankan dengan cara fixed bed
dan fluidized bed. Penyubliman kapur barus pada fixed bed, fasa padat dilalui gas
secara kontinyu. Bila konsentrasi antar muka kedua fasa lebih besar daripada
konsentrasi gas yang mengalir maka terjadi transfer massa langsung dari fasa
padat ke fasa gas. (Brown, 1978)
Pada keadaan steady state, kecepatan perpindahan massa dari padat ke gas.
∂N A
∂ t=K Ca(C AS−C Ag )
............(1)
Dimana:
∂ N A
∂ t : kecepatan zat padat yang hilang tiap satuan waktu(gmol/cm³ detik)
KCa : koefisien transfer massa keseluruhan volumetric(detik¹)
CAS : konsentrasi jenuh zat pada interface (gmol/cm³)
CAg : konsentrasi zat padat setiap saat(gmol/cm³)
(Hardjono,1985)
KCa adalah nilai transfer massa persatuan bidang persatuan beda
konsentrasi dan biasanya didasarkan kecepatan molal yang seragam.(Mc
Cabe,1983)
Dengan menganggap diameter zat padat konstan pada elemen volume
tertentu dalam kondisi steady state dapat ditulis:
G. CAg2 Z +ΔZ
ΔZ
G. CAg1 Z
Neraca massa :
Kecepatan masuk – kecepatan keluar = kecepatan akumulasi
G.A.CAg|z - G.A.CAg
|z+ Δz - KCa . A .(C AS−C Ag) . ΔZ = 0 ……….(2)
Persamaan (2) dibagi ΔZ, sehingga:
G . A .CAg|Z−G . A .CAg|Z +ΔZ
A . Δz= KCa .(C AS−CAg )
LimAz→0
G . A .CAg|Z−G . A .CAg|Z +ΔZ
A . Δz= KCa .(C AS−CAg )
−G . d .C Ag
dz=KCa(C As−C Ag)
dC Ag
CAs−CAg
=−KCa
Gdz
∫C Ag1
C Ag 2 dC Ag
(C AS−CAg )=
−KCa
Gdz
Missal: x = CAS-CAg
dx = -CAg
− ∫C Ag1
C Ag 2dxx
=−KCa
G∫0
L
dz
−Ln . x|C Ag 1
C Ag 2 =−KCa
Gz|0
L
LnCAS−C Ag1
C AS−CAg 2
=K Ca
G. L
Pada aliran masuk belum ada zat padat yang terikat, sehingga CAg
dianggap nol, sehingga :
LnCAS−C Ag1
C AS−CAg 2
=K Ca
G. L
KCa=
GL
LnCAS
(C AS−C Ag ) ........... (3)
Kecepatan perpindahan massa zat padat dalam gas ekivalen dengan
pengurangan berat zat padat satuan waktu, maka dapat ditulis:
G . A (C AS 1−C Ag2 )=mΔt
Karena CAg1 = 0 ,maka
G . A (C AS 1−C Ag1 )=mΔt
CAg1=
1G
.m
A . Δt ............ (4)
Persamaan (4) disubstitusikan ke (3) menjadi:
KCa=GL
LnCAS
(C AS−m
G . A . Δt ) …….. (5)
Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap besarnya koefisien transfer massa dapat
ditentukan dengan analisa dimensi:
KCa= f (G. Dt. Ds. L. ρ. μ.C )
t-1 = k (Lt-1)a (L)b (L)c (L)d (ML-3)e (ML-1t-1)f (ML-2)g
M = e +f + g = 0 ……….(6)
L = a + b + c + 3e – f - 3g = 0 ……….(7)
t = -a – f = -1 ……….(8)
Dari persamaan (6) diperoleh: e=-f-g
(8) diperoleh: a=1-f
Persamaan yang diperoleh disubstitusikan ke (7):
(1-f) + b + c + d – 3 ( -f – g) –f – 3 g = 0
1 + f + b + c + d = 0
B = -d – c – f – c
t-1 = K (G) 1-f(Dt)-d-c-f-1(DS)c(L)d(ρ)-f-g(μ)f(C)g
Kca=K G(G)1-f (Dt)-d(Dt)c(Dt_)-f(Dt)-1(Ds)c(L)d(ρ)-f(ρ)-g(μ)f(C)g
= K G Dt -1 (G-1 Dt-1 ρ-1 μ)f(Dt-1 L)d(Dt-1 DS)c(ρ-1t)g
=
KGDt ( μ
GDt ρ )f
( LDt )
d
( DsDt )
c
(Cρ )
g
..........(9)
KCA =
KGDt
Dengan ( μ
GDt ρ )( LDt )(Ds
Dt )(Cρ )
Dengan mengasumsi L sebagai suatu peubah, sedangkan besaran- besaran
lainnya tetap,maka dari persamaan (9) didapat:
Log K CA = Log K+(Log G-Log Dt)-[f Log μ-f Log (G Dt ρ)]+(d Log L –d Log
Dt)+(c Log Ds-cLog Dt)+(g Log c-g Log ρ)
=d Log L +[Log K + Log G+fLog μ+c Log Ds+g Log c-Log Dt-f Log (G Dt ρ)-d
Log Dt –g Log ρ]
Log KCA =d Log L + c
1.4 Hipotesis.
Pada saat udara mengalir melalui pipa dan masuk kedalam tabung kaca,
konsentrasi udara terhadap naftalen adalah nol atau tidak mengandung naftalen,
sehingga ketika udara berkontak dengan naftalen maka akan terjadi transfer massa
ke dari naftalen ke udara karena adanya drifing force yaitu perbedaan konsentrasi.
Transfer massa terbesar akan terjadi di bagian tumpukan naftalen bagian bawah
karena langsung berkontak dengan udara yang tidak mempunyai konsentrasi
naftalen dan transfer massa terkecil terjadi di bagian tumpukan paling atas karena
udara telah mengandung naftalen. Jadi, koefisien transfer massa akan mempunyai
harga yang berbanding terbalik dengan tinggi tumpukan naftalen. Selain itu bear
koefisien transfer massa akan semakin besar dengan bertambahnya waktu operasi.
Garfik yang didapat akan berupa garis linear, karena pada waktu tertentu
akan memnyentuh garis nol atau tidak terjadi transfer massa sama sekali, yaitu
saat naftalen habis menyublim ke udara.
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan.
Bahan :
- Naftalen (C10H8)
Alat :
- Penggaris
- Stopwatch
- Timbangan
2.2 Gambar dan Rangkaian Alat.
Gambar 2.1 Rangkaian alat transfer massa
Keterangan :
1. Tabung gelas dengan tutup
2. Tumpukan naftalen.
3. Statif
4. Blower
2.3 Cara Kerja dan Bagan Alir.
Cara kerja :
Memasukkan kapur barus atau naftalen ke dalam tabung gelas dengan ketinggian
tertentu, kemudian menimbangnya. Hasil penimbangan dicatat sebagai berat mula-
mula.Memasukkan kembali naftalen ke dalam tabung gelas kemudian
menghidupkan blower. Mematikan blower setelah selang waktu tertentu dan
menimbang naftalen. Hasil penimbangan dicatat sebagai berat akhir. Melakukan
percobaan beberapa kali dengan selang waktu yang sama. Mengulangi kembali
langkah 1 sampai 3 dengan tinggi tumpukan naftalen yang berbeda.
Bagan alir :
Naftalen
Diambil dan ditimbang serta dicatat sebagai berat awal sblm sublimasi
Blower dihidupkan dengan selang waktu tertentu
Setelah selang waktu tersebut, blower dimatikan dan naftalen yang ada di tabung ditimbang dan dicatat sebagai berat akhir
Dimasukkan kedalam tabung gelas dengan ketin\
‘
Dimasukkan kedalam tabung gelas dengan ketinggian tertentu
2.4 Analisa Perhitungan.
*) Menentukan Luas
- Luas penampang tabung gelas : At = 14
. 3,14 . Dt2
- Luas penampang pipa: Ap = 1/4 . 3,14 . Dp2
Dimana: At = Luas penampang tabung gelas (cm2)
Ap = Luas penampang pipa (cm2)
Dt = Diameter dalam tabung pipa (cm)
Dp = Diameter dalam pipa (cm)
*) Menentukan Kecepatan linier Gas
G =
G 'Ap
Dimana: G = Kecepatan linier udara (cm/dt)
G’ = Kecepatan volumetric udara (cm3/dt)
*) Menghitung Koofisien transfer massa (KCa)
KCa=
GL
LNC AS
C AS−( ΔmG . At . Δt )
Dimana: KCa = Koefisien transfer massa keseluruhan volumetric(detik¹)
L = Tinggi tumpukan (cm)
Δm = Mol Naftalen yang tersumblimasi (gmol)
CAS = Konsentrasi jenuh zat pada interface (gmol/cm³)
*) Menghitung % kesalahan
% Kesalahan =
Ydata−YterhitungYdata
X 100 %
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Percobaan.
Kecepatan udara masuk : 360 cm3/detik
Cs : 4,5982.10-6 gmol/liter
Diameter tabung : 5,95 cm
Luas penampang tabung : 27,7909 cm2
Diameter pipa : 1,7 cm
Luas penampang pipa : 2,2686 cm2
Untk L = 3 cm
No.
t(menit)m naftalen (g)
∆w (g) ∆m (gmol)awal akhir
1 175 67.099 66.9865 0.1125 0.000878906
2 175 66.9865 66.8605 0.126 0.000984375
3 175 66.8605 66.7326 0.1279 0.000999219
4 175 66.7326 66.594 0.1386 0.001082813
5 175 66.594 66.4514 0.1426 0.001114062
6 175 66.4514 66.3086 0.1428 0.001115625
Untuk L = 5 cm
No.
t(menit)m naftalen (g)
∆w (g) ∆m (gmol)awal akhir
1 175 92.3938 92.2363 0.1575 0.001230469
2 175 92.2363 92.0667 0.1696 0.001325 3 175 92.0667 91.8931 0.1736 0.00135625 4 175 91.8931 91.7211 0.172 0.00134375
5 175 91.7211 91.5318 0.1893 0.001478906
6 175 91.5318 91.3572 0.1746 0.001364062
Untuk L = 7 cm
No.
t(menit)m naftalen (g)
∆w (g) ∆m (gmol)awal akhir
1 175 147.5228 147.3293 0.1935 0.001511719
2 175 147.3293 147.1278 0.2015 0.001574219
3 175 147.1278 146.9079 0.2199 0.001717969
4 175 146.9079 146.6397 0.2682 0.002095313
5 175 146.6397 146.3853 0.2544 0.0019875
6 175 146.3853 146.1286 0.2567 0.002005469
3.2 Pembahasan.
Secara teori hubungan antara koefisien transfer massa dengan tinggi
tumpukan naftalen adalah semakin tinggi tumpukan naftalen maka harga koefisien
transfer massa semakin kecil, hal ini dapat dijelaskan dengan rumus:
KCA =
GL
LNC AS
C AS−( ΔmG . At . Δt )
Dari persamaan yang digunakan dalam perhitungan dapat diketahui bahwa harga
KCA berbanding terbalik dengan harga L, sehingga semakin besar harga L maka
semakin kecil harga KCA.
Pada percobaan ini kami menggunakan fsriasi tinggi tumpukan naftalen
yang berbeda-beda, yaitu 3, 5 dan 7 cm kemudian dari data yang didapat
dinyatakan dalam grafik hubunngan antara log KCA dan log L seperti berikut:
0.45 0.5 0.55 0.6 0.65 0.7 0.75 0.8 0.85 0.9
-1.95
-1.9
-1.85
-1.8
-1.75
f(x) = − 0.34146081763639 x − 1.65927093898824R² = 0.927560117810637
Hubungan log Kca dan log L
y data
Linear (y data)
log L
log
Kca
Gambar 4.1. grafik hubungan antara log KCA denagan log L.
Dari grafik diatas dapat diamati bahwa semakinm tinggi tumpukan nafalen maka
kecepatan transfer massa naftalen ke udara semakin kecil atau berbanding
terbalik. Hal ini disebabkan karena ketinggian Naftalena menghambat laju alir
udara menuju ke tumpukan naftalena paling atas. Sehingga transfer massa paling
besar terjadi pada bagian paling bawah, dimana tumpukan paling bawah dekat
dengan datangnya udara masuk selain itu dapat diketahui bahwa semakin tinggi
tumpukan kapur barus berarti selubung gasnya semakin tebal dan tahanan
udaranya semakin besar sehingga nilai koefisien transfer massanya (KCA)
semakin kecil
\
BAB IV
KESIMPULAN
1. Semakin besar tinggi tumpukan naptalen maka semakin kecil koefisien
transfer massanya.
2. Hasil percobaan diperoleh :
a. Percobaan I dengan L =3 cm diperoleh harga KCA = 0,09205 detik-1
b. Percobaan II dengan L=5 cm diperoleh harga KCA = 0,07244 detik-1
c. Percobaan III dengan L=7 cm diperoleh harga KCA = 0,06959detik-1
3. Dengan metode “Least Square” diperoleh harga KCA untuk berbagai L mengikuti persamaan linier : Y = -0,34146x + -1,72652 . dengan persen kesalahan rata-rata 3,57 %
DAFTAR PUSTAKA
Brown, G.G, 1978, “Unit Operation”, Modern Asia Edition, Tokyo.
Hardjono, 1985, “Operasi Teknik Kimia II”, Edisi Pertama, Jurusan Teknik
Kimia, Fakultas Teknik UGM.
Mc Cabe, dkk. 1983, “Operasi Teknik Kimia” Edisi keempat, Jilid 2, Erlangga,
Jakarta.
LAMPIRAN
Luas penampang tabung : At = π4
. (Dt)2
= π4
. (5,9)2
= 27,7909625 cm2
Luas penampang pipa : Ap= π4
. (Dp)2
=π4
. (1,7)2
.....= 2,26865 cm2
Kecepatan udara masuk : G = 360
2,26865 = 158,6846803 cm/detik
Menentukan harga koefisien trnsfer massa (KCA) :
Pada L = 3 cm
Untuk data 1, m = 0,00087891 gmol
K
Ca=
GL
LNC AS
C AS−( ΔMG . At . Δt )
KCA=
158,6847 cm /dt3 cm
Ln( 0 ,0000045982 gmol /cm3
0 , 0000045982 gmol /cm3−(0,00087891 gmol
(158,6847 cm /dtk ) (27,791 cm2 ) (175 dtk ) ) )= 0,013102241 detik-1
Untuk selanjutnya memakai analog yang sama sehingga diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Data KCA untuk naftalen L= 3cm
No, m (gmol) KCA(dtk-1)1 0,00087891 0,0131022412 0,00098438 0,0146747283 0,00099922 0,014896045
4 0,00108281 0,0161424255 0,00111406 0,0166083696 0,00111563 0,016631666
rata-rata KCA 0,01534258
Pada L= 5 cm
Untuk data 1, m = 0,001230469 gmol
K
Ca=
GL
LNC AS
C AS−( ΔMG . At . Δt )
KCA=
158,6847 cm /dt5 cm
Ln( 0 ,0000045982 gmol /cm3
0 , 0000045982 gmol /cm3−(0,001230 gmol
(158,6847 cm /dtk ) (27,791 cm2 ) (175 dtk ) ) )=0,011006428 detik-1
Untuk selanjutnya memakai analog yang sama sehingga diperoleh data sebagai
berikut:
Tabel 1. Data KCA untuk naftalen L= 5 cm
No. m (gmol) KCA (dtk-1)
1 0,001230469 0,0110064282 0,001325 0,0118521593 0,00135625 0,0121317454 0,00134375 0,012019915 0,001478906 0,0132291416 0,001364062 0,012201641
rata- rata KCA 0,012073504
Pada L= 7 cm
Untuk data 1, m = 0,001511719 gmol
K
Ca=
GL
LNC AS
C AS−( ΔMG . At . Δt )
KCA==
158,6847 cm /dt7 cm
Ln( 0 ,0000045982 gmol /cm3
0 , 0000045982gmol /cm3−(0,00151172gmol
(158,6847 cm /dtk ) (27,791 cm2 ) (175 dtk ) ) )= 0,009659085 detik-1
Untuk data yang selanjutnya memakai analog yang sama sehingga diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3. Data KCA untuk naftalen L = 7 cm
No. m (gmol) KCA (dtk-1)1 0,00151172 0,0096590852 0,00157422 0,0100585163 0,00171797 0,0109772334 0,00209531 0,0133890425 0,0019875 0,0126999286 0,00200547 0,012814779
rata-rata KCA 0,011599764
Menentukan hubungan KCA dan L
Bentuk umum: Y= aX + b
Dimana: Y= log KCA
X= log L
a= slope
b= intercept
a = (n*ΣXY - ΣX*ΣY) / (n*ΣX2 –(ΣX)2)
b = (ΣY – a* ΣX) / n
No. L KCA x = log L y = log KCA x2 xy
1 3 0,015341277 0,477121 -1,814140,22764469
2-
0,865564033
2 5 0,012072165 0,69897 -1,918210,48855906
7-
1,340774629
3 7 0,011598012 0,845098 -1,935620,71419069
7-
1,635785665
∑ 15 0,039011454 2,021189 -5,667971,43039445
6-
3,842124327
a = (3*-3,842124327)-( 2,021189*-5,66797)/(3*1,430394456-(2,021189)2
= -0,341460818
b = (-5,66797 - 0,341460818 * 2,021189) / 3
= -1,726515369
Y = aX + b
Log KCA = -0,341460818 * X + -1,726515369
Menghitung % kesalahan:
% kesalahan =
Ydata−YterhitungYdata
X 100 %
Persamaan: Log KCA = -0,341460818 * X + -1,726515369
Y hitung = -0,341460818 * log L + -1,726515369
= -0,341460818 * (0,477121) + -1,726515369
= -1,889433583
% kesalahan =
-1,8141-(-1,88943358 )-1,8141
X 100 %
= 4,1505 %
Untuk data yang lainnya analog dengan cara yang sam asehingga didapat data seperti berikut:
Tabel 4. Data y hitung dan % kesalahan
No. x= log L y= log KCA y hitung % kesalahan1 0,47712125 -1,81413849 -1,88943358 4,150460022 0,69897 -1,91821483 -1,96518624 2,448704223 0,84509804 -1,93561645 -2,01508324 4,10550293
% kesalahan rata-rata 3,56822239
Membuat grafik hubungan log KCA dan log L